Professional Documents
Culture Documents
PERDAGANGAN GLOBAL
(Global Trading)
DISUSUN OLEH :
Fitriani Rahim
A022182004
MANAJEMEN KEUANGAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadiran Allah
SWT, atas limpahan rahmat dan taufik-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul “Perdagangan Global” disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bisnis Global.
Namun demikian, penulis bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata cara bahasa. Oleh karena itu, dengan terbuka penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang Perdagangan Global ini
dapat memberi manfaat maupun inspirasi bagi banyak pihak.
Fitriani Rahim
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan .................................................................................. 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi perdagangan adalah proporsi seluruh produksi dunia yang
melintasi perbatasan internasional. Perdagangan internasional telah membagi
kerja dunia, yang mana negara-negara maju sebagai negara yang
memproduksi produk industri sedangkan negara berkembang berperan
sebagai negara pemasok bahan baku untuk industri negara maju. Globalisasi
perdagangan merupakan peluang dalam mengembangkan usaha dan
pemasaran bagi perusahaan yang mampu bersaing, namun juga akan menjadi
tantangan bagi perusahaan atau negara yang tidak mempunyai daya saing
tinggi.
2
penduduk pada suatu negara yang semakin baik akan mendorong tingkat daya beli
konsumen, sehingga tingkat permintaan penduduk negara tersebut terhadap
barang yang diproduksi sendiri dan barang impor dapat mengalami kenaikan.
Permintaan suatu barang juga tergantung dengan selera konsumen, sehingga akan
mempengaruhi permintaan sutau barang pada suatu negara. Apabila persediaan
suatu barang pada suatu negara tidak cukup untuk memenuhi permintaan, maka
negara tersebut dapat melakukan impor dari negara lain. Untuk jenis barang
tertentu yang diproduksi pada suatu negara dapat saja melakukan impor karena
adanya selera konsumen yang lebih menginginkan produk negara lain daripada
produk negara sendiri.
Dari penjelasan tersebut di atas, maka perdagangan antar negara atau
perdagangan globalisasi akan terjadi akibat adanya perbedaan faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
antar negara. Permasalahan ini akan menjadi bahgian pembahasan dalam
perdagangan globalisasi, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan peranan
pemerintah dalam mendorong terjadinya perdagangan internasional melakukan
regulasi dan kebijakan-kebijakan perdagangan, peranan lembaga dan kerjasama
ekonomi regional dan internasional, serta hal-hal yang terkait dengan globalisasi
dan liberalisasi ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1. Teori apa sajakah yang mendukung perkembangan globalisasi
perdagangan?
2. Bagaimanakah perkembangan teori modern dari perdagangan
internasional?
3. Teori apa sajakah yang biasa diaplikasikan dalam investasi internasional?
4. Apakah yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan investasi langsung
luar negeri?
5. Apakah yang dimaksud dengan ekonomi politik dan perdagangan
nasional?
3
6. Apakah maksud dan tujuan dilakukannya kebijakan perdagangan
internasional?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan teori perdagangan klasik.
2. Menjelaskan teori perdagangan modern.
3. Menjelaskan teori investasi internasional.
4. Memahami investasi langsung luar negeri.
5. Menjelaskan ekonomi politik dan perdagangan nasional.
6. Memahamii kebijakan perdagangan internasional.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teori Merkantilisme
5
industri ekspor domestik dan alokasi hak perdagangan. Mendorong ekspor
sebesar-besarnya, dengan memberikan fasilitas dan subsidi kecuali logam
mulia (logam mulia tidak boleh diekspor), karena ekspor akan menambah
perolehan devisa negara (akumulasi kekayaan). Melarang/memproteksi
kegiatan impor, karena akan mengurangi devisa negara (kekayaan),
kecuali impor logam mulia.
