You are on page 1of 16

Tugas Kelompok 2

PD EKSAK YANG DAPAT DIPISAHKAN YANG MEMENUHI


NASB , PD EKSAK YANG MEMENUHI NASB, SERTA
PEUBAH BEBAS DAN TAK BEBAS
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Nilai Awal dan Syarat Batas

Dosen Pengampu:

Fitria Lestari, M.Pd.

Oleh :

Dian Novita Sari : 1611050361


Putri Oktavia : 1611050129
Siti Juariah : 1611050342
Yolanda Bareti Hermanto : 1611050410

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan atas rahmat dan karunia Allah
SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagaimana mestinya.
Makalah ini ditulis dalam rangka untuk memenuhi dan melengkapi tugas Mata
Kuliah Nilai Awal dan Syarat Batas.

Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat diselesaikan berkat


dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima
kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung
memberikan kontribusi dalam penyelesaian makalah ini. Selanjutnya penulis juga
berterima kasih kepada Ibu Fitria Lestari, M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Nilai Awal dan Syarat Batas.

Penulis menyadari bahwa isi dan pembahasan makalah ini tidak


sempurna, oleh karena itu masukan yang konstruktif dari semua pihak sangat
dibutuhkan. Harapan penulis kiranya karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua
pihak pembaca.

Bandar Lampung, Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. TujuanPembahasan ................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN

A. PD Eksak Yang Dapat Dipisahkan Yang Memenuhi NASB .................... 3


B. PD Eksak Yang Memenuhi NASB ............................................................. 3
C. Peubah Bebas Dan Tak Bebas..................................................................... 4

BAB III KESIMPULAN ....................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Persamaan diferensial adalah persamaan matematika untuk fungsi
satu variabel atau lebih, yang menghubungkan nilai fungsi itu sendiri dan
turunannya dalam berbagai orde. Persamaan diferensial memegang
peranan penting dalam rekayasa, fisika, ilmu ekonomi dan berbagai
macam disiplin ilmu. Persamaan diferensial muncul dalam berbagai
bidang sains dan teknologi, bilamana hubungan deterministik yang
melibatkan besaran yang berubah secara kontinu dimodelkan oleh fungsi
matematika dan laju perubahannya dinyatakan sebagai turunan diketahui
atau dipostulatkan.
Persamaan diferensial adalah salah satu cabang ilmu matematika
yang banyak digunakan untuk menjelaskan masalah-masalah fisis.
Masalah-masalah fisis tersebut dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan
diferensial. Jika model matematika berbentuk persamaan diferensial, maka
masalahnya adalah bagaimana menentukan solusi (penyelesaian)
persamaan diferensial itu. Namun, harus disadari tidak semua model
matematika yang berbentuk persamaan diferensial mempunyai solusi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan PD eksak yang dapat dipisahkan yang
memenuhi NASB?
2. Apa yang dimaksud dengan PD eksak yang memenuhi NASB?
3. Apa yang dimaksud dengan peubah bebas dan tak bebas?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami PD eksak yang dapat dipisahkan
yang memenuhi NASB
2. Untuk mengetahui dan memahami PD eksak yang memenuhi NASB
3. Untuk mengetahui dan memahami peubah bebas dan tak bebas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Persamaan diferensial dapat dipisahkan (separable).


𝑑𝑦
PD biasa orde satu 𝑑𝑥 = 𝑓(𝑥, 𝑦) seringkali menguntungkan jika diubah ke
𝑑𝑦
dalam bentuk 𝑀(𝑥, 𝑦) + 𝑁(𝑥, 𝑦) = 0.
𝑑𝑥

Dalam kasus 𝑀 fungsi dari 𝑥 saja dan 𝑁 fungsi dari 𝑦 saja, maka diperoleh :
𝑑𝑦
𝑀(𝑥, 𝑦) + 𝑁(𝑥, 𝑦) 𝑑𝑥 = 0. Persamaan yang demikian disebut PD yang dapat

dipisahkan (separable). Solusi dapat diperoleh dengan cara mengintegralkan


𝑀(𝑥) terhadap 𝑥 dan 𝑁(𝑦) terhadap 𝑦.

