You are on page 1of 11

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan
yang dibuat oleh peneliti yang berhubungan dengan suatu proses
penelitian akan berlangsung. Desain sangat erat dengan kerangka konsep
penelitian sebagai bentuk perencanaan, pelaksaan suatu penelitian, dengan
adanya permasalahan penelitian yang jelas, kerangka konsep, dan definisi
yang jelas. Suatu desain dapat digunakan sebagai gambaran tentang
perencanaan penelitian secara rinci dalam hal pengumpulan data dan
analisis data (Nursalam, 2010).
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan
desain cross sectional. Yakni penelitian dimana variabel-variabel di
observasi sekaligus pada waktu yang sama. Hal ini dilakukan untuk
melihat hubungan dismenore dengan aktivitas belajar mahasiswi jurusan
Keperawatan STIKes IMC Bintaro .

B. Tempat dan Waktu


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di STIKes IMC Bintaro.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari 2019
sampai dengan Februari 2019 .
.
C. Populasi, Sampel Dan Jenis Data
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di
tarik kesimpulannya (Sugiono, 2012:80). Populasi dalam penelitian

33
34

ini adalah mahasiswi yang mengalami dismenore saat menstruasi


di STIKes IMC Bintaro yang berjumlah 100 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian
dari populasi tersebut (Sugiyono,
2013:215). Sampel penelitian
merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2010). Kriteria sampel meliputi kriteria
inklusi dan kriteria eklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-
ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat
diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012).
Adapun kriteria inklusi sebagai berikut:
Kriteria Inklusi:
a. Mahasiswi yang sudah menstruasi
b. Mahasiswi yang mengalami dismenore
c. Bersedia menjadi responden dan mengikuti prosedure
penelitian sampai tahap akhir penelitian.
d. Usia 19-25 tahun
e. Mahasiswi yang sehat jasmani dan rohani (Tidak
memilik penyakit penyerta lainnya)
f. Merupakan mahasiwi STIkes IMC Bintaro
g. Memahami bahasa Indonesia
Sedangkan kriteria eklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang
tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012). Adapun
kriteria eklusi sebagai berikut:
Kriteria Ekslusi:
a. Mahasiswi yang belum mengalami menstruasi
b. Tidak bersedia ikut serta dalam penelitian
c. Tidak mengalami dismenore saat menstruasi
d. Mahasiswi yang tidak memiliki penyakit penyerta
lainnya.
e. Bukan Merupakan mahasiwi STIkes IMC Bintaro
f. Tidak memahami bahasa Indonesia

Besar Sampel dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Notoatmojo,


2012) :
35

Responden yang Keterangan:


N : besar populasi
n : besar sampel
d : tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan
Berdasarkan rumus sampel dapat ditentukan besar sampel yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu:

n= N

1 + N (d)2

n = 100
1 + 100 (0,1)2
n = 100
1 + 100 (0,01)
n = 100
1+1
n = 100
2
N = 50 sampel

Untuk mengantisipasi adanya sampel yang drop out, peneliti memprediksikan


10% sampel yang terpilih tidak dapat mengikuti penelitian sampai dengan selesai
atau data dari responden kurang lengkap. Sehingga jumlah sampel harus dikoreksi
untuk mengantisipasi jumlah sampel yang tidak mengikuti penelitian sampai
selesai, atau ada data yang kurang lengkap, besar sampel setelah dikoreksi adalah
sebagai berikut:

Dibulatkan = 56 sampel
Untuk mengantisipasi adanya sampel yang drop out , peneliti menambahkan 10%
sehingga sampel penelitian sebanyak 56 orang. Cara mengambil sampel yang
36

dilakukan oleh peneliti dengan mendatangi tempat penelitian yaitu di STIkes IMC
Bintaro.

3. Teknik pengambilan sempel


Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan dengan
menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah
teknik penentuan dengan pertimbangan tertentu sesuai yang
dikehendaki peneliti (Dharma, 2011:117). Pada penelitian ini,
peneliti akan mengambil sampel atau responden yaitu mahasiswi
yang mengalami dismenore pada saat menstruasi di STIKes IMC
Bintaro yang bersedia menjadi responden dengan mengisi
informed consent.

D. Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Data primer Data primer pada penelitian diperoleh dari hasil
pengisian kusioner mahasiswi STIKes IMC Bintaro. Peneliti
mendampingi responden penelitian saat pengisian kuesioner. Data
hasil pengisian kuesioner tersebut dapat memberikan gambaran
tentang Hubungan Dismenore Dengan Aktivitas Belajar
Mahasiswi. Data yang diperoleh dari mahasiswi, berupa data
jumlah mahasiswi yang mengalami Dismenore pada saat
menstruasi di STIKes IMC Bintaro.

