Professional Documents
Culture Documents
TEKNIK KIMIA I
Kelompok 1
Ridho Permana Putra (1607112136)
Cici Wirnasari (1507120869)
Rizka Sholeha (1507113702)
Daratul Laila (1607110606)
Emiliana (1607110954)
Percobaan 3
Fluidisasi
Asisten Praktikum :
Zamrahtul Mahdi
Dosen Pengampu :
Dr. Desy Heltina, ST., MT.
Fluidisasi
Kelompok 1:
Ridho Permana Putra (1607112136)
Cici Wirnasari (1507120869)
Rizka Sholeha (1507113702)
Daratul Laila (1607110606)
Emiliana (1607110954)
Catatan Tambahan:
i
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pernyataan Masalah ............................................................................ 1
1.2 Tujuan Percobaan ............................................................................... 2
iii
3.3 Rangkaian Alat ................................................................................................... 17
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Fenomena fluidisasi dengan variasi laju alir gas ............................. 3
Gambar 2.2 Fenomena fluidisasi pada sistem gas-padat ...................................... 4
Gambar 2.3 Fenomena Fixed Bed ............................................................................... 4
Gambar 2.4 Fenomena Minimum................................................................................ 5
Gambar 2.5 Fenomena Homogenously ...................................................................... 5
Gambar 2.6 Fenomena Bubbling ................................................................................. 5
Gambar 2.7 Fenomena Slugging .................................................................................. 6
Gambar 2.8 Fenomena Channeling ............................................................................ 6
Gambar 2.9 Fenomena Disperse .................................................................................. 6
Gambar 2.10 Kurva Karakteristik Fluidisasi Ideal .................................................... 10
Gambar 3.1 Rangkaian Alat Fluidisasi ...................................................................... 17
Gambar 4.1 Grafik hubungan Pressure drop perhitungan dan Pressure drop
praktikum terhadap Flowrate ................................................................ 19
Gambar 4.2 Grafik hubungan Porositas vs Flowrate............................................. 19
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Umf maka kita bisa menentukan titik awal terjadinya fluidisasi dan kita akan dapat
menghitung berapa hilang tekanan yang terdapat pada awal fluidisasi (Tim
Penyusun, 2017).
Konsep dasar dari suatu partikel unggun yang terfluidisasi dapat
diilustrasikan dengan fenomena yang terjadi saat adanya perubahan laju alir gas
seperti pada gambar di bawah ini.
4
Gambar 2.4 Fenomena Minimum
5
partikel padat. Pada kondisi ini terjadi penolakan sehingga partikel-partikel
padat seperti terangkat.
6
Fenomena-fenomena fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-
faktor berikut:
a. Laju alir fluida dan jenis fluida.
b. Ukuran partikel dan bentuk partikel.
c. Jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel.
d. Porositas unggun.
e. Distribusi aliran.
f. Distribusi bentuk ukuran fluida.
g. Diameter kolom.
h. Tinggi unggun.
Faktor-faktor di atas merupakan variabel-variabel dalam proses fluidisasi
yang akan menentukan karakteristik proses fluidisasi tersebut.
