Professional Documents
Culture Documents
dengan gambaran adanya pembesaran, edema, dan vili vesikuler sehingga menunjukkan berbagai
ukuran trofoblas profileratif tidak normal. Molahidatidosa terdiri dari: molahidatidosa komplit
dan molahidatidosa parsial; perbedaan antara keduanya adalah berdasarkan morfologi, gambaran
klinik patologi, dan sitogenik. 4
Molahidatidosa parsial merupakan triploid yang mengandung dua set kromosom paternal
dan satu set kromosom maternal, tetapi pada triploid akibat dua set kromosom maternal tidak
menjadi molahidatidosa parsial. Pada molahidatidosa parsial, seringkali terdapat mudigah atau
jika ditemukan sel darah merah berinti pada pembuluh darah vili korialis. 4
Tidak dianjurkan evakuasi ulangan rutin. (SOGC: III-C, RCOG: III/IV-C).2124 Jika
setelah evakuasi awal gejala (misalnya perdarahan pervaginam) menetap, maka perlu di-
konsultasikan dengan pusat skrining sebelum dilakukan pembedahan (RCOG: IV-C); pasien
dengan perdarahan pervaginam abnormal menetap pascakehamilan non-mola, perlu melakukan
uji kehamilan untuk menyingkirkan kemungkinan neoplasia troto- blastik gestasional (NTG).
NTG menetap dipertimbangkan pada semua perempuan yang mengalami gejala respiratori akut
atau gejala neurologi pascakehamilan. (RCOG III/Iv-C)i Pada molahidatidosa parsial, jika
ukuran janin tidak memungkinkan di- lakukan kuret isap, maka dapat digunakan terminasi
medis; tetapi terjadi peningkatan risiko PTG menetap. (SOGC: III-C)4
Klasifikasi
1. Mola Hidatidosa Komplit: merupakan hasil kehamilan tidak normal tanpa adanya embrio-
janin, dengan pembengkakan hidrofik vili plasenta dan seringkali memiliki hiperplasia
trofoblastik pada kedua lapisan. 3
2. Mola Hidatidosa Parsial: merupakan triploid yang mengandung dua set kromosom paternal
dan satu set kromosom maternal, tetapi pada triploid akibat dua set kromosom maternal tidak
menjadi mola hidatidosa parsial. Seringkali terdapat mudigah atau jika ditemukan sel darah
merah berinti pada pembuluh darah vili.3
3. Mola Invasif: neoplasia trofoblas gestasional dengan gejala adanya vili korialis disertai
pertumbuhan berlebihan dan invasi sel-sel trofoblas. Jaringan mola invasif melakukan penetrasi
jauh ke miometrium, kadang-kadang melibatkan peritoneum, parametrium di sekitarnya atau
dinding vagina. Mola invasif terjadi pada sekitar 15% pasien pascaevakuasi mola hidatidosa
komplit.3
Prognosis
Kematian pada mola hidatidosa disebabkan oleh perdarahan, infeksi, payah jantung atau
tirotoksikosis. Di negara maju kematian karena mola hampir tidak ada lagi. Akan tetapi , di negara
berkembang masih cukup tinggi yaitu berkisar antara 2,2 % dan 5,7 % . Sebagian dari pasien mola akan
segera sehat kembali setelah jaringannya dikeluarkan , tetapi ada sekelompok perempuan yang
kemudian menderita degenerasi keganasan menjadi koriokarsinoma. Persentase keganasan yang
dilaporkan oleh berbagai klinik sangat berbeda - beda , berkisar antara 5,56 % . Bila terjadi keganasan ,
maka pengelolaan secara khusus pada divisi Onkologi Ginekologi.1