You are on page 1of 409

SAMBUTAN KADITKESAL

Sebagai hamba Tuhan, maka kita patut mengungkapkan puji syukur atas
telah diterbitkannya buku yang berjudul "Ilmu Kesehatan Penyelaman dan
Hiperbarik" ini sebagai sumbangsih perwira kesehatan TNI-AL bagi Nusa
dan Bangsa.
Perlu saudara-saudara ketahui bahwa buku ini dapat terbit bukan tanpa
hambatan, tetapi berkat perjuangan rekan-rekan Perwira Kesehatan TNI-AL
yang tergabung dalam Tim Penyusun telah berjuang keras dan penuh
dedikasi, sehingga buku dapat diselesaikan.
Buku ini mengandung nilai-nilai keilmuan kesehatan penyelaman dan
Hiperbarik yang sangat ilmiah dan konprehensif, sehingga patut dijadikan
pegangan bagi sejawat yang bergerak dalam bidang tersebut.
Harapan saya selaku Kadiskesal semoga buku ini dapat memberikan
kontribusi tidak hanya di lingkungan kesehatan penyelaman dan hiperbarik
tetapi juga masyarakat umum yang berminat dibidang tersebut serta dalam
bidang pembangunan kelautan secara umum.
Sekali lagi saya ucapkan selamat dan penghargaan yang setinggi-
tingginya bagi Tim Penyusun, personel dan instansi terkait yang membantu
terbitnya buku ini.

INAS KESEHATAN TNI AL

'. Setiawan Sp.B


NA PERTAMA TNI
/24>&az'*

DAFTAR PENYUSUN

l. dr. Hariyanto Mahdi, Sp THT


2. dr. Sasongko
3. dr. Siswanto
4. dr. Daniel Hinarya
5. dr. Suharsono
6. dr. Soepriyoto
7. dr. W. Setiawan, Sp.B
8. dr. Michael Hanjaya
9. dr. Guntoro
10. dr. Agus Susanto, Sp. J

EDITOR
L dr. Sadewantoro, DSPJ
2.Dn H.M. Guritno. S. dT.SMHS.MS
KATA PENGANTAR

Aspek kelautan bagi bangsa Indonesia merupakan potensi terbesar,


sehingga perlu upaya yang optimal dan terintegrasi didalam mengelola serta
memanfaatkan potensi dan kekayaan alam yang ada di laut demi
meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Sampai saat ini perhatian masyarakat tentang kelautan relatif masih
kurang, sehingga perlu ada upaya untuk mempromosikan peranan laut bagi
kesej ahteraan bangsa Indonesia.
Dengan adanya departemen yang menangani dan mengatur tentang
kelautan berupa Menteri Negara Kelautan dan Perikanan, maka perlu kita
sambut dan mendukung kebijakan pemerintah tersebut, sehingga ada suatu
integrasi antara pemerintah dan masyarakat.
Mengingat aspek kelautan di Indonesia merupakan hal yang relatif baru
berkembang, tetapi karena menyangkut berbagai aspek yang kompleks,
sehingga diperlukan adanya penanganan yang multi sektor dan disiplin keil-
muan serta ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang terintegrasi.
Berkaitan dengan hal tersebut Perwira Kesehatan TNI AL ingin
menyumbangkan suatu buku yang berjudul "Ilmu Kesehatan Penyelaman
dan Hiperbarik", sebagai penunjang pembangunan kepariwisataan, pembi-
naan masyarakat penyelam tradisional dan profesional, profesi kedokteran
kelautan serta pekerja di laut lainnya yang membutuhkan pengetahuan yang
lebih mendalam tentang hal tersebut.
Buku ini merupakan suatu mimpi yang menjadi kenyataan bagi Tim
Penyusun, yang seluruhnya merupakan Perwira Kesehatan yang berkecim-
pung dalam kesehatan penyelaman dan hiperbarik. Dan terbitnya buku ini
merupakan hasil kerja keras dan penuh dedikasi, sehingga besar harapan
kami bahwa buku ini dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan
kelautan secara umum, khususnya masyarakat yang mencintai laut.
MudahOmudahan buku ini dapat dijadikan sebagai buku pegangan
terutama bagi rekan-rekan yang mempunyai profesi dibidang kesehatan
penyelaman dan hiperbarik.

Penyusun
DAF"TAR ISI
Hal
BABI: !gi?t ! Penyelaman Dan Terapi Oksigen Hiperbarik
BAB II
1
: Fisika Dan Fisiologi Penyelamdn 11
1. Fisika Penyelaman 12
2. FisiologiPenyelaman 24
BAB III Pengenalan Penyelaman 35
BAB IV Kelainan Dan Penyakit Pada Penyelaman 60
1. Barotrauma 01
2. Penyakit Dekompressi 83
3. DysbaricOs{eomnecrosis 96
BAB V Kelainan Dan Penyakit Akibat Gas 104
1. Narkosis Nitrogen 105
2. Keracunan Oksigen 113
3. Hipoksia 127
4. Keracunan Karbon Dioksida 134
5. Keracunan Monoksida 140
6. Sindroma NeurologiAkibat Tekanan Tinggi 148
BAB VI: Kelainan Dan PenyakilAkibat Lingkungan Air- 153
1. Tenggelam 154
2. Hipotermia 159
q. Penyakit lnfeksi Pada Penyelaman 104
4: Binatang Laut Yang Berbahaya 171
BAB VII: Kecelakaan Pada Penyelaman 193
1. Kehilangan Kesadaran Pada penyelaman 194
2. Kehilangan Pendengaran pada p-envelaman 201
3. Dlsorientasl Dibawah Air 208
4. Ledakan Bawah Air 215
5. Kelainan-Kelainan Lain Akibat penvelaman 219
BAB VIII Tabel Penyelaman Dan pengobatan 225
1. Tabel Dekompressi Penielaman Denoan Udara 22A
2. Tabel Dekompressi Scuba Gampuran-Gas 245
q. TabelDekompressi Penyelaman Ssba Helium Oksioen 253
BAB IX
1. Pen-yelaman SrturasiDdngan Helium Okslgen
Aspek Kesehatan Pada Penyel-aman
264
282
1.
2.
Syarat Untuk Galon Penyelam
Pemeliharaan Kesehatair para penyelam
283
2s1
I4. Pertolong.an Pertema pada Kecelaliaan penyelaman 296
Kedaruratan Penyelam 305
5. Penyelidikan Kec'elakaan Bawah Air 310
BAB X Pengenalan RUBT 313
BAB XI Jerapi Okslgen Hiperbarik
pada penyakit penyetaman 922
BAB XII Terapi Oksigen Hiperbarik Dalam Klinik 337
1. Pendahuluan 338
2. Dasar-Dasar Terapi Oksigen Hiperbarlk 344
3. Pelaksanaan Terapi Oksigen H[perbarik 356
BAB XIII: Kesehatan Kapalselam 372
BAB I

SEJARAH PENfETAMAI{
DAI.I
TERAPI OKSIGE},I HIPERBARIK
BAB T

SEIARAH PENYEIAMAN

DAN

TEMPI OKSIGEN HIPERBARIK

Scjarah Penyelaman.

Ternyata sejak kapan dan bagaimana orang mulai menyelam tak dapat
diketahui dengan pasti. Yang jelas ialah manusia primitif yang masih tinggal di
goa-goa telah mulai mencoba-coba menyelam di perairan dangkal lepas pantai.
Yaitu dengan menahan nafas selama dibawah permukaan air.

Peninggalan-peninggalan arkeologis dari masa 4500 tahun sebelum Masehi


menunjukkan sudah dikenalnya mutiara. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
saat itu sudah dimulai usaha pengumpulan hasil-hasil laut, tetapi belum diketahui
dengan pasti bagaimanan dikerjakan dan oleh siapa.
Perhiasan-perhiasan dengan mutiara sudah dikenat di Thebes kuno yairu sekitar
3200 tahun sebelum Masehi. Dikenal pula seorang raja cina yang diberi
persembahan mutiara. Pada penelitian Team Kesehatan Baruna - II di kepulauan
Aru. Kila tidak dapat memastikan dengan pasti kapan mulai dilaksanakan
penyelaman kerang mutiara.

Di dunia Barat semasa kejayaan kekaisaran yunani dan Romarvi, penyelaman


mendapat pengakuan sebagai pekerjaan yang terhormat Raja Alexander yang
agung telah memakai para penyelam untuk menyingkirkan rintangan bawah air di
kota pelabuhan Tyre (sekarang di Libanon sewaktu direbutnya. Raja persia
)
xerxes mempergunakan s€orang penyelam untuk menyelamatkan harta karun pada
abad V sebelum Masehi.

saat itu mulai dikenal penyelarnan untuk tujuan mititer. pejuang-pcjuang


penyelam kuno bertugas untuk melubangi bagian-bagian kapal musuh yang ads
dibawah air, untuk membangun p€rtahanan-pertarunan barvah air tcrhadatpara
penye6u dan untuk membersihkan pelabuhan-pelabulun musuh sebelum
penyerbuan dimulai. llal ini telah menjadi kenyataan pada saat pengepungan kota
Syracucusa oleh tentam Yunani pada tahun 215-212 sebelum Masehi.
Pemanfaatan penyelaman untuk tujuan-tujuan komenil dimulai pada abad t
sebelum Masehi. Pada saat itu di kebanyakan pelabuhan-pelabuhan di Laut Merah
telah dimulai usaha-usaha pengangkatan kapal-kapal tenggelam. Bahkan di
beberapa daerah dibuat undang-undang untuk mengakui bahaya yang di hadapi
para penyelam. Juga ditentukan daftar gaji para penyelam sesrai dengan dalamnya
penyelaman yang dilakukan, yaitu makin dalam penyelaman, makin tinggi
gajinya.

Semasa pemerintahan Raja Perseus ( 179-168 se;belum lvlasehi ) telah dipakai


suatu sistem unhrk menghibahkan sebagian dari harta karun dibauah air yang
berhasil diselamatkan kepada si penyelam. Sayang sehali selama abad-abad berikut
tidak ada perkembangan-perkembangan yang penting mengenai cara-cara
penyelaman.

Merryelam hanyalah berupa menahan nafas sambil berenang dibauah air. Si


Penyelam akan turun kebawah permukaan air dengan memegang suatu bafu yang
berat. Kadang-kadang bila ditemui batu yang datar, si penyelam akan berdiri
diatasnya untuk menyclam lagi sambil mengarahkan penyelamannya, agar
mencapai sasaran yang dikehendaki.. Setelah di dasar laut si Penyelam dapat
bergerak bebas tanpa bantuan batu tersebut. Hal ini dimungkinkan karena kompresi
paru dan tubulensi air. Bila sudah selesai dengan penyelamarurya mals akan
ditariklah tali yang terikat pada batu tersebut, dan seorang pembantu akan
menariknya keatas permukaan air.

Penyclaman scmacam ini masih dilakukan di Philipina di kepulauan Toamutu


dengan kedalaman * 40 m, dimana sering terjadi kecelakaan, tentu sekati cara
penyelaman ini penuh dengan kekurangan - kekurangan.
Lamanya seorang penl'elam dapat bertahan di bawah air disatu pihak
ditentukan oleh kemampuannya untuk menahan nafas dibawah air di satu pihak
dan di lain pihak ditentukanoleh beratnya pekerjaan yang harus dilakukan.
Walaupun telah dilatih sejak masa kanak-kanak suliilah bagi para penyelam
untuk dapat menyelam lebih dari l-2 menit setiap kalinya. Disamping masa itu
belum ada alat pelindung mata, sehingga penglihatannya agak kabur karena air.
Walaupun dengan cara demikian para penyelam berhasil mempraktekkan cara ini
selama berabad-abad dengan hasil yang orkup gemilang.

Sebagaimana sering kali pada penemuan -penemuan yang mena\iubka4 siapa


yang menemukan cara berikut ini dan kapan dimulai tidak dapat diketahui
dengan pasti, yaitu bahwa dengan pertolongan tabung yang menghubungkan
mulut dengan pcrmukaan air, sescorang akan dapat bernafas dibawah air.
Tetapi karena para penyelam saat itu tidak mengenal hukum-hukum fisika
tentang penyelaman serla karena tabung-tabung pernafasan ini dapat berfrrngsi
hanya pada kedalaman beberapa inci saja, rnaka cara ini tidak be*embang selama
berabad-abad. Namun konsep inilah yang dipakai pada alat penyelaman modern.
Helm penyelaman yang pertarna dikenal berasal dari abad ke XVI. Alat ini
hanyalah unluk pnyelnman scdcrhana ynng dibunt dari kulit dcngnn suatu tabung
ke permukaan air. Alat ini tidak memenuhi sasaran yang diinginkan, bukan karena
prinsipnya yang salah tetapi karcna tidak adanya alat untuk memompa udara luar
kedalam tabung .

Pada bagian p€rtama abad KX " diving bells " mulai dipakai secara terbatas
dalam usaha-usaha pengangkatan benda-benda ke permukaan air dari dasar laut.
Sebaulnya diving bells ini mulai dikenal pada permulaan abad XVt berupa
tong-tong besar dengan dasar yang terbuka dan diberati sedemikian rupa sehingga
akan tenggelam. Dalam sejarah penyelaman, alat ini merupakan suatu kemajuan
yang besaq karena sekarang para penyelam akan dapat bekerja dibawah air selama
beberapa puluh menit bahkan sampai beberapa jam.

Tetapi bagaimanapun juga sebagar alat pengangkat barang-barang dari dasar


laut kepermukaan iur, alat-alat ini tetap tidak praktis. Diving bells ini zulit diatur
arahnya dan diperlukan alat pengerak yang kuat untuk rnenariknya ke permukaan
air kembali. Walaupun s€orang penyelam dapat juga meninggalkan diving bellsnya
untuk bckerja diluar, nBmun scorang, penyelam pasti tidak 0k0n tfllun lnma knrcrur
dibatasi dengan kemampuannya untuk menahan nafas.

Pada akhir abad XMI William Phips dari Amereka Serikat dan Edward Halley
(seorang aslronom) menemukan cara-cara unhrk menjamin kesegaran udara dalam
diving bells dengan menenggelamkan drum-drum berisi udara dari atas permukaan
air. Cara ini berhasil namun telap sulit dan tidak praktis.

Jelaslah bahwa diperlukan satu cara untuk mensupply udara kepada seonng
penyelam agar dengan mudah dapat bekerja secara bebas tanpa tergantung pada
diving bells.Tak dapat disangkal lagi, perkembangan yang paling utama dalam
sejar.ah penyelaman ialah pcnemuan kotnpresor udara.

Pada tahun 1788 John Smeaton berhasil membuat suatu pompa untuk menekan
udara secara praktis dan dapat diandalkan. Setelah penemuan yang penting ini
maka perkembagan alat-alat penyelaman pesat sekali.

Mula-mula orang Inggrisyang memimpin dalam perlombaan ini.


Pada tahun 1828 dua orang bersaudara yaitu John dan Charles Dennc, bcrhasil
memperoleh hak patent atas suatu * pakaian penyelam" yang terdiri atas suatu
helm dan pakaian yang berat. Helmnya sen{iri tidak disatukan dengan bajunya,
tetapi bers:lndar pada bahu dengan beratnya dendiri. Helm ini mempunyai lubang
berkaca untuk memungkinkan si penyelam melihat dan juga suatu slang untuk
pengaliran udara. Udara dikeluarkan berdasar lekanannya sendiri dari celah-celah
antara helm dan bahu.

Helm typc Dcan ini kcmudian dikenal sebagai "shalow water hclmet".
Walaupun telah dipakai secara luas baik untuk tqiuan-tqiuan komersiil, ilmiah dan
rekreasi, tetapi alat-alat ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Kalau misalnya
si penyelam tergelincir atau jatuh, ataupun kalau dia berdiri tidak betul$etul tegak
: helm ini akan jatuh terlepas sama sekali ataupun kalau tak jatuh akan kemasukan
air.

Orang yang dikenal; sebagai "Bapak" dari pada alat penyelaman di laut dalam
adalah Augustus Siebe. Walaupun pada saat yang sama beberapa penemu lain juga
membuat alat-alat penyelam yang dapat berfungsi baik, namun karena prinsip
disain Siebe begitu sempurna sehingga dapat berfirngsi dengan baik, maka alat-alat
penyelam modern langsung dikembangkan dari rancangan Siebe ini.

Sekitar l8l9 Siebe mengembangkan alat-alat penyelam yang disebut "Open


dress"' , yaitu sebuah helm logam, dengan 3 lubang kaca untuk melihat, yang
langsung disatuknn dcngnn harnas dada dan dihubungkan dcngan suatu jackct
Dexible yang menutup seluruh tubuh termasuk kedua tengan. Udara yang telah
terpakai keluar melalui tepi bawah jacket. "open dress'' ini telah banyak dipakai
pada operasioperasi penyelamatan yang ringan, namun pemakaiannya terbatas,
karena bila si penyelam mengambil posisi yang tidak benar-benar tegak, maka
jacket serta helm akan kemasukkan air.

Pada tahun 1837 telah diperoleh hak patent untuk "Siebe's Improved Diving
Dress". lni adalah pendahulu dari pada alat penyelam dalam masa kini. pakaian
penyelam dibuat dari bahan kedap air dan menyelubungi seturuh tubuh dan
eilremitas penyelam, kecuali kedua tangan yang ,menonjol keluar nptalui gelang
karet yang ketat dan kedap air. Suatu tepi dari karet yang masih merupakan
kalung sekitar bahu dan dada yang disatukan dengan harnas dada dengan klem-
klem logam.

Helmnya sendiri disatukan dengan harnas dada dengan pertolonean suatu


engsel yang dapat dikunci rapat. suatujalan masuk danjalan keluar udara dengan
'txhaust valve " juga disediakan pada helm. Jadi prinslp Siebe tetap terpakai dan
tetap merupakan dasar daripada alat-alat penyelaman laut dalam yang modern.
siebe sendiri mcninggal pada tahun 1872, tetapi perusalraannya berkembang
terus dibawah pimpinan putra dan menantunya. Perusahaan ini menghasilkan
berbagai jenis alat-alat penyelaman disamping mengembang-kan tehnologi
penyelaman s€cara luas, termasuk peralatan telpon barvah air, lampu barvah air,
obor barvah air serta alat penglihatan bawah air.
Prinsip Siebe ini kemudian ditiru oleh berbagai negara yaitu Jerman,
Prancis,Itali USA dan Jepang. Walaupun helm yang diproduksi di negara-negara
ini banyak bervariasi, namun prinsipnya tetap sama. Helm ini terdiri atas satu
tunglu dengan jcndeln penglihatan dcpan dan prda kn&ng-kudang didnpntknn
pula dua buah jendela penglihatan lain yaitu dikedua sisi kiri dan kanan. Disebelah
belakang helm terdapat suatu sambungan selang tempat udara segar masuk.
Didapatkan pula suatu exhaust valve untuk pengeluaran udara yang telah terpakai.

Pada awalnya tekanan udara dan aliran udara diatur oleh seorang pengarvas
diatas permukaan air. Suatu kemajuan besar ialah ditemukannya sistem "Supply
Control Valve' pada slang pembawah udara segar. Pada awal abad ini, Supply
Control Valve pada umumnya telah dipasang pada harnas dada, sehingga dapat
dicapai dengan mudah oleh penyelam.

Dahulu menyelam itu mengundang banyak bahaya. Karena saat itu belum
diketahui banyak tentang akibat - akibat dari pada menyelam serta bernafas dengan
udara beaekanan tinggi. Juga para penyelam mengenal dengan baik bahaya -
bahaya profesinya dan gangguan yang dialaminya dicoba untuk diatasi berdasarkan
intnrksi dari perryelam.

Pada awal abad ini George T. Stillson seorang Bintara awak meriam di US
Navy mengnjukan laporan ke Bureau of Construction and Rcpair yang sccara blak-
blakan nrengatakan bahwa cara - cara pcnyclarnnn yang dipnkai snat ilu adnlnh
kunq ketinggalan zaman, tidak lengkap dan memerlukan revisi menyeluruh, Saat
itu peralatan belum mencukupi serta belum ada standarisasi dan aspek-aspek rncdis
penyelaman belum banyak di kenal.

Pndt lahun 1913 Stillson disernhi mcminrpin sualu unit pcncliiinn ynng lcrnrnh
dengan berhasil. Pada tahun l9l5 telah selesai dirancang suatu alat selarn dalam
untuk dipakai di US Navy. Helmnya mempunyai 4 buah jendela penglihatan, yaitu
di depan mata , diatas dahi dan disarnping kiri - kanan.Tilpun diikutsertakan
dalam peralatan ini dan exhaust valve diganti dengan yang lebih baru dan lebih
sempurna.Diran€ng suatu pakaian penyelam dengan sabuk pemberat dan sepatu
penyelam. Kesemuanya ini untuk dipakai bersama-sama dengan helm yang banr.
Alat selam ini disebut MARK V dan rnenjadi populer karena sifatnya yang
kuat,aman dan talnn latna.

Pada tahun 1924 telah lerbit NAW DIVING MANUAL edisi pertama dan sejak
s:rnt itu US NAVY mcrupakan satu dari bcbcnrpn negara yang maju drlam risct
penyelaman dalam.
sampai pertengahan tahun 1930 MARK v merupakan alat terbaik untuk
metahrkan pekerjaan-pekerjaan dibawah air. Dengan pakaian karetnya,dan
helmnya yang krut sebagai pelindung kepala, maka alat ini memberikan
perlindungan dan keamanan. untuk bertagai jenis inspeksi atau pekerjaan-
pekerjaan ringan MARK v dirasakan terlalu rnerepotftan dan terlalu tengkap.
Perlu dicari rancangan baru.

Pada awal perang dunia II suatu "surace -supplied Mask" mulai dipakai.
udara disalurkan ke dalam masker yang nr€nutup muka, dan dengan demikian si
penyelam dapat bergerak dengan bebas tanpa diberati dengan alat penyelaman
dalam. Kemudian selama perang dunia II ini murailah dipakai alat penyelam
lengkap untuk perorangan yang diberi nama sEr,F 1)NTAINED UNDERWATER
BREATHING APPAMTUS atau disingkar SCt BA.

Akhirnya pada akhir dekade 1960-19?0, usaha -usaha untuk mengurangi berat
serla banyaknya komponen alat penyelam dalam, telah dapat menghasilkan helm-
helm generasi banr yang disebut * LIGHT WEIGIIT GEAR'. walaupun banyak
variasinya, tetapi pada umumnya terdapat suatu jendela penglihatan tungsal tetapi
luas di depan muka yang diberi suatu kraag yang akan tertempel pada heim dengan
erat dan kedap air. Dengan helm ini para penyelam dalam dapat lebih leluasa.
"closed Dress "dari Augustus siebe ladi telah bnar-benar membuka
kedalaman samudra untuk manusia. untuk selama 100 tahun atatini merupakan
satu-satunya alat untuk explorasi dan bekcrja dibarvah laut.

Karena dibatasi dengan problem-problem fisik maka penyelam di bawah 300


fet belum dapat dilaksanakan pada aual tahun-tahun 1920-an. pemakaian gas-gas
sebagai pengganti udara bertekanan tinggi memberikan manusia temungkinan
unhrk menyelam lebih dalarn dari 300 feet. Dan saat ini dengan alat-alat y"ng tripe,
modern dan dengan peralatan tehnologi tinggi, maka mamrsia sekarang-sudah
dapat menyelam sampai lebih dalam dari pada 1500 feet.

SEIARAH TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK

sejak tahun 1662 waktu dokler Henshaw (Inggris) menciprakan Domicitiunr,


suatu protolypc dari Runng udara Bcrtckanon Tinggi ( RUBT), untuk mcneliti
kegunaan tekanan tinggi pada penyembuhan kasus-kasus ktiniq yang kemudian
ternyata gagal karena tidak ditemukannya dasar ilmiah yang tepat. Lalu pada tahun
1771 ketika Joseph Priestley (Inggris) menemukan oksigen dan tahun l7g0 dokter
Thomas Beddoes (Inggris) menggabungkan keduanya dengan menyatakan /
mendemonstrasikan bahwa pernafasan dengan udara yang kaya oksigen akan dapat
menyembuhkan berbagai penyakit dan minta tolong kepada James WaU (Inggris)
penemu mesin uap untuk merancang suatu RUBT baginya.
Sesudah itu RUBT mengalami pasang rurut dalam dunia kedokteran dan
hingga sekarang sudah ada lebih dari 60 macam kasus klinis yang pernah
dilaporkan berhasit dibantu penyembuhannya oleh RUBT.
Tahun 1830 di Perancis mulai menggunakan Caisson untuk membuat
terowongan-terowongan bawah air dan sebagai akibatnya mulai pula dikeluhkan
simtom-simtom yang kemudian dikenal sebagai 'BENDS DISEASES". Tak lamn
kernudian sctelah dilaporkan suksgs bcsar tentang pngobatan Bcnds rnnh RUBT
didirikan dimana-mana.

Tahun 1834 JUNOD @rancis) memasullon pasien-pasiennya kedalam RUBT


bertekanan 4 atmosfir dan merasakan nyaman di sana. Junod menerangkan ini
sebagai akibat pe6aikan aliran darah otak dan alat-alat datam.
Tahun 1837 PRAVAZ @rancis) membuat RUBT dengan kapasitas 12 orang
dan ia menulis hasil-hasil RUBT dalarn Bulletin of the Academic of Medicine
(Paris). Selanjutnya RUBT maju pesat di Eropa Barat.
Tahun 1860 dibuat RtiBT pertama di benua Amerika, yaitu di otawa (canada).
Tahun 1870 FONTAINE membuat RUBT beroda yang dapat ditarik kemana-
mana dan didalamnya ia melakukan tindakan-tindakan pembedahan. Ia merupakan
orang periama yang melakukan operasi dalam RUBT.
Tahunl880 PAUL BERT rnengemukakan pcnelitihannya tcntrtng kcrncunnn
oksigen (ThePaul bert's effect ).

Tahun lglS J. CUNNINGHAM di Kansas City, AS, berhasil mcnolong pasicn


dengan Influenza berat (rval(u itu berjangkit wabah inlluenza di As). Ia begitu
aktif dalam RUBT dan terus membangun RUBT baru. RUBTnya yang kedua dapat
di isi 72 orang dan yang ketiga berupa suatu rumah sakit tingkat lima dari bola besi
seluruhnya bertekanan tinggi, sayang rumah sakit ini gagal di jalankan. Ia
menggunakan RUBT untuk terapi penyakit paru-paru mcnahun, sipilis (era
prepenisilin), hipertensi, artritiq penyakit jantung, demam rematik akut dan
penyakit kencing manis.

Tahun 1930 EDGAR END (Milwaukee,AS) meneliti problematik penyelaman.


Tahun 1954 dokterdokter di Inggris melaporkan hasil-hasil yang baik RUBT
dengan radiasi untuk pengobatan Carcinoma ( CHTJRCHILL -DAVIDSON).
Tahun 1958 ITE BOERIMA, yang kemudian dikenal sebagai bapak RUBT,
membuktikan keinampuan plasrna darah dalam mengangkul oksigen selanra di
dalarn RUBT. Tahun berikutnya ia melaporkan sukses besar dalam terapi gas
gangrene dengan RUBT. sukses ini merangsang kembali pinat para dokter di
Barat untuk menggunakan dan meneliti RUBT.
Selaqiutnya begitu banyak laporan dikemukakan tentang kegunaan maupun
kerugian yang disebabkan oleh RUBT.
Tahun 1963 di AS dibenhrk panitia kerja png bertugas membuat tulisan
tcntang RUBT, " Hlperbaric Orygenation, Potential and problems..
Tahun 1963 diadakan konperensi lnternasional tentang RUBT pertama di
Amsterdam, dilanjutkan dengan konperensi-konperensi selanjutnya di Glasgow,
Durham, dan lain sebagainya.
Tahun t965 HARRY ALVIS dari buffalo, Ny, membuat majalah RUBT setiap
tiga bulan. Sekarang di AS saja sudah rerdapat lebih dari ?0 pusat Rt BT.

APA YANG SUDAH TERIADI DI INDONESIA

sejak zaman Portugis di Indonesia telah mulai dilaksanakan penyelaman


mutiara oleh penyelam-penyelam alam. Kemudian pada zanran K.M @enjajah)
sebelum perang dunia ke-II, telah dilahrkan kegiatan-kegiatan penyelaman. Kapal
sclsm dan lain-lain di Indoncsia.
selanjutnya pada zaman kemerdekaan setelah penyerahan kedauratan,
kesehatan bawah air mulai maju dengan pesat. Kemajuan
ini dirang;sang dengan
dinrulainya pembuatan " Graving Dock' di Surabaya.

MAKNANYA UNTUK INDONESIA


Dalam upaya bangsa lndonesia untuk mewujudkan tujuan Nasional bangsa
Indonesia yang mempunyai aspek keamanan dan aspek kesejahteraaq telah
dilaksanakan rangkaian pembangunan Nasional yang terencan4 bertahap dan
terpadu.Pelaksanaan pembangunan Nasional bagi suatu negara kepulauan yang
terdiri atas 13.671 pulau besar dan kecil, dimana 2/3 wilayahnya adalah laut.
mengharuskan pula tersedianya tenrga kerja Matra Laut.

Tenaga Keda Matra Laut di masa kini dan mendatang harus dapat mengawaki
lapangan pekerjaan di laut yang makin bertambah luas dan makin bertambah besar.
Apalagt dengan telah diurnumkan berlakuqa ketentuan Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE) 200 mil oleh pemerintalr, dimana bangsa lndonesia berdaulat atas sumber-
sumber kekayaan alam yang terdapat diwilayah tersebut.

