You are on page 1of 7

MODUL PRAKTIKUM

LAS LISTRIK-2

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Teknik pengelasan diperlukan untuk berbagai proses pengerjaan industri seperti, pemotongan
penyambungan logam untuk konstruksi. Konstruksi peralatan logam tidak dapat dipisahkan
dengan teknologi manufaktur. Teknologi pengelasan termasuk yang paling banyak digunakan
karena memiliki beberapa keuntungan seperti peralatan industri yang dibuat dengan teknik
pengelasan menjadi lebih ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatannya.
Kualitas dari hasil pengelasan sangat tergantung pada keahlian dari dan persiapan sebelum
pelaksanaan pengelasaan
Mengelas adalah menyambung dua bagian logam dengan cara memanaskan sampai
temperatur lebur dengan memakai bahan pengisi atau tanpa bahan pengisi (filler). Sistem
sambungan las ini termasuk jenis sambungan permanen dimana pada konstruksi dan alat
permesinan, sambungan las ini sangat banyak digunakan.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui praktikum pengelasan.dengan las listrik
2. Mahasiswa mengetahui alat dan kelengkapan mesin listrik
3. Mahasiswa mengetahui APD yang digunakan.
4. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara mengoperasikan mesin las listrik
.
II. LANDASAN TEORI

Las Listrik (Las Lumer), yaitu pengelasan yang menggunakan energi listrik. Untuk
pengelasannya diperlukan mesin las yang dilengkapi dengan dua buah kabel, satu kabel
dihubungkan dengan penjepit benda kerja dan satu kabel lain dihubungkan dengan penjepit
elektrode. Jika elektroda las tersebut didekatkan benda kerja, maka terjadi kontak yang
menimbulkan bunga api listrik yang dapat melelehkan baja, dan elektroda yang sekaligus
menjadi pengisi pada celah sambungan las. Karena elektrode ikut melebur, maka lama-lama
habis dan harus diganti dengan elektroda baru. Dalam perdagangan elektroda / batang las
terdapat berbagai ukuran diameter yaitu 2,5 mm, 3,25 mm, 4 mm, 5 mm, 6 mm, dan 7 mm.
Untuk konstruksi berat, sambungan las tidak diijinkan menggunakan las Karbid, tetapi harus
dikerjakan dengan las listrik dan harus dikerjakan oleh tenaga kerja ahli yang profesional.
Jenis Sambungan Las
Terdapat 5 jenis sambungan :
1. Sambungan tumpu (butt joint
2. Sambungan sudut (corner joint
3. Sambungan tumpang (lap joint
4. Sambungan T (tee joint)
5 Sambungan tekuk (edge joint)

1. Sambungan tumpu (butt joint)


Kedua bagian benda yang akan disambung diletakkan pada bidang datar yang sama dan
disambung pada kedua ujungnya.

Gambar. 2.1 Sambungan Tumpu (Butt Joint)

2. Sambungan sudut (corner joint)

Kedua bagian benda yang akan disambung membentuk sudut siku-siku dan disambung pada
ujung sudut tersebut.
Gambar. 2.2 Sambungan Sudut (Corner Joint)

3. Sambungan tumpang (lap joint)

Kedua bagian benda yang akan disambung saling menumpang (overlapping) satu sama
lainnya.

Gambar. 2.3 Sambungan Tumpang (Lap Joint)

4. Sambungan T (tee joint)

Satu bagian diletakkan tegak lurus pada bagian yang lain dan membentuk huruf T yang
terbalik.
Gambar. 2.4 Sambungan Tee (Tee Joint)

5. Sambungan tekuk (edge joint)


Sisi-sisi yang ditekuk dari ke dua bagian yang akan disambung sejajar, dan sambungan
dibuat pada kedua ujung bagian tekukan yang sejajar tersebut.

