Professional Documents
Culture Documents
net/publication/311588254
CITATIONS READS
0 437
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Distribusi, keragaman morfometrik dan genetika serta pembesaran genus Tor di Sumatera Utara View project
All content following this page was uploaded by Ahmad Muhtadi on 20 December 2017.
Acta Aquatica
Aquatic Sciences Journal
Kelembagaan pengelolaan ekowisata mangrove di Pantai Bali Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara
Institutional Patterns of Mangrove Ecotourism in Bali Beach, Batu Bara Regency, North
Sumatera Province
a
Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
Abstrak Abstract
Pelibatan masyarakat dalam pengelolaan ekowisata mangrove Community involvement in the management of mangrove
dapat dilakukan dalam bentuk kelembagaan yang dibangun ecotourism can be done in the form of community-based
berbasis masyarakat. Kelembagaan dapat berupa organisasi institutions are built. Institutions may be in an organization or
atau wadah (players of the game) dan aturan main (rules of the container (players of the game) and rules (rules of the game),
game) yang mengatur kelangsungan organisasi maupun which regulates the survival of the organization as well as the
kerjasama antara anggotanya untuk mencapai tujuan bersama. cooperation between members to achieve a common goal. This
kajian ini diperlukan untuk membuat suatu model atau pola study is required to make a model or pattern of mangrove
pengelolaan ekowisata mangrove berbasis masyarakat. Kajian ini community-based ecotourism management. The study was
dilakukan di ekowisata mangrove di Pantai Bali, Kecamatan conducted in the mangrove eco-tourism in Bali Beach, District
Talawi Kabupaten Batubara. Data yang dikumpulkan adalah Talawi Coal County. The data collected is the socio-economic and
kondisi sosial-ekonomi dan kelembagaan masayarakat sekitar institutional surrounding communities as well as the
serta karakteristik pengunjung. Analisis data dilakukan dengan characteristics of the visitors. Data was analyzed using
analisis deskriptif terrhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat. descriptive analysis terrhadap socio-economic conditions of
Analisis kelembagan mengacu pada konsep kelembagaan dari society. Institutional analysis refers to the institutional concept
Taryono (2009) dan Ruddle (1998). Hasil yang diperoleh adalah of Taryono (2009) and Ruddle (1998). The results obtained are
karakteristik usia masyarakat yang banyak memanfaatkan Pantai characteristic of the age of the people who are making use of the
Bali tertinggi pada usia 20-29 tahun yaitu sebanyak 54%. highest Bali Beach at the age of 20-29 years is 54%. Community
Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan ekowisata mangrove, involvement in ecotourism activities mangrove, gained 80%.
diperoleh 80%. Berdasarkan wawancara yang dilakukan Based on interviews conducted in the field result age
dilapangan diperoleh hasil karakteristik usia pengunjung yang characteristics of the visitors most in the range of 20-29 years old
paling banyak pada kisaran 20-29 tahun dengan latar belakangg with a high school education background belakangg by 65%.
pendidikan SLTA sebesar 65%. Saat ini terjadi dualisme When this happens the dualism between the surrounding
pengelolaan mangrove antara masyarakat sekitar dengan PT. community mangrove management with PT. Torch.
Obor. Perbaikan dalam struktur organisasi pengelolaan Improvements in management organizational structure
minawana menjadi langkah pertama dalam perbaikan minawana be the first step in improving the management.
