You are on page 1of 19

fakta :

teori : Menurut Vincent gasperz (2006) dalam Lean Six Sigma, menyatakan terdapat lima

prinsip dasar dari lean Mengidentifikasi nilai produk (barang dan atau jasa)

berdasarkan perspektif pelanggan, dimana pelanggan selalu menginginkan produk yang

berkualitas superior, dengan harga yang kompetitif, dan dengan penyerahan yang tepat

waktu. Menghilangkan pemborosan yang tidak bernilai tambah dari seluruh

aktivitas sepanjang proses value stream tersebut. Mengorganisasikan agar material,

informasi, dan produk mengalir secara lancar dan efisien sepanjang proses value

stream menggunakan sistem tarik (pull system). Terus-menerus mencari berbagai

teknik dan alat peningkatan (improvement tools and technique).

opini :

solusi :

fakta :

teori : Menurut Jeffrey K. Liker and Michael Hoseus, 2008 Proscess (Eliminate Waste)

Ciptakan proses yang mengalir untuk mengungkapkan masalah. Gunakan sistem

tarik (pull system) untuk menghindari produksi yang berlebih.

opini :

solusi : Dengan Heijunka, meratakan beban kerja, Jidoka, hentikan jika terjadi

permasalahan kualitas.Lakukan standarisasi pekerjaan untuk peningkatan

berkelanjutan. Gunakan alat kendali visual sehingga tidak ada permasalahan yang

tersembunyi. Gunakan hanya teknologi yang handal dan benar-benar teruji.


1) People and Partner (Respect, Challenge, and Grow Them)

a) Kembangkan pemimpin yang menjiwai dan menjalani filosofi.

b) Hormati, kembangkan, dan tantang orang-orang dan tim.

c) Hormati jaringan mitra dan pemasok dengan memberi tantangan

dan membantu mereka melakukan peningkatan.

2) Problem solving (Continous Improvement and Learning)

a) Pembelajaran organisasi secara terus – menerus melalui Kaizen.

b) Lihat dengan mata kepala sendiri aga lebih memahami situasi

dengan benar (Genchi Genbutsu).

c) Buatlah secara perlahan melalui konsensus, dengan hati – hati

mempertimbangkan semua kemungkinan dan impleementasi

dengan cepat.
fakta :

teori : a) Menurut Jeffrey K. Liker and Michael Hoseus, 2008 Vincent gasperz (2006) dalam

Lean Six Sigma, menyatakan terdapat lima prinsip dasar dari lean,

Mengidentifikasi nilai produk (barang dan atau jasa) berdasarkan perspektif

pelanggan, dimana pelanggan selalu menginginkan produk yang berkualitas

superior, dengan harga yang kompetitif, dan dengan penyerahan yang tepat waktu.

b) Mengidentifikasi value stream process mapping atau pemetaan proses pada

value stream untuk setiap produk ataupun jasa.

c) Menghilangkan pemborosan yang tidak bernilai tambah dari seluruh aktivitas

sepanjang proses value stream tersebut.

d) Mengorganisasikan agar material, informasi, dan produk mengalir secara lancar

dan efisien sepanjang proses value stream menggunakan sistem tarik (pull

system).

e) Terus-menerus mencari berbagai teknik dan alat peningkatan (improvement

tools and technique).

opini :

solusi :

fakta :

teori : Menurut Jeffrey K. Liker and Michael Hoseus, 2008 Menetapkan Value Stream dan

Menghilangkan Pemborosan, yaitu:Kegiatan – kegiatan atau proses yang

menghasilkan nilai, Tahap yang tidak menghasilkan nilai namun tidak dapat
dihindari dengan teknologi dan sumber daya, Tahap yang menghasilkan nilai

namun dapat dihindari.

