You are on page 1of 18

MAKALAH

PERDAGANGAN GLOBAL
(Global Trading)

DISUSUN OLEH :
Fitriani Rahim
A022182004

MANAJEMEN KEUANGAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019

i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadiran Allah
SWT, atas limpahan rahmat dan taufik-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul “Perdagangan Global” disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bisnis Global.

Makalah ini berisi tentang teori perdagangan klasik, teori perdagangan


modern, teori investasi internasional, investasi langsung luar negeri, ekonomi
politik dan perdagangan nasional dan kebijakan perdagangan internasional.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal oleh penulis dan mendapatkan
berbagai referensi melalui internet sehingga bisa memudahkan pembuatan
makalah ini.

Namun demikian, penulis bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata cara bahasa. Oleh karena itu, dengan terbuka penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang Perdagangan Global ini
dapat memberi manfaat maupun inspirasi bagi banyak pihak.

Makassar, 01 Februari 2019

Fitriani Rahim

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Perdagangan Klasik ............................................................. 4


B. Teori Perdagangan Modern ........................................................... 6
C. Investasi Internasional ................................................................... 7
D. Investasi Langsung Luar Negeri ................................................... 8
E. Ekonomi Politik dan Perdagangan Nasional ................................. 9
F. Kebijakan Perdagangan Internasional ........................................... 10
G. Studi Kasus.................................................................................... 11

BAB III PENUTUP

Kesimpulan .................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Globalisasi perdagangan adalah proporsi seluruh produksi dunia yang
melintasi perbatasan internasional. Perdagangan internasional telah membagi
kerja dunia, yang mana negara-negara maju sebagai negara yang
memproduksi produk industri sedangkan negara berkembang berperan
sebagai negara pemasok bahan baku untuk industri negara maju. Globalisasi
perdagangan merupakan peluang dalam mengembangkan usaha dan
pemasaran bagi perusahaan yang mampu bersaing, namun juga akan menjadi
tantangan bagi perusahaan atau negara yang tidak mempunyai daya saing
tinggi.

Globalisasi perdagangan dapat memberikan manfaat bagi penduduk suatu


negara, akibat adanya pertukaran produk yang menyebabkan diperolehnya barang
yang harganya relatif lebih murah dan kemungkinan dapat menjual barang yang
diproduksi dengan harga yang lebih mahal. Timbulnya pertukaran produk tersebut
melalui aktifitas perdagangan antar negara atau perdagangan internasional yang
terjadi sebagai respon terhadap adanya perbedaan dalam harga (faktor penawaran)
dan adanya perbedaan pendapatan atau selera konsumen (faktor demand).
Terjadinya perbedaan harga produk antar negara diakibatkan oleh perbedaan
ongkos produksi (production cost), karena adanya perbedaan tingkat upah tenaga
kerja, biaya modal, sewa tanah, biaya bahan mentah, dan perbedaan efisiensi
dalam proses produksi. Perbedaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan dalam
penggunaan faktor-faktor produksi baik dalam jumlah, kualitas, dan cara
mengkombinasikan faktor-faktor produksi tersebut, serta adanya perbedaan
penggunaan teknologi produksi. Dengan demikian, perbedaan harga produksi antar
negara akan mendorong terjadi perdagangan antar negara.
Perbedaan tingkat pendapatan dan selera konsumen pada suatu negara juga
dapat mendorong terjadinya perdagangan antar negara. Permintaan suatu barang
akan ditentukan oleh pendapatan dan selera konsumen. Tingkat pendapatan

