Professional Documents
Culture Documents
OLEH KELOMPOK II :
Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah “Proses
Pembuatan Kopi Bubuk Instan” dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Tidak lupa, penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, terutama dosen pengajar mata kuliah Pengembangan Industri Agro, Ibu Erwana
Dewi M.Eng. dalam membimbing penulis untuk membuat makalah yang lebih baik lagi.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengenalkan proses
pembuatan kopi bubuk instan termasuk proses-proses yang ada didalam pembuatan mentega
putih tersebut dalam skala industri yang sesuai dengan SNI-nya, yang ada kaitannya dengan
teknik kimia dalam bidang ilmu kimia. Dengan adanya makalah ini diharapkan baik penulis
maupun pembaca dapat memiliki pengetahuan yang lebih luas mengenai proses pembuatan
mentega putih.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan dari para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN DEPAN.............................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB I. Pendahuluan ........................................................................................................................... 4
1.1 Pendahuluan .......................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 5
1.3 Tujuan Makalah .................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat ................................................................................................................................. 5
BAB II. Tinjauan Pustaka........................................................................................................ 6
2.1 Kakao .................................................................................................................................... 6
2.2 Sabun..................................................................................................................................... 8
2.3 Jenis – Jenis Analisa Sabun ................................................................................................ 10
BAB III. Metodelogi Penelitian ............................................................................................. 11
3.1 Alat ...................................................................................................................................... 11
3.2 Bahan .................................................................................................................................. 11
3.3 Prosedur Percobaan ............................................................................................................. 11
BAB IV Hasil dan Pembahasan ............................................................................................. 12
4.1 Ekstraksi Minyak Biji Kakao .............................................................................................. 13
4.2 Pembuatan Senyawa Polihidroksi ....................................................................................... 13
4.3 Sintesis Sabun Lunak .......................................................................................................... 14
4.4 Penentuan Harga HLB ........................................................................................................ 15
4.5 Penentuan Bilangan Iodin ................................................................................................... 15
BAB V Penutup ...................................................................................................................... 17
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 17
5.2 Saran ................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN
http://coffeecology.blogspot.co.id/2012/10/proses-pembuatan-kopi-instan-skala.html
https://alfyandiishaq.wordpress.com/2012/06/20/pembuatan-kopi-instan/
SORTASI
Buah kopi yang sudah diproses menjadi biji kopi akan disortasi lagi menurut bobot dan
ukuran. Selama proses ini, terjadi proses pembersihan dari benda asing pada biji kopi hijau
sebelum mengalami proses produksi.
Biji kopi merupakan bahan baku minuman sehingga aspek mutu [fisik, kimiawi, kontaminasi
dan kebersihan] harus diawasi sangat ketat karena menyangkut citarasa, kesehatan konsumen,
daya hasil [rendemen] dan efisiensi produksi. Dari aspek citarasa dan aroma, seduhan kopi
akan sangat baik jika biji kopi yang digunakan telah diolah secara baik.
2. PENYIMPANAN
Biji kopi disimpan sesuai dengan keperluan penggorengan berikutnya. Biasanya, tempat
penyimpanan biji kopi harus kedap udara dan disimpan di tempat sejuk, kering, dan
terlindung dari cahaya. Karena Udara, kelembapan, panas, dan cahaya merupakan faktor-
faktor lingkungan yang dapat merusak cita rasa kopi.
3. PENGGORENGAN/PEMANGGANGAN/PENYANGRAIAN/ROASTED
Kunci dari proses produksi kopi bubuk adalah penyangraian. Proses ini akan mempengaruhi
rasa minuman karena akan mengubah biji kopi secara fisik maupun kimiawi. Berat biji kopi
akan menurun karena hilangnya kelembapan dan peningkatan volume.
Proses sangrai diawali dengan penguapan air dan diikuti dengan reaksi pirolisis. Secara
kimiawi, proses ini ditandai dengan evolusi gas CO2 dalam jumlah banyak dari ruang
sangrai. Sedang secara fisik, pirolisis ditandai dengan perubahan warna biji kopi yang semula
kehijauan menjadi kecoklatan. Proses ini dimulai saat suhu di bagian dalam biji kopi
mencapai sekitar 200 derarat Celcius. Selama roasted, juga terjadi proses karamelisasi akibat
panas yang memecah pati dalam biji, yang mengubahnya menjadi gula sederhana, kemudian
berubah warna menjadi cokelat. Sukrosa dengan cepat akan hilang selama proses ini.
Pada proses ini juga, minyak-minyak aromatik dan asam-asam akan mengubah rasa. Pada
suhu 205 derajat Celcius, jenis-jenis minyak lain mulai muncul. Salah satunya adalah caffeol
yang menentukan aroma dan rasa kopi.
Kisaran suhu sangrai yang umum adalah antara 195 sampai 205oC. Waktu penyangraian
bervariasi mulai dari 7 sampai 30 menit tergantung pada suhu dan tingkat sangrai yang
diinginkan. Kisaran suhu sangrai adalah sebagai berikut:
Suhu 190 –195 oC untuk tingkat sangrai ringan [warna coklat muda],
Suhu 200 - 205 oC untuk tingkat sangrai medium [warna coklat agak gelap]
Suhu di atas 205 oC untuk tingkat sangrai gelap [warna coklat tua cenderung agak
hitam].
4. PENCAMPURAN
Untuk mendapatkan citarasa dan aroma yang khas, kopi bubuk bisa diperoleh dari
campuran berbagai jenis biji kopi atas dasar jenisnya [Arabika, Robusta, Exelsa dll], jenis
proses yang digunakan [proses kering, semi-basah, basah], dan asal bahan baku [ketinggian,
tanah dan agroklimat]. Untuk Skala home industri pencampuran dilakukan dengan alat
pencampur putar tipe hexagonal.
5. EKSTRAKSI
Ekstraksi menggunakan pelarut air. Prosesnya melalui dua tahap yaitu Perkolasi ( dingin) dan
Ekstraksi ( panas). Alatnya seperti yang dibawah ini :
Perkolasi
6. FILTRASI
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan bagian tidak larut pada proses ekstraksi.
7. SENTRIFUGASI
Aroma kopi dipertahankan dengan cara reverse osmosis menggunakan membran filtasi.
Selain itu, proses ekstraksi dengan panas juga akan mempengaruhi aroma, untuk itu pasca
ekstraksi proses berikutnya adalah pendinginan ekstrak hingga suhu di bawah nol derajat
celcius.
8. EVAPORASI
9. PEMISAHAN
Dipisah sesuai dengan kebutuhan hasil akhir olahan kopi yang dibutuhkan yaitu:
a. Spray Dried
b. Aglomerasi
c. Ekstraksi Biasa
10. a. 2. Aglomerasi
Bubuk kopi spray dried direbus lagi untuk mendapatkan gumpalan antar partikel bubuk yang
lebih besar, fungsinya adalah untuk mendapatkan rasa yang lebih kaya dan aroma yang lebih
kuat.
10. a. 3 Ekstraksi
Kopi hasil ekstraksi awalan tidak mengalami proses lagi, dan langsung dikemas.