Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
Stroke atau yang dikenal juga dengan istilah Gangguan Peredaran darah Otak
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global, dengan gejala-gejala yang terjadi
mendadak dan berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian,
utama yang menyebabkan kematian. Dari data South East Asian Medical Information
Indonesia yang kemudian diikuti secara berurutan oleh Filipina, Singapura, Brunei,
Malaysia, dan Thailand. Dari seluruh penderita stroke di Indonesia, stroke non
hemoragik merupakan jenis yang paling banyak diderita yaitu sebesar 52,9%, diikuti
hemoragik (stroke iskemik) dan stroke hemoragik. Stroke hemoragik dapat berupa
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang secara
cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya
2.2 Epidemiologi
Insidens serangan stroke pertama sekitar 200 per 100.000 penduduk per tahun.
banyak pula kasus stroke dijumpai. Perbandingan antara penderita pria dan wanita
hampir sama. Prevalensi stroke berkisar 5-12 per 1000 penduduk. MacDonald et al.
(2000) yang meneliti prevalensi dari berbagai jenis penyakit susunan saraf
2.3 Etiologi
1) Stroke Iskemik
Stroke iskemik atau stroke non hemoragik merupakan penurunan aliran darah
ke otak yang disebabkan vasokonstriksi akibat penyumbatan di satu atau lebih arteri
4
besar pada sirkulasi serebrum sehingga suplai darah ke otak mengalami penurunan.
Sekitar 80% sampai 85% stroke adalah stroke iskemik. Klasifikasi stroke iskemik
Attack (TIA): defisit neurologis membaik dalam waktu kurang dari 24 jam yang
Ischaemic Neurological Deficit (RIND): defisit neurologis membaik lebih dari 24 jam
merupakan stroke yang sedang berjalan dan semakin parah dari waktu ke waktu, 4)
Vasokonstriksi
2) Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik, yang merupakan sekitar 15% sampai 20% dari semua
stroke, dapat terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga
otak.
disekitarnya).
A. Perdarahan Intraserebral
Peningkatan tekanan darah patologis merusak dinding pembuluh darah arteri yang
talamus, nukleus serebeli dan pons. Substansia alba serebri jarang terkena.
hipertensi atrerial bila tidak terdapat di salah satu lokasi predileksi untuk perdarahan
B. Perdarahan Subaraknoid
karena cedera kepala menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak dianggap sebagai
stroke. Perdarahan subaraknoid dianggap stroke hanya jika terjadi secara spontan
kecelakaan atau jatuh. Sebuah perdarahan spontan biasanya hasil dari pecahnya
aneurisma mendadak di sebuah arteri otak, yaitu pada bagian aneurisma yang
pada saat kelahiran (bawaan), atau dapat berkembang kemudian, yaitu setelah
ditemukan pada titik bifurcatio arteri intracranial. Aneurisme ini terbentuk pada lesi
dinding pembuluh darah yang sebelumnya telah ada, baik kerusakan struktural
sakular adalah arteri comunicans anterior (40%), bifurkasio arteri serebri media di
7
fisura sylvii (20%), dinding lateral arteri karotis interna (pada tempat berasalnya
arteri oftalmika atau arteri komunikans posterior, 30%) dan basilar tip (10%).
Faktor yang berperan dalam meningkatkan resiko terjadinya stroke terdiri atas
faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor yang dapat dimodifikasi dijelaskan
Diabetes Mellitus Setelah faktor risiko stroke yang lain telah dikendalikan,
diabetes meningkatkan risiko stroke tromboemboli
sekitar dua kali lipat hingga tiga kali lipat berbanding
orang-orang tanpa diabetes. Diabetes dapat
mempengaruhi individu untuk mendapat iskemia
serebral melalui percepatan aterosklerosis pembuluh
darah yang besar, seperti arteri koronari, arteri karotid
atau dengan, efek lokal pada mikrosirkulasi serebral.
Hiperlipidemia Makanan kaya lemak jenuh dan kolesterol dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh dan
berpengaruh pada resiko aterosklerosis dan penebalan
pembuluh darah sehingga resiko terkena penyakit
jantung dan stroke.
Merokok Penelitian meta-analisis angka studi, menunjukkan
bahwa merokok jelas menyebabkan peningkatan risiko
stroke untuk segala usia dan kedua jenis kelamin,
tingkat risiko berhubungan dengan jumlah batang rokok
yang dihisap, dan penghentian merokok mengurangi
risiko, dengan resiko kembali seperti bukan perokok
dalam masa lima tahun setelah penghentian.