...............................................(2.1)
7
U = Kecepatan alir superfisial fluida
s= Luas permukaan spesifik partikel
...................................................(2.2)
.......................................(2.3)
atau
..........................................(2.4)
..........................(2.5)
Dimana: k1 = 150
k2 = 1,75
a. Aliran laminer (Re = 20), sehingga kinetic energy losses bisa diabaikan
b. Aliran turbulen (Re = 1000), sehingga viscous losses bisa diabaikan
8
2.3 Unggun Terfluidisasikan (Fluidized bed)
Menurut Lee (1972), untuk unggun terfluidisasikan persamaan yang
menggambarkan ∆P/L dan U yang biasanya digunakan adalah persamaan Ergun,
yaitu:
.....................(2.6)
adalah kecepatan superficial fluida minimum dimana fluida mulai terjadi. Harga Umf
bisa diperoleh dengan mengkombinasikan persamaan (2.6) dengan persamaan
(2.7) sebagai berikut:
....... (2.8)
Untuk keadaan ekstrim yaitu yaitu letika aliran laminer (Re < 20) kecepatan
fluidisasi minimum adalah
......................................(2.9)
.................................... (2.10)
9
Gambar 2.10 Kurva Karakteristik Fluidisasi Ideal
Keterangan:
Garis AB = menunjukkan kehilangan tekanan pada daerah unggun diam
Garis BC = menunjukkan keadaan dimana unggun telah terfluidakan
Garis DE = menunjukkan kehilangan tekanan pada daerah unggun diam pada
waktu kita menurunkan kecepatan air fluida
10
2.6 Evaluasi Parameter‐parameter dalam Peristiwa Fluidisasi
2.6.1 Densitas partikel
Padatan dapat dibedakan menjadi 3 bagian berdasarkan densitasnya yaitu
bulk, skeletel, dan particle. Densitas bulk merupakan pengukuran berat dari
keseluruhan partikel dibagi dengan volume partikel. Pengukuran ini menyertakan
faktor kekosongan dalam poripori partikel. Skeletel adalah densitas suatu padatan
jika porositasnya nol. Adapun densitas partikel adalah berat dari suatu partikel
dibagi dengan volumenya dengan menyertakan poripori. Jika tidak ada nilai untuk
densitas partikel, maka pendekatan untuk densitas partikel dapat diperoleh dengan
membagi dua densitas bulk (Davidson, 1963).
................................(2.11)
....................................................(2.12)
11
Akan tetapi, tidak semua fluida liquid pasti menghasilkan fluidisasi
partikulat, hal ini dipengaruhi oleh perbedaan densitas. Dalam kasus dimana
densitas fluida dan solid tidak terlalu berbeda, ukuran partikel kecil, dan kecepatan
aliran fluida rendah, unggun akan terluidisasi merata dengan tiap partikel bergerak
sendiri-sendiri melewati jalur bebas rata-rata ( mean free path ) yang relatif sama.
Fase padat ini memiliki banyak karakteristik liquid dan disebut fluidisasi
partikulat. Pada fluidisasi partikulat, ekspansi yang terjadi adalah seragam dan
persamaan Ergun, yang berlaku untuk unggun diam, dapat dikatakan masih
berlaku untuk unggun yang agak mengembang. Andaikan aliran di antara partikel-
partikel itu adalah laminar, persamaan yang berlaku untuk hamparan yang
mengalami ekspansi adalah
......... ...............................(2.13)
12
lebih besar dan fluidisasi yang terjadi tidak merata. Sebagian besar fluida
melewati unggun dalam bentuk gelembung (bubbles). Disini, unggun memiliki
banyak karakteristik liquid dengan fasa fluida terjadi pada saat gas
menggelembung melewati unggun. Fluidisasi jenis ini disebut fluidisasi agregat.
Partikel unggun yang lebih ringan, lebih halus, dan bersifat kohesif sangat sukar
terfluidisasi karena gaya tarik antar partikel lebih besar daripada gaya seretnya.
Partikel cenderung melekat satu sama lain dan gas menembus unggun dengan
membentuk channel. Pengembangan volume unggun dalam fluidisasi gelembung
terutama disebabkan oleh volume yang dipakai oleh gelembung uap, karena fase
rapat pada umumnya tidak berekspansi dengan peningkatan aliran. Dalam
penurunan berikut ini, aliran gas melalui fase rapat diandaikan sama dengan Umf
dikalikan dengan fraksi unggun yang diisi oleh fase rapat, ditambah sisa aliran gas
yang dibawa oleh gelembung, sehingga:
........................................(2.14)
13
pengolahan di samping ada beberapa reaktor gas zat padat lama yang bekerja
dengan prinsip ini. Contohnya adalah dalam tranportasi lumpur dan tranportasi
pneumatic (Mc Cabe, 1985).