2
penduduk pada suatu negara yang semakin baik akan mendorong tingkat daya beli
konsumen, sehingga tingkat permintaan penduduk negara tersebut terhadap
barang yang diproduksi sendiri dan barang impor dapat mengalami kenaikan.
Permintaan suatu barang juga tergantung dengan selera konsumen, sehingga akan
mempengaruhi permintaan sutau barang pada suatu negara. Apabila persediaan
suatu barang pada suatu negara tidak cukup untuk memenuhi permintaan, maka
negara tersebut dapat melakukan impor dari negara lain. Untuk jenis barang
tertentu yang diproduksi pada suatu negara dapat saja melakukan impor karena
adanya selera konsumen yang lebih menginginkan produk negara lain daripada
produk negara sendiri.
Dari penjelasan tersebut di atas, maka perdagangan antar negara atau
perdagangan globalisasi akan terjadi akibat adanya perbedaan faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
antar negara. Permasalahan ini akan menjadi bahgian pembahasan dalam
perdagangan globalisasi, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan peranan
pemerintah dalam mendorong terjadinya perdagangan internasional melakukan
regulasi dan kebijakan-kebijakan perdagangan, peranan lembaga dan kerjasama
ekonomi regional dan internasional, serta hal-hal yang terkait dengan globalisasi
dan liberalisasi ekonomi.

B. Rumusan Masalah
1. Teori apa sajakah yang mendukung perkembangan globalisasi
perdagangan?
2. Bagaimanakah perkembangan teori modern dari perdagangan
internasional?
3. Teori apa sajakah yang biasa diaplikasikan dalam investasi internasional?
4. Apakah yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan investasi langsung
luar negeri?
5. Apakah yang dimaksud dengan ekonomi politik dan perdagangan
nasional?

3
6. Apakah maksud dan tujuan dilakukannya kebijakan perdagangan
internasional?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan teori perdagangan klasik.
2. Menjelaskan teori perdagangan modern.
3. Menjelaskan teori investasi internasional.
4. Memahami investasi langsung luar negeri.
5. Menjelaskan ekonomi politik dan perdagangan nasional.
6. Memahamii kebijakan perdagangan internasional.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORI PERDAGANGAN KLASIK

Perkembangan teori-teori yang menjelaskan timbulnya perdagangan


internasional mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Teori-teori ini
mencoba memberikan penjelasan tentang motif terjadinya perdagangan antar
negara, pola perdagangan yang melandasinya, dan manfaat akhir perdagangan
tersebut. Pemahaman terhadap faktor-faktor penyebab perdagangan tersebut
akan memungkinkan individu-individu, perusahaan-perusahaan, dan
pemerintah untuk menentukan secara lebih baik bagaimana berinteraksi
dalam menentukan pilihannya dalam sistem perdagangan tersebut.

1. Teori Merkantilisme

Teori perdagangan internasional dimulai dari perkembangan teori pra-


kalasik merkantilisme (merchantilism) yang muncul pada abad ke-16 hingga
pertengahan abad ke-18. Merkantilisme merupakan pandangan yang
beranggapan bahwa kesejahteraan dan kekuasaan suatu negara sangat
tergantung pada jumlah harta kekayaan yang dimiliki negara tersebut. Kekayaan
didefenisikan sebagai suatu akumulasi berbagai logam berharga (terutama
emas) dan perak. Dengan demikian merkantilisme memiliki prinsip bahwa emas
dan perak merupakan arus deras kesejahteraan nasional dan esensial untuk
perdagangan yang giat.
Merkantilisme bertumpu pada gagasan bahwa pemerintah (bukan
individu karena dianggap tidak dapat dipercaya) harus terlibat aktif dalam
transfer barang-barang diantara negara-nagara guna meningkatkan
kekayaan. Maka, konsekwensi gagasan ini adalah pemerintah menjalankan
kebijaksanaan perdagangan (trade policy) sebagai upaya intervensi
pemerintah untuk menfasilitasi dan mendukung semua ekspor seraya
membatasi impor, yang dicapai melalui pelaksanaan perdagangan oleh
monopoli pemerintah, dan intervensi perdagangan melalui subsidisasi

