You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini kota Semarang telah jauh berkembang dari tahun-tahun sebelumnya,
pembangunan-pembangunan fisik yang dilakukan diperkotaan semakin pesat, dan
perkembangan permukiman permukiman yang ada semakin meningkat. Seiring
dengan perkembangan pembangunan yang ada di Kota Semarang turut menambah
permasalahan perkotaan yang terjadi, seperti pertumbuhan jumlah penduduk yang
semakin meningkat tiap tahunya yang tidak sebanding dengan ketersediaan lahan
permukiman yang semakin berkurang. Hal ini menyebabkan Masyrakat memilih
untuk menempati lahan-lahan illegal yang ada di Kota Semarang seperti daerah-
daerah yang ada di sempadan sungai.

Perkembangan permukiman yang ada di sempadan sungai juga


mengakibatkan permasalahan baru terhaap sungai tersebut. Kawasan sempadan
sungai atau floodplain memiliki peran yang cukup penting dalam menjaga dan
mempertahankan fungsi dari sungai itu sendiri yang kebanyakan digunakan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seharai hari. Selain itu kawasan
sempadan sungai berfungsi untuk menampung luapan sungai dimusim hujan dan
memiliki kelembaban tanah yang lebih tinggi dibandingkan kelembaban tanah pada
ekosistem daratan. (Budi Kurniawan Mokodongan,2014).

Sempadan sungai juga dapat di jadikan sebagai sarana ruang terbuka hijau
khususnya di daerah perkotaan untuk mendukung Undang-Undang No. 26 Tahun
2007 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, dimana Ruang Terbuka Hijau di
tetapkan 20 persen oleh pemerintah dan 10 persen oleh private dengan total 30 persen
dari total luas kawasan tersebut. Salah satu potensi pengembangan ruang terbuka
hijau adalah kawasan sempadan sungai, karena kawasan tersebut telah dinyatakan
sebagai kawasan perlindungan setempat (Budi Susetyo, 2014).

Dengan berkembangnya permukiman disekitar sempadan sungai membuat


masyarakat memilih sungai tersebut sebagai lokasi untuk membuang limbah-limbah rumah
tangga mereka, hal ini tentunya semakin meperparah kondisi dari sungai tersebut akibatnya
terjadi sumbatan sumbatan di sepanjang sungai akibat dari sampah sampah tersebut, dan tentu
saja dapat menimbulkan terjadinya banjir dan bencana alam lainya yang dapat
membahayakan keselamatan dari masyrakat yang bermukim di sempadan sungai tesebut.
Karena seringnya dijadikan sebagai tempat buangan sampah sampah oleh masyrakat,
sehingga banyak Masyarakat yang orientasi bangunan rumahnya memilih untuk
membelakangi sungai tersebut (Natalia Riza Putri Ayodiya, 2013).

Namun saat ini sempadan sungai yang seharusnya menjadi tempat perlindungan
untuk masyrakat setempat justru di jadikan sebagai sala satu kawasan permukiman illegal
yang mayoritas permukiman tersebut memiliki kepadatan yang cukup tinggi dan juga
memiliki tingkat kekumuhan yang cukup tinggi. Seperti yang terjadi di sempadan sungai
Banjir Kanal Timur Kota Semarang, tepatnya di kelurahan Kaligawe

Perkembangan permukiman di kawasan sempadan sungai tersebut mengakibatkan


penyempitan dan sedimentasi terhadap sungai tersebut, dan hal ini mengakibtakan banjir
kanal timur tidak mampu lagi menampung debit air yang masuk ke banjir kanal timur dan
menyebabkan terjadinya banjir di sekitar Sungai tersebut. Banjir yang terjadi ini tidak hanya
terjadi saat musim hujan saja, namun saat musim kemarau juga yang diakibatkan oleh luapan
ROB dari laut jawa yang masuk melewati banjir kanal timur dan sungai sungai kecil lainya.
Hal ini terjadi karena tidak berfungsinya banjir kanal timur sebagai semestinya dimana fungsi
utamanya adalah mengalirkan aliran sungai dari gunung ungaran menuju laut jawa. Namun
kondisi saat ini justru dijadikan sebagai pembuangan dari drainase-drainase perkotaan yang
ada di Kota Semarang.
1.2 Alasan Pemilihan Studi