B. Persamaan Diferensial Eksak.

Suatu PD dinamakan eksak jika dan hanya jika terdapat suatu fungsi 𝑓
𝜕𝑓 𝜕𝑓
sehingga 𝑀 = 𝜕𝑥 dan 𝑁 = 𝜕𝑦 dalam keseluruhan suatu daerah. Jadi, dipunyai
𝜕𝑓 𝜕𝑓
𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 = 0 atau 𝑑[𝑓(𝑥, 𝑦)] = 0. Penyelesaiannya yaitu 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑘
𝜕𝑥 𝜕𝑦

dengan 𝑘 adalah konstanta sebarang.

Teorema:

𝜕𝑓 𝜕𝑓
Jika 𝑀(𝑥, 𝑦) = 𝜕𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑁(𝑥, 𝑦) = 𝜕𝑦 adalah kontinu, maka PD eksak jika dan
𝜕𝑀 𝜕𝑁
hanya jika = .
𝜕𝑦 𝜕𝑥

C. Peubah bebas dan tak bebas (independent and dependent variables).


Pada beberapa penerapan matematika tidak ada lagi keragu-raguan untuk
menentukan peubah mana yang merupakan peubah bebas (dinyatakan dengan
𝑥), dan peubah mana yang merupakan peubah tak bebas (dinyatakan dengan
𝑦). Tetapi, jika fungsinya mempunyai hubungan 1 − 1, maka munculah fungsi
invers, dan merupakan satu kesempatan jika anda dapat memilih peubah mana
yang merupakan peubah bebas.
Contoh, anda dapat mencatat perkembangan suatu perjalanan baik dengan
mencatat jarak yang telah anda tempuh dalam waktu tertentu, walaupun dengan
mencatat waktunya ketika anda telah melewati suatu batas/jarak tertentu. Jika 𝑥
menyatakan jarak yang ditempuh dari mulai awal dan waktu tertentu 𝑡, lalu
𝑑𝑥 𝑑𝑡
perubahan adalah (kecepatan) atau (yang diukur dalam satu satuan,
𝑑𝑡 𝑑𝑥

misalnya menit per-kilometer).


𝑑𝑦 𝑑𝑥
Hubungan apa yang ada antara 𝑑𝑥 dan 𝑑𝑦 ? Notasi tersebut dapat ditulis sebagai
𝑑𝑥 1
= 𝑑𝑦 dan pada kenyataanya rumus ini benar.
𝑑𝑦
𝑑𝑥

Pada Gambar 1. dibawah terlihat suatu hubungan antara peubah 𝑥 dan 𝑦, dan
segitiga menunjukkan penambahan 𝜕𝑥 dan 𝜕𝑦 jika kita gerakkan titik dari P ke
Q. Jika anda memandang 𝑦 sebagai fungsi dari 𝑥, anda akan menggambarkan
𝜕𝑦
segitiga PNQ, dan gradien busur PQ adalah . Untuk 𝑥 sebagai fungsi dari 𝑦,
𝜕𝑥
𝜕𝑥
anda akan menggambar segitiga PMQ, dan gradien busur PQ adalah 𝜕𝑦.

𝜕𝑦 𝜕𝑥
Hasil kali kedua gradient ini adalah × 𝜕𝑦 yang jelas sama dengan 1.
𝜕𝑥

Sekarang andaikan titik Q bergerak mendekati titik P, sehingga 𝜕𝑥 maupun 𝜕𝑦


𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑥
mendekati 0. Lalu mendekati 𝜕𝑥 , dan 𝜕𝑦 mendekati 𝜕𝑦. Dengan mengingat
𝜕𝑥
bahwa limit dari suatu hasil kali sama dengan hasil kali dari limitnya masing-
masing, maka:
𝑑𝑦 𝑑𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥
× = 𝑙𝑖𝑚 (𝜕𝑥 ) × lim (𝜕𝑦) = lim (𝜕𝑥 × 𝜕𝑦) = lim 1 = 1.
𝑑𝑥 𝑑𝑦

Contoh 1:
𝑑𝑦 𝑑𝑥
Buktikan bahwa 𝑑𝑥 × 𝑑𝑦 = 1, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑦 = 𝑥 3 .

Bukti:
𝑑𝑦
Jika 𝑦 = 𝑥 3 , maka 𝑑𝑥 = 3𝑥 3 . Juga dapat ditulis hubungan 𝑦 = 𝑥 3 sebagai 𝑥 =
1
𝑦 3 sehingga:
𝑑𝑥 1 2 1 3 2 1 −2 1
= 𝑦 3 = (𝑥 )3 = 𝑥 = 2
𝑑𝑦 3 3 3 3𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑥 1
Jadi, 𝑑𝑥 × 𝑑𝑦 = 3𝑥 2 × 3𝑥 2 = 1 (terbukti).