Gambar. 2.5 Sambungan Tekuk (Edge Joint)

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Peralatan yang digunakan

 1 Set Mesin Las Listrik


 Topeng/Masker Las Listrik
 Kacamata Safety/Kacamata Las
 Palu Baja
 Sarung Tangan Kulit
 Gergaji Baja
 Gerinda
 Penggaris/Mistar
 Amplas Kasar

3.2 Bahan yang digunakan

 Plat Baja ukuran 4,5 x 20 cm


 Elektroda Las Listrik diameter 2,5 – 4 mm

3.3 Cara Kerja


A. Sambungan Sudut ( Corner Joint )

1. Siapkan plat baja ukuran 4,5 x 20 cm sebanyak 4 batang


2. Susun plat baja seperti pada gambar 2.2 (untuk sambungan sudut/corner joint)
3. Jepit kedua plat baja (benda kerja) dengan jepitan dari kabel las listrik negatif ( - )
4. Jepit electroda dengan jepitan dari kabel las listrik positif ( + )
5. Nyalakan/hidupkan mesin las listrik
6. Atur arus listriknya (disesuaikan dengan ukuran elektroda dan ketebalan plat benda
kerja).
7. Lakukan pengelasan dengan mengontakkan elektroda positif pada sambungan plat
benda kerja di satu titik tanpa menggerakkan elektroda sampai kedua benda kerja
tersambung, kemudian lepaskan elektroda dari sambungan.
8. Pindahkan jepitan elektroda negatif pada salah satu ujung benda kerja.
9. Lanjutkan pengelasan dengan mengontakkan dan menggerakkan secara perlahan
elektroda positif pada sambungan plat benda kerja.
10. Matikan mesin las listrik dan ketok dengan palu baja hasil sambungan las listrik untuk
merontokkan teraknya.
11. Untuk menyempurnakan/menghaluskan hasil pengelasan bisa dilakukan dengan gerinda.

B. Sambungan Tee ( Tee Joint )


1. Siapkan plat baja ukuran 4,5 x 20 cm sebanyak 4 batang
2. Susun plat baja seperti pada gambar 2.4 (untuk sambungan Tee/Tee joint)
3. Jepit kedua plat baja (benda kerja) dengan jepitan dari kabel las listrik negatif ( - )
4. Jepit elektroda dengan jepitan dari kabel las listrik positif ( + )
5. Nyalakan/hidupkan mesin las listrik
6. Atur arus listriknya (disesuaikan dengan ukuran elektroda dan ketebalan plat benda
kerja).
7. Lakukan pengelasan dengan mengontakka elektroda positif pada sambungan plat benda
kerja di satu titik tanpa menggerakkan elektroda sampai kedua benda kerja tersambung,
kemudian lepaskan elektroda dari sambungan.
8. Pindahkan jepitan elektroda negatif pada salah satu ujung benda kerja.
9. Lanjutkan pengelasan dengan mengontakkan dan menggerakkan secara perlahan
elektroda positif pada sambungan plat benda kerja.
10. Ketok dengan palu baja hasil sambungan las listrik untuk merontokkan teraknya.
11. Ulangi langkah 9-10 untuk pengelasan pada sisi benda kerja yang lain.
12. Matikan mesin las listrik.
13. Untuk menyempurnakan/menghaluskan hasil pengelasan bisa dilakukan dengan gerinda.

3.3 Data yang diambil

1. Sketsa rangkaian alat dan sesifikasi bagian-bagian alat yang digunakan.


2. Potret/gambar produk hasil pengelasan.

IV. KESELAMATAN KERJA

1. Bekerja dengan peralatan las listrik berhubungan langsung dengan percikan api yang
panas dan cahaya yang sangat kuat, maka diperlukan APD , seperti helm las, kacamata
las, topeng las dan sarung tangan,
2. Dalam melakukan proses pengelasan jangan sampai tidak pakai topeng las atau kacamata
las, karena setelah selesai mengelas akan terjadi kebutaan seentara.
3. Hati-hati pada saat mengelas dan setelah selesai mengelas jangan pegang benda kerja,
karena masih sangat panas.

V. CARA PELAPORAN

Pembahasan ditekankan pada hasil pengelasan, bentuk sambungan dan kekuatan smbungan.

You might also like