You are on page 1of 8

Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN ERUPSI GIGI PERMANEN


SISWA SD NEGERI 70 MANADO

1
Virginia A. R. Lantu
2
Shirley E. S. Kawengian
3
Vonny N. S. Wowor

1
Kandidat Skripsi Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
2
Bagian Gizi Fakultas Kedokteran
3
Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: virginiaprilita@yahoo.com

Abstract: Tooth eruption is defined as movements of the teeth to oral cavity or as a process
appearance of the teeth which begins during teeth inside the jaws. It was a different variation to each
childre’s. Nutritional status is one of important that play role during tooth eruption process. Related
to another research that has found children with normal category of nutritional status have a normal
process of tooth eruption. Instead, there was interference to children’s with a malnutrition status.
This study aimed to analyze the relation between nutritional status and tooth eruption of children in
SDN 70 Manado. Total population of this study was taken from 1st up to 6th grades within the age
group 6-12 years old. Samples were 83 respondents who met the inclusion and exclusion criteria.
Anthropomentric and visual checking was used for measurement of nutritional status and permanent
tooth eruption status. The results showed that most respondents had normal height and weight as
well as normal process of permanent tooth eruption. Children who had malnutrition status were also
had failure in permanent tooth eruption. The chi-square test showed a significant relation between
nutritional status and permanent tooth eruption in SDN 70 Manado.
Keywords: nutritional status, permanent tooth eruption

Abstrak: Erupsi gigi didefinisikan sebagai pergerakan atau proses munculnya gigi ke arah rongga
mulut yang dimulai sejak gigi berada di dalam tulang alveolar dan merupakan proses yang bervariasi
pada setiap anak. Status gizi merupakan salah satu faktor yang berperan penting pada pertumbuhan
dan perkembangan gigi termasuk tahapan erupsi gigi. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu
ditemukan bahwa anak-anak dengan status gizi baik, proses erupsi gigi permanen umumnya berjalan
normal sedangkan anak-anak dengan status gizi kurang baik beresiko mengalami gangguan pada
proses erupsi gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara status
gizi dengan erupsi gigi permanen siswa SD Negeri 70 Manado. Populasi pada penelitian ini yakni
siswa kelas I hingga kelas VI yang berusia 6 – 12 tahun, Sampel penelitian ialah seluruh anggota
populasi dan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dengan jumlah 83 sampel dengan menggunakan
metode total sampling. Data diambil melalui pengukuran antropometri dan pemeriksaan visual pada
rongga mulut. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan sebagian besar responden memiliki
tinggi dan berat badan normal sesuai usianya, diikuti oleh yang berstatus gizi kurus, obesitas dan
gemuk. Status erupsi gigi permanen sebagian besar menunjukkan telah erupsi. Hasil uji statistik
dengan menggunakan uji Chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
status gizi dengan erupsi gigi permanen siswa SD Negeri 70 Manado.
Kata kunci: status gizi, erupsi gigi permanen