Di lain pihak kepentingan bangsa Indonesia di l^aut Nusantara adatah


pemanfaalan laut Nusantara sebesar{esarnya bagi kesejahteraan dan keamanan
bangsa lndonesia. Pemanfaatan ini telah terlihat dengan laju pembangunan
ekonomi dewasa ini yang memungkinkan berkembangnp dengan pesat kegiatan
eksplorasi kekayaan laut, termazuk penambangan kekayaan alam di dasar luar dan
pemanfaatan teknologi bawah air.
Teknologi bawah air atau kemampuan kerja di bawah air yang merupakan salah
satu teknologi Matra Laut, belum banyak berkembang. Kalau hal ini dikaitkan
dengan penambangan atau pemasangan pipa dan kabel di lepas pantai di dasar luar
dalam l$ih-lebih lagi di landas kontinen atau di laut ZEE dengan kedalaman lebih
dari 100 meter, maka yang diperlukan adalah teknologi penyelaman dalam.

Dewasa ini dukungan teknologi bawah air dan teknologi laut dalam, didorninir
pihak asing, karena p€nguas:un pengetahuan dan ketrampilan bangsa lndoncsia
dalam bidang ini masih belum kuat. Mengingat laut sangat vital bagi kelangsungan
hidup bangsa dan negara Inldonesia, Maka teknologi laut dnlam ini pcrlu
dikembangkan oleh bangsa Indonesia.

Pengembangan teknologi laut dalam ini harus dibarengi dengan pengembangan


ilmu Kesehatan bawah air. Pengembangan ilmu ini akan mencakup bagaimana
penyiapan tenaga kerja Matra Laut yang mengawaki lapangan pekerjaan di laut
dan fasilitas yang akan digunakan untuk bekerja dibawah permukaan air.
Selanjutnya harus dikembangkan fasilitas untuk penanggulangan keadaan darurat
yang sewaktu-waktu dapat menimpa tenaga kerja matra laut tersebut.

Jadi jelaslah bahwa pengembangan ilmu kesehatan barvah air atau kesehatan
udara bertekanan tinggi (KUBT) sangat erat hubungannya dengan tenaga keda
rnatra laut khususnya dcngan pekcrja-pckerja barvah air baik para pcnyelam
maupun awak kapal selam. Dengan perkataan lain Kesehatan Udara Bertekanan
Tinggi digunakan pada pengobatan penyakit-penyakit akibat bekerja di bawah air
atau tekanan tinggi. Tenaga kcrja Matra Laut yang mengawaki lapangnn pckerjnan
di laut sangat berkepentingan dengan teknologi bawah air atau teknologi laut
dalam. Semuanya adalah demi pemanfaatan laut Nusantara baik untuk aspek
kesejalrteraan maupun aspek kcanranan dalam rangkn melwjudkan tujunn Nusional
Bangsa Indonesia.

Disinilah letak maknanya pengetahuan Sejarah Penyelaman dan terapi oksigen


hiperbarik sebagai salah satu Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di bumi persada
Indonesia ini.

l0
BAB- IT

[" FOSIKA PEN\TELAMAN


2,FISilOLOGI PEN\TELAMAN

ll
BAB-II

L MSM(AFMIVIILAINAN
Umum
Ada beberapa faktor lingkungan ynng mcrnpenganrhi penyclam. Diantara fnktor-
faktor tersut adalah tekanan air, gaya apmg, temperatur air, viskositas air, sifat
gelombang swrra, pancaran cahaya, penganrh visuil dan isyarat proprioseptif.
Masing-masing faktor ini kitra bicarakan sebagai berikut :

Tekanan
Tekanan adalah faktor linglungan yang paling penting yang mempengaruhi
penyelarn. Tckanan akan naik berbanding lurus dengan kedalamnn penyelarn.
Tekanan di definisikan sebagai gaya persatuan luas. Misalnya : Newton per meter
persegi.
Pengukuran satuan tekanan ada bennacam-macam dengan komponen-komponen
dari gaya dan bidang yang tidak selalu mudah nampak. satuan-satuan yang pating
umum dipakai dalam penyelaman adatah s€p€rti daftar di bawah :
L Atmosfir (atm)
2. Pounds per square mch (psi)
3. Kilogram per sentimeter persegi (kg/cm2)
4. Milimeter air raksa (mmHg)
5. Torr
6. Sentimeter air (cm H2O)
7. Feet of seawater (fsw)
8. Meters of sealvater (msv)
9. Bars (b)
10. Newton p€r meter persegi (Pascal)

Tabcl I mcnunjukkan hubungnn $ntaril mircarn-nracnnr unit :

TABEL L TABEL KOIWERSI UNIT TEKANAN


I atm = 14.692 psi
= 1.0332 kg/cm2
= 760 mmHg (Berat jenis 13.59lcm3)
= 760Torr
= 1033 cmH2O (Berat jenis 1.0 g/cm3)
= 33.07 fsrv (Berat jenis 1.025 g/cm3)
= 10.08 msw (Berat jenis 1.025 g/cm3)
= 1.013 bars
= 101.33 kilo Pascals (K Pa)

t2
Di negara-negara Eropa, Atmosfer tehnik (At), dipakai sebagti pengganti standar
atmosfir, atm. Atmoder tehnik ini sama dengan 1000 kg/cm2. Perbedaan ini harus di
ingat-ingat bila membaca kepustakaan asing.
Tekanan pada penyelam mempunyai 2 unsur :
l. Tekanan karena air itu sendiri
2. Tekanan karena atmosfir di atas air
Unsur-unsur tersebut dibicarakan di bawah :

Tekanan Atmoslir
Tekanan Atmosfir (pressure atmosfir = PA), adalah karena berat atmosfir pada
permukaan tubuh. Ini bervariasi sesuai dengan ketinggian diatas permukaan laut dan
kondisi cuaca lokal. untuk menyelam di laut, tekanan atmosfir biasanya dianggap
konstan dan sama dengan 760 mmHg (l atm).

Tekenan Air
Telsnan air (pressure watter = P\M) disebut juga tekanan meteran ('gauge")
adalah tekanan karena berat dari air diatas permukaan tubuh. Tekanan ini naik
secara linier sesui dengan kedalaman menyelam. Tekanan air adalah hasil dari
berat jenis dari air kali kedalaman linier penyelam di bawah permukaan air.
PW = P.D.
dimana
PW = tekanan air
P = beratjenis air
D = kedalaman penyelam

Contoh: Berapa tekanan air dalam kg/cm2 pada penyelam lOm dibawah
permukaan ?
Rata-rata beratjenis air laut adalah :
1.025 g/cm3 atau 0.001025 kg/crn3
l0 meter = l0O0 cm
PW = 0.001025 x l0O0 cm
= 1.025 kg/cm2
Ini berguna untuk menghitung kedalunan dimana tekanan air I atrn (1.0332
kglctfl)
Dari persamaan (l) PW = P.D.
MakaD = ry
P
D - 1.0332 kg/crn2
0.001025 kg/cm3
D = 1008.0 cm = 10.08 m = 33.07 feet

l3
Berikut rumus-rumus umum
1 Ury,rt menghitung tekanan air dalam atmosfir bila kedalaman diberikan
dalam
feet air laut (fsw)
PW= D
33.07
2. Untuk menghitung tekanan air dalam atmosfir bila kedalaman diberikan dalam
meter air laut (msv)
PW= D.
10.08
3. air
.untuk rncnghitung tekanan datam pounds per inci perscgi (psi) bilu
kedalaman @) diberikan dalam feet air laut (fsw)
Oleh karena : 33.02 fsw = atm =
I 14.692 psi
I fsw = =
14.392 0.444 psi
33.07
nmka: PW+D-0.444

Tekanan Absolut
Total dalam tekanan absolut @B) adalah jumlah dari tekanan air
dan tekanan
atmosfir, dan dihitung :
PB=PW+PA
untuk memudahkan atmosfir dapat dianggap l atm atau 760 mrnHg mcskipun
ada fluktuasi pada cuaca.
Bila penyelaman dilaksanakan pada ketinggiarq harus digunakan koreksi
tekanan
atmosfir yang sesuai dengan ketinggian tersebut.
,. Atmosfir atau pounds
ryr.quare-inch dipakai unh* menyatakan tekanan total,
biasanya dikatakan sebagai tekanan absolut misalnya at,nosn,
ausotut (nra) pounds
per square inch absolut (psia). Ini untuk membedakan dengan pengukuran
dari
tekanan meteran (atm, psig) dinyatakan daram rnisalnyr *.rig.
nih satuan-satu,an
ini dipakai, secara tidak rangsung dinyatakan absolui. unt * "*engiritung
tekanan
absolut dalam ATA untuk penyelaman dari permukaan laut sampii
kedalaman D
feet:
PB= D *l=D + 33.02
33.07 33.07
0.07 sering diabaikan
untuk menghitung tekanan absolut dalam psi untuk penyelaman dari permukaan
laut
sampai kedalaman D feet.
PB+1D-0.444)+14.69

Pengukuran Tekanrn
Tekanan air biasanya diukur memakai satu meteran tabung Bourbon.
Meteran ini
terdiri dari pipa berbentuk koil, di bagian dalam dipapar (..exfrsed")
J.ngun rekanan
air, sedangkan di bagian luar tetap pada tekanan atmosfir.

l4
Akan timbul pe6edaan tekanan tabung tersebut dan gerakan secara mekanik di
transmisi-kan ke indikator cakra angka ('diat"y. pengukur ,.Botubon tube" dapat
ditempelkan pada pergelangan tangan perryelam atru dapat dihubungkan oenian
penyelam melalui pneumofathometer dan dilaakkan serta dibacapermr*aan.
di
-
Pneumofathometer adalah suatu pipa, satu ujung dihubungkan pada alat
pengukur (gauge) di permukaan, dan satunya pada penyelam. gila pid
ini diisi
dengan gas, maka tekanan gas diujung tabung ai permukaan adalah sama dengan
tekanan pada ujung yang lain pada penyelam.
Berat gas yang mengisi dalam pneumofathometer itu sendiri harus dikurangkan
dari tekanan yang ditunjukkan pada alat pengukur di permukaan. oleh karena itu
harus digunakan koreksi pada tabel 2.

.T'AtrEL2.
TABEL KOREKSI
Pembacaan feUatam
Pneumofathometer (fsw) Diisi udara Diisi Heliox
t00 100.5 100
200 202 201
300 304 301
400 407 402
500 510 503
600 6ls 604

Pada penyelaman suplai permukaan, praktek standar adalah dengan menambah


5
fsw pada kedalaman "pneumo", mengkompensasikan pada keJaunan ini dan
kesalahan-kesalahan pada penempatan tabung pada tubuh penyelam.

Tckanan Dan Kedalaman


Meskipun kedalannn penleram diukur dalam feet air laut, kenyauannya
adalah
tekanan meteran. Janrm angka mereran ("gauge/dial') yang merubah
tekanan
menjadi kedalaman menganggap berat jenis (SG) air laut I.OZS gc*f.
Tetapi temperatur air, kadar gamm dan berat jenis tidak-selalu sama
dengan
1.025 g/cm3, tiaptiap kaki dari kedalaman tidak selalu menekan
dengan tekanan
yang sama kepada penyelam. oleh karena itu mungkin ada perbedaan
anrara
yang ditunjukkan dan yang s€sunggutrnya (aktual). i{ubungan
|{{u* aktual antara
penyeram (DACT) aan yanglitunlutl"n arat pengukur..gauge
leoaJyan
depth" (DG) adalah:
DACT=DG.1.025
SG
dimana : DAG = Kedalaman Aktual penyelam
DG = Kedalaman ditunjukkan alat pengukur (..gauge,,)
SG = Berat Jenis (density) dari air

l5
Contoh : Berapa mol udara yang disimpan dalam satu tabung SCT BA 14 liter yang
diberi tekanan 2250 psig pada 40'C?

1.2250 + 14.7 = 2264.7 psrg = 154.06 ATA


2. Masukkan pada penamaan (10)
N = PY = (154.06) (14) = 84.03 mol
RT (0.82) (272 + 40)

Dari persamaan (10) dapat diyakinkan bahwa I mol sembarang atau campuran
gas akan menempati satu volume 22.4 liler pada temperatur dan tekanan standar
(0"c, IATA). Apabila jumlah molekut-moGkul gas dipertahankan konstan dan
tekanan, volume dan/atau temperatur dirubah, nilai banr dari parameter lain dapat
dihitung:

Persamaan 12 menggambarkan keadaan permukaan.


PM = Nl (12)
RTI
Setelah perubahan telah dilaksanakan :
PZV? = N2 (13)
RT2
Oleh karena jumlah molelul tidak dirubah Nl
sama dengan N2 - rnaka : Pl Vl = P2V2 (14)
TI T2

Menggunakan ntmus ini, persamaan tersebut dapat diselesaikan untuk sembarang


variabel.
contoh :
suatu tempat yang fleksibel berisi 2 liter udara pada tekanan I ATA dan
temperatur 72T dibawa ke ATA dan temperatur 40iF. Tidak ada
kebocoran dalam perjalanan. untuk mendapatkan volume gas dalam
kondisi banl persamaan (la) digunakan untuk mendapatkan V2. pertu
dicatat bahwa 460 ditambahkan pada temperatur Fahrenheit untuk
merubahnya meqjadi nilai absolut ('K)

v2:vl.Pl.T2
P2 TI
Y2=2.!.460+40
4 460+72
Y2 = 2. 0.25 . 0.94 = 0.47 liter

Hal-hal khusus dari hukum gas ideal :

t7
Hukum Boylc

Hukum Boyle mengatakan bahua bila temperatur dipertahankan konstan, volume


gas be6anding terbalik dengan tekanan.

Misalnya : bila Tl = T2 dalam persamaan 14


PlVl = P2V2

atau V2 = Vl . Pl
n
Contoh:
Kedalaman (fsw) PB (ATA) v
0 I l.00liter
33 2 0.50 liter
66 3 0.33 liter
99 4 0.25liter

Volume gas menurun dengan naiknya tekanan dan naik dengan turunnya
tekanan' Perlu dicatat bahwa perubahan volume terbesar terjadi pada-bebcrapa feet
pertama dari penyelaman dan bebrapa feet terakhir dari naik(ascent).

Hukum Charles
Hukum Charles menyalakln bahrva bila volume gas dipertahankan tctap, tckanan
gas berhubungan langsung dengan temperaturnya.
Misalnya bila Vl = V2 dalam persamaan 14.
Pl = P2 (17)
Tl=T2
atau : P2 = Pl . T2 (18)
TI
contoh: selama proses pngisian satu tabung scLJBA sampai 2500 psia,
temperatur interna naik sampai 50" c. Berapa tekanan tabung bila tabunj
mendingin pada temperatur kamar 2i o c. volume konstan pada t u*!
baja.
P2=2500.273+27
273 + 50
p2= 2322 psig

satu hal khusus dari perhitungan hukum gas ideal, apabita dipakai udara
pemapasan. Gas ini mengandung uap air, yang kadarnya tergantung pada
temperatur, tidak pada hukum gas ideal. uap air akan mengernuun bita'gas

l8
didinginkan. Menghadapai udara pernafasan, harnbatan uap air hanrs dihilangkan.
Ini dapat dikerjakan dengan mempergunakan tekanan gas kering misalnya pB -
PHllo pada hukurn gas ideal, Dua kondisi ditetapkan : BTps (body temperatur
(3r c) and pressure, saturated with water vapor) dan sr?D (standar temperatur€
OoC and pressure I ATA dry) .
Konversi dari kedua ini adalah:
VSTPD = VBTPS . PB - 47 . 273 + O .
1ffi 273+37
dimana :47 ton = tekanan uap air pada 37" C
contoh rSeorang penyelam pada 66 kaki mempunyai volume pernafasan semenit
40 Vmin BTPS.
Berapa volume semenitnya pada keadaan standar
l. 66 fsw= 3.0 ATA = 2280 mmHg
2. V(STPD) = 4O .22EA - 47 .273
160310
= 103.5 Umin STPD

Hukum Gns Non lded


Hukum gas ideal menganggap tidak ada interaksi antara molekul-molekul gas
yang berdekatan. untuk maksud paling praktis, anggapan ini dapat diterima pada
penyelaman biasa. Namun pada tekanan tinggi, gaya ini mungkin menjadi cukup
besar. Persamaan Van der waals menetapkan hubungan yang lebih baik antara
volume, tekanan, dan temperatur.
(P+N2a)(v-Nb)=NRT
v2
dimana : P, V, dan N adalah sebagai dialas
a dan b adalah konstan-konstan empirik
Tabel 3 memberi beberapa konstanta Van der Waals

J. KONS-IA *n vANDER WAATS UNTUK GAS4AS TEpprLrH


a b
GAS L2 - atml ( mol )2 (L)/mol
Oksigen 1.360 0.03183
Nitrogen 1.390 0.03219
Argon 1.345 0.03913
Helium 0.034 0.0237
Contoh : Berapa tekanan oleh 100 mol lrelium yang Oirnasut kan treaatam satu
tabung baja 14 liter pada 0" C ?
l. Tetapkan kembali per*rmaan Van der Waals
P=NRT-N2a
V.Nb V,

l9
2. Penggantian:
P = (l0o) (0.082) (273) - fl00)2 (p.03412)
-(100) (0.0237) (14)2
14
P=2238.6 -341.2
I1.63 196
P = 192.48 - 1.74 = 190.7 ATA
Hasil ini menunjukkan bahwa Helium adalah kurang bisa dimanfaatkan
daripada gas
ideal.

Tekanen Parsiel Grs-Grs


Tekanan Parsial satu gas (pGAs) adalah sama dengan pecahan
dari tekanan total
yang dapat dianggap s$agai berasal dari gas tersebut.
Rumus untuk menghitung tekanan parsial adalah :
PGAS = FGAS. PB
dimana :
PGAS = tekanan parsial gas
FGAS = konsentrasi fraksional dari suhu gas
PB = tekanan absolut

Oleh karena t€kanan absolut dalam ATA maka :

PGAS=FGAS-D+33 (21)
33
Contoh : Berapa tekanan parsial oksigen di udara pada 100 feet ?
FO2 = 0.21
PO2 = (0.21). (l00 + 33)
33
PO2 = 0.85 ATA
Perlu dicatat bahwa tekanan parsial oksigen dan nitrogen di udara bertambah
dengan bertambahnya kedalaman.

Hukum Dalton
TEKANAN SEBAGIAN (parsiar pressure) DAN TEKANAN TorAL
Dalton (1766-1844) dalam percobaan yang dilakukan menyatakan
balrrva tcknmn
campuran (Total Pressure) dg e1 atau lebih yang berada dalam
suatu ruang s:rma
dengan jumlah tekanan gas @arsial pressure) masing-masing y*g-"du dalam'ruang
tersebut.
P total = Parl + Par2 dst
P total = PIV! + P2V2 + ............ * pnVn
Vl+V2 Vn
PtotalXVtotal =PlVl +p2V2+ ........ + PnVn
Vl +V2 Vn
Aplikasi Panial Prcssure
Dalam suatu penyelaman datam, kita sering menggunakan hukum Dalton
baik
dengan udara biasa maupun campuran gas (mixture gr.l sep.ru Helium oksigen.
Dcngan menggunakan hukum Dalton kita dapat mcmpcrkirakan kcdalaman
untuk
tidak terjadinya keracunan oksigen dan keracunan nitrogen.
suatu contoh : seorang menyelam dengan menggunakan kompresi udara biasa. pada
kedalaman berapa, terhindar dari keracunan-oksigen y"ng ucrup" simtom paru
(Gejala dini keracunan oksigen)?
bahwa gejala keracunan oksigen terlihat pada tekanan 2 ATA sehingga
-. -Diketahui
didapatkan running:
pC)2 = (0.2) (D + 33)
33
2 ATA = 10.2) (3 + 3.1)

D = 297 feet

Gaya Apung @ouyancy)


Gaya yang membuat benda mengapung disdutkan sebagai gaya apung.
Archimedes yang menetapkan bahwa beratbenda, adalah sesuai
dJngan berat cairan
yang dipindahkan olehbenda tersebut. Hal ini dikenal sebagai
Hukd Archimedes.
Gaya apung cairan tergantung kepada "Density"nya (u"tat petrato*
volume).
Air garam dengan "d€nsity' 64 pon per kaki tuuit ri.ois g/cc; mempunyai gaya
apung sdikit lebih bery-darinaaa air biasa yang mempunpi--density', oz.+ porip"i
kakitubik (1.0 g/cc). Maka benda-benda lebih mengapungdilaut daripada -aanau.
c
Kecendenrngan s€suatu benda untuk mengapung atau tidak di
dalam air,
ditentukan oleh berat jenisnya.
Tubuh manusia mempunyai berat jenis mendekati 1.0, tetapi bervariasi
sedikit dari
Ttu orang keorang lairurya. Rata-rata orang kurus atau orang yang tidak berlemak
akan mengalami sedikit kesukaran dalam mengapung. c"v" -ap*g
alamiah
TTbaolg perenang dapat ditanbah untuk sementara a*g* mengamu naras
9"1 Try* menggembungkan rongga dada berarti rI*ino"tt o air r6ih
banyak sehingga menambah gaya apung.

ld" 3 istilah yang sering dipakai daram penyeraman untuk menggiambarkan


perbedaan tingkat gaya apung.

l. 9"V" apung positip menunjukkan cenderung m€ngapung.


apung negatip berarti kecenderungan untr*ienggJtam.
?. 9uyr
] Gaya apung netral yang mencerminkan suatu kondiilseimbang
dimana suatu
benda tidak cenderung naik, maupun tenggeram rehpi tetap ,nenggantung
pao,
kedalaman tertentu.

2l
Temperetur Air
Konduktivitas panas daram air adarah
25 kali rebih besar daripada di
karena itu seseorang pe{ram aran r.errilangan udara. oreh
e' panas lebih cepai. iecuai tubuhnya
memakai pelindung atau airnya hangat.

Viskosltas Air
Viskositas air yang--l$ei dibanding-dengan
udara menambah bcban energi yang
mencolok sekali pada setiap gerakan fis-ik.

Sifat Gelombang Suara


Dengan bermacam-macam cara gelombang
suara daram air mempengaruhi
penyelam-penyelam. Kecepatan yang
(4700 kalcilmenir
Iebih hq *
air dibanding dengan di udara
AiUanAng tofr f,"fVr.niO b.o,ri-;;;J'-bisa,ig, dimensi
pendengaran hampir hilang. Tanpa
tanda Lnsori ini penveram mengarami
kehilangan arah. soagai akibat t.r,**
menyebabkan membrana tersebut kehilangan .air. lerhida;-;;;tr"a tympani
dengan akibat berkurangnya konduksi
etastisitas aan'r..*rpurn
fungsinya
luar-a r,.uai ambang pendengaran naik
mendekati 40-7i db dararn air. Dalam
utama unhrk pendengaran.
air konaukJ ;*;ffifi;akan hantaran

Sifrt Pancaran Sinar


Pancaran sinar juga mempunyai sifat
yang berbeda di dalam air dibanding
dengan di udara. Indeks r.l
ryrruisiny" kaii diri pada di ud;;;,;.mbuar benda-
benda nampak mendekati 21o/olebiiU"r", O* dekat ..interface,,.
cairan kornea rnenyebabkan tambahan t"htungun
refraksi dengan mcnglrasilkan
hiperopia kira-kira 4'-dioptri. n"r"ip"i"'-sudut.kritit 50 derajai dari pusat garis
penglihatan menyebabkan
eeryliharal'r.di a"r"rn teror"*g"'n riu*, jauh pada
kedalaman l0 meter +ouo dari sinar matahari y"ng iit.rrtrn,
absorbsi oreh air. warry.me3h sisanya di
'onya adarah .p"r.t.rn rvarna yang pertama
barvah kedalaman kim-kira 50la*i r"gotn di absorbsi. Di
r"ruu,u nampa* abu-abu.
Pengaruh Visual Den Isyrrat proprioseptlf
Pengurangan pengrihatan disebabkan;rlt,
p"ny.oprn sinar dan atau kekeruhan
dari air. Berarti bahwa penyeram rtunvu
rrrpunyai iedikit
-p.rtatau tiuat ada isyarat
sesuaru vang mud.rh dilihai
S[t$i$l"ffffffll nr.u i,i,n'i...,n.rrongo n
Pengaruh Saya apung juga.mengurangi
banyak.isyarat proprioseptif. Di permukaan
air, unruk orienhsi manusia. ueignntu"ng pni,
penglihatan, pendengaran.dan
iry'u*i ;il;ik il;i oiue,ftan otetr
froprioleprii. siarngtan oi ai[ii air, penyeram
dengan isyaraia*r : iiJ," t,,i t;G;;d; Jr"eri o.,n"rang dan
fffiHff::fsi

22
Kepustrkun

l. Edmonds dklc. Diving and subaquatic Medicine. A Diving Medicat c-entre


Publication 2nd. Rwised and re,printed 1983.
2. Diving M€dical officer student Guide course A{A{010 Naval rechnical
Training Comrnand Scpt, t9El.
3. vs Nary Diving Manual Vol.l Air Diving. Navsea 0994-Lp00l-9010 change 2
June 1978.

23
afiHxorlm F{$$nn4NoAnc

Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi-fungsi dan proses-proses vital


dari makriluk hidup. Penting bagi para penyelam unhrk mengetahui tentang
tubuhnya dan proses proses vital yang terjadi pada tubuhnya dalam lingkungan
bawah air untuk menghindari akibat-akibat yang tidak dikehendaki dari pengaruh
lingkungan tersebut.
Sistem sirkulasi dan pernafasan mendapat perhatian khusus karena ini secara
langsung berhubungan dengan penyelaman, tetapi tidak berarti sistem-sistem yang
lain kurang penting.

Sistem Sirkulesi
Darah mengalir melalui sistem pembuluh darah, mulai dari jantung ke aorta
dan sistem arteri, yang terus tertagi$agi menjadi arteriol. Arteriol terbagi lagi
menjadi kapiler yaitu pembuluh darah yang te*ecil dan terbanyak. rapiteridatah
pembuluh darah keluar terakhir dan selanjutnya masuk ke dalam pembuluh darah
balik ke jantung yang merupakan suatu sistem vena. vena yang terkecil disebut
venule dan yang terbesar adalah vena cava. Fungsi sistem sirkulasi ini membawa
oksigen, zat makanan dan hormon-hormon ke setiap sel tubuh dan membawa keluar
dari tubuh karbondioksida, sisa bahan-bahan kimia dan panas.

Jantung
Jantung sebenarnya adalah dua pompa yang dipisahkan oleh dinding pemisah.
Pompa yang sebelah kanan menerima darah dari vena cava dan dipornpake paru
kemudian ke jantung kiri. Dari sini darah dipompa ke seluruh tubuh dan akhirnya
kembali ke jantung kanan. Besar jantung rata-rata adalah sebesar kepalan tinju.
Jantung terletak dalam rongga dada. Masing-masing pompa mempunyai 2 ruang.
Ruang atas disebut atrium. Ruang bawah disebut ventrikel yang mempunyai otot-
otot yang lebih tebal. Kedua ventriket berkontraksi bersama untuk mengalirkan
darah melalui sistem sirkulasi, antara kedua ruang jantung ada klep khusus yang
mencegah aliran darah kembali dari ventrikel ke ahium.

Darah
Ada 4 macam.komponen utama dari darah :
:+ Cairan plasma meliputi 50% dari volume darah
+ Sel-sel merah (eritrosit) 45%
=) Sel-sel darah putih (lekosit) i%
:a Platelets(trombosit).
Plasma adalah suatu cairan yang berwarna kekuning-kuningan,92o/o terdiri dari
air yang membawa eritrosit, lekosit, bahan{ahan nutrisi, macam-macam bahan
kimia, protein khusus dan hormonJrormon serta sejumlah gas yang larut.
Ada 25 milyard edtrosit dalam darah lang membarva oksigen ke sel - sel tubuh
dan mengambil kafton diolsida untuk diekskresi. pada tekanan I bar (260 mmHg)
suhu 37 c
dalam 100 cc darall malca jumlah total oz yang dibaua oleh darah i,34
x 15 = 20,1 cc/100 cc darah. Ini meruparon nilai teoritis karena saturasi oz
dengan hemoglobin tidak l00o/o namun mencapai 9?o/o. sdangkan png larut dalam
plasma hanya sedikit sekali yaihr 0,0449 cc o2ll00cc plasma. Karena Eel-sel tubuh
rnenggunakan oz, tekanan panial 02 di jaringan lebih rendah sehingga hemoglobin
mele,pas O: ke dalan jaringan.
Asam-asam yang terbenhrk sebagai karbon dioksida larut dalam darah. Buffer
darah menetralisasi asam tersebut dan memungkinkan sejumlah karbon dioksida
dalam jumlah yang hsar untuk dapat dibaua pergi dengan tujuan morjaga asiditas
yang berlebih. Hemoglsin memainkan peranan penting dalam mentranspor karbon
dioksida dan dalam membawa oksigen. pengambilan atau kehilangan karbon
dioksida dari darrh utamanya bergantung pada telranan parsial (atau tegangan) dari
gas pada area dimana darah terpapar. Sebagai contolL padajaringan petirei, karbon
dioksida berdifrrsi ke dalam darah dan oksigen berdifisi ke dahm jaringan.
s€bagai tsmbahan pada sel-sel darah meralq darah juga mengandung sel-sel
darah putih, yang bekerja melawan infeksi, dan platelet, yang merupakan sel-eel
yang esensial pada koagulasi darah. plasma mcrupakan bagian dari cairan darah
yang tidak beruarna dan cair. Plasma mengandung seiunlatr besar bahan-bahan
terlarut yang e.sensiat untuk kehidupan. Darah juga mengandung beberapa bahan-
bahan, seperti misalnya fibrinogen, yang berhubtrngrn dengan pemte*uan oararr.
T*p adanya kemampuan unhrk pembekuan, ses€orang dapat meninggal bahkan
hanya dengan cedera yang paling ringan sekatipun. ienyat it dekomfresi dapat
menginisiasi pembekuaq sebagian karena gelembung-gelembung dapat bertindak
sebagai badan asing pada sistem vaskuler,

Kecepatan Sirkularl
Jantung memompa lebih dari 7200 liter darah setiap harfurya. Deuk jantung
ualdu istirahar 60-70 kali permenit yang dapat meningkat mencapai r3o rail
permenit dengan curah jantung 35 liter permenit. Deuk jantung dikendalikan
oleh
nodus sinoaurikuler, yang semra teratur mengirim rangsangar, listrik yang
menyebabkan otot jantung berkontraksi.

