Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pengampu:
Oleh :
Segala puji syukur penulis panjatkan atas rahmat dan karunia Allah
SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagaimana mestinya.
Makalah ini ditulis dalam rangka untuk memenuhi dan melengkapi tugas Mata
Kuliah Nilai Awal dan Syarat Batas.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan PD eksak yang dapat dipisahkan yang
memenuhi NASB?
2. Apa yang dimaksud dengan PD eksak yang memenuhi NASB?
3. Apa yang dimaksud dengan peubah bebas dan tak bebas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami PD eksak yang dapat dipisahkan
yang memenuhi NASB
2. Untuk mengetahui dan memahami PD eksak yang memenuhi NASB
3. Untuk mengetahui dan memahami peubah bebas dan tak bebas.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kasus 𝑀 fungsi dari 𝑥 saja dan 𝑁 fungsi dari 𝑦 saja, maka diperoleh :
𝑑𝑦
𝑀(𝑥, 𝑦) + 𝑁(𝑥, 𝑦) 𝑑𝑥 = 0. Persamaan yang demikian disebut PD yang dapat
Suatu PD dinamakan eksak jika dan hanya jika terdapat suatu fungsi 𝑓
𝜕𝑓 𝜕𝑓
sehingga 𝑀 = 𝜕𝑥 dan 𝑁 = 𝜕𝑦 dalam keseluruhan suatu daerah. Jadi, dipunyai
𝜕𝑓 𝜕𝑓
𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 = 0 atau 𝑑[𝑓(𝑥, 𝑦)] = 0. Penyelesaiannya yaitu 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑘
𝜕𝑥 𝜕𝑦
Teorema:
𝜕𝑓 𝜕𝑓
Jika 𝑀(𝑥, 𝑦) = 𝜕𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑁(𝑥, 𝑦) = 𝜕𝑦 adalah kontinu, maka PD eksak jika dan
𝜕𝑀 𝜕𝑁
hanya jika = .
𝜕𝑦 𝜕𝑥
Pada Gambar 1. dibawah terlihat suatu hubungan antara peubah 𝑥 dan 𝑦, dan
segitiga menunjukkan penambahan 𝜕𝑥 dan 𝜕𝑦 jika kita gerakkan titik dari P ke
Q. Jika anda memandang 𝑦 sebagai fungsi dari 𝑥, anda akan menggambarkan
𝜕𝑦
segitiga PNQ, dan gradien busur PQ adalah . Untuk 𝑥 sebagai fungsi dari 𝑦,
𝜕𝑥
𝜕𝑥
anda akan menggambar segitiga PMQ, dan gradien busur PQ adalah 𝜕𝑦.
𝜕𝑦 𝜕𝑥
Hasil kali kedua gradient ini adalah × 𝜕𝑦 yang jelas sama dengan 1.
𝜕𝑥
Contoh 1:
𝑑𝑦 𝑑𝑥
Buktikan bahwa 𝑑𝑥 × 𝑑𝑦 = 1, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑦 = 𝑥 3 .
Bukti:
𝑑𝑦
Jika 𝑦 = 𝑥 3 , maka 𝑑𝑥 = 3𝑥 3 . Juga dapat ditulis hubungan 𝑦 = 𝑥 3 sebagai 𝑥 =
1
𝑦 3 sehingga:
𝑑𝑥 1 2 1 3 2 1 −2 1
= 𝑦 3 = (𝑥 )3 = 𝑥 = 2
𝑑𝑦 3 3 3 3𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑥 1
Jadi, 𝑑𝑥 × 𝑑𝑦 = 3𝑥 2 × 3𝑥 2 = 1 (terbukti).
Contoh 3.2 :
Suatu balon udara panas dapat emencapai maksimum 1,25 km, dan sewaktu
𝑑ℎ
balon itu naik ketinggiannya semakin berkurang sesuai dengan rumus =
𝑑𝑡
20 − 16ℎ, dimana h adalah ketinggian dalam km dan t adalah waktu dala jam
setelah balonlepas landas. Dalam berapa lama balon tersebut akan mencapai
ketinggian 1 km ?
Penyelesaian :
Karea yang ditanyakan adalah waktu (t), maka anda dapat mengubah
persamaan diferensial untuk mendapatkan :
𝑑𝑡 1 1 1
= = 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑡 = ∫ 𝑑ℎ
𝑑ℎ 𝑑ℎ 20 − 16ℎ 20 − 16ℎ
𝑑𝑡
Metode 1.
Integral tentunnya:
1 1
𝑡 = ∫ 20−16ℎ 𝑑ℎ = − 16 𝑙𝑛(20 − 16ℎ) + 𝑐 (catatan: tanda harga mutlak tidak
1 1
0 = − 16 ln 20 + 𝐶 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝐶 = 16 ln 20
1 1 1 20 1 5
𝑡=− 𝑙𝑛(20 − 16ℎ) + ln 20 = 𝑙𝑛 ( )= ln( )
16 16 16 20 − 16ℎ 16 5 − 4ℎ
1
Jika ℎ = 1, 𝑡 = 16 ln 5 ≈ 0,10 𝑗𝑎𝑚.