189
Lantu, Kawengian, Wowor: Hubungan status gizi...

Asupan zat gizi sangat penting dan gizi ditentukan berdasarkan pemeriksaan
mendasar dalam kehidupan manusia yang status gizi. Status gizi dikategorikan atas
berfungsi sebagai penghasil energi, status gizi sangat kurus, status gizi kurus,
pembangun, pemelihara dan pengatur status gizi baik dan status gizi gemuk
proses kehidupan.1,2 Sejak terjadi (obesitas).9 Penilaian status gizi dibutuhkan
pembuahan manusia bergantung pada zat- untuk menetapkan status kesehatan
zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan perorangan atau kelompok yang
dan kelangsungan hidupnya.3 Asupan zat dipengaruhi oleh konsumsi dan utilisasi
gizi yang tepat memiliki dampak yang zat-zat gizi.3
sangat besar. Menurut data Riset Kesehatan Dasar
Pada masa kanak-kanak asupan zat gizi (RISKESDAS) tahun 2010 di Indonesia,
yang baik dibutuhkan untuk pertumbuhan prevalensi status gizi anak usia 6-14 tahun
fisik yang normal dan perkembangan otak berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT/U)
untuk memperoleh pengetahuan baik berbeda-beda. Prevalensi status gizi kurus
didalam maupun diluar sekolah.4 Dampak 7,6%, status gizi gemuk 9,2% dan
dari asupan zat gizi yang tidak tepat akan prevalensi status gizi normal 78,6%. Di
terefleksi pada pola pertumbuhan anak, Sulawesi Utara prevalensi status gizi kurus
baik secara umum maupun secara khusus 5,4% dan status gizi gemuk 6,4%
pada erupsi gigi permanen dalam rongga sedangkan status gizi normal yaitu
mulut.3 86,0%.10
Asupan zat gizi yang adekuat sangat SD Negeri 70 Manado merupakan salah
dibutuhkan selama masa awal tumbuh satu sekolah dasar yang berada di seputaran
kembang.5 Pertumbuhan dan perkembangan wilayah kampus Universitas Sam
gigi dan mulut dipengaruhi zat gizi baik Ratulangi, sehingga memudahkan penulis
secara sistemik maupun secara lokal. Pada untuk melakukan penelitian di sekolah
tahap dini pertumbuhan gigi dipengaruhi tersebut. Di samping itu Di wilayah ini
oleh sejumlah zat gizi, yaitu Calcium, banyak terdapat tempat berjualan berbagai
Phosfor, Fluor dan vitamin dalam diet.6 jenis jajanan, sehingga memudahkan siswa
Kurangnya asupan zat gizi dapat untuk jajan. Berdasarkan observasi
berdampak antara lain pada keterlambatan pendahuluan yang dilakukan peneliti
erupsi gigi, sebaliknya kelebihan zat gizi didapati bahwa siswa SD tersebut sudah
juga memberikan dampak yang tidak jarang membawa bekal makanan dari
diharapkan bagi pertumbuhan dan rumah dan banyak yang membeli jajanan
perkembangan gigi. Pada tahap saat istirahat. Seringkali jajanan
pertumbuhan dan perkembangan gigi, tidak memengaruhi nafsu makan anak, sehingga
sedikit ditemukan kasus anak yang dapat memengaruhi asupan zat-zat gizi
mengalami gangguan erupsi gigi akibat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh
tidak terpenuhinya asupan zat gizi. Hal ini kembang. Kelebihan dan kekurangan zat
dapat menyebabkan kelainan-kelainan pada gizi dapat pula berdampak pada gangguan
pertumbuhan gigi.7 erupsi gigi permanen anak.3 Alasan-alasan
Indonesia mengalami masalah gizi inilah yang melatarbelakangi penulis,
ganda yaitu kekurangan gizi dan kelebihan sehingga melakukan penelitian tentang
gizi yang berakibat pada penurunan hubungan status gizi dan erupsi gigi
kualitas sumber daya manusia suatu bangsa permanen pada anak SD Negeri 70
dan salah satu penyebab kematian di Manado.
Indonesia.1 Kekurangan gizi terjadi akibat Tujuan penelitian ini ialah untuk
asupan gizi di bawah kebutuhan dan mengetahui gambaran status gizi, untuk
kelebihan gizi terjadi akibat asupan gizi mengetahui gambaran erupsi gigi dan untuk
melebihi kebutuhan.8 Penilaian terhadap mengetahui apakah ada hubungan antara
kondisi gizi seorang sebagai akibat dari status gizi dengan erupsi gigi permanen
konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat siswa SD Negeri 70 Manado.
190
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015

