You are on page 1of 11

Makalah Kimia Dasar Larutan Asam

dan Basa
MAKALAH
KIMIA DASAR
Larutan asam dan basa
Diajukan untuk memenuhi Tugas Kelompok
Mata kuliah : kimia Dasar
Dosen Pengampu : Dra. Kartimi, M. Pd

Disusun oleh :
Alindah 1414163118
M. Iqbal Farizqi 1414162092
Melisa 1414162086
Reni Apriliani 1414162103

Kelas : BIOLOGI C/II

KEMENTERIAN AGAMA ISLAM REPUBLIK INDONESIA


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam dan basa merupakan suatu kelompok elektrolit yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Dimana banyak barang yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-
hari tersebut termasuk ke dalam contoh asam dan basa. Seperti buah-buahan, sayur-sayuran,
bahan industri, dan lain sebagainya.
Asam adalah suatu zat yang larutannya berasa asam. Memerahkan lakmus biru dan
menetralkan basa. Basa adalah suatu zat yang larutannya berasa pahit dan licin, membirukan
lakmus merah dan menetralkan asam. Sedangkan larutan yang bersifat netral (tidak bersifat
asam dan tidak basa), jika diuji dengan lakmus, maka tidak mengubah warna kertas lakmus.
Salah satu aplikasi asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam proses
pencucian benda-benda pusaka, yang dimana benda tersebut dicuci dengan menggunakan
senyawa yang bersifat asam untuk menghilangkan korosi pada benda-benda pusaka tersebut.
Makalah ini akan membahas mengenai teori asam dan basa, kesetimbangan ion, ketetapan
ionisasi, hasil kali ion air dan aplikasi asam dan basa dalam proses pencucian benda-benda
pusaka.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori asam dan basa ?
2. Apa yang dimaksud dengan kesetimbangan ion?
3. Bagaimana ketetapan ionisasi ?
4. Bagaimana hasil kali ion air ?
5. Apa yang dimaksud dengan pH ?
6. Bagaimana aplikasi asam dan basa dalam proses pencucian benda pusaka?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui teori asam dan basa.
2. Dapat mengetahui tentang kesetimbangan ion
3. Dapat mengetahui ketetapan ionisasi
4. Dapat mengetahui hasil kali ion air
5. Dapat mengetahui pH
6. Dapat mengetahui aplikasi asam dan basa dalam proses pencucian benda-benda pusaka
D. Manfaat Makalah
Makalah ini memberikan manfaat yang besar, seperti kita dapat mengetahui teori asam dan
basa, kesetimbangan ion, ketetapan ionisasi, hasil kali ion air, pH dan mengetahui aplikasi
asam dan basa dalam pencucian benda pusaka.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Asam dan Basa
Asam adalah suatu zat yang larutannya berasa asam. Memerahkan lakmus biru dan
menetralkan basa. Basa adalah suatu zat yang larutannya berasa pahit dan licin, membirukan
lakmus merah dan menetralkan asam. Sedangkan larutan yang bersifat netral (tidak bersifat
asam dan tidak basa), jika diuji dengan lakmus, maka tidak mengubah warna kertas lakmus.
1. Asam dan basa Arrhenius
Tahun 1887 svante Arrhenius mempostulaykan bahwa apabila elektrolit dilarutkan dalam air,
akan terbentuk ion-ion negative dan positif. Asam Arrhenius adalah zat yang melarut
kedalam air untuk memberikan ion-ion H+, dan basa Arrhenius adalah zat ang melarut
kedalam air untuk memberikan ion-ion OH- . Teori ini dinyatakan pada akhir abad ke-9.
Contoh :
ASAM BASA
Hydrogen Klorida , HCl natrium hidroksida, NaOH
Hydrogen Nitrat,HNO3 kalium hidroksida, KOH
Hidrogen Sulfat , H2SO4 kalsium hidroksida, Ca(OH)2
Asam Asetat, HC2H3O2 amonia, NH3