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas peneliti memilih judul ini karena
dampak permasalahan yang terjadi akibat aktifitas Masyrakat yang ada di sempadan
sungai banjir kanal timur telah menyebabkan permasalahan yang cukup besar,
kendati telah dilakukakan berbagai upaya seperti pengerukan di sekitar aliran banjir
kanal timur namun tidak juga permasalhan ini kunjung terselesaikan. Semoga dengan
dilakukanya penelitian ini dapat membantu menyelesaikan permasalhan banjir kanal
timur ini yang dihadapi oleh pemerintah Kota Semarang.

1.3 Rumusan Masalah

Permasalhan utama yang dihadapi oleh dalam penelitian ini adalah alih fungsi lahan
yang ada di sempadan sungai banjir kanal timur menjadi kawasan permukiman
illegal yang menyebabkan fungsi utama banjir kanal timur tidak lagi berjalan
sebagaimana mestinya dan terjadi penyempitan serta pendangkalan sungai banjir
kanal timur.
Semakin meningkatnya Terjadinya pendangkalan dan Masyarakat merasa memiliki AKIBAT
jumlah rumah rumah illegal hak tinggal di sempadan Inti
sedimentasi di Sungai Banjir Kanal
yang berdiri diatas sempadan Timur yang menyebabkan terjadinya sungai karena telah Masalah
sungai banjir di Kelurahan Kaligawe menempatinya sekian tahunn

AKIBAT

SEBAB
INTI Aktifitas Masyrakat yang ada di Sempadan Sungai Banjir Kanal Timur menyebabkan
MASALAH Tidak Berfungsinya Banjir Kanal Timur Seperti Bagaimana Mestinya

SEBAB

Kurangnya ketersediaan Kurangnya pemahaman masyrakat Penanganan permukiman kumuh


lahan diperkotaan sebagai tentang pengelolaan kawasan illegal di sempadan sungai belum
sarana permukiman sempadan sungai sebagai kawasan secara tegas dilaksanakan oleh
masyrakat perlindungan setempat pemerintah

Sumber: Hasil Analisis Penyusun 2016

Gambar 1.1 Pohon Masalah

1.4 Tujuan dan Sasaran

1.4.1 Tujuan

Tujuan dari studi ini yaitu untuk menemukan solusi penaganana


permasalahan yang ada di banjir Kanal Timur Kota Semarang yang sering
menyebabkan terjadinnya banjir di Kelurahan Kaligawe.
1.4.2 Sasaran

Sasaran pada studi ini antara lain:


1. Menganalisis penyebab Masyrakat memilih untuk bermukim di sekitar
Sempadan sungai Banjir Kanal Timur Kota Semarang.
2. Mengkaji Aktifitas Masyrakat yang menyebabkan perubahan fungsi Banjir
Kanal Timur Kota Semarang.
3. Menemukan solusi permasalahan dalam penanganan Banjir Kanal Timur
Kota Semarang.
Inti
Masalah
Mengurangi peningkatan Mencegah terjadinya pendangkalan Masyarakat merasa memiliki
jumlah rumah – runah dan penyempitan sungai banjir kanal hak tinggal di sempadan
illegal yang berdiri di timur Kota Semarang sungai karena telah
sempadan sungai
menempatinya sekian tahunn

SEBAB
TUJUAN

TUJUAN Masyrakat Dapat Memahami Tentang Bagaimana Pengelolaan Permukiman Sempada


UTAMA Sungai Banjir Kanal Timur Sehingga Bisa Berfungsi Sebagaimana Mestinya

SARANA

Meningkatnya ketersediaan Masyarakat akan paham Optimalnya penanganan


lahan di perkotaan sebagai bagaimana pengelolaan sempadan permukiman kumuh illegal di
sarana permukiman sunngai sebagai kawasan Sempadan Sungai yang
masyarakat. perlindungan setempat. dilaksanakan oleh pemerintah.