Manfaat penelitian ini terbagi atas: square berskala ordinal dengan batas
1. Manfaat bagi pemerintah: Kiranya hasil kemaknaan a= 0.05. Jika p-value > 0,05
penelitian ini dapat menjadi bahan maka tidak ada hubungan antara variabel
kajian dalam upaya peningkatan bebas dengan variabel terikat sehingga HO
kesehatan melalui program preventif tidak diterima. Sebaliknya jika p-value <
dan promotif. 0,05 maka terdapat hubungan antara
2. Manfaat bagi masyarakat: Melalui variabel bebas dan variabel terikat sehingga
upaya peningkatan derajat kesehatan hipotesis dapat diterima.
yang dilakukan oleh pemerintah, derajat
kesehatan masyarakat akan semakin HASIL PENELITIAN
meningkat. Karakteristik responden
3. Manfaat bagi institusi pendidikan yaitu Karakteristik yang diamati pada
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi penelitian ini yaitu dibedakan menjadi dua
Fakultas Kedokteran Universitas Sam yaitu meliputi umur dan jenis kelamin
Ratulangi Manado: Hasil penelitian ini responden.
dapat menjadi bahan pembanding dan Berdasarkan Tabel 1diketahui bahwa
referensi bagi penelitian selanjutnya. kelompok umur 6 tahun berjumlah 9
4. Manfaat bagi peneliti: Peneliti responden (10%), kelompok umur 7 tahun
memperoleh pengalaman untuk pertama berjumlah 14 responden (16%), kelompok
kalinya melakukan penelitian dan umur 8 tahun berjumlah 10 responden
menuangkannya dalam suatu bentuk (12%), kelompok umur 9 tahun berjumlah
tulisan ilmiah. 18 responden (21%), kelompok umur 10
tahun berjumlah 14 responden (16%),
METODE PENELITIAN kelompok umur 11 tahun berjumlah 9
Penelitian ini bersifat deskriptif responden (10%) dan kelompok umur 12
analitik dengan rancangan potong lintang tahun berjumlah 9 responden (10%). Jenis
dimana pengukuran variabel bebas dan kelamin laki-laki berjumlah 45 responden
variabel terikat diambil pada waktu yang (54,22%) sedangkan untuk jenis kelamin
sama. Penelitian ini dilaksanakan di SD perempuan berjumlah 38 responden
Negeri 70 Manado pada bulan Juni 2014. (45,78%).
Populasi dalam penelitian ini ialah
seluruh siswa SD Negeri 70 Manado yang Tabel 1. Distribusi karakteristik responden
berusia 6 – 12 tahun. Besar sampel pada
penelitian ini ialah keseluruhan total Karakteristik
populasi berdasarkan kriteria inklusi dan responden n %
kriteria eksklusi dengan jumlah 83 Umur
responden. 6 9 10,84%
7 14 16,86%
8 10 12,04%
Kriteria inklusi: 9 18 21,68%
1. Bersedia menjadi subjek penelitian, 10 14 16,86%
dibuktikan dengan penandatanganan 11 9 10,84%
informed consent. 12 9 10,84%
2. Hadir saat penelitian dilakukan Jenis
3. Bersikap kooperatif selama penelitian kelamin
berlangsung Laki-laki 45 54,22%
Kriteria eksklusi: Perempuan 38 45,78%
1. Berusia dibawah 6 tahun atau diatas 12
tahun Gambaran status gizi dan erupsi gigi
2. Terdaftar sebagai siswa namun sudah permanen
tidak aktif. Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa
Analisis data menggunakan uji chi- responden dengan kategori status gizi kurus
191
Lantu, Kawengian, Wowor: Hubungan status gizi...

berjumlah 15 responden (18%), status gizi Tabel 3. Hubungan status gizi dengan erupsi
baik dengan jumlah 49 responden gigi permanen
(59,03%), status gizi gemuk dengan jumlah
8 responden (9,63%) dan status gizi sangat Status
Erupsi Status Gizi
gemuk atau lebih dikenal dengan obesitas
sk k n g obes Jumlah
dengan jumlah 11 responden (13,25%).
Belum - 11 23 1 2 37
Gambaran erupsi gigi permanen yakni erupsi
sudah erupsi dengan jumlah 46 responden Sudah - 4 26 7 9 46
(55,42%) dan belum erupsi dengan jumlah erupsi
37 (44,57%). Total 0 15 49 4 8 11 83

