You are on page 1of 12

FAKTOR HUMAN, ORGANIZATION, DAN TECHNOLOGY DALAM PENGGUNAAN

APLIKASI SIMPUS UNTUK PENDAFTARAN PASIEN DI PUSKESMAS


MULYOREJO SURABAYA

Nadia Rizqi Aulia


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Jl. Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya
E-mail:nadiarizqiaulia@yahoo.com

ABSTRACT
The used of application SIMPUS at Puskesmas Mulyorejo Surabaya for patient registration has
not been optimal. It is necessary to identify related factors to make the patient registration service
work well with SIMPUS application support. This research describes the variable of human factor,
organization, and technology to describe the factors related to SIMPUS application at Puskesmas
Mulyorejo Surabaya. The research approach used is quantitative descriptive with data collection method
of questionnaire, observation, documentation and in-depth interview. Research respondents cover
all officers who have used and operated SIMPUS. The results explain that SIMPUS application has
not been used steadily because of frequent damage so that patient registration is also done manually.
The human factor condition that determines the proper use of SIMPUS applications is the experience
and reception of the officers of the SIMPUS application. Conversely, the less good is the knowledge
and satisfaction of the officers. The condition factors of the organization that determine the proper
use of SIMPUS applications are the ease of adopting technology, the habit of sharing information, the
liveliness of proposing improvement, teamwork, top management feedback, and the availability of SOP.
Organizational factors that have not worked well are data re-checking and lack of regular evaluation.
Condition of technological factors that have been running well among other applications easy to use,
studied, flexible, accurate, and available at any time needed. Technological factors that have not been
running well is the speed of the system, completeness of information, application quality assurance,
repair response speed, and follow-up handling disorders. The study recommends the need for training
and technical guidance, system development to change the service that is still manual, data re-checking,
SIMPUS quality improvement to avoid errors, the speed of damage handling response, and regular
evaluation on an ongoing basis.

Keywords: SIMPUS, HOT Fit Model, patient registration, Puskesmas Mulyorejo Surabaya

ABSTRAK
Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Mulyorejo
Surabaya untuk pendaftaran pasien belum berjalan optimal. Perlu diidentifikasi faktor-faktor terkait
agar pelayanan pendaftaran pasien berjalan baik dengan dukungan aplikasi SIMPUS. Penelitian ini
mendeskripsikan variabel faktor human, organization, dan technology untuk menggambarkan faktor-
faktor yang terkait dengan penggunaan aplikasi SIMPUS di Puskesmas Mulyorejo Surabaya. Pendekatan
penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan metode pengumpulan data kuisioner,
observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam. Responden penelitian meliputi seluruh petugas
yang pernah menggunakan dan mengoperasikan SIMPUS. Hasil penelitian menjelaskan bahwa aplikasi
SIMPUS belum digunakan secara ajeg karena sering terjadi kerusakan sehingga pendaftaran pasien juga
dilakukan secara manual. Kondisi faktor human yang menentukan penggunaan aplikasi SIMPUS secara
baik adalah pengalaman dan penerimaan petugas terhadap aplikasi SIMPUS. Sebaliknya faktor yang
kurang baik adalah pengetahuan dan kepuasan petugas. Kondisi faktor organisasi yang menentukan
penggunaan aplikasi SIMPUS secara baik adalah kemudahan mengadopsi teknologi, kebiasaan berbagi
informasi, keaktifan mengajukan usulan perbaikan, kerja sama tim, umpan balik manajemen puncak,

©2017 FKM_UNAIR All right reserved. license doi: 10.20473/ijph.v12i1.2017.237-248


Received 23 August 2017, received in revised form 20 September 2017, Accepted 23 September 2017, Published online:
31 December 2017
238 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 2, Desember 2017: 237–248

dan ketersediaan SOP. Faktor organisasi yang belum berjalan baik adalah pengecekan ulang data dan
kurangnya evaluasi rutin. Kondisi faktor teknologi yang telah berjalan baik antara lain aplikasi mudah
digunakan, dipelajari, fleksibel, akurat, dan tersedia sewaktu-waktu dibutuhkan. Faktor teknologi yang
belum berjalan baik adalah kecepatan sistem, kelengkapan informasi, jaminan mutu aplikasi, kecepatan
respons perbaikan, dan tindak lanjut penanganan gangguan. Penelitian merekomendasikan perlunya
pelatihan dan bimbingan teknis, pengembangan sistem untuk mengubah pelayanan yang masih manual,
pengecekan ulang data, peningkatan kualitas SIMPUS agar terhindar dari error, kecepatan respons
penanganan kerusakan, serta evaluasi rutin secara berkesinambungan.

Kata kunci: SIMPUS, HOT Fit Model, pendaftaran pasien, Puskesmas Mulyorejo Surabaya