Alkohol Berlebih Ada peningkatan risiko infark otak, dan perdarahan
subaraknoid, dikaitkan dengan penyalahgunaan alkohol
pada orang dewasa muda. Mekanisme dimana etanol
dapat menghasilkan stroke termasuk efek pada darah
tekanan, platelet, osmolalitas plasma, hematokrit, dan
sel-sel darah merah. Selain itu, alkohol bisa
menyebabkan miokardiopati, aritmia, dan perubahan di
darah aliran otak dan autoregulasi.
10
2.5 Patofisiologi
Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi di mana saja di dalam
arteri-arteri yang membentuk Sirkulus Willisi (Gambar 2.1). Bisa terjadi di arteri
Secara umum, apabila aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15 sampai 20
menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan. Perlu diingat bahwa oklusi di suatu
arteri tidak selalu menyebabkan infark di daerah otak yang diperdarahi oleh arteri
tersebut. Alasannya adalah bahwa mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang memadai ke
daerah tersebut. Proses patologik yang mendasari mungkin salah satu dari berbagai
proses yang terjadi di dalam pembuluh darah yang memperdarahi otak. Patologinya dapat
berupa (1) keadaan penyakit pada pembuluh itu sendiri, seperti pada aterosklerosis dan
trombosis, robeknya dinding pembuluh, atau peradangan; (2) berkurangnya perfusi akibat
12
gangguan status aliran darah, misalnya syok atau hiperviskositas darah; (3) gangguan
aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang berasal dari jantung atau
pembuluh ekstrakranium; atau (4) ruptur vaskular di dalam jaringan otak atau ruang
subaraknoid.6
Suatu stroke mungkin didahului oleh Transient Ischemic Attack (TIA) yang
serupa dengan angina pada serangan jantung. TIA adalah serangan-serangan defisit
neurologik yang mendadak dan singkat akibat iskemia otak fokal yang cenderung
membaik dengan kecepatan dan tingkat penyembuhan bervariasi tetapi biasanya dalam
24 jam. TIA mendahului stroke trombotik pada sekitar 50% sampai 75% pasien.6
13
1) Stroke Iskemik6
pecah dari dinding pembuluh darah dan akan terbawa sebagai emboli ke aliran darah
hilangnya fungsi otak secara akut atau permanen pada daerah yang terlokasi.
cara:
perdarahan aterom
emboli
Embolus akan menyumbat aliran darah dan terjadilah anoksia jaringan otak di
bagian distal sumbatan. Di samping itu, embolus juga bertindak sebagai iritan yang
Ketika arteri tersumbat secara akut oleh trombus atau embolus, maka area
sistem saraf pusat (SSP) yang diperdarahi akan mengalami infark jika tidak ada
‘penumbra iskemik’ yang tetap viable untuk suatu waktu, artinya fungsinya dapat
2) Stroke Hemoragik6
Stroke hemoragik, yang merupakan sekitar 15% sampai 20% dari semua
stroke, dapat terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga
otak. Sebagian dari lesi vaskular yang dapat menyebabkan perdarahan subarakhnoid
(PSA) adalah aneurisma sakular dan malformasi arteriovena (MAV). Mekanisme lain
pada stroke hemoragik adalah pemakaian kokain atau amfetamin, karena zat-zat ini
terjadi akibat cedera vaskular yang dipicu oleh hipertensi dan ruptur salah satu dari
banyak arteri kecil yang menembus jauh ke dalam jaringan otak. Biasanya perdarahan
di bagian dalam jaringan otak menyebabkan defisit neurologik fokal yang cepat dan
memburuk secara progresif dalam beberapa menit sampai kurang dari 2 jam.
Hemiparesis di sisi yang berlawanan dari letak perdarahan merupakan tanda khas
aneurisma yang bergantung pada diameter dan perbedaan tekanan di dalam dan di
luar aneurisma. Setelah pecah, darah merembes ke ruang subarakhnoid dan menyebar
ke seluruh otak dan medula spinalis bersama cairan serebrospinalis. Darah ini selain
otak secara langsung oleh karena tekanan yang tinggi saat pertama kali pecah, serta
1. Stroke Hemoragik
Hemoragik intraserebral
kejang pada saat permulaan. Kesadaran dapat terganggu pada keadaan awal
dan menjadi jelas dalam waktu 24-48 jam pertama bila volume darah lebih
16
dari 50 cc. Karena jaringan otak terdorong, maka timbul gejala defisit
Hemoragik Subaraknoid
mendadak dan disertai nyeri kepala hebat, penurunan kesadaran dan muntah.