5
industri ekspor domestik dan alokasi hak perdagangan. Mendorong ekspor
sebesar-besarnya, dengan memberikan fasilitas dan subsidi kecuali logam
mulia (logam mulia tidak boleh diekspor), karena ekspor akan menambah
perolehan devisa negara (akumulasi kekayaan). Melarang/memproteksi
kegiatan impor, karena akan mengurangi devisa negara (kekayaan),
kecuali impor logam mulia.
Dari dua kebijakan perdagangan merkantilisme ini dapat disimpulkan
bahwa markantilisme bersifat proteksionism. Disamping itu juga teori ini
tidak memandang adanya keuntungan (gains) dari kegiatan perdagangan
antar negara. Kekeliruan lain dari teori Merkantilisme adalah keyakinan
terhadap emas dan perak yang mempunyai nilai intristik, sehingga tidak
dapat dipakai untuk kegiatan produksi dan konsumsi. Dengan demikian
negara-negara yang menganut paham merkantilisme menukarkan produk
pabrik atau pertanian untuk kekayaan yang tidak produktif tersebut.
Kelemahan lain dari teori merkantilisme adalah tidak mempertimbangkan
konsep efisiensi produksi melalui spesialisasi, karena tidak ada tidak ada
optimalisasi penggunaan faktor produksi yang dimiliki, dan lebih
menumpuk kekayaan dengan akuisisi kekuasaan.

2. Teori Absolute Advantage

Kegagalan teori merkantilisme merupakan kegagalan teori pra-


klasik dalam perkembangan teori-teori perdagangan internasional, maka
muncullah teori Absolut Advantage (keunggulan mutlak) yang dikemukan
oleh Adam Smith.

Berdasarkan pemikiran Adam Smith tersebut maka dikeluarkan


teori Keunggulan Absolut, sebagai penyebab terjadinya perdagangan antar
negara, dengan pemikiran sebagai berikut:

a. Suatu negara akan melakukan spesialisasi terhadap ekspor suatu jenis


barang tertentu, yang diproduksi berdasarkan keunggulan absolut negara

6
tersebut terhadap negara lain. Dengan kata lain, jika suatu barang dapat
diproduksi secara efisien atau lebih murah dibanding di negara lain
(memiliki keunggulan absolut), maka suatu negara akan melakukan ekspor
barang tersebut,
b. Suatu negara tidak akan memproduksi jenis barang tertentu dimana negara
tersebut tidak memiliki keunggulan absolut terhadap negara lain dalam
memproduksi barang sejenis. Atau jika suatu negara mempunyai absolut
disadvantage terhadap negara lain dalam memproduksi suatu jenis barang
tertentu, maka negara tersebut lebih baik mengimpor barang tersebut
daripada memproduksinya. Perkataan lain, jika suatu barang diproduksi
lebih efisien dan lebih murah di negara lain, maka barang tersebut
sebaiknya diimpor dari pada diproduksi di dalam negeri.

Asumsi dasar yang melandasi teori Absolut Advantage adalah:

1. faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja


2. kualitas barang yang diproduksi kedua negara adalah sama
3. pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang
4. biaya transport diabaikan

B. TEORI PERDAGANGAN MODERN

Teori Perdagangan Modern terdiri dari :

a. Comparative Advantage dari J.S. Mill dan David Ricardo


Teori Comparative advantage dari J.S. mill dan David Ricardo
mengatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian
mengekspor barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan
mengimpor barang yang memiliki comparative disadvantage.

b. Teori Heckscher-Ohlin (H-O)


Teori H-O menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik.
Negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang

7
menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif.
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan
dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor
produksi.

C. INVESTASI INTERNASIONAL

Kegiatan bisnis internasional tidak lepas dari kegiatan investasi. Seperti


yang sudah kita bahas pada bab sebelumnya, bahwa secara garis besar
kegiatan bisnis internasional adalah ekspor-impor dan investasi. Arti harfiah
dari investasi adalah penanaman modal dalam arti modal yang dimiliki
pengusaha ditanamkan pada kegiatan yang produktif yang nantinya akan
menghasilkan imbal hasil. Dalam investasi internasional ada beberapa macam
teori yang biasa diaplikasikan yaitu :S INTERNASION
a. Ownership Advantages Theories. Teori ini menekankan bahwa
perusahaan pemilik aset yang memiliki keunggulan kompetitif domestik
dapat menggunakan keunggulannya tersebut untuk dapat menembus pasar
luar negeri melalui penanaman modal asing (PMA).
b. Internalization Theories. Teori ini menerangkan perusahaan meluaskan
usahanya dengan memperhitungkan transaction cost. Jika biaya transaksi
lebih besar di dalam negeri, maka produksi di luar negeri lebih
menguntungkan.
c. Dunning Eclectic Theories. Bagi perusahaan yang akan berinvestasi di
luar negeri harus mempunyai beberapa keunggulan yaitu kepemilikan
yang khas, internalisasi dan lokasi yang khas.
d. Teori Keunggulan Monopolistik. Investasi langsung luar negeri yang
dilakukan oleh perusahaan dalam industri oligopolistik, memiliki
keunggulan teknis dan keunggulan lain atas perusahaan pribumi.
e. Ketidaksempurnaan Pasar Produk dan Faktor Produksi. Keunggulan
pengetahuan memungkinkan perusahaan yang melakukan investasi