2. Tehnik pengumpulan data adalah


a. Pembuatan surat permohonan ijin penelitian dari institusi
pendidikan.
b. Pengajuan surat permohonan ijin ke STIkes IMC Bintaro
untuk mengambil data.
c. Menentukan sempel yang sesuai dengan penelitian yang
peneliti lakukan.
d. Melakukan pendekatan dengan Responden dan apabila
responden menyetujui untuk menjadi responden maka
peneliti meminta ketersedian responden untuk
menandatangani lembar ketersedian menjadi responden.
e. Setelah itu memberikan lembar kuesioner.
37

f. Responden diberikan penjelasan tentang cara mengisi


angket dan dipersilahkan bertanya jika belum jelas.
g. Selama pengisian angket, peneliti berada didekat responden
untuk mengantisipasi pertanyaan akan ketidak jelasan
responden.
h. Setelah mengisi angket maka peneliti mengambil angket
yang ada pada responden kemudian dikumpulkan oleh
peneliti
i. Daftar pertanyaan yang telah dilengkapi jawaban
dikumpulkan untuk pengolahan data melalui proses tabulasi
dan kemudian dianalisa dengan alat bantu Bivariat atau
dengan program SPSS.

E. Instrumen Penelitian
1. Alat pengumpulan data
pengumpulan data yang disebut kuesioner yang biasanya dipakai
didalam wawancara (sebagai pedoman wawancara yang bersetruktur)
dan angket, kuesioner disini diartikan sebagai daftar pertanyaan yang
sudah tersusun dengan baik, sudah matang dimana responden tinggal
memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu
(Notoadmodjo, 2010). Kuesioner dibuat oleh peneliti sebagai berikut:
a. Kuesioner karakteristik demografi responden
Kuesioner karakteristik responden terdiri dari inisial, usia, usia
menarce, lama pendarahan menstruasi, sifat nyeri haid yang
dirasakan.
b. Kuesioner intensitas dismenore
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa
kuesioner yang berisikan pertanyaan yang merupakan
karakteristik nyeri haid dan lembar penilaian skala nyeri
Numerical Rating Scale (NRS) yang akan dijawab oleh
responden.
c. Aktivitas Belajar Mahasiwi
Pernyataan yang berkaitan dengan aktivitas belajar mahasiswa
yang terdiri dari 20 item pernyataan untuk pertanyaan ya
diberikan sekor 2 dan tidak diberikan sekor 1.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
38

Salah satu instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah


kuesioner. Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel maka
kuesioner tersebut harus diuji validitas dan reliabilitas. Sebelum
kuesioner digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu kuesioner
dilakukan uji validitas menggunakan content validity, kemudian dicari
reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach.
a. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
dalam hal ini digunakan beberapa item pertanyaan yang dapat
secara tepat mengungkapkan varibel yang diukur tersebut. Uji
ini dilakukan dengan content validity, yaitu jenis validitas yang
diukur dengan berlandasan teori dan dikonsultasikan dengan ahli
(Sugiyono, 2012).
b. Uji Reabilitas
Uji reabilitas menurut (Sugiyono, 2010) dilakukan untuk
mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten
apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur sama.
Uji reabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur
yang dirancang dalam bentuk kuesioner dapat diandalkan,
suatu alat ukur dapat diandalkan jika alat ukur tersebut
digunakan berulang kali akan memberikan hasil yang relative
sama (tidak berbeda jauh). Untuk melihat ada tidaknya suatu
alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui
koefisien reliabilitas dan apabila koefisien reliabilitasnya lebih
besar dari 0,60 maka secara keseluruhan pernyataan tersebut
dinyatakan andal (reliable). Uji reabilitas dalam penelitian ini

penulis menggunakan metode Alpha Cronbach ( ) yang

penulis kutip dari Ety Rochaety dalam bukunya yang berjudul


Metode Penelitian Bisnis (2007).
F. Etika Penelitian
39

Dalam penelitian ini penulis menggunakan mahasiswi keperawatan


STIKes IMC sebagai responden oleh karena itu untuk melindungi dan
menjaga suatu kerahasiaan mahasiswi, peneliti menggunakan prinsip
kemanfaatan, prinsip keadilan, prinsip menghormati hak asasi, prinsip
autonomi serta prinsip kepercyaan fasilitas.
Yurisa (2008) membagi empat etika yang harus ada ketika
melakukan penelititan kesehatan yaitu :
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect for human
dignity).
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek untuk
mendapatkan suatu informasi yang terbuka berkaitan dengan
jalannya penelititan serta berpartisipasi dalam kegiatan penelitian
(Autonomy). Beberapa tindakan yang terkait prinsip menghormati
harkat dan martabat manusia adalah peneliti mempersiapkan
formulir persetujuan subjek ( Informed consent). Informed consent
adalah lembar persetujuan atau kesedian menjadi responden yang
diberikan sebelum dilakukan penelitian. Lembar persetujuan ini
diberikan agar responden mengetahui maksud dan tujuan
penelitian. Jika bersedia maka harus menandatangani lembar
persetujuan, jika tidak bersedia maka peneliti harus menghormati
calon responden.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (Respect
for privacy and confidentiality).
Setiap manusia memiliki hak-hak dasar dasar individu termasuk
privasi dan kebebasan individu pada dasarnya penelitian akan
memberikan akibat terbukanya informasi individu termasuk yang
bersifat pribadi sedangkan, tidak semua orang menginginkan
informasinya diketahui oleh orang lain, sehingga peneliti perlu
memperhatikan hak-hak dasar individu tersebut. Dalam aplikasinya
peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas
baik nama maupun alamat asal subjek dalam kuisioner dan alat
ukur apapun untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek.
Penelitian juga dapat menggunakan koding (inisial atau
identification) sebagai pengganti identitas responden.
40

3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness).


Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk
memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur,
hati- hati, profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan
faktor-faktor ketetapan, keseksamaan, kecermatan, intimitas,
psikologis serta perasaan religius subjek penelitian. Lingkungan
penelitian dikondisikan agar memenuhi prinsip keterbukaan yaitu
kejelasan prosedur penelitian.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan
(balancing harms and benefits).
Pelitian melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian
guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin
bagi subyek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat
populasi (beneficence). Peneliti meminimalisasi dampak yang
merugikan bagi subyek (nonmaleficence). Apabila intervensi
penelitian berpotensi mengakibatkan cedera atau stres tambahan
maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah
terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun, kematian subyek
penelitian.
G. Metode Pengolahan Data
1. Pengolahan Data
Merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data ringkasan
berdasarkan suatu kelompok data mentah menggunakan rumus tertentu
sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan (Setiadi, 2012:139).
Tahap-tahap pengolahan data sebagai berikut:
a. Coading (Pemeriksaan Kode)
Merupakan pemberian kode pada setiap jawaban yang terkumpul
dala kuesioner untuk memudahkan suatu proses pengolahan data.
Memberi tanda atau kode-kode bertujuan untuk mempermudah
waktu mengadakan tabulasi dan analisa data.
b. Editing (Pemeriksaan Data)
Editing adalah memeriksa kembali daftar yang diperoleh dalam hal
ini peneliti mengecek daftar yang sudah di peroleh melalui daftar
ceklist yang sudah didapat.
c. Scoring
Scoring yaitu memberikan scor terhadap item-item yang perlu
diberi scor (Arikunto, 2012). Adapun dalam penelitian ini scoring
41

yang dilakukan pada tingkat nyeri pada responden diukur


menggunakan lembar visual analog skala identitas nyeri 0-10.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri

Nyeri Ringan Sedang Berat Berat

Sekali
Keterangan:
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan
4-6 : Nyeri sedanag
7-9 : Nyeri berat
10 : Nyeri berat sekali
Pada analog skala identitas nyeri numeric diatas subyek memberi
tanda X pada nomor tentang uraian intensitas nyeri yang dialami
responden.
d. Tabulating
Tabulating adalah mencatat jawaban responden yang sudah diberi
kode kemudian dimasukan kedalam bentuk table distribusi
frekuensi. Peneliti melakukan pencatatan intensitas nyeri
(dismenore) dan aktivitas belajar untuk setiap responden tersebut,
Selanjutnya dari hasil pencatatan data umum informasi tentang
responden serta data tentang intensitas nyeri menstruasi
(dismenore) di tabulasikan dengan menggunakan tabel distribusi
frekuensi, dimana untuk memudahkan tabulasi dan inteprestasi
data-data tersebut , peneliti mengelompokan menjadi beberapa
kategori distribusi frekuensi yaitu distribusi frekuensi data
42

informasi umum tentang responden. Distribusi frekuensi intensitas


nyeri menstruasi (dismenore)

2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Analisi univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam
analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan prsentase
dari tiap variabel. Sedangkan katagorik merupakan data hasil
penggolongan atau pengklasifikasian data. Data atau variabel
numerik pada umumnya berisi variabel yang berskala dan rasio
(Dharma, 2011).
Analisa univariat dilakukan untuk melihat gambaran masing-
masing variabel dengan menggunakan distribusi frekuesnsi tiap
kelas diubah dalam bentuk persen (%).
Perubahan menjadi persen dilakukan dengan membagi frekuensi
(f) dengan jumlah hasil observasi (N) dan dikalikan 100% dengan
rumus:

X = f × 100%
N
Keterangan:
X= hasil yang dicari
F= frekuensi
N= jumlah responden
Pada penelitian ini variabel-variabel peringkasan datanya adalah
variabel Independen yaitu dismenore. Variabel Dependen yaitu
aktivitas belajar yang disajikan dalam bentuk distribusi
persentase.
b. Analisa Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi
dua variabel, baik berupa komparatif, asosiatif maupun korelatif.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan variabel
dependen dan variable independen. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan skala pengukuran berupa kategorikal (ordinal) maka
akan diuji dengan uji non parametrik. Untuk membuktikan kedua
variable memiliki hubungan, maka dilakukan uji Korelasi Rank
Spearman.
43

H. Penyajian Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini akan disajikan dalam bentuk:

1. Tekstular, hasil penelitian disajikan dalam bentuk kalimat.

2. Tabular, hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel.


3. Grafik, data penelitian akan digunakan diagram batang yang
menggambarkan sifat-sifat yang dimiliki.

You might also like