Tiga yang pertama dalam tiap kelompok bersifat sangat atau seluruhnya terionkan dalam
larutan air dan dikelompokan sebagai asam kuat ataupun basa kuat. Di pihak lain, asam asetat
dan ammonia hanya sedikit terionkan kedalam larutan air dan karena dikelompokan masing-
masing sebagai assam lemah dan basa lemah.
2. Asam dan basa bronsted-lowry
Tahun 1923 J.N. bronsted di Denmark dan T.M.lowry di inggris secara terpisah menyarankan
acara lain dalam memerikan asam dan basa. Menurut system ini, asam bronsted-lowry adalah
donor proton dan basa lowry adalah penerima proton. Dengan definisi ini, beberagam sifat-
sifat asam dan reaksi kimia dan saling dihubungkan, termasuk reaksi-reaksi yang berlangsung
dalam pelarut-pelarut selain air maupun tanpa pelarut sama sekali.
3. Larutan air asam dan basa ( aqueous solution of acids and bases )
Larutan asam terbagi menjadi 2 yaitu asam monoprotik dan asam proliprotik :
a. Asam monoprotik ,
Asam seperti HCL,HNO3,dan HC2H3O2, dengan molekul yang mampu menyumbangkan
satu proton ke sebuah molekul air disebut asam monoprotik. Karena penyumbangan proton
adalah suatu reaksi yang reversible, tiap asam barullah membentuk basa dengan
menyumbangkan protonnya itu. Serupa pula, tiap basa harus membentuk suatu asam dengan
menerima sebuah proton. Hubungan ini sering disebut dengan konjugasi :
HA+ H2O H3O++A-
Bahwa HA adalah sebagai asam 1, dan A- sebagai basa 1
Sedangkan H2O Adalah sebagai basa 2 dan H3O+ sebagai asam 2 (keenan,1984)
b. Asam poliprotik
Asam, seperti H2SO4, H3PO4,dan H2CO3. Dengan molekul yang mampu menyumbangkan
lebih dari satu proton disebut asam poliprotik. Karena molekul H2SO4 dan H2CO3 dapat
menyumbangkan dua proton, mereka juga disebut asam poliprotik, asam dengan molekul
yang dapat menyumbangkan tiga proton, seperti H3PO4, juga disebut asam poliprotik.
H2SO4 + H2O H3O+ + HSO4-
Asam 1 basa 2 asam 2 basa 1