Tekanan Darah
Tekanan darah orang muda walctu istirahat kira-kira 120/E0 mmHg yang akan
meningkat walctu latihan atau dalam keadaan tegang dan tunrn segera le normat
s€telah keadaan tenang dan istirahat.

Pengendalian Tekrnan Darah


Bila seseorang berlari, otot{tot di kakinya akan bekerja lebih keras daripada
bagian lain dari tubuhnya dan memerh*an darah lebih banyak. Dengan mekanisme
tertentu dari sistem sirkulasi akan mengatur agar otot-otot yang bekerja ini mendapar
pasok darah sesuai denganjumlah yang dibutuhkan. Kapilei-kapiljr dan
beberapa
pembuluh darah mempunyai kemampuan untuk dilausi yaitu menambah garis
tengahnya sehingga dapat memberi pasok darah yang lebih banyak kepada otofrtot
yang sedang bekerja.
Mekanisme lain yang berperan pada kasus shock (renjatan) adalah penurunan
aliran darah ke organorgan tertentu untuk melindungi otak danlantung agar masilr
cukup mendapat pasok darah. sekresi adrenalin dari keljnjar supra renalis
meningkatkan detak jantung dan melebarkan pembuluh darah pada otot-otot.

Kelemahrn dan Renjatrn ( Shock)


Kadang-kadang stres fisik atau psikis dapat menyebabkan perunrnan tekanan
darah sementara, sampai pada suatu titik dimana otak kekurangan darah. Bila
ini
terjadi, orang akan kepalanya seperti ringan mungkin tibi-tiba merasa sangat
lemah, pingsan dan jatuh. Biasanya akan segera pulih liembali bila aliran
darah-ke
otak mendekati normal.
Jatuh itu sendiri
merupakan mekanisme untuk mempertahankan diri agar
pasokan darah ke otak tetap cukup yaitu kepala akan menjadi lebih
rendah terhaiap
jantung yang memungkinkan darah mengalir lebih banyahke
otak meskipun t.k*ro
darah turun.
Reqiatan adalah zuatu keadaan serius disebabkan oleh perdarahan, luka
bakar
yang berat atau keadaan lain yang mengakibatkan turunnya tekanan
darah atnu
kehilangan darah atau cairan sampai pada satu titik, dimani sistim sirkulasi
tidak
dapat mempertahankan tekanan dan aliran darah. Tidak hanya otak saja yang
terpengaruh oleh penurunan tekanan darah ini, tetapi juga semua jaringan
tubuil
dapat terpngaruh. Renjatan dapat juga terjadi apabila ida perdarahan da-lam, yang
tidak terlilut dari luar.

Respirasi
Fungsi respirasi paru ada 2 proses:
a. Respirasi eksterna : absorbsi oz dan pengeluaran coz dari tubuh
b. Respirasi interna : pertukaran gas antara sel-sel dengan cairan mediumnya.

Mekanisme Pemapnsan
Inspirasi adalah proses atlip.
Kontraksi otot pernapasan menaikkan volume rongga dada.
Pada pernafasan tenang, tekanan intra pleural kira-kira 2,5 mmHg (relatip
terhadap
atmosfir) pada saat permulaan bernapas, kemudian menurun sampai o mmHg. pani
paru menjadi mengembang. Tekanan saluran udara rnenjadi seAikit negatip,
maka
udara mengalir ke paru. sedangkan ekspirasi pada napas tenang aoatat proses
pasip. Tidak ada otot-otot yang berkontraksi.

26
Proses respirasi yang lengkap meliputi 6 fase penting yaitu :
t. Ventilasi dari paru dengan udara segar (bernapas)
2. Pertukaran gas-gas antara darah dsn udara di paru+aru (difirsi)
3, Transpor gas-gas oleh darah
4, Pertukaran gas-gas antara darah dan cairan jaringan (difusi)
5. Pertukaran gas-gas antara cairan jaringan dan sel-sel (difusi)
6. Penggunaan dan produksi gas-gas oleh sel (metabolisme)

Volume Pam
= volurne tidal : volume udara yang mastk atau keluar paru tiap pernapasan.
=) vo!o* cadangan inspirasi : volume udara yang dapat dihirup pada inspirasi
maksimal.
+ Volumc cadangnn ckspirasi : volumc udara yang dapot dihembuskrn sntelalr
ekspirasi pasip.
=> Volunp residu : volume udara yang tertinggal di paru setelah ekspirasi
maksimal.
:+ Ruang rugi pernapasan : nrangan yang terisi udara yang tidak ikut pertukaran
gas dengan darah di pembuluh-pembuluh darah paru.
:+ Kapasitas vital : rolume udara terbesar yang dapat dihembuskan setelah
inspirasi maksimal. Sering diukur sebagai indeks fungsr paru.

Kapasitas vital sewaktu ( time vital capacity ) disebut juga volume ekspirasi
maksimal dalam I detik atau FEvl, : bagian dari kapasitas viul pada I detik
pertama,
FEVI memberi rambahan informasi yang berharga. Kapasitas viral dapat
normal tetapi FEVI sangat menurun pada penyakit seperti asma yaog oleh karena
konstriksi pada bronkirrya maka tahanan pada saluran udaranya meningkat.
ventilasi pulmonal = volume respirasi satu menit = volume udara yang dihirup
dalam satu menit. Normal kira-kira 6 liter/menit ( 50oml tiap pernapasan x ll
pernapasan / menit).
ventilasi maksimal disengaja (maximal voluntary volume, Mw), dulu disebut
kapasitas pernapasan malcsimal : vorume udara terbesar yang dapat diinspirasi
dan
ekspirasi dalam satu menit. MW normal adalah lzs-lToiiterJ.enit.

PERTUKARAN GAS
Komposisi udara alveoler waltu inspirasi dan ekspirasi dapat dilihat pada
gambar dibawah. ( dari Lanbersen cJ, In : Medical physiologr-I3
th ad Newstcastle
VB, editor Mosby, 1974 )

27
Kelerangan ganbar :

-Tekanan Panial dari gas-gas


(mnHg).
- Nilai-nilai (sedikir diubah)
ru;l
iiftt"f

.to lrta"r
tTto

Regulrsi Rerplresi
Ada dua cara syaraf mengatur pernapasan :
l. untuk kontrol pernapasan vorunter, terretak di kortek serebri
2' unhrk kontrol pernapasan otornatis, terretak di pons dan medula ( pusat
p€rnapasan).

Pangaturan oleh pusat pernlpssan


Kenaikan PCoz atau konsentrasi }f pada darah arterial atau penurunan
Foz
menaikkan aktivitas pusat pernapasan sodangkan sebaliknya r.*p*y"i pengaruti
menghambat sedikit. Khemorcseptor pemapasan bertindak sebagai
mediator antara
sel-sel reseptor di medula *carotid body'' aorta yang sensitip ierhadap perubahan
kimiawi darah dan akan merangsang pusat pernapasan.

Rrngsrngnn yrng mcmpcngnnrhl puslt pernr;rmttr :


l. Kontrol kirnia:
COz (melalui konsentrasi Ft' cairan serebro spinalis)
Q Ff mehlui "carotid body" dan naortic UoOy..
2. Kontrol non kimia :
+ Aferen dari prognoseptor
:+ Aferen untuk bersin, batuk, menelan dan menguap
+ Aferen vagus dari * inflation" dan ,'deflation receptor".
+ Aferen dan baroseptor = arteri, atriun\ ventrikel, pulmoner.

Hipoksia
Hipoksia adalah kekurangan oksigen pada tingkat jaringan. Terminologi
ini
lebih baik dari pada anolsia yang berarti tidak adasama ,.rl[
okrig.n di jaringan.
Hipoksia dibagi meniadi 4 jenis :
l. Hipoksia hipoksik (anoksia anoksik) : tekanan parsial 0z darah arteri
menumn.
2- Hipolsia anemik : po2 arterial normal, jumlah hemoglobin berkurang.
3. Hipolaia iskemik atau stagnant: aliran darah ke jarinta, o"mfi*
rendahnya sehingga 0z rang dibawa tidak mencukupimeskipun p02
dan
konsentrasi Hb normal
4. Hipokia histotoksik
Jumlah oz yang dibawa ke jaringan arkup tetapi oleh karena
akibat bahan
toksih sel-sel tidak dapat menggunakan O, yang dibcrikan.

untuk menyelanr, tekanqn parsial oksigen pada campuran udara pernapasan


harus tetap di atas 0.16 atmosfir untuk mencegah iemungkinan
terjadinyahipoisia.
Kcmungkinan gejala-gejala yang timbul akibat tekanan
forsial orriC.n yang rendah
adalah sebagai berikut :

Tekrnrn narsinl O, Gejrlr


O.14 ATA
Y.ng"nt rlr, tidak dapat berpikir je*il\ L"ang
dapat mengendalikan otot-otot yang halus.
O.12 ATA Rasa tidak enalq pernafasan cepat
0.10 ATA. Beberapa orang kehilangan kesadaran
0.06 ATA Semua orang akan tidak sadar
<0.06ATA Kematian mungkin terjadi dengan ceoat

Peuellm dapat dipasok d91san campuran udara pernapasan dengan presentasi


-
oksigen lebih rendah daripada di udara, asar tekanan parsial
operasi dipenahankan pada 0.16 ATA arau rebih. ge;napas
;kridp.d" kedataman
aeffiimpuran 5%.
Oksigen pada kedalaman 30 merer (4 ATA) Uerarii h"rnfr
,t"ind.n dengan
udara dipermukaan so/o x 4 ATA = o.zo ata, t r."n* proial
F*prr bila seorang penyelam bernapas dengan campuran demikian mulai
oksigen.
l'{amu1 naik
(ascent) prosentasi oksigen harus dinaikkan
untuk memp"rtahankan rekanan parsial
yang cukup, karau tidak penyeram akan cepat mengarami
kemungkinan hilang kesadaran dan dapat
e - -- --r
hipoksia, dengan
meninggal.
Dengan mulai ada hipoksia, mekanisme regulator tertentu
mencoba untuk menghentikan kekurangan orsigeriini
di tubuh akan
a"ngan men"iLLan p.*t"o
darah yaitu detak jantung yang meningkat, tet anan d"oh.iig,
*"ningk t mungkin
juga kecepatan pernapasq meningkat- perubahan
ini meruffi-t.oo" p"ring;tao
kepada penyelam bahwa telah terjadi permuraan tanda-tanda
iriporrsia.
Kekurangan oksigen dalam hemoglobin akan menimbulkan
-berupa warna kebiru-binran (sianosis) pada
tanda hipoksia
bibir, lnrku dan t otit. rrt"pi hal ini
sering kurang begitu diperhatikan oleh penyelam.

29
Konsumsl Okdgen
Konsentrasi oksigen dan ka6on dioksida di darah arterial relatip konstan,
baik
sesgorang istirahat atau bekerja dan terutama ditentukan oleh tekanan-panial g"*_gr.
di alveoli. Apabila sessorang yang sedang bekerja memerlukan oksiien yang teuitr
banyak, tambahan ini diperoleh dengan menaikkan curahjantung.
Pengukuran yang tepat untuk tingkat beratnya pekedaan adalai dengan
mengukur
banyaknya konsumsi oksigen. Kebutuhan ini tBrtisar antara 0.25'liter perinenit
untuk seseornng yrng istiralut sarnpai lebih dari 3 liter pcnncnit untuk ynng
bet er3n
berat. Atlet yang terlatih atau seorang laki-laki yang dalam kondisi
menggunakan lebih dari 4 liter per menit.
irrfr, o"rrii
Jumlah molekul o$igen yang secara nyata dikonzumsi oleh tubuh pada
suatu
periode waktu tidak dipengaruhi oleh kedalaman meskipun
volume gas akan
$rub{ sesuai dengan kedaraman (sezuai dengln hukum lioyre). s"r*,,ng y.ng
bekerja giat cukup mengkonsumsi 2 liter oksigen pennenii ipermutaan,
ntail
mengkonsumsi hanya I liter pada kedalaman 33 f;t
(lb meter) t.t pi i, retap akan
mengkonsumsi sejumlah molekul oksigen yang sama.
ulmk membuat perbandingan konsumsi oksigen yang akurat, maka
volumenya
harus dinyatakan dalx6 kondisi standar.
o
!fundisi standar 0o c, 26 mmHg dan gas kering dinyatakan dengan singkatan
srPD (standard temperature and pressure dry). otet -ta.ena pengirkuran aknul
yang dilakukan sering dari udara ekspirasi pada temp€ratur
buain dan dalam
keadaan saturasi. Hasil pengukuran tersebut disebut dengan singkatan
BTps (Body
Temperature,alrnospheric Pressure Saturated gas).

Keluaren (OUT PUT) CO2


Produksi cor adalah mengikuti konsumsi oksigen seorang yang
mengkonsumsi
I liter oksigen akan memproduksi l lirer karbon ciohiaa. Hi6ungin antarn jumrah
cQ yang dihasilkan denqan jumlah oksigen yang dikonsumsi iapat dinyatakan
sebagai yang disebut "respiratory quotient,

Rcspiratory quotient = CQ2 },ang dihasilkan


02 yang dikonsumsi

Nilai ini berkisarantrara 0.2 - 1.0 tergantung pada diet dan beratnya pekerjaan.
Nilai
rata-rata untuk penyelam yang bekerja adatah kira-kira 0.s5 yang berartiliap
I liter
oksigen dikonsumsi, akan dihasilkan 0.85 liter CO:

Keleblhan Karbon Dioksida


Pada operasi penyelaman kelebihan karbon dioksida di jaringan (hiperkapnia)
biasanya sebagai akibat dari peningkaurn karbon dioksida daiam pasok
udara
pemapasan atau ditubuh sebagai akibat
:e Ventilasi yang kurang
:+ Pembuangan COr yang tidak sempurna dari alat selamn SCUBA yang
tertutup atau setengah tertutup
=+ Produksi CQ yang bertambah selama bekerja atau karem sEes
=+ Campran gas pernapasan teroemar CQ

Telah diketemukan juga pada penyelaman bahwa konsentrasi Cor dalam tubuh
yang merangsang kenaikan pernapasan lebih tinggi dari normal. Kenaikan kadar
COr sampai 3 kali menambah bahaya hipe*apnia dan paling sering pada situasi :
:+ Menyelam menggunakan udara sebagai gas pernapasan
+ bekerja keras selama menyelam dengan menggunakan udara sebagai udara
p€rnapasan
+ Tahanan untuk bernapas terlalu besar atau pekerjaan pernapasan
terlalu.berat
=+ Dorongan untuk bernapas oleh COr kurang pada penyetam daripada bukan
penyelam

Sumber hiperkapnia paling sering adalah proses metabolisme penyelam sendiri


dan penyebab paling umum adalah kegagalan untuk meventilasikan alat selam.
Kadang-kadang cara bernapas penyelam yang tidak benar meracuni dirinya sendiri
karena ventilasi parunya kurang. Ini dapat terjadi misalnya bila penyelam mencoba
menghemat udara pernapasannya, dengan mengurangi kecepalan pernapasannya di
bawah batas yang aman.
Karbon dioksida yang berlebih mempunyai pengaruh kimia yang berbeda
terhadap otak dibanding dengan hipoksia tetapi hasilnya dapat menunjukkan tanda-
tanda yang serupa seperti :
:+ Bingung
:+ Tidak dapat b€rpikir dengan jelas
+ Hilang kesadaran
+ Kejang-kejang umum.

Yang dapat dikacaukan dengan keracunan oksigen.


Kerusakan pada hipoksia tidak seserius dan selama seperti pada kerrcunan
kafton dioksida dan penyelam yang hilang kesadarannya hanya disehbkan oleh
kelebihan ka6on dioksida saja biasanya dapat kembali baik dengnn ventilasi yang
cukup dengan udara segar.
Menghirup karbon dioksida yang berlebihan dapat menambah kemungkinan
terjadinya penyakit dekompresi dan akan memperce,pat terjadinya keracunan
oksigen.
Gejala-gejala peringatan telah tercapainya hiperkapnia mungkin lebih serius
terhadap penyelam dibandingkan dengan gejala-gejala hipoksia biasa. Kenaikan
kadar kafton dioksida di darah merangsang pusat p€rnapasan unn* bernapas tebih

3l
cepat dan dalam dan detik jantung juga sering meningkat. Namun demikian faktor-
faktor seperti beratnya pekerjaa4 kdalaman dan komposisi dari udara pernapasan
dapatjuga menimbulkan perubahan-penrbahan pada pernapasan dan sirkulasi darah
yang dapatjuga menutupi perubahan - perubahan yang disebabkan oleh hiperkapnia.
oleh karena hasil tersebut maka penyelam harus waspada khususnya terlladap
perubahan seperti tercbut di atas. Juga tanda perubahan pemapasan seperti Lurang
enak bernapas atau napas pendek dan cepat harus dianggap sebagai peringatan.

Asnkda dsn tercekik


Bila penyelam menghentikan pemapa$nnya secara total atau bila bernapas di
udara dengan kadar oksigen rendah dan karbon diolsida tinggi ia akan iegera
menjadi hipoksia dan hipe*apnia. Keadaan hipoksia disertai hipe*apnia aisitut
adiksi.
Hipoksia dan hiperkapnia tidak selalu terjadi bersama-sama. Namun bila
hipoksia menjadi cukup berat untuk menghentikan pemapasan, kafton dioksida akan
te6enhrk dengan cepat dalam tubuh yang akhirnya menghasilkan kondisi asfiksi.
Terhentinya pernapasan karena traurna atau tersumbatnya saluran pernapasan
disebut tercekik.
Keadaan ini dapat dis$abkan oleh :
+ Trauma rudapaksa pada trakhea atau
+ Spasme laring.
Lidah seseorang pngridak sadar dapat jatuh ke belakang ke tenggorok menutup
jalan napas. Sebab-sebab lain seperti terhirup air, air tudah atau bahan
muntahan.
Dapat juga saluran napas tertutup oleh makanan, atau gigi palsu.
Korban tercekik sering berusaha sekuat tenaga untuk bernapas bahkan meskipun
ia dalam keadaan tidak sadar.Asfrksi dapat menyebabkan kerusakan otak dan diituti
kematian dalam beberapa menit apabila tidak segera diatasi.

Keracunan Karton Monokside (CO).


Karbonmonoksida (co) tidak ditemukan dalam jrunlah yang bermakna diudara.
Bila co mencemari pasokan udara pernapasan biasanya aari pipa gas buang dan
mesin yang berdekatan dengan kompresor. Pada konsentrasi 0.002 atmosfir -rlapat
mematikan.
co sangat tokik karena dapat bergabung dengan hernoglobin 200 kali lebih
kuat dari pada oksigen. Pada konsentrasi 0.01 atmosfir akan mengganti setengah
dari oksigen yang secara normal diangkut oleh hemoglobin meskipun diprru t rafr.t
cukup oksigen. Gejala keracunan co hampir seperti keadaan hipoksia.
Peftedaannya korban tidak menunjukkan warna kebiru-biruan (sianosis) yang klus
pada hipokia.
=+ Bibir, kuku dan kulit warna kemerahan yang tidak alamiah
:+ Permulaankeracunan secara gradual

32
:+ Penyelam memsa ketat di kepala bogian de,pan, salcit kepala, pelipis rasa
seperti di ketok, kadang-kadang mrral,munlah.
=+ Gejala-gejala hipoksia termasrk bingung dan disorienusi tak nnmpak.

Kehilangrn Panes Tubuh.

istirahat absolut pada temperatur yang tetap.

akan dipenganrhi oleh hilangnya panas dan akan menggigil dalam waktu
rdng qendek. seseorang penyelam dalam melalcukan penyelaman dapat
mengalami hal-hal atau kejadian - kejadian seeerti :
t Hipoksia
* Hiperkapnia
I Asfiksia dan lercekik ("strangulation,)
I Keracunan karbon monoksida (CO)
I Kehilangan panas tubuh
* Penyakit yang berkaitan dengan tekanan pada waktu menyelam (descent):

Pada waktu naik (asent) :

Kejadian-kejadian tersebut akan dibahas lebih rinci pada bab tersendiri.

33
Kepustakaan

I
2.
Edmons Cs. Diving and Subaguatic Medicine 1983. p.-2843.
Ganong F.W, Respiration Review of Medical Physiology
8th Ed.1977, Lange
Publications, page 482-52 l.
3. Lanphier E.H. pulmonary Functio4 In : Bennett p.B.
& Eiliot The physiolory
and Medicirrc of Diving and compressor Air worrr,
z
lnndon 1980. page 102-149. "aio. diiiare Tindall.
4. Maodonald a.g., Hydrostatic?ressune physiology. In
-compruseo : Bennet p.B. & Elrior : The
Physiolory and Medicine of During and
Air work 2nd Ed.
Bailliere Tindal London l9?5 pag;.69 48.
5. 9s Iryy Diving lvlanual.-v_or i: Air Diving. supersedes Nav sea 0994-Lp-9010
Revision 3, Febnrary 1993 chapter Ttuee dnderwate, pr,v.ioroJi-t vc :-za.

34
BAB [O[

PENGENALAN PENITELAMA,N

34
M{B[[0

PEilreMAItANI PCIN\rtrLAMAN

Macam Penyelaman

a. Menurut perlu tidaknya dilakukan dekompresi


b. Menurut jenuh atau tidaknya jaringan tubuh oleh gas lebam
c. Menurut alat-alat yang dipakai
d. Menurut ketinggian permukaan air
e. Menurut tujuan penyelaman
f. Menurut gas pernafasan yang dipakai

2. Penyelaman Tahan Napas

3. Penyelaman SCLTBA'

4. Penyelaman Suplai Udara Dari Permukaan Menggunakan Alat Selam Ringan

5. Penyelaman Dengan suplai udara Dari Permukaan Menggunakan Alat selanr


Berat

Perencanaan Penyelaman

a. Tugasdantujuanpenyelaman
b. Organimsi team penyelaman
c. Pemilihan kapal penyelaman
d. Kondisi lingkungan penyelaman
e. Pemilihan tehnik penyelaman

35
ffiMAMNMMNW
Pendahuluan

Penyelaman adalah kegiatan yang dilahrkan pada tekanan tebih dari I


atmosfer,
baik didalam air @enyelaman basah) maupun didalam RLJBT (Ruang Udara
Bertekanan Tinggi). Penyelaman basah maupun kering sama-sama rnempunyai resiko
akibat menghisap gas-gas pernafasan tekanan tinggi dengan segala akibatnya.
Untuk mengenal penyakit ataupun kelainan-kelainan yang mungkin timbut pada
penyelaman sedikit banyalq kita harus tahu permasalahan penyelaman. Penyakit
akibat penyelaman sebenarnya dapat dicegah jika penyelam mau mentaati peratumn
yang berlaku. oleh karena itu pengetahuan penyelaman penting bagi seorang dolter
penyelaman untuk dapat mencegah kecelakaan maupun mendiagnosa penyakit
penyelaman.
Bagi seorang dolcter lebih mudah mendiagnosa suatu penyakit penyelaman
/
berdasarkan riwayat penyelaman dan gejala-gejala tanda-tanda klinis yang ada
dibandingkan jika hanya berdasarkan keadaan klinis penderita saja. cepat dan
tepatnya diagnosa akan sangat menentukan nasib penderita selar$utnya.
Kecelakaan dan penyakit akibat penyelaman biasanya disebabkan tiga faldor yang
erat hubungannya yaitu penyelamannya, lingkungan penyelaman scrta teknik
penyelaman/peralatan selam yang dipakai. oleh karena itu dalam bab ini akan
dibahas secara singkat faktor tadi.

I. MACAM-MACAIVIPENYELAMAN
Berdasarkan kedalarnan pcnyclaman, waktu penyelaman (bottom time), tingkat
saturasi jaringan tubuh penyelam oleh gas lembam, peralatan dan teknik
penyelaman yang dipakai, tujuan penyelaman dan lain-lain, beberapa macam
penyelaman adalah sebagai berikut:

a. Menurut perlu tidaknya dilakuhan dekompressi


L Penyelaman non dekompressi pada penyelaman non dekompressi
penyelam boleh langzung berenang kepermukaan dengan kecepatan I 60
feet permenit (18 meter/menit).

2. Penyelaman dekompressi. Pada penyelaman dekompressi penyelam


berenang ke permukaan dengan kecepaun 60 feet permenit (lg
meter/rnenit) dan berhenti pada stadium-stadium dekompressi tertentu
sesuai prosedur dekompressi.
Menurut jenuh atau tidaknya jaringan tubuh oleh gas lembam.
l. Penyelaman non saturasi. Pada penyelaman non saturasi jaringan-
jaringan tubuh penyelam bclum / tidak jenuh oleh gas-gas tembaln.
2. Penyelaman satuasi. Penyelaman saturasi biasanya dilakukan pada
kedalaman tertentu dalam waktu yang cukup lama sehingga jaringan -
jaringan tubuh penyelam sudah jenuh oleh gas-gas lembam.

Menurut alat-alat yang dipakai


l. Penyelaman talnn nafas (breath hold diving). Adalah penyelnman
tanpa alat bantu pernafasan, penyelam hanya mengandalkan
kemampuannya dalam menahan nafas.
2. Penyelaman scuba (scuba Diving). pada penyelarnan scuba, alat bantu
pernafasan yang dipakai adalah scuba (selfcontained under water brearhing
aparatus) aqualung.
3. Penyelaman dengan supplai udara dari pcrmukaan (surfacc supplied
diving). Pada penyelaman dengan supplai udara dari permukaan lGring
disebut penyelaman dengan ssBA = surface supplay Breathing Apparatus)
digunakan kompresor atau tabung udara untuk mensuplai udaia pada
penyelam. Udara dari comprcssor atau tabung udara dialirkan langsung
kedalam masker atau helmet penyelam melalui pipa-pipa udara-pada
tekanan yang sesuai dengan tekanan absolut dikedalaman tenebut.
Tergantung dari jenis paftaian selam dan peralatan lain yang dipakai
dikenal 2 macam penyelaman dengan supplai udara dari permukaan yaitu :
a). Surface Supplied Light Weight Diving (gear), dan
b). Surface Supplied Deep Sea Diving (gear).
4. submarine Diving. Adalah penyelaman dengan menggunakan kapal
selam (atau diving complek) dimana tekanan dalam kabinnya dapal diatur
tetap I atmos&r. Bila penyelarn akan keluar dari kapar iia mengalami
penyesuaian tekanan didalam diving bell, setelah tekanan datarn diving bell
sama dengan tekanan air laut di luar kapal, penyelam boleh meninggalkan
diving bell / kapal. saat dia akan masuk kembali ke kapal selam setelah
menyelesaikan penyelamannya, penyelam juga melakukan penyesuaian
lekanan dalam diving bell (sebelum masuk ke kapal).
5. Penyetaman Kering dalam Ruang Udara Bertekanan Tinggi
(Recompression chamber). Adalah penyelaman yang ditakukan dalam
RUBT yang diisi dengan udara kering bertekanan tinggi sampai tekanan /
kedalaman yang dikehendaki. Penyelaman dalam RUBT digunakan untuk
melakukan:
a). Surface Decompression.
b). Penelitian-penelitian (Experimental Diving).
c). Pengobatan penyakit-penyakit lain yang ataupun pengobatan
penyakirpenyakit lain yang menrerlukan o)iygen bertekanan
tinggi.

Mcnurul kctinggian pcrmukaan air.


