You are on page 1of 10

PERAN SERIKAT PEKERJA DAN MANAJEMEN

DALAM MEMBINA HUBUNGAN INDUSTRIAL


(Studi pada PG. Kebon Agung Malang)
Nia Oktavia Ningsih
Mochammad Al Musadieq
Hamidah Nayati Utami
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail : niaoktn92@gmail.com

Abstract
Fostering industrial relation in Indonesia is expected to create workplace peace, work environment
conducive and harmonious working relationship. Worker union as workers representatives and management as
company representative had important role in fostering industrial relation. This study aimed to describe industrial
relations, the role of the unions, the role of management and implementation industrial relation suitable of value
pancasila in PG. Kebon Agung Malang. This study type was descriptive research with qualitative approach.
Informants in this study are two worker union official, two representatives of human resources management and
four members of worker union. Results of this study showed the industrial relations had been well maintained
visible through the relationship management and unions in the stage accommodating, workers welfare
guaranteed and the avoidance of a strike. Roles of workers union on making of collective labour agreement,
settle of dispute in bipartite institution through deliberation and accommodate the aspirations of employees so
their desire can be coordinated so make harmonious industrial relations. Roles of management is seen in
overcoming interference work and negotiations related to managing of employment in the company. Workers
union and management had been working together to establish industrial relations with reference to the principles
of nations is pancasila is expected to grow in Indonesia in running industrial activity.

Keywords : Workers Union, Management, Industrial Relation

Abstract
Pembinaan hubungan industrial di Indonesia diharapkan dapat menciptakan ketenangan kerja, lingkungan
kerja yang kondusif dan hubungan kerja yang harmonis. Serikat pekerja sebagai perwakilan pekerja dan
manajemen sebagai perwakilan perusahaan memiliki peran penting dalam membina hubungan industrial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hubungan industrial, peran serikat pekerja, peran manajemen
dan pelaksanaan hubungan industrial sesuai nilai pancasila pada PG. Kebon Agung Malang. Jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini, yaitu dua orang pengurus
serikat pekerja, dua orang perwakilan manajemen bagian sumber daya manusia dan empat orang anggota serikat
pekerja. Hasil penelitian menunjukan hubungan industrial berhasil dibina dengan baik melalui hubungan
manajemen dan serikat pekerja dalam tahap akomodatif, kesejahteraan pekerja terjamin dan penghindaran aksi
mogok kerja. Serikat pekerja berperan dalam pembuatan perjanjian kerja bersama, menyelesaikan perselisihan
dalam lembaga bipartit secara musyawarah dan mewadahi aspirasi pekerja sehingga keinginan pekerja bisa
dikordinasi yang berdampak pada terciptanya hubungan industrial yang harmonis. Manajemen telah berperan
dengan optimal yang terlihat dalam mengatasi gangguan kerja dalam perusahaan dan peran dalam bernegosiasi
terkait dengan pengelolaan ketenagakerjaan di perusahaan. Serikat pekerja dan manajemen telah bekerjasama
membina hubungan industrial dengan berpedoman kepada nilai-nilai bangsa yaitu, pancasila yang diharapkan
berkembang di Indonesia dalam menjalankan aktivitas industrialnya.
Kata kunci : Serikat Pekerja, Manajemen, Hubungan Industrial

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli 2015| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
A. PENDAHULUAN industrial. Hubungan industrial yang diharapkan
Perkembangan dunia usaha dipengaruhi oleh berkembang di Indonesia berpedoman kepada nilai-
sumber daya manusia sebagai pekerja yang ada nilai bangsa, yaitu pancasila sehingga setiap
dalam perusahaan untuk melancarkan aktivitas perusahaan di Indonesia diharapkan dapat
operasional dan produksinya. Perusahaan perlu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam menjalankan
merekrut, memelihara dan mempertahankan para aktivitas di lingkup industrial. Hubungan industrial
pekerjanya demi kelancaran usahanya memperoleh yang berhasil dibina dengan baik oleh serikat pekerja
laba. Kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut dan manajemen dengan menjadikan nilai-nilai
menyebabkan timbulnya suatu hubungan kerja yang bangsa sebagai pedoman dapat mewujudkan
diharapkan dapat membawa keuntungan bagi lingkungan yang kondusif dan kondisi kerja yang
pekerja, manajemen, masyarakat dan pemerintah. harmonis. Hubungan industrial yang berpegang pada
Sistem hubungan yang terjadi antara pihak- nilai-nilai bangsa yaitu, pancasila diharapkan
pihak yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan mampu mencapai peningkatan kesejahteraan hidup
yang diharapkan dalam proses produksi dinamakan pekerja, terpeliharanya ketenangan dalam bekerja
hubungan industrial (Swasto, 2011: 111). dan berusaha sehingga berdampak pada peningkatan
Kelancaran usaha dalam proses produksi tersebut hasil produksi (Sutedi, 2009: 37).
terjadi apabila pihak-pihak dalam perusahaan Salah satu jenis industri di Indonesia yang
berhasil memelihara hubungan kerja pada lingkup mengijinkan pekerjanya untuk bekerja secara terus-
industrial. Hubungan kerja dalam lingkup industrial menerus berdasarkan KEP.233/MEN/2003 adalah
penting untuk dipelihara dalam mengelola pekerja industri pangan dengan bahan mentah hasil pertanian
yang memiliki karakter, kemampuan dan motivasi tebu, yaitu pabrik gula. PG. Kebon Agung
yang berbeda dalam bekerja di perusahaan. merupakan salah satu pabrik gula yang berlokasi di
Pemeliharaan hubungan pekerja dalam lingkup Malang, Jawa Timur. Kegiatan pabrik gula yang
industrial dilakukan oleh serikat pekerja sebagai padat khususnya ketika musim giling, pekerja
perwakilan pekerja dan manajemen yang mewakili diharuskan bekerja lembur selama satu minggu
perusahaan. Serikat pekerja berperan menampung penuh. Hal tersebut memerlukan perhatian yang
aspirasi pekerja dalam memperjuangkan hak dan serius dalam memelihara pekerja sebagai manusia,
kepentingan anggotanya agar didengar oleh pihak bukan sebagai faktor produksi. Aktivitas produksi
manajemen perusahaan. Manajemen berperan pabrik gula yang dikerjakan secara terus-menerus
mengelola aset perusahaan salah satunya berupa terjadi ketika musim giling agar kualitas rendemen
sumber daya manusia melalui kegiatan menjalankan tebu terjaga dan kontinuitas antara periode menanam
fungsi kompleks dalam hubungan kerja. hingga menggiling dapat terjaga kelangsungannya.