Gambar 1.2 Pohon Tujuan


1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian meliputi 2 aspek, yaitu ruang
lingkup wilayah/teritorial dan ruang lingkup materi/substansial secara lebih jelas
mengenai kedua ruang lingkup tersebut akan di uraian sebagai berikut:

1.5.1 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi dalam studi ini adalah kajian mengenai aktivitas
Masyrakat yang menyebabkan tidak berfungsinya sungai banjir kanal timur di
Kelurahan Kaligawe Kota Semarang sebagaimana mestinya. Adapun ruang lingkup
materi yang akan dibahas dalam studi ini meliputi:
1. Perkembangan Permukiman
2. Sempadan Sungai
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi Banjir Kanal Timur
4. Sejarah Banjir Kanal Timur

1.5.2 Ruang Lingkup Wilayah

1.5.2.1 Ruang Lingkup Wilayah


Adapun ruang lingkup wilayah studi ini Berada di Sekitar aliran Sungai
Banjir Kanal Timur Kota Semarang yang tepatnya berada di Kelurahan
Kaligawe dan memiliki batas administrasi sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Kel. Tambakrejo
 Sebelah Selatan : Kel. Mlatiharjo
 Sebelah Barat : Kel. Rejomulyo
 Sebelah Timur : Kel. Muktiharjo Lor