L Penyelaman dipermukaan air laut (sea lwel diving). Adalah semua
penyelaman yang dilakuhan pada ketinggian sesuai permukaan air laut (Nol
meter), baik penyelaman dilaut, penyelaman air tawar (danau atjau sungai
pada ketinggian nol meter), penyelaman di kutub (Ice DMng) dan lain-lain.
2. Penyelaman diketinggian (high altitude diving). Adalah penyelaman
yang di lakukan di tcmpat-tcmpat yang tinggi, misalnya didanau, di sungai
yang tcrletak di puncak gunung. Penyelaman di ketinggian memerlukan
perhitungan prosedur dekompressi yang berbeda dengan penyetaman di
permukaan air laut.

e. Menurut tujuan penyelaman :


1. Night Diving.
2. Scientific Diving : adalah penyelaman yang dilakukan untuk melakukan
penelitian ilmiah.

38
3. Undennater Photography : adalah penyelaman untuk melakukan kegiatan
photography didalam air.
4. Cave Diving : adalah penyelaman yang
dilahrkan didalam goa-goa didalam air.
5. Ice DMng : adalah penyelaman yang
dilalarkan didalarn air ynng pcnnukn-nnnyn
ditutup llpisan cs, blnsuryn dilnkuknn
didaerah kutub.
Salvage : adalah kegiatan penyelaman untuk
mencari, membenihkan, memindahkan atau
mengangkat kapal / barang - barang lain
yang dapat mengganggu arus pelayaran.
7. Search and Rescrue Diving : adalah
penyelaman untuk mencari dan menyelamat
kan orang / penyelam dari dasar laut.
8. Underwater treasure hunting : adalah
' penyelaman yang di lalcukan untuk mencari
benda-benda berharga yang tcrpcndam di
dalam/ di dasar laut.
9. Penyelaman Militer : adalah penyelaman
yang dilakukan untuk kepentingan operasi_
operasi militer, misalnya operasi pengintaian

Operasi penyusupan dan perusakan fasilitas-fasilitas musuh (Raid), dan lain-lain.


operasi militer umumnya memerlukan mobilitas dan kerahasiaan yang sangat tinggi,
untuk itu alat yang sering dipakai adalah closed circuit scuba karena tidak
mengeluarkan gelembung-gelembung udara sehingga kerahasiaannya dapat terjamin.

f. Menurut gas-gas pernafasan yang dipakai :


l. Penyelaman dengan udara kering bertekanan tinggi.
Penyelaman dengan udara kering bertekanan tinggi adalah yang paling
sering dilakukan karena tidak memerlukan banyak peralatan canggih, bnnynk.
dikenal di kalangan penyelarn tradisional, penyelam olah raga, penyelam
militer maupun penyelam olah raga. sayang karcna adanya efek keracunan gas
Nitrogen pada penyelam maka udara kering tckanan tinggi disanrnkan uniuk
tidak dipakai pada kedalaman lebih dari 40 rneter.

Komposisi udara yang sering dipakai terdiri dari gas-gas :


Nitrogen : 78.084 o/o volume
Oksigen :2O946Yo
Argon :0.934 Vo
Karbondioksida : O.A33 Yo
sisanya (0.003o/o) terdiri dari gas helium, neon, kripton, hidrogen, xenon,
radon, karbon monoksida. Komposisi tersebut sering disederhanakan menjadi
79% Nitrogen dan 2l % oksigen.

2. Penyelaman dengan oksigen murni.


Pcnyelarnan ini
sering dilalnrkan oleh penyelam militer memakai scuba
sistem tertutup, kedalaman yang dianjurkan kurang
dari l0 meter, tidak lebih
dari 14 meter. Juga sering dipakai untuk dekompresi di dalam air pada
kedalaman kurang dari 50 fsw pada penyelaman dengan Heliox.

3. Penyelaman dengan campuran gas nitrogen-oksigen.


Dikenal beberapa macam komposisi campumn gas yaitu 60% Nitrogen4v/o
oksigen; 40% Nitrogen&o/o oksigen dan 67 .so/oNitrogen dan 32.5% oksigen.
Pada umumnya gas Nitrogen oksigen hanya dipakai untuk penyelaman scuba.

4. Penyelaman dengan campuran gas helium oksigen.


campuran gas ini dapat dipakai untuk penlelaman dengan scuba, dengan
ssBA bahkan variasi campuran gas helium oksigen yaitu g4% helium 16%
oksigen; 95% helium-53% oksigen; 92% helium 3% oksigen.
Dari berbagaijenis penyelaman diatas dapat digolongkan dalam 4 jenis teknik
dasar penyelaman yaitu :
a. Penyelaman tahan nafas (Breath Hold Diving, Skin Diving)
b. Penyelaman scuba (Scuba Diving).
c. Penyelaman dengan suplai udara dari permukaan menggunakan alat-alat
rinqa untuk penyelaman dangkal (surface suppried Light weight
Diving).
d. Penyelaman dengan suplai udara dari permukaan menggunakan alat-alat
berat untuk penyelaman dalam (surface supplied H"ny weight Diving,
S.S. Deep Sea Diving).

PENYEI,AMAN TAHAN NAFAS

Dua macam penyelaman tahan nafas yaitu :

a. Goggling
b. Snorkelling

40
l. Goggling adalah penyelaman tahan
nafas dengan menggunakan kaca
rnata renang. Kerugian : Penyelam
sulit melakukan equalisasi,
sehingga mudah terkena squ€eze
mata dan barotrauma telinga yang
dapat menyebabkan kctulinn.

2, Snorkelling. Adalah penyelarnan


tahan nafas dengan menggunakan
masker kaca (face mask) yang
menutupi mata dan hidung, serta
pipa nafas (snorkel).

Keuntungannya : penyelam mudah melalarkan equalisasi.


Kerugiannya : kedalaman dan lama penyelaman sangat terbatas sesuai
kemampuan penyelam menahan nafas.
Penggunaan : untuk melakukan pekerjaan dalam air yang diselesaikan dalam
waktu singkat ditempat dangkal atau dapat dilakukan berulang, misalnya
pencarian tripang, kerang, mutiara dan lain-lain.

Peralatan selam yang dibutuhkan :

Peralatan selarn minimal :

a. Masker
b. Snorkel
c. Sirip renang (fins)
d. Rompi apung dengan peluitnya

4l
(Bouyancy Control Dwice )
e. Sabuk pemberat ( Weight Belt)
Peralatan lengkap :
f. Pakaian selam ( Wet suit )
E. Pengukur kedalaman ( Depth Gauge).
h. Jam Selam
i. Pisau selam ( Knife)
j. Tas kemas ( Gear bag ) untuk
penyimpanan alat - alat selam

3. PENYEII\MAN SCUBA:
Penyelaman scuba dilal$kan pada
kedalaman 60-130 feet, dengan
kecepatan anrs maksimal I knots.
Dalam keadaan normal penyelaman
scuba dilakukan pada kedalaman 60
fcct selama 60 menil, scdangkan
maksimalnya dilahkan pada
kedalaman 130 feet selama l0 menit.
Scuba digunakan unhrk melakukan
tugas penyelaman di air dangkal yang
memerlukan mobilitas tinggr, tetapi
dapat diselesaikan dalam waktu yang
relatip singkat. Scuba Diving sering
dilakulen untuk melalnrkan pemeriksaan, pencarian bendasenda, perbaikan atau
perawatan ringan pada kapal.

Keuntungan penyelaman scuba : adalah persiapannya cepat, tidak banyak


memerlukan dukungan logistik, praktis, mobilitasnya tinggi dan gangguan yang
ditimbulkan oleh peralatan selam sangat minimal.

Kenrgian penyelaman scuba adalah : terbatasnya suplai udara daram scuba


sehingga kedalaman dan lama penyelamannya terbatas pula, tidak dapat
dilakukan komunikasi suara antar penyelam maupun tender, sangat terpengaruh
kecepal,an arus, adanya hambatan pernafasan dan perlindungannya pada
penyelam te6atas.

42
semua penyelam sctJBA lurus menguasai tehnik free ascent ( Emergency swirnrning
Ascent - EsA yaitu berenang kepermukaan dengan cepat sambil selalu
)
menghembuskan nafas.

Disamping itu penyelaman scuba selalu dilakukan bersama buddy diver (mitra
selam) dan diperlukan adanya
penyelam cadangan yang siap
menyelam bila dibutuhkan.

Gb: Peralatan Scuba Diving


Ketemngan:
l. Tabung Scuba (Aqualung,la) dan Regulator ( lb)
2. Masker dan Snorkel
3. Sirip renang ( Fins )
4. Pressure gauge (Pengukur tekanan udara dalam Scuba
)

43
5. Sahk pemberat (Quick Release Weight Belr)
6. Rompi apung ( Bouyancy Compensator Vest)
7. Pakaian selam ( Wet/ Dry Suit ).
8. Pisau selam (Knife)
9. Depth Gauge @engukur kedalaman)
10. Diving Watch ( Jam selam )

Dalam satu unit penyelaman minimal seorang penyelam hanrs menggunakan


depth gauge, jam selam, kompas serta tabel dekompressi.
scuba yang umum dipakai adalah open circuit scuba dimana udara pemafasan
langsung dihembuskan keluar (kedalam air), disamping itu dikenal pula semi closed
circuit scuba dan closed circuit scuba. Closed circuid scuba sering dipakai penyelam
militer dalam operasi-operasi intelegen karena udara pernafasan (co2) tidak
dihembuskan keluar tetapi louat prcses kimia tertentu dinrbah kembali menjadi
oksigen dan digunakan lagi untuk bcrnafas. sehingga tidak nampak gelembung-
gelembung udara yang keluar dari penyelam sehingga kerahasiaan operasi terjamin.
Karena pada closed circuit scuba digunakan oksigen, maka untuk menghindari
keracunan gas oksigen, penyelaman dengan closed circuit scuba hanya dilakgkan
sampai kedalaman l0 meter. maksimum 14 meter (Po2 = 2,4 ATA). semi closed
circuit scuba biasanya dipakai unh* penyelaman dengan campuran gas nitrogen-
orygen (nilrox), helium oKygcn (hcliox).

4. PENYELA]YIAM DENGAN SUPLAI UDARA DARI PERMUI(AAN


MENGGUNAKAN ALAT SEI"AM RINGAN ( SURTACE ST'PPLIEI)
LrGrrT wEtcHT DrvrNG )

Peralatan selam minimal yang dibutuhkan :


l. Masker yang menutupi seluruh muka termasuk mulut (Full face mask), yaitu
Diver Mask USN MK I atau Jack Brown Mask.
2. Pakaian selambasah (Wet suit).

44
3. Surface Urnbitical yang terdiri dari
selang udara dan kabel komunikasi
yang dirangkai menjadi satu / tali
pengaman ke permukaan umumnya
terpisah dari surface umbitical (dapat
disatukan).
4. Sabuk pemberat (Weiglrt bclt)
5. Pisru sclorn (Knifc)
6. Fins (sirip renang) atau sepatu selam
(Weighted Shoes).
Gambar : Peralatan Surface Supplied
Weight Diving

Keterangan:
I. Full face mask
2. Pakaian selam
3. Surface umbilical
4. Sabukpemberat
5. Pisau selam
6. Sirip renang
7. Sepatuselam

Light weight diving dapar dilakukan


pada kecpatan arus Z,S knot. Bita
menggunakan Jack Brown Mask pada
keadaan normal dapat digunakan untuk
penyelam pada kedalarnan 60 feet selama 60
menit, maksimal pada kedalaman 90 feet
selama 30 menit.

dapar dnakukan penyeraman sampai **,rill*lil #:'ffJ,l;llLH',uik,H;


come home bottle (scuba) penyelaman dapat dilahrkan ,a.pui kedalaman
130 feet
selama l0 menit. Bila menggunakan open bell maka p"ny"tu*-
maximum dapar
dilalekan pada 190 feet selama 60 menit. pakaian selam yang dipakai
adalah, jenis
wet suit yang kurang memberikan perlindungan bagi penyeiatn-outi faktor
temperatur
yang dingin, maupun agent-agent fisik berbahaya tainnva
sehingga right weight
diving hanyadigunakan penyeraman-penyelaman dangkar,?sanya
unlut
operasi pencarian, pemeriksaan dan perbaikan umum pada kafal pckerjaan
salvage
ringan dan lain'lain. Keuntungan light weight diving adalah tidat'teoatasnya
supprai
udara,-persiapannya cepat, mobilitas penyetam yang tinggi untuk gerakan
mendatar
serta dapat dilakukan komunikasi syrra rnaupun urikan tali antia penyeram
dan
tender diatas kapar. Kekurangan sistim ini adarah kurang memberikanpeirindungan
bagi penyelam dari ag€nt-agent berbahaya lainnya. terbatasnya gerak vertikal
penyelam, serta dibutuhkan dukungan/ zupplai yang lebih kompiek
di b*dingk"n
penyelaman scuba.

5. PENYELAMAN IIENGAN SIIPLN UDARA DARI PERMIJKAAN


MENGGUNAKAN AI,AT SEI"AM BERAT ( SURTACE SIIPPLIED
DEEP SEA DrVrNc ).

Peralatan selam minimal yang dibutuhkan :

I Helm dan plat dada (Helnet dan Breast plate).


2 Pakaian selam (DMng Dress) luar.
3 Pakaian dalam (Thermar undenvear) unh* mencegah kedinginan.
4 Sabuk pemberat (Weight Belr)
5 Sepatu pemberat (Weighted Shoes, Diving shoes, sepatu selam)
6 Sarung tangan dari karet atau kain kanvas (Gloves)
7 surface umbilical : yang terdiri dari selang udara, kabel komunikasi yang
diuntai menjadi satu. Surface umbilical sering diuntai menjadi satu
denga'n
tali pengaman kepermukaan
8 Pisau selam (knife).

Gambar : Surface supply deep sea


diving.
Keterangan :
l. Helmet
2. Breast plate
3. DMng dress
: 4. Weigth belt
5. Sepatu pemberat
6. Knife
7. Surface umbilikal
' 8. Selangudara
9. Kabl komunikasi.

Pakaian penyelam terdiri dari z


lapis pitu selapis atau tebih pakaian
dalam (termal under wear) yang
dilengkapi sarung trangan, kaus kaki

dress). pakaian daram bernrngl *mk ..r,,ffidHiT"Jt#


mencegah iritasi akibat kontak lang;sung kulit penyeiam dengan
-#-S;t:
Diving dress.
Dengan penguncian helmet pada breast plate (plat oaoa penyaigga
berat hermet)
yang terletak dibagian atas dada dari Diving dress. mengikatkan pita/ sabuk
pergelangan tangan (wrist streps) dan memakai weiglrted shoes, maka hehnet
dapat dihubungkan secara kedap air dengan DMng dress. Tubuh penyelam dapat
terisolasi sempuma dari air laut dan penyelam mendapat perlindungan maksimal
terhadap suhu air laut yang dingin maupun benda-benda berbahaya lainnya.
Dengan surfaced supplied deep sea diving dapat dilahrkan penyelaman pada
kec€patan arus 2,5 knots, kedalaman lg0 feet selama 40 menit, maksimumnya
pada 250 feet selama 90 rnenit. Jurnlah anggota tenm minimal6 orang.

b. Kekurangan surface zupplied deep sea diving: menbutuhkan waltu


persiapan yang lama, memerlukan dukungan teknisi dan jumlah tender
dipermukaan yang besar se(a mobilitas penyelaman terbatas.

c.Keuntungan surface supplied deep sea diving adalah tidak terbatasnya supplai
udara, dapat digunakannya sistim komunikasi suara maupun tarikan (kode)tali,
bouyancy (daya apung) dapat diatur, dan penyelam memperoleh perlindungan
maksimal dari suhu air laut yang dingin serta benda-benda (agent-agent fiiik)
yang be6ahaya lainnya.

Deep sea diving memerlukan sistim supplai udara yang memadai serta
penyelam cadangan yang selalu siap menyelam. Pada kedalaman lebih dari 170
feet perlu disiapkan recompression chamber dan ahri kesehatan penyelaman
(Medical ofticer) dan pada penyelaman maksimum (250 feet selama 90 menit,
Exeptional Exposure) diperlukan pengawasan oleh komandan penyelaman
(commanding officer). Dengan surface supplied Deep sea Diving dapat
dilakukan tugas-tugas penyelaman di laut yang dalam dan dingin mengerjakan
bangunan-bangunan di dalarn air, perbaikan-pcrbaikan kapal salvage yang berat.
Disamping untuk penyelaman sSBA dengan udara alat selam jenis ini dapat
dipakai untuk penyelaman dengan campuran gas Heliox (Helium Orygen).

6. PERENCANAAN PINYELAMAN :

Penyuzunan rencana penyelaman yang matang amat menenhrkan kesuksesan


serta keamanan/kesehatan suatu operasi penyelaman. Banyak faktor yang harus
diperhitungkan dalam penyusunan rencana penyelaman antara lain tujuan
penyelaman, situasi dan kondisi lingkungan penyelaman, peralatan selam serta
personil yang dibutuhkan dan lain-lain. Dalam bab ini akan kami bahas secara
singkat faktor-faktor tersebut diatas.
a. Tugas danTujuan penyelamanan
Batasan yang tegas definisi tugas dan tujuan penyelaman yang diketahui
oleh seluruh anggota team adalah dasar utama keberhasilan operasi
penyelaman. untuk menyempurnakan penyusunan rencana penyelaman

47
maka semua anggota yang terlibat harus berpartisipasi aktif untuk bersama-
sama menyusun rencana penyelaman. penyelaman png terlibag peralatan
selam, peralatan/kapal atas bawah air yang diperlukan, peralatan penunjang
penyelaman harus sudah dapat ditentukan pada saat penyusunan r€ncana.
Datdsampel yang diperlukan pekerjaan yang harus dilakukan, atau tugas-
tugas obaervasi yang harus dikerjalon hanrs dapat ditentukan sehingga
kedalaman, waktu dasar (bottom time) yang diperlukan serta prosedur
dekompressi dapat disusun dengan setepat mungkin.

b. Organisasi team penyelam


Team penlrtaman terdiri dari team penyelamnya sendiri, team ilmiah,
team penunjang dan lain-lain dirnana jumlah anggota team dapat benrariasi
tergantung tugas penyelaman, peralatan selam yang dipakai, lingkungan
penyelaman dan lain-lain.
L Anggota team pcnyelaman terdiri dari :
a. Komandan pcnyelaman (Commanding oflicer)
b. wakil komandan penyclamnn (pcrwira penyelaman, Diving ofiiccr).
c. Pengauas penyelaman (diving supervissor)
d. Pcnyelam (diver)
e. Anggota pcnunjang
l).Pembantu Umum (Tender)
2). Pencatat waktu (Time keeper)
3). Tenaga Tehnik (Tehnician)
4). Dokter ahri (perawat) kesehatan bawah air (medical pcrsonil)
5). Perwira Dek kapal (deck officers) dan anak buah kapalnya.
Sebaiknya seluruh.anggota team penyeraman adalah pcnyelam dengan
kualifikasi yang sezuai dengar{enis penyelaman dan tugai masing-masing
kecuali ad.e4 dan e5.

2. Jumlah minimal anggoul


Jeam
penyeraman yang dibutuhkan pada
berbagai jenis penyelaman dapat dilihat pada taber oi uar*at ini.
Keterangan untuk Scuba Diving (penyelaman Scuba)
a. Minimal dibutuhkan 4 penyelam untuk semua jenis penyelarnan
Scuba
b. Jika penyelam scuba menggunakan tali peng;aman kepermukaan
kapal, dibuhrtrkan s€onng tender untuk mengawaii seorang
penyelam.
c. Pengawas penyelaman hanrs seorang penyelam qualilied, dapat
bertindak sebagai pencatat waktu.
d. Penyelarn cadangan harus penyelam qualified dan hanrs selalu
siap
menyelam.
e. Tender /pencatat waktu sebaiknya juga penyelam qualified.

Jenis Penyelam P P P P T P D J
Jumlah Penyelam e e e e e e o u
Waktu Didasar r n n n n n k m
w P v Y d c t I
I a e e a e a
r lv I c r t r h
a a a a a I
s m d t P
D D r
Scuba Diving
Satu Penyelam : + + + + 4
Buddv Divins : + # + 4
Dua Penyelam + ++ + ++ (t
Tender Terpisalr
Light weight Diving
Satu Penvelam. 130 + + + # 5
Dua Penyelam. 130 + # + + + ,|

Deep Sea Diving :

Satu Penyelam, 130" + + + -H + 6


Dua Penyelam, 130" + ++ + #+ + 8
Satu Penyelam, 170" + + + + + + + 8
Dua Penyelam 170" + + ++ + +++ + + l0

Konrandan Pcnyelam (Commanding Offrcer)


Adalah pimpinan tertinggi pada suatu operasi penyelaman yang memegang
komando (pimpinan) dan bertanggung jawab penuh terhadap seluruh tahap
pelaksanaan penyelaman sejak perencanaan sampai operasi penyelaman sclesai. Oleh
karena itu komandan penyelaman sebaiknya adalah penyelam yang qualified.
Wakil Komandan Penyelaman/ Perwira panyelaman (Diving Offrcers)
Merupakan orang kedua (wakil komandan) pada suatu operasi penyelaman,
dimana agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik ia lrarus scorang penyelam
yang qualified.Disamping itu penrira penyelam harus berada ditempatnya pada saat
penyelaman dilaksanakan, ia hans memimpin pelaksanaan penyelaman tersebut dan
bertanggung jawab kepada komandan atas terlaksananya penyelaman dan keselamatan
seluruh anggota team.

T[gas Penvira Penyelaman :


a. Menyiapkan rencana dasar selunrh operasi penyelaman

49
b. Mengkoordinasi seluruh kagiatan unit-unit team penyelam
termasuk anak
buah kapal (kegiatan kapal)
c' Menjelaskan kepada seruruh anggota team apa tugas
dan kewajibannya
dalam melaksanakan panyelaman.
d. Bertanggung jauab atas selunrh keselamatan kerja
team.
e. Bertanggungjarvab atas kondisi peraratan selam sejak parsiapan,
dipakai dan
perawatan sehabis dipakai menyelam '
lpenyimpanan).
f. Melaksanakan program ratihan untuk 'mengatasi keadaan
danrrat
penyelaman.

Pengawas Penyclamrn (Diving Supcrvlssor)


Pengarvas penyeraman ini trarus dijabat orch seorang penyelam
quatified karena
fia bertanggung jawab masalah tehnis pelaksanaan panyelaman dan retalu harus
hadir di lokasi penyeraman unhrk memimpin o"n rlngar"rilra perryetam
malaksanakan tugasnya.

a. Kualifikasi Pangawas penyelaman:


seorang pangawas penyelaman harus memenuhi kualifrkasi
tertentu
jenis penyelaman yang dipimpin / diawasinya
lsuai,
Kualifikasi tersebut adalah :
l. Master diver
2. Frist class diver
3. Second class diver atau
4. Deep sea diving medical technician.
b. _
Tu-Sas dan tanggung jawab pengawas penyelaman
pada :
Persiapan penyelaman :
l. Membantu penvira penyeraman rraram menlapkan
suatu operasi
penyelaman.
2. Merencanakan tahap-tahap operasi penl,elaman.
3. Menenh*an tehnik penyeraman yang ar.an dipakai, kebutuhan
perararan
selam- serta apa yang boreh dan tidak boreh
penyelaman berlangsung.
dilaksanaka; ;"*"
4. Memilih penyelam
5. Harus mengenal kuarifikasi, kamampuan serta kondisi/kesehatan
para
pcnyelam secara indivuaUpribadi.

Saat penyelarnan dilakukan :


l. Memonitor seluruh pelaksanaan penyelaman.
2. Memberikan instruksi-instruksi ierbaru kepada penyelam.
3' Memimpin penyeram menuju ke dasar can saairemuali
ke permukaan.

50
4. Melaporkan
\.pg penvira penyelam dan komandan penyelaman,
tentang sihrasi/ kemajuan penyelaman saat itu, perubahan cuaca dan
keadaan-keadaan lain yang dialami penyelam.

Sesudah penyelaman selesai. :


Mcngumpulkan data yang dipcrluknn untuk :
l.Menganalisa hasil penyelaman
2.Menyuzun laporan
Dara yang dikumpulkan berupa : hasil penyeraman, kondisi peralatan
seram.
pelaksanaan panyelaman serta catatan pribadi masing-masinj
penyetam.

Penyelam:
Penyelam yang dipilih untuk melaksanakan suatu operasi penyeraman harus
menguasai tehnik penyelaman serta peralatan selam yang Ciakai
Tugas Penyelam :
l. Melaksanakan tu-gas operasi penyeraman yang dibebankan kepadanya
2' Mematuhi instnrksilisyarat-isyarat dari pengawas penyeramari.
3. Memberikan informasi kepada pengawas penyelunan (melalui
tender atau
operator interkom) tentang kondisi dasar laut, perkembangan pelaksanaan
tugasnya serta masalah-masalah yang dihadapi serami penyelamin
beilangsung.

Anggota Penunjang :
a. Tender (Pembantu Umum)
Adalah orang (sebaiknya penyeram) yang dilunjuk sebagai pembantu
umum
dipermukaan air. Jika terpaksa pada scuba divingiugas tei'der'dapat
dirangkap
oleh pengawas penyelaman.

Tugas dan kewajiban Tender :


l. Mcrnpersiapkan pcmlahn scl:lnr
2. Membantu penyelam memakai peralatan selam
3. Mengawasi supplai udara dari kompressor/ranki udara yang rnc'radai
bagi
penyelarn didalam air.
4. Mengalur panjang ketegangan tali pengarnan dan selang
udara
5. Menerima,-_ menginterpretasi kode tarikan tali dari- pcnycla'r
scrla
menyanpaikan isyarat tersebut kepada Diving Supervisor.
6. Menyampailcan perintah Diving supewisor tepaoa penyeram yang
sedang
bertugas menyelam.
7. Mendeteksi mnda-tanda awal adanya kedaruratan penyelaman
(keadaan
berbahaya) yang dialami- penyelam dengan selalu ,e*p.rt
atikan
gelembung-gelenrbung udtra pernafasan pcnyclarn yang
nruncul
dipermukaan dan selaru memperhatikan ketegangan tari pengirnan
( rife
5l
line, tali isyarat) yang diikatkan pada tubuh penyelam. Bila gelembung
udara menghilang dari permukaan atau tiba-tiba tali pengaman
kehilangan tegangan (kendor) dan tidak dapat dikencangkan atau
penyelam tidak memberi janaban terhadap isyarat tarikan tali diberikan
tender berarti mungkin penyelam mengalami keadaan darurat/bahaya.
Pencatat waktu (Time Keeper/Recorder)
Adalah orang (scbaiknya pcnyclarn) yang bcrtugas mencatat semua kegiatan
yang sedang dilakukan penyelam didalam air dan semua kejadian-kejadian tain
baik dipermukaan maupun didalam air lang berhubungan dengan pelaksanaan
penyelaman.

Tugas dan kewajiban pencatat waktu


l. Mengoperasikan alat komunikasi (interkom) dan menyampaikan t
melapor*an semua informasi dari penyelam kepada pengawas penyaam.
2. Mencatat data selunrh kegiatan penyelaman yang sedang dilakukan, oata
tersebut meliputi :
a. Data penyelaman : saat penyelaman dimulai dan diselesaikan, waktu
didasar, kedalaman penyelaman, waktu naik dan lain-lain.
b. Masalah-masalah yang dialami penyelam selama bekerja didasar serta
selama melakukan dekompressi (ada/tidaknya gejala penyakit dekompressi).
c. Keadaan cuaca, anrs/ombak, angin, temperatur (dipermukaan dan
didasar), kejernihan air laut dan lain-lain.
3. Mengisi jurnal penyelam dan membuat laporan penyelaman. sebaiknya
seorang pencatat waktu hanya mengauasi (mencatat) kegiatan dua orang
penyelam. Dengan mendengarkan komunikasi antar penyelam dan suari
pernapasan melalui pengeras (speker), time keeper (operator interkom)
dapat
mendeteksi adanya keadaan darurat pada penyelam. Bila komunikasi
dengan seoftmg penyelam terputus dan dari speker suara pernafasan
penyelam tidak terdengar berarti mungkin penyelam mengalami keadaan
darurat

Petugas Peralatan / Petugas Tehnik


Tugasnya :

l. Menyiapkan alat-alat selam sehingga selalu dalam kondisi siap pakai.


2. Merawat peralatan selam yang habis dipakai, menyeleksi dan memperbaiki
alat selam yang rusak,
3. Bertanggung jarvab pada kelancaran serta kemurnian aliran udara
dari
kompressor/tanki udara untuk mensuplai udara pernafasan bagi penyelam ssBA
alau nrengisi tabung Sc'uba bagi penyelam Scuba.

Tellaca kesehatan penyelaman (perawat/dokter ahli kesehatan penyelaman)


semua penyelaman dengan kedalaman rebih dari lz0 feet harus diawasi oleh
tenaga kesehatan penyelaman yang nraNr dalam memberikan pppK (pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan) penyelaman dan menguasai prosedur gawat darurat
penyelaman.
Tugas tenaga kesehatan penyelaman :
l. Memeriksa kesehatan penyelam sebelum penyelaman dimulai dan
menentukan apakah s€orang penyelam cakap untuk menyelam pada saat itu.
Hanya penyelam yang sehat dengan kondisi prima boleli merakukan
penyelaman.
2. Mengawasi dan rnenjaga kondisi keschatan anggota ream penyelaman.
3. Memberikan portolongan pertama pada kedaruratan penyilaman.

Penrira Dek
Adalah perwira kapal yang bertugas memimpin anak buah kapalnya dalam
suatu kerjasama dengan komandan penyelaman ( penrira penyeiaman) untuk
mengatur olah gerak kapal guna mendukung suatu operasi penyelarnan

Koordinator Ilmiah (mience Coordinator)


Pada operasi penye!1qan dimana penyelaman yang dilakukan merupakan
penunjang program ilmiah dipertukan seorang koordinator ream
ilmiah.
Koordinator ini rnerupakan titik sentrat hubungan untuk seluruh aspck ilmiah
termasuk pcnggruuun, kalibrasi serta Frawatan peralatan ilmiah.
Bersama diving supervisor (dive master) koordinator ilmiah melakukan
pengarahan sebelum dan sesudah penyelaman kepada para penyelam
serta
bertanggung jawab atas sampel dan data yang dikumpulkan dari penyelaman
tadi.

Pemilihan kapal penyelaman (selection of surface support platform)


selama operasi penyelaman akan terjun dari kapal
-uert.g"i
ukuran dan
bentuk alat mulai dari rubber boot panton ataupun kapal riset fhurur. secara
umum tujuan penyelaman jenis alat selam yang dipakai serta kondisi lingkungan
penyelaman amat menentukan jenis dan ukuran kapal yang
diperlulin.
Penyelaman dengan scuba di tepi pantai cukup dilakukan d-ari perahu karet.
sebaliknya penyelaman lepas pantai pada cuaca yang kurang bersalubat
baik
dengan scuba maupun ssBA, diperrukan dek yang cukup luas dan mudah untuk
melakukan penyelaman.