Basa, sifat-sifat yang lazim untuk larutan air dari basa-basa disebabkan oleh ion hidroksida
(OH-), Suatu basa bronsted-lowry. Hidroksida ionic dari unsure-unsur IA dan IIA adalah
basa-basa kuat. Karena ion hidroksida telah ada dalam senyawa-senyawa ini, cukuplah bila
zat-zat ini melarut dalam air dan memberikan ion-ion hidroksida yang merupakan
karekteristik dari suatu larutan basa. Basa NaOH dan KOH, yang dapat meberikan 1 mol ion
hidroksida per mol senyawa, disebut basa monohidroksi. Karena 2 mol ion hidroksida per
mol Ca(OH)2 dan Ba(OH)2, maka senyawa ini disebut basa dihidroksi. (keenan, 1984)
4. Asam dan basa Lewis
Menurut pandangan ini, bahwa asam adalah struktur yang mempunyai afinitas terhadap
paangan elektron yang diberikan oleh basa. Dimana basa tersebut didefenisikan sebagai zat
yang mempunyai pasangan elektron yang belum mendapat pemilikan bersama.
(Rosenberg,1985)
Lewis juga mengkelompokan senyawa sebagai asam dan basa menurut kemampuannya
melepaskan / menerima electron. Menurut lewis :
Asam : Senyawa yang menerima pasangan electron
Senyawa dengan electron valensi <8
Basa : Senyawa yang mendonorkan pasangan electron
Mempunyai pasangan electron bebas
Contoh: reaksi antara NH3 dan BF3
H3N: + BF3 H3N BF3
Nitrogen mendonorkan pasangan elektron bebas kepada boron. Pasangan bebas yang
didonorkan ditandaai dengan tanda panah antara atom nitrogen dan boron.
A. Kesetimbangan Ion
Dalam air pengionan beberapa molekul asam kovalen polar, seperti HCL,HNO3,dan HCLO
pada hakekatnya berlangsung sempurna. Karena terdapat sedikit molekul yang tak terionkan
pada kesetimbangan, persamaan untuk reaksi pengionan ini umumnya ditulis hanya dengan
satu anak panah tunggal ke kanan. Bila dikatakan asam klorida 0,50m, ditandakan bahwa
konsentrasi ion H+ dan Cl- masing masing adaalh 0,50m,dan konsentrasi HCl yang tak
terionkan praktis nol.
Sebaliknya,untuk asam lemah seperti asetat HC2H3O2,atau basa lemah seperti ammonia,
NH3,transfer proton ke atau jauh dari air jauh dari lengkap. Persamaaan untuk reaksi
pengionan ini ditulis dengan anak panah rangkap untuk menekankan bahwa system
kesetimbangan adalah reversible.
Kesetimbangan yang melibatkan pengionan asam lemah dan basa lemah dalam larutan air
penting dalam banyak bidang ilmu. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi-reaksi ini masing-
masing disebut tetapan pengionan asam, ka,dan tetapan pengionan basa. Tiap tetapan ini
mengandung factor untuk konsentrasi air. Besarnya ketetapan ini mengandung factor untuk
kensentrasi air. Besarnya ketetapan ini menyatakan kuat asam atau basa itu. Untuk asam
poliprotik dan basa polibasa tetapan pengionan pertama selalu lebih besr daripada yang
kedua,dan seterusnya. Daam semua larutan elektrolit lemah,derajat pengionan menigkat jika
larutan bertambah encer. Namun tetapan pengionan tidaklah berubah.
Air murni mengion sedikit sekali. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini disebut hasil kali
ion untuk air, kw . harganya sama untuk larutan air apa saja pada suatu tempertur tertentu dan
sama dengan hasil kali tetapan pengionan untuk pasangan asam basa konjugasi apa saja.
Harga konsentrasi ion H+ dalam larutan apa saja menentukan apakah larutan itu asam, basa
atau netral. Dalam banyak larutan konsentrasi H+ bergantung pada hidrolisis kation asam
ataupun anion basa. Pengukuran yang secara numeris tidak merepotkan terhadap keasaman
suatu larutan adalah pH-nya, yang dapat diukur dengan suatu pH-meter. Untuk beberapa
maksud pOH merupakan ukuran yang lebih enak dipakai. Jumlah pH dan pOH larutan apa
saja adalah pKw itu .
Pengionan suatu elektrolit lemah dalam larutan akan ditekan dengan penambahan suatu
senyawaan dengan mana elektrolit itu mempunyai satu ion sekutu. Ini adalah efek ion sekutu,
yang akibatnya adalah bahwa asam lemah dan basa lemah menjadi makin lemah bila berada
dalam larutan bersama dengan garamnya. Larutan semacam itu disebut larutan buffer, karena
pH-nya hanya sedikit dipengaruhi oleh penambahan asam kuat ataupun basa kuat dalam
kuantitas yang sedang. Dalam banyak siste alamiah dan buatan, larutan berbuffer penting
dalam menjaga agar jangka pH tertentu dan sempit.
pH suatu larutan seringkali dapat dipekirakan dengan suatu indicator asam basa, yang
berubah warna paa harga pH tertentu. Dalam titrasi asam basa, titik kesetaraan adalah titik
dimana kuantitas yang secara kimiawi setara (dari) dua zat yang telah dicampur. Secara khas,
terdapat perubahan pH yang besar dan mendadak dari larutan paada titik ini. Tititk akhir
titrasi adalah titik pada mana indicator berubaah warna. Dengan memilih indikatos secara
seksama, titik akhir itu tepat berimpit dengan titik kesetaraan. Banyak informasi yang
bermanfaat mengenai suatu asam basa dapat diperoleh dari kurva titrasi, yakni suatu alur pH
terhadap volume pereaksi yang ditambahkan.
B. Ketetapan Ionisasi
Asam dan basa kuat terionisasi seluruhnya sehingga tidak memiliki tetapan kesetimbangan.
Namun asam dan basa lemah memiliki tetapan kesetimbangan karena dalam air hanya terurai
atau hanya terionisasi sebagian. Misalnya suatu asam lemah (HA) dilarutkan dalam air akan
terurai sesuai persamaan berikut.
HA(aq) <==> H+(aq) + A–(aq)