PENDAHULUAN Penelitian ini dilaksanakan pada


Sistem Infor masi Manajemen unit pendaftaran pasien di Puskesmas
Puskesmas (SIMPUS) merupakan suatu Mulyorejo Surabaya dilaksanakan dengan
program aplikasi atau software computer pertimbangan bahwa berdasarkan hasil
yang dibuat dengan tujuan membantu Suvei Koin Kepuasan Pasien Penerima
manajemen puskesmas dalam menyediakan Layanan yang dilakukan oleh Puskesmas
pelayanan secara cepat dan mudah kepada Mulyorejo Surabaya pada bulan Februari
pasien. Implementasi SIMPUS secara 2017 menunjukkan bahwa unit pendaftaran
optimal berpotensi mengurangi beban kerja merupakan unit yang memperoleh angka
dan meningkatkan efisiensi pelayanan ketidakpuasan tertinggi (53,7%) dibandingkan
pendaftaran kepada pasien. Puskesmas dengan unit-unit lainnya. Adapun sasaran
Mulyorejo Surabaya telah menerapkan penelitian difokuskan pada faktor-faktor
SIMPUS untuk meningkatkan kualitas dalam yang terkait dengan penggunaan SIMPUS
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang diterapkan di Puskesmas Mulyorejo
bagi masyarakat di wilayah kerjanya. Surabaya.
Hasil survei pendahuluan berdasarkan Sesuai dengan konteks problem
wawancara dengan petugas unit pendaftaran yang dihadapi, maka kerangka teori yang
di Puskesmas Mulyorejo menunjukkan digunakan untuk meneliti faktor-faktor dalam
bahwa penerapan SIMPUS di Puskesmas penggunaan SIMPUS adalah teori evaluasi
Mulyorejo Surabaya belum berjalan sistem informasi yang disebut Human –
optimal. Beberapa kendala yang ditemukan Organization – Technology (HOT) Fit Model.
antara lain pengisian data oleh petugas ke Menurut Yusof et al . (2006), HOT Fit Model
dalam SIMPUS belum dilakukan secara dapat menelaah faktor-faktor penggunaan
lengkap, aplikasi yang digunakan sering sistem dengan berfokus pada tiga komponen
mengalami error, dukungan penggunaan penting, yakni faktor manusia (human),
SIMPUS belum berjalan secara menyeluruh faktor organisasi (organization) dan faktor
karena masih ada beberapa pelayanan teknologi (technology). Variabel-variabel
yang dilakukan secara manual. Kondisi ini yang ada pada faktor human, organization,
mendorong peneliti untuk menelaah lebih dan technology tersebut yang akan ditelaah
mendalam mengapa penggunaan SIMPUS di lebih dalam untuk melihat penggunaan
Puskesmas Mulyorejo Surabaya masih belum aplikasi SIMPUS untuk pendaftaran pasien
berjalan optimal. Penggunaan SIMPUS yang di Puskesmas Mulyorejo Surabaya.
dimaksud dalam penelitian ini meliputi
frekuensi penggunaan yang berkaitan dengan METODE PENELITIAN
kontinuitas atau keajegan penggunaan serta Pendekatan penelitian yang digunakan
kualitas penggunaan yang berkaitan dengan adalah deskriptif kuantitatif dan termasuk
kelengkapan dan ketepatan. penelitian cross sectional (Sugiyono, 2007).
Nadia Rizqi Aulia, Faktor Human, Organization, dan Technology… 239

Responden dalam penelitian meliputi seluruh Tabel 1. Karakteristik Responden Petugas


petugas yang pernah menggunakan dan yang Menggunakan SIMPUS
mengoperasikan SIMPUS untuk pendaftaran untuk Pendaftaran Pasien di
pasien di Puskesmas Mulyorejo Surabaya Puskesmas Mulyorejo Surabaya
yang berjumlah 11 orang dengan lokasi Tahun 2017
penelitian pada Unit Pendaftaran Puskesmas
Persentase
Mulyorejo Surabaya. Karakteristik responden N(11)
(%)
Fak tor-fak tor terkait dengan
Jenis Kelamin
penggunaan aplikasi SIMPUS dikembangkan
berdasarkan kerangka Yusof et al . (2006) Laki-Laki 5 45,5
meliputi faktor human, organization dan Perempuan 6 54,5
technology. Faktor human yang diteliti Umur
berfokus pada variabel pengguna sistem Kurang dari 20 tahun 0 0
meliputi pengalaman, pengetahuan, 20 – 29 tahun 6 54,5
penerimaannya pada aplikasi SIMPUS, 30 – 39 tahun 3 27,3
serta variabel kepuasan pengguna. Faktor
40 – 49 tahun 2 18,2
organization yang diteliti meliputi variabel
struktur organisasi dengan sub variabel Lebih dari 50 tahun 0 0
budaya organisasi, kerjasama tim, dukungan Pendidikan terakhir
manajemen, dan kebijakan (SOP). Faktor Tamat SD/ sederajat 0 0
technology yang diteliti terdiri dari variabel Tamat SLTP/ sederajat 0 0
kualitas sistem, kualitas informasi dan Tamat SMA/ sederajat 4 36,4
kualitas layanan. Variabel kualitas sistem Tamat Diploma (D1/D2/ 3 27,2
dilihat dari kemudahan penggunaan, D3)
kemudahan dipelajari, kecepatan akses, Tamat Sarjana (S1/S2/S3) 4 36,4
fleksibilitas, dan keamanan akses. Variabel
kualitas informasi dilihat dari kelengkapan,
keakuratan, ketepatan waktu, relevansi, dan
keandalan. Variabel kualitas layanan dilihat Kondisi Penggunaan Aplikasi SIMPUS
dari kecepatan respon, jaminan teknis, dan untuk Pendaftaran Pasien di Puskesmas
tindak lanjut masalah. Mulyorejo Surabaya
Metode pengumpulan data yang Penggunaan aplikasi SIMPUS yang
digunakan meliputi kuisioner, observasi, dimaksud dalam konteks penelitian ini
dokumentasi dan wawancara mendalam. dijabarkan dalam indikator frekuensi
Pengolahan data menggunakan analisis penggunaan yang berkaitan dengan
statistik deskriptif dengan paparan kondisi kontinuitas atau keajegan penggunaan
masing-masing faktor terkait dengan serta indikator kualitas penggunaan yang
penggunaan aplikasi SIMPUS. berkaitan dengan kelengkapan data yang
di masukan, dan ketepatan data yang di
HASIL masukan. Berdasarkan hasil penelitian
Karakteristik Responden penggunaan SIMPUS untuk pendaftaran
Karakteristik responden yang dianalisis pasien termasuk dalam kategori kurang
berdasarkan jenis kelamin, umur, dan tingkat baik. Hal ini diindikasikan oleh indikator
pendidikan terakhir menjelaskan bahwa frekuensi penggunaan aplikasi SIMPUS
sebagian besar adalah perempuan dengan berkategori kurang baik (45,5%). Aplikasi
usia 20 sampai 29 tahun dengan pendidikan SIMPUS belum bisa digunakan secara ajeg
terakhir tamat SMA/sederajat dan Sarjana. karena sering terjadi kerusakan dan tidak
Secara lengkap deskripsi sebagaimana segera ditangani. Sewaktu terjadi kerusakan
tabel 1. maka petugas kembali melakukan pelayanan
240 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 2, Desember 2017: 237–248