Tabel 2. Distribusi gambaran status gizi dan BAHASAN


erupsi gigi permanen Gambaran status gizi siswa SD Negeri
70 Manado
Status Gizi n %
Kelompok anak usia sekolah
Sangat kurus 0 0%
Kurus 15 18,07% mempunyai laju pertumbuhan fisik yang
Baik 49 59,03% lambat tetapi konsisten dan secara terus
Gemuk 8 09,63% menerus memperoleh pendewasaan dalam
Obesitas 11 13,25% keterampilan motorik serta menunjukan
Erupsi gigi peningkatan yang berarti dalam keteram-
permanen pilan kognitif, sosial dan emosional.3
Belum Erupsi 37 44,57% Keadaan gizi anak dipengaruhi oleh faktor
Sudah Erupsi 46 55,42% langsung seperti konsumsi makanan dan
faktor tidak langsung seperti faktor
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa ekonomi yang berkaitan dengan masalah
status erupsi gigi permanen berdasarkan pekerjaan dan penghasilan suatu keluarga
status gizi sangat kurus ialah belum erupsi serta faktor pengetahuan yang berkaitan
dengan jumlah 0 responden dan sudah dengan masalah pemilihan dan penyediaan
erupsi dengan jumlah 0 responden. makanan bergizi dan beraneka ragam. 11
Kategori status gizi kurus ialah belum Hasil penelitian menunjukan bahwa
erupsi berjumlah 11 responden dan yang status gizi siswa SD Negeri 70 Manado
sudah erupsi dengan jumlah 4 responden. sebagian besar (59,04%) berada pada
Kategori status gizi normal ialah belum kategori status gizi baik. Hasil tersebut
erupsi dengan jumlah 23 responden dan menunjukkan adanya keseimbangan dari
sudah erupsi berjumlah 26 responden. penggunaan zat-zat gizi yang terkandung
Kategori status gizi gemuk ialah belum dalam makanan yang dikonsumsi. Hasil
erupsi dengan jumlah 1 responden dan penelitian ini ditunjang oleh pendapat dari
yang sudah erupsi berjumlah 7 responden. Suhardjo yang mengatakan bahwa setiap
Kategori status gizi obesitas ialah belum orang akan mempuyai status gizi baik jika
erupsi dengan jumlah 2 responden dan makanan yang dikonsumsi mampu
sudah erupsi dengan jumlah 9 responden. meyediakan zat-zat gizi dalam jumlah yang
Data hasil analisis hubungan antara cukup bagi tubuh.17 Anak-anak yang
status gizi dengan erupsi gigi permanen termasuk pada kategori status gizi normal
siswa SD Negeri 70 Manado dengan memungkinkan pertumbuhan fisik,
menggunakan uji Chi-square menunjukkan perkembangan otak, kemampuan kerja dan
nilai p-value 0,006 (p: ≤ 0.05) hal ini kesehatan secara umum pada tingkat
menunjukkan bahwa terdapat hubungan optimal, sehingga dapat meningkatkan
yang signifikan antara status gizi dengan kualitas hidup serta mencegah terjadinya
erupsi gigi permanen siswa SD Negeri 70 morbiditas dan mortalitas.3,9,18
Manado sehingga hipotesis dapat diterima. Berdasarkan hasil penelitian juga

