Professional Documents
Culture Documents
112014159
1. Mantouxtes
Mantouxtesdiberikandengancaramenyuntikkan 0.1ml derivate protein tuberculin
kelengan bawah secara intrakutan. Injeksi ini akan menghasilkan gelembung (wheal)
berdiameter 6-10mm.
Reaksi yang ditunjukkanpada tuberculin tesaadalahreaksiklasik delayed hypersensitivity
reaction.
Tuberculin skin test dibaca dalam rentang waktu 48 hingga 72 jam setelah penyuntikan.
Jika tidak dibaca melebihi 72 jam, tes mantoux harus diulang
Cara membaca mantoux tes adalah dengan mengukur diameter indurasi yang ada.
Dilakukan garisan secara melintang pada tempat suntkan sehingga terasa adanya
indurasi. Jangan megukur kemerahan.
Hasil positif
http://www.tbindonesia.or.id/tbidcnt/uploads/2014/04/algo-tbanak.png
2. Tabel walgren
Diberikan selama 2-4minggu dengan dosis penuh yaitu 1-2mg/kgBB/hari dan dimulai tapering
off selama 2-6minggu berikutnya.
Sumber: http://www.ichrc.org/482-tuberkulosis-tatalaksana
4. Patofisiologi meningitis TB
Sumber: http://www.tbindonesia.or.id/2014/04/21/meningitis-tuberkulosa/
5. Spondiolitis TB
Spondilitis TB dapat terjadi akibat penyebaran secara hematogen/limfogen melalui nodus
limfatikus para-aorta dari fokus tuberkulosis di luar tulang belakang yang sebelumnya sudah ada.
Pada anak, sumber infeksi biasanya berasal dari fokus primer di paru, sedangkan pada orang
dewasa berasal dari fokus ekstrapulmoner (usus, ginjal, tonsil).1 Dari paru-paru, kuman dapat
sampai ke tulang belakang melalui pleksus venosus paravertebral Batson.2
Lesi tuberkulosis pada tulang belakang dimulai dengan inflamasi paradiskus.Setelah
tulang mengalami infeksi, hiperemia, edema sumsum tulang belakang dan osteoporosis terjadi
pada tulang. Destruksi tulang terjadi akibat lisis jaringan tulang, sehingga tulang menjadi lunak
dan gepeng terjadi akibat gaya gravitasi dan tarikan otot torakolumbal. Selanjutnya, destruksi
tulang diperberat oleh iskemi sekunder akibat tromboemboli, periarteritis, endarteritis.Karena
transmisi beban gravitasi pada vertebra torakal lebih terletak pada setengah bagian anterior badan
vertebra, maka lesi kompresi lebih banyak ditemukan pada bagian anterior badan vertebra
sehingga badan vertebra bagian anterior menjadi lebih pipih daripada bagian posterior.2 Resultan
dari hal-hal tersebut mengakibatkan deformitas kifotik.Deformitas kifotik inilah yang sering
disebut sebagai gibbus.
Sumber :
1. Agrawal V, Patgaonkar PR, Nagariya SP. Tuberculosis of Spine. Journal of
Craniovertebral Junction and Spine 2010, 1: 14.
2. Vitriana. Spondilitis Tuberkulosa. Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK-
UNPAD/ RSUP dr. Hasan Sadikin , FK-UI/ RSUPN dr. Ciptomangunkusumo. 2002.
6. Komorbid CP
Retardasi mental
Global developmental delay
Kesukaran berkomunikasi
Epilepsy
Abnormal muscle tone
Failure to thrive
Respiratory distress syndrome
Sumber: http://cerebralpalsy.org/about-cerebral-palsy/associative-conditions/