Tabel 2. Distribusi Variabel Faktor Human Penerapan SIMPUS di Puskesmas Mulyorejo


dalam Penggunaan Aplikasi dilaksanakan sejak tahun 2012. Kondisi
SIMPUS untuk Pendaftaran Pasien pengetahuan sebagian besar responden kurang
di Puskesmas Mulyorejo Surabaya baik (45,5%). Ini didukung oleh pengakuan
Tahun 2017 responden yang jarang mengikuti bimbingan
dan pelatihan mengenai SIMPUS. Sebagian
Variabel Sangat Kurang Tidak
baik
Baik
baik baik
Total besar responden memiliki penerimaan yang
Faktor
Human sangat baik (63,6%) terhadap penggunaan
% % % % %
aplikasi SIMPUS. Mereka umumnya percaya
Pengalaman
27.2 36.4 18.2 18.2 100 bahwa SIMPUS dapat mempermudah dan
pengguna
membantu pekerjaan sesuai kebutuhan.
Pengetahuan
pengguna
27.2 18.2 45.4 9.2 100 Kondisi variabel kepuasan pengguna
menunjukkan angka ketidakpuasan terhadap
Penerimaan
63.6 27.3 9.1 0.0 100 aplikasi SIMPUS sebesar (54,6%) kurang
pengguna
Kepuasan baik. Mereka pada umumnya mengakui
0.0 18.2 54.6 27.2 100 bahwa penerapan SIMPUS di Puskesmas
pengguna
Mulyorejo Surabaya masih berjalan kurang
baik. Secara lengkap deskripsi kondisi faktor
human sebagaimana pada tabel 2.
pendaftaran pasien secara manual. Kondisi
indikator kualitas penggunaan yang berkaitan
Kondisi Faktor Organization dalam
dengan kelengkapan saat memasukkan
Penggunaan Aplikasi SIMPUS untuk
data juga berkategori kurang baik (45,5%).
Pendaftaran Pasien di Puskesmas
Petugas menjelaskan bahwa tidak semua data
Mulyorejo Surabaya
dimasukan secara lengkap agar menyingkat
Faktor organization meliputi variabel
waktu pelayanan karena banyaknya antrian
struktur organisasi dengan sub variabel
jumlah pasien. Kondisi indikator kualitas
budaya organisasi, kerjasama tim, dukungan
penggunaan yang berkaitan dengan ketepatan
manajemen, dan kebijakan (SOP). Variabel
data berkategori kurang baik (45,5%). Bentuk
budaya organisasi meliputi indikator
kesalahan saat memasukkan data yang sering
kemudahan akses dalam mengadopsi
terjadi antara lain penulisan data pasien lebih
teknologi, kebiasaan berbagi informasi,
dari sekali, kesalahan penulisan data pasien,
kebiasaan pengecekan ulang data yang
dan kesalahan penomoran rekam medis
dimasukan, peran aktif dalam mengajukan
pasien.
usulan perbaikan saat terjadi kerusakan.
Kemudahan mengadopsi teknologi SIMPUS
Kond isi Fak tor Human dalam
berkategori baik (54,6%). Kebiasaan berbagi
Penggunaan Aplikasi SIMPUS untuk
informasi terhadap rekan sejawat berkategori
Pendaftaran Pasien di Puskesmas
baik (54,6%). Responden sebagai pengguna
Mulyorejo Surabaya
aplikasi mengaku sangat aktif mengajukan
Faktor human terfokus pada variabel
usulan bila terjadi kerusahan aplikasi
pengguna sistem meliputi pengalaman,
SIMPUS (54,6%). Walaupun muncul
pengetahuan dan penerimaan responden
keluhan dari mereka terhadap kelambanan
terhadap aplikasi SIMPUS serta variabel
penanganan kerusakan yang ada. Satu-
kepuasan pengguna meliputi kemanfatan satunya variabel budaya organisasi yang
yang dirasakan oleh pengguna SIMPUS. menunjukkan indikasi kurang baik (54,6%)
Kondisi pengalaman pengguna aplikasi adalah kebiasaan pengecekan ulang data
SIMPUS menunjukkan baik (36,4%) karena yang dimasukan. Antrian pasien yang
sebagian besar mereka mengaku telah terlalu banyak menjadi alasan petugas tidak
menggunakan aplikasi sejenis SIMPUS. melakukan pengecekan ulang data.
Nadia Rizqi Aulia, Faktor Human, Organization, dan Technology… 241

Variabel kerjasama tim dilihat dari bersikap responsif dengan memberikan


indikator kesediaan petugas dalam membantu dukungan dan perhatian terhadap kendala
teman, kesediaan petugas dalam membagi permasalahan yang ada. Satu-satunya
pekerjaan dan kesediaan petugas dalam indikator dari variabel dukungan manajemen
mengingatkan rekan untuk mengupdate data. yang kurang dilakukan adalah evaluasi rutin
Kesediaan petugas dalam membantu teman (54,6%).
berkategori baik (45,4%). Kesediaan petugas Variabel kebijakan (SOP) meliputi
dalam membagi pekerjaan berkategori indikator ketersediaan kebijakan dan
baik (45,4%) dan kesediaan petugas dalam pelaksanaan kebijakan yang ada. Indikator
mengingatkan rekan untuk mengupdate data ketersediaan kebijakan berkategori sangat
juga berkategori baik (54,6%). Disimpulkan baik (72,7%). Hal ini diindikasikan oleh
pada dasarnya kerjasama tim antar petugas ketersediaan SIMPUS sebagai standar
di Unit Pendaftaran Pasien di Puskesmas operasional prosedur dalam pelayanan
Mulyorejo Surabaya telah berjalan baik. pendaftaran pasien di Puskesmas Mulyorejo
Variabel dukungan manajemen Surabaya. Adapun indikator pelaksanaan
meliputi indikator dukungan dari atasan, kebijakan juga berkategori baik (72,7%).
evaluasi rutin, dan umpan balik atas kendala Pelaksanaan kebijakan diindikasikan oleh
yang ada. Indikator dukungan dari atasan penerapan
menunjukkan kategori baik (54,6%). Hal SIMPUS di Puskesmas Mulyorejo
ini diindikasikan dari komitmen yang Surabaya yang dimaksudkan sebagai upaya
mendukung implementasi SIMPUS dan mengoptimalkan kualitas pelayanan terutama
supervisi rutin yang dilakukan oleh atasan. pada unit pendaftaran pasien. Secara lengkap
Dukungan manajemen dalam bentuk umpan deskripsi faktor organisasi sebagaimana pada
balik atas kendala yang ada juga berkategori tabel 3.
baik (72,7%). Petugas mengaku bahwa atasan