[H+] = [A–] maka

[H+]2 = Ka.[HA]

Dengan cara yang sama

dengan Ka = tetapan ionisasi asam


Ca = konsentrasi asam awal
Kb = tetapan ionisasi basa
Cb = kosentrasi basa.
Dari rumus di atas, konsentrasi H+ dan OH- dari asam lemah dan basa lemah dapat
ditentukan asal harga Ka dan Kb diketahui.
Hubungan Ka, Kb dengan derajat ionisasi asam dan basa

Ka = Ca x α2
Kb = Cb x α2
Jika Ka dan Kb disubstitusikan ke rumus

Akan diperoleh persamaan sebagai berikut

Derajat Ionisasi dapat diketahui dengan menggunakan rumus di bawah ini :

Jika zat terionisasi sempurna, maka derajat ionisasinya bernilai satu (α=1). Jika zat tidak
dapat terionisasi, maka derajat ionisasinya bernilai nol (α=0). Sedangkan zat yang terionisasi
sebagian, maka derajat ionisasinya kurang dari satu, sangat kecil (α<1).

Asam dapat dikelompokan berdasarkan kekuatannya, yaitu


1. Asam kuat, yaitu asam yang derajat ionisasinya = 1 atau mengalami ionisasi sempurna.
Misalnya: HCl
2. Asam lemah, yaitu asam yang derajat ionisasinya <1 atau mengalami ionisasi sebagian.
Misalnya : CH3COOH
Sedangkan basa dapat dikelompokan berdasarkan kekuatannya, yaitu:
1. Basa kuat, yaitu basa yang derajat ionisasinya = 1 atau mengalami ionisasi sempurna.
Misalnya: KOH
2. Basa lemah, yaitu basa yang derajat ionisasinya <1 atau mengalami ionisasi sebagian.
Misalnya: amonia
Suatu larutan digolongkan asam kuat jika memiliki daya hantar listrik kuat (larutan elektrolit
kuat) dan nilai pH rendah (konsentrasi molar ion H+ tinggi). Sebaliknya, jika daya hantar
listrik lemah dan nilai pH sedang (sekitar 3–6), larutan tersebut tergolong asam
lemah.Demikian juga larutan basa dapat digolongkan sebagai basa kuat jika memiliki daya
hantar listrik kuat dan pH sangat tinggi. Jika daya hantar listrik lemah dan nilai pH sedang
(sekitar 8–11), larutan tersebut tergolong sebagai basa lemah.

C. Hasil Kali Ion Air


Air merupakan pelarut yang unik. Salah satu sifat khasnya yaitu kemampuannya untuk
bertindak baik sebagai asam maupun basa. Air berfungsi sebagai basa dalam reaksi dengan
asam-asam seperti HCl dan CH3COOH, dan pelarut ini berfungsi sebagai asam dalam reaksi
dengan basa seperti NH3. Air merupakan elektrolit yang lemah dan hanya terionisasi sedikit.
H2O(l) H+ (aq) + OH- (aq)
Reaksi ini disebut autoionisasi air.
H2O + H2O H3O+ + OH-
Pasangan asam basa konjugasinya ialah (1) H2O (asam) dan OH- (basa) (2) H3O+ (asam)
dan H2O (basa).
Dari reaksi di atas sesuai hukum kesetimbangan, tetapan kesetimbangan (K) ditulis sebagai
berikut.