Dari dua kebijakan perdagangan merkantilisme ini dapat disimpulkan
bahwa markantilisme bersifat proteksionism. Disamping itu juga teori ini
tidak memandang adanya keuntungan (gains) dari kegiatan perdagangan
antar negara. Kekeliruan lain dari teori Merkantilisme adalah keyakinan
terhadap emas dan perak yang mempunyai nilai intristik, sehingga tidak
dapat dipakai untuk kegiatan produksi dan konsumsi. Dengan demikian
negara-negara yang menganut paham merkantilisme menukarkan produk
pabrik atau pertanian untuk kekayaan yang tidak produktif tersebut.
Kelemahan lain dari teori merkantilisme adalah tidak mempertimbangkan
konsep efisiensi produksi melalui spesialisasi, karena tidak ada tidak ada
optimalisasi penggunaan faktor produksi yang dimiliki, dan lebih
menumpuk kekayaan dengan akuisisi kekuasaan.
6
tersebut terhadap negara lain. Dengan kata lain, jika suatu barang dapat
diproduksi secara efisien atau lebih murah dibanding di negara lain
(memiliki keunggulan absolut), maka suatu negara akan melakukan ekspor
barang tersebut,
b. Suatu negara tidak akan memproduksi jenis barang tertentu dimana negara
tersebut tidak memiliki keunggulan absolut terhadap negara lain dalam
memproduksi barang sejenis. Atau jika suatu negara mempunyai absolut
disadvantage terhadap negara lain dalam memproduksi suatu jenis barang
tertentu, maka negara tersebut lebih baik mengimpor barang tersebut
daripada memproduksinya. Perkataan lain, jika suatu barang diproduksi
lebih efisien dan lebih murah di negara lain, maka barang tersebut
sebaiknya diimpor dari pada diproduksi di dalam negeri.
7
menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif.
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan
dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor
produksi.
C. INVESTASI INTERNASIONAL
8
memproduksi suatu produk yang disukai konsumen sama dengan buatan
lokal, dengan demikian perusahaan dapat mengendalikan harga jual dan
lebih unggul dari perusahaan pribumi.
f. Investasi Silang. Investasi langsung luar negeri oleh perusahaan oligopoli
di negara asal masing-masing sebagai tindakan pertahanan.
g. The Follow-The-Leader Theory (Knickboxer). Satu perusahaan yang bisa
memasuki pasar dalam sifat pasar yang oligopolistik, maka perusahaan
lainpun akan mengikuti.
h. International Product Life Cycle Theory. Daur produk terdiri dari masa
awal-masa pertumbuhan-masa puncak dan masa jenuh. Jika produk suatu
perusahaan yang telah sampai pada masa jenuh di pasar dalam negeri.
Perusahaan tetap dapat mencari peluang menjual di negara lain dimana
pasarnya masih tumbuh.
9
Dalam melakukan investasi langsung luar negeri, perusahaan
multinasional harus sedapat mungkin menjalin kemitraan yang sangat
efektif. Terlebih apabila perusahaan tersebut melakukan kegiatan joint
venture, karena dalam joint venture harus ada pola kemitraan yang efektif,
sehingga dapat terjadi sinergitas antar pihak.
d. Memanfaatkan teknologi informasi
Teknologi informasi menciptakan berbagai kemudahan dalam
pelaksanaan kegiatan bisnis internasional. Seluruh kegiatan dapat menjadi
efektif dan efisien. Perusahaan multinasional harus dapat menggunakan
teknologi informasi semaksimal mungkin untuk menjaga persaingan
dengan para pesaing.
10
bahwa sebagian besar negara berkembang tidak dapat berfokus untuk
mengembangkan keunggulan komparatifnya dan ikut berkecimpung
dalam perdagangan internasional yang dihadapi oleh negara berkembang
adalah tinggi kegiatan impor daripada kegiatan ekspor, hal ini menjadi
cukup mengkhawatirkan karena apabila tidak ada perubahan dalam hal
kebijakan ekonomi maupun politik, maka negara berkembang hanya akan
menjadi pasar bagi negara maju yang pada akhirnya nanti, negara
berkembang tidak akan pernah bisa mengubah statusnya menjadi negara
maju.