pengelolaan. Oleh karena itu, pemerintah tentunya perlu Therefore, the government would need to give the authority to
memberikan kewewenangan terhadap Kelompok Tani Hutan the Forest Farmers Group as an official organization governing
sebagai organisasi resmi yang mengatur pengelolaan dilapangan. the management field. The next step is to improve management
Langkah selanjutnya adalah perbaikan pengelolaan minawana of minawana is an improvement in the management rules. This
adalah perbaikan dalam aturan main dalam pengelolaan. Aturan rule is related to what can and can not do against minawana
main ini terkait dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan management. In addition, of course, sanctions or rewards what
terhadap pengelolaan minawana. Selain itu, tentunya sanksi atau is gained if it violates the rules set
imbalan apa yang diperoleh jika melanggar aturan yang
ditetapkan. Keywords: Ecotourism; Institutional patterns, Bali Beach
26
Acta Aquatica, 3:1 (April, 2016): 26-32
27
Acta Aquatica, 3:1 (April, 2016): 26-32
1. Kewenangan (authority) hal ini akan terkait dengan wilayah Sebagian besar usia masyarakat yang memanfaatkan
kekuasan dan bagaimana sistem pinjam dari pemerintah Pantai Bali berkisar antara 20- 29 tahun dengan persentase 54%,
kepada penggarap tambak. kisaran usia 30-39 tahun adalah 14%, kisaran usia 40-49 tahun
2. Tata aturan (rules) hal ini akan berkaitan dengan adalah 25%, kisaran usia 50-59 tahun adalah 7% dan tidak
norma/peraturan yang mengikat antara Pemerintah dan terdapat masyarakat yang usianya < 20 tahun atau > 59 tahun
masyarakat, terkait apa dan bagaimana perjanjian terhadap yang memanfaatkan Pantai Bali. Secara umum pendidikan
pemanfaatan sumberdaya. masyarakat di sekitar Pantai Bali masih rendah.Pendidikan SD
3. Hak (right) hal ini berkaitan dengan hak-hak dari kedua belah sebanyak 46%, SLTP sebanyak 27%, SLTA dan sederajat sebanyak
pihak yang berhubugan dengan perjanjian pemanfaatan 25%, dan S1sebanyak 2%. Berdasarkan karakteristik pekerjaan,
sumberdaya terdapat masyarakat yang tidak berkerja sebanyak 11%,
4. Pemantauan dan kontrol (monitoring) hal ini berkaitan nelayan sebanyak 25%, wiraswasta sebanyak 46%, PNS
dengan bagaimana pemantauan dari pihak pemerintah sebanyak 7% dan lain- lain (Pengelola pantai, Guru honor,
terhadap pelaksanaan terhadap semua aturan, norma, Kepala desa) sebanyak 11%. Masyarakat di Kabupaten Batu
perjanjian maupun sanksi yang disepakati. Selain itu Bara terkhususnya di Kecamatan Talawi sebagian besar memiliki
keterlibatan masyarakat (lembaga lokal) terhadap mata pencarian sebagai petani dan nelayan.
monitoring juga perlu di analisis apakah perlu dilibatkan
ataupun tidak. 3.1.2. Pemahaman dan persepsi masyarakat
5. Sanksi (sanctions) hal ini berkaitan dengan sanksi yang
ditetapkan dan bagaimana pelaksanaannya. Pemahaman masyarakat terhadap ekosistem mangrove
cukup baik. Sebagian besar masyarakat sudah mengetahui
3. Hasil dan pembahasan pengertian ekosistem mangrove secara umum dan fungsinya.
Namun ada beberapa masyarakat yang sama sekali belum
3.1. Kondisi ekonomi, sosial dan budaya mengetahui tentang ekosistem mangrove dan lebih dari 50%
masyarakat sekitar Pantai Bali belum mengenal istilah ekowisata
3.1.1. Karakteristik masyarakat pemanfaatan ekosistem (Gambar 2).
mangrove
100
Tidak Tahu Tahu
Masyarakat yang diwawancarai adalah masyarakat 90
Persentase pemahaman masyarakat (%)
20-29 30-39 40-49 50-59 Gambar 2. Pemahaman masyarakat terhadap ekowisata dan mangrove.
11%
masyarakat (%)
7%
25% 60
48
39
40
20 13
46%
Tidak Bekerja Nelayan Wiraswasta 0 0 0 0 0 0
0
PNS Lain-lain Listrik Air Bersih Transportasi Tempat Sampah
Sarana dan prasarana
Gambar 1. Karakteristik masyarakat pemanfaat ekosistem mangrove.
Gambar 3. Persepsi masyarakat terhadap sarana dan prasarana.