Tabel 3. Distribusi Variabel Faktor Organization dalam Penggunaan Aplikasi SIMPUS untuk
Pendaftaran Pasien di Puskesmas Mulyorejo Surabaya Tahun 2017

Sangat Kurang Tidak


Baik Total
Variabel Faktor Organization baik baik baik

% % % % %
Kemudahan mengadopsi teknologi 27.2 54.6 18.2 0.0 100
Kebiasaan berbagi informasi 18.2 54.6 27.2 0.0 100
Kebiasaan pengecekan ulang data 0.0 27.2 54.6 18.2 100
Keaktifan mengajukan usulan perbaikan saat terjadi
54.6 45.4 0.0 0.0 100
kerusakan
Kesediaan membantu rekan 54.6 45.4 0.0 0.0 100
Kesediaan berbagi pekerjaan 54.6 45.4 0.0 0.0 100
Kesediaan mengingatkan rekan untuk meng-update data 45.4 54.6 0.0 0.0 100
Dukungan dari atasan 18.2 54.6 27.2 0.0 100
Evaluasi rutin 0.0 18.2 54.6 27.2 100
Umpan balik atas kendala 27.3 72.7 0.0 0.0 100
Ketersediaan kebijakan (SOP) 72.7 18.2 9.1 0.0 100
Pelaksanaan kebijakan (SOP) 27.3 72.7 0.0 0.0 100
242 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 2, Desember 2017: 237–248

Tabel 4. Distribusi Variabel Faktor Technology dalam Penggunaan Aplikasi SIMPUS untuk
Pendaftaran Pasien di Puskesmas Mulyorejo Surabaya Tahun 2017
Sangat Kurang Tidak
Baik Total
Variabel Faktor Technology baik baik baik
% % % % %
Kecepatan sistem dalam pelayanan 9.2 18.2 45.4 27.2 100
Kemudahan penggunaan aplikasi 9.2 45.4 27.2 18.2 100
Kemudahan mempelajari aplikasi 18.2 45.4 18.2 18.2 100
Fleksibilitas perubahan aplikasi 45.4 54.6 0.0 0.0 100
Keamanan akses aplikasi 27.2 45.4 18.2 9.2 100
Kelengkapan informasi yang dihasilkan 9.2 18.2 45.4 27.2 100
Keakuratan data yang dihasilkan 0.0 54.6 45.4 0.0 100
Ketersediaan data sewaktu-waktu dibutuhkan 27.2 54.6 18.2 0.0 100
Kesesuaian data dan informasi yang dihasilkan dengan
27.2 54.6 18.2 0.0 100
kebutuhan
Jaminan mutu aplikasi 9.2 18.2 45.4 27.2 100
Kecepatan respon perbaikan saat terjadi gangguan 18.2 27.2 45.4 9.2 100
Tindak lanjut penanganan gangguan 18.2 27.2 45.4 9.2 100

Kondisi Faktor Technology dalam digunakan. Kondisi kemudahan penggunaan


Penggunaan Aplikasi SIMPUS untuk aplikasi SIMPUS berkategori baik (45,4%).
Pendaftaran Pasien di Puskesmas Sebagian besar responden merasa mudah
Mulyorejo Surabaya menggunakan aplikasi SIMPUS untuk
Faktor technology yang ditelaah melayani pendaftaran pasien dan mengolah
dalam penelitian ini terdiri dari variabel informasi yang dibutuhkan Puskesmas.
kualitas sistem, kualitas informasi, dan Kondisi kemudahan dalam mempelajari
kualitas layanan aplikasi SIMPUS untuk aplikasi SIMPUS berkategori baik (45,4%).
pendaftaran pasien di Puskesmas Mulyorejo Sebagian besar responden mengaku mudah
Surabaya. Variabel kualitas sistem meliputi memahami dan mempelajari aplikasi
indikator kecepatan sistem dalam pelayanan SIMPUS karena didukung oleh tutorial
pendaftaran pasien dan pengolahan penanggung jawab TI maupun kerjasama
informasi, kemudahan penggunaan aplikasi tim yang saling membelajarkan. Kondisi
SIMPUS, kemudahan dalam mempelajari fleksibilitas perubahan aplikasi SIMPUS
aplikasi SIMPUS, fleksibilitas perubahan berkategori baik (54,6%). Aplikasi SIMPUS
aplikasi SIMPUS dan keamanan mengakses fleksibel menyesuaikan perubahan format
aplikasi SIMPUS untuk pendaftaran yang ada pada dokumen rekam medis secara
pasien. Kondisi kecepatan sistem dalam konsisten. Kondisi keamanan mengakses
pelayanan pendaftaran pasien di Puskesmas aplikasi SIMPUS untuk pendaftaran pasien
Mulyorejo Surabaya berkategori kurang baik berkategori baik (45,4%). Aplikasi SIMPUS
(45,4%). Sebagian besar responden menilai telah dilengkapi dengan username dan
bahwa dukungan aplikasi SIMPUS guna password sehingga terjaga kerahasiaannya.
mempercepat waktu pelayanan pendaftaran Variabel kualitas informasi meliputi
pasien masih belum optimal. Kelambatan indikator kelengkapan informasi yang
masih terjadi oleh karena aplikasi SIMPUS dihasilkan, keakuratan data yang dihasilkan,
sering mengalami error pada saat ketersediaan data sewaktu-waktu dibutuhkan
Nadia Rizqi Aulia, Faktor Human, Organization, dan Technology… 243