8
memproduksi suatu produk yang disukai konsumen sama dengan buatan
lokal, dengan demikian perusahaan dapat mengendalikan harga jual dan
lebih unggul dari perusahaan pribumi.
f. Investasi Silang. Investasi langsung luar negeri oleh perusahaan oligopoli
di negara asal masing-masing sebagai tindakan pertahanan.
g. The Follow-The-Leader Theory (Knickboxer). Satu perusahaan yang bisa
memasuki pasar dalam sifat pasar yang oligopolistik, maka perusahaan
lainpun akan mengikuti.
h. International Product Life Cycle Theory. Daur produk terdiri dari masa
awal-masa pertumbuhan-masa puncak dan masa jenuh. Jika produk suatu
perusahaan yang telah sampai pada masa jenuh di pasar dalam negeri.
Perusahaan tetap dapat mencari peluang menjual di negara lain dimana
pasarnya masih tumbuh.

D. INVESTASI LANGSUNG LUAR NEGERI

Ada beberapa pertimbangan dalam melakukan investasi langsung luar


negeri diantaranya:
a. Paham prosedur investasi langsung
Prosedur investasi langsung dalam hal ini berarti setiap perusahaan yang
melakukan investasi langsung luar negeri harus benar-benar memahami
dan melaksanakan prosedur yang sudah ditetapkan oleh para pengambil
kebijakan di negara tujuan, sehingga dalam kegiatan investasinya
dilakukan dengan cara yang legal.
b. Menciptakan strategi promosi investasi
Perusahaan multinasional yang akan berinvestasi langsung di luar negeri
harus bisa menciptakan strategi promosi investasi, hal ini karena semakin
besar pasar yang akan didapatkan oleh perusahaan, maka akan semakin
besar pula tantangan dari para pesaing.
c. Menjalin kemitraan yang efektif

9
Dalam melakukan investasi langsung luar negeri, perusahaan
multinasional harus sedapat mungkin menjalin kemitraan yang sangat
efektif. Terlebih apabila perusahaan tersebut melakukan kegiatan joint
venture, karena dalam joint venture harus ada pola kemitraan yang efektif,
sehingga dapat terjadi sinergitas antar pihak.
d. Memanfaatkan teknologi informasi
Teknologi informasi menciptakan berbagai kemudahan dalam
pelaksanaan kegiatan bisnis internasional. Seluruh kegiatan dapat menjadi
efektif dan efisien. Perusahaan multinasional harus dapat menggunakan
teknologi informasi semaksimal mungkin untuk menjaga persaingan
dengan para pesaing.

E. EKONOMI POLITIK DAN PERDAGANGAN NASIONAL

Perdagangan internasional tidak lepas dari pengaruh ekonomi dan


politik di negara-negara yang terlibat di dalamnya. Perdagangan dapat
menjadi mesin pertumbuhan bagi sebuah negara. Negara yang kegiatan
ekspornya jauh lebih tinggi daripada kegiatan impor, maka dapat
dipastikan negara tersebut akan menjadi negara dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kebijakan ekspor impor sebuah
negara seringkali dipengaruhi bukan saja karena motif ekonomi, akan
tetapi juga dipengaruhi oleh situasi dan kondisi politik di sebuah negara.
Perdagangan internasional mendorong masing-masing negara ke arah
spesialisasi dalam produksi barang dimana negara tersebut memiliki
keunggulan komparatifnya. Sebuah negara yang memiliki banyak
keunggulan komparatif dengan situasi dan kondisi politik yang stabil
sudah barng tentu dapat fokus pada spesialisasi sehingga kegiatan
perdagangan internasional dapat berjalan berjalan dengan baik. Saat ini
ada kecenderungan bahwa sebagian besar negara dengan kategori
berkembang memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap negara
lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup rakyatnya. Hal ini menandakan

