You are on page 1of 10

KOMPETENSI INTI, KOMPETENSI DASAR,

INDIKATOR, DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


2. Memiliki motivasi internal, kemampuan kerjasama, konsisten, sikap disiplin,
dan sikap toleransi dalam perbedaaan strategi berpikir dalam memilih dan
menerapkan strategi menyelesaikan masalah.
3. Membuat generalisasi dan pola pada barisan bilangan dan dan barisa
konfigurasi objek.
4. Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi
objek
INDIKATOR

1. Mengidentifikasi pengertian deret aritmatika dan geometri


2. Menentukan aturan suatu pola bilangan.
3. Menentukan suku ke n barisan aritmatika dan geometri
4. Menghitung jumlah n suku pertama barisan aritmatika dan geometri

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat:


 Menjelaskan arti deret aritmatika dan geometri;
 Menghitung jumlah n suku ke nbarisan aritmatika dan geometri ;
 Menjelaskan aturan suatu pola bilangan;
 Menghitung jumlah n suku pertama barisan aritmatika dan geometri.
MOTIVASI

Pola bilangan merupakan salah


satu bagian dari mata pelajaran
matematika. Materi ini sudah tidak asing
lagi di kalangan siswa. Mengapa
demikian? Hal ini dikarenakan di setiap
jenjang pendidikan siswa mendapatkan
materi ini, tentunya dengan tingkat
kesulitan yang berbeda- beda. Misalnya
di taman kanak-kanak kita pernah
diajarkan bagaimana cara
mengelompokkan bangun-bangun yang
bentuknya berbeda kemudian kita diminta untuk menghitung banyak bangun di tiap
kelompoknya. Ketika kita duduk di sekolah dasar, materi pola bilangan disajikan
dalam bentuk gambar- gambar berpola yang kemudian kita diminta untuk menebak
pola berikutnya dari gambar tersebut, dan seterusnya hingga akhirnya di jenjang
pendidikan menengah pola bilangan disajikan dalam bentuk yang sifatnya agak
abstrak dan dinyatakan dalam simbol-simbol.
Meskipun dalam pembelajarannya bersifat berkelanjutan, akan tetapi banyak
siswa banyak mengalami kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan pola bilangan. Hal ini sangat
nampak ketika mereka dihadapkan pada tes potensi akademik (TPA). Pola bilangan
merupakan salah satu bagian yang ada di dalam TPA, Pola bilangan yang disajikan
rata-rata adalah pola bilangan yang tidak biasa, artinya pola bilangan yang sifatnya
tidak umum dan menuntut kemampuan bernalar agak tinggi untuk menyelesaikannya.
Sehingga banyak dari mereka mengeluhkan bahwa pola bilangan adalah bagian yang
tersulit.
Perusahaan genteng “Sokajaya” menhasilkan 3000 buah
genteng pada bulan pertama produksinya. Dengan
penambahan tenaga kerja dan peningkatan produktivitas,
perusahaan mampu menambah produksinya sebanyak
500 buah setiap bulan. Jika perkembangan produksinya
konstan , berapa buah genteng yang dihasilkan sampai
dengan bulan tersebut ?

Permasalah tersebut dapat dipecahkan dengan


menggunakan deret aritmatika

Di bidang bisnis dan ekonomi, teori atau prinsip-


prinsip deret sering diterapkan dalam kasus-kasus
yang menyangkut perkembangan dan pertumbuhan.
Apabila perkembangan atau pertumbuhan suatu
gejala tertentu berpola seperti perubahan nilai-nilai
suku sebuah deret, baik deret hitung ataupun deret
ukur, maka teori deret yang bersangkutan penad
(relevant) diterapkan untuk menganalisisnya. Model
perkembangan usaha merupakan penerapan teori
Baris dan Deret. Perkembangan usaha yang
dimaksud adalah sejauh usaha-usaha yang
pertumbuhannya konstan dari waktu ke waktu
mengikuti perubahan baris hitung. Jika
perkembangan variabel-variabel tertentu dalam
kegiatan usaha misalnya produksi, biaya,
pendapatan, penggunaan tenaga kerja, atau
penanaman modal yang berpola seperti deret
hitung, maka prinsip-prsinsip deret hitung dapat
digunakan untuk menganalisis perkembangan
variable tersebut. Berpola seperti deret hitung
maksudnya di sini ialah bahwa variable yang
bersangkutan bertambah secara konstan dari satu
periode ke periode berikutnya
MATEMATIKWAN
Carl Friedrich Gauss

Johann Carl Friedrich Gauß (juga


dieja Gauss) (lahir di Braunschweig,
30 April 1777 – meninggal di
Göttingen, 23 Februari 1855 pada
umur 77 tahun) adalah
matematikawan, astronom, dan
fisikawan Jerman yang memberikan
beragam kontribusi; ia dipandang
sebagai salah satu matematikawan
terbesar sepanjang masa selain
Archimedes dan Isaac Newton.