Melakukan One Piece Flow

Dalam Likers (2008) menggunakan value stream, akan terlihat pemborosan yang

terdapat di berbagai tahap proses produksi produk atau jasa. Proses yang

mengalir disini dimaksudkan sebagai inti dari organisasi lean, yaitu

mempersingkat waktu yang diperlukan mulai dari awal produksi hingga menjadi

suatu produk, memunculkan kulaitas terbaik, dengan biaya terendah, dengan

waktu pengiriman yang singkat dan tepat waktu

Total Elimintion Waste

Pemborosan, muda, atau waste merupakan segala aktivitas yang tidak

mencerminkan bantuan dalam proses penyembuhan terhadap pasien.

opini :

solusi : Strategi yang diambil untuk memunculkan permasalahan ke permukaan ialah dengan

mengorganisasikan material, proses, dan sumber daya yang mengalir secara kontinyu.

Dengan melakukan aliran kontinyu, setiap ada masalah yang muncul, maka proses akan

dihentikan dan dicari solusi terhadap permasalahan tersebut

Jeffrey K. Liker and Michael Hoseus, Toyota Culture—The Heart and Soul of the Toyota Way, Tata
McGraw-Hill Edition, New Delhi, 2008
kepuasan pasien, serta meningkatkan keselamatan pasien dan pegawai.

fakta : Data
teori : Menurut Graban, Mark. 2012 Nilai secara spesifik harus dilihat dari sudut pandang

konsumen akhir (pasien), Identifikasi semua tahapan proses yang memberikan nilai

tambah pada semua dan lintas departemen (the value stream).

opini :

solusi : hilangkan tahapan-tahapan yang tidak menciptakan nilai, Jaga agar proses berjalan

lancar dengan menghilangkan faktor – faktor penyebab masalah kualitas layanan

atau pengalokasian sumber daya, Hindari mendorong suatu pekerjaan berdasarkan

ketersediaan sumber daya yang ada, biarkan suatu proses jasa terjadi karena adanya

kebutuhan atau suatu permintaan dari pasien (sehingga tercipta efisiensi dan

kesesuaian dengan kebutuhan pasien), Kejar kesempurnaan pelayanan melalui

perbaikan berkelanjutan

fakta : Data

teori : Menurut Graban, Mark. Womack & Jones 2009 Respect dalam konteks lean

memiliki sejumlah cara untuk mendorong karyawan agar termotivasi untuk

melakukan pekerjaan yang lebih baik dengan cara yang konstruktif dengan cara

melakukan respect kepada pasien, karyawan, dokter, dan semua stakeholder yang

terdapat dalam rumah sakit beserta lingkungannya

opini :

solusi :

TENTANG LEAN HOSPITAL

fakta : Data
teori : Jeffrey K. Liker and Michael Hoseus, 2008 Lima S tersebut ialah:

1) Seiri/Sort/Ringkas

Pemilahan barang dalam hal pengelompokkan barang ke dalam kelompok yang

diperlukan dan yang tidak diperlukan.

2) Seiton/ Store/Rapi

Dipakai dengan tujuan agar barang – barang yang diperlukan tersedia dalam

jumlah yang cukup, tertata rapi, mudah ditemukan, mudah dikembalikan serta

menjaga agar tidak rusak.

3) Seiso/Shine/Resik

Merupakan kegiatan untuk menjaga keberhasiklan tempat kerja pada setiap

harinya, dapat pula berupa menghilangkan kotoran dan debu yang menempel

pada barang-barang.

4) Seiketsu/Standardize/Rawat

Setelah ringkas, rapid dan resik maka diperlukan agar ketiga proses sebelumnya

dapat terjaga dengan baik sehingga dibuat standar kerja.

5) Shitsuke/Sustain/Rajin

Rajin dalam hal ini dapat berupa pula suatu pembiasaan dan disiplin dalam

melakukan pekerjaan sesuai prosedur dan standar yang berlaku.

opini : ……………………

solusi : Hal ini dapat dilakukan dengan memberi tanda atau bentuk peraturan, sehingga

apabila segala sesuatu yang ada di lingkungan kerja terjadi masalah atau tidak sesuai

dengan standar kerja dapat langsung terlihat.


Mengatur penempatan barang – barang sesuai dengan frekfuensi penggunaan.