Kondisi lingkungan penyelaman (Enviromentat Condition)


Kondisi lingkungan penyelaman harus sudah diperhitungkan pada saal
rncnyusun rcncnn{r pcnyclnmnn. Kondisi lingkurrgnn rtus uir
i
surftrcc
Enviromental condition ) cuaca merupakan faktor penting dalam pcrencanaan
pcnyelaman. Pada cu,aca buruk sebaiknya penyetaman ditunda ata;
dibaralkan,
Data arah arus dan cuaca perlu dievaruasikan untuk menentukan waktu yang
tepar
dan lamanya operasi penyelaman dilakukan karena setiap saat aapat re6aoi
perubahan arus, arah angiq ombak., cuaca dengan tiba-tiba yang dapat
membahayakan penyelam maupun kapalnya.
Komandan kapat harus tahu dan dapat menghuhugi stasiun -
stasiun radio
pantai terdekat untuk mendapatkan ramalan r*.a
iti"p ,art. Diperlukan
lrori c'aca dipermukaan raut untuk menent'kan jenis arat *t", t;;
diperlukan. Jika mu-ngki1 batasi penyeraman pada cu; yad brrruk. Kondisi
(fr;l
lingkungan atas air dibagi dalam 3 derajat yaitu: tenang
moderate seas,
bunrk (rough seas).
. Disamping dapat berkomunikasi dengan stasiun radio pantai,
juru mudi sekoci harus memahami dan dapat mernakai'b.b.;p"
komandan kapau
isyarat dalam
penyelaman yaitu isyarat h{.o. lampu isyarat untuk membeiitadhan kepada
kapal lain bahrva kapalnya sedang melahrkan penyelaman

i. Kondisi tingkungan bawah air


Kedalaman penyetaman adarah menjadi'dasar pemilihan penonil
penyeram.
alat selam. dan rehnik penyelaman yang dipakai. oleh
penyelaman harus sudah dapat ditentukan dengan
ka;;
itu kedalaman
sehingga lama penyelaman, kerbutuhan udaratan
tepat pada ou, p"..n*
direncarukan selepat mungkin.
;,*A;J.k"mpresi oapat
Tipe dasar raut sangat mempenganrhi remampuan kerja dan pengrihatan
penyelam.
l) Komposisi dasar laut (Bottom Compositions)
Jcnis dasar raut sangat mempengaruhi penyeram daram
meraksanakan
tugasnya. variasi dasar raut dapat bcrupa cndapan rumpur pasir,
-*nentutan batu{atuaq
karang mauFrn tumbuhan yang akan tej'ernih; air laut serta
mempengaruhi masuk kedasar, berenang tu"-tg.r.t didasar) serta
meninggalkan dasar laut. pada dasar raut bertunipri p"iv"r,r^
harus hati_hati
sewaktu berenurg agar tidak menjadi keruh atau
ri*ydr,,ri terperangr€p daram
kekeruhan bahkan penyeraT dapat tenggeram dalam ruinpur.
bouyancy nctral arnat membantu peny.etam untr* berenang
nia.r.iurrr;p*
u.uru dengan sedikit
menimbulkan kekemhan.
Pada dasar raut yang terdiri batu{atuan penyeram
dapat membuat bouyancy
menjadi negatif agar-dra dapat bekerja denganr.u.,
aiors"r-Lu. penyeram
sering mengalami l.uka ftarang tita uet<erla di dasar yang terdiri dari
karang. Bila penyeram -te1so1es
bekerja didasarlaut yang dipemrhi to,odon-tn nuut
aja ke-munckinan penyeram terberit tunbuh-iumbuhan tadi
*
dasar laut setempat sanga! penting agar dapat ditent'kan
Ka;; "i,
itu data jenis
yang tepat untuk mengatasi gangguan-gangguan
p.J*r. dan teknik
tadi.

2) Kejernihan (Visibility)
Yang dimaksud dengan kejernihan (visibilitas) adalah tingkat
kejernihan air
yang bcrhubungan dengan berapa jauh manusi"
a"put mcliha"t benda-benda rain

54
secara horisonurl didalamair. Visibilitas bervariasi dari 0 sampai 200 feet
tergantung dari gerak air,
iklim, pranktoq argae dan jenis dasa'r raur. Laut
yang berlumpur misarnya di aedt **o ,*gri
9"nq"n. dasar iiran menjadi
keruh bila ada gerornbang, ombak dan arus laut sehingga
visibilitas yang akan menyulitkan penyelam.
tan ,nenurunt an

Air yang keruh akan menyulitkan penyelam untuk menentukan


arah serta
jarak dengan mitra selamnya dan kadang-kaaanj-..oyebabkan
Tjni$a
disorientasi ( kehilangan posisi / arah ).
unr'k menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bila menyelam
di air keruh
sebaiknya menggunakan tari penghubung antar mitm
serarn dun mti pengaman
kepermukaan.Disorientasi dapat juga terjadi pada air yang jernirr-ierurama
penyelam panik, terlalu lelab terbarva arus dan --
lainlain.
iil<a

3). Arus Air Laut


Anrs air laut, baik dipermukaan maupun didasar laut sangat
terpengaruh oleh
pasary surut, angin, ombak serta variasi dasar raut.
Bereiang i*rrn rn o*,
ygmbututrkan tenaga sangattesar yang sering menyebabkan p"nviru,n cepat
lerih.
l*"gtq besar penyelam tidak mampu beienang atau belerja
dengan kecepatan knot (1.15 mil perjam). seUaikoyu p."fifr- -f,"*l'r;;;;
merawan arus
I
memanfaatkan anrs untuk mencapai tujuannya.
untuk itu seberum harus diperhitungkan arah serta kecepatan
lenyeram
diternpat rerscbur. sebaiknya
arus
penyelaman dimulai dengan ,rr.tornan'nrus (ridak
memaksa diri) karena penyelarn masih segar dan
saat-akan ternuari penyelam
mengikuti arus laut menuju ke tempat semula. Jika anda
terbawa arus
panih ikuti arus tersebut sampai melemah kemudian segera keluartatrlanganlah
oari arus
!.Tsut atau dapat pula anda menyelam ke dasar sampai arus melemah baru anda
keluar dari arus tersebut. Bila anda tidak berhasit ketuar
Oari ansJembangkan
pelampung dan cobalah keluar dengan mengikuti
arus atau *.nun-6, p.rtolongan.

4) Temperatur
Temperatur air bervariasi dari 28o F (-2o c) di kutub
sampai 95. F (29" c) di
laut tropis (didaerah kahrlistiwa) dan dapar naik tunrn *piirl; F ,.rgunrung
iklim sepanjang tahun. semakin daram surru air laut semahn
Jingin. iimana pada
suatu kedalaman tertentu dapat terjadi perubahan suhu air oJngrn
mendadak
(drastis), batas kedalaman itu disebut Thennocline.
Penyelaman di air miulnya plda ice diving di kutub dapat
menyebabkan penyeral -dingin
kehilangan panas tubuh yang berlJbihan, yang
dapat
dihindari dengan memakai pakaian selam yang memadai.

55
Dari permukaan sampai +
600 feet temperatu air laut turun
perlahan-lahan, dimana pada 600
feet temperaturnya relatif sama
dgn temperatur air laut di
permukaan.
Memasuki daerah termo
cline temperatur tunrn dgr cepat
pada 1200 feet - temperaturnya
15,5"C (60"F) kemudian
temperatur turun lagl sampai
mencapai 0,5oC (33"F), setelah
Lr!*r dtha. itu temperatur relatif tetap sama
. di kutuo. dengan temperatur air laut di
?tor 1g.5oq; kutub yaitu 0,5oc.

Drrr leut. Gambar Penurunan Suhu Air Laut


menurut Kedalamannya

5). Berat Jenis Air (Water Density)


Berat jenis air tergantung dari kadar garam serta temp€ratur air.
-
dengan kadar garam tinggr, air dingin (paoa teoatatnun; *.rpunyai
Air laut
berat
jenis fterapatan / water density; yang lebih besar dari
air tawai dan air
hangat dipermukaan). semakin.tinggi berat jenis air semakin
besar pula gaya
tekan ke atas yang akan ditimbulkan, sehingga manusia rebifr mudah
mengapung di air laut dibandingkan di air tawar. untuk mengurangi
temga
yang harus dikeluarkan penyelam untuk melawan gaya
tekan ke ataioleh air
laut sebaiknya penyelam berusaha membuat dirinyi mempunyai bouyancy
(gaya tekan keatas) yang netral dengan mematai petampuni
dan timah
pemberat, catatlah beratpemberat yang dipakai karena
uiasanyi akan tetap.
Kecuali bila menyelam di air tawar berat pemberat tersebut harus dikurangi
agar bauyancynya tetap netral,

6) Tumbuh+umbuhan dan Binatang Laut ( Animal and plant Life


)
laut yang dasarnya terdiri dari karang dan tumbuhan banyak
mengandung plankton dan algae yang merupakan makanan
bagi ikan-ikan
kecil, ikan-ikan kecil merupakan makanan bagi binarang yrngi.oit,
uo"r.
Binatang laut tidak mengganggu penyelam selama rlia tidak &g,*ggo
,r,ru
olah gerakan penyelam. karena itu bila penyelam berteiru f,in"t"rrg
lerkejut
laut yang berbahaya bersikaplah tenang, diam ditimpat sampai
binatang tadi
meninggalkan tempat tersebut.
7) Sinar Matahari.

56
sinar matarrari dapat menirnburkan ruka bakar (sun burn) yang
dapat
dihindari dengan memakai pakaian seram arau baju kaos rengan
pan:ang dan
sun scren lotion (nivea cream dil). cuaca yang mendung-tidai
menjamin
penyelam bebas dari ruka bakar karena sengatan
sinar mataf,ari.

Pemilihan Tehnik Penyelaman

Blnyak faktor mempengaruhi pemilihan teknik penyelarnan yang


tepat dipakai
unhrk suatu misi penyelaman.

Faktor-fallor tersebut antara lain :


l. Tujuan/tugas misiloperasi penyelaman.
2. Situasi dan kondisi ringkungan tempat penyelaman
akan dilakukan.
3. peraratan serarn, peraratan penunjang
dln lebutut an Glirtitiuinyu yung
tersedia.
4. Kwalifftasi penyelam
5. Faktor keselamatan penyelam dan lain_lain.

Contoh pemilihan tehnik penyelaman.


suaru penyelaman.akan diakukan pada kedaraman r32
feet dengan
kecepatan arus * 1.5 mil per jam dan temperatur air laut dipermukaan adalah
+ 5 derajad celcius. penyetaman yang akan dilahrkan
*"*.rtuton waktu +
50 menit dengan tujuan memperbaki sistem kabel ristrik yang-.engarami
kerusakan. Lerak kerumkan berum dikerahui o*gun porii-lirupi
diduga
kerusakan tersebut terjadi pada suatu ruas kabei
sepaniung- to ,n.tar.
Tentukan tehnik penyelaman yang cocok untuk ,rAudG;
pekerjaan
tersebut.

Ditirfau dari kedalaman. waktu didasar serta kecepatan


arus ditempat
tersebut tidak memurgkinkan penggunnan tehnik
scuba Diving, knrcnn
scuba diving tidak dilakukan pada arus 1,5 rnil perjam dan udara
-dapat
dalarn scuba tidak akan mencukupi kebutuhan penyetam. ruritaierrnit yang
harus dipilih adalah Surface Supplied Diving.

Karena surru air laut yang dingin maka penyelarn


memerrukan
'remenuni
perlindlngan yang-. memadai terhadap kedinginan,"
unruk
kebutuhan tersebut dprlf{qn tehniuperalatan srirrace
s"dril Deep sea
( Ho.y weighr ) Gear. oreh karena itu penyelam yang opiliri turus memiliki
kwalifikasi sebagai penyetam dalam.

57
Gambar : Pemilihan tehnik penyelaman
l. Scuba Diving
2. SS Light Weighr Diving
3. SS Deep Sea Diving

58
BAB IV

@suw oAN Pffirnmm mm PHmsffim

I. BAROTRAUMA

2. PENYAKITDEKOIVTPRESI

3. DYSBARICOSTEONECROSIS

59
€. BAR@TRAUilA

Pendahuluen

Bab ini akan membicarakan akibat rangsung


a,,u pengaruh biomekanis dari
perubahan tekanan terhadap-penyeram.
langsung
Bagi;r tuuur, y*i rf-."ic"p.t
dari tekanan adarah .nggr-".ngg, udara fisiologis pengaruh
dalam tubnrh,
disamping bagran tubuh yang
selam yang dipakai.
memb"nfr* *tt, udara artifisiJo"ng"n peraratan
Rongga-rongga udara fisiologis daram tubuh co.ntohnya paru,
tengalq sinus'sinus nararyyfiJ umumnya ruang teringa
penghubung yang memungkinkan
mem'iki vent'asi atau saluran
penyamaan tekanan (equalisasi)
dalam rongga dengan tekanln antara udara
sefefifinei;biant prrassure
Problema barotrauma akan timbul iiu*"o"
terjadi surnbatan pada saruran
penghubung tadi. Sumbatan tersebut
-ffiii
akan menimburf* rrg"g"r.i equarisasi yang
pada gilirannya mengakibatkan kerusakan jaringan
atau jaringan akibat
ketidak seimbangan tekanan.

Definisi
Secara umum dikatakan bahwa barotrauma
adalah kerusakan jaringan dan
sequelenya akibat ketidakseimbangan
antara tercana" fisiotogis
dalam tubuh dengan tekanan disekltarnya. "dil;"ggu'udara
Patofi siologi Barotrauma

Barotrauma dapat terjadi pada waktu


seseorang penl,elam turun (descent),

ffi:flT#jxrtr"
naik (ascent)' Ini semua **ai6"r'erii;;* hukum Boyle
Maka berdasarkan patogenesanya dikenal
:
a. Barotrauma waktu turun (Descent barotrauma)
b. Barotrauma waktu naik (Ascent UaroUauma)

o. Bardrauma WaHu Turun @escent)


Barotrauma walrtu turun ini rebih sering
terjadi dari pada wattu naik waktu
s€'rang penyelam rurun, tubuhnya mendapat
Penambahan tekanan ini normalnya ;*;b.il-r.iJ"* dari luar.
tiaat atan menimbulkan barotrauma
selama proses equarisasi antara tonjg-rongga
lisiorogis tubuh deng;an tekanan
sekitar berlangsung lancar
Rongga-rongga fisiorogis tubuh umumnya
mempunyai dinding yang keras
0ufaLs1 sehingga tidak mungkin ftoilaps. Biramana
terjadi kegagaran equarisasi, maka tekanan
or"r, irr"n" suaru har
udara daram,o"!gu-;;"*gu fisiorogis

60
akan menjadi "Relatif - negatif' lerhadap tekanan seketilingnya waktu seorang
penyelam turun.
Tekanan relatif negatif akan menimbulkan distorsi ataupun
kerusakan pada
jaringan lunak datam rongga. Dapat terjadi kongesti
nurtur.r, o.o.ma mukosa
disertai transudasi cairan tubuh dan bahkan perdarahan ke
dalam rongga-rongga
fisiologis tubuh.
Peristiwa barotrauma akibat turun ini dikenal juga
sebagai ..squeeze,,. Judi
queze umumnya terjadi pada waktu seseorang penyelarn turun (descent) dan
mendapatkan pertambahan tekanan.

b. Borotrauma llaldu Nnik (Ascent)

sebaliknya waktu naik ke permukaan, seseorang penyelam akan


mendapatkan pen'runan tekanan sekelilingnya. sezuai
huku; Boyle penurunan
tekanan akan mengakibatkan pengembangan
lexpasi";t ;;'udara datam
rongga-rongga fisiologis tubuh.
udara yang mengeinbang vorumenya ini normalnya dapat
disarurkan ke ruar
lewat saruran rongga-rongga fisiorogii tubuh, sehingga
yang seimbang antara rongga-rongga tubuh radi
i""p tekanan
"rirai
aengailtekana';,.k.titing.
Namun bilamana ada obstruksi, udara yunl r.ng"*urrg
tadi akan
terperangkap dan meningkatkan tekanan dararniongga-rorigga
risiorogis tubuh.
Barotrauma semacam ini umumnya menimbulk; akibar
kenaikan tekanan dalam rongga dan teoritisjuga ada "y#";;;dadak
barraya u.nu.
Khusus untuk organ paru kita, barotrauma ini
"oruoiimenimbulkan
akan
peregangan yang berlebihan padajaringan paru (over+xpansion
ofthe rungs).
Bsrotraamu Telinga

Barotrauma telinga merupakan


-kegiatan penyelaman.
barotrauma yang paling sering terjadi daram

Dikenal 2 bentuk barotrauma telinga :


a. Barotrauma telinga rvaktu turun (Desceng
b. Barotrauma telinga waktu naik (Arcent)

Barotrauma telinga waktu turun dibagi lagi menurut anatomi


teringa yang kita kenal
sebagai :

a. Barotrauma telinga luar (Barotrauma auris externa)


b. Barotrauma telinga tengah (Barotrauma auris media)
c. Barotrauma telinga dalarn (Barotrauma auris internil)
Mereka bisa timbul sendiri-sendiri, atau muncul dalam
bentuk kombinasi.

6l
a" Bototmuma Auris Etderna

Karena auris exrerna berrrubungan dengan dunia


ruar, rnaka pada wakru turun,
air dapat masuk kedalam meatus acusticus externus. Bila
meatus acusticus externus
tertutup,air tak dapat masuk dan terdapat udara yang t"rp"."gr."p
dalam canalis
acusticus externus.
Pada waktu tekanan bertambah, udara yang-te-rperangkap
didaram tidak mungkin
dapat menyamakan tekanan dengan membuat koraps
canaris acusticus e$ernus. Hal
ini berakibat terjadinya kongesti, perdarahan dalarn
a"urti".rs externus, serta
tertariknya mebrana tympani ke lateral. "anarir
Peristiwa ini murai t"Tdi apabila terdapat perbedaan tekanan
udara- dalam rongga canalis ac-usticus
air dan tekanan
a*ta-u, sebesar * 150 mm Hg atau lebih
(scdalaml,5-2meter).
Tertutupnya auris externa bisa disebabkan oleh
:
- Ccrumen atair corpus alienum
- Ear plug yang sengaja dipakai
- Tighr fitting hood (dari pakaian selam).

Krinis biasanya timb.ul r-asa


lrgri yang tak terralu hebat, dan waktu timbur
mungkin talnak ada perdarahan aari teringa'yang terkena barotrauma.
Pada pemeriksaan bisa didapatkan : - '
- Perdarahan berupa petechiac
- Perdarahan subcutan Oerupa blisrars)
- Mungkin kongesti pemburuh darah pada membrana
perdarahan
tympani bila
subcutan besar.

Pengobatan harus mengusahakan agar canatis


acusticus externus tetap kering.
Canalis acusticus exlernus boleh dibeisihkan
dengan fa.r"n Hr6z, Setanjutnya
penderita dilarang menyelam sampai
epithel p"trout aan canalis ,orrti*, exlernus
tampak pulih.
Pencegahan barotrauma ini dapat dilalrukan
dmgan cara :
- Selalu menjaga kebersihan canalis acusticus
ixt"*ur.
- Jangan mcmakai penutry tcringa (Ear prug51,
atau penutup
ada lubangnya didaerah telinga watro mirryetam. ' r kepara
---. yang tidak

b. BorotraumoAurb Media

Barotrauma auris media rvaktu turun adarah.


paring sering diarami oreh para
penyelam, terutama para pemula. Barotrauma ry1g
ini ui-r'r-va J"u,iip"o" kedalaman
l0 merer pertama, sesuai dengan hukum Boyre di
a*rrn i.o"lu,-rJriuoi perubahan
tekanan udara yang terbesar.

62
cavum lyrnpani dipisnhknn dari auris cxtcrm oleh mernbnrnn tynrpani, cnwnr
tympani mempunyai hubungan dengan dunia luar (nasopharynx) lewat tuba
Euslachii. Dalam keadaan normal tuba Eustachii merupakan satu-satunya saluran
untuk fungsi equilisasi tekanan udara dalam cawm tympani dengan tekanan di
sekelilingnya.
secara frsiologis memompakan udara dari nasopharynx lervat tuba kc dnlam
cavuln tympani adalah lebih sulit daripada rnengeluarkan udara dari cavum tyrnpanl
ke nasopharynx.
Dengan dernikian equalisasi auris media pada rvaktu turun (descent) adalah lebih
sukar dari pada waktu naik (ascent). Ini disebabkan adanya valve action dari muara
lubn di dnerah nasoplrarynx yang normalnya menutup.
Tekanan yang positif dalam cavum tympani akan dengan mudah mernbuka tuba
dan melewatkan udara ke nasopharynx. sebaliknya tekanan yang relatif negatif
dalam cawm tjrmpani akan mempernrlit pembukaan tuba. Dikatakan perbedaan
tekanan sekitar 90 mmHg atau lebih dikatakan tidak memungkinkan lagi pembukaan
luba secara aktif.
usahn rnemornpakan udara ke dalam cavum tympani (autoinllation) dapat
dilakukan dengan menelan atau menggerak-gerakkan mandibula. Tindakan-tindakan
semac?m itu akan menggerakkan otot-otot sekeliling tuba Eustachii. Musculus tensor
palatini dan stylopharyngeus akan memperbesar diameter tuba custachii dan
membuka pula muara tuba di daerah nasopharynx sehingga terjadi equalisasi,
cara lain untuk memompakan udara ke daram cavum tympani adalah dengan
melakukan lnanuvra valsava (menjepit hidung dan rneinaksakan udara masuk lervat
tuba eustachii dalam keadaan nasopharynx tertutup).
Metode ini diperbolehkan selama tenaga yang digunakan tidak terlalu besar.
Bilamana metoda ini gagal, biasanya ada kecenderungan si pnyelam untuk
memperkuat manuvranya. Ini berbahaya karena dapat menimbulkan barotrauma
telinga dalam. cara yang lebih baik dan dianjurkan untuk penyelam adalah tidak
melalnrkan manuvra valsava sendiri, tapi manuvra valsava dikombinasikan dengan
lncnclnn, Cnrt ininknn mcmbukfl luht Eustnclriidcrrgnn jnuh lcbih rnudnh diblnd'lng
dengan manuvra valsava sendiri. Penguasaan cara ini rnernbutuhkan latihan prahcl
sebelumnya.
Yang bisa menjadi penyebab sumbatan pada tuba Eustachii antara lain :
- Kongesti mukosa akibat infeksi saluran nafas atas.
- Otitis media
- sebab-sebab obstruksi mekanis misalnya polip rnukosa dan sebagainya.
- Variasi individual dari tuba eustachii.

Kerusakan jaringan akibat tekanan relatif negatif dalam cavum tympani


bervariasi antan lain dari kongesti atau oedema mukosa bahkan sampai petda.ahan
ke dalarn cawln lyrnpani. Biasanya rasa nyeri rnulai timbul pnda pcrbcdann tcknnnn
sebesar 60 mmHg. selain itu membrana tympani akan tertarilc ke dalam ca\rum
trpani akibat tekanan negatildatam cawm tympani. Elasisitas membrana tympani
sampai batas tertentu masih bisa mengkompensir tekanan negatif dalam
cavum
tympani.
Apabila tunrn ditenrskan lagi, bisa terjadi ruptura membrana rympani. Ruptura
membrana tympani dapat terjadi pada perbedaan telonan antrnra l@-7oo
m'nrHg
(equivalent selam ke daram 1,5-9 meter). Rasa nyeri akan berkurang
bilamana srdah
terjadi ruptura membrana tympani. Namun terjadi risiko air masuk-ke daram
cawm
rympani dan menimbulkan rang:sang karori yang dapat memberikan sensasi
vertigo
pada penyelam.

Klinis bilamana sudah terjadi barotrauma auris media walctu menyelam,


bim
dijumpai gejala-gejala berikut :
L Nyeri yang bervariasi intensitasnya pada telinga yang terkena barotraum'a.
2. Kadang-kadang dijumpai darah di sekitar hidung artau mulut akibat perdarahan
dari cawm tympani yang terdorong keluar wakt-u naik.
3. Perasaan.buntu/tuli.
Biasanya berupa tuti konduksi ringan semgntara akibat gangguan pada
tulang-
d_.ng pendengaran daram cavum tympani, dan bisa ailrarEun kesembuhan
dalamwaktu* I minggu.

lla.ll:n
lilrtx!!ar
arcavlrt

an lcl-trt^fratlt$il

Il.tlt-t.tattt iatlrit
Sara_r-rh

Berdasarkan kelainan membrana tympani pada pemeriksaan


otoskopi,
barotrauma auris media waktu turun (deseng OUagi :'
P.ojrA I 0 hanya keluhan tanpa gejala pada membrana tympani.
Derajad h{eksi dan perdarahan sedikit dalam membrana'tympani.
Derqiad II Perdarahan sedang dalam membrana tympani.
Derajad lllPerdarahan yang luas dalam membrani tympani.
64
Derajad IV Membrana tympani bombans, tampak biru gelap karena
adanya darah
dalam cawm tympani.
Derajad V Perforasi membrana tympani dan perdarahan bebas
dari cavum
tympani.

otoskopi yang tampak adalah kerainan pada membrana


-hendaknya
_Pada
tctap diingat
tympani. Namun
blhwa kcrusakan jaringan yang terjadi akibat barotrauma
auris media waktu turun, tidaklah terbatas paoa memura-m
ty*poni saia, metainkan
mengenai seluruh auris media.

Pengobatan yang dianjurkan ialah :


' Istirahat, dilarang menyelam atau rnelakukan manuvra valsava
- Penggunaan dekongestan atau antihistamin peroral
atau lewat hidung.
- Pemberian antibiotika pada kasus-kasus dimana terjadi perdarahan
atau perforasi
membrana tympani.
Penyelam boleh menyeram lagi bilamana teringanya
sudah benar-benar semburr.
untuk derajad 0 vd derajad IV kesembuhan bisa bervariasi antara
2 iuri sampai ?

65
derajad v bilamana tidak ada penyulir bisa sembuh anhra l
ff.-unt*
Dulan^
sampai 3

Pencegahan barotrauma telinga tengah ini dapat diusahakan dengan pemeriksaan


otoskopi pada membrana tympani seberum merarrukan p"ny"riln*.
otoskopi
dilahrkan sambil penyeram melakukan manuvn ralsava. oari
lerar.ao membrana
tyTq.ry yang tampak dengan kekuatan Yaog-diprrlut"o *hrk
-dibandingkan
melakukan manwra varsava, dapat diperkirakan baik tidakda
patency).
nlrgri (tou" to,
Apabila hasilnya meragukan, dapat diberikan dekongestan
berupa tetes hidung
atau nasal spray untult memperbaiki fungsi tuba Eustachii]
nga squeire pada telinga
Jengah iry
c"ptt dicegah dengan tidak melakukan penveraril'n'iil.*r dijumpai
hje*i Sd*e atau gangguan firngsi hidung lain.-seiama .rryrt". barotrauma
telinga ini dapat dikurangi dengan berhenti o"t r"nguoogi
merasa nyeri pada teringa waktu turun. Bilamana
t"i"rrr*
bilamana
.q,ritisaslt"mp gagal, penyeram
harus dihentikan.

B arotru u mo Au ris I ntern a

Barotrauma ini biasanya adalah komplikasi dari


barotrauma auris media waktu
turun, karena melalnrkan manuvra valsava yang terlalu dipaksakan.
Tekanan akan
meningkat ketika turun (descent) membrana tympani
t.idorong ke arah ca\nrm
tympani.
Hal ini menyebabkan fmt nra19 dari stapes terdorong ke
dalam, yang setanjurnya
yenekan perilymph dan mengakiba&an mlmbrana foramen rotund;m terdorong
ke
luar.
Bila pada saat itu penyeram melalnrkan nranuvra valsava
dengan keras, maka
tekanan di dalam cavurn tympani akan meningkat dengan.*fi* membrana
tympani akan kembali ke posisi normal dengan cepat, dan-stapes'a1an
tertarik keluar
dan membrana foramen rotundum atan rcmorong kedalam.'Atiran
balik (rwersed
floo dari perlymph ridak secepat ariran akibar dariLkanan y""J"r.a.
Hal ini mengakibarkan ruptura dari membrana foramen
-
bocornya cairan perilymph.
rotu-nd; yang berakibat

66
Gambar Barotrauma telinga dalam.
Gejala-gejalanya antara lain :
- Perasaan buntu ( Blockade )
- Ketulian tipe sensoris
Ketulian ini bisa total, atau lnnya
pada frekwensi tinggi (4000-E000
Hz), juga ketulian ini dapat terjadi
seketika atau perlahan-lahan
- Tinnitus
- Gejala-gejala gangguan vestibulair
seperti vertigo, ataxia, disorientasi

Jika ditemukan gejala-gejala di atas


pada waktu turun (desoent) maka harus dianggap telah terja;i
barotrauma auris
interna ( tidak boleh diterapi dengan rekompresi)-.
Mikrotrauma berulang-ulang yang terjadi pada auris interna dapat
mengakibatkan gangguan pendengaran dan keseimbangan yang pennanen
dikatakan
pula bahwa kasus-kasus sernacam ini lebih sering terjadi paoa penyelam-penyelam
yang sering mempunyai gangguan equalisasi telinga tengah yangLiasanya
unitaterat.

