Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari sudut pandang pencegahan dan pengendalian infeksi, praktek
membersihkan tangan dimaksudkan untuk mencegah infeksi yang ditularkan melalui
tangan dengan menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat atau
membunuh mikroorganisme pada kulit.
Di tempat-tempat dimana mencuci tangan merupakan praktik umum yang
dilakukan sehari-hari, dan banyakterdapat sabun dan air bersih, orang tidak menyadari
untuk mencuci tangannya dengan sabun. Sebuah penelitian di inggris mengungkapkan
bahwa hanya separuh orang yang benar-benar mencuci tangannya setelah membuang
hajat besar/ kecil. Penelitian lain di Amerika Serikat pada dokter-dokter disana terungkap
bahwa dokter banyak lupa mencuci tangannya setelah menangani pasien satu dan berganti
ke pasien lainnya dengan frekuensi yang cukup tinggi. Para staf kesehatan sepenuhnya
mengerti betapa pentingnya mencuci tangan dengan sabun, namun hal ini tidak dilakukan
karena: ketiadaan waktu (tidak sempat), kertas untuk pengeringnya kasar, penggunaan
sikat yang menghabiskan waktu dan lokasi wastafel yangjauh dimana tangan harus
berkali-kali dicuci menggunakan sabun dan dikeringkan sehingga merepotkan.
Para peneliti juga akan mengadakan evaluasi lanjutan akan kombinasi manakah
yang terbaik untuk diterapkan. Penelitian lainnya yang dipublikasikan oleh Cochrane
Library Journal pada bulan Oktober 2007 menemukan bahwa mencuci tangan dengan air
dan sabun adalah cara yang sederhana dan efektif untuk menahan virus ISPA, mulai dari
virus fiu sehari-hari hingga virus pandemik yang mematikan.
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektifuntuk mencegah
penyakit diare dan iSPA, yang keduanya menjadi penyebab utama kematian anak-anak.
Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak diseluruh dunia meninggal sebelum mencapai
umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA. Mencuci tangan dengan sabun juga
dapat mencegah infeksi kulit, mata, cacingyangtinggal di dalam usus, SARS, dan flu
burung.
Mikroorganisme ini tidak hanya mencakup sebagian besar organisme yang
diperoleh dari kontak dengan pasien dan lingkungan tetapi juga sejumlah mikroorganisme
permanen yang tinggal di lapisan terdalam kulit. Selain memahami panduan
dan rekomendasi untuk kebersihan tangan, para petugas kesehatan perlu memahami
keuntungan dan terutama keterbatasan pemakaian sarung tangan. Kegagalan untuk
melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap sebagai sebab utama
infeksi nosokmial dan penyebaran mikroorganisme multiresisten di fasilitas pelayanan
kesehatan dan telah diakui sebagai kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah
(Boyce dan Pitlet 2002)
B. Falsafah
Cuci tangan merupakan cara yang sangat efektif sebagai barrier dari berbagai penyakit atau
cemaran yang ada di lingkungan RSIA Ananda.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Dapat dijadikan sebagai pedoman oleh pihak manajemen dalam meningkatkan
pelayanan pencegahan infeksi di RSIA Ananda.
A. Pengertian
1. Mencuci tangan
Proses yang secara mekanik melepasan kotoran dan debris dari kulit tangan
dengan menggunakan sabun biasa dan air.
2. Agen antiseptik atau antimikroba (istilah yang digunakan bergantian)
Bahan kimia yang diaplikasikan di atas kulit atau jaringan hidup lain untuk
menghambat atau membunuh mikroorganisme (baik yang sementara atau yang
merupakan penghuni tetap), sehingga mengurangi jumlah hitung bakteri total.
Contohnya adalah :
a. Alkohol 60-90% (etil dan isopropil atau metil alkohol)
b. Klorheksidin glukonat 2-4% (Hibiclens, Hibiscrub, Hibitane)
b. Klorheksidin glukonat dan cetrimide, dalam berbagai konsentrasi
(Savlon)
c. Yodium 3%. Yodium dan produk alkohol berisi yodium atau lincture
(yodium linktur)
d. Lodofor 7,5-10% , berbagai konsentrasi (Betadine atau Wescodyne)
e. Kloroksilenol 0,5-4% (para kloro metaksilenol atau PCMX) berbagai
konsentrasi (Dettol)
f. Triklosan 0,2-2%
3. Air bersih
Air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan disaring sehingga
aman untuk diminum, serta untuk pemakaian lainnya (misalnya Kebersihan Tangan
mencuci tangan dan membersihkan instrument medis) karena memenuhi standar
kesehatan yang telah ditetapkan. Pada keadaan minimal, air bersih harus bebas dari
mikroorganisme dan memiliki turbiditas rendah (jernih,tidak berkabut).