Semakin sering suatu alat atau barang digunakan, maka penempatannya di tempat

yang paling mudah untuk dijangkau. Hal ini untuk mengurangi pemborosan waktu,

sehingga tenggang waktu yang diperlukan untuk pengambilan menjadi cepat.

fakta : Data

teori : Menurut Cindy Jimmerson (2007) Confusion/unused crativity yaitu orang

melakukan suatu pekerjaan tanpa kepercayaan diri untuk mengerjakan cara yang

terbaik seperti beberapa aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan dengan cara yang

berbeda oleh orang yang berbeda, ketidak jelasan rute proses adminsitrasi medis

dan ketidakjelasan sistem tarif.

opini : ……………………

solusi : Hal ini biasanya disebabkan karena kurangnya standarisasi dalam spesifikasi

aktivitas dalam proses kerja. Potensi sumber daya manusia, kapasitas inteligensi,

kreativitas yang tidak digunakan secara optimal

fakta : Data

teori : Menurut Cindy Jimmerson (2007) Motion yaitu pergerakan orang atau aktivitas kerja

yang tidak bersifat value added seperti mencari – cari informasi yang disebabkan oleh

ketidak konsistenan informasi, mencari – cari bahan dan orang dan materials yang lebih
banyak disebabkan oleh stok material yang tidak cocok dengan kebutuhan permintaan

dan tools terletak jauh dari tempat proses kerja berlangsung yang disebabkan oleh

schedule yang dibuat dari workround atau rework

opini : ……………………

solusi :

fakta : Data

teori : Menurut Cindy Jimmerson (2007) Waiting yaitu waktu tunggu yang terjadi apabila

pelaksanaan informasi, peralatan atau bahan-bahan belum tersedia seperti

menunggu pekerja yang sedang rapat, melakukan pembedahan, prosedur lain atau

membuat laporan yang disebabkan oleh rendahnya pemahaman mengenai kapan

dibutuhkan waktu yang tepat untuk melakukan pekerjaan tersebut.

opini : ……………………

solusi :

fakta : Data

teori : Menurut Cindy Jimmerson (2007) Over Processing yaitu aktivitas-aktivitas yang

tidak value added dari perspektif pasien atau costumer lain seperi seringnya

dilakukan klarifikasi pemesanan akibat layout kerja tidak mempromosikan aliran

kerja yang berkelanjutan, informasi yang berlebihan akiba aliran kerja yang

kompleks pada pengiriman alat dan bahan medis dari Keperawatan.


opini : ……………………

solusi :

fakta : Data

teori : Menurut Cindy Jimmerson (2007) Inventory yaitu banyaknya material yang berlebih

daripada yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan seperti stock berlebih pada

kebutuhan medis akibat permintaan akan barang tidak dipahami dengan benar, ataupun

stok berlebih pada gudang akibat supply yang melewati tanggal jatuh tempo

dihapuskan.

opini : ……………………

solusi :

fakta : Data

teori : Menurut Cindy Jimmerson (2007) Defect yaitu pekerjaan yang mengandung

kesalahan atau ketidaklengkapan dalam menyelasaikan pekerjaan seperti

Medication Error yaitu suatu kesalahan dalam proses pengobatan yang masih

berada dalam tanggung jawab profesi kesehatan, pasien dan konsumen akibat

kurangnya pemahaman mengenai apa yang dinamakan “Bebas Cacat”.

opini : ……………………

solusi :

fakta : Data

teori : Menurut Cindy Jimmerson (2007) Overproduction yaitu pekerjaan yang berlebihan
seperti beberapa form mengandung informasi yang sama akibat rendahnya

komunikasi atau koordinasi antar departemen atau bagian.

opini : ……………………

solusi :

fakta : Data

teori : Menurut Cindy Jimmerson (2007) Transportation Pemborosan transportasi dapat

dihilangkan dengan cara mendekatkan proses yang satu dengan yang lainnya.