Ketika laju alir fasa fluida melewati kecepatan terminal partikel, unggun
terfluidisasi akan kehilangan identitasnya karena partikel solid terbawa dalam
aliran fluida. Metoda pengangkutan ini sering digunakan dalam industri, biasanya
dengan udara sebagai fasa fluida, antara lain untuk mengangkut produk dari
pengering semprot (spray dryers). Keuntungan metoda ini adalah kehilangan yang
terjadi sedikit, prosesnya bersih, dan kemampuannya untuk memindahkan
sejumlah besar solid dalam waktu singkat. Tetapi kerugiannya antara lain ada
kemungkinan terjadi kerusakan partikel solid serta korosi pada pipa mungkin
besar (Mc Cabe, 1985).
14
serta ada kemungkinan terjadi kerusakan partikel karena kecepatan operasi
yang terlalu besar.
2. Tenaga untuk memompa fluida sehingga terjadi fluidisasi harus besar
untuk unggun yang besar dan dalam.
3. Ukuran dan tipe partikel yang dapat digunakan dalam teknik ini terbatas.
4. Karena sifat unggun terfluidisasi yang kompleks, seringkali terjadi
kesulitan dalam mengubah skala kecil menjadi skala industri.
5. Adanya erosi terhadap bejana dan sistem pendingin.
6. Butiran halus akan terbawa aliran sehingga mengakibatkan hilangnya
sejumlah tertentu padatan.
15
16
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
17
(4) Water flowmeter
(5) Air flowmeter
(6) Column No 2
(7) Column No 1
(8) Water pump
(9) Air compressor
(10) Water sump tank
18
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil dari percobaan fluidisasi ini menggunakan 3 macam partikel yaitu
pasir halus, zeolit dan arang aktif dengan menggunakan fluida gas yaitu udara
tekan, untuk menetukan pressure drop dan kondisi atau fenomena fluidisasi serta
berapa tinggi partikel dalam bed selama percobaan yang terdapat pada lampiran.
10000
1200
1600
2000
2400
2800
3200
3600
4000
4400
4800
5200
5600
6000
6400
6800
7200
7600
8000
8400
8800
9200
9600
800
0
Gambar 4.1 Grafik hubungan Pressure drop perhitungan dan Pressure drop
praktikum terhadap Flowrate
P Vs porositas
0.8
0.6
0.4
P
0.2
porositas
0
-0.2 0 2000 4000 6000 8000 10000
-0.4
flow rate
3200
3600
4000
4400
4800
5200
5600
6000
6400
6800
7200
7600
8000
8400
8800
19200
09600
800
0
0
0
0
Pressure Drop Pressure drop perhitungan
Gambar 4.3 Grafik hubungan Pressure drop perhitungan dan Pressure drop
praktikum terhadap Flowrate
P Vs porositas
0.8
0.6
0.4
P
0.2 porositas
0
-0.2 0 2000 4000 6000 8000 10000
flow rate
Gambar 4.5 Grafik hubungan Pressure drop perhitungan dan Pressure drop
praktikum terhadap Flowrate
20
P Vs porositas
1
0.5
0
P
0.5
10000
1200
1600
2000
2400
2800
3200
3600
4000
4400
4800
5200
5600
6000
6400
6800
7200
7600
8000
8400
8800
9200
9600
800
0
Gambar 4.7 Grafik hubungan Pressure drop perhitungan dan Pressure drop
praktikum terhadap Flowrate
P Vs porositas
1
0.5
0
P
21
3.1.2 Zeolit
a. ID 53 mm, Tinggi Bed 2,5 cm
10000