Dalam semua persamaan diferensial pada bagian II diatas, turunan pertama


diberikan dengan rumus yang melibatkan peubah bebas, yaitu 𝑥, dan 𝑡,
Sering juga turunan pertama dinyatakan dalam peubah tak bebas. Jika hal ini
𝑑𝑦 𝑑𝑥
terjadi, maka dapat mengunakan 𝑑𝑥 × 𝑑𝑦 = 1, untuk mengubah persamaan

diferensial ke dalam bentuk yang anda ketahui bagaimana cara


menyelesaikannya, yaitu:
𝑑𝑦 𝑑𝑥 1 1
= 𝑓(𝑦) ↔ = ↔ 𝑥=∫ 𝑑𝑦
𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑓(𝑦) 𝑓(𝑦)

Contoh 3.2 :

Suatu balon udara panas dapat emencapai maksimum 1,25 km, dan sewaktu
𝑑ℎ
balon itu naik ketinggiannya semakin berkurang sesuai dengan rumus =
𝑑𝑡

20 − 16ℎ, dimana h adalah ketinggian dalam km dan t adalah waktu dala jam
setelah balonlepas landas. Dalam berapa lama balon tersebut akan mencapai
ketinggian 1 km ?

Penyelesaian :
Karea yang ditanyakan adalah waktu (t), maka anda dapat mengubah
persamaan diferensial untuk mendapatkan :

𝑑𝑡 1 1 1
= = 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑡 = ∫ 𝑑ℎ
𝑑ℎ 𝑑ℎ 20 − 16ℎ 20 − 16ℎ
𝑑𝑡

Penyelesaiannya dapat ditemukan dengan 2 cara/metode:

Metode 1.

Integral tentunnya:

1 1
𝑡 = ∫ 20−16ℎ 𝑑ℎ = − 16 𝑙𝑛(20 − 16ℎ) + 𝑐 (catatan: tanda harga mutlak tidak

perlu,karena20-16h adalah positif jika 0 ≤ ℎ ≤ 1). Karna t diukur sejak


pertama balon lepas landas, maka h=0 pada saat t=0. Jadi, penyelesaian yang
memenuhi nilai awaldan syarat batas ini adalah:

1 1
0 = − 16 ln 20 + 𝐶 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝐶 = 16 ln 20

Persamaan yang menghubungkan h dan t adalah :

1 1 1 20 1 5
𝑡=− 𝑙𝑛(20 − 16ℎ) + ln 20 = 𝑙𝑛 ( )= ln( )
16 16 16 20 − 16ℎ 16 5 − 4ℎ

1
Jika ℎ = 1, 𝑡 = 16 ln 5 ≈ 0,10 𝑗𝑎𝑚.

Metode 2.

Karena yang ditanyakan hanya waktu pada saat h = 1, anda tidak perlu
mencari persamaan umumyang menghubungkan antara h dan t. Tapi, anda
dapat menemukan waktu sebagai integral tertentu, dari h = 0 sampai h = 1,
sbb:

1 1 1 1 1
t = ∫0 𝑑ℎ = [− 16 ln(20 − 16ℎ] = − 16 (ln 4 − ln 20)
20−16ℎ 0

1 4 1 1 1
= − 16 (ln 20
) = − 16 𝑙𝑛 5 = 16 ln 5 ≈ 0,10
Balon memerlukan waktu 0,1 jam, atau 6 menit untuk mencapai ketinggian 1
km.

Contoh 3.3.

Sebuah bola dijatuhkan dari atap suatu bangunan yang tinggi, kecepatan
terbesar yang dapat dicapai (disebut kecepatan terminal) adalah u. Model dari
kecepatan v jika bola jatuh sejauh x diberikan dengan persamaan diferensial.

𝑑𝑣 𝑢2 −𝑣 2
=𝑐 , dimana c adalah konstanta positif. Tentukan persamaan untuk v
𝑑𝑥 𝑣

dalam x.

Penyelesaian:

Tidak ada satuan yang diketahui, tapi konstanta u dan c satuannya tergantung
dari ukuran v dan x.