KEASLIAN PENELITIAN

Penelitian mengenai permukiman kumuh di sempadan sungai telah menjadi


sala satu permasalahan yang sedang dihadapi seluruh kota kota di Indonesia dan juga
telah banyak penelitian penelitian yang dilakukan oleh para ahli-ahli untuk
menyelesaikan permasalahan permukiman kumuh khususnya yang ada di sempadan
sungai di Indonesia. Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti adalah
mengenai Model Kebijakan Permukiman Kampung Code Utara di Tepi Sungai Code,
Yogyakarta, oleh Natalia Riza Putri Ayodiya ,dimana sala satu permasalahn yang
dihadapi oleh masyrakat yang tinggal di sempadan sungai kali code adalah
permasalhan banjir lahar dingin yang terjadi apabila gunung merapi meluapkan lahar
dinginya sehingga masyrakat yang tinggal di sempadan sungai kali code terkena
dampak banjir lahar dingin tersebut. Penelitian tersebut melihat daerah mana saja
yang akan terkena dampak dari luapan banjir lahar dingin tersebut. Penelitian yang
dilakukan oleh Esty Poedjioetami mengenai Penataan Ulang Kawasan Bantaran
Sungai Dengan Menghadirkan Sentra Ekonomi Dan Rekreasi Kota dalam rangka
menyelesaikan permasalahan permukiman kumuh yang menempati bantaran sungai
dengan menghadirkan sentra kegiatan ekonomi dan rekreasi kota sebagai upaya untuk
meningkatkan kondisi ekonomi atau taraf hidup masyarakatnya. Hal tersebut
merupakan sala satu contoh penanganan permukiman kumuh yang baik, namun
dalam proses perencanaanya belum memperhatikan peraturan perundangan
undangan yang berlaku dalam undang undang tata ruang, contohnya seperti
penempatan bangunan komersil yang memiliki jarak minimal tertentu dari sempadan
sungai. Penelitian yang dilakukan oleh Budi Kurniawan dkk adalah mengenai
Identifikasi Pemanfaatan Kawasan Bantaran Sungai Dayanan Di Kotamobagu
Kalimantan tengah hanya merupakan proses identifikasi kawasan eksisiting saja.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti diatas
masih berbicara mengenai satu topic permasalahan tanpa ada kaitan antara
permasalahan yang satu dengan yang lainya. Untuk itu saya mengambil judul
PENGARUH AKTIVITAS MASYRAKAT TERHADAP TINGKAT KEKUMUHAN DI
SEMPADAN SUNGAI BANJIR KANAL TIMUR KELURAHAN KALIGAWE, KOTA
SEMARANG untuk lebih mengetahui permasalhan utama yang sedang dihadapi oleh
Masyrakat kaligawe yaitu permasalhan banjir/rob dan kekumuhan di sekitar
sempadan sungai banjir kanal timur yang keduanya saling berpengaruh sehingga
dalam proses penyelesaian permasalahan tersebut harus melakukan penelitian yang
mendalam dari berbagai aspek aspek yang turut mempengaruhi permasalhan
banjir/rob dan kekumuhan di sekitar sempadan sungai tersebut.
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
No. Judul Penelitian Pengarang Metodologi Hasil Penelitian
1 Analisis Kebijakan Pemerintah Reza Sasanto1, Aip Syaifuddin Deskriftif Kebijakan mengenai penanganan
Dalam Penanganan Khair pemukiman illegal dibantaran Kali
Permukiman Ilegal Di Bantaran Jurusan Teknik Planologi – Pesanggrahan adalah tanggungjawab
Sungai Studi Kasus: Universitas Esa Unggul semua stakeholders yang terlibat dalam
Bantaran Kali Pesanggrahan penanganan maupun peran sertanya
Kampung Baru, Kedoya mengenai keberadaan pemukiman
Utara Kebon Jeruk (Jurnal ilegal tersebut yang di wujudkan dalam
PLANESATM Volume 1, Nomor2, tindakan dan peran serta dalam
November 2010). penanganan
squatters di Kampung Baru.
pemanfaatan ruang di kawasan
Budi Kurniawan kuantitatif dengan bantaran Sungai Dayanan Kelurahan
2 Mokodongan1, Rieneke L.E. analisis deskriptif Gogagoman terindentifikasi didominasi
Identifikasi Pemanfaatan Kawasan Sela2,& Hendriek H. oleh
Bantaran Sungai Dayanan Di Karongkong (Program Studi kawasan budidaya dibandingkan
Kotamobagu (November 2014) Perencanaan Wilayah dan Kota dengan kawasan non budidaya, dengan
PWK) persentase untuk kawasan budidaya
98.21% dan
kawasan non budidaya 1.79%.
3 Model Kebijakan Permukiman Keberadaan Kampung Code Utara yang
Kampung Code Utara di Tepi Natalia Riza Putri Ayodiya Teknik analisis berada di tepi Sungai Code sangat
Sungai Code (Jurnal Pembangunan diskriptif kualitatif menguntungkan
wilayah, Oktober 2013) sekaligus merugikan yaitu di satu sisi
masyarakat dapat memenuhi kebutuhan
No. Judul Penelitian Pengarang Metodologi Hasil Penelitian
air baku dan mendapatkan lokasi
permukiman yang strategis, tapi di sisi
lain ekologis sungai terancam
kualitasnya terus memburuk dan
masyarakat beresiko terkena bencana
banjir yang dapat
datang sewaktu-waktu.
4 Penataan Ulang Kawasan Bantaran Esty Poedjioetami Kualitatif penyelesaian permukiman kumuh yang
Sungai menempati bantaran sungai adalah
Dengan Menghadirkan Sentra dengan menghadirkan sentra kegiatan
Ekonomi Dan Rekreasi Kota ekonomi dan rekreasi kota sebagai
(Jurnal rekayasa perencanaan, juli upaya untuk meningkatkan kondisi
2008) ekonomi atau taraf hidup
masyarakatnya.
5 Pengaturan Zonasi Penggunaan Enni Lindia Mayona,MT, Kualitatif Dominasi fungsi utama Kawasan
Lahan Di Kawasan Tepian Das Zulfadly Urufi, M.Eng, Tepian DAS Kahayan Kelurahan
Kahayan (April 2009) Ridwandoni ST Pahandut ialah zona perumahan
terbatas karena terdapat kawasan
lindung
berupa sempadan sungai. Setelah dibuat
mekanisme aturan izin pemanfaatan
ruang di tiap zona maka upaya
pengendalian pemanfaatan ruang
selanjutnya
ialah menentukan aturan pemanfaatan
ruang pada zona-zona tersebut disertai
No. Judul Penelitian Pengarang Metodologi Hasil Penelitian
aturan variansi dan aturan insentif serta
disinsentif tiap zona.
6 Peran Dinas Cipta Karya Dan Tata Alfian Kualitatif Undang-undang atau peratruan yang
Kota Dalam Penataan selama ini dibuat pemerintah,
Perumahan Pemukiman Kawasan dianggap belum dilaksanakan secara
Garis Sempadan Sungai (Journal tegas di lapangan. Namun
Ilmu Pemerintahan 2014) sebenarnya kita tidak dapat
menyalahkan para aparat yang ada di
lapangan, sebab terkadang esensi
undang-undang tersebut secara
kultural historis memang sangat sulit
untuk dilaksanakan.