1200
1600
2000
2400
2800
3200
3600
4000
4400
4800
5200
5600
6000
6400
6800
7200
7600
8000
8400
8800
9200
9600
800
0
Gambar 4.9 Grafik hubungan Pressure drop perhitungan dan Pressure drop
praktikum terhadap Flowrate
P vs porositas
4000000
3000000
P
2000000
1000000 porositas
0
0 2000 4000 6000 8000 10000
flow rate
Gambar 4.11 Grafik hubungan Pressure drop perhitungan dan Pressure drop
praktikum terhadap Flowrate
22
P vs porositas
1
0.8
0.6
P
0.4
0.2 porositas
0
0 2000 4000 6000 8000 10000
flow rate
10000
1200
1600
2000
2400
2800
3200
3600
4000
4400
4800
5200
5600
6000
6400
6800
7200
7600
8000
8400
8800
9200
9600
800
0
Gambar 4.13 Grafik hubungan Pressure drop perhitungan dan Pressure drop
praktikum terhadap Flowrate
P vs porositas
1
0.8
0.6
P
0.4
porositas
0.2
0
0 2000 4000 6000 8000 10000
flow rate
23
d. ID 65, Tinggi Bed 3.5cm
10000
1200
1600
2000
2400
2800
3200
3600
4000
4400
4800
5200
5600
6000
6400
6800
7200
7600
8000
8400
8800
9200
9600
800
0
Gambar 4.15 Grafik hubungan Pressure drop perhitungan dan Pressure drop
praktikum terhadap Flowrate
P vs Porositas
0.8
0.6
P
0.4
0.2 porositas
0
0 2000 4000 6000 8000 10000
flow rate
Gambar 4.17 Grafik hubungan Pressure drop perhitungan dan Pressure drop
praktikum terhadap Flowrate
24
P vs Porositas
1
0.5
0
0 2000 4000 6000 8000 10000
P
-0.5 Porositas
-1
-1.5
-2
flow rate
10000
1200
1600
2000
2400
2800
3200
3600
4000
4400
4800
5200
5600
6000
6400
6800
7200
7600
8000
8400
8800
9200
9600
800
0
Gambar 4.19 Grafik hubungan Pressure drop perhitungan dan Pressure drop
praktikum terhadap Flowrate
P Vs Porositas
0.8
0.6
0.4
0.2
P
0 Porositas
-0.2 0 2000 4000 6000 8000 10000
-0.4
-0.6
flow rate
25
c. ID 65 mm, Tinggi Bed 2.5 cm
10000
1200
1600
2000
2400
2800
3200
3600
4000
4400
4800
5200
5600
6000
6400
6800
7200
7600
8000
8400
8800
9200
9600
800
0
Gambar 4.21 Grafik hubungan Pressure drop perhitungan dan Pressure drop
praktikum terhadap Flowrate
P vs Porositas
1
0.5
0
P
2800
3200
3600
4000
4400
5200
5600
6000
6400
6800
7200
7600
8000
8400
8800
9200
9600
10000
4800
800
0
Gambar 4.23 Grafik hubungan Pressure drop perhitungan dan Pressure drop
praktikum terhadap Flowrate
26
P vs Porositas
1
0.5
P
0
0 2000 4000 6000 8000 10000 Porositas
-0.5
-1
flow rate
4.2 Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan adalah penentuan pressure
drop pada keadaan fixed bed dan fluidized bed, dimana percobaan ini
menggunakan 3 partikel yaitu pasir halus, zeolit dan arang aktif. Variabel dalam
percobaan ini adalah diameter kolom, laju alir, tinggi unggun, dan jenis bahan.
Dimana diameter yang digunakan adalah 53 mm untuk kolom I dan 65 mm untuk
kolom II, dengan variasi tinggi sebesar 2.5 cm dan 3.5 cm, selain itu kecepatan
laju alir awal yang digunakan sebesar 0 L/jam sampai dengan 10000 L/jam
dengan kecepatan supervisial selang 400L/jam.