𝑑𝑣
Karena diberikan dalam v ketimbang x, maka persamaannya dibalik
𝑑𝑥

menjadi:

𝑑𝑥 1 𝑣 1 𝑣
= 𝑐 × 𝑢2 −𝑣2 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑥 = ∫ 𝑐 × 𝑢2 −𝑣2 𝑑𝑣.
𝑑𝑣

Integral dapat ditentukan dengan menulis bagian yang diintegralkan sebagai :


1 −2𝑣
− 2𝑐 × 𝑢2 −𝑣 2 . catatan bahwa v harus kurang dari u , sehingga u2 – v2 > 0.
𝑓 ′ (𝑣)
Faktor kedua berbentuk , dimana 𝑓(𝑣) = 𝑢2 −𝑣 2 . Oleh karena itu dapat
𝑓(𝑣)
1
diintegralkan menjadi: 𝑥 = − 2𝑐 𝑙𝑛(𝑢2 −𝑣 2 ) = 𝐶,

Bola tidak bergerak pada saat dijatuhkan. Jadi, v = o pada saat x = 0. Nilai
awal ini memberikan persamaan untuk C.

1 𝑙𝑛 𝑢2
0 = − 2𝑐 𝑙𝑛 (𝑢2 ) + 𝐶, 𝑗𝑎𝑑𝑖 𝐶 = 2𝑐

Jadi, persamaan yang menghubungkan v dan x :


1 1 u2
𝑥 = 2𝑐 (𝑙𝑛 𝑢2 − ln(𝑢2 −𝑣 2 ))+= 2𝑐 ln (u2 −v2)

Sekarang anda harus mengubah persamaan untuk mendapatkan fungsi v dalam


x:
u2
2𝑐𝑥 = ln (u2 −v2 )
𝑢2
Sehingga = 𝑒 2𝑐𝑥
𝑢2 −𝑣 2

Dan 𝑢2 = (𝑢2 − 𝑣 2 )𝑒 2𝑥 ,

𝑣 2 𝑒 2𝑥 = 𝑢2 (𝑒 2𝑥 − 1),

𝑣 2 = 𝑢2 (1 − 𝑒 −2𝑥 ),

Dan 𝑣 = ±𝑢√1 − 𝑒 −2𝑐𝑥

Jadi karena 𝑣 > 0, persamaan yang diminta adalah 𝑣 = 𝑢√1 − 𝑒 −2𝑐𝑥

Contoh 3.4

Satu bola baja dipanaskan sampai mencapai suhu 700 derajat celcius dan
dijatuhkan ke dalam drum yang berisi serbuk es. Suhu bola tersebut turun
menjadi 500 derajat celcius selama 30 detik. Dua model diusulkan untuk suhu,
T derajat setelah t detik.

a. Laju perubahan suhu berbanding lurus terhadap T,


b. Laju perubahan suhu berbanding lurus terhadap 𝑇 1,2

Diketahui bahwa bola itu memerlukan waktu 3 menit berikutnya untuk


menurunkan suhu dari 500℃ menjadi 100℃. Tentukan model (a atau b.
Diatas) yang cocok dengan syarat-syarat yang diberikan tersebut.
Penyelesaian:

𝑑𝑇
Laju perubahan suhu diukur dengan , dan perubahan ini negatif (karena
𝑑𝑡

penurunan suhu).

a. Model ini dapat dinyatakan dalam persamaan differensial


𝑑𝑇
= −𝑎𝑇, dimana 𝑎 adalah konstanta positif. Persamaan ini kita balik
𝑑𝑡

menjadi:
𝑑𝑇 1 1
=− , yang penyelesaiannya adalah 𝑡 = − 𝑎 ln 𝑇 + 𝐶,
𝑑𝑡 −𝑎𝑇

1
Karena 𝑇 = 700, pada saat 𝑡 = 0, maka 0 == − 𝑎 ln 700 + 𝐶. Jadi 𝐶 =
1
ln 700
𝑎

Persamaan yang menghubungkan antara T dan t adalah:

1 1 700
𝑡 = − (ln 700 − 𝑙𝑛𝑇) = ln
𝑎 𝑎 𝑇

Nilai 𝑎 dapat ditemukan dari kenyataan bahwa 𝑇 = 500, jika 𝑡 = 30


1 700 ln 1,4
30 = ln →𝑎= = 0,0112
𝑎 500 30

b. Untuk model yang kedua:


