Professional Documents
Culture Documents
ANALISA KASUS
31
32
Pada pasien ini, dari anamnesis didapatkan keluhan muntah hitam dan BAB
hitam 7 jam SMRS, kepala pusing ada, pandangan berkunang-kunang ada, badan
lemas ada. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 103x/menit dengan kesan sinus
takikardi pada saat masuk di IGD, konjungtiva palpebra pucat ada, mukosa mulut dan
lidah pucat ada, palmar pucat ada. Pada pemeriksaan penunjang diadapatkan HB 9,4
mg/dl, MCV hitung 89,74 dengan kesan anemia normokrom normositter. Di dalam
pendekatan diagnostik anemia normokrom normositter diperlukan pemeriksaan
retikulosit. retikulosit yang meningkat dengan riwayat perdarahan akut dapat
didiagnosis dengan anemia pasca perdarahan akut. Pada pasien ini dilakukan
pemeriksaan Hb pada tanggal 07 januari 2017 didapatkan HB 7,0 gr/dl, retikulosit 5
mg/dl dengan indeks retikulosit 2,1% direncanakan untuk dilakukan transfusi PRC
sbanyak 600cc. Dilakukan evaluasi HB pada tanggal 13 januari 2017 yaitu 10,8 g/dl.
III.2 Osteoartritis
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit persendian yang kasusnya paling
umum dijumpai secara global. Berdasarkan data WHO tahun 2004, diketahui bahwa
OA diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa di kawasan
Asia Tenggara. Di Indonesia, OA merupakan penyakit reumatik yang paling banyak
ditemui dibandingkan kasus penyakit reumatik lainnya. Berdasarkan data Badan
Kesehatan Dunia (WHO), penduduk yang mengalami gangguan OA di Indonesia
tercatat 8,1% dari total penduduk.5
Osteoartritis adalah penyakit kronis yang belum diketahui secara pasti
penyebabnya. Penyakit ini ditandai dengan kehilangan tulang rawan sendi secara
bertingkat. Terdapat dua jenis penyakit OA berdasarkan faktor yang mendasarinya
yaitu OA primer dan OA sekunder. Pada sebagian kasus, penyakit OA muncul tanpa
faktor predisposisi yang jelas sehingga disebut OA primer. Sedangkan pada OA
sekunder terdapat faktor penyakit yang mendasarinya terutama penyakit metabolik.
Adapun beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan timbulnya OA yaitu umur,
jenis kelamin, ras, keturunan, metabolik, riwayat trauma, obesitas, pekerjaan dan
kepadatan tulang.5,9
Secara etiopatogenesis osteoartritis adalah kegagalan perbaikan kerusakan
sendi yang disebabkan oleh stress mekanik yang berlebih. Faktor mekanik yang
mendasari OA adalah peningkatan stress intrartikular patologis, yang terjadi akibat
peningkatan kuantitatif dari pembebanan sendi (misalnya pembebanan impulsif
berulang). Beban impulsif menyebabkan jejas mikro pada tulang subkondral dan
rawan sendi yang melebihi kemampuan sendi untuk memperbaiki kerusakan.
Inflamasi pada osteoartritis timbul sekunder akibat produk degradasi rawan sendi dan
tulang 5,10
36
Tabel 2. Kriteria diagnosis osteoartritis lutut berdasarkan kriteria ACR tahun 198612
Klinis dan Laboratorium Klinis dan radiografi Klinis
Nyeri lutut dan Nyeri lutut dan Nyeri lutut dan
setidaknya 5 dari 9 setidaknya 1 dari 3 setidaknya 3 dari 6
kriteria berikut : kriteria berikut : kriteria berikut :
1. Usia > 50 tahun 1. Usia > 50 tahun 1. Usia > 50 tahun
2. Kaku sendi < 30 menit 2. Kaku sendi < 30 2. Kaku sendi < 30
3. Krepitus menit menit
4. Nyeri tulang 3. Krepitus 3. Krepitus
5. Pembesaran tulang 4. Nyeri Tulang
6. Tidak teraba hangat 5. Pembesaran Tulang
pada palpasi 6. Tidak teraba hangat
7. LED <40 mm/jam pada palpasi
8. Faktor reumatoid (RF)
< 1: 40
9. Cairan sinovial
petanda OA (jernih,
viscous, atau hitung
leukosit < 2000/mm)
Pada pasien ini kami diagnosa dengan osteoartritis genu dextra didapatkan
dari anamnesa yaitu pasien laki-laki, usia 65 tahun dengan pekerjaan tukang sayur
keliling dan obesitas, mengeluh nyeri pada lutut kanan, sakit terutama jika dibawa
aktifitas. Kaku pada lutut kanan di pagi hari selama 15 menit, nyeri terutama pada
saat pasien berubah posisi dari duduk ke berdiri. Pasien menderita sakit nyeri lutut
sejak 6 tahun yang lalu.
Pemeriksaan Fisik didapatkan Genu dextra : bengkak (-), nyeri tekan (+),
palpasi hangat (-), ROM aktif pasif terbatas, krepitasi (+).
Pada pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan LED 35 mm/jam.
Kami lakukan pemeriksaan radiologis didapatkan spur pada kondilus medial lateral
os tibia, eminentia interkondilaris dan os patella dextra dan celah sendi femorotibial
menyempit. Dengan kesan OA genu dextra grade III
37
ventrikel sampai tahap tertentu dan pada akhirya akan terjadi gangguan kontraksi
miokard (penurunan /gangguan fungsi diastolik).11
Pada pasien ini tidak didapatkan keluhan sesak, fatig, maupun nyeri dada.
Pasien memiliki riwayat hipertensi selama 10 tahun dan rutin minum obat amlodipine
5 mg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 180/90 mmhg. Pada
pemeriksaan penunjang elektrokardiografi didapatkan kesan sinus takikardia. Pada
echocardiografi didapatkan kesan HHD
III.6. Obesitas
Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan antara
tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan
berat badan yang melampau ukuran ideal. Klasifikasi yang digunakan untuk
pengukuran masa tubuh (IMT) pada orang dewasa Asia menggunakan klasifikasi
WHO12
Tabel 2. Klasifikasi pengukuran indeks massa tubuh (IMT) pada orang dewasa Asia.
(Klasifikasi WHO)12
Klasifikasi IMT (kg/m2)
Underweight < 18,5
Normal 18,5-22,9
Overweight /23
Berisiko 23-24,9
Obes I 25-29,9
Obes II /30
Pada Pasien didapatkan pemeriksaan RBW 129 % dengan IMT 30,07 kg/m2
(status gizi obesitas) maka pasien dapat didiagnosis dengan obesitas dan perlunya
konsul bagian gizi klinik untuk mengatasi masalah malnutrisi pada pasien.