K [H2O] = [H+] [OH‾]


Kw = [H+] [OH‾]
Pada temperatur 25 °C diperoleh harga Kw = 1,0 x 10-14 artinya pada temperatur 25 °C
dalam satu liter air murni terdapat 10-7 ion H+ dan 10-7 ion OH‾.
Hubungan antara Kw dan pKw sama persis seperti hubungan antara Ka dan pKa, atau [H+]
dan pH.
pKw = – log10 Kw
Harga Kw 1.00 x 10-14 mol2 dm-6 pada temperatur ruangan memberikan harga pKw 14.
Menyatakan Banyak sedikitnya zat elektrolit yang terion dalam larutan. Derajat ionisasi ini
dapat ditentukan dengan cara membandingkan jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat
yang dilarutkan.

D. pH
pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman suatu
larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecildari 7, larutan basa mempunyai pH lebih
besar dari 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH= 7.
Larutan Konsentrasi ion [H+] dalam suatu larutan encer umumnya sangat rendah tetapi
sangat menentukan sifat – sifat dari larutan terutama, larutan dalam air. Menurut Sorensen ,
pH merupakan fungsi logaritma negative dari konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dan
dirumuskansebagaiberikut :
pH = – log [H+]
Dengan analogi yang sama untuk menentukan harga konsentrasi OH- dalam larutan dapat
digunakan rumusan harga pOH:
pOH = – log [OH-]
Dalam keadaan kesetimbangan air terdapat tetapan kesetimbangan :
Kw = [H+] [OH-]
Jadi dengan menggunkan konsep – log = p ,maka :
– Log Kw = – log [H+] [OH-]
– Log Kw = { – log [H+]} + {- log [OH-]}
pKw = pH + pOH
E. Aplikasi asam dan basa dalam proses pencucian benda-benda pusaka
Observasi yang kami lakukan bertempat di keraton Cirebon, disini kami ingin mengetahui
bagai mana proses pencucian benda-benda pusaka dan apa hubungannya dengan materi kimia
mengenai asam dan basa. Dalam melakukan observasi kami dipandu oleh bapak Mungal dari
observasi yang dilakukan kami memperoleh banyak informasi mengenai keraton .
Pencucian benda-benda pusaka atau lebih dikenal dengan “Panjang Jimat” dilakukan setahun
sekali yaitu pada tanggal 1-10 Muharam. Prosesi adat “Panjang Jimat” merupakan refleksi
dari proses kelahiran Nabi Muhammad SAW dan merupakan acara puncak dari serangkaian
kegiatan Maulud Nabi Muhamad di Keraton Kasepuhan Cirebon. “Panjang” berarti sederetan
iring-iringan berbagai benda pusaka dalam prosesi itu dan “Jimat” berarti “siji kang dirumat”
atau satu yang dihormati yaitu kalimat sahadat.
Proses pencucian benda-benda pusaka itu sendiri dimulai dengan merendam keris dan benda
pusaka ke dalam air kelapa. Dijelaskan, air kelapa bersifat asam lemah dan bermanfaat untuk
melepaskan kotoran, kerak, dan mempermudah lepasnya karat yang terbentuk dipermukaan
keris. Karena sifat asamnya yang lemah diperlukan perendaman agar betul-betul meresap dan
dapat melepaskan kotoran terutama yang terdapat di pori-pori logam. Setelah direndam,
benda pusaka itu digosok permukaannya dengan irisan jeruk nipis sampai bersih atau putih
mengkilap. Proses ini bertujuan untuk membersihkan keris dari karat. Setelah itu, keris
dikeringkan dengan dijemur di bawah sinar matahari. Kemudian, setelah kering, keris dicuci
dengan air dari sumur-sumur yang ada di Keraton Kasepuhan seperti sumur kejayaan, sumur
kemandungan, dan sumur pitu. Proses terakhir diolesi dengan minyak wangi. Ada empat jenis
wewangian yakni minyak cendana, misik putih, melati, dan mawar. Setelah itu keris dan
benda pusaka disimpan kembali ke tempatnya.
Pencucian keris dan benda pusaka yang ada di museum benda pusaka Keraton Kasepuhan
tidak dimaksudkan untuk menyembah atau mengagungkannya, namun lebih kepada
perawatan atas fisik benda bernilai sejarah tersebut. Kemudian, acara tersebut sekaligus
dimaksudkan untuk melestarikan budaya atau cara tradisional dalam proses perawatan itu
sendiri. Suatu benda kuno menjadi pusaka bukan karena kekuatan supranaturalnya saja, tapi
karena benda tersebut adalah peninggalan nenek moyang yang menjadi bukti sejarah,
pencapaian dan kejayaan budaya bangsa kita di masa lalu dan menjadi suatu kebanggaan
bangsa di masa kini. Keris dan benda pusaka sebagai bukti sejarah tersebut patut dan wajib
dilestarikan agar tidak kehilangan akar sejarah dan budaya.
Proses pencucian tersebut menggunakan air kelapa dan jeruk nipis. Air kelapa dan jeruk nipis
mampu menghilangkan korosi yang terdapat pada benda pusaka karena kandungannya yang
bersifat asam. Sebab, asam akan melarutkan logam yang teroksidasi. Asam sitrat memilki
gugus karboksilat. Gugus itu adalah bagian dari struktur kimia asam sitrat yang terdiri dari
oksigen, karbon dan hidrogen. Misalnya, tembaga klorida akan bereaksi dengan gugus
karboksilat pada asam sitrat. Hasilnya adalah senyawa kompleks yang lebih mudah
dibersikan.
Beberapa cara lain bisa digunakan untuk membersihkan alat pada benda pusaka. Misalnya,
menggunakan air yang dicampur dengan serbuk sitrun. Tetapi, ini tidak dianjurkan karena
bisa membuat benda pusaka berpori atau berbintik. Cara yang paling ekstrim dan sangat tidak
dianjurkan adalah dengan menggunakan asam nitrat atau HCL karena dapat merusak benda
jikat terlalu lama walaupun benda pusaka bisa bersih dalam waktu singkat. Oleh karena itu,
sangat dibutuhkan kehari-hatian dalam penggunaannya.