Pemeliharaan hubungan antara pekerja, serikat Pekerja dalam lingkup industrial perlu
pekerja dan manajemen dalam lingkup hubungan dipelihara melalui pembinaan hubungan industrial.
industrial sangat diperlukan untuk mencegah konflik Hubungan industrial tersebut diupayakan dipelihara
dalam dunia kerja. Konflik yang tidak segera diatasi keselarasanya melalui toleransi dengan menghargai
dapat menyebabkan kasus perselisihan hubungan perbedaan dalam mencapai satu tujuan yang sama.
industrial akibat tidak harmonisnya hubungan antara Serikat pekerja dan manajemen dalam memelihara
masing-masing pihak tersebut. Konflik kepentingan hubungan pekerja harus bekerja sama menciptakan
antara pekerja dalam serikat pekerja dengan iklim kerja yang kondusif melalui tawar-menawar
manajemen perusahaan terjadi akibat adanya kolektif yang diwujudkan dalam perjanjian kerja
perbedaan persepsi dan pemenuhan kebutuhan yang bersama yang dapat dijadikan sebagai pedoman yang
saling bertolak belakang. Pekerja dalam serikat mengikat dan menguntungkan semua pihak.
pekerja menginginkan kesejahteraan yang tinggi dan Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
kondisi lingkungan kerja menyenangkan sedangkan menggambarkan hubungan industrial pada PG.
manajemen perusahaan menginginkan pengeluaran Kebon Agung; (2) menggambarkan peran serikat
biaya kecil dengan perolehan laba tinggi. pekerja pada PG. Kebon Agung; (3) menggambarkan
Permasalahan konflik sebaiknya dihindari peran manajemen pada PG. Kebon Agung; (4)
dengan cara pihak serikat pekerja dan manajemen menggambarkan pelaksanaan hubungan industrial
agar saling bekerja sama dalam membina hubungan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli 2015| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
sesuai nilai pancasila pada PG. Kebon Agung 5. Peran menyalurkan aspirasi anggotanya kepada
Malang. manajemen untuk memperjuangkan hak dan
kepentinganya.
B. TINJAUAN PUSTAKA Serikat pekerja dibentuk secara demokratis
Serikat Pekerja sehingga dalam pelaksanaanya diperlukan media
Organisasi yang mewakili pekerja dalam maupun kegiatan yang menghubungkan pekerja
perundingan masalah upah, jam kerja, syarat dan dan serikat pekerja dalam memperjuangkan hak
kondisi kerja lainnya dinamakan serikat pekerja dan kepentingan anggotanya yang terwujud
(Simamora, 2006: 554). Menurut Rivai dan Sagala melalui pembuatan perjanjian kerja bersama.
(2010: 872) serikat pekerja merupakan wadah bagi 6. Peran memperjuangkan kepemilikan saham.
pekerja sebagai wahana untuk berpartisipasi dalam Kepemilikan saham diperjuangkan oleh serikat
perusahaan. Serikat pekerja sebagai sarana untuk pekerja bertujuan untuk menyatukan kepentingan
menciptakan hubungan industrial yang harmonis pengusaha meningkatkan hasil produksi dan
dalam menghubungkan kepentingan pekerja dan kepentingan pekerja meningkatkan penghasilan.
pengusaha.
Manajemen
Peran Serikat Pekerja Daft (2012: 6) menjelaskan manajemen adalah
Menurut Budiono (2009: 181) bahwa tujuan pencapaian tujuan-tujuan organisasional secara
serikat pekerja dapat tercapai melalui Undang- efektif dan efisien melalui perencanaan, pengelolaan,
Undang No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya-
yang memberikan peran penting kepada serikat sumber daya organisasional.
pekerja, diantaranya :
1. Peran sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian Peran Manajemen
kerja bersama. Manajemen sebagai perwakilan perusahaan
Perjanjian kerja bersama merupakan hasil memiliki peran penting untuk menggerakan dan
perundingan secara musyawarah antara serikat mengawasi jalannya operasional perusahaan.
pekerja dan pengusaha yang hasilnya berdasarkan Mintzberg dalam Daft (2012: 24) mengelompokkan
kesepakatan dari titik optimal dicapai menurut peran manajer yang berbeda dan saling berkaitan erat
kondisi yang ada dengan memperhatikan yang terbagi menjadi tiga kategori, yaitu kategori
kepentingan semua pihak yang memuat syarat- informasi (peran monitor, peran penyebar luas, peran
syarat kerja, hak dan kewajiban semua pihak. juru bicara), kategori interpersonal (peran tampilan
2. Peran menyelesaikan perselisihan industrial. pemimpin, pemimpin, penghubung) dan kategori
Perselisihan hubungan industrial terjadi akibat keputusan (peran pengusaha, peran penanganan
perbedaan pendapat yang menimbulkan gangguan, peran pengalokasi sumber daya dan peran
pertentangan antara pengusaha dengan pekerja negosiator). Peran manajerial yang paling
maupun dengan serikat pekerja. berhubungan dan sangat penting dalam memelihara
3. Peran mewakili pekerja dalam lembaga bipartit. hubungan industrial, yaitu :
Lembaga kerjasama bipartit merupakan sebuah 1. Peran Sebagai Penanganan Gangguan
forum komunikasi yang tercatat pada instansi Melakukan tindakan korektif ketika timbul
ketenagakerjaan antara pengusaha dan serikat perselisihan; memecahkan konflik antarbawahan;
pekerja yang membahas permasalahan hubungan beradaptasi terhadap krisis lingkungan.