opini : ……………………

solusi :

fakta : Data

teori : Menurut diungkapkan oleh Graban (2012) Tujuan dari Lean hospital sendiri adalah

untuk meningkatkan costumer value yaitu pasien melalui peningkatan terus –

menerus rasio antara nilai tambah terhadap waste (the value to waste- ratio dalam

meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja rumah sakit,.

opini : ……………………

solusi :
1. Mutu Pelayanan Asuhan Keperawatan

. Kotler, 2000 (dalam Tjiptono & Chandra, 2004) Sebagai pihak yang membeli dan

mengkonsumsi pelayanan, pasien (dan bukan penyedia pelayanan ) yang menilai

tingkat kualitas pelayanan sebuah rumah sakit


fakta :

teori : Menurut Widayat, 2009 Pengertian Mutu adalah nilai kepatutan yang

sebenarnya (proper value ) terhadap unit pelayanan tertentu, baik dari aspek

technical (ilmu, ketrampilan, dan teknologi medis atau kesehatan) dan

interpersonal (tata hubungan dokter – pasien: komunikasi, empati dan

kepuasan pasien

Menurut Anwar (1996) kualitas pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan

tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri

setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kualitas

pelayanan kesehatan dalam menyelenggarakan upaya menjaga kualitas pelayanan

kesehatan di rumah sakit tidak terlepas dari profesi keperawatan yang berperan

penting

opini :

solusi :

fakta :

teori : Menurut Widayat, 2009 Pengertian Mutu adalah nilai kepatutan yang

sebenarnya (proper value ) terhadap unit pelayanan tertentu, baik dari aspek

technical (ilmu, ketrampilan, dan teknologi medis atau kesehatan) dan

interpersonal (tata hubungan dokter – pasien: komunikasi, empati dan

kepuasan pasien

Menurut Anwar (1996) kualitas pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan

tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri
setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kualitas

pelayanan kesehatan dalam menyelenggarakan upaya menjaga kualitas pelayanan

kesehatan di rumah sakit tidak terlepas dari profesi keperawatan yang berperan

penting

opini :

solusi :

fakta :

teori : Pengertian mutu pelayanan asuhan keperawatan adalah nilai kepatutan yang

sebenarnya (proper value) terhadap unit pelayanan asuhan keperawatan, baik

dari aspek technical (ilmu, ketrampilan, dan teknologi medis atau kesehatan)

dan interpersonal melalui metode yang sistematis dan ilmiah yang digunakan

perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai atau

mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang

optimal, melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis keperawatan,

penentuan rencana keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan (Suarli

& Bahtiar, 2009).

Menurut Asmadi (2008), proses keperawatan merupakan

suatu upaya pemecahan masalah yang tutjuan utamanya

adalah membantu perawat menangani klien secara

komprehensif dengan dilandasi alasan ilmiah, keterampilan


teknis, dan keterampilan interpersonal.

Memilih model pengelolaan pemberian asuhan klien yang

paling tepat untuk setiap unit atau organisasi bergantung

pada keterampilan dan keahlian staf, ketersediaan perawat

profesional yang terdaftar, sumber daya ekonomi dari

organisasi tersebut, keakutan klien, dan kerumitan tugas

yang harus diselesaikan (Marquis & Huston, 2010).

opini :

solusi :

fakta :

teori : Menurut Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Disini,

semua data data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status

kesehatan klien saat ini. Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif

terkait dengan asfek biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual klien.

Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi dan membuat

data dasar klien. Metode utama yang dapat digunakan dalam pengumpulan

data adalah wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik serta diagnostik

(Asmadi, 2008).

opini :

solusi :
fakta :

teori : Menurut (Potter & Perry, 2005). Diagnosis keperawatan adalah pernyataan

yang menguraikan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah

kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk

mengatasinya. Respon aktual dan potensial klien didapatkan dari data dasar

pengkajian, tinjauan literatur yang berkaitan, catatan medis klien masa lalu,

dan konsultasi dengan profesional lain, yang kesemuanya dikumpulkan

selama pengkajian

opini :

solusi :

fakta :

teori : Menurut (Asmadi, 2008). Tahap perencanaan memberikan kesempatan

kepada perawat, klien, keluarga dan orang terdekat klien untuk merumuskan

rencana tindakan keperawatan guna mengatasi masalah yang dialami klien.

