The fact that the number of stable elements is limited can be explained by

recalling that the nucleus contains positively charged protons. Repulsive forces
exist between the protons, just like the repulsive forces between electrons
discussed in chapter 1. We can visualize the neutrons simply as material
separating the positive charges. Tabel 2.2 shows that, as the number of
protons increase, the number of neutrons in the most common isotope of each
element increases at a faster rate. Beyond bismuth, the number of positive
charges in the nucleus becomes too large to maintain nuclear stability, and the
repulsive forces prevail.

Kebenaran bahwa jumlah elemen yang stabil itu terbatas dapat dijelaskan
dengan mengingat bahwa nukleus mengandung proton bermuatan positif.
Kekuatan repulsif ada di antara proton, sama seperti kekuatan yang menolak di
antara elektron yang dibahas di Bab 1. Kita dapat memvisualisasikan neutron
hanya sebagai bahan yang memisahkan muatan positif. Tabel 2.2 menunjukkan
bahwa, seiring bertambahnya jumlah proton, jumlah neutron dalam isotop
yang paling umum dari setiap elemen meningkat pada tingkat yang lebih cepat.
Di luar bismuth, jumlah muatan positif di nukleus menjadi terlalu besar untuk
menjaga stabilitas nuklir, dan kekuatan yang menjijikkan pun terjadi.

To gain a better understanding of the nucleus, we can devise a quantum ( or

shell ) model of the nucleus. Just as bhor visualized electrons as existing in
quantum levels, so we can visualize layers of protons and neutrons ( together
called the nucleons ). Thus, within the nucleus, protons, and neutrons will
independently fill energy levels corresponding to the principal quantum
number n. However, the anguler momentum quantum number l is not limited
as it is for electrons. In fact, for nucleons, the filling order starts with 1s, 1p, 2s,
1d . . . each nuclear energy level is controlled by the same magnetic quantum
number rules as electrons, so there are one s level, three p levels, and five d
levels. Both nucleons have spin quantum numbers that can be +1/2 or -1/2

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang nukleus, kita bisa
merancang sebuah kuantum (atau shell) model nukleus. Sama seperti elektron
yang divisualisasikan seperti yang ada pada tingkat kuantum, sehingga kita
dapat memvisualisasikan lapisan proton dan neutron (yang disebut nukleon).
Jadi, di dalam nukleus, proton, dan neutron secara independen akan mengisi
tingkat energi yang sesuai dengan bilangan kuantum utama n. Namun,
momentum angular bilangan kuantum l tidak terbatas seperti pada elektron.
Sebenarnya, untuk nukleon, urutan pengisian dimulai dengan 1s, 1p, 2s, 1d. . .
Setiap tingkat energi nuklir dikendalikan oleh peraturan bilangan kuantum
magnetik yang sama dengan elektron, jadi ada s tingkat satu, p tingkat tiga,
dan d tingkat lima. Kedua nukleon tersebut memiliki bilangan kuantum spin
yang bisa menjadi +1/2 atau -1/2

Using these rules, we find that, for nuclei, conpleted quantum levels contain 2,
8, 20, 28, 50, 82, and 126 nucleons of one kind ( compared with 2, 10, 18, 36,
54, and 86 for electrons ). Thus the first completed quantum level corresponds
to the 1s2 configuration, the next with the 1s2 1p6 2s2 1d10. These levels are
filled independently for protons and for neutrons. We find that, just like the
quantum levels of electrons, completed nucleon levels confer a particular
stability on a nucleus. For example, the decay of all naturally occurring
radioactive elements beyond lead results in the formation of lead isotopes, all
of which have 82 protons.

Dengan menggunakan peraturan ini, kita menemukan bahwa, untuk nukleus,

tingkat kuantum yang terkandung mengandung 2, 8, 20, 28, 50, 82, dan 126
nukleon dalam satu jenis (dibandingkan dengan 2, 10, 18, 36, 54, dan 86 untuk
elektron ). Dengan demikian, tingkat kuantum selesai pertama sesuai dengan
konfigurasi 1s2, berikutnya dengan 1s2 1p6 2s2 1d10. Tingkat ini diisi secara
independen untuk proton dan neutron. Kami menemukan bahwa, seperti
tingkat kuantum elektron, kadar nukleon yang lengkap memberikan stabilitas
tertentu pada nukleus. Misalnya, peluruhan semua unsur radioaktif alami di
luar hasil timbal dalam pembentukan isotop timbal, yang kesemuanya memiliki
82 proton.