industrial dalam perusahaan. 2. Peran Sebagai Negosiator
4. Peran menciptakan hubungan industrial yang Mewakili departemen ketika menegosiasikan
harmonis, dinamis dan berkeadilan. kontrak serikat pekerja, penjualan, pembelian,
Hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan anggaran; mewakili kepentingan departemen.
berkeadilan dapat tercipta apabila serikat pekerja Peran-peran tersebut sangat penting dalam
dapat bijak menempatkan diri sebagai mitra memelihara hubungan industrial karena termasuk
pengusaha dengan memperhatikan kondisi dalam kategori peran manajer dalam mengambil
perusahaan ketika memperjuangkan kepentingan keputusan berupa aksi tindakan nyata yang
pekerja sehingga dapat disatukan. dampaknya akan langsung dirasakan oleh semua
pihak dalam perusahaan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli 2015| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Hubungan Industrial dan semangat kerja pekerja. Hubungan kerja
Hubungan industrial merupakan hubungan antara terjalin berdasarkan prinsip saling menghormati,
para pelaku dalam proses produksi barang atau jasa mendukung, menempatkan diri pada posisi pihak
yang saling berkaitan, berinteraksi dan lain dan melakukan tindakan yang saling
berkepentingan. Serikat pekerja dan manajemen menguntungkan.
memiliki peranan penting dalam membina hubungan Kesejahteraan Pekerja.
industrial sebagai perwakilan pekerja dan pengusaha Kesejahteraan pekerja diberikan oleh perusahaan
yang memiliki kepentingan saling bertolak belakang. kepada pekerja berdasarkan keanggotaanya sebagai
Terpeliharanya hubungan industrial di perusahaan bagian perusahaan bukan berdasar kinerjanya
dapat dilihat melalui tahapan hubungan yang terjalin (Hariandja, 2005: 279). Kesejahteraan pekerja dalam
antara manajemen dan serikat pekerja, kesejahteraan konteks hubungan industrial diberikan berdasarkan
yang berhasil diperjuangkan oleh serikat pekerja peraturan yang berlaku dan kemampuan perusahaan
yang diberikan oleh perusahaan dan intensitas untuk memenuhi kebutuhan fisik dan mental pekerja
jumlah aksi mogok kerja yang mengindikasikan beserta keluarganya sebagai manusia yang memiliki
tidak harmonisnya hubungan industrial. harkat dan martabat. Kesejahteraan yang diberikan
Hubungan Manajemen dan Serikat Pekerja. berupa kompensasi finansial dan nonfinansial berupa
Hubungan industrial dalam suatu perusahaan fasilitas dan pelayanan yang dapat dinikmati oleh
terlihat melalui tahapan hubungan antara manajemen pekerja sehingga dapat menciptakan semangat kerja
dan serikat pekerjanya. Menurut Rivai dan Sagala dan sikap loyal pekerja.
(2010: 883) tahapan hubungan manajemen dan Aksi Mogok Kerja.
serikat pekerja dalam lingkup industrial digolongkan Situasi pemberhentian pekerjaan yang dilakukan
pada lima tahap pertumbuhan, yaitu: pada periode tertentu oleh pekerja secara bersama-
1. Tahap Konflik. sama dinamakan pemogokan (Yuwono, Suhariadi
Tahap konflik merupakan tahap awal berdirinya dkk, 2005: 237). Mogok kerja sangat merugikan
serikat pekerja yang ditentang oleh manajemen pihak-pihak dalam hubungan industrial karena
sehingga dapat menimbulkan suasana konflik. berakibat pada penurunan atau penghentian
2. Tahap Pengakuan (Eksistensi) produktivitas. Gunarto (2010: 271) dalam jurnal
Tahap pengakuan merupakan tahap kehadiran penelitianya menyatakan bahwa hubungan industrial
serikat pekerja yang diakui oleh manajemen yang harmonis di suatu perusahaan dapat dilihat
dengan sikap terpaksa akibat tekanan pemerintah berdasarkan fakta fisik jumlah pemogokan yang
melalui peraturan perundang-undangan. terjadi di lingkungan perusahaan.
3. Tahap Negosiasi
Tahap negosiasi merupakan tahap kehadiran Hubungan Industrial Pancasila
serikat pekerja sebagai realitas dalam kehidupan Indonesia memiliki nilai-nilai bangsa yang
industrial sehingga manajemen bersikap tidak diyakini kebenaranya dan dijadikan pedoman dalam
menghalanginya tetapi berusaha menempatkan aktivitas masyarakatnya sehari-hari. Nilai-nilai
serikat pekerja di posisi lemah ketika negosiasi. bangsa tersebut tercantum dalam falsafah pancasila
4. Tahap Akomodatif sehingga diharapkan dapat berkembang di setiap
Tahap akomodatif merupakan tahap kehadiran aspek kehidupan rakyat. Begitu pula dengan
serikat pekerja dianggap memainkan peran hubungan industrial di Indonesia diharapkan untuk
positif dalam lingkungan perusahaan. Manajemen dapat berkembang dalam tiap-tiap perusahaan sesuai
memanfaatkan serikat pekerja sebagai rekan yang kepribadian bangsa berdasarkan pancasila.