28
Acta Aquatica, 3:1 (April, 2016): 26-32
3.1.3. Kegiatan pemanfaatan Pantai Bali usia <20 tahun sebanyak 29%, kisaran usia 20-29 tahun
sebanyak 57%, kisaran usia 30-39 tahun sebanyak 10%, kisaran
Masyarakat sebagian besar melakukan kegiatan usia 40-49 tahun sebanyak 1% dan kisaran 50-59 tahun sebanyak
pemanfaatan Pantai Bali untuk kegiatan penangkapan ikan, 3%. Tingkat pendidikan pengunjung sangat bervariasi. Tingkat
udang, kepiting, lokan, budidaya kerapu dan sebagian kecil pendidikan SD yang diperoleh dari hasil wawancara sebanyak
untuk kegiatan perkebunan. Alasan masyarakat melakukan 6%, SLTP sebanyak 17%, SLTA sebanyak 65%, D3 sebanyak 6%,
kegiatan tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan tingkat pendidikan S1 sebanyak 6% (Gambar 5).
masyarakat dan didukung dengan potensi sumberdaya alam
yang tersedia di daerah tersebut cukup tinggi. 10% 1% 3%
a). 29%
3.1.4. Keterlibatan masyarakat
a).
20 %
65%
SD SLTP SLTA D3 S1
80 %
3.1.6. Pemahaman dan persepsi pengunjung
29
Acta Aquatica, 3:1 (April, 2016): 26-32
30
Acta Aquatica, 3:1 (April, 2016): 26-32
Pariwisata dan Olahraga Kabupaten Batu Bara sebagai dinas Pengangkutan sampah secara rutin penting untuk ditetapkan
pengelolaan ekowisata mangrove di Pantai Bali. Selanjutnya agar kebersihan kawasan wisata tetap terjaga. Masyarakat dan
Pemerintah memberikan surat izin pengelolaan pantai kepada Dinas Tata Ruang, Permukiman dan Kebersihan bekerja sama
masyarakat sekitar sebagai pengelola pihak pertama dan dalam kegiatan ini.
memiliki izin yang sah serta menetapkan peraturan-peraturan Pola pengelolaan perlu ditetapkan dalam suatu kawasan
berdasarkan diskusi bersama terhadap perencanaan, wisata guna meminimalkan dan mencegah terjadinya konflik
pengelolaan maupun pengembangan kawasan wisata antar pemanfaat sumberdaya tersebut. Konflik tersebut
tersebut.Pentingnya partisipasi masyarakat terutama karena seharusnya dapat diatasi dengan pengelolaan yang baik dan
masyarakat setempat berada dan tinggal di wilayah pesisir memperhatikan keseimbangan ekosistem mangrove. Salam
yang dikelola, sehingga partisipasi masyarakat tersebut (2000) menyatakan bahwa pendekatan ekowisata merupakan
sebenarnya adalah untuk dirinya sendiri. Masyarakat yang salah satu kegiatan yang relatif kecil memberikan dampak
terlibat merupakan masyarakat yang memiliki keinginan tetap kerusakan, dan jika dikelola dengan baik akan sesuai untuk
menjaga kelestarian sumberdaya alam, selain itu masyarakat konservasi biodiversitas dan menghasilkan nilai ekonomi.
memiliki tanggungjawab terhadap pengembangan kawasan.
Dalam melaksanakan pengembangan kawasan 4. Kesimpulan
mangrove menjadi suatu kawasan wisata, hal yang terpenting
untuk tetap dijaga kelestariannya adalah potensi mangrove itu 1. Secara umum variasi kandungan unsur hara (N, P dan Si)
sendiri. Bentuk pelestarian kawasan mangrove perlu ditetapkan yang Karakteristik usia masyarakat yang banyak
melalui partisipasi masyarakat dalam organisasi kawasan hutan memanfaatkan Pantai Bali tertinggi pada usia 20-29 tahun
yaitu membentuk Kelompok Tani Hutan (KTH). Masyarakat yaitu sebanyak 54%. Keterlibatan masyarakat dalam
membangun hutan mangrove bersama-sama dengan kegiatan ekowisata mangrove, diperoleh 80%.