Perencanaan ini merupakan suatu petunjuk tertulis yang menggambarkan

secara tepat rencana tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap klien

sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan. Tahap

perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari proses keperawatan

sebab perencanaan merupakan keputusan awal yang memberi arah bagi

tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana,

kapan, dan siapa yang akan melakukan tindakan keperawatan. Karenanya,


dalam menyusun rencana tindakan keperawatan untuk klien, keluarga dan

orang terdekat perlu dilibatkan secara maksimal

opini :

solusi :

fakta :

teori : Menurut (Potter & Perry, 2005). Implementasi yang merupakan komponen

dari proses keperawatan adalah katagori dari prilaku keperawatan dimana

tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang

dipekirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Dalam

teori, implementasi dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen

perencanaan dari proses keperawatan. Namun demikian, di banyak

lingkungan perawatan kesehatan, implementasi mungkin dimulai secara

langsung setelah pengkajian

opini :

solusi :

fakta :

teori : Menurut (Potter & Perry, 2005). Implementasi yang merupakan komponen

dari proses keperawatan adalah katagori dari prilaku keperawatan dimana


tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang

dipekirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Dalam

teori, implementasi dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen

perencanaan dari proses keperawatan. Namun demikian, di banyak

lingkungan perawatan kesehatan, implementasi mungkin dimulai secara

langsung setelah pengkajian

opini :

solusi :

fakta :

teori : Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan

perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati

dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi

dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga

kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan

kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika

sebaliknya, klien akan masuk kembali ke dalam siklus tersebut mulai dari

pengkajian ulang (reassessment). Secara umum, evaluasi ditujukan untuk:

a) Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan.

b) Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum.

c) Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai


(Asmadi, 2008).

opini :

solusi :

fakta :

teori : Dokumentasi adalah bagian dari keseluruhan tanggung jawab perawat

untuk perawatan klien. Catatan klinis memfasilitasi pemberian perawatan,

meningkatkan kontinuitas perawatan, dan membantu mengoordinasikan

pengobatan dan evaluasi klien (Lyer & Camp, 2004). Dokumentasi

merupakan suatu catatan yang asli yang dapat dijadikan bukti hukum, jika

suatu saat ditemukan masalah yang berhubungan dengan kejadian yang

terdapat dalam catatan tersebut. Sedangkan dokumentasi keperawatan

merupakan bukti pencatatan dan pelaporan perawat yang berguna untuk

kepentingan klien, perawat dan tim kesehatan dalam memberikan

pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap

secara tertulis (Hutahaean, 2010). Dokumentasi proses keperawatan

merupakan bagian dari media komunikasi antara perawat yang melakukan

asuhan keperawatan dengan perawat lain atau dengan tenaga kesehatan lain,

serta pihak-pihak yang memerlukannya dan yang berhak mengetahuinya

(Dinarti, 2009).

d)

opini :
solusi : Menurut Ali (2009), dokumentasi keperawatan bertujuan untuk:

1) Menghindari kesalahan, tumpang-tindih dan ketidaklengkapan

informasi dalam asuhan keperawatan.

2) Terbinanya koordinasi yang baik dan dinamis antara sesama atau

dengan pihak lain melalui dokumentasi keperawatan yang efektif.

3) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas keperawatan.

4) Terjaminnya kualitas asuhan keperawatan.

5) Terlindungnya perawat dari suatu keadaan yang memerlukan

penanganan secara hukum.

6) Tersedianya data-data dalam penyelenggaraan penelitian karya ilmiah,

pendidikan, dan penyusunan atau penyempurnaan standar asuhan

keperawatan.

7) Melindungi klien dari tindakan malpraktik.

You might also like