menghubungkan antara manajemen dan para Hubungan industrial pancasila yang ada di Indonesia
pekerja dalam menegakkan disiplin dan merupakan suatu hubungan industri yang menjadi
mengarahkan perilaku pekerja sehingga terjalin ciri khas yang menjadi pembeda dengan negara lain.
hubungan kerja yang harmonis. Rumimpunu (2014: 123) menjelaskan hubungan
5. Tahap Kerja Sama industrial Indonesia berlandaskan sila-sila pancasila,
Tahap kerja sama merupakan tahap yang paling yaitu: 1) sila pertama sebagai landasan spiritual
maju dan ideal dalam hubungan industrial hubungan industrial, dalam bekerja manusia tidak
dikarenakan serikat pekerja berperan hanya mencari nafkah tetapi mengabdi kepada tuhan
meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktivitas dan sesama manusia; 2) sila kedua sebagai landasan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli 2015| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kemanusiaan dengan menganggap pekerja bukan pertama sebagai landasan spiritualitas dan
sekedar faktor produksi tetapi sebagai mitra hubungan keagamaan, sila kedua sebagai
perusahaan; 3) sila ketiga sebagai dasar kesatuan landasan kemanusiaan, sila ketiga sebagai dasar
yang diterapkan berpedoman kepada tridharma yang kesatuan, loyalitas dan komitmen dalam
mengandung asas partnership dan tanggung jawab hubungan industrial, sila keempat sebagai
bersama antara pekerja, manajemen, dan serikat landasan demokrasi, dan sila kelima sebagai
pekerja sehingga tercipta saling merasa ikut landasan wujud keadilan sosial.
memiliki, memelihara, mempertahankan dan terus-
menerus mawas diri; 4) sila keempat sebagai Lokasi Penelitian
landasan demokrasi, semua pihak dalam proses Penelitian ini dilaksanakan pada PG. Kebon
produksi memiliki hak mengeluarkan pendapat yang Agung yang berlokasi di Jl. Raya Kebon Agung,
sama sehingga selalu mengutamakan musyawarah Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Lokasi
mufakat dalam setiap pengambilan keputusan; 5) sila penelitian dipilih dengan alasan, yaitu : penerapan
kelima sebagai landasan perwujudan keadilan sosial kebijakan union shop sehingga representatif dalam
dengan menerapkan prinsip keadilan dalam memperoleh data informasi yang diperlukan sesuai
lingkungan kerja di segala aspeknya dengan fokus penelitian dan pembinaan hubungan industrial
menghindari kesewenangan manajemen terhadap yang dilakukan oleh serikat pekerja dan manajemen
pekerja sebagai pihak yang lemah. pada perusahaan industri pangan penghasil gula
dalam menjalankan aktivitas produksi.
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian D. HASIL DAN PEMBAHASAN
deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. 1. Gambaran Hubungan Industrial PG. Kebon
Menurut Nasution (2012: 24) penelitian deskriptif Agung
adalah penelitian dengan mengadakan deskripsi a. Hubungan Manajemen dan Serikat Pekerja
untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang Hubungan industrial dalam suatu perusahaan
situasi-situasi sosial. Jenis penelitian deskriptif dapat dilihat melalui tahapan hubungan kerja
dengan pendekatan kualitatif digunakan untuk antara manajemen dan serikat pekerja. Dalam
menjawab tujuan penelitian yang menjadi fokus penelitian ini hubungan industrial yang ada di PG.
penelitian dalam memahami fenomena berdasarkan Kebon Agung telah memasuki tahapan
fakta di lapangan melalui interaksi dengan pihak- akomodatif. Tahapan akomodatif tersebut
pihak yang terkait dalam suatu hubungan industrial ditandai oleh : 1) Kehadiran serikat pekerja telah
yang kemudian akan disajikan dengan cara diakui dalam PKB pasal 2 pengakuan timbal
mendeskripsikan hasil temuan penelitian. balik; 2) Kehadiran serikat pekerja diakui
perusahaan dengan adanya kebijakan union shop
Fokus Penelitian serta pemberian fasilitas untuk menunjang
1. Gambaran hubungan industrial pada PG. Kebon aktivitas serikat pekerja yang diatur dalam PKB;
Agung, yang meliputi : hubungan manajemen dan 3) Kehadiran serikat pekerja dianggap sebagai
serikat pekerja, kesejahteraan pekerja, dan aksi rekan manajemen dalam mengarahkan perilaku
mogok kerja. dan menegakkan kedisiplinan pekerja; 4)
2. Gambaran peran serikat pekerja berdasarkan Negosiasi terkait kebijakan ketenagakerjaan
undang-undang, yaitu peran pembuat perjanjian dalam tahap akomodatif berlangsung dengan
kerja bersama, peran menyelesaikan perselisihan sikap yang tidak kaku untuk mempertahankan
industrial, peran sebagai wakil lembaga bipartit., kepentingan masing-masing pihak, tetapi selalu
peran menciptakan hubungan industrial yang mengutamakan komunikasi secara musyawarah
harmonis, dinamis, dan berkeadilan, peran untuk mufakat.