Gauss menciptakan cara untuk menghitung deret aritmetika. Cara yang Gauss
ciptakan untuk menghitung deret aritmetika tersebut memang telah disederhanakan
menjadi rumus " Dn= n/2(U1+Un)" , namun tetap berdasarkan cara yang ditemukan
Gauss sendiri . Gauss ialah ilmuwan dalam berbagai bidang: matematika, fisika, dan
astronomi. Bidang analisis dan geometri menyumbang banyak sekali sumbangan-
sumbangan pikiran Gauss dalam matematika. Kalkulus (termasuk limit) ialah salah
satu bidang analisis yang juga menarik perhatiannya.

Gauss meninggal dunia di Göttingen.


APERSEPSI
POLA BILANGAN

Langkah kegiatan

1. Perpindahan pada 1 cakram

Pindahkan cakram dari tiang awal menuju tiang akhir. Perpindahan yang
terjadi sebanyak 1 kali.

2. Perpindahan pada 2 cakram

b. Pindahkan cakram berwarna


a. Masukkan 2 buah cakram kuning ke tiang singgah
ke dalam tiang awal (tiang ke-2)

c. Pindahkan cakram d. Pindahkan cakram berwarna


berwarna merah ke tiang kuning ke tiang akhir, tepat
akhir diatas cakram berwarna merah

Jadi, perpindahan yang terjadi pada 2 cakram adalah sebanyak 3 kali.

3. Perpindahan 3 cakram

a. Masukkan 3 buah cakram b. Pindahkan cakram berwarna


kedalam tiang awal hijau ke tiang akhir

c. Pindahkan cakram berwarna d. Pindahkan cakram berwarna


kuning ke tiang singgah hijau ke tiang singgah, tepat di
(tiang ke-2) atas cakram berwarna merah
e. Pindahkan cakram berwarna f. Pindahkan cakram berwarna
merah ke tiang akhir hijau dari tiang singgah
menuju tiang awal

h. Pindahkan cakram berwarna


g. Pindahkan cakram berwarna
hijau yang berada di tiang awal
kuning ke tiang akhir, tepat
menuju tiang kahir
di atas cakram merah

Jadi, perpindahan yang terjadi pada 3 buah cakram adalah sebanyak 7 kali.
Pada percobaan kali ini dapat kita temukan konsep pola bilangan yaitu
2n-1. Dimana n merupakan banyak cakram.
Pembuktian menggunakan rumus :
2n-1 = 21 – 1 = 1 (untuk satu cakram)
2n-1 = 22 – 1 = 3 (untuk dua cakram)
Dapat juga kita tulis dalam bentuk tabel sebagai berikut
Banyak cakram Banyak
(n) perpindahan (L)
1
2
3
4
5
..
n ..
RIWAYAT PENULIS

SYAFIRA ADLIA, panggilan Fira. Penulis dilahirkan di Kabupaten Aceh


Tamiang tepatnya di Dusun Damai Mulia Desa Sukaramai I Kecamatan Seruway
pada tanggal 24 Agustus 1998. Anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan Rudi
Syahrullah dan Supiani. Penulis tinggal di Dusun Damai Mulia, Desa Sukaramai I,
Kecamatan Seruway.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar SD Negeri 2 Sukaramai I
Kecamatan Seruway pada tahun 2010.Pada 2010 penulis melanjutkan pendidikan di
SMP Dharma Patra Rantau, Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang dan tamat
pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1
Kejuruan Muda, Kecamatan Kejuruan Muda Kabupaten Aceh tamiang dan tamat
pada tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan di perguruan
tinggi langsa yaitu IAIN Cot Kala Langsa hingga sekarang. Penulis mengambil
jurusan Matematika di Fakultas Tarbiyah.

You might also like