G. STUDI KASUS
11
PERSENGKETAAN BEA MASUK ANTI-DUMPING PADA KERTAS
IMPOR INDONESIA
12
Kasus ini bermula ketika industri kertas Korea Selatan mengajukan petisi
anti-dumping terhadap produk kertas Indonesia kepada Korean Trade
Commission (KTC) pada 30 September 2002. Dan pada 9 Mei 2003, KTC
mengenai Bea Masuk Anti Dumping Sementara (BMADS) dengan besaran
untuk PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk sebesar 51,61%, PT Pindo Deli
11,65%, PT Indah Kiat 0,52%, April Pine dan lainnya sebesar 2,80%. Namun,
pada 7 November 2003 KTC menurunkan BMAD terhadap produk kertas
Indonesia ke Korsel dengan ketentuan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, PT
Pindo Deli dan PT Indah Kiat diturunkan sebesar 8,22% dan untuk April Pine
dan lainnya 2,80%.
Dan akibat adanya tuduhan dumping itu ekspor produk itu mengalami
kerugian. Ekspor Woodfree Copy Paper Indonesia ke Korsel yang pada tahun
2002 mencapai 102 juta dolar AS, turun menjadi 67 juta dolar pada tahun
2003. Dan Indonesia mengadukan masalah ini ke WTO tanggal 4 Juni 2004
dan meminta diadakan konsultasi bilateral, namun konsultasi yang dilakukan
pada 7 Juli 2004 gagal mencapai kesepakatan.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Globalisasi perdagangan merupakan peluang dalam mengembangkan
usaha dan pemasaran bagi perusahaan yang mampu bersaing, namun juga
akan menjadi tantangan bagi perusahaan atau negara yang tidak
mempunyai daya saing tinggi.
2. Berbagai perusahaan MNC telah mengembangkan sayapnya ke negara-
negara lain, selain itu membuat variansi-variansi dalam produknya
maupun pelayanan serta manajemen perusahaan.
3. Perdagangan global menuntut perusahaan agar mampu berasing tidak
hanya terpaku pada keunggulan komparatif saja tapi harus mengedepankan
keunggulan kompetitif.
4. Perkembangan bisnis internasional yang memasuki lintas negara, tentu
tidakalah terjadi segampang yang dilihat, karena banyak faktor yang perlu
dipertimbangkan untuk memulai bisnis internasional. Hal itu dikarenakan
bisnis internasional akan melibatkan manusia lintas negara yang tentu akan
berbagai macam pula corak perilaku, budaya dan agamanya.
5. Kegiatan bisnis internasional tidak lepas dari kegiatan investasi. Seperti
yang sudah kita bahas pada bab sebelumnya, bahwa secara garis besar
kegiatan bisnis internasional adalah ekspor-impor dan investasi. Arti
harfiah dari investasi adalah penanaman modal dalam arti modal yang
dimiliki pengusaha ditanamkan pada kegiatan yang produktif yang
nantinya akan menghasilkan imbal hasil.
6. Perdagangan internasional tidak lepas dari pengaruh ekonomi dan politik
di negaranegara yang terlibat di dalamnya. Perdagangan dapat menjadi
mesin pertumbuhan bagi sebuah negara. Negara yang kegiatan ekspornya
jauh lebih tinggi daripada kegiatan impor, maka dapat dipastikan negara
tersebut akan menjaid negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
tinggi. Kebijakan ekspor impor sebuah negara seringkali dipengaruhi
14
bukan saja karena motif ekonomi, akan tetapi juga dipengaruh oleh situasi
dan kondisi politik di sebuah negara.
15
DAFTAR PUSTAKA
Griffin, Ricky W & Pustay, Michael W. Bisnis Internasional Edisi Keempat Jilid
2.2006. Indeks: Jakarta.
http://www.suaramerdeka.com/harian/0511/01/eko09.htm
http://www.tempo.co/read/news/2010/10/25/090286990/Penghentian-Kasus-
Dumping-Kertas-Belum-Direspons-Pengusaha-Korea
16