10
bahwa sebagian besar negara berkembang tidak dapat berfokus untuk
mengembangkan keunggulan komparatifnya dan ikut berkecimpung
dalam perdagangan internasional yang dihadapi oleh negara berkembang
adalah tinggi kegiatan impor daripada kegiatan ekspor, hal ini menjadi
cukup mengkhawatirkan karena apabila tidak ada perubahan dalam hal
kebijakan ekonomi maupun politik, maka negara berkembang hanya akan
menjadi pasar bagi negara maju yang pada akhirnya nanti, negara
berkembang tidak akan pernah bisa mengubah statusnya menjadi negara
maju.

F. KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Kebijakan perdagangan internasional dilakukan oleh pemerintah dalam suatu


negara memiliki motivasi dan tujuan tertentu. Adapun tujuan-tujuan dilakukannya
kebijakan perdagangan internasional meliputi:
1. Melindungi kepentingan ekonomi nasional dari pengaruh negatif (buruk) dan dari
situasi perdagangan internasional yang tidak menguntungkan. Misalnya inflasi pada
negara mitra dagang, mengakibatkan harga impor barang dari Indonesia naik,
sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi di Indonesia. Resesi ekonomi dunia,
seperti krisis ekonomi dan moneter yang menimpa negara-negara dikawasan Asia
mulai pertengahan tahun 1997 mengakibatkan terjadinya penurunan pendapatan riil
negara-negara Asia, sehingga dapat menurunkan volume ekspor komoditi Indonesia.
2. Melindungi industri nasional dari persaingan barang-barang impor (infant industry
argument),
3. Menjaga keseimbangan neraca pembayaran (balance of payment), sekaligus
menjamin persediaan cadangan valuta asing (valas) yang cukup, terutama untuk
pembayaran impor dan cicilan serta bunga hutang luar negeri,
4. Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil,
5. Melindungi atau meningkatkan lapangan kerja (employment creation).

G. STUDI KASUS

11
PERSENGKETAAN BEA MASUK ANTI-DUMPING PADA KERTAS
IMPOR INDONESIA

Indonesia sebagai negara berkembang pada umumnya akan memilih suatu


perusahaan domestik untuk disubsidi khususnya industri yang benar-benar
menjadi ekspor Indonesia. Dan selain itu, Indonesia juga mengambil kebijakan
ekonomi seperti penetapan batasan impor, hambatan tarif dan non tarif dan
kebijakan lainnya. Sama seperti negara lainnya, Korea juga menetapkan
kebijakan ekonomi anti dumping untuk melindungi industri domestiknya. Kali
ini yang menjadi sasaran negara yang melakukan dumping adalah Indonesia.
Salah satu kasus yang terjadi antar anggota WTO yaitu kasus antara Korea
Selatan dan Indonesia, dimana Korsel menuduh Indonesia melakukan
dumping Woodfree Copy Paper ke Korsel sehingga Indonesia mengalami
kerugian yang cukup besar.
Pada mulanya harga produk kertas Korsel tinggi dan juga produsen kertas
Korsel tidak dapat memenuhi beberapa permintaan pasar. Pada saat itulah
masuk produk kertas Indonesia dengan harga yang lebih murah (termasuk jika
dibandingkan dengan harga di pasar Indonesia) dan juga dengan produk yang
memiliki fungsi/nilai substitusi atas produk kertas yang tidak dapat dipenuhi
produsen kertas Korsel, hal ini disebut juga dengan “Like Product”. Karena hal
inilah maka produk kertas Indonesia lebih banyak diminati oleh pasar di
Korsel, sedangkan kertas produk Korsel sendiri menurun penjualannya. Itulah
mengapa Korsel menetapkan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap
produk kertas yang masuk dari Indonesia, untuk melindungi produk dalam
negeri nya.
Produk kertas Indonesia yang dikenai tuduhan dumping mencakup 16 jenis
produk, tergolong dalam kelompok uncoated paper and paper board used for
writing, printing, or other graphic purpose serta carbon paper, self copy paper
and other copying atau transfer paper.