menyalurkan aspirasi hak dan kepentingan b. Kesejahteraan Pekerja
anggota, dan peran memperjuangkan saham. Kondisi hubungan industrial yang ada pada
3. Gambaran peran manajemen yaitu, peran PG. Kebon Agung telah diwujudkan oleh pihak
penanganan gangguan dan peran negosiator. serikat pekerja yang memainkan perannya dalam
4. Gambaran hubungan industrial pancasila melaksanakan kewajibannya sesuai amanah
berdasarkan sila-sila Pancasila, meliputi : sila undang-undang untuk terus memperjuangkan dan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli 2015| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Pihak pengurus serikat pekerja agar lebih baik dari
serikat pekerja dan manajemen selalu periode sebelumnya. Perjanjian kerja bersama
mengutamakan komunikasi dan keterbukaan yang dibuat merupakan atas usul dan aspirasi
sehingga serikat pekerja dan manajemen selalu pekerja melalui edaran berupa tabel-tabel
berupaya memberikan yang terbaik untuk pekerja. perubahan isi yang disebarkan pengurus serikat
Pekerja sebagai manusia memiliki banyak pekerja. Saran-saran perubahan isi tersebut
kebutuhan sehingga dalam pelaksanaan hubungan diseleksi oleh pengurus, hanya saran yang bersifat
industrial pekerja tidak hanya dipandang sebagai rasional, sesuai kemampuan perusahaan dan
faktor produksi belaka tetapi sebagai mitra usaha bersifat wajar yang diterima oleh pengurus untuk
yang menjadi unsur terpenting dalam menentukan mendorong terciptanya integrasi yang serasi
keberhasilan perusahaan. Serikat pekerja dan dalam perusahaan.
manajemen PG. Kebon Agung dalam hal ini telah b. Peran Menyelesaikan Perselisihan Industrial
berusaha mempertahankan dan memelihara Serikat pekerja PG. Kebon Agung selalu
pekerja dengan secara sadar meningkatkan berupaya untuk menyelesaikan permasalahan
derajat, harkat, dan martabat serta kesejahteraan akibat benturan kepentingan, perbedan pendapat
pekerja yang merupakan kewajiban dan tugas maupun kasus pelanggaran berat yang dilakukan
kemanusiaan. Kesejahteraan pekerja tersebut pekerja dengan cara musyawarah mufakat.
tercantum secara jelas dalam PKB dan sangat Demokrasi dan komunikasi yang dibina serikat
dirasakan manfaatnya oleh pekerja seperti adanya pekerja dalam menyelesaikan perselisihan
koperasi, poliklinik, fasilitas perumahan dan industrial berdampak pada setiap permasalahan
yayasan kesejahteraan pekerja selain pemberian dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah
kompensasi finansial lainnya. mufakat tanpa harus melewati pihak ketiga
c. Mogok Kerja maupun pengadilan hubungan industrial. Adapun
Fakta fisik yang dapat dijadikan sebagai salah mekanisme penyelesaian perselisihan dimulai
satu tolak ukur keberhasilan serikat pekerja dan dari pihak yang bersangkutan diselesaikan secara
manajemen dalam membina hubungan industrial intern. Namun, apabila kasus tersebut tidak
dapat dilihat melalui adanya aksi mogok kerja. selesai secara intern dengan yang bersangkutan
Intensitas jumlah aksi mogok kerja merupakan maka kasus akan melibatkan pengurus serikat
tanda pelaksanaan hubungan industrial di suatu pekerja dan manajemen perusahaan maupun
perusahaan telah mampu menciptakan direksi dalam penyelesaiannya secara
ketenangan kerja. Berdasarkan hasil penelitian, musyawarah. Penyelesaian perselisihan industrial
aksi mogok kerja di PG. Kebon Agung hamipr dalam PG. Kebon Agung juga telah diatur secara
selama satu dekade terakhir hanya terjadi satu kali tegas dalam perjanjian kerja bersama.
aksi mogok kerja sekitar tahun 2000-an yang c. Peran Sebagai Wakil Lembaga Bipartit
diakibatkan oleh tuntutan non normatif yang tidak Berfungsinya lembaga kerja sama bipartit
diatur dalam peraturan perundangan dan merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan
perjanjian kerja bersama melainkan aksi mogok oleh serikat pekerja khususnya sebagai wakil dari
kerja tersebut diakibatkan adanya pergantian pekerja karena dengan berfungsinya lembaga ini
pimpinan. dalam membina hubungan industrial dapat
menciptakan hubungan industrial yang harmonis
2. Peran Serikat Pekerja PG. Kebon Agung dan ketenangan dalam bekerja. Serikat pekerja
a. Peran Pembuat Perjanjian Kerja Bersama PG. Kebon Agung telah melaksanakan perannya
Perjanjian kerja bersama dijadikan sebagai dengan maksimal dalam mewakili pekerja dalam
landasan untuk menciptakan kesatuan, membina lembaga kerja sama bipartit dengan selalu
kerja sama dan menghindarkan terjadinya konflik mengupayakan penyelesaian perselisihan melalui
karena memiliki memiliki kedudukan sangat perundingan bipartit secara musyawarah untuk
penting dan strategis yang mengikat semua pihak mencapai mufakat. Hubungan dan komunikasi
dalam sebuah hubungan industrial. Serikat serikat pekerja dan manajemen dalam lembaga
pekerja PG. Kebon Agung telah berperan aktif bipartit dalam perusahaan telah berjalan dengan
dalam pembuatan PKB selama kurang lebih 30 baik sesuai koridor negosiasi dengan perusahaan.
tahun yang isinya selalu diupayakan oleh

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli 2015| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
d. Peran Menciptakan Hubungan Industrial yang kepada anggota untuk menyalurkan aspirasi
Harmonis, Dinamis dan Berkeadilan terkait kebijakan ketenagakerjaan maupun
Hubungan industrial yang harmonis, dinamis, harapan dan aspirasinya terkait dengan perubahan
dan berkeadilan merupakan dambaan semua isi perjanjian kerja bersama.