192
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015

diketahui 18,07% responden berada pada dicerna dan diserap, metabolisme di dalam
kategori status gizi kurus, Status gizi kurus tubuh pun menjadi kurang baik. Lama
terjadi akibat tubuh mengalami kekurangan kelamaan asupan gizi anak menjadi tidak
satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Hal ini seimbang. Fast food cenderung mengan-
sejalan dengan penelitian yang dilakukan dung lemak tinggi dan gula tinggi, protein
oleh Kusumawati yang menyebutkan dan minim serat. Anak yang sering
bahwa anak yang memiliki status gizi kurus mengonsumsi fast food cenderung
disebabkan oleh masukan energi dan mengalami obesitas bila tidak diawasi.20
protein yang sangat kurang dan dalam Pengetahuan gizi sangat dibutuhkan dalam
jangka waktu yang lama.27 Widyakarya pemilihan bahan makanan sehingga
Nasional Pangan dan Gizi menyebutkan pemenuhan gizi seimbang pada anak dapat
bahwa anak usia sekolah yang kekurangan tercapai.22
gizi akan mengakibatkan terganggunya
proses pertumbuhan dan perkembangan, Gambaran erupsi gigi permanen siswa
anak menjadi cepat lelah, sakit-sakitan SD Negeri 70 Manado
serta mengalami kesulitan dalam Erupsi ialah pergerakan gigi ke arah
memahami pelajaran.28 rongga mulut yang dimulai pada saat gigi
Hasil penelitian juga menunjukkan masih berada dalam rahang dan merupakan
bahwa sebanyak 09,63% responden berada proses yang bervariasi pada setiap anak.
6,14
pada kategori status gizi gemuk dan Masing - masing gigi pada tiap
13,25% berada pada kategori sangat individu memiliki waktu erupsi yang
gemuk. Kategori status gizi gemuk dan berbeda-beda. Gigi dikatakan sudah erupsi
sangat gemuk diakibatkan karena tubuh apabila gigi sudah mulai terlihat muncul
memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah yang pada permukaan rongga mulut sebaliknya
lebih atau sangat banyak. Misnadiarly gigi dikatakan belum erupsi apabila belum
menyebutkan bahwa kategori status gizi nampak pada permukaan rongga mulut.
gemuk dan sangat gemuk jarang dijumpai Berdasarkan data hasil pemeriksaan
pada keluarga yang hidup dalam secara visual mengenai erupsi gigi
kemiskinan dan biasanya sangat berkaitan permanen siswa yang dilakukan di SD
dengan kurangnya pengetahuan tentang Negeri 70 Manado didapati 44,58% belum
pemenuhan gizi seimbang pada anak.30 erupsi dan 55,42% sudah erupsi. Hal ini
Suhardjo berpendapat bahwa status gizi menunjukkan bahwa secara umum keadaan
gemuk biasanya dialami oleh anak-anak erupsi gigi permanen siswa SD Negeri 70
yang mempunyai seorang ibu yang bekerja. Manado berjalan normal sesuai usia
Para ibu yang bekerja biasanya tidak kronologis pertumbuhan gigi.
memiliki cukup waktu untuk menyiapkan
makanan yang bergizi dan beraneka ragam Hubungan status gizi dengan erupsi gigi
setiap hari, sehingga para ibu cenderung permanen siswa SD Negeri 70 Manado
menyajikan makanan yang cepat saji.17,18 Terdapat banyak teori yang
Makanan cepat saji dengan proses dikemukakan berdasarkan proses awal
memasak yang cenderung cepat memang munculnya gigi atau erupsi gigi. Brauer
sangat membantu saat ibu tidak memiliki menjelaskan bahwa prinsip biologi
cukup banyak waktu. Menurut dr. Fiastuti digunakan untuk mengontrol pertumbuhan
Wicaksono, Sp.GK dari Departemen Ilmu gigi. Oleh karena itu, variasi akan terjadi
Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas pada proses erupsi gigi.6 Steggerda
Indonesia, makanan jenis ini sudah menambahkan bahwa tidak hanya faktor
mengalami proses pemasakan terlebih biologi yang dapat memengaruhi proses
dahulu sehingga banyak kehilangan zat gizi pertumbuhan gigi namun terdapat faktor
penting. Zat-zat gizi yang seharusnya lokal, gizi dan lingkungan yang juga
diproses dalam saluran cerna tidak lagi berperan penting pada proses erupsi gigi. 16
dilakukan. Akibatnya zat gizi lebih cepat Status gizi merupakan salah satu hal
193
Lantu, Kawengian, Wowor: Hubungan status gizi...