Pengobatan:
- operasi rekonstnrksi mikroskopis dari membrana foramen rotundum yang
ruptur.
- Dilarang menyelam, termasuk rnelakukan manuvra valsava.
- Simptomatik.

Pencegahan:
- Dilarang menyelam bilarnana manuvra valsava dipermukaan sudah menimbulkan
vertigo.
- Bila merasakan vertigo sewaktu turun (descent), jangan terus dipaksakan
tunrn ke
dasar.

Barotroama Telinga, |faHu Naik (Ascent)

scsuai hukum Boyle akan terjadi pengembangan volume udara dalam rongga-
rongga tubuh waktu sesoorang penyelam naik (asoent
).
secara fisiologi pengembangan udara dalam cavum tympani dapat disalurknn
ke
nasopharynx lewat tuba eustacNi. Tekanan positif dalam dalam cavum
tympani akan
membuka luba eustachii tanpa kesulitan. Bilarnana pada waktu naik (ascent)
tuba
eustachii tidak mau membuka, udara yang mengembang dalam cavum grnpani
akan
terperangkap, dan meningkatkan tekanan dalam cavum tympani.

67
Tuba eustachii dapat mengarami obstnrksi oreh misarnya
sakit, polip dan sebagainya.

Gejala klinik yang dapat timbul anrara lain :


' Perasaan adanya suatu penekanan atau sakit pada
telinga pada waktu naik
(ascent).
- Transient vertigo, disebabkan stimulasi yang- tidak
seimbang, antam organ
vestibular kanan dan kiri akibat kenaikan tikanan
aahm ca'wm trpani (
Alternobaric vertigo ).
- Gangguanpendengaran.
- Tinnitus.
' Pada pemeriksaan otoskopi bisa didapatkan injeksi
dari membrana tympani
perdarahan sampai mptura.

Garnbar Barotrauma Telinga Tengah waktu naik ( ascent )

Terapi yang dianjurftan :


- Dilarang menyelam lagi sampai pendengaran
atau fimgsi vestibulair normal kembalil
- Dekongestan.
- Antibiotika bila diperlukan.

r, {tlt - I ^tr rrllilrltlrt Pencegahan:

.Bilamana timbul gejala-gejala seperti diatas


ryla walrtu naik lascentj, per,y"tarn harus
berhenti dulu, dan turun lagi sedikit sampai
gejala-gejala tersebut menghilang.

Bardrauma Sinus paranasalis

Datag tnlang rengkorak diiumpai rcngga-


ron€ga- fisiologis
yaitu sinus paranasalig yang
dasarnya tongga .or""i y*g
,-lg-
dilapisi mukosa dan berhubungan dengan cavum nasiryrunatarl
lewat ostium atau salurai.
-

Sinus-sinus tersebut adalah :


- Sinus frontalis
- Sinus maxillaris
- Sinus ethmoidalis
- Sinus sphenoidalis

Masalah barotrauma sinus paranasaris akan timbur


bitamana ada sumbatan pada
saluran atau ostium sinus.

68
Sumbalan bisa oleh karena :
- Sinusitis dengan hipertropi mucosa.
- Rhinitis.
- Polip nasi.
- Infeksi virus pada saluran nafas atas disertai merokok, dan lainJain.

Insiden barotrauma sinus paranasalis rvalctu turun (descent) kira-kira dua kali
lebih banyak dari pada waltru naik (ascent).
Gejala yang paling rnenonjol adalah tirnbulnya rasa nyeri. Penelitian oleh Fagan,
Mc Kenzie dan Edmonds th 1975 mengatakan bahwa 92 vo dari kasus barotraima
sinus ada nyerinya. Letak nyeri paling banyak di daerah frontal.
Gejala umum yang kedua adalah Epistaxis. pada beberapa kasus-kasus
barotrauma sinus uaktu naik (ascent), tidak dijumpai nyeri, tapi hanya dijumpai
epistaxis sebagai satu-satunya gejala. umumnya epistaxisnya tidakpernah berat.
Diduga gangguan saluran nafas sebelumnya sangat berperan daiam menimbulkan
bamtrauma ini. Penelitian Fagan cS mengatakan 32 %o dari kasus sebelumnya
pernah mengalami gangguan saluran nafas bagian atas.

.Barotrauma Sinus WaHu Turun (Descent)

Bilamana ada sumbatan pada ostium atau saluran sinus


waktu turun (descent), akan terjadi kegagalan equalisasi.
Kenaikan lekanan dari luar akan dihantarkan lewat dinding
sinus dan pada waktu yang sama timbul tekanan negatif
relatif dalarn sinus karena kontraksi udara dalam sinus.
Bilamana batas elastisitas mucosa terlewati, dapat terjadi
perdarahan baik dalam mukosa, atau pada ruang submukosa
dan masuk ke dalam lumen sinus.
Diperkirakan perubahan-perubahan pada nukosa seperti
di atas yang menimbulkan gejala nyeri. Dikatakan perbedaan
tekanan sebesar 100-150 mrnHg menirnbulkan oedema
mukosa dan keluarnya cairan serosa ke dalam sinus.
Pe6edaan tekanan sebesar 250-300 mmHg rnenimbulkan
osdema mukosa.
Carnbar Anatomi of
asccesory nasal rinusis

- Nyeri daerah dan sekitar sinus waktu menyelam. Menurut penelidan Fagan cs
(Royal Australian Navy th. l9?5), nyeri ini selalu ada pada seluruli kasus
barotrauma sinus waktu turun.
Nyeri bisa berkurang waktu naik kepennukaan namun bisa juga rnasitr terasa
selama beberapa jam setelahnya.
- Epistaxis.
waktu naik kepermukaan mungkin tampak darah pada masker penyetam yang
berasal dari lubang hidung yang sepihak dengan sinus yang sakit. Dikatakan wattu
naik (ascent ) volume udara yang mengembang dalam sinus akan mendorong darah
dan mukus dari cavum lewat ostium kc cavum nasi.

Pemeriksaan radiologis cranium. (penderita tegak, dan diambil gambar pA; lateral
dan submento vertikal) bisa memberi gambaranyang ben'ariasi dari :
- Penebalan mukosa ( paling sering )
- Penebalan mukosa disertai kesuraman dalam sinus
- Fluid lwels
Menurut penelitian Fagan cs (Royal Australian Navy th. l97s) 79 % d^ti seluruh
kasus barotrauma sinus baik waktu turun maupun naik menunjukkan anomali dari
sinus.

Pengobatan yang dianjurkan adalah :


- Pengobatan faktor predisposisi.
- Dekongestan nasal untuk mengurangi oedema mukosa di daerah ostium sinus.
- Antibiotikabilamanadiperlukan.
- Kadang-kadang diperlukan tindakandrainage.
Rata-rata barotrauma sinus gejala-gejalanya akan hilang dalam 5-10 hari.

Pencegahan:
' Dilarang menyelam bilamana dijumpai infeksi saluran nafas bagian atas, sinusitis
atau rhinitis atau kelainan anatomis rongga hidung.
- Jangan turun terlampau cepat.
- orang-orang yang memitiki riwayat gangguan hidung atau sinus harus diteliti
dulu sebelum melaksanakan aktivitas selam.

Barcfiauma Sinus WaHu Naik (Ascent)

Barotrauma sinus juga bisa terjadi pada waktu naik (ascent


). Terjadinya
barotrauma ini adalah karena adanla o'bstnrksi yang mempunyai mekanisme katub
satu arah. udara masuk sinus waktu turun (descent ) lancar, tapi udara keluar dari
sinus waktu naik (ascent ) terganggu. sehingga terjadi peningkatan tekanan dalam
sinus obstnrksi dengan rnekanisme katub satu arah ini dapat aiseUabtran oleh mukosa
yang meradang dekat ostium, kista, atrau polip sinus yang semuanya mengganggu
kehrarnya udara dari sinus.

Gejala-gejala klinik
- Perasaan penuh atau nyeri di daerah sinus pada waktu naik kepermukaan. Nyeri
tidak selalu ada, lebih sering pada barotrauma sinus waktu menyelam.
- Epistaxis
Kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada
barotraunu sinus *,aktu
naik kepermukaan terutama bilamana kecepatan nait iepermur.arnierrrru
tinggi,
- Bisa terjadi ostium atau mukosa robek dan keluar tewat
ca*rn nasi.
Terapi
- umumnya kasus-kasus ini tidak membutul*an pengobatan khusus.

Penoegahan
Keoepatan naik kepermukaan tidak boleh terlalu tinggi
_
Barotrauma ini bisa terjadi pada latihan :
- Freeascent
- Submarine escape
- Emergency ascent

Barotroama Gigi

Pada akar gigi yang infeksi atau disekeriling tnmbalan


dari gigi png berrubang
dapat terjadi ruangan berisi udara. waktu menyetam,
*ngrri
lemak dari gusi atau darah. Dapat timbur rasa nyeri pada gi'gi
ini"terisi jaringan
y"ng bersangkutan.
Pada walcu ascent, udara yang terjebak akan mengge*u*g
trli,ietapi arbatasi otetr
darah yang terjadi, maka akan muncul rasa nyeri hebat.
Bentuk yang rain iarah bila.terjadi ronggadalu. grgi
akibat adanya caries dengan
lapisan cement yang tipis. Bita tekanan -oi"o"g
Gtt"rurt yr"g ,ipis tertetan dan
dapat pecah, atau sebaliknya bila timbul udara yang
rerperangkap mengembang dan
gigi dapat pecah.
Dapat pula terjadi barotrauma bila menggunakan
- Scuba dan dari regulator timbul
lekanan positif yang akan masuk kedaram jaringan gigi.
Kejadian ini uiasanya terjadi
setelah oral surgery, pencaburan gigi atau iinout
r.i" p"ou gigi
Pencegahan dengan cara pemeriksaan "n-Iin'arh"
rutin dari gigil-Osenui
- dengan
pcnrqikuan x-ray, dihrnng mcnyclnm sctclah
gigi.
dikrkukan pffiiil; nrnu opemsi

Pengobatan dengan
r3lgeft dan reparasi gigi. Bila terjadi nyeri pada premolar
sampai molar, harus dipikirkan kemungkinan nyeri
dari barotrauma sinus maxilaris.

Borotrauma Wajah

Kegunaan masker adalah_ untuk atat penotong pengrihatan


bila menyeram. Tctapi
dengan memakai masker rnaka terbentuk rongga bcrisludara
Bila tidak
ai"ri,ir,iirr,
menyamakan tekanan waktu menyeram rewat
-dapat u-dara dari hidung,
cqrr, tii"i[,--'pemuengkakan
maka wajah akan rertarik ke caram ronf€a tersebut.
jaringan facial, khususnya di bawah mata, naemorhagi
conjunciluu, Ui* disertai

7l
protusi mata. Pencegahan, bila menyelam disertai expirasi secukupnya lewat hidung
ke masker. Pengobatan, biasanya symptomatis dan dilarang menyelam sementara.
Bila diberikan kompres ( ice cold packs ) pada bagian yang oedem atau mengalami
perdarahan.

Barotrauma Kulit

Barotraurna ini terjadi akibat memakai dry zuit atau lvet suit yang tidak cocok.
Terjadi rongga udara antara kulit dan pakaian. Pada saat turun (descent) tekanan
udara dalam rongga udara tadi jadi relatif negatif terhadap tekanan di sekelilingnya.
Akibatnya kulit terhisap pada rongga udara ters€but, dan menimbulkan garis-garis
hiperaemis sesuai lipatan pakaian 1'ang membentuk rongga udara. Barotrauma ini
bisa sembuh dalam beberapa hari.

Barotrauma Kepala Dun Bqdan

Penggunaan alat selarn klasik kadang-kadang masih diperlukan pada tugas-tugas


tertentu. Bila menyelam, tetapi udara tidak bertambah didalam helmet maka, sesuai
hukum Boyle penyelam akan terhisap kedalam helmet dan akan menimbulkan
kecelakaan yang serius dan bisa menimbulkan kematian. Kecelakaan ini bisa terjadi
bila, penyelam jatuh dari sangkarnya atau terperosok ke dalam jurang laut. Bisa
tcrjadi pula bila udara pernafasan dari kompresor tiba-tiba berhenti, tetapi hal ini
bisa dicegah dengan cara memberi katub searah.
Gejala-gejala klinik bisa dari ringan sampai berat. Terasa kepala atau mata yang
menjadi besar, dyspnea dan rasa tertekan pada dada. oedema pada bagian tubuh yang
kontak dengan helmet kemudian haemorhagi dari kulit umjah, conjuntiva, leher dan
bahu. Dapat terjadi pula perdarahan dari panr, saluran pcnc€rnaan, hidung, sinus
dan telinga. Bila lebih cepat dapat tcrjadi perdarahan pada otak, jantung dan mukosa
saluran nafas.

BIow Up

Dengan menggunakan alat selam klasik, pada waktu timbul, gas ]ang ada dalam
pakaian harus dapat keluar, kalau tidak maka seluruh pakaian akan menggelembung
seperti balon dan akan menyebabkan naik dengan c€pat dan tidak dapat dikontrol.
Peristiwa ini dapat menimbulkan barotrauma waktu timbul, penyakit dekompresi
atau lrauma fisik.
Bila udara mengembang terus dan pakaian tidak dapat menahannya, maka
pakaian akan robek dan penyelam akan tenggelam lagi dengan cepat. selain bahaya
barotrauma juga bahaya tenggelam.

72
Barotraumo Intefiinal

Pada waktu naik terjadi pengembangan gas yang mengakibatkan kembung, flatus
serta timbul kolik. Pernah ditemukan penderita sampai pingsan dan shock.
Peristirva ini biasanya terjadi pada penyelam pemula dimana cenderung adanya
aerophagia, serta pada waktu melalcukan valsava, disertai menelan udara. Selain itu
juga karena sebelum menyelam minum-tninuman yang mengandung carbonat (soll
drink ).
Pengobatan biasanya dikerjakan dengan mengurangi kecepatan waktu naik, atau
dilakukan rekompresi. Tindakan lain ialah melepas ikat pinggang atau pakaian yang
rusak.

Barotrauma Paru

Barotrauma paru adalah barotrauma yang paring serius diantara barotrauma yang
lain. barotrautna paru dapat dianggnp manifcstasi klinis dnri hukurn noyh pndu
orSan paru.

a. Barotrauma Paru lVafuu Turun (Descent)

Barotrauma jenis ini jarang terjadi baik pada "Breath hold diving' maupun pada
penyelaman dengan alat selam. Namun Brealh Hold Diving (sclam tanpa allt ietlp
)
mempunyai resiko untuk mengalami barolrauma paru waktu turun (desccnt karena
),
penyelam tidak mempunyai suplai udara unhrk dapat mengequalisasikan tekanan
intrapulmonal dengan tekanan sekeliling.
Berbeda dengan sinus paranasalis, paru menrpakan organ yang dapat dekompresi
volumenya (Comoressible). Secara fisiologis pada fase permulaan dari Breath i{old
Diving, tekanan intrapulmonal tetap dapat dipertahankan sanu dengan tekanan
sekelilingnya dengan cara menurunkan volume paru.
Penurunan volume paru untuk rnengequalisasikan tekanan intrapulmonal, ini
dimungkinkan dengan kontraksi otot{tot pernafasan, termasuk makin naiknya posisi
diafragma, kompresi paru lebih lanjur oleh dinding thorax bisa ditolerii sampai
tercapai volume residu dari paru. Setelah batas volume ini dicapai kompresi lebih
lanjut pada paru teoritis akan menimbulkan barotrauma (squeeze) pada
iaringan
paru.
Dengan demikian teoritis volume residu yang kecil akan lebih menguntungkan
dalam mencapai kedalarnan pada breath hold diving. Namun disamping voiume
residu baru seseorang, ternyata masih ada faktor lain yang dapat membuat Breath
Hold Diving mampu menyelam lebih datam tanpa timbul squeeze pada paru.
Faktor lain yang memp€ngaruhi kemampuan mencapai kedalaman maximal pada
Brc.ath Hold Diving juga merupakan variasi individual, yaitu :
- Kapasitas vital paru
73
- Pulmonaryvascularbedreaction
Kapasitas vital yang besar tentunya akan lebih menguntungkan kemampuan
mencapai kedalaman pada Brealh Hold Diving.
sesuai hukum Boyle hal ini dapat di.ielaskan dengan mmus sebagai berikut :
Vaxl=VrxP
Va = Volume paru sebelum selam
Vr= Volumeresidu
P =VA
VR

Jadi secara teoritis kedalaman maximum yang bisa dicapai pada Breath Hold
Diving be6anding lurus dengan volume paru scbelum selam ftapasitas vital), dan
beftanding te$alik dengan volume residu.
selanjutnya pada Breath Hold Diving yang dalam, telah dapat pula dibuktikan
adanya reaksi pcrnbuluh darah pada paru (pulmonary venous bed dilatation). Reaksi
ini mengakibatkan naiknya kemampuan menambah kedalaman tanpa menimbulkan
barotrauma paru pada Breath Hold Diving, karena dibatasi pembuluh darah dalam
thorax menggantikan sebagian tempat udara supaya volume residu tidak mengecil
lagr.
Dari uraian diatas jelas pada Breath Hold Diving dikatakan kemampuan
mencapai kedalaman bisa sampai 80 meter karena adanya pulmonary venous bed
dilatation, kapasitas vital yang besar, dan volume residu yang kecil.
sebaliknya pada selam dengan alat Squeeze pada parujarang terjadi karena ada
suplai udara dari alat s€lam, sehingga tekanan intrapulmonal dapat tetap
diequalisasikan dengan tekanan sekeliling paru. Kemungkinan bisa terjadi Squeeze
pada paru pada penggunaan alat selam yang mempunyai "Inqpiratory Resistance"
yang tinggi.
Dalam RLJBT bisa terjadi barotrauma paru pada fase kompresi bilamana
penderita dengan sengaja tahan nafas, atau ada obstruksi jalan nafaspada penderita
yang tidalc sadar.
Kensakan jaringan paru pada barotrauma (squeeze) ini adalah terjadinya
kerusakan pada pembuluh-pembuluh vena kecil, perembesan cairan lewat membran
alveoli dari kapiler-kapiler danjaringan ke dalam alveoli, dan saluran-saturan nafas.
Lebih lanjut bisa terjadi perdarahan.
Klinis barotmuma paru jenis ini yang ringan hanya menimbulkan rasa nyeri dada
dan exudasi ringan, yang akan cepat direabsorpsi pada warrtu naik (ascent).
Pada barotrauma yang bera! jaringan paru dapar mengalami kenrsakan lebih
berat. Bisa dijumpai batuk, sesak dan hemoptisis setelah menyelam. pada
pemeriksaan X-Ray tampak bercak{ercak infiltrat pada paru yang dikatakan dapat
hilang sendiri dalam 24 jam tanpa terapi spesif*.
Bentuk'bentuk barotrauma ini pada umumnya mudah sembuh dengan terapi
konservatif.
Terapi terdiri dari :
- Pemberian oz 100 o/odan intermittent positive pressure inhibitation therapy.
- Penegahan infeksi
- General suportive care (Perawatan umum terhadap gejala-gejala lain yang
mungkin timbul),
- Bisa ditarnbahkan bronchodilator dan gmvilational drainagc bilarnnna adq
perdarahan atau exudasi yang berat.

b. Barotruuma Paru WoHu Naik (Ascent)

Patofisiologi
Pada rvaktu naik kepermukaan terjadi p€nunrnan tekanan sekeliling dan sesuai
hukum Boyle udara dalam paru ikut mengembang volumenya. Bilamana pernafasan
normal, udara yang mengembang dalam paru secara fisiologis dapat dieksneksi
dengan mudah, sehingga tekanan intrapulmonal tetap dapat diequalisasikan dengan
tekanan di sekelilingnya.
Masalahnya apabila ekshalasi terhambat waktu naik (ascent), udara yang
mengembang dalam paru tadi akan terperangkap (retensi) dan akan menimbulkan
pengembangan volume paru (overdistension of the lungs) yang nantinya diikuti juga
dengan kenaikan tekanan intrapulmonal.
Sebagairnana kita ketahui ada batas-batas elastisitas pam. Bila batas elastisitas ini
terlewati peregangan lebih lanjut pada paru akan mengakibatkan ruptura paru Ourst
lung).
Dibutuhkan rata-rata perbedaan tekanan sebesar 80 rnmHg untuk menimbulkan
barotrauma ini (tekanan sekelilingnya harus turun sampai + 80 mmHg dibawah
tekanan intrapulmonal) ini sama dengan naik kepermukaan dari kedalaman sekitar I
meter dengan tahan nafas.

Penyebab
Barotrauma paru waktu naik kepermukaan pada dasarnya disebabkan oleh
peristiwa naik kepermukaan terlalu c€pat disertai ekshalasi yang inadekuat.
Ekslnlasi yang inadekuat bisa terjadi akibat :
a. Panik( lupaekshalasi )
b. Menghisap air secara tak sengaja yang menimbulkan bronclro spasmc ( water
inhalation ).
c. Penyakit-penyakit yang bisa menimbulkan obstruksi pada saluran nafas
misalnya asthma, kista, tumor, fibrosis dari sistem pernafasan.
Barotrauma paru wal:tu naik kepermukaan kadang-kadang bisa tirnbul walaupun
tidak ada faktor-faltor penyebab ekshalasi yang inadequate maupun kesalahan
kecepatan waktu naik ke permukaan. Dalam kasus-kasus ini penyebab
barotraumanya dikatakan karena paru penyelam tersebut mcmang relatif kurang

75
clnslisitasnya. Tcrutamn rvaktu sudah tcrcapri volume rnnximum inpiratoir.
compliance paru mereka dikatakan agak kurang dibanding orang normal, sehingga
lebih rnudah terjadi stress pada parunya.

Akibat:
Menurut Fedmonds Cs. dikanakan
Gmb.Barotrauma
waklu naik ada 4 kemungkinan akibat daripada
'e
I
t4-
barotrauma paru waktu naik (ascent) :
a. Kerusakan jaringan paru
b. Empisema surgikalis
c. Pneumothorax
d. Emboli udara
Mereka bisa timbul scndiri-scndiri
-t-.-
maupun dalam bentuk kombinasi

a. Kerusakan jaringan paru

Waktu penyelam sampai


dipermukaan, ekshalasi udara yang
mengembang dari paru akan disertai
suara nada tinggi yang khas, kemudian juga gejala dyspnoe, batuk-batuk dan
hemoptysis.

Kalau alveoli yang ruptura banyak, dapat terjadi kematian karena kegagalan
pernafasan. Idealnya kemudian harus dilakukan pemeriksaan antara lain : inalisa
gas arterial, thorax photo serial, dan hematologis.

b. Empisema surgikalis @mphysema Mediastinalis dan empisema subkutan)

sesudah terjadi ruptura alveoli, gas-gas tepas ke dalam jaringan interstitial paru.
_
Gas menyebar terus sepanjang jaringan yang regang sekitar pembuluh darah be.sar
dan jalan nafas menuju hilus, dan kemudian ke mediastinum dan leher,
menimbulkan empisema mediastinalis dan empisema subkutnn. Gejala-gejala bisa
timbul dcngan cepat atau lambat tergantung dari berat ringannya kaius. pada kasus
empisema mediastinalis ini bisa terjadi pneumo-pericardium.
Gejala klinis empisema mediastinalis antara lain rasa nyeri di bawah stemum,
penyempitan batastatas jantung pada perkusl peredupan suara jantung atau
krepitasi yang berhubungan dengan suarajantung. Bila kasusnya tebitr uerai dapat
terjadi gejala-gejala g:angguan kardiovaskuler seperti sesak nafas sianosis, takikardi,
hipotensi sampai sinkop karena shock, sebagai akibat tekanan langsung padajantung
dan pembuluh-pembuluh darah besar.
Radiologis mungkin tarnpak pembesaran rnediastinum dengan udara di sepanjang
batasnya.
Ernpisema subku8an bisa rnenyertai empisema mediastinalis sebagai akibat
dari
masuknya udnra secarn !-ral*sa dari mediastinum ke jaringan bahwa lulit leher
dan
ttrorax atas. Bila ringan gejalanya curna rasa penuh di liher atau perubahan
suara
jndi parau, Yang lcbih bcnrr dnpat diraba krcpitnsi padn kulit.

c. Pneumothorax

- Bilamana terjadi perobekan pada pleura visceralis, udara akan masuk ke cawm
pleura dan menimbulkan pneumothorax.
Pneumothorax bisa disertai prdarahan dan menjadi haemopneumothorax.
Udara
yang terperangkap dalam cavum pleura akan terus mengembang
dan menirnbulkan
kenaikan tekanan dalam cavum pleura selama naik (ascent). pari Uisa
kolaps karena
tekanan ini,jugajantung bisa terdorong dari tempat nonnalnya.
Gejala-gejata pneumothorax mempunyai onset yang cepat dan tidak
berMa
dengan pneumothorax oleh sebab-sebab lain, yaitu nyeri pleural yang mendadak di
daerah cavum pleura yang terkena, dyspnoe dan tachypnoe.
Pada pemeriksaan dijumpai gerakan dinding thorax yang terbatas pada
bagian
yang sakit, hipersonor dan suara nafas yang menurur pada bagian yang
sakit.
Trachea dan ictus cordis terdorong kesisi yang sehat.
Radiologis didapatkan tanda-tanda pneumothorax, antarA lain berkurangnya
volume paru. Bisa terjadi perkembangan kearah lension pneumothora* seuigai
akibat batuk-batuk atau beradir dalam lingkungan tekanan udara kurang dari
I
atmosfer, rnisalnyn scpcrti dalam pcsarvat tcrbang. cepatnya pcrkcnrbrngun kc
trutr
memberat dapat menimbulkan gangguan kardiovaskuler, atau kematian ,karena
shook.

Embofi adara

Akibat yang paling serius dari pada barotrauma paru rvaktu naik (ascent),
adalah
masuknya gas dari alveoli ke sistem vena paru.
Emboli gas terbawa ke jantung dan kemudian masuk ke dalam sistern sirkulasi
arterial, dan menimbulkan obstnrksi emboli gas di pembuluh-pembuluh koroner
cerebral dan lain-lain.
Pada waktu terjadi distensi yang hebat pada paru pernbuluh-penrbuluh
darah kecil
dan kapiler ikut teregang. Tetapi karena pembuluh-pembululi ini kecil dan masih
terkena oleh kantung udara maka biasanya belum terjadi emboli udara
secara
langsung saat itu. Setelah distensi tersebut dikurangi d"ngan ekshalasi biasanya
barulah terjadi emboli udara.
Emboli udara sedikit saja sudah bisa menimbulkan gangguan serius. Kematian
bisa terjadi karena sumbatan di pembuluh koroner atau cerebral. sumbatan juga
dapat terjadi di limpa, hati, giqjal dan anggota gerak.
Emboli udara lebih sering dijumpai pada kazus-kasus empisema mediastinalis
dibandingkan dengan kasus-kasus pneumothorax.
Gejala-gejata klinik emboli udara arterial biasanya mendadak.
Gejala-gejala tersebut terutama berupa gejala-gejala neurologis seperti :
- kehilangankesadaran
- gelisah/confusion
- kondsi
- apasia
- gangguan penglihatan
- vertigo
- gangguan sensorik seperti paraesthesi atau kelemahan motorik (paresis)

Gejala-gejala lain yang bisa dijumpai :


- nyeri dada (tipe kardial)
- EKG abnormal (arrythrnia, iskemia miocardium)
- Decompensasi cordis dengan segala akibatnya
- Tampak adanya udara di pembuluh retina
- Tanda-tandaLiebermeister

Gejala-gejala seperti di atas yang ddumpai segera sesudah timbul dipermukaan


harus dicurigai dulu sebagar adanya emboli udara dan segem diobati sebagai emboli
udara sampai diagnosa pasti dapat ditegakkan.

Tempi barotauma paru waldu noik (oscent)

a. Umum
secara umum hendaknya selalu diingat perjalanan klinis dari barotrauma paru
akibat naik, selalu mungkin berubah menjadi lebih berat disebabkan oleh beberapa
faktor:
- Dekompresi (penurunan tekanan) lebih lanjut akan memperbesar volume
gas'gas yang terpenmgkap di jaringan dan akan memperburuk status
klinis penderita.
Contoh : 'fransportasi dengan angkutan udara.
- Kegiatan fisik yang meningkatkan aktifitas pernafasan termasuk batuk-
bahrk a0au penggunaan alat bantu pernafasan yang menimbulkan tekanan
positif semuanya akan menyebabkan kerusakan jaringan paru yang lebih
berat.
- Bilamana barotrauma paru ini disertai penyakit dekompresi, mungkin
akan dibutuhkan terapi rekompresi yang lebih berat.
' Penggunaan qas-gas yang lebih mudah berdifusi (misalnya Heliurn)
akan
makin memperbesar volume gas-gas yang terperangkap dilam barotrauma
paru.

b. Terapi terludap kerusakan jaringan paru.


Terapi terhadap kerusakan jaringan panr adalah selalu mengusahakan pernafasan
yang adekuat dengan inhalasi oksigen 100% agar tercapai kadar gas-gas yang
memadai dalam sistem arteri. Dalam usaha mempertahinkan p€rnapasan yang
adekuat sebaiknya dihindari penggunaan metode tekanan positif, kaiena hat itu
iapai
memperbesar kerusakan.iaringan paru. Metode tersebui hanya boleh dipakai
bila
mutlak diperlukan. Harus pula diperhatikan pengobatan supportip terhadap
gangguan kardiovaskuler, dan keseimbangan cairan dan elektrolit
daiam tubuh,

c. Terapi episema zurgikalis.


