Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Laporan kasus ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil perawatan saluran akar ulang pada gigi insisivus sentralis kiri
maksila non vital dengan abses periapikal dan fistula. Pasien pria usia 21 tahun datang ke klinik Spesialis Konservasi Gigi FKG
UGM untuk merawatkan gigi depan kiri atas. Gigi tersebut 2 tahun yang lalu pernah dirawat saluran akar. Pemeriksaan objektif
terdapat fistula di permukaan ginggiva sebelah labial gigi insisivus sentralis kiri maksila, diperkusi ada rasa saki!. Pemeriksaan
radiografis terlihat gambaran radiolusen di periapikal, gigi telah di rawat saluran akar tetapi pengisian tidak hermitis. Diagnosis
Gigi 21 adalah non vital dengan abses periapikal dan fistula. Dilakukan perawatan saluran akar ulang. Evaluasi setelah satu
bulan fistula sembuh perkusi dan palpasi tidak sakit dan pemeriksaan radiograf radiolusen sudah mengecil, Setelah 9 bulan
pemeriksaan radiografis menunjukkan lesi periapikal hilang. Maj Ked Gi; Juni 2008; 15(1): 25-30
ABSTRACT
The aim of this case report was to evaluate the success of root canal retreatment of periapicall abscess and sinus tract
fof/owed. A 21 year old male came to the Conservative Dentistry Clinic Of Gadjah Mada University to the treat her maxillary left
central incisor. From the objective examination found that there was a sinius tract on the labial ginggiva, positive respon to
palpation, and the presence of radiographic radiolucency with inadequate obturation of root canal treatment. The diagnosis was
non vita teethl with periapical abcess and sinus tract. /n this case, a root canal treatment was carried out. After one month the
sinus tract was disappeared there was ng.pain on percussion and palpation and there was a decrease in periapical/esion, After
9 month the result of radiograph showed that periapical lesion was totally healed. This is an indication that hard tissue formation
was accured. Maj Ked Gi; Juni 2008; 15(1): 25-30
25
Undasari H. & Endang R.: Perawatan Saluran Akar Ulang ISSN: 1978-0206
Riwayat perawatan terdahulu mempengaruhi terisi serta kista apikal. Adanya bakteri dan atau
prognosis suatu perawatan saluran akar ulang. Jika derajat inflamasi yang bervariasi juga diasumsikan
kegagalan terjadi karena tidak baiknya perawatan berhubungan dengan perawatan saluran akar yang
yang telah dilakukan, peluang keberhasilan daRat tidak berhasil. 8
ditingkatkan dengan melakukan perawatan ulang.3 Perawatan saluran akar merupakan
perawatan biomekanis dan kimiawi dengan tujuan
menghilangkan penyakit pulpa, penyakit periapeks
TINJAUAN PUSTAKA dan mempercepat penyembuhan serta perbaikan
penyakit jaringan tersebut.5 Perawatan saluran
Abses adalah kumpulan pus yang terletak akar dibagi 3 tahap yaitu tahap preparasi
dalam suatu kantung yang terbentuk dalam jaringan biomekanis saluran akar yaitu suatu tahap
yang disebabkan oleh suatu proses infeksi oleh pembersihan dan pembentukan saluran akar
bakteri, parasit atau benda asing lainnya. Abses dengan membuka jalan masuk menuju kamar pulpa
merupakan reaksi pertahanan yang bertujuan dan korona, tahap sterilisasi yaitu dengan irigasi
mencegah agen-agen infeksi menyebar ke bagian dan disinfeksi saluran akar bertujuan untuk
tubuh lainnya. Pus itu sendiri merupakan suatu mematikan sisa-sisa kuman yang ada di dalam
kumpulan sel-sel jaringan local yang mati, sel-sel saluran akar dan tubulus dentin dan tahap
darah putih, organisme penyebab infeksi atau pengisian saluran akar untuk menghilangkan ruang
benda-benda asing dan racun yang dihasilkan oleh kosong yang dapat ditempati oleh kuman dalam
organisme dan sel-sel darah.4 Pilihan perawatan cairan tubuh yang dapat merangsang jaringan
untuk abses adalah drainase, pemberian antibiotik periapikal.9 Keberhasilan perawatan . endodontik
juga dapat digunakan untuk mengendalikan infeksi. sangat bergantung pada kesempurnaan tahap
Idealnya gigi harus dibiarkan berdrainase sampai tersebut.IO
aliran nanah terhenti dan kemudian saluran akar Kunci utama perawatan saluran akar adalah
dapat diiirigasi, dibersihkan dari kotoran dan membuang semua iritan penyebab infeksi, yaitu:
dipreparasi diberi dressin~ kemudian ditutup jaringan pulpa terinflamasi, jaringan nekrosis,
dengan tumpatan sementara. bakteri dan produk sampingannya melalui
Fistula adalah suatu saluran abnormal pembersihan dan pembentukan saluran akar serta
diantara dua organ atau antara satu organ dengan pengisian dengan guta perea dan siler secara
permukaan luar sebagai drainase karena abses di lengkap.4
periapikal mencari jalan keluar menuju ke
permukaan ginggiva sehingga membentuk sebuah
saluran. Kesembuhan dan tertutupnya fistula te~adi LAPORAN KASUS
dengan mudah bila saluran akar sudah diisi, oleh
karena sudah bersih dari pulpa nekrotik dan Pasien laki-Iaki umur 21 tahun pada tanggal
drainase dari periapikal dapat terjadi melalui fistula. 22 Maret 2007 datang ke klnik Spesialis Konservasi
Keberadaan fistula dapat meredakan rasa sakit Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah
pasca.5 Mada untuk memeriksakan gigi depan kiri atas
Perawatan saluran akar ulang berbeda sejak 3 minggu lalu pada gingiva terdapat benjolan
dengan perawatan saluran akar, karena gigi yang kecil yang jika ditekan mengeluarkan nanah dan
bersangkutan pernah dilakukan perawatan tetapi terasa sakit. Gigi tersebut 2 tahun yang lalu pemah
tidak berhasil, restorasi permanen biasanya sudah dirawat dan sudah ditambal. Pada saat pasien
dipasang . Prognosis perawatan ulang lebih buruk datang gigi 21 tidak dikeluhkan sakit.