yang harus diperhatikan dan tidak bisa memiliki gigi permanen yang sudah erupsi
disepelekan oleh orang tua terlebih pada sesuai dengan usia erupsi giginya dan
saat anak berada dalam periode emas sisanya sejumlah 23 siswa memiliki gigi
pertumbuhannya, dalam hal ini periode permanen yang belum erupsi (terlambat
pertumbuhan dan perkembangan gigi anak. erupsi). Hal ini berbeda dengan yang
Berdasarkan hasil penelitian Almonaitiene dikemukakan pada beberapa penelitian
di Lithuania, dikemukakan bahwa sebelumnya yaitu penelitian dari Syahfriza
kekurangan gizi merupakan salah satu dan Indriyanti bahwa anak dengan status
faktor yang memengaruhi keterlambatan gizi baik ialah anak yang memiliki berat
erupsi gigi permanen anak.7 badan dan tinggi badan ideal sesuai usianya
Status gizi yang baik sangat dibutuhkan dan cenderung memiliki pertumbuhan dan
untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan gigi yang sesuai dengan usia
perkembangan gigi serta dalam menjaga erupsinya.9,12,14 Kenyataannya dari total
keseimbangan lingkungan mulut yang jumlah 49 siswa dengan kategori status gizi
dihubungkan dengan kesehatan gigi. baik, 23 di antaranya mengalami keterlam-
Keadaan status gizi yang tidak baik pada batan erupsi gigi. Hal ini mungkin
anak-anak dapat menimbulkan akibat yang disebabkan oleh faktor lain seperti faktor
berkepanjangan pada fungsi biologis, lingkungan, sosial ekonomi dan faktor
jaringan keras dan lunak serta kelenjar lokal.7 Penelitian lain yang mendukung
saliva, sehingga nantinya dapat berdampak hasil penelitian ini yakni hasil penelitian
pada erupsi gigi.19 dari Oktavianus yang menyatakan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang berarti antara
responden dengan kategori status gizi baik, status gizi baik dengan erupsi gigi
status gizi gemuk dan sangat gemuk lebih permanen anak yang mungkin disebabkan
banyak memiliki gigi permanen yang sudah oleh faktor genetik, ras, hormonal dan
erupsi sesuai usia erupsinya daripada yang jaringan di sekitar gigi misalnya ligamen
berstatus gizi kurus. Responden dengan periodontal yang mendorong gigi ke
status gizi kurus lebih banyak memiliki gigi permukaan gigi. Hal-hal tersebut jauh lebih
permanen yang belum erupsi sesuai usia berpengaruh pada erupsi gigi permanen
erupsinya. anak dibandingkan dengan status gizi
Kategori status gizi kurus dengan beserta alasan lainnya, yaitu berupa
jumlah total 15 responden, 11 di antaranya penggunaan timbangan berat badan yang
dengan keadaan erupsi gigi belum erupsi tidak terkalibrasi sehingga memungkinkan
dan 4 responden dengan keadaan erupsi kesalahan pada pengukuran berat badan.24
gigi sudah erupsi. Hal ini sejalan dengan Responden dengan kategori status gizi
penelitian yang dikemukakan oleh gemuk berjumlah 8 siswa, 7 siswa di
Windratih yang menyatakan bahwa pada antaranya memiliki gigi permanen yang
anak-anak dengan status gizi kurus sudah erupsi sesuai waktunya dan 1 lainnya
pertumbuhan gigi permanennya lebih memiliki gigi permanen yang belum erupsi
lambat dibandingkan dengan anak-anak atau terlambat erupsi. Hal ini sejalan
yang mempunyai status gizi baik.12 dengan penelitian dari Surya Irayadi yang
Penelitian lain juga mengemukakan hal menyatakan bahwa pada anak dengan
yang sama yaitu penelitian dari Schuurs status gizi gemuk biasanya gigi permanen
yang mengemukakan bahwa kekurangan sudah erupsi atau bahkan erupsi dini atau
gizi yang berat dapat memengaruhi erupsi lebih cepat dari waktu erupsinya.
pertumbuhan badan yang ditentukan oleh Namun pada kasus tertentu anak dengan
panjang dan berat badan sehingga terdapat status gizi gemuk mengalami keterlam-
korelasi dengan tertundanya kemunculan batan erupsi gigi akibat konsumsi jajanan
gigi.23 secara berlebihan yang mengkibatkan
Responden dengan kategori status gizi kerusakan gigi yang dapat menghambat
baik berjumlah 49 siswa, 26 di antaranya pertumbuhan gigi. 25
194
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015