serta kesesuaian data dan informasi yang PEMBAHASAN


dihasilkan dengan kebutuhan pendaftaran Penggunaan Aplikasi SIMPUS untuk
pasien. Kondisi indikator kelengkapan Pendaftaran Pasien
informasi yang dihasilkan aplikasi SIMPUS Berdasarkan temuan penelitian
berkategori kurang baik (45,4%). Hal penggunaan aplikasi SIMPUS untuk
ini diindikasikan dari banyaknya kolom pendaftaran pasien belum berjalan secara
informasi yang ada di dalam aplikasi optimal. Hal ini diindikasikan oleh frekuensi
SIMPUS yang tidak terisi secara lengkap. penggunaan aplikasi SIMPUS yang belum
Kondisi indikator keakuratan data yang berjalan secara ajeg dan berkesinambungan.
dihasilkan berkategori baik (54,6%). Data Aplikasi SIMPUS sering mengalami error
yang ada dalam aplikasi SIMPUS langsung sehingga pelayanan terkadang dilakukan
terintegrasi dengan data kependudukan secara manual. Penggunaan aplikasi SIMPUS
yang ada di Pemerintah Kota Surabaya. yang masih kurang baik juga disebabkan oleh
Kondisi ketersediaan data jika sewaktu- kualitas penggunaan aplikasi SIMPUS baik
waktu dibutuhkan berkategori baik (54,6%). dari segi kelengkapan maupun ketepatan
Kebutuhan data dapat sewaktu-waktu dalam pengisian data. Mengacu pada
dipenuhi karena basis data telah relatif pendekatan HOT Fit Model sebagaimana
tersedia dalam aplikasi SIMPUS walaupun yang dikembangkan oleh Yusof et al . (2006),
harus diolah terlebih dahulu sesuai dengan faktor human, organization, dan technology
kebutuhan. Kondisi kesesuaian data dan berkaitan dengan kondisi penggunaan
informasi yang dihasilkan dengan kebutuhan aplikasi SIMPUS. Faktor human merupakan
pendaftaran pasien berkategori baik (54,6%). kondisi manusia yang dalam konteks
Aplikasi SIMPUS mampu menyediakan data penelitian ini adalah petugas pendaftaran
dan informasi pasien seperti nama, alamat, pasien dengan variasi pengalaman,
umur, jenis kelamin, nomor indeks rekam pengetahuan, penerimaan dan kepuasannya
medis, NIK, nomor asuransi dan data pokok terhadap aplikasi SIMPUS. Kondisi faktor
lainnya yang dibutuhkan untuk pelayanan human dapat menjadi pendorong sekaligus
pasien. penghambat bagi penggunaan aplikasi
Variabel kualitas layanan meliputi SIMPUS. Penggunaan aplikasi SIMPUS
indikator jaminan mutu aplikasi SIMPUS, yang belum optimal menunjukkan bahwa
kecepatan respons perbaikan saat terjadi ada beberapa aspek pada faktor human
gangguan, tindak lanjut penanganan yang belum berjalan dengan baik. Faktor
gangguan. Kondisi indikator jaminan organization merupakan kondisi organisasi
mutu aplikasi SIMPUS berkategori kurang Puskesmas terutama pada Unit Pendaftaran
baik (45,4%). Hal ini diindikasikan oleh baik meliputi budaya organisasi, kerjasama
adanya keluhan petugas bahwa aplikasi tim, dukungan manajemen, dan kebijakan
SIMPUS sering mengalami error. Kondisi (SOP). Penggunaan aplikasi SIMPUS yang
kecepatan respons perbaikan saat terjadi belum optimal menunjukkan bahwa ada
gangguan berkategori kurang baik (45,4%). beberapa aspek dalam faktor organisasi
Terdapat keluhan petugas bahwa pengaduan yang sudah berjalan namun sebagian masih
terjadinya gangguan sering direspons belum tercapai secara optimal. Faktor
lamban oleh service provider. Kondisi tindak technology juga menentukan penggunaan
lanjut penanganan gangguan berkategori aplikasi SIMPUS untuk pendaftaran pasien
kurang baik (45,4%). Petugas memberikan terutama pada aspek kualitas sistem, kualitas
pengakuan bahwa service provider jarang informasi, dan kualitas layanan.
melakukan komunikasi dan peninjauan Penggunaan aplikasi sistem informasi
kembali pasca penanganan gangguan. Secara menentukan kualitas manajemen pelayanan
lengkap deskripsi sebagaimana tabel 4. yang dalam konteks penelitian ini pelayanan
244 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 2, Desember 2017: 237–248