pihak dalam pembinaan hubungan industri karena f. Peran Memperjuangkan Kepemilikan Saham
dapat menciptakan ketenangan usaha dan kerja. Program kepemilikan saham merupakan salah
Serikat pekerja PG. Kebon Agung selalu berupaya satu cara untuk membina hubungan industrial
untuk menciptakan hubungan industrial yang yang harmonis karena dengan adanya
harmonis, dinamis dan berkeadilan yang kepemilikan saham maka pekerja akan memiliki
diwujudkan dalam perjanjian kerja bersama yang loyalitas dan komitmen yang tinggi kepada
menjadi pedoman yang mengikat semua pihak perusahaan sehingga meningkatkan kinerja dan
dalam perusahaan. Selain diwujudkannya melalui produktivitasnya. Untuk kepemilikan saham yang
perjanjian kerja bersama peran serikat pekerja ada pada PG. Kebon Agung selama kurun waktu
dalam hal ini terlihat melalui aktifitasnya dalam dari tahun 1993 hingga saat ini sebagian besar
menyelesaikan perselisihan industri secara sahamnya dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan
musyawarah. Serikat pekerja dalam hal ini Karyawan-Bank Indonesia. Serikat pekerja PG.
sebagai organisasi pekerja yang dibentuk secara Kebon Agung belum mengarah dalam
demokratis tidak hanya membela kepentingan memperjuangkan program kepemilikan saham
anggotanya, akan tetapi serikat pekerja juga tersebut dikarenakan kurangnya minat dari para
berperan sebagai rekan kerja manajemen karena pekerja terhadap program kepemilikan saham.
serikat pekerja PG. Kebon Agung menempatkan
posisi di tengah-tengah antara kepentingan 3. Peran Manajemen PG. Kebon Agung dalam
pekerja dan pengusaha. Pengurus serikat pekerja Membina Hubungan Industrial
juga berperan aktif dalam menegakkan a. Peran Sebagai Penanganan Gangguan
kedisiplinan pekerja dan mengarahkan perilaku Manajemen telah berperan dengan baik dalam
pekerja melalui pertemuan rapat antara pengurus menangani masalah gangguan. Gangguan dalam
dengan perwakilan anggota serta untuk perusahaan yang rentan dan tidak mungkin dapat
mendengarkan aspirasi, saran dan keluhan. dicegah secara 100% di perusahaan manapun
Serikat pekerja dalam menjalankan peranya selain PG. Kebon Agung adalah masalah konflik
berprinsip dalam setiap mengambil keputusan antara pekerja bawahan dengan atasanya dan
yang terbaik dan menguntungkan semua pihak masalah ketidak disiplinan pekerja. Permasalahan
sehingga menciptakan hubungan yang harmonis. konflik yang terjadi merupakan hal yang umum
e. Peran Menyalurkan Aspirasi Hak dan terjadi karena pada dasarnya pekerja merupakan
Kepentingan Anggota manusia terkait dengan masalah psikologinya
Serikat pekerja pada dasarnya dibentuk yang memiliki perasaan, pola pikir dan sikap yang
berdasarkan asas demokrasi yang berkewajiban berbeda-beda. Dalam mengatasi gangguan
memperjuangkan kepentingan anggotanya. tersebut manajemen memiliki respon yang cepat
Serikat pekerja PG. Kebon Agung telah berperan dalam mengatasinya dengan cara melakukan
dengan optimal secara aktif dalam menyalurkan peneguran maupun penyelesaian masalah konflik
aspirasi pekerja melalui berbagai media secara secara intern kepada pekerja yang bersangkutan.
lisan maupun tulisan. Pekerja PG. Kebon Agung Untuk mengatasi gangguan ini manajemen
dapat menyalurkan aspirasi kepada pengurus menyelesaikan sesuai prosedur yang ada dalam
serikat pekerja dengan cara-cara, yaitu : 1) perjanjian kerja bersama sehingga gangguan yang
Pekerja individu dapat langsung mendatangi terjadi di lingkungan kerja dapat segera diatasi.
kantor pengurus serikat pekerja; 2) Tiap bagian di b. Peran Sebagai Negosiator
perusahaan memiliki perwakilan kelompok; 3) Negosiasi untuk merundingkan perjanjian
Adanya kontak person melalui telepon antara kerja bersama maupun masalah perselisihan
pengurus dengan anggota; 4) Adanya rapat dilakukan secara musyawarah untuk mencapai
pengurus dengan perwakilan anggota diadakan mufakat oleh manajemen dengan pihak serikat
berdasarkan kebutuhan; 5) Adanya edaran memo pekerja. Manajemen melakukan negosiasi dalam
berisi tabel-tabel dari pengurus serikat pekerja merundingkan perjanjian kerja bersama dengan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli 2015| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
musyawarah agar isinya dapat memberikan menganggap bahwa pekerja bukan sekedar
keuntungan dan kepuasan masing-masing pihak. sebagai faktor produksi. Serikat pekerja dan
Proses negosiasi dalam membahas perjanjian manajemen PG. Kebon Agung dengan sadar
kerja bersama maupun masalah ketenagakerjaan menganggap pekerja sebagai manusia yang
lainya berlangsung dengan suasana yang tidak memiliki harkat dan martabatnya sehingga dapat
kaku mementingkan kepentingan masing-masing. memanusiakan pekerja dengan memberikan
Kekuatan negosiasi yang dimiliki berjalan dengan penghargaan dalam bentuk perhatian terhadap
seimbang tanpa ada dominasi pihak lain kesejahteraanya dan pemberian kompensasi yang
dikarenakan kedua belah pihak memiliki posisi adil. Penerapan sila kedua pancasila dalam
tawar-menawar yang sama-sama kuat sehingga hubungan industrial di PG. Kebon Agung terlihat
memuaskan dan menguntungkan semua pihak. dalam hubungan manajemen dengan pekerja
sebagai teman seperjuangan dalam keuntungan
4. Pelaksanaan Hubungan Industrial yang diterima perusahaan dinikmati bersama
Pancasila PG. Kebon Agung dengan bagian yang layak dan serasi. Hal ini
Berdasarkan hasil wawancara hubungan terlihat dalam pemberian bonus jasa produksi di
industrial di PG. Kebon Agung telah terpelihara setiap akhir masa giling sesuai dengan besar
dengan cukup baik meskipun terdapat beberapa kontribusi pekerja. Selain itu diatur secara tegas
kendala. Serikat pekerja dan manajemen dalam dalam perjanjian kerja bersama tentang waktu
membina hubungan industrial berusaha untuk kerja, istirahat mingguan dan hari libur lelah
menerapkan nilai-nilai bangsa yaitu pancasila untuk pekerja selama 2 (dua) hari kerja setelah
dalam melaksanakan hubungan industrialnya. selamatan giling dan akhir giling. Selesai masa
Penerapan nilai pancasila dalam membina giling yang melelahkan pekerja juga diberikan
hubungan industrial merupakan ciri khas yang bingkisan selesai giling, rekreasi dan
diharapkan berkembang di seluruh perusahaan pertandingan olahraga persahabatan.