kelompoknya dan membentuk program kerja yang akan di Karakteristik usia pengunjung yang paling banyak pada
laksanakannya. Keberadaan KTH dapat tetap menjaga kisaran 20-29 tahun dengan latar belakangg pendidikan
kelestarian mangrove yang berada di Pantai Bali. Selanjutnya KTH SLTA sebesar 65%. Saat ini terjadi dualisme pengelolaan
membentuk kelompok dagang wisata pantai, yang sangat efektif mangrove antara masyarakat sekitar dengan PT. Obor
untuk dilakukan dimana masyarakat yang berdagang di sekitar 2. Perbaikan pengelolaan ekowisata mangrove setidaknya
area wisata harus memiliki persetujuan berdagang dari pihak fokus terhadap kelembagaan yakni sistem organisasi dan
pengelola. Kelompok dagang wisata pantai ini akan semakin aturan main.
mempermudah pihak pengelola dalam melakukan kontrol dalam a) Perbaikan dalam struktur organisasi pengelolaan
kegiatannya, selain itu kelompok dagang wisata pantai ini juga minawana menjadi langkah pertama dalam perbaikan
memiliki tanggung jawab terhadap kelancaran dan keamanan pengelolaan. Oleh karena itu, pemerintah tentunya
dalam kegiatan perdagangan di Pantai Bali (Gambar 7). perlu memberikan kewewenangan terhadap KTH
sebagai organisasi resmi yang mengatur pengelolaan
dilapangan.
Pemerintahan Kabupaten Batu Bara b) Langkah selanjutnya adalah perbaikan pengelolaan
minawana adalah perbaikan dalam aturan main dalam
pengelolaan. Aturan main ini terkait dengan apa yang
DISBUDPARPORA
boleh dan tidak boleh dilakukan terhadap pengelolaan
minawana. Selain itu, tentunya sanksi atau imbalan apa
yang diperoleh jika melanggar aturan yang ditetapkan.
Kelompok Tani Hutan (KTH) Dinas Tata Ruang,
Permukiman, dan Bibliografi
Kebersihan
Laxman, J., Arévalo, L., Luque, N., Alegre, J., Sinclair, F., 2004.
Local ecological knowledge in natural resource
Kelompok Kelompok management. Draft manuscript for “Bridging Scales and
Dagang Wisata Kebersihan Epistemologies” conference. Alexandria, Egypt: 17-20
Pantai Wisata Pantai May 2004.
Gambar 7. Organisasi pengelolaan ekowisata mangrove di Pantai Bali
Gunawan, A., Hari, P, dan Bambang, S., 2013. Peluang Usaha
Ekowisata di Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu, Jawa
Penyediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan
Timur. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan,
wisata mangrove di Pantai Bali harus disediakan dengan
10 (4): 247-263.
baik.Sarana dan prasarana yang baik menjadikan pengunjung
merasa lebih nyaman dalam berwisata.Hal terpenting dalam
Muhtadi, R. A., 2013. Pengelolaan Ekosistem Mangrove Berbasis
penyediaannya adalah keberadaan tempat sampah di sekitar
Minawana (Studi Kasus: Kawasan Mangrove Rph Tegal-
kawasan wisata dan penyediaan toilet umum.Keberadaan
Tangkil Kph Purwakarta, Blanakan, Subang, Jawa Barat).
tempat sampah sangat mempengaruhi keindahan suatu
[Tesis]. Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
tempat wisata.Letak tempat sampah sebaiknya berada di dekat
pondok-pondok dagangan masyarakat, pondok-pondok
Ruddle, K., 1998. Traditional Community - Based Coastal Marine
peristirahatan pengunjung, dan disekitar area tracking
Fisheries Management in Viet Nam. Ocean dan Coastal
mangrove. Sampah yang dibawa pengunjung dalam melakukan
Management. Elsevier Sciences.
tracking harus diperhatikan oleh pihak pengelola dan pemandu
wisata mangrove dimana jumlah sampah yang dibawa sebelum
Salam, M., A., Ross, L.G., and Beveridge, M.C.M., 2000. Eco-
dan sesudah memasuki kawasan tracking harus sama, guna
tourism to protect the reserve mangrove forest the
menjaga kebersihan lingkungan disekitar area tracking.
31
Acta Aquatica, 3:1 (April, 2016): 26-32
32