pendaftaran pasien. Penggunaan teknologi manfaat yang dirasakan dari penerapan


informasi dalam sebuah sistem informasi sistem informasi juga tidak bisa diabaikan.
memberikan keuntungan percepatan akses Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa
dan ketepatan waktu serta pengurangan aspek tersebut berkaitan dengan kondisi
birokrasi dengan kemampuan proses yang penggunaan aplikasi SIMPUS. Oswari
cepat dalam menghasilkan informasi dengan (2008), menjelaskan apabila mengabaikan
tingkat keakuratan tinggi yang berimplikasi faktor kepuasan pengguna bisa berdampak
positif terhadap pengambilan keputusan sistem tidak efektif dan kontraproduktif.
(Oetomo, 2002). Penggunaan teknologi Kepuasan pengguna diindikasikan oleh
informasi dapat meningkatkan kecepatan penilaian petugas terhadap kemanfaatan
akses dalam menentukan pelayanan aplikasi SIMPUS untuk membantu
pendaftaran pasien. Penelitian Wibisono pekerjaan mereka. Mereka percaya bahwa
(2012) menjelaskan bahwa penggunaan kehadiran SIMPUS bisa mempermudah
SIMPUS memberikan kemudahan dalam dan melancarkan pelaksanaan pelayanan
pelayanan pasien antara lain mempercepat pendaftaran kepada pasien, walaupun
pelayanan, menghasilkan informasi yang banyak responden yang merasa tidak puas
lebih akurat, pencarian data menjadi lebih karena pemanfaatan aplikasi SIMPUS belum
cepat, pembuatan laporan yang lebih cepat berjalan baik. Hasil penelitian Sampurna
serta keseragaman. Dalam konteks penelitian (2014) menjelaskan bahwa faktor yang
ini kegiatan pelayanan pendaftaran pasien mendorong penggunaan aplikasi SIMPUS
yang bisa dipercepat dengan menggunakan oleh Puskesmas antara lain sistem tersebut
aplikasi SIMPUS antara lain penomoran mudah dipelajari, mudah digunakan dalam
indeks dan pencarian data rekam medis penelusuran data, fleksibel dalam pencarian
pasien. data, mudah dioperasikan, serta tampilan
jelas dan dapat dipahami. Namun demikian,
Anal isis Faktor Human dalam fungsi-fungsi tersebut belum bisa diwujudkan
Penggunaan Aplikasi SIMPUS pada penerapan aplikasi SIMPUS di
Hasil penelitian ini menunjukkan Puskesmas Mulyorejo Surabaya. Menurut
bahwa kondisi faktor human dalam Istianingsih (2009), kepuasan pengguna
penggunaan aplikasi SIMPUS untuk aplikasi SIMPUS harus diukur berdasarkan
pelayanan pendaftaran pasien yang sudah cara pengguna memandang secara nyata
baik adalah pengalaman dan penerimaan dan bukan disandarkan sekedar pada
yang baik terhadap penerapan aplikasi fungsi-fungsi aplikasi sebagaimana terdapat
SIMPUS. Sebaliknya pengetahuan petugas pada penjelasan pedoman teknis. Berbagai
terhadap aplikasi SIMPUS masih rendah. pedoman teknis yang telah dipelajari
Kurangnya pelatihan dan bimbingan teknis mungkin tidak selalu bisa diterapkan
diindikasikan sebagai faktor penyebab secara baik di lapangan. Faktor-faktor
rendahnya pengetahuan petugas mengenai tertentu mungkin menjadi kendala sehingga
aplikasi SIMPUS. Dewi (2009) menjelaskan menghambat pelaksanaan berjalan sesuai
bahwa pelatihan berkontribusi terhadap dengan ketentuan yang seharusnya. Penelitian
peningkatan pengetahuan, perubahan ini mengungkapkan bahwa sebagian besar
sikap dan peningkatan keterampilan. Oleh petugas merasakan ketidakpuasan terhadap
karena itu upaya peningkatan pengetahuan aplikasi SIMPUS. Mereka menyatakan
petugas harus didukung dengan peningkatan bahwa aplikasi SIMPUS sering mengalami
pelaksanaan pelatihan dan bimbingan teknis error, penanganan kerusakan berjalan
yang relevan. lamban, dan kurangnya update pengetahuan
Adapun aspek kepuasan pengguna petugas untuk pengembangan penerapan
dilandasi oleh pengalaman pengguna dan aplikasi SIMPUS yang lebih baik.
Nadia Rizqi Aulia, Faktor Human, Organization, dan Technology… 245

Analisis Faktor Organization dalam Kebiasaan berbagi informasi juga telah


Penggunaan Aplikasi SIMPUS berkembang walaupun masih berlangsung
Kondisi faktor organization dalam secara individual dan belum terlembagakan.
penggunaan aplikasi SIMPUS untuk Pengecekan ulang saat memasukkan data
pelayanan pendaftaran pasien meliputi relatif kurang dilakukan oleh petugas karena
variabel dukungan manajemen, budaya banyaknya antrian pasien sehingga petugas
organisasi, kerja sama tim, dan kebijakan merasa tidak memiliki waktu lebih.
(SOP). Dukungan manajemen pada dasarnya Stephen P Robbins (1996) menjelaskan
merupakan faktor dukungan dari pemimpin bahwa budaya organisasi yang kuat antara
puncak di Puskesmas dalam bentuk supervisi lain ditandai oleh loyalitas anggota kepada
dari atasan, evaluasi rutin, dan umpan balik organisasi, pemahaman dan kepatuhan
atas kendala yang ada. Dukungan manajemen terhadap pedoman tingkah laku yang
ini menjelaskan bahwa peran manajemen diberlakukan dalam organisasi, konsistensi
puncak dalam memberikan dukungan penerapan nilai-nilai dalam perbuatan,
terhadap kelancaran dan kualitas penerapan pembiasaan tindakan atau ritual tertentu
sistem informasi pada suatu organisasi untuk memupuk perwujudan nilai-nilai serta
mutlak diperlukan. Penelitian Delone adanya penghargaan dan pengakuan pada
(1989) dan Choe (1996) menjelaskan bahwa individu atau kelompok yang berprestasi
dukungan manajemen puncak terkait dengan menerapkan budaya organisasi. Mengacu
kinerja sistem informasi. Menurut Fetri kepada kriteria yang diatas bisa dijelaskan
(2009) bentuk dukungan manajemen puncak bahwa budaya organisasi belum optimal
dalam penerapan suatu sistem diantaranya dikembangkan di lingkungan petugas unit
berupa keterlibatan atasan, dukungan atasan pendaftaran pasien di Puskesmas Mulyorejo
dalam inovasi, dan atasan fokus terhadap Surabaya. Perlu diagendakan langkah-
sumber daya yang dibutuhkan. Keterlibatan langkah nyata untuk memperkuat budaya
atasan dalam mendukung penerapan aplikasi organisasi antara lain melalui pembinaan,
SIMPUS di Puskesmas Mulyorejo antara lain contoh keteladanan, pembiasaan, koordinasi
berupa supervisi atasan, bimbingan teknis dan kontrol maupun pemberian penilaian dan
dan evaluasi walaupun masih bersifat tidak penghargaan (Sutrisno, 2010).
kontinyu karena dilaksanakan bila terjadi Faktor organization dalam penggunaan
kasus saja. Sementara umpan balik terhadap aplikasi SIMPUS juga tercermin pada kerja
kendala yang belum dilakukan secara sama tim. Penelitian ini menjelaskan bahwa
sistemik misalnya melalui rapat pertemuan kerja sama tim telah berjalan baik pada
rutin atau forum komunikasi lainnya. petugas pendaftaran pasien di Puskesmas
Salah satu faktor organisasi yang belum Mulyorejo. Hal ini diindikasikan oleh
dikembangkan dalam penggunaan aplikasi kesediaan petugas untuk saling membantu,
SIMPUS adalah budaya organisasi. Budaya saling mengingatkan, dan berbagi pekerjaan.
organisasi yang digali dalam penelitian ini Nuning SN, (2014) menjelaskan bahwa
pada dasarnya menyangkut visi dan perilaku faktor penentu efektivitas kerjasama tim
petugas pendaftaran pasien yang menentukan adalah: (i) tujuan yang sama, (ii) antusiasme
realitas budaya organisasi antara lain adopsi anggota tim yang tinggi, (iii) peran dan
teknologi, kebiasaan berbagi informasi, tanggung jawab yang jelas antar anggota
pengecekan ulang saat memasukkan data, tim, (iv) komunikasi yang efektif, (v) mampu
dan peran aktif dalam mengajukan usulan meredam konflik, (vi) adanya sharing tugas
perbaikan. Adopsi teknologi aplikasi SIMPUS dan tanggung jawab antar anggota tim, (vii)
berjalan baik karena sebagian besar petugas keahlian anggota tim, dan (viii) adanya
sebelumnya telah memiliki pengalaman evaluasi secara kontinu terhadap keberadaan
menggunakan sistem informasi yang sejenis. kerjasama tim. Mengacu pada pandangan
246 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 2, Desember 2017: 237–248