Indonesia dalam membina hubungan industrial. c. Sila Ketiga
a. Sila Pertama Penerapan sila ketiga pancasila dalam
Sila pertama pancasila sebagai landasan hubungan industrial PG. Kebon Agung dijadikan
spiritual dalam hubungan industrial memiliki sebagai dasar kesatuan serikat pekerja,
makna bahwa dalam bekerja manusia tidak hanya manajemen dan pekerja. Serikat pekerja dan
untuk mencari nafkah tetapi sebagai pengabdian manajemen dalam membina hubungan industrial
manusia kepada tuhan dan sesama manusia. berperan menerapkan sila ketiga ini untuk
Serikat pekerja dan manajemen telah menerapkan menciptakan perasaan ikut memiliki, memelihara
nilai-nilai pada sila pertama pancasila dengan dan adanya tanggung jawab bersama. Penerapan
baik yang diatur secara tegas dalam perjanjian sila ketiga ini terlihat dalam sebuah motto yang
kerja bersama dan pemberian fasilitas berupa ditanamkan dalam jiwa semua pihak, yaitu motto
mushola, adanya kegiatan buka puasa bersama, miliku dan tanggung jawabku dan juga terlihat
halal bi halal setelah libur idul fitri dan lain-lain. melalui loyalitas dan komitmen pekerja yang
Mayoritas pekerja yang bekerja di PG. Kebon merasa betah dan bangga bekerja di PG. Kebon
Agung adalah muslim akan tetapi serikat pekerja Agung. Hal ini berdasarkan hasil wawancara
dan manajemen menjunjung tinggi sila pertama pekerja yang memiliki periode masa kerja yang
ini dengan memberikan banyak toleransi kepada lama bahkan sebagian besar pekerja
agama lain. Selain tunjangan hari raya juga menghabiskan usia produktifnya untuk bekerja
diberikan ijin absen untuk pekerja kristen yang pada PG. Kebon Agung sampai memasuki masa
dipotong upah serta ijin bagi pekerja muslim yang pensiun. Loyalitas dan komitmen pekerja yang
melakukan ibadah haji dengan sistem cuti yang menjadi salah satu pengukuran dasar persatuan
bisa dihutang di awal. Adanya perkumpulan pekerja ini disebabkan oleh program
agama seperti PPRI untuk agama islam dan kesejahteraanya dan adanya serikat pekerja yang
perkumpulan agama kristen. kuat yang mampu mengarahkan perilaku pekerja
b. Sila Kedua sesuai motto milikku dan tanggung jawabku.
Penerapan sila kedua pancasila sebagai
landasan kemanusian dalam hubungan industrial

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli 2015| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
d. Sila Keempat pekerja telah berperan dalam pembuatan
Berdasarkan hasil data fokus penelitian berupa perjanjian kerja bersama selama kurang lebih 30
wawancara dan observasi, penerapan sila keempat tahun yang isinya telah mampu menciptakan
pancasila sebagai landasan demokrasi pada PG. hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan
Kebon Agung sudah sangat baik. Pelaksanaan berkeadilan sehingga dirasa menguntungkan
demokrasi terlihat melalui adanya sarana semua pihak. Peran serikat pekerja dalam
penyaluran aspirasi yang disediakan oleh serikat lembaga bipartit dalam menyelesaikan
pekerja dan manajemen. Penyaluran aspirasi perselisihan industrial dilakukan secara
tersebut terlihat melalui adanya rapat pertemuan musyawarah sehingga kasus tidak melibatkan
antara pengurus serikat pekerja dengan pihak ketiga atau pengadilan hubungan industrial.
perwakilan kelompok pekerja di tiap bagian. Serikat pekerja berperan menyalurkan aspirasi
Aspirasi-aspirasi tersebut diantaranya berupa melalui media rapat perwakilan kelompok dan
saran dan harapan pekerja pada isi perjanjian kerja edaran lembaran untuk anggota dan saat ini
bersama yang terbaru yang disebarkan melalui serikat pekerja belum memperjuangkan
lembaran-lembaran memo serta aspirasi kepemilikan saham dikarenakan belum adanya
mengenai keluhan pekerja. Selain itu pelaksanaan ketertarikan dari pekerja untuk memiliki saham.
demokrasi juga terlihat dalam prinsip 3. Manajemen telah berperan dengan baik dalam
musyawarah untuk mencapai mufakat antara memelihara hubungan pekerja berperan
serikat pekerja dan manajemen PG. Kebon Agung menangani gangguan berupa masalah konflik
dalam menyelesaikan perselisihan industrial yang maupun masalah ketidak disiplinan sesuai
tidak sampai melibatkan pihak ketiga hingga prosedur dalam perjanjian kerja bersama.
pengadilan hubungan industrial. Manajemen dan serikat pekerja memiliki
e. Sila Kelima kekuatan negosiasi yang seimbang dalam
Penerapan sila kelima sebagai landasan pembuatan perjanjian kerja bersama.