12
Kasus ini bermula ketika industri kertas Korea Selatan mengajukan petisi
anti-dumping terhadap produk kertas Indonesia kepada Korean Trade
Commission (KTC) pada 30 September 2002. Dan pada 9 Mei 2003, KTC
mengenai Bea Masuk Anti Dumping Sementara (BMADS) dengan besaran
untuk PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk sebesar 51,61%, PT Pindo Deli
11,65%, PT Indah Kiat 0,52%, April Pine dan lainnya sebesar 2,80%. Namun,
pada 7 November 2003 KTC menurunkan BMAD terhadap produk kertas
Indonesia ke Korsel dengan ketentuan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, PT
Pindo Deli dan PT Indah Kiat diturunkan sebesar 8,22% dan untuk April Pine
dan lainnya 2,80%.
Dan akibat adanya tuduhan dumping itu ekspor produk itu mengalami
kerugian. Ekspor Woodfree Copy Paper Indonesia ke Korsel yang pada tahun
2002 mencapai 102 juta dolar AS, turun menjadi 67 juta dolar pada tahun
2003. Dan Indonesia mengadukan masalah ini ke WTO tanggal 4 Juni 2004
dan meminta diadakan konsultasi bilateral, namun konsultasi yang dilakukan
pada 7 Juli 2004 gagal mencapai kesepakatan.

13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Globalisasi perdagangan merupakan peluang dalam mengembangkan
usaha dan pemasaran bagi perusahaan yang mampu bersaing, namun juga
akan menjadi tantangan bagi perusahaan atau negara yang tidak
mempunyai daya saing tinggi.
2. Berbagai perusahaan MNC telah mengembangkan sayapnya ke negara-
negara lain, selain itu membuat variansi-variansi dalam produknya
maupun pelayanan serta manajemen perusahaan.
3. Perdagangan global menuntut perusahaan agar mampu berasing tidak
hanya terpaku pada keunggulan komparatif saja tapi harus mengedepankan
keunggulan kompetitif.
4. Perkembangan bisnis internasional yang memasuki lintas negara, tentu
tidakalah terjadi segampang yang dilihat, karena banyak faktor yang perlu
dipertimbangkan untuk memulai bisnis internasional. Hal itu dikarenakan
bisnis internasional akan melibatkan manusia lintas negara yang tentu akan
berbagai macam pula corak perilaku, budaya dan agamanya.
5. Kegiatan bisnis internasional tidak lepas dari kegiatan investasi. Seperti
yang sudah kita bahas pada bab sebelumnya, bahwa secara garis besar
kegiatan bisnis internasional adalah ekspor-impor dan investasi. Arti
harfiah dari investasi adalah penanaman modal dalam arti modal yang
dimiliki pengusaha ditanamkan pada kegiatan yang produktif yang
nantinya akan menghasilkan imbal hasil.
6. Perdagangan internasional tidak lepas dari pengaruh ekonomi dan politik
di negaranegara yang terlibat di dalamnya. Perdagangan dapat menjadi
mesin pertumbuhan bagi sebuah negara. Negara yang kegiatan ekspornya
jauh lebih tinggi daripada kegiatan impor, maka dapat dipastikan negara
tersebut akan menjaid negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
tinggi. Kebijakan ekspor impor sebuah negara seringkali dipengaruhi

14
bukan saja karena motif ekonomi, akan tetapi juga dipengaruh oleh situasi
dan kondisi politik di sebuah negara.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anindika, Ratya & Reed, R. Michael. Bisnis dan Perdagangan


Internasional. 2008. Andi: Yogyakarta

Griffin, Ricky W & Pustay, Michael W. Bisnis Internasional Edisi Keempat Jilid
2.2006. Indeks: Jakarta.

Tambunan, Tulus T H. Globalisasi dan Perdagangan Internasional. 2004. Ghalia


Indonesia: Jakarta.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0511/01/eko09.htm

http://www.tempo.co/read/news/2010/10/25/090286990/Penghentian-Kasus-
Dumping-Kertas-Belum-Direspons-Pengusaha-Korea

16

You might also like