27
pressure drop perhitungan, yaitu tinggi bed, diameter partikel, viskositas fluida,
densitas fluida, kecepatan superfisial fluida, dan porositas unggun. Dimana data-
data yang mendukungnya terlampir pada lampiran. Misalnya saja untuk data
tinggi bed, ukuran partikel yang digunakan tidak seragam dan sama besar, hal ini
menyebabkan partikel yang berukuran lebih kecil terseret aliran fluida terlebih
dahulu di bandingkan dengan partikel yang lebih besar. Hal ini akan
mempengaruhi pengamatan terhadap tinggi bed. Sehingga flow rate yang
diberikan semakin besar, maka pressure drop yang terjadi juga akan semakin
besar. Bahkan nilai pressure drop pada bahan pasir halus jauh lebih besar
dibandingkan dengan pressure drop yang terjadi pada bahan zeolit dan arang aktif
baik pada ID 53 ataupun pada ID 65. Hal ini disebabkan oleh berat partikel pasir
halus yang jauh lebih ringan dibandingkan dengan zeolit dan arang aktif. Selain
itu diameter partikel juga menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan hal
tersebut.
Hubungan antara ketinggian unggun dengan pressure drop adalah
berbanding lurus, dimanan semakin tinggi unggun maka nilai pressure drop akan
semakin tinggi pula. Pressure drop yang semakin tinggi dengan bertambah
tingginya unggun di sebabkan oleh flow rate yang semakin besar. Saat flow rate
yang diberikan semakin besar, maka gaya seret yang bekerja pada unggun akan
semakin besar dan mengakibatkan timbulnya fenomena fluidisasi pada unggun
serta ketinggian unggun akan meningkat pula. Saat unggun-unggun mengalami
penambahan tinggi maka akan terjadi perbedaan tekanan antara unggun-unggun
tersebut, dimana nilainya akan berbanding lurus dengan tinggi unggun yang
terjadi.
Variasi material akan menyebabkan perbedaan diameter partikel dan
densitas material. Semakin besar densitas material maka dibutuhkan daya dorong
fluida yang lebih besar untuk membuat unggun bergerak. Untuk zeolit yang
berdiameter lebih besar dibanding bahan yang lain, meskipun digunakan flow rate
maksimum nilai pressure dropnya tetap. Ini disebabkan zeolit memiliki diameter
yang besar menyebabkan flow rate maksimum tidak cukup untuk membuat
unggun ini bergerak. Nilai pressure drop sendiri akan berbanding lurus dengan
28
penambahan tinggi unggun, maka saat tinggi unggun tidak mengalami perubahan
maka nilai pressure drop juga akan konstan.
Secara umum fenomena yang terjadi pada pasir halus, zeolit dan arang
aktif bervariasi dengan menggunakan ID kolom yang sama ataupun yang berbeda.
Sedangkan bila digunakan ID kolom yang sama pada bahan yang sama serta
ketinggian unggun yang sama pula, maka fenomena-fenomena yang terjadi akan
sama pula. Karena tidak terdapat variasi pada percobaan yang dilakukan.
29
30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Semakin besar massa jenis bahan maka flow rate yang dibutuhkan untuk
mengerakkan bahan untuk mencapai kondisi fluidisasi juga semakin
besar.
2. Semakin besar diameter kolom maka flow rate yang dibutuhkan untuk
menggerakkan partikel tersebut juga semakin besar.
3. Kecepatan berbanding lurus dengan pressure drop, semakin besar
kecepatan flow rate maka pressure dropnya juga semakin besar.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengamati setiap fenomena yang
terjadi pada unggun. Selain itu juga, praktikan harus lebih teliti dalam mengukur
tinggi bed / unggun.