Jumlah responden dengan kategori DAFTAR PUSTAKA


status gizi sangat gemuk atau obesitas yaitu 1. Depkes RI. Gizi seimbang atasi masalah
11 siswa. Sebanyak 9 siswa di antaranya gizi ganda. Jakarta: Komukasi Publik
memiliki gigi permanen yang sudah erupsi Sekretariat Jenderal Kementrian
sesuai waktunya dan 2 siswa lainnya Kesehatan RI; 2012. p. 2-3.
mengalami keterlambatan erupsi atau 2. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
belum erupsi. Hal ini tidak jauh berbeda
2000. p. 4-9.
dengan hasil penelitian untuk kategori 3. Almatsier S. Gizi seimbang dalam daur
status gizi sangat gemuk, yaitu bahwa pada kehidupan. Jakarta: Gramedia
anak dengan status gizi sangat gemuk Pustaka Utama; 2011. p. 213-77.
biasanya gigi permanennya sudah erupsi 4. Smolin LA, Grosvenor MB. Basic
atau bahkan erupsi dini sebelum nutrition. New York: Infobase
waktunya.24 Pada kategori status gizi sangat Publishing; 2005. p. 6-12.
gemuk dengan keterlambatan erupsi gigi, 5. Chaterjee M, Bandyophadyay AR. A
biasanya berkaitan dengan konsumsi study on nutritional status and dental
jajanan secara berlebihan sehingga caries in permanent teeth among
school. Scientific Research; 2012.
berakibat terjadinya karies gigi yang
Vol. 2, No. 3. p. 112-16.
menghambat proses erupsi gigi permanen.25
6. Brauer JC. Dentistry for children. New
York: Mcgraw Hill Book Company
SIMPULAN inc; 1959. p. 263-77.
1. Status gizi siswa SD Negeri 70 Manado 7. Almonaitiene R, Balciuniene I,
sebagian besar memberikan gambaran Tutkuviene J. Factor influencing
status gizi baik kemudian diikuti oleh permanen teeth eruption.
status gizi kurus, obesitas dan gemuk. Stimatologija, Baltic Dental and
2. Erupsi gigi permanen siswa SD Negeri Maxillofacial Journal Vol. 12 No.3. p.
70 Manado memberikan gambaran gigi 67-70.
permanen yang sudah erupsi sesuai usia 8. Makalew YM, Kawengian SES, Malonda
NHS. Hubungan antara asupan energi
erupsinya lebih besar jumlahnya dan
dan zat gizi dengan status anak
gigi permanen yang belum erupsi atau
sekolah dasar. Manado: Program
terlambat erupsi lebih sedikit jumahnya. Studi Gizi Masyarakat. Universitas
3. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa Sam Ratulangi; 2013. p. 2-4.
terdapat hubungan yang signifikan 9. Fidiantoro N, Setiadi T. Model penentuan
antara status gizi dan erupsi gigi status gizi balita di puskesmas. Jurnal
permanen siswa SD Negeri 70 Manado. Sarjana Teknik Informatika.
Yogyakarta: 2013 Vol. 1 No. 1. p.
SARAN 367-9.
1. Disarankan kepada Dinas kesehatan 10. Kemenkes RI. Riset kesehatan dasar.
dalam hal ini pihak Puskesmas Bahu, Jakarta: Badan penelitian dan
agar dapat memanfaatkan hasil pengembangan kesehatan Kemenkes;
2010. p. 52-54.
penelitian sebagai bahan kajian untuk 11. Supariasa. Penilaian status gizi. Jakarta:
penyusunan program preventif dan Buku Kedokteran EGC Gramedia
promotif guna meningkatkan derajat Pustaka Utama; 2001. p. 22-58.
kesehatan masyarakat termasuk derajat 12.Windratih RD. Hubungan status gizi
kesehatan gigi dan mulut masyarakat dengan erupsi gigi permanen anak.
yang berada di wilayah kerjanya. Universitas Hasanudin [internet].
2. Disarankan kepada masyarakat untuk 2010 [diakses pada 2013 Agu 15].
dapat mengaplikasikan segala informasi Tersedia dari:
yang diperoleh melalui puskesmas http://repository.unhas.ac.id./handle/1
untuk peningkatan status gizi dan status 23456789/2756.
kesehatan secara umum termasuk 13. Indriyanti R, Pertiwi ASP, Sasmita IS.
Laporan penelitian pola erupsi gigi
kesehatan gigi dan mulut.
195
Lantu, Kawengian, Wowor: Hubungan status gizi...