BAB III
KESIMPULAN
1. Asam adalah suatu zat yang larutannya berasa asam. Memerahkan lakmus biru dan
menetralkan basa. Basa adalah suatu zat yang larutannya berasa pahit dan licin, membirukan
lakmus merah dan menetralkan asam. Sedangkan larutan yang bersifat netral (tidak bersifat
asam dan tidak basa), jika diuji dengan lakmus, maka tidak mengubah warna kertas lakmus.
2. Asam dan basa kuat terionisasi seluruhnya sehingga tidak memiliki tetapan kesetimbangan.
Namun asam dan basa lemah memiliki tetapan kesetimbangan karena dalam air hanya terurai
atau hanya terionisasi sebagian.
3. Menyatakan Banyak sedikitnya zat elektrolit yang terion dalam larutan. Derajat ionisasi ini
dapat ditentukan dengan cara membandingkan jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat
yang dilarutkan. Jika zat terionisasi sempurna, maka derajat ionisasinya bernilai satu (α=1).
Jika zat tidak dapat terionisasi, maka derajat ionisasinya bernilai nol (α=0). Sedangkan zat
yang terionisasi sebagian, maka derajat ionisasinya kurang dari satu, sangat kecil (α<1).
4. pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman suatu
larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecildari 7, larutan basa mempunyai pH lebih
besar dari 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH= 7.
5. Pencucian benda-benda pusaka merupakan aplikasi asam dan basa dalam kehidupan.
Pencucian menggunakan asam bisa menghilangkan karat pada logam karena asam akan
melarutkan logam yang teroksidasi.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Indikator pH. Diambil tanggal 12 Febuari 2015
http://jejaringkimia.blogspot.com/indikator-asam-basa.html
http://sains.kompas.com/read/2014/08/15/07100011/Mukjizat.Jeruk.Nipis.Sembuhkan.Patung
.Pancoran
http://www.tosanaji.com/merawat-benda-pusaka/

You might also like