Bilamana menjumpai empisema surgikalis harus dipikirkan dulu adakah juga
emboli udara atau pneumothorax. Bilamana ada, terapi emboli udara atiu
pneumothorax harus didahulukan. Terapi terhadap empisema mediastinal
yang
ringan adalah simptomatis. Pada kasus yang lebih berai dapat diberikan
inhalas'l
oksigen 100% unhrk membantu resolusi udara yang terperangkap. Bilamana
empisema mediastinalis berat, dapat diberi terapi rekompresi
Gabeis.o ata 6A u.s.
Navy Diving Manual). sedangkan pada empisema subkutan yang berat bisa
diberi
terapi inlnlasi oksigen 100% untuk mempercepat absorpsinya.

d. Terapi dari Pneunothomx.


Terapi dari pneumothorax tergantung pada derajad klinisnya. Harus dipikirkan
dulu adakah emboli udara yang menyertai. Kasus-kasus ringan ianya membutuhkan
pemberian oksigen secara intermiren tanpa tekanan positii. penceJm
dapat diberi
yalgesik, tirah barin& dan fisioterapi lebih lanjut kernudian, pada kerusakah yang
lebih berat dimana didapa&an kofiaps paru lebih dan 2oo/o dapat dipasang kanula
intercostal dan suction drainage.
Pneumothorax sendiri tidak membutuhkan terapi rekompresi. Masalah
akan
timbul bila disamping pneumothorax dijumpai kondisi-kondisi lain yang
membutuhkan terapi rekompresi. Dengan terapi rekornpresi pneumothorax
akai
cepat hilang gejalanya, tapi pada waktu dekompresi nantinya pneumothora,x
bisa
expansi lagi' Disamping itu pneumothorax bisa berubah sewaktu-rvaktu jadi
tension
pneumothorax. Maka sebelum dekompresi dimulai, mutlak harus
dikerjakan
thoracentesis dulu, yang bisa disertai inhalasi okigen l00yo, kemudian
baru boleh
dilakukan dekompresi dengan hau-hati.

e. Terapi emboli udara.


Sifat terapi terhadap emboli udara adalah urgent dan harus segera dilaksanakan
mendahului pengobatan bentuk-bentuk barotrauma paru yang lain. satu-satunya
terapi yang efektif terhadap emboli udara adalah rekompresi. Rekomprci harus
scgera dilaksanakan, sehingga harus selalu tersedia decompression chamber dekat
posisi timbul waktu latihan free ascent atau $rbmarine escape.
Karena penderita emboli udara harus segera di rehompresi, maka sebelum mulai
terapi rekompresi harus dicari dulu adalah surgical emphysema atau pneumothorax.
Ini karena bahaya mengembangnya kembali volume udara pada waktu dekompr.osi.
Penderita emboli udara yang disertai pneumothorax harus mendapat thoracentocis
dulu.

Tindakan-tindakan penting menghadapi emboli udara :


- Resusitasi kardiopulrnonal (sebelum maupun selama rekompresi).
- Bila mungkin berikan inhalasi o\ygen l00o/o (dengan masker).
- Letakkan penderita pada sisi kiri untuk mempertahankan cardiac output dan
- Datar horisontal untuk menghindari membunrknya edema cerebral.
- Terapi rekompresi.

Terapi rekompresi segera sampai 6 ATA (= 50 meter). Dengan tekanan 6 ATA


ukuran emboli dapat dikurangi rnenjadi l/6 asalnya. Dengan demikian mereka dapat
lewat pembuluh-pembuluh darah hingga dapat mengurangi akibat emboli udara jadi
scnrinim rnungkin. segera senrdah gelembung udara tersebut mengecil, hirus
diusahakan absorpsinya. untuk itu waktu dekompresi digunakan oksigen,
lbisa
dipakai tabel 5A atau 6A. us Navy Diving Manual). Harus digunakan konsentrasi
oksigen setinggi mungkin yang masih dalam batas{atas aman tanpa tekanan positif.
Pengurangan oedema otak atau paru dapat dilakukan dengan kompres dingin
(hipotermi) dan pemberian cairan intra-venus mannitol atau obat<bat steroid.
selanjutnya harus diperhatikan pencegahan atau pengobatan terhadap penyakit
seperti infarft miokard, kegagalan ginjal.
Tindakan rekompresi dalam air (30 meter) yang banyak mengandung resiko
sebaiknya dihindari. Tehnik ini hanya untuk penderira yang masih sadar, dan ada
persyaratan lain yang harus dipenuhi sebelum melaksanakannya.

L Karena sudah tepat lagi gangguan akibat dekompresi ini sebenarnya meliputi
penyelaman dekompressi ( Dcs = decompressi sicknes atau sendiri dan emhti
)
gas dalam pembuluh arteri
( AGE = art gas )
2. Hk Boyle : vol gas bcrbanding tcrbalik dcngan tekanannya bila suhu adalah t€tap
atau dapat ditulis dengan rumus : V = V/p dimana = volume, p tekanan k
-
konstantra Jadi ukuran gclembung mengecil bila tekanan dipe6esar.
-
3. Hk Dalton yang berbunyi tekanan gas total sama dengan jumlah tekanan panial
seluruh gas yang ada pada campuran itu.

80
Kepuilahaan

l. Bennett P.B. and Elliott D.H. The Physiology and Medicine of Diving and
Compressed
Air Work. Bailliere Tindall - London.Second edition 1975.
2. Edmonds c. Lowry c. Pennefathen J. Diving and Subaquatic Medicine. A Diving
Medical
Ccnter Publication. Mosman, N. E. W. Australin, 1976.
3. Edmonds c. Freernan P. Thomas R. tonkin J. Blackwods F. otological Aspects of
Diving,
Australian Medical Publishing Co. Sydney, 1973.
4. Fagan P. Mc Kenzie B. Edmonds c. sinus Barotrauma in Divers, school of
Undenuater
Medicine, HMAS Penguin. Balmoral NSW.
5. Mahdi H Barotrauma, Kumpulan makalah Kongres pKHI-il, Kursus sehari dan
Seminar
Hiperbarik, Jakarta 1987.
6. National Oceanic and Atmospheric Administration Diving Manual. United Stares
Department Of Commerce Second edition, 198?.
7. US Navy Diving Manual - Volume I, Air Diving.

8l
a fiMlrfiE[milFilt$t
Pendahuluan

se.bclurnnya pcnyakit dckornprcssi ini discbut juga : Bcnds, comprcssed Air


illncss, Cnsion discnsc, Divcr's palsy. Dysbarism, Acrocmbolisrn.

r#pi saat ini istilah itu sudah jarang digunakan, pertama penyakit ini di rulis
oleh rriger
pada tahun 1841, yang melihat adanya gejala-gejala nyeri pada tungkai
dan kejang otot yang diderita pekerja tambang batuhra.

Pada tahun 1854, Pol dan Watelle memperhatikan bahwa gejala-gejala tersebut
hilang bila kembali kepada lingkungan semula.

Pada tahun 187E, Paul Bert menemukan bahwa gelembung-gelembung gas


yang ada dijaringan adalah nitrogen.

Bertahun-tahun lamanya orang beranggapan bahwa terbentuknya gelembung


gas adalah penyebab semua gejala penyakit dekompresi. Namun pada tahun 193?-,
Srvindle dan End menemukan bahwa juga ada perubahan-perubahan biokimia karena
tmuma akibat pengembangan gelembung-gelembung gas yang menyebabkan
aglutinasi eritrosit dan agregasi trombosit.

Hukum fisika yang berhubungan dengan penyakit dekompresi adalah Hukum


Henry, yang berbunyi : "Banyak gas yang melarut didalam cairan adalah sebanding
dengan tekanan gas terceiut diatas cairan".

Insiden penyakit ini pada penyelaman Angkatan Laut Amerika serikat


dilaporkan sebesar 0.69Vo.
Insiden pada penyelaman untuk olahraga tidak diketahui.

Delinisi
Penyakit dekompresi adalah suatu penyakit atau kelainan-kelainan yang
disebabkan oleh pelepasan dan mengembangnya gelembung-gelembung gas dari fase
larut dalam darah auu jaringan akibat penurunan tekanan disekitarnya.
Gcjala-gejala yang ditirnbulkan bisa bcrupa rasa nyeri seluruh tubuh,kelelahan, nyeri
periartikuler, gejala neurologis, gejala gangguan pernafasan maupun gangguan
jantung setelah menyelam. Ini berhubungan dengan kecepatan lepasnya gas Nitrogen
dari fase larut meqiadi tidak larut dalam bentuk gelembung gas @utibles) waktu
pros€s dekompresi berlangsung.

82
Patogeneso

otopsi pada manusia dan binatang dalam kasus-kasus penyakit dckornprcsi


yang berat, menunjukkan adanya gelembung gelembung gas dalam pembuluh
darah,
dan jaringan extravaskuler.
Timbulnya gelembung-gelembung gas tadi berhubungan dengan timbulnya
peristiwa supersaturasi gas dalam darah ataupun dalam jaringan tuuutr pada
wahu
proses p€nrrunan tekanan disekitar tubuh (dekompresi
).
Kondisi supersaturasi gas dalarn darah danjaringan sampai suatu batas tertentu
masih bisa ditoleransi dalam arti masih memungkinkan memberi kesemparan gas
untuk mendifusi keluar dari jaringan dan larut dalam darah; dari darah le atveoti
paru, dan diexhalasi keluar tubuh.
Setelah melewati suatu batas kritis tertentu (supersaturation critique), kondisi
supersaturasi akan menyebabkan gas lepas lebih cepat dari jaringan atau darah
dalam
bentuk tidak larut, yaitu berupa gelernbung gas.
Gelembung-gelembung gas ada yang terbentuk dalam darah (intravaskuler),
dalam jaringan (extravaskuler), dan dalam sel (intraseluler)
setelah suatu penyelaman mungkin dapat dideteksi dengan ..Doppler detector"
adanya gelembung-gelennbung gas dalam darah, walaupun tioat aoa giiala penyulit
(
dekompresi silent Bubbles ). Dengan adanya fenomena seperti aiatas, mat<a
pengertian batas kritis supersaturasi gas yang berbahaya untuk menimbulkan
gejala
penyakit dekomprcsi sebetulnya tidak lagi terletak pada, kapan mutai
timuut
gelembung gas nitrogen ( teori Haldane ), melainkan pada saat kapan gelembung
gas
nitrogen tersebut membesar volume dan jumlahnya. Kiranya aoa korelasi antara
jumlah gelembung gas yang tertentuk dengan kemungkinan timbulnyat
atau berat
ringannya penyakit dekompresi. Gelembung gas extravaskuler dikatakan
menimbulkan dislorsi jaringan dan kernungkinan kcrusakan sel-sel disekitnrnyn.
Ini
bisa mengakibatkan gejala-gejala neurologis, maupun gejala nycri periartikulcr.
.

Terbentuknya gelembung gas extravaskuler teoritis dikatakan karena aliran darah


vena dari jaringan tersebut yang relatif lambat, sehingga rnenghambat kecepatan
eliminasi gas dari jaringan.
Gelembung-gelembung gas intravaskuler akan menimbulkan 2 akibat :

a. Akibat langsung atau akibat mekanis sumbatan yang menimbulkan iskernia atau
.- kerusakan jaringan, sampai infark jaringan.
b. Akibat tidak langsung atau akibat sekunder yang hadimya gelembung gas dalam
-- dnrnh (dikenal dcngan "secondary brood bublc intcrfaic rcfldio;;"), yfing
- terakhir ini bertanggung jawab atas tcrjadinya fenomena ..hipoksin sclulcri
.- pada penyakit dekompresi.

83
Ada 2 macam gelembung gas intravaskuler :
a. Gelcmbung yang stationer
c. Cielembung yang ikut sirkulasi
Crelembung gas intravaskuler yang stationer selain menimbulkan efek sumbatan
juga menimbulkan gangguall lewat proses biokimia dan dikatakan bisa menimbulkan
gejala nyeri periartikuler maupun gejala-gejala neurologis perifer. Gelembung gas
intravaskuler yang ikut sirkulasi bilamana tidak banyak jumlahny4 akan difiltrasi
lewat paru (silent butibles).

Bila jumlahnyabanyak akan menimbulkan :


a. Sumbatan-sumbatan pada sirkulasi pulmoner
b. Masuk kedalam sistem arterial lervat shunts di paru
Sumbatan pada sirkulasi pulmoner bisa berakibat :
- Gangguan pernafasan (chokes)
- Gangguan fungsi jantung kanan
- Gangguan sirkulasi sistem vena akibat efek retrograd.

Gelembung gas yang masuk sistem artrial akan menimbulkan gangguan perftrsi
mikrovaskuler organ{rgan, yang selanjutnya mengakibatkan terjadinya iskemia
lokal, kerusakan jaringan dan infark. Kelainan ini bisa memberi gejala neurologis,
kardiovaskuler dan nyeri.
Gelembung gas intravaskuler menimbulkan agregasi trombosit pada permukaan
antara gelembung gas dan plasm4 yang diikuti serangkaian pros€s reaksi biokimia
yang kompleks berup pelepasan zat-zat seperti Catecholamin, S.M.A.F. (Smmth
Muscle Activating Factor), AcrH, dan faktor-faltror humoral lain yang kompleks.
Faktor stress akibat dckomprcsi dipcrkirakan juga bcrpcrnn dalam reaksi ynng
menimbulkan berbagai perubahan-penrbahan yang terjadi dalam penyakit
dekompresi.
Perubahan-penrbahan yang diakibatkan oleh rangkaian proses biokimia yang
terjadi dalam penyakit dekompresi adalah :
a. Terjadi peningkatan permeabilitas vaskuler dengan akibat :
u---1. +Hemokonsentrasi dan hipovolemia
2. Oedemaparu
b. Stasis pada kapiler-kapiler karena adanya hemokonsentrasi.
c. Hiperkoagubilitas dalam darah.
d. Gangguan difusi gas-gas dalam alveoli.
Perubahan-perubahan diatas semua pada dasarnya akan menjurus pada timbulnya
"hipoksia selulef' dalam penyakit dekompresi. Janngan tubuh manusia adalah
sangat heterogen dihubungkan dengan masalah kemampuan menyerap atau
melepaskan gas nitrogen, ada jaringan yang cepat dan ada jaringan yang larnbat
dalam mencapai saturasi (kejenuhan) dengan nitrogen.
Hd ini tergantung dari faktor-faktor :
.
I Kecepatan aliran darah ke jaringan.
2. Daya larut Nitrogen dalam jaringan.

Skema Decompresi:

Pelepasa
ADP &ATP
Serotonin
Pclcpasan asam lonat
alam plasma
Bradikinin

I
coreseln ce lipid

Oedema paru Broncostriksi Vasokonstriksi


I
ncsoconsrit sif
\

85
Darah adatah cairan tubuh yang tercepat menerima dan melepaskan nitrrogen.
Darah menerima nitrogen dari panr dan mencapai kejenuhan dengan nitrogen daiam
waktu beberapa menit. otak adalah termasuk jaringan yang cepat, karena
mempunyai suplai darah banyak.
Tulang rawan pada permukaan sendi mempunyai suplai darah yang kurang,
sehingga memerlukan n'aktu lebih lama (sampai beberapa jam) untuk rn"ncapai
kejenuhan dengan nitrogen.
Nitrogen mempuqai daya larut yang baik dalam jaringan lemak, sehingga
jaringan lcmak bisa melarutkan nitrogen lebih banyak daripada jaringan-jaringan
lainnya.
Konsep jaringan cepat dan lambat penting untuk memahami bentuk-bentuk
klinis dari penyakit dekompresi yang mungkin timbul.
Penyelaman singkat dan dalanr, akan menghasilkan pembebanan nitrogen yang
tinggi pada jaringan-jaringan cepat, tetapi tidak cukup waktu unt* pemueoanan
tinggi pada jaringan-jaringan lambat. Dekompresi yang inadekuat, memungkinkan
pembentukan gelembung nitrogen didalam darah, yang bisa mengakibatkan
gangguan pernafasan (chokes) atau gejala neurologis.
Penyelaman yang relatif dangkal tapi lama, aftan memberikan pembebanan
nitrogen yang kurang lebih sama antara jaringan cepat dan jaringan yang lebih
lambat. Perbedaan tekanan yang tidak terlampau besar antara treoataman oan
permukaan, akan menyebabkan darah masih lebih rnampu mentolerir kelebihan
nitrogen terscbut, karena darah sebagai jaringan cepat bisa mengeliminasi nitrogen
lebih cepat lewat alveoli paru, sedangkan jaringan lambat tidak bisa.
Pcnyelaman scperti ini cendcrung untuk menimbulkan nyeri pada persendian
(Bends), karena sendi adalah jaringan lambat dan tidak dapat melepal nitrogen
dengan cepat lewat darah.

Ganboran Klinis

Penyakit dekompresi umumnya disebabkan oleh dekompresi yang salah atau


.
inadekuat. Bisa muncul dalam bentuk akut atau kronis.
Bentuk akut :
- Kelainan neurologis (68V.)
- Kelainan osteoartikuler @ends 29 %o)
- Kelainan benhrk lain, seperti gangguan pernafasan (chokes), gangguan koroner,
dsb (3 o/o)

Bcntuk kronis (delayed manifestation)


- Berupa dysbaric osteonecrosis (aseptic osteonecrosis)

selain pembagian diatas, penyakit dekompresi dapat dibagi menjadi dua tipe
berdasarkan gejala-gejala klinisnya :
a. Tipe I
Disebut juga *pain only bends" karena gejala utamanya adalah nyeri,
terutama didaerah persendian dan otot-otot di sekitarnya. Bisa timbul mendadak
atau berangsur-ang$r. Nyeri periartikuler ini mulanya lunya berupa rasa kaku
atau tidak enak yang sukar dilukiskan. Gerakan-gcrakan nnggotn tubuh
mungkin dapat meringankan sakitnya pada fasc pennulaan. Namuripada jarn.
jam berikutnya atau berdenyutdenyut, rasa sakii sering bertambah setelah
24
jam, tanpa terapi, biasanya akan reda dalam waktu l-f
hari, dan berubah jadi
rasa nyeri yang tumpul. Bim tampak hiperemi dan pembengkakan disekitar
sendi, yang bisa dikelinrkan dengan radang sendi. yang paling sering terkena
adalah sendi bahu (l/3 dari kasus-kasus bends). senoi-tainlang juga bisa
terserang adalah sendi siku, pergelangan tangan, sendi paha, sendi iutut, dan
pergelangan kaki. Bisa terserang dua sendi atau lebih, tetapi jarang simetris.

Tipe I dapat memberikan gejala-gejala lain seperti :

l. Kelelahan yang berlebihan setelah menyelam.


2. Mengantuk atau pusing ringan.
3. Gatal-gatal pada kulit. ( Skin bends )

Tipe II
Tipe ini adalah penyakit dekompresi yang serius, dimana yang terserang
sistern syaraf pusat atau sistem kardiopulmoner.
Gejala-gejala klinis dapat berupa :
l). Gejala-gejala neurologis
Berbagai bagian dari susunan syaraf dapat terserang. umumnya gejala-
gejala ini merupakan manifestirsi yang berat dari penyakit dekompresi. -cijara
ncurologis tergantung pada bagian mana yang tcrserilng.
a). Lesi pada otak
Biasanya karena emboli arterial atau timbul gelernbung gas langsung
dalam jaringan otak. Efeknya sama dengan gejala "strokei terganrung
pada pembuluh darah nuna yang mengalami sumbatan.
Contoh: - Penglihatankabur
- Tilik-tirik bura
- Hemiplegia / hemiparex
- Apaxia motorik / sensorik
- Bisa timbul confusion, kehilangan kesadaran / atau
konwlsi
Resiko kematian bcsar bilamana tidak mendapat pengobatan segera
dan tepat.
b). Lesi pada cerebellum
Lesi disini memberi gejala penyelam jalannya terhuyung-huyung
(staggering). Bisa juga terjadi kesulitan bicara, atau tremor.

c). Lesi Mcdulla Spinnlis


Yang sering terserang adalah daerah lumbal. Gangguan bisa berupa
gangguan sensorik dan atau motorik yang nrenyerang bagan bawah
tubuh dan kedua extremitas inferior. Segera setelah tiba dipermukaan,
mungkin gejala pertama adalah transient backpain yang menjalar ke
perut, ada rasa paraesthesi dan hypesthasi pada tungftai, selanjutnya
tungkai jadi lemah dan terlihat ataxia. Akhirnya terjadi paralise
dibawah pinggang. Gejala lain bisa berupa g:mgguan kencing, nyeri di
columna vertebralis, gangguan buang air besar. Timbulnya penyakit
dekompresi bentuk ini dikatakan karena lambatnya aliran dalam vena-
vena epidural. Makin lambat aliran vena, makin menghambat
eliminasi gas nitrogen dari jaringan medulla. Konsekwensinya
seandainya terjadi stasis dalam vena-vena tersebut karcna gelembung-
gelembung gas atiau bekuan darah, vena-vena bisa brdilatasi dan
menekan jaringan sumsum tulang, atau bahkan bukan tidak mungkin
terjadi pembentukan gelembung nitrogen langsung dalam jaringan
surnsum tulang.

d). I-esi pada organ vestibuler


Gejala-gejala klinis bisa berupa vertigo, tinnitus, gangguan
pendengaran, atau staggering. Bisa terjadi juga mual atau muntah,

2). Gejala-gejala dari paru danjantung


Sumbatan gelembung-gelembung gas dalam jumlah besar pada
sirkulasi pulmoner akan memberikan gejala gangguan pernafasan bempa
sesak napas, batuk{atuk non produktif, dan nyeri dada. Ini dikenal
*Chokes". (hanya
dengan istilah 2o/odari tipe II).
Sumbatan pada sirkulasi pulmoner bisa juga menimbulkan gejala
payah jantung kanan. Gejala iskemia otot jantung bisa timbul bilamana
ada emboli arterial yang masuk pembuluh darah koroner.

3). Gejala-gejala gastrointestinal


Usus dapat dirusak oleh gelembung-gelembung gas dalam dinding usus
atau pembuluh darah, menyebabkan rasa mual, kehilangan nafsu makan,
muntah, kejang usus dan diarhea. Kasus yang lebih berat dapat
rnenimbulkan muntah darah atau berak darah.

E8
4). Bendsshock
Shock karena penyakit dekompresi dikatakan jarang terjad.i. Mekanisme
terjadinya shock dalam penyakit dekompresi belurn jelas. Faktor-faktor yang
berpcranan antara lain :
a. Kehilangan plasma volume
b. Kegagalanjantungkanan akut
c. Deompensasi cordis
d. Hilangnya tonus vasomotor peripher karena lesi di rnedulla
spinalis.
e. SkinBends

Diagnosis daripada penyakit dekompresi, banyak ditegakkan lewat


evaluasi riwayat penyelaman sebelumnya, dan dihubungkan dengan
gejala-gejala klinis yang timbul.
Menurut data US Navy diving manuat 1996, rvaktu timbulnya
gejala ( omset ) setelah sampai di permukaan adalah :
- 42% kazusdalam I jam
- 60% kasusdalam 3jam
- 83% kasusdalam 8 jam
- 98% kasusdalam 24 jarn
Bilamana dihitung dari rvaktu timbul setelah 4g jam, maka
umumnya tidak akan didiagnosa sebagai penyakit dekompresi dulu.
Pemeriksaan laboratorium pada darah bisa dijumpai perubahan-
perubahan antara lain :
- Hemokonsentrasi
- Hypercoagulation
- Penggerombolan Eritrosit (Rouleaux)
- Bisa Dijumpai penurunan Jumlah Trombosit
- Leukositosis
Perubahan-perubahan diatas dikatakan mempakan bagian -dari
akibat tidak langsung hadirnya gelembung-gelembung gas dalam
darah.

Pengobatan

Tujuan pengobatan penyakit dekompresi adalah melawan efek hipoksia pada


jaringan.
Pengohrtan tcrdiri dari 3 tindflkan gabungan yang saling nrelcngkapi :

- Oksigenasi (Hiperbarik atau nonnobarik)


- Rekompresi
- Pengobatan dengan medika.'nentosa (terhadap perubahan-perubalun biohumoral
yang terjadi dalam penyakit dekompresi).
a Olrsigenasi dan rcleomprxi

Oksigenasi mempunyai keuntungan :


l. Melawan hipoksiajaringan
2. Mengurangi tekanan nitrogen yang terlarut daram plasma atau jaringan
(Mempercepat larutnya kembali gelembung-gelembung gas nitrogen).
Rekompresi merupakan tindakan darurat dan harus dilakukan secepatnya.
Tujuan pengobatan dengan rekompresi adalah :
l.Mernperkecil besarnya gelembung gas
2. Melarutkan lagi gelembung-gelembung gas nitrogen kedatam darah atau
jaringan.
Menggabungkan oksigenasi dan rekompresi (terapi oksigen hiperbarik)
paling baik karena menggabungkan keuntungan-keuntungan dari
/;adalah
masing-masing terapi. oksigen tekanan tinggi bisa berdifusi dalam jaringan
_
// tanpa lewat darah,- sehingga langsung dapat memerangr jaringan. napat aipilitr
rabel 5 atau rabel 6 us l.lavy. rauer s dipakai un't,it *ingouati penyalot
. dekompresi tipe I dimana gejala-gejala menghilang seluruhnya cat"* wakiu l0
' menit.
Tabel 6 dipakai untuk mengobati penyakir dekompresi dengan gejala lebih
namun tidak membunrk dan rak memerlukan rekompresi Gbih dalam.
/ fri5
Kadan-c-kadang bisa dipakai terapi darurat oksigenasi dan rekompresi rlrtam
'. {', aitr sedalam 9 meter.
Tehnik ini mungkin dapat digunakan pada tempat penyelaman yang jauh dari
fasilitas pengobatan hiperbarik. oksigen l0o% diberikan dari permut<aan t<e
, kedalaman 9 meter lenat full face mask penderita selama 30 sampai 120 menit.
*l / naik kepermukaan I meter tiap 12 menit. proses naik (ascent) boleh
\, ff=prq
dihentikan bilamana perbaikan klinis kurang sesudah timbul dipermukaan
i oxfgen tetap diberikan seqrra intermitten.

h. Terapi Medikamentoso
Terapi oksigenasi hiperbarik saja kadang-kadang tidak memberi hasil yang
memuaskan. Dibutuhkan terapi tambahan dengan obat-obatan
mendapatkan hasil yang lebih memuaskan. ""t"k
Tujuan terapi medikamentosa ditujukan terutama untuk menanggulangi
perubahan-perubahan sekunder atau kerusakan yang ditimbulkan
atiuut Gairli"
gelembung gas nitrogen dalam pembuluh darah dan jaringan-jaringan
tubuh.

t fl. Cairandanetekrrolit
Tujuan terapi cairan disini adalah unhrk mengganti volume yang
hilang menormalkan kembali mengganti hemokonsentrasi, mencegaf,
stasis aliran darah dan memperbaiki perfusi jaringan.
Bisa dipergunakan nonnal saline, ringer laktat, atau dextrose.
Bilamana rehydrasi tidak mernuaskan bisa ditambah plasma atau expander
rend;itl Dextron dengan berat molekul rendah (Dextran 40 atau Dextran
70).

2). Anti Platelet Agretion


Teoritis aspirasi tentunya akan sangat bcrguna sebab aspirin lnencegalr
proses agregasi thomboq/t. Namun hendaknya diingat, sekali terjadi
proses agregasi thrombocyt secara lengkap, dan sudah menimbulkan
sumbatan vaskuler, maka tidak ada lagi gunanya aspirin. Karena sebab
dialas, agar aspirin bisa bermanfaat, mestinya lrarus diberikan segera
setelah ada gejala yang paling dini dari penyakit dekompresi. Tidak ada
datadata experimental yang jelas tentang kegunaan aspirin sebagai
prophylaxis seandainya diberikan sebelum proses dekompresi.

3). Steroid
Steroid tetap diberikan dalam praktek, khususnya pada penyakit
dekompresi yang serius menyenng otak dan medulla spinalis karena
mempunyai efek menstabilisir endothelium vaskuler dan antioedema.
Dosis yang dianjurkan : I'gram hydrocortison suctinate (i.v) secara bolus,
disertai 4 mg dexamethason 2l-plrosphate (i.m). Dexamethason
dilanjutkan 8 mg (i.m) tiap 6 jarn,2-3 hari.

4) Glycerol
Untuk mengobati cerebral edema. Dihrikan per oral 0.8 rnl per kg.BB,
dalam bentuk larulan dalarn air 50% yang diberi rasa (flavour) agar bisa
diterima.
Glycerol dianggap lebih superior dari obat'obat anti edema yang lain.
Maksimal Efek yang dicapai dalarn I jam, dengan duration of efek sampai
6 jam. Glycerol juga tidak menimbulkan peristiwa rebould edema. Bisa
diberikan oleh orang non-medis. Kerugiannya hanya rasanya tidak enak,
sehingga bisa memberi neusea dan muntah. Ini bisa diatasi dcngan
pemberian lewat nasogastric tube.

5) Digitalis
Diazepam dianggap sebagai dnrg of clroid untuk konvulsi karena
kerusakan CNS. Diazepam bisa dihrikan intravenous (10 rng) tiap kali
dibutuhkan.
Diazepam juga 'rerguna sebagai sedativa untuk pasien-pasien yang
gelisah sekali, sehingga membuiuhkan sedasi untuk trasportasinya dosis
sama dengan dosis antikonvulsan.