dibandingkan perawatan saluran akar rutin, akan Pad a pemeriksaan objektif mahkota gigi 21
tetapi dengan kemajuan teknologi, latihan y-ang utuh terdapat fistula di permukaan ginggiva sebelah
terus menerus didapatkan hasil yang memadai .6 labial, jika ditekan pus keluar, gigi tidak goyah,
Keputusan untuk melakukan perawatan perkusi ada rasa sakit. Pada pemeriksaan
saluran akar ulang tergantung pada tingkat radiografis terlihat gambaran radiolusen di
keberhasilan perawatan sebelumnya. Kriteria periapikal, gigi telah di rawat saluran akar tetapi
berhasil atau tidaknya suatu perawatan saluran akar pengisian tidak hermitis (Gb. 2)
berbeda-beda antara satu dokter gigi dengan dokter Diagnosis Gigi 21 adalah non vital dengan
gigi lainnya. Ada yang berpendapat keberhasilan abses periapikal disertai fistula. Rencana perawatan
suatu perawatan saluran akar cukup dilihat dari ada yaitu perawatan saluran akar ulang dan prognosis
atau tidaknya gejala klinis, akan tetapi ada yang baik dengan pertimbangan saluran akar lurus,
berpendapat harus mengikutsertakan evaluasi terdapat fistula sebagai drainase abses, dan pasien
radiografis.7 kooperatif.
Penyebab kegagalan perawatan saluran
akar bervariasi, termasuk didalamnya adalah: Penatalaksanaan kasus :
obturasi yang tidak hermitis, perforasi akar, resopsi Kunjungan pertama, tanggal 22 Maret 2007
akar, lesi pada jaringan periodontal dan Dilakukan pemeriksaan subjektif, objektif dan
periradikuler, saluran akar tambahan yang tidak radiografis. Berdasarkan pemeriksaan tersebut
26
Maj Ked Gi; Juni 2008; 15(1): 25-30 ISSN: 1978-0206
ditegakkan diagnosis gigi 21 non vital dengan abses dan saluran akar diirigasi dengan larutan sodium
periapikal dan fistula (Gb.1). hipoklorit 2,5% dan chlorhexidine dygluconate 2%
Tahap kedua preparasi badan saluran akar,
dimulai dari file no 55 sampai no 65 yang masing-
masing berturut-turut PK dikurangi 1mm yaitu file no
55 PK 22 mm, file no 60 PK 21mm, dan file no 70
PK 20 mm. Setiap pergantian file, dilakukan
rekapitulasi dengan menggunakan MAF # 50 PK 23
mm dan dilakukan irigasi dengan menggunakan
larutan sodium hipoklorit 2,5% dan chlorhexidine
dygluconate 2%
Tahap ketiga preparasi saluran. akar
selanjutnya membuat saluran akar berbentuk
eorong menggunakan a headstroem file # 60' PK
Gb1. Fistula sebelum retreatment 20mm, kemudian dinding saluran akar dihaluskan
dengan hedstroem file MAF # 50 PK 23 mm lalu
diirigasi dengan larutan sodium hipoklorit 2,5%
dan chlorhexidine dygluconate 2%. Selanjutnya
saluran akar di dressing dengan eampuran kalsium
hidroksid dan yod gliserin kemudian ditumpat
sementara. Diinstruksikan untuk kontrol 2 minggu
kemudian.
27
Lindasari H. & Endang R.: Perawatan Saluran Akar Ulang ISSN: 1978-0206
28
Maj Ked Gi; Juni 2008; 15(1): 25-30 ISSN: 1978-0206
29
Lindasari H. & Endang R.: Perawatan Saluran Akar Ulang ISSN: 1978-0206
Effect of Established and Potential Root canal Endodontic Irigants, J.Endod, 1994; 20(6): 276
Irrigants, J. Endod., 1995; 21(10):513-515 -278
13. Michael JJ & Robert RW: A Comparison of 14. Tarigan R: Perawatan Pulpa Gigi, ed ke-1,
2,0% Chlorhexidine Gluconate and 5,25% Penerbit Widya Medika, Jakarta, 1994: 181-194
Sodium Hipochrolite as Antimicrobial
30