4. Emollient
Cairan organik, seperti gliserol, propilen glikol, atau sorbitol yang ketika
ditambahkan pada handrub dan losion tangan akan melunakan kulit dan membantu
mencegah kerusakan kulit (keretakan, kekeringan, iritasi, dan dermatitis) akibat
pencucian tangan dengan sabun yang sering (dengan atau tanpa antiseptik) dan air.
5. Infeksi nosokomial atau infeksi yang didapat dari fasilitas pelayanan kesehatan
Infeksi yang tidak ada atau tidak sedang dalam inkubasi ketika pasien datang ke
fasilitas pelayanan kesehatan.
6. Sabun dan deterjen
Produk-produk pembersih (batang, cair, lembar, bubuk) yang menurunkan
tegangan permukaan sehingga membantu melepaskan kotoran, debris dan
mikroorganisme yang menempel sementara pada tangan. Sabun biasa memerlukan
gosokan untuk melepas mikroorganisme secara mekanik, sementara sabun antiseptik
(antimikroba) selain melepas juga membunuh atau menghambat pertumbuhan dari
hampir sebagian besar mikroorganisme.
7. Flora transien dan flora residen
Istilah ini menggambarkan dimana bakteri dan mikroorganisme berada dalam
lapisan kulit. Flora transien diperoleh melalui kontak dengan pasien, petugas
kesehatan lain atau permukaan yang terkontaminasi (misalnya meja periksa, lantai
atau toilet) selama bekerja.
Organisme ini tinggal dilapisan luar kulit dan terangkat sebagian dengan
mencuci tangan menggunakan sabun biasa dan air. Flora residen tinggal dilapisan kulit
A. Mencuci Tangan
Mencuci tangan dengan baik merupakan unsur satu-satunya yang paling
penting dan efektif untuk mencegah penularan infeksi. Idealnya, air mengalir dan sabun
yang digosok-gosokkan harus digunakan selama 40 sampai 60 detik.
Penting sekali untuk mengeringkan tangan setelah mencucinya.Pemakaian sabun
dan air tetap penting ketika tangan terlihat kotor.Untuk kebersihan tangan rutin ketika
tidak terlihat kotoran atau debris,alternatif seperti handrub berbasis alkohol 70%
yang tidak mahal, mudah didapat, mudah dijangkau dan sudah semakin diterima
terutama ditempat dimana akses wastafel dan air bersih berbatas.
Tujuan mencuci tangan adalah untuk menghilangkan kotoran dari kulit secara
mekanis dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara.Mencuci tangan dengan
sabun biasa dan air bersih adalah sama efektifnya mencuci tangan dengan sabun
antimikroba (pereira, Lee dan Wade 1997).
Sebagai tambahan, sabun biasa mengurangi terjadinya iritasi kulit (pereira, Lee
dan Wade 1990).
5 Kejadian harus Mencuci Tangan :
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Sebelum melakukan tindakan / prosedur terhadap pasien
c. Setelah tindakan / prosedur atau beresiko terpapar cairan tubuh pasien
d. Setelah kontak dengan pasien
e. Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien
A. Monitoring
Yang dimaksud dengan monitoring adalah upaya untuk mengamati prosedur cuci tangan
dan cakupan pelayanan prosedur cuci tangan seawall mungkin, untuk dapat menemukan
kesalahan dan selanjutnya memperbaiki masalah dalam pelaksanaan program.
B. Tujuan monitoring
1. Unutk mengadakan perbaikan, perubahan orienstasi dari sistem cuci tangan di RSIA
Ananda
2. Unutk menyesuaikan pedoman pelayanan cuci tangan yang dilaksanakan di lapangan,
sesuai dengan temuan-temuan di lapangan.
3. Hasil analisis dari monitoring digunakan unutk perbaikan dalam pemberian pelayanan
cuci tangan di RSIA Ananda. Monitoring sebaiknya sesuai keperluan dan
dipergunakan segera untuk perbaikan program.
C. Evaluasi
Setiap kegiatan harus selalu dievaluasi pada tahap pelayanan kesehatan secara keseluruhan
mengenai prosedur cuci tangan yang benar di RSIA Ananda.
D. Tujuan dari evaluasi tersebut antara lain
1. Meningkatkan kinerja pengelolaan prosedur cuci tangan di RSIA Ananda.
2. Sebagai acuan dalam perencanaan prosedur cuci tangan, bahwa tindakan yang
dilakukan dijamin bersih.
3. Sebagai acuan dalam perencanaan peningkatan pengetahuan dan keterampilan sumber
daya manusia.
Ditetapkan di : Makassar
Pada Tanggal : 03 Mei 2016
Direktur RSIA Ananda Makassar