𝑑𝑇 𝑑𝑇 1 1
= −𝑏𝑇 1,2 , jadi =− , dan penyelesaiannya : 𝑡 = 0,2𝑏 𝑇 1,2 +C
𝑑𝑡 𝑑𝑡 −𝑏𝑇 1,2

Dari nilai awal, bahwa 𝑇 = 700 pada saat 𝑡 = 0


5 5 5
0 = 𝑏 700−0,2 + 𝐶 → 𝐶 = − 𝑏 700−0,2 sehingga 𝑡 = 𝑏 (𝑇 −0,2 − 700−0,2 )

Dari syarat batas diketahui bahwa 𝑇 = 500 ketika 𝑡 = 30, maka


5 500−0,2 −700−0,2
30 = 𝑏 (500−0,2 − 700−0,2 ), sehingga 𝑏 = 0,00313
6

Gambar 4 dibawah ini memperlihatkan kedua model di atas untuk


dibandingkan, perumusannya adalah:
1 700
a. 𝑡 = 0,0112 ln , yaitu 𝑇 = 700𝑒 −0,0112, dan
𝑇
5 1
b. 𝑡 = 0,00313 (𝑇 −0,2 − 700−0,2 ), yaitu 𝑇 = (0,000626+0,270)5

Untuk memilih model mana yang cocok untuk data-data yang


diberikan, gunakan data yang lain, bahwa 𝑇 = 100 setelah 𝑡 = 30 + 180 =
210 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘.

Coba kita subtitusikan 𝑇 = 100 ke dalam persamaan model (a) dan persamaan
model (b) yang ditentukan

Model (a) memberikan 𝑡 = 174, dan model (b) memberikan 𝑡 = 205. Hal ini
menunjukkan bahwa model (b) lebih baik ketimbang model (a).
BAB III
KESIMPULAN

𝑑𝑦
1. PD biasa orde satu 𝑑𝑥 = 𝑓(𝑥, 𝑦) seringkali menguntungkan jika diubah ke
𝑑𝑦
dalam bentuk 𝑀(𝑥, 𝑦) + 𝑁(𝑥, 𝑦) 𝑑𝑥 = 0.
𝜕𝑓 𝜕𝑓
2. Jika 𝑀(𝑥, 𝑦) = 𝜕𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑁(𝑥, 𝑦) = 𝜕𝑦 adalah kontinu, maka PD eksak jika
𝜕𝑀 𝜕𝑁
dan hanya jika = .
𝜕𝑦 𝜕𝑥

3. Peubah bebas (dinyatakan dengan 𝑥), dan peubah mana yang merupakan
peubah tak bebas (dinyatakan dengan 𝑦). Tetapi, jika fungsinya
mempunyai hubungan 1 − 1, maka munculah fungsi invers, dan
merupakan satu kesempatan jika anda dapat memilih peubah mana yang
merupakan peubah bebas.
LATIHAN

𝑑𝑦 3𝑥 2 +4𝑥+2
1. Cari solusi MNA 𝑑𝑥 = 𝑦(0) = −1
2(𝑦−1)

2. Cari solusi MNA 𝑠𝑖𝑛2𝑥𝑑𝑥 + 𝑐𝑜𝑠3𝑦𝑑𝑦 = 0 𝑦(𝜋/2) = 𝜋/3.


3. Carilah solusi MNA (𝑥 2 − 𝑦)𝑑𝑥 − 𝑥 𝑑𝑦 = 0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑦(1) = 2
4. Carilah solusi MNA (3𝑥 2 + 3𝑥𝑦 2 )𝑑𝑥 + (3𝑥 2 𝑦 − 3𝑦 2 + 2𝑦) = 0
Untuk 𝑦(0) = 1
5. Air mengalir keluar melalui lubang kecil didasar kontainer berbentuk
kerucut terbalik dengan sumbu vertikal. Pada saat t, kedalaman air dalam
kontainer adalah x dan volume ir dalam kontainer adalahV. Diketahui
bahwa V berbanding lurus terhadap 𝑥 3 dan laju berkurangnya V
berbanding lurus terhadap √𝑥.
𝑑𝑉 𝑑𝑥
Nyatakan dalam x, , dan satu konstanta.
𝑑𝑡 𝑑𝑡
DAFTAR PUSTAKA

Suherman.2017. Nilai Awal dan Syarat Bebas. Yogyakarta. CV Budi Utama.

You might also like