permanen ditinjau dari usia Bogor. Jakarta: Universitas Islam


kronologis pada anak usia 6-12 tahun. Syarif Hidayatullah, 2010; p. 82.
Sumedang: Universitas Padjajaran; 21. Wicaksono F. Mengupas kandungan gizi
2006. p. 5-6. fast food – parenting mobile
14. Itjiningsih WH. Anatomi gigi. Jakarta: Indonesias [internet] 2015 [diakses 9
EGC; 1991. p. 211-48. Feb 2015]. Tersedia di: http://
15. Bertech R. Vitamin and mineral keep teeth www.parenting.co.id/article/...
healthy. [internet] 2012. [cited 2013 gizi…656
Jul 22]. Available from: http:// 22. Misnadiarly. Obesitas sebagai faktor resiko
dentistryloveland.com/dentist/ beberapa penyakit. Jakarta: Pustaka
16. Steggerda M, Hill T.J. Eruption time of Obor, 2007; p. 3-5.
teeth among Whites Nogroes and 23. Moehji, Syahmien. Ilmu gizi. Jakarta: PT
Indians. Department of Genetics, Bhatara Karya Aksara; 2013
Carnegie Institution of Washington, 24. Schuurs. Patologi gigi geligi, kelainan-
Cold Spring Harbor, Long island, kelainan jaringan keras gigi.
New York, USA. Yogyakarta: Gadjah Mada University
17. American Journal of Orthodontics and Oral Press, 1992; p.121.
Surgery; June 1942, Vol 28(6). p. 25. Oktavianus P. Hubungan antara status gizi
361-70. dengan erupsi gigi molar 1 permanen.
18. Suhardjo. Pangan, gizi dan pertanian. Makassar: Fakultas Kedoteran Gigi
Jakarta: UI Press. 2000. p. 8-9. niverss Hasanudin, 2008;. p. 4-7.
19. Naidoo S. Oral health and nutrition. Cape 26. Irayani S. Hubungan antara indeks massa
Town: Department of community oral tubuh dengan erupsi gigi molar
health; 2000. p. 131-2. pertama permanen rahang atas dan
20. Kusumawati R. Hubungan tingkat rahang bawah anak umur 6 dan 7
keparahan karies dengan status gizi tahun SD Inpres Perumnas. Makasar:
siswa SDN 01 Ciangsana kabupaten Politeknik Kesehatan, 2013; p. 49.

196

You might also like