perwujudan keadilan sosial terlihat dalam 4. Serikat pekerja dan manajemen telah berperan
penerapan prinsip keadilan dalam lingkungan dengan baik dan saling bekerjasama dalam
kerja. Serikat pekerja dan manajemen telah saling membina hubungan industrial pancasila.
bekerjasama dalam membina hubungan industrial Dijunjungnya sila pertama terlihat dari adanya
sesuai dengan nilai-nilai bangsa yang salah perkumpulan agama serta pemberian fasilitas dan
satunya nilai keadilan. Serikat pekerja dan toleransi beribadah diatur dalam perjanjian kerja
manajemen dalam menegakkan keadilan dengan bersama. Penerapan sila ke-2 terlihat saat musim
berpedoman kepada perjanjian kerja bersama. giling pekerja dianggap sebagai mitra perusahaan
bukan faktor produksi dengan pemberian program
E. KESIMPULAN DAN SARAN kesejahteraan khusus berupa bonus jasa produksi,
Kesimpulan rekreasi, bingkisan serta istirahat selesai giling.
1. Kondisi hubungan industrial telah terbina dengan Penerapan sila ke-3 terlihat dalam aktivitas serikat
baik. Hubungan antara manajemen dan serikat pekerja mengarahkan perilaku pekerja dalam
pekerja telah memasuki tahapan akomodatif rapat dan adanya motto bersama berupa miliku
dengan kebijakan union shop, mengutamakan dan tanggung jawabku sehingga menjadikan
komunikasi antara serikat pekerja sebagai rekan pekerja berkomitmen dan loyal. Aktivitas
manajemen sehingga masing-masing pihak saling pembuatan PKB dan penyelesaian perselisihan
menyadari perannya dalam menciptakan secara musyawarah merupakan bukti bahwa sila
ketenangan kerja. Adanya pemberian program ke-4 telah dilaksanakan dengan baik. Penerapan
kesejahteraan yang diatur dalam perjanjian kerja sila ke-5 untuk menegakkan keadilan 100%
bersama yang sangat dirasakan manfaatnya bukanlah perkara mudah tetapi serikat pekerja dan
sehingga kebutuhan hidup pekerja terjamin dan manajemen selalu berupaya menegakkan ketidak
tercukupi. Mogok kerja diminimalisir dengan adilan maupun diskriminasi yang dirasakan oleh
penyelesaian perselisihan secara musyawarah. pekerja yang terjadi.
2. Serikat pekerja telah melaksanakan perannya
dengan optimal sesuai amanah UU No. 21 Tahun
2000 Tentang Serikat Pekerja pasal 4. Serikat

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli 2015| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Saran Perusahaan Edisi Kedua: dari Teori ke Praktik.
1. Untuk menjaga hubungan industrial tetap baik Jakarta : Rajawali Pers
sebaiknya serikat pekerja dan manajemen saling Rumimpunu, Fritje. 2014. Sistem hubungan
bekerjasama untuk memelihara komunikasi yang industrial pancasila di Indonesia dengan tenaga
berkesinambungan agar hubungan yang sudah kerja, perusahaan dilihat dari aspek (Undang-
baik dapat ditingkatkan dan berupaya untuk Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003).
memperbaiki yang belum baik. Masing-masing Jurnal Hukum Unsrat Vol. II/ No. 02/Januari-
pihak harus saling menyadari tugas dan Maret/2014 Edisi Khusus repo.unsrat.ac.id
kewajibannya yang didasari itikad baik dan Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya
menganggap sebagai mitra usaha sehingga Manusia Edisi III. Yogyakarta: STIE YKPN
hubungan industrial dapat terus terbina dengan Sutedi, Adrian. 2009. Hukum Perburuhan. Jakarta:
optimal yang berdampak pada kemajuan Sinar Grafika
perusahaan yang akan dinikmati bersama. Swasto, Bambang. 2011. Manajemen Sumber Daya
Memelihara keterbukaan kepada pekerja apabila Manusia. Malang : UB Press
perusahaan mengalami suatu permasalahan yang Yuwono, Ino., Suhariadi, Fendy., dkk. 2005.
berdampak pada kebijakan ketenagakerjaan Psikologi Industri dan Organisasi. Surabaya:
melalui sosialisasi. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
2. Untuk meningkatkan efektifitas peran serikat
pekerja melalui peningkatan komunikasi dengan
seluruh anggotanya dengan memanfaatkan
kecanggihan teknologi menggunakan media
sosial seperti facebook untuk membentuk sebuah
grup khusus SPSI PUK PG. Kebon Agung dalam
proses penyampaian aspirasi dan keluhan.
3. Untuk meningkatkan peran manajemen perlu
adanya peningkatan komunikasi dengan pekerja
sehingga terpelihara hubungan kerja yang baik.
4. Untuk memelihara hubungan industrial pancasila
hendaknya serikat pekerja dan manajemen dapat
mengoptimalkan perannya dengan saling bekerja
sama untuk menciptakan ketenangan kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Budiono, Abdul R. 2009. Hukum Perburuhan.
Jakarta: PT. Indeks
Daft, Richard L. 2012. Era Baru Manajemen.
Jakarta: Salemba Empat
Gunarto. Rekonstruksi konsep kebebasan hak
berserikat bagi serikat pekerja pada hubungan
industrial berbasis nilai keadilan. Jurnal
Dinamika Hukum Vol. 10 No. 3 September
2010. Fakultas Hukum Universitas Sultan
Agung Semarang.
Hariandja, Marihot. 2005. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Pengadaan, Pengembangan,
Pengkompensasian dan Peningkatan
Produktivitas Pegawai. Jakarta: PT. Grasindo
Nasution, S. 2012. Metode Research: Penelitian
Ilmiah Edisi I. Jakarta: Bumi Aksara
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. 2010.
Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli 2015| 10


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like