Nuning di atas, diperoleh fakta bahwa yang baik akan menciptakan hasil yang sesuai
komunikasi belum bisa berjalan intensif dengan kebutuhan petugas dalam melayani
antar anggota tim, karena ternyata anggota pendaftaran pasien yang berdampak pada
tim berasal dari berbagai unit kerja yang kinerja individu.
tidak bisa berinteraksi secara terus-menerus Hasil penelitian juga menunjukkan
sehingga mereka belum memiliki perasaan bahwa variabel kualitas layanan dengan
antusias sebagai sebuah tim. Setiap anggota aspek jaminan mutu aplikasi SIMPUS,
diharapkan dapat saling bekerja sama dan kecepatan respons perbaikan saat terjadi
memiliki kecocokan satu dengan yang lain gangguan, dan tindak lanjut penanganan
sehingga dapat mendukung terbentuknya gangguan menentukan penggunaan
kerjasama tim dalam penerapan aplikasi aplikasi SIMPUS. Hal ini diperkuat oleh
SIMPUS untuk pelayanan pendaftaran penjelasan DeLone and McLean (2003)
pasien di Puskesmas Mulyorejo Surabaya. yang menegaskan adanya tiga komponen
Variabel kebijakan (SOP) yang juga utama kualitas layanan meliputi jaminan
merupakan salah satu faktor organization (assurance) yaitu jaminan kualitas yang
telah dinilai baik. Hal ini diindikasikan oleh diberikan sistem, empati (system empathy)
ketersediaan SOP yang ada sudah lengkap yaitu kepedulian sistem terhadap pengguna,
dan tersusun dengan jelas sehingga mudah system responsiveness yaitu kualitas respons
dipahami. Petugas juga mengaku bahwa sistem terhadap aksi yang dilakukan oleh
mereka telah melaksanakan pekerjaannya pengguna.
sesuai dengan SOP yang berlaku. Sarifuddin Variabel kualitas sistem yang
(2014) menjelaskan beberapa elemen yang digali dalam penelitian ini pada dasarnya
menentukan optimalisasi penggunaan menyangkut kecepatan sistem dalam
sistem informasi antara lain meliputi: (i) pelayanan pendaftaran pasien dan pengolahan
sosialisasi, (ii) pembinaan/ pelatihan, (iii) informasi, kemudahan penggunaan aplikasi
SOP didistribusikan ke setiap sub bagian, SIMPUS, kemudahan dalam mempelajari
dan (iv) adanya pengawasan/kontrol dan aplikasi SIMPUS, fleksibilitas perubahan
evaluasi. aplikasi SIMPUS dan keamanan mengakses
aplikasi SIMPUS untuk pendaftaran pasien.
Analisis Faktor Technology dalam Delone dan McLean (2003) mengukur
Penggunaan Aplikasi SIMPUS variabel kualitas sistem mengacu pada syarat
Faktor technology yang ditelaah dalam kecepatan respons, kemudahan digunakan,
penggunaan aplikasi SIMPUS terdiri dari kemudahan dipelajari, penyesuaian terhadap
variabel kualitas sistem, variabel kualitas perubahan format dan keamanan dalam
informasi, dan kualitas layanan. Hasil mengakses.
penelitian menunjukkan variabel kualitas
informasi berkategori baik meliputi aspek SIMPULAN
kelengkapan, keakuratan data ketersediaan Penggunaan aplikasi SIMPUS untuk
data sewaktu-waktu dibutuhkan serta pendaftaran pasien di Puskesmas Mulyorejo
kesesuaian data dan informasi yang dihasilkan Surabaya belum berjalan secara optimal
dengan kebutuhan pendaftaran pasien. Hall karena belum berjalan secara ajeg dan
(2011) menjelaskan kualitas sistem informasi berkesinambungan. Kondisi faktor human
harus memenuhi beberapa syarat antara lain yang belum berjalan dengan baik yakni
kelengkapan (completeness), keakuratan aspek pengetahuan dan kepuasan petugas
(accuracy), ketepatan waktu (timeliness), mengendalai penggunaan aplikasi SIMPUS,
relevansi format pelaporan, keandalan untuk walaupun pada aspek pengalaman dan
digunakan setiap waktu dengan data yang penerimaan petugas dalam kondisi baik.
selalu update. Dengan kualitas informasi Kondisi faktor organization yang belum
Nadia Rizqi Aulia, Faktor Human, Organization, dan Technology… 247