31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
b. Arang aktif
Massa zeolit : 42.48 gram
Volume piknometer : 25 ml
Zeolit
Massa arang aktif : 50.24 gram
Volume piknometer : 25 ml
x 10-10
b. Zeolit
( ) 1040
x 10-8
c. Arang aktif
1.8x 10-8
11.111x10−4
v= = 0.335012584 m/s
0.003316625
33
Perhitungan kecepatan pasir pada kolom I dan kolom II untuk Q
selanjutnya dan perhitungan kecepatan zeolitdanarang aktif pada kolom I dan
kolom II untuk semua Q sama seperti langkah di atas.
a. Volume bed pasir pada kolom I pada saat Q = 11,111x10-4 m3/s, tinggi bed
= 0,075 m
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑒𝑑 = 3.14 𝑥 0.02652 𝑥 0.075 = 0.00016538 𝑚3
b. Volume bed pasir pada kolom II pada saat Q = 11,111 x10-4 m3/s, tinggi
bed = 0,06 m
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑒𝑑 = 3.14 𝑥 0.03252 𝑥 0.06 = 0.000199 𝑚3
Perhitungan volume bed pasir pada kolom I dan II untuk Q selanjutnya dan
perhitungan volume zeolit, dan arang aktif pada kolom I dan II untuk semua Q
sama seperti langkah di atas.
ID = 53
a. Partikel pasir
0.1605 kg
Volume partikel =
1390 kg/m3
= 1.155 × 10−4 m3
b. Zeolit
0.138 kg
Volume partikel =
1040 kg/m3
= 1.326 x 10−4 m3
c. Arang Aktif
0.0964 kg
Volume partikel =
730 kg/m3
= 1.321 x 10−4 m3
ID = 75
a. Partikel pasir
0,2299 kg
Volume partikel =
1390 kg/m3
= 1,654 x 10−4 m3
34
b. Zeolit
0,1981 kg
Volume partikel =
1040 kg/m3
= 1.904 x 10−4 m3
c. Arang Aktif
0,131 kg
Volume partikel =
730 kg/m3
= 1.799 x 10−4 m3
v′mf = ε x v
ΔL = 0,075 m
𝜀 = 0,002219
Kg
𝜌partikel = 1390 m3
Kg
𝜌fluida = 1.18
m3
𝑘𝑔 𝑘𝑔
∆𝑃 = 0.075 (1 − 0.999999871) (1390 3
− 1.18 3 ) 9.8 𝑚/𝑚2
𝑚 𝑚
= 0.000131938 𝑘𝑔/𝑚𝑠 2
Perhitungan pressure drop pasir pada kolom I dan kolom II untuk Q
selanjutnya dan perhitungan pressure drop zeolit dan arang aktif pada kolom I dan
kolom II untuk semua Q sama seperti langkah di atas.
35
36
LAMPIRAN B
DOKUMENTASI
Gambar B.1 Zeolit 2,5 cm Kolom I Gambar B.2 Arang 2,5 cm Kolom I
Gambar B.3 Arang 3,5 cm Kolom I Gambar B.4 Pasir 2,5 cm Kolom I
Gambar B.5 Pasir 3,5 cm Kolom I Gambar B.6 Zeolit 3,5 cm Kolom I
Gambar B.7 Pasir 3,5 cm Kolom II Gambar B.8 Pasir 2,5 cm Kolom II
Gambar B.9 Arang 3,5 cm Kolom II Gambar B.10 Zeolit 2,5 cm Kolom II
36
37
LAMPIRAN B
DOKUMENTASI
Gambar B.1 Zeolit 2,5 cm Kolom I Gambar B.2 Arang 2,5 cm Kolom I
Gambar B.3 Arang 3,5 cm Kolom I Gambar B.4 Pasir 2,5 cm Kolom I
Gambar B.5 Pasir 3,5 cm Kolom I Gambar B.6 Zeolit 3,5 cm Kolom I
Gambar B.7 Pasir 3,5 cm Kolom II Gambar B.8 Pasir 2,5 cm Kolom II
Gambar B.9 Arang 3,5 cm Kolom II Gambar B.10 Zeolit 2,5 cm Kolom II
38