7 Erencanaan Lanskap Sungai Kukuh Widodo Dan Kawan Kualitatif Sungai yang fungsional dan yang
Kelayan Sebagai Kawan memiliki kondisi biofisik yang baik
Upaya Revitalisasi Sungai Di Kota serta yang dapat mencirikan waterfront
Banjarmasin city di perkotaan merupakan
Kalimantan Selatan konsep dasar dalam perencanaan
lanskap. Untuk mencapai kondisi
tersebut langkah yang dapat
dilakukan adalah dengan merehabilitasi
dan mengkonservasi nilai
biofisik lanskap Sungai Kelayan
pada masing-masing zon
No. Judul Penelitian Pengarang Metodologi Hasil Penelitian
8 Prinsip Pengaturan Zonasi Untuk Fatimah Ratna Sari(1), Denny Kualitatif Pada kawasan tepi Sungai Siak belum
Pengembangan Kawasan Tepi Zulkaidi(2) terdapat pengaturan zonasi untuk tepi
Sungai. Studi Kasus: Sungai Siak, sungai, untuk selanjutnya
Kota Pekanbaru direkomendasikan kepada pemerintah
Kota Pekanbaru untuk penyusunan
pengaturan zonasi kawasan tepi Sungai
Siak dengan mempertimbangkan dan
memperhatikan karakteristik sungai,
tipologi sungai, fungsi sungai, kegiatan
– kegiatan yang dapat dilakukan di
badan sungai, tepi sungai dan dataran,
seperti kawasan lindung setempat dan
budidaya,
9 Analisis Keselarasan Letak Anton Setyadi Kualitatif Sebagian besar pemanfaatan lahan
Bangunan Dan Pemanfaatan Lahan dan letak bangunan tidak selaras
Terhadap Peraturan Sempadan dengan peraturan pemerintah
Sungai Menggunakan Citra Satelit yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan
Quickbird Umum No. 63 Tahun 1993.
(Kasus Sepanjang Sungai Code,
Kota Yogyakarta)
No. Judul Penelitian Pengarang Metodologi Hasil Penelitian
10 Strategi Penyusunan Pola Tata Dra. Sri Suminar, MP, Ir. Kualitatif Letak bantaran Sungai Winongo baik
Komunitas Berbasis Christine S.W, MP, Drs. yang berada di Kelurahan
Partisipasi Masyarakat Bantaran Hartono, M.Si Wirobrajan maupun Notoprajan berada
Sungai Winongo di pusat kota, menjadi daya
(Studi Kasus Di Kelurahan tarik utama, selain adanya kemudahan
Wirobrajan Dan Notoprajan Kota dalam kepemilikan. Sebagian
Yogyakarta) besar responden berusia produktif
dengan mata pencaharian di sektor
informal. Alasan sebagian besar
responden bertempat tinggal di
bantaran sungai karena tidak punya
tempat tinggal lain, meskipun
dengan sarana dan prasarana yang
sangat minim dan terkesan kumuh
untuk kelayakan hidup.
No. Judul Penelitian Pengarang Metodologi Hasil Penelitian
11 Pengaruh Penataan Bantaran Tony Karim Kualitatif Program penataan bantaran sungai Bau-
Sungai Bau-Bau Bau yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Terhadap Pola Hunian Masyarakat Kota BauBau memberikan perubahan
Di Kelurahan kualitas lingkungan pada masyarakat
Tomba Dan Bataraguru Kota Bau- yang tinggal
Bau disekitarnya menjadi lebih baik.
Program ini juga mendapat apresiasi
positif dari
masyarakat yang tinggal dikawasan
tersebut, karena terdapat 81,5%
responden
yang menyatakan bahwa program
penataan ini bermanfaat bagi mereka
12 Peran Dinas Cipta Karya Dan Tata Alfian Kualitatif penataan peruamahan permukiman,
Kota Dalam Penataan konsep yang diberikan oleh dinas
Perumahan Pemukiman Kawasan tata kota berdasarkan peraturan yang
Garis Sempadan Sungai telah ditetapkan oleh pemerintah
(Studi Kasus Kelurahan Sungai daerah atau pusat agar penataan kota
Keledang Kecamatan Samarinda lebaih baik dan terorganisir.
Seberang)
No. Judul Penelitian Pengarang Metodologi Hasil Penelitian
13 Pengendalian Pemanfaatan Ruang I MADE KARTIKA Kualitatif Rencana tata ruang, dan proses
Penataan ruang secara keseluruhan,
sejauh ini belum mampu sepenuhnya
memenuhi harapan terwujudnya ruang
wilayah yang nyaman, produktif, dan
berkelanjutan. Hal ini ditunjukan oleh
masih adanya permasalahan terkait
pemanfaatan lahan yang tidak
memperhatikan daya dukung
lingkungan, konversi pemanfaatan
lahan yang tidak terkendali, dan
inefisiensi pengaturan fungsi
ruang
14 Perubahan Pengaturan Peruntukan Tulus Wahjuono Kulitatif Faktor yang mendasari perubahan
Kawasan pengaturan
Dalam Hukum Penataan Ruang peruntukan kawasan dalam hukum
(Studi Politik Hukum Atas penataan ruang
Kebijakan Penataan Ruang Kota Kota Malang meliputi faktor
Malang) permasalahan
penataan ruang Kota Malang dan faktor
deviasi
RTRW terhadap fakta di lapangan,
No. Judul Penelitian Pengarang Metodologi Hasil Penelitian
15 Kebijakan Pelembagaan Penataan Agus Nugraha Kualitatif wewenang dan tanggung jawab
Ruang Daerah penyelenggaraan penataan ruang berada
pada tangan kepala daerah,
maka tentu implementasinya akan
banyak bergantung pada komitmen,
kreasi dan kemampuan kepala daerah
dalam mendayagunakan sumber daya
daerahnya, demi terwujudnya tata ruang
yang baik bagi
kesejahteraan masyarakat.
1.6 Kerangka Pikir

Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan suatu kawasan atau perkotaan yang semakin pesat
tidak berbanding lurus dengan ketesediaan sarana yang dijadikan tempat tinggal
untuk masyrakat yang ada di perkotaan. Akibatanya masyrakat yang tidak memiliki
lahan untuk tinggal lebih memilih sempadan sungai untuk mendirikan bangunan
mereka. Sebagian besar juga alasan masyrakat mendirikan permukiman di
sempadan sungai
Rumusan khusunya di sempadanTujuan
Masalah sungai Banjir Kanal Timur, Kel. Kaligawe
Sasaran

a) Perkembangan Mengetahu upaya a) Mengidentifikasi


permukiman ilegal di pengelolaan permukiman pemanfaatan ruang di kawasan
sempadan Sungai BKT sempadan sungai BKT kota sempadan sunngai
Semarang sehingga bisa b) Merumuskan rekomendasi
b) Pendangkalan dan pengelolaan Banjir Kanal Timur sehingga
berfungsi sebagamana
Sedimentasi BKT bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
mestinya
Kajian Teori Tentang Kawasan a) UU No. 26 Tahun 2007
tentang penataan ruang
Sempadan Sungai Banjir Kanal
b) Permen PU No 8 Tahun 2015
TimurDan Permukiman Kumuh
tentang penetapan garis
sempadan sungai dan garis
sempadan danau hijau di
kawasan perkotaan
INPUT

Analisis Kajian megenai aktifitas


PROSES Masyrakat di Sempadan Banjir Kanal
Timurm Kel. Kaligawe

OUTPUT Kesimpulan dan


Rekomendasi

You might also like