berjalan baik adalah faktor budaya organisasi Journal of Management Information,


terutama kebiasaan pengecekan ulang Vol.19 (No.4): 9–30.
data pada saat memasukkan masih kurang Dewi, R.S. 2009. Pengaruh Pelatihan terhadap
dilakukan. Kondisi faktor organization Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan
yang telah berjalan baik meliputi kerja sama Petugas dalam Pengelolaan Vaksin
tim, dukungan manajemen puncak, dan Program Imunisasi di Unit Pelayanan
penerapan kebijakan (SOP). Kondisi faktor Kesehatan Kabupaten Karanganyar.
technology yang belum berjalan baik adalah Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas
kualitas sistem yang menyangkut kecepatan Maret Surakarta.
aksesyang belum tercapai karena aplikasi Fetri, Y. 2009. Pengaruh pelatihan, Dukungan
SIMPUS sering mengalami error. Kondisi Top Management dan kejelasan tujuan
faktor technology yang sudah berjalan baik terhadap Kepuasan Pemakai Sistem
meliputi kualitas informasi dan kualitas Akuntansi Keuangan Daerah. Skripsi.
layanan. Penelitian ini memberikan beberapa Padang: Universitas Negeri Padang.
rekomendasi dalam rangka mengoptimalkan Hall, J. 2011. Sistem Informasi AkuntansiEdisi
penggunaan aplikasi SIMPUS untuk Empat. Jakarta: Salemba Empat.
pelayanan pendaftaran pasien. Pertama, Istianingsih, Utami, W. 2009. Pengaruh
perlu dilaksanakan kegiatan pelatihan dan Kepuasan Pengguna Sistem Informasi
bimbingan teknis kepada petugas agar terhadap Kinerja Individu.Vol SNA
memiliki kemampuan menerapkan dan XII. Pontianak: Simposium Nasional
mengembangkan inovasi aplikasi SIMPUS Akuntansi.
sesuai dengan kebutuhan. Kedua, perlu Livari, J. 2005. An Empirical Test of
dilakukan pengembangan sistem aplikasi the DeLone and McLean Model of
secara menyeluruh dan terintegrasi untuk Information System Success. Journal
mengubah pelayanan pendaftaran yang masih Database for Advances in Information
dilakukan secara manual. Ketiga, pengecekan Systems, Vol 36 (No.2): 8.
ulang data saat memasukkan data pasien, Nuning, S.N. 2014. Pengaruh Kerjasama
Keempat, perlu dilakukan peningkatan Tim Terhadap Kinerja. Jurnal Manajemen
kualitas aplikasi SIMPUS agar terhindar dan Kesehatan Kerja, Vol 14 (No.5):
dari error. Kecepatan respon penanganan 155–162
saat terjadi kerusakan perlu dioptimalkan. Nurcholis, H. 2007. Teori dan Praktek
Kelima, perlu adanya evaluasi rutin yang Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
dilakukan secara berkesinambungan Jakarta: P.T. Gramedia Widiasarana
terhadap penerapan aplikasi SIMPUS untuk Indonesia.
memantau permasalahan dan menyusun Oetomo, B.S.D. 2002. Perencanaan dan
rencana perbaikan. Pengembangan Sistem Informasi Edisi I.
Yogyakarta: ANDI.
DAFTAR PUSTAKA Oswari, T., dan Miftah, A. 2008.
Choe, J.M. 1996. The Relationships Among Pengembangan Sistem Informasi
Performance of Accounting Information Melalui Pemahaman Pengguna Sistem
Systems, Influence Factors, and Evolution dan Kualitas Sistem. Seminar Ilmiah
Level of Information Systems. Journal of Nasional Komputasi dan Sistem Intelijen
Management Information System. Vol. 12 (KOMMIT 2008). Depok: Universitas
(No. 4): 215- 239. Gunadarma.
DeLone, W.H., McLean, E.R. 2003.The Pramesti, K. 2014. Evaluasi Pemanfaatan
DeLone and McLean Model of Information Aplikasi Sistem Informasi Manajemen
System success: A ten-year Update. Puskesmas ( SIMPUS) Menggunakan
248 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 2, Desember 2017: 237–248

HOT-FIT Model di Kota Surabaya. Tesis Penumpang Umum di Surabaya. Jurnal


tidak diterbitkan. Surabaya: Universitas Manajemen dan Kewirausahaan.Vol.7.No.
Airlangga. 1. Thesis. Surabaya: Universitas Petra.
Sampurna, R. D. 2014. Persepsi Kemudahan Robbins, S. 1996. Perilaku Organisasi,
Dan Kemanfaatan Sistem Informasi Konsep, Kontroversi dan Aplikasi. Alih
Manajemen Puskesmas (Aplikasi Sistem Bahasa: Hadyana Pujaatmaka. Edisi
Pendaftaran Dan Pelaporan) Di Keenam. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu
Puskesmas Danurejan Ii Kota Yogyakarta. Populer.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Wang, S. 2007. Assesing E-Commerce
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian System Success: A Respicication and
Kuantitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Validation of The DeLone and McLean
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Model of is Success. System Information
Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Journal Blackwell Publishing, Vol. 3
Alfabeta. (No.1): 1–29.
Sutrisno, E. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Wibisono, S. 2012. Sistem Informasi
Kencana Prenadda Media Group. Manajemen Puskesmas (Simpuskesmas)
Soedjono. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi berbasis Cloud Computing. Jurnal
terhadap Kinerja Organisasi dan Teknologi Informasi Dinamik, Vol. 17
Kepuasan Kerja Karyawan pada Terminal :141–146.

You might also like