Metode 2.
Karena yang ditanyakan hanya waktu pada saat h = 1, anda tidak perlu
mencari persamaan umumyang menghubungkan antara h dan t. Tapi, anda
dapat menemukan waktu sebagai integral tertentu, dari h = 0 sampai h = 1,
sbb:
1 1 1 1 1
t = ∫0 𝑑ℎ = [− 16 ln(20 − 16ℎ] = − 16 (ln 4 − ln 20)
20−16ℎ 0
1 4 1 1 1
= − 16 (ln 20
) = − 16 𝑙𝑛 5 = 16 ln 5 ≈ 0,10
Balon memerlukan waktu 0,1 jam, atau 6 menit untuk mencapai ketinggian 1
km.
Contoh 3.3.
Sebuah bola dijatuhkan dari atap suatu bangunan yang tinggi, kecepatan
terbesar yang dapat dicapai (disebut kecepatan terminal) adalah u. Model dari
kecepatan v jika bola jatuh sejauh x diberikan dengan persamaan diferensial.
𝑑𝑣 𝑢2 −𝑣 2
=𝑐 , dimana c adalah konstanta positif. Tentukan persamaan untuk v
𝑑𝑥 𝑣
dalam x.
Penyelesaian:
Tidak ada satuan yang diketahui, tapi konstanta u dan c satuannya tergantung
dari ukuran v dan x.
𝑑𝑣
Karena diberikan dalam v ketimbang x, maka persamaannya dibalik
𝑑𝑥
menjadi:
𝑑𝑥 1 𝑣 1 𝑣
= 𝑐 × 𝑢2 −𝑣2 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑥 = ∫ 𝑐 × 𝑢2 −𝑣2 𝑑𝑣.
𝑑𝑣
Bola tidak bergerak pada saat dijatuhkan. Jadi, v = o pada saat x = 0. Nilai
awal ini memberikan persamaan untuk C.
1 𝑙𝑛 𝑢2
0 = − 2𝑐 𝑙𝑛 (𝑢2 ) + 𝐶, 𝑗𝑎𝑑𝑖 𝐶 = 2𝑐
Dan 𝑢2 = (𝑢2 − 𝑣 2 )𝑒 2𝑥 ,
𝑣 2 𝑒 2𝑥 = 𝑢2 (𝑒 2𝑥 − 1),
𝑣 2 = 𝑢2 (1 − 𝑒 −2𝑥 ),
Contoh 3.4
Satu bola baja dipanaskan sampai mencapai suhu 700 derajat celcius dan
dijatuhkan ke dalam drum yang berisi serbuk es. Suhu bola tersebut turun
menjadi 500 derajat celcius selama 30 detik. Dua model diusulkan untuk suhu,
T derajat setelah t detik.
𝑑𝑇
Laju perubahan suhu diukur dengan , dan perubahan ini negatif (karena
𝑑𝑡
penurunan suhu).
menjadi:
𝑑𝑇 1 1
=− , yang penyelesaiannya adalah 𝑡 = − 𝑎 ln 𝑇 + 𝐶,
𝑑𝑡 −𝑎𝑇
1
Karena 𝑇 = 700, pada saat 𝑡 = 0, maka 0 == − 𝑎 ln 700 + 𝐶. Jadi 𝐶 =
1
ln 700
𝑎
1 1 700
𝑡 = − (ln 700 − 𝑙𝑛𝑇) = ln
𝑎 𝑎 𝑇
Coba kita subtitusikan 𝑇 = 100 ke dalam persamaan model (a) dan persamaan
model (b) yang ditentukan
Model (a) memberikan 𝑡 = 174, dan model (b) memberikan 𝑡 = 205. Hal ini
menunjukkan bahwa model (b) lebih baik ketimbang model (a).
BAB III
KESIMPULAN
𝑑𝑦
1. PD biasa orde satu 𝑑𝑥 = 𝑓(𝑥, 𝑦) seringkali menguntungkan jika diubah ke
𝑑𝑦
dalam bentuk 𝑀(𝑥, 𝑦) + 𝑁(𝑥, 𝑦) 𝑑𝑥 = 0.
𝜕𝑓 𝜕𝑓
2. Jika 𝑀(𝑥, 𝑦) = 𝜕𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑁(𝑥, 𝑦) = 𝜕𝑦 adalah kontinu, maka PD eksak jika
𝜕𝑀 𝜕𝑁
dan hanya jika = .
𝜕𝑦 𝜕𝑥
3. Peubah bebas (dinyatakan dengan 𝑥), dan peubah mana yang merupakan
peubah tak bebas (dinyatakan dengan 𝑦). Tetapi, jika fungsinya
mempunyai hubungan 1 − 1, maka munculah fungsi invers, dan
merupakan satu kesempatan jika anda dapat memilih peubah mana yang
merupakan peubah bebas.
LATIHAN
𝑑𝑦 3𝑥 2 +4𝑥+2
1. Cari solusi MNA 𝑑𝑥 = 𝑦(0) = −1
2(𝑦−1)