Distribusi umur penderita ini umumnya terjadi pada usia muda dan lebih
kesadaran.
tampilan klinis, dari yang ringan hingga yang berat. Gambaran klinis stroke iskemik
dapat berupa kelemahan anggota tubuh (jarang pada kedua sisi), hiperrefleksia
Tabel 2.3 Perbedaan Klinis Stroke non Hemoragik dan Stroke Hemoragik
2.8 Diagnosis
serangan, gejala seperti nyeri kepala, mual, muntah, rasa berputar, kejang, gangguan
visual, penurunan kesadaran, serta faktor resiko stroke (hipertensi, diabetes, dan lain-
lain).6
tubuh. Pemeriksaan kepala dan leher (misalnya cedera kepala akibat jatuh saat
18
kejang, bruit karotis, dan tanda-tanda distensi vena jugular pada gagal jantung
kongestif). Pemeriksaan torak (jantung dan paru), abdomen, kulit dan ektremitas. 6
otak, system motorik, sikap dan cara jalan, reflex, koordinasi, sensorik dan fungsi
kognitif. 6
pemeriksaan baku emas atau MRI yang dapat mendeteksi stroke yang terjadi kurang
daari 3 jam. CT scan merupakan alat pentinguntuk membedakan tipe stroke (iskemik
atau perdarahan) secara definitif. Selain itu juga, berguna untuk mengetahui lokasi
Kesadaran:
Pembacaan:
2.9 Penatalaksanaan14
sedini mungkin, karena ‘jendela terapi’ dari stroke hanya 3-6 jam. Hal yang harus
dilakukan adalah:
Circulation)
gagal napas
rontgen toraks
tromboplastin parsial
fisik
2.10 Prognosis
Prognosis stroke dapat dilihat dari 6 aspek yakni: death, disease, disability,
terjadi pada stroke fase awal atau pasca stroke. Untuk mencegah agar aspek
tersebut tidak menjadi lebih buruk maka semua penderita stroke akut harus
dimonitor dengan hati-hati terhadap keadaan umum, fungsi otak, EKG, saturasi
oksigen, tekanan darah dan suhu tubuh secara terus-menerus selama 24 jam setelah
serangan stroke.15
infark lakuner cukup baik karena tingkat ketergantungan dalam activity daily living
(ADL) hanya 19 % pada bulan pertama dan meningkat sedikit (20 %) sampai tahun
stroke yang bertahan hidup menjadi tergantung dalam beberapa aspek aktivitas
hidup sehari-hari. Dari berbagai penelitian, perbaikan fungsi neurologik dan fungsi
21
aktivitas hidup sehari-hari pasca stroke menurut waktu cukup bervariasi. Suatu
penelitian mendapatkan perbaikan fungsi paling cepat pada minggu pertama dan
Prognosis stroke juga dipengaruhi oleh berbagai faktor dan keadaan yang
terjadi pada penderita stroke. Hasil akhir yang dipakai sebagai tolok ukur
life, serta mortalitas. Menurut Hornig et al., prognosis jangka panjang setelah TIA
dan stroke batang otak/serebelum ringan secara signifikan dipengaruhi oleh usia,
diabetes, hipertensi, stroke sebelumnya, dan penyakit arteri karotis yang menyertai.
Pasien dengan TIA memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan pasien
dengan TIA memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan pasien dengan
stroke minor. Tingkat mortalitas kumulatif pasien dalam penelitian ini sebesar 4,8
BAB 3
KESIMPULAN
yang terdiri dari tanda-tanda klinis dari gangguan fokal ataupun global dari fungsi
serebral yang terjadi dengan cepat atau akut berlangsung lebih dari 24 jam akibat
gangguan aliran darah otak Stroke diklasifikasikan menjadi stroke iskemik dan stroke
hemoragik.
Gejala klinis bergantung pada lokasi dan ukuran lesi dan hematoma pembuluh
darah pecah/lesi. Dalam penentuan, pertama yang penting adalah anamnesis untuk
mengetahui jenis stroke harus diperhatikan kapan dan bagaimana gejala awal defisit
neurologis, gejala penyerta dan riwayat penyakit sehingga bisa dihitung dalam Siriraj
score.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain melihat kekuatan otot, reflek
fisiologi, reflek patologi dan juga dibutuhkannya juga pemeriksaan penunjang seperti
Pengobatan pada serangan stroke adalah sesuai gejala yang ada tergantung
dengan kondisi pasien. Perilaku hidup seseorang menentukan kejadian itu sendiri
contohnya dalam mengontrol tekanan darah dimana tekanan darah adalah faktor
DAFTAR PUSTAKA