9l
Respons terhadrp terapi dapat bervariesi,

Faktor-faktor yang mempengaruhi respons terhadap terapi :


L Berat ringannya proses patologis dan target organ yang terkena. Makin besar
ke.salahan prosedur dekompresi makin besar volume gas
)ang dilepas dari
jaringan tubuh. Bends pada kaki ranpa kelainan neurologis-lain
lebih mudah
disembuhkan daripada massive arterial gas embolism pada-cerebral arteri.
2. Inten"al waktu antara mulai timbulnya gejala dan mulainya terapi rekompresi.
Makin lama interval makin merugikan untuk penyembutran soati iskemia yang
lama akan bisa menimbulkan le.si yang pennanen.
3. Baik atau tidaknya p€rawatan selama transport ke ruang rekompresi.
4. Ketepatan terapi rekompresi yang diberikan, din perawatan intensif
sesudahnya.

Khusus bagi perawatan selama transpot dianjurkan hal hal


sebagaiberikut:
l. Tidak boleh menunda transportasi ke nung kompresi terdekat, kecuali bila
dibutuhkan tindakan - tindakan life saving dulu.
2. Resusitasi kardiopulmoner bila dibutuhkan.
3. TralsRort dengan posisi pendcrita horisontal, pada pasien tak sadar boleh miring
sisi kiri / kanan untuk mencegah aspirasi ,sampai di ruangan rekompresi.
4. Pasien di jaga lebih hangat sambil monitoring vital sign.
5. lnhalasi orygen l00zo sampai mencapai ruang rerompresi. (dengan kedok
orygen atau lewat endotracheal tube).
6. Rehydrasi
Bagi penderita sadar, rehydrasi peros bisa ditakukan (l liter paling tidak
untuk
I jam pertama). Bagi penderita dengan gejala serius pemberian cairan
intravenous lebih baik produksi urine hendaknya dipertahanleo t-z *mgi"r.
7. Bila ada gejala-gejala neororogis, beri steroid (lrydrokortison lmg, i.v. atau
dexamethason 20-30 mg (i.v.).
8. untuk anti agregasi thrombocyt, dapat diberikan 0,1-5,0 gram aspirin peros,
walaupun masih ada perdebatan tenlang kegunaannya.
9. Kontak s€oepatnya dengan fasilitas ruangan komprlsi yang dituju, agar fasilitas
tersebut siap menerima penderita.
10. Pemilihan metoda transportasi.
Il. Bila jarak yang ditempuh tertalu jauh unhrk angkutan darat, terpaksa
harus
rncnggunakan nngkuton- udarn. Hclikoptcr scbniknyn tctbang
tidakicbih ringgi
dari 240'300 meter. Selama terbang inhalasi o*ygen l0Oyo-thn therapi
caira-n
harus tetap dipertahankan.

92
Pencegahan

Pencegahan terhadap penyakit dekompresi bisa dilalnrkan dengan memahami


tabel dan tehknik dekompresi secara benar. Kemudian ini harus dipatuhi dengan
seksama. Ada kemungkinan sebesar l- 37o untuk rnengalami penyakit dekompresi.
Walaupun tabel telah diikuti dengan seksama. Tabel tersebur kurang dapat dipercaya
bila penyclatnnn scmakin lnmR dan scmakin dnlnnr. Pcrlu puln di ingnt bnhrvn tnbcl
itu pada dasunya disusun secam lmpcris.

Pencegahan lain adalah menghindari faktor-faktor predisposisi :


l. latihan berat selama atau sesudah menyelam
2. Menggigil selama atau sesudah menyelam
3. Kurang tidur
4. Habis minum-minum alkolrol
5. Kegemukan
6. Usia diatas 40 tahun
7. Demidrasi
8. Udara yang dihirup banyak mengandung C2
9. Riwayat pernah bends
10. Riwayat cedera yang banr terjadi (segala jenis)

Penyelam-penyelarn yang pernah mengalami penyakit dekornpresi tidak boleh


-
menyelam lagi minimal 3 4 minggu, jangka waktu ini dapat diperpanjang, atau
sama sekali tidak diijinkan lagi menyelam @ sctelnh
kasus-kasus penyakit dekornpresi yang berat.
Dari kegiatan selam'yang berulang (repetitive dive), harus diwaspadai bahwa
tabel dekompresi untuk ini mempunyai faktor kegagalan yang lebih besar. Kesalahan
membaca atau menginterpretasikan akan menambah kefatalan.
Kecepatan naik kepermukaan juga harus diperhatikan. Kecepatan naik yang
diijinkan, biasanya tidak lewat dari 20 mcter Fr rnenit. Dnlarn bcbulpn hnl
kctepatan naik 8 - l0 meter /rnenit juga jauh lcbih aman.

93
Daftor ht#ako:

l. Biihlmann A.A., Decompression sickness Springer verlag,Berlin 1984.


2. Davus J.C., Workshop Conclusion in Treatment of Serious Decompressian
Sickness And Arterial Gas Embolism Workshop, UMS, Inc. Bethesda,
Maryland 1979.
3. Djonhar D, Terapi Obat Obatan Pada Penyakit Dekompresi, Kumpulan
makalah pada kongres Nasional I PKHI, dan pertemuan ilmiah ke v kesehatan
udara bertekanan tinggi, Surabaya 1983.
4. Edmonds C, Lowry C, pennefather j, Diving and Subaquatic Medicine,Diving
Medicine Centre Publication, Mosman NEW. 1976.
5. Flynn E.T, Catron F.w, Bayne C.G.Diving medical ofhcer. Naval
Technical.Training Command, Panarna City, Florida I98l.
6. Fructus X. Treatment Of Serious Decompression Sickness In Treatment Of
Serious Decompression Sikcness and Arterial Gas Embolism Workshop, UMS,
Inc. Betheda, Maryland 1979.
7. Kindwall E.P. Adjunctive Treatment Methos In Treatment Of Serious
Decompression Sickness and Arterial Gas Embolism Workshop. UMS.Inc.
Bethesda, Maryland. 1979.
E. Sasongko, Penyakit Dekompresi. Kumpulan makalah kongrcs PKHI II, Kursus
sehari dan seminar kesehatan hipeftarik, Jakarta 1987.
9. US Navy Diving manual. Volume I. Air diving, Navy Departemen!
Washinglon DC Change 2,1978.
10. Ohani G, et al. Hard Book Hyperbaric Medicine, Spring Verlag, Berlin 1996

94
& UVSI3AIilG @SiG@ilIreIMffi
Pendahuluan

Nekrosis jaringan tulang dapat terjadi oleh banyak sebab. Nekrosis


jaringan tulang yang diakibatkan oleh lingkungan hiperbarik disebut
dishrik osteonecrosis. sebutan lain dari Dysbaric osteonccrosis adalalr
aseptic bone necrosis : avascular necrosis ofthc bone : atnu Cuisson disensc
ofthe bone.
Pengetahuan tentang penyakit ini baru berkembang setelah masuknya
ilmu radiologi dalam dunia kedokteran. Bassoe (1911) melaporkan tentang
adanya nyeri dan kekakuan yang kronis pada sendi di antara para pekerja
Caisson yang ditelitinya.
Bornstein dan Plate (t912) rnelaporlcan adanya kasus-kasus pcnyakit pada
persendian diantara pekerja Caisson di Hamburg, dan menyerahkan
pemeriksaan radiologis yang sistematis pada tulang-tulang penderita
penyakit dekompresi.
Insiden penyakit ini diantara penyelam-penyelam sangat bervariasi,
berkisar dari 5 sarnpai 80%. Sedangkan insiden Avasculer necrosis tulang
yang bukan disebabkan oleh lingkungan hiperbarik dalam populasi umum
tidak diketalui. Bilarnana terjadi secara idiopatik disebut chandler's disease.

Etiologi
Disbaric osteonecrosis dianggap sebagai manifestasi lambat (delayed
manifestation) dari penyakit dekornpresi. Ada hubungan yang pasti antara
dysbaric osteonecrosis dengan peristiwa dekompresi yang inadekuat.
Ataupun penyakit dekompresi. Namun mekanisme hubungan sebab akibat
yang langsung belum pernah bisa dibuktikan.

a. Teori emboli arterial


Gas, trombosit, lipid dan lainnya drpal menimbulkan infark jaringan
tulang.Teori emboli gas dikatakan telah dibuktikan pada experimen
dengan kelinci yang diberi injeksi intra-arteriAl gelembung gas. Dengan
percobaan seperti itu dapat ditemukan lesi di kaput femoralis mirip
sep€rti yang dijumpai pada manusia.

b. Teori pelepasan gas inert.


Pembentukarr gelembung gas didaerah ujung-ujung tulang panjang
akan menimbulkan lesi nekclik di daerah tersebut, karcna daerah ujung-
ujung tulang panjang mempunyai supia; Carah yang relatif kurang. Teori

95
ini tidak bisa menjclaskan penyebab lesi yang timbul di daerah shaft
tulang yang memiliki suplai darah rclatip lebih banyak daripada ujung-
ujung tulang.
Pelepasan gas inert bisa terjadijuga di daerah medulla tulang, karena
sirkulasi di daerah sumsum tulang dikatakan cukup lambat sehingga gas
inert tidak bisa dikuras dcngan cepat. Dikatakan hal ini
uisa
menimbulkan nyeri akibat dari obstnrksi aliran vena dengan gelembung
gas, dan bisa menimbulkan distorsi jaringan. Gelembung gaJaihmtan
juga bisa timbul di bawah p€riosteum tulang, dan menimbulkan distorsi
jaringan.

c. Teori Oxygen Toxicity.


Ada 2 mekanisme dalam teori ini. pertama reaksi vasospasme akibat
pengaruh oksigen tekanan tinggi, dan kedua perubahan jaringan kollagen
yang akan mengganggu sirkulasi dan nutrisi ke dalam jaringan tutang.

Teori pengaruh Osmose


Teori ini mengatakan pada waktu kompresi terjadi kenaikan tekanan
persial gas-gas dalam ruang intravaskuler. Air akan ber-osmose ke
ruang
intravaskular, dan pergerakan air semacam itu dalam strukturjaringan
tulang akan menimbulkan iskemia lokal pada tulang.
Karena mekanisme hubungan sebab akibat yang jelas rnasih sulit
diterangkan, maka sampai sekarang masih perlu -aitetiti lebih lanjut
tentang apa sebenarnya penyebab dysbaric osteonecrosis; tngaimana
pathogenesanya yang pasti, apa yang mcnentukan lokalisasi terjadinya
lesi; faktor faktor apa yang akan menyebabkan suatu lesi akan
berkembang progresif, dan lain-lain yang belum jelas.

Pdof$iologi
Infark pada jaringan tulang akan diikuti kematian dari osteocyt-
osteoclt dan autolysis sumsum tutang dalam waktu 2-3 minggu.
Rwaskularisasi akan timbul dari daerah tulang yang masih hidup,
membentuk daerah jaringan granulasi vaskuler yang memasuki daerah
yang infark. Trabeculae tulang yang nekrotik di daerah infark akan
diperkuat oleh jaringan banr tadi, sehingga tulang akan masih bisa
bertahan terhadap be,ban ( tidak tedadi koltaps trabeculae). samapai
dengan phase ini mungkin akan belum ada gejala-gejala klinis-
Tapi bila mana prcses ossifikasi dan revaskutarisasi terhambat oleh
suatu sebab, trabeculae tulang yang necrotik tidak akan bisa diperkuat,
dan mudah kolaps di bawah beban. pada fasc ini gejala klinis mungkin
akan timbul.
ksi yang lokalisasinya dekat tulang rawan permukaan sendi akan
menyebabkan penipisan permukaan sendi dan bilamana stress beban terus
berlanjut, dapat timbul fizura pada permukaan sendi tadi.
Nekrosis bisa menyebabkan terlepasnya permukaan sendi yang
progresif dari dasarnya. Proses ini mirip kolaps segmcntal pada
ischaemic necrosis yang terjadi pada fase lanjut collum femoris. Klinis
juga bisa timbul degenerative osteoarthritis pada sendi yang terkcna.

Gamharan Klinis

Nikrosis tulang pada penyelam atau pekerja caisson mulainya


asimptomatik dan hanya bisa dideteksi secara biologis. Kas timbulnya
pada tulang-tulang panjang seperti bumerus, pemur dan tibia. Kelainan
ini bisa terjadi tanpa riwayat penyakit dekompresi sebelumnya. Atau
akibat berada dilingkungan hiperbarik I kali saja sebelumnya.
Ada dua tempat utama lesi ini :
1. Lesi juxta articular (lesi dekat permukaan sendi)
2. lesi di daerah kapul kollum, atau shaft dari tulang.
a. I*si Juxta articrrlar
Lesi ini biasanya menimbulkan gejala-gejala klinis nyeri pada
sendi, kekakuan sendi dan limitasi gerakan sendi sebagai akibat
dari pada fraktur dan kolapsnya trabecula pada daerah penahan
beban, atau adanya squeslrasi pada sebagian dari caput sendi.
Berikutnya dapat terjadi degenerative osteoarthritis dan
menimbulkan cacat.
Umumnya terkena adalah sendi-sendi besar yang menahan
tekanan beban secara tetap, Yaitu sering pada scndi fernorat
humeral dan sendi lutut. Lesi sering bilateral, sehingga cacad yang
timbul bisa berat. Khususnya pada sendi femoralis, bila di sertai
kollaps dari kedua kaput sendi.
Bilamana hanya permukaan sendi dari humerus yang terkena,
fungsi sendi masih bisa tertahan rvalaupun gerakan jadi terbatas
(gangguan aMuksi lernah) dan nyeri.
Perbandingan insiden lesi antara sendi femoral dibanding sendi
humeral 2 : 3.
Lamanya proses mulai dari terjadinya gejala radiologis sarnpai
terjadinya lesi klinis pada permukaan sendi sukar dipastikan. Bisa
beberapa bulan sampai bertahun-tahun.

97
b. L€si di daerah kaput, kollum dan sluft
L€si di daerah ini biasanya asimptomatik dan praktis tidak
pemah menimbulkan cacad. Paling sering terjadi pada shaft dari
femur atau humsrus.
Bisa terjadi pertumbuhan jaringan tulang baru pada lesi ini.
Juga dikatakan jarang terjadi fralcurpatologis karena lesi ini.

Pemefiksoan Radiologis

a. Kelainan radiologis yang bisa dicari pada lesi juxta-articular :


1. Daerahdaerah padat dengan cortex yang masih intak (biasanya pada
caput humeri).
2. Sphericalopacities.
3. Linear opacitics (biasanya pada caput humcri)
4. Pola texture tulang yang rusak yang tampak sebagai subcortical bands
yang translusen (khususnya pada caput femolis dan humerus) ; dan
sering pula ditemui gambaran articular cortex yang kolaps dengan
squestrasi.
5. Degenerative aethritis sekunder dengan pembentukan osteophyte,
biasanya tidak ada penyempitanjoint space kecuali pada phase lanjut
nantinya.

b. Kelainan radiologis pada lesi di shaft, kaput atau kollum


l. Daerahdaerah padat, yang biasanya mutiple dan bilateral, sering
dikollum dan proximal shaft femoralis atau humerus
2. Daerah- dacrah klasifikasi yang inegular di mcdulla. Biasanya sering
di bagian distal femur, proximal tibia, dan proximal humegus.Biasa
diiumpai bilateral.
3. Daerah- daerah atau kista- kista translusen. Ini biasanya pada kapuf
dan kollurn humerus dan femur dan lebih jelas dengan tomografi.
4. Penebalan cortex

c. Tehnik pemeriksaan radiologis


Pemeriksaan radiologis membutuhkan tehnik-tehnik khusus dan intrepretasi
yang berpengalaman.obsewasi perubahan- perubahan pada struktur trabecule
yang halus dengan pemeriksaan radiologis berkwalitas tinggi, adalah sangat
pcnting untuk diagnosn dini.

B€rikut lul-hal yang perlu diperhatikan dalam tehnis radiologis :


I.Harus memberi gambaran yang jelas dari struktur trabeculae hrlang-
tulang.

98
2. Jaringan reproduksi (gonads) pada penyelam muda harus dilindungi dari
radiasi dengan pelindung timah.
3. Proyeksi yang hansdibuat :

a. Antero-posterio projection pada setiap sendi bahu. Ukuran film 30x25


cm. Harus bisa memberikan gambaran yang jelas dari space, dan
acromian tidak boleh overlap dengan caput humeri.
b. Antero- posterior projection pada setiap sendi paha. Ukuran fihn 30x25
crn. Harus diperhatikan tepi dtri rnoris tapi tidnk bolch rrrcnutupinyn.
c. Antero - F)sterior dan lateral proyeksi dari tiap sendi lutut. Ukwan
film 18x43 cm.Gambar harus mencakup l/3 distal femur, 1/3 proximal
tibia dan fibula.

Pmcegohan Dan Terapi

a. Penegahan
Diagnosa dini sangat penting.
Berikut dianjurkan pemeriksaan rutin yang harus dijalani oleh para penyelam :
l. Pemeriksaan radiologis tulang-tulang panjang setahun dua kali. Yang
pertama diambil sebelum jadi penyelam.
2. Hanrs diadakan penelitian radiologis pada setiap keluhan artralgia ringan atau
bursitis.
3.Pemeriksaan radiologis tulang-tulang panjang segera setelah tedadi penyakit
dekompresi, dan 4 bulan kemudian sesudahnya.
Bila mana dijumpai lesi di daerah shaft biasanya tidak dibutuhkan terapi.
Masalahnya apakah penderita boleh meneruskan aktivitas selamanya? Tidak ada
bukti yangjelas bahwa seseorang dengan gambaran x-ray lesi didaerah shaft akan
menderita kenrsakan jaringan tulang lebih lanjut bilamana dia meneruskan aktivitas
selamnya.
Tapi penderita harus diberitahu tenlang akibat atau kemungkinan bila terus
bckerja dalam lingkungan hepe6arik sehingga dia ikut bertanggungiawab dan ikut
aktif mengarnbil keputusan dalam masalah kesehatan dan pekerjaannya demi masa
depannya.
ini untuk meneruskan
Ada pendapat masih mengijinkan bagi penderita seperti
aktivitas selam dengan udara. Tetapi tidak boleh diikutkan dalam selam
exsperimentil. Irbih tegas lagi pada Royal Australian Navy, group penderita ini
hanya diijinkan selam tanpa dekompresi, dengan maximum ke dalaman 20 meter
dan kecepatan naik kepermukaan lebih lambat, Dekompresi bertahap, selam
experimentil atau selam dengan helium lurus dihindari. Bila dijumpai lesi juxta
artikular yang memberikan gejala klinis, segala kegiatan dengan lingkungan
hiperbarik harus dihentikan dan penderita harus bisa menerima nasehat berhenti
menyelam atau bekeda dalam lingkungan hiperbarik.
Pada kasus lesi osteonekrosis juxta articular yang masih belum memberikan
gejala klinis, seharusnya juga disarankan pada penderita untuk menghidari
selam
auu lingkungan hiperbarik lebih lanjut. saran ini diberikan dengan mengingat lesi
juxta articular di femoral alau humeral mempunyai kemungkinanit
an menimtuttan
gejala klinis di suatu saat kemudian.
Kalau terkena bilateral, penderita bisa cacad total dan tidak rnungkin bekerja
lagi.Namun ada rnasih mengijinkan pckcrja caisson kelompok ini uetce4a paaa
tekanan dibawah l8 PSIG karena dibawah tekanan tenebut resiko teiadinya
dysbaric osteonecrosis dianggap nihil. unhrk penyelam harus dibatasi menyeram
dengan oksigen 100% saja, karena dianggap resiko perusakanjaringan tulang pada
penyelaman tersebut adalah kecil.
Ada pendapat lain yang tidak membedakan lagi lesi juxla articular symptomatic
dan asymtomatic. Bila mana ada lesi juxta articular maka segala kegiatah oaum
lingkungan hiperbarik harus dihentikan. penderira seperti ini juga harus
menghindari kerja berat atau aktifitas olah raga yang menimbukan $rcss yang
berlebihan pada persendian.
Pendapat lain bilamana fasilitas radiologis memungkinkan dianjurkan
dilahrkan
pemeriksaan scientigrafi tulang pada semua g;ambaran radiologis-, yang
mungkin
diinterpretasikan sebagai dysbaric osteonecrosis.
Bilamana hasilnya positif sdagai dysbaric osteonecrosis kegiatan selam harus
dihentikan dulu selama 6 bulan. Setelah 6 bulan diwaluasi lagi untuk menentukan
apakah kegiatan selam boteh diteruskan atau dihentikan untuk iterusnya.
Bilamana gejala ktinis ada, namun pemeriksaan radiologis normal, harus
diusahakan teknik radiologis khusus misalnya tomograp / xeroradlografi / venografi /
radioaktive scanning. cara+ara terssut mungkin bisa menunjrftan acanya
tes
osteonekrotik yang mungkin tak tampak pada pemeriksaan raaiologis
biasa. Apapun
yang pakai ,tujuan utama disini adalah hanrs bisa memberi-jawaban
leknik definitif
bagi penderita, apakah dia menderita osteonekrose karena dysbarisniatau tidak.
salah satu aspek yang harus diingat dari osteonekrosis adalah tidak mungkin
meramalkan dari satu film tunggal, apakah suatu lesi itu akan berkernbangladi
lebih berat atau tetap saja nantinya. Tidak ada korelasi yang baik antara g;ambiran
radiologis dan kemungkinan perkembangan klinisnya.

b. Terapi
- tasi di daerah shaft biasanya tidak menimbulkan gejala klinis alau cacad dan
tidak rnembutuhkan terapi.
- Terapi aseptic bone necrosis di daerah Juxta Articular dalam arti mengembalikan
(restorasi) fungsi persendian belum memuaskan.
Prinsip umum terapi-konservatif terhadap sendi yang akan rusak, adalah
dengan
mengurangi beban semaksimal mungftin pada sendi yang menanggung beban
bJraq
dengan maksud memberikan kesempatan pada jaringan turang yang rusak agar
kembali normal.
Idealnya hal ini harus dilaksanakan waktu sebelum tedadi kerusakan didaerah
permukaan sendi. Atau sebelum terjadi onset gejala nyeri dan limitasi penggerakan.
Kesulitannya adalah kita tidak dapat menentukan lesi juxta articular mana yang
akan berkembang jadi kerusakan sendi yang lebih berat.
sedangkan pengurangan beban pada sendi akan berarti menglnruskan seorang
penyelam tirnh baring hma sampni bebcrnpn bulnn. Mnkn secnrfl umuln dikntnknn
bahwa terapi konservatif tidaklah memuaskan.
Terapi terhadap lesi juxta articular yang lebih berat dimana permukaan sendi
sudah terkoyak, atau sudah ada gangguan fungsi yang berat dari sendi, adalah
dengan tindakan chirurgis.

Terapi chirurgis antara lain :

l. Memasukkan "autogenous bone graft" melalui lubang yang dibuat rnelewati


jaringan tulang yang hidup sampai kedaerah jaringan tulang yang mati, untuk
membuat jalur vaskularisasi. Segala stress beban harus dihindari benar-benar
paling tidak untuk 12 bulan sesudah pembedahan.
2. Membuang semua jaringan tulang yang nekrotik di barvah tulang rawan sendi,
dan mengisi kembali rongga yang ditimbulkan dengan cencellous bone chips.
3. Osteonomy untuk merubah garis beban pada hrlang.
4. Therapy chirurgis yang paling baik untuk rehabilitasi terhadap kerusakan
permukaan sendi yang berat adalah arthorodese atau arhroplasty.
Arthroplasty sangat berguna untuk rehabilitasi lesi bilateral dari kaput femoris.

l0l
Kepufiakaan

l. B€nnett P.B.&Elliott D.H The Physiologr and Medicine of Diving and


Air Work, Bailliere Tindall-tnndon, Second Edition 1975.
Compressed
2. Biihlmann A.A., Decompression sickness Springer verlagBerlin 1984.
3. Daws J.c., workshop conclusion In Treatment of serious Decompression
Sicknes And Arterial Gas Embolism Workshop, UMS, Inc. Bethesda, Maryland
1979.
4. Djonlmr D, Terapi obat obatan Pada Penyakit Dekompresi, Kumpuran rnakalah
pada kongres Nasional I PKFII, dan pertemuan ilmiah ke v kesehatan udara
bertekanan tinggi, Surabaya 1983.
5. Edmonds C, Lowry C, Pennefather j, Diving and Subaquatic Medicine, Diving
Medicine Centre Publication, Mosman NEW. 1926.
6. Flynn E.T, catron p.w, Bayne c.G. Diving Medical offrcer, Naval rechnicar.
Training Command, Panama City, Florida 1981.
7. Fructus Treatment Of Serious Decomprcssion Sickness in Treatment Of Serious
Decompression Sikcness and Arterial Gas Embolism Worhshop , UMS, Inc.
Bethesda, Maryland 1979.
E. Kindrvall E.P. Adjuncrive Treatment Mcthos ln Treatment of serious
Decornpression sickness and Arterial Gas Embolism workshop.uMS.Inc.
Betheda. Maryland. 1979.
9. sasongko, Penyakit Dekompresi. Kumpulan rnakalah kongres PKHI rI, Kursus
sehari dan seminar kesehatan hiperbarik, Jakarh 1987.
l0.us Navy Diving manual. volume I, Air diving, Naw Departement, washington
DC Change 2,1978.

lo2
BAB V

ffiffiAffiMNffiVAKMAffiATGA$

I. NARKOSIS NITROGEN

2. KERACUNAN OKSIGEN

3. HIPOKSIA

4. KERACUNAN KARBON ITIOKSIDA

5. KERACUNAN KARBON IUONO-OKSIDA

6. SINDROMA NEUROLOGI AKIBAT TEKANAN TINGCI

103
{.MEmmBmM
Pendnhuluen
- Piskripsi pertama tentang geiala yang diduga karcna kemcunan udara dan
luno{ lg35. -
berkai_tan-dengan paparan hiperbarilq dilaporkan oletr
J.B. Green (ls6l) mengamati terjadinya rasa nganruk, kesulitrn pengambihn
-kep'tusan dan halusinasi pada penyelam-penyetam yaig be.oafrs dengan u&ra pa<h
5 ATA yang membaik segera setetatr kepermukaair. piul gert
mengalami keracunan pada kedalamanyang
iriiil ;uga meiihat
BT
Hill
?enrylarT besar.
dan Mc Cloud (19031 mendapatkan kemunduran iitta-.rt ral pada pekerja
Caisson
pada tekanan sebesar 5.q ATA. Demant (1930) mengamati
,.rlioiny, abnormaliras
mental dan defek memori pada-mrnusia dengan terari,n l0 AT{
r.fortiintoksikasi
aJtonot_{an diduganya bahrva lnr terscbut cisebautran tekanan
tinggi.. Hill
oi"g* parsial yang
nniflns (1932) menduga bahwa efek+fek it" srutu reaksi
-dan
peikologik karena klaustropobia auu hungkin karena tidak ^*eii"
;;;inya udara dari
kompresor.
The Royal Navy membentuk komite
- rytuk
penyelaman dalam dan-escape dari kapal selan\ dalam
meneriti problem tentang
tentang'Semi Loss of Consciousness".
laporannya ligl:l
dituliskan
Antara 7 dan ll.6 ATA penyelam masih ma{awab tanda-tanda
dengan tangan tetapi
banyak yang tidak melaksanakan dengan unar. setetatr kepenni*;
mereka tidak
dapu mengingat kembali kejadian selama poryetamannyal
pelrelam pulih kesadarannya pada I ATA. Juga ditaporkan
ti;r"ti
bahua semua
aaanya yantb"*;
pada reaksi para penyelarn ".rirri
Behnke, Thomson dan Motrey (1935) mengajukan teori yang
sekarang masih
dianut,.reryang sebab-keracunan udara yang Grt"kanan ti"rLt bit
takan bahwa
mrkosis disebabkan oreh kenaikan tekanan-paniar dari
melabolisme yakni nitrogen.
g"il""g
inaktif daram
Pada kedalaman 30 mgter (4 ATA) uadara bertekanan menyebabkan
euforia,
p€nurunan proses mental yang luhur dan ganggrun
koordinasi niuromushrler. Efek
-eiA-meneakibatkan
l-lT*::-b.^nr ql progresif bila tekami-menjadi ro
r(enr$ran. Antara I0 sampai 15 ATA dapat timbul-kehilangan ke.saoaran. t"iereka juia
mengacu pada hipotesa MeyerOverton, menghubunglon
efek narftotik
tingginya rasio solubilitas nitrogen calam minyak aai'"i.. riaat-ilma
d;d;
kemrdian
dilaporkan oleh Behnke dan yalbrougb bahua penggantian nitrogen
- -e- oleh helium
dalam udara bertekanaru menghitangfan efek narkosis.--
_ Teori tehnan parsial nitrogen secara universal tidak diterinra. Deep Diving
committee Report (19!9) menyampaikan kemungkinan retensi
karbon dioksida
sebagai dan naldane (1941) irelaporkan-brh;
-penyebabnya. ?.*- penambahan
karbon dioksida pada rdara bertekanan memperburuk g.jrl" ;.nt"l,'i"rupi walaupun

l04
I
sampai konsentrasi sebesar 60/o pa& ATA lranya rnempuryai efek mental yang
kecil.
Bean (194?) mendemontrasikan adanya reduksi PH arterial selama kornpresi
dan
kemudian menunjukkan kenaikan konsentrasi karbon dioksida alveolar.
Ia
menjelaskan perubalr,an ini timbul karena kenaikan tekanan parsial karbon
dioksida
alveolar dan penurunan diftsi karbon dioksida akibat peningiatan densitas
udara. Ia
menganggap bahwa karbon dioksida adatah suatu altematif
rtnyebab dari narkosis di
kedalaman. Pendapat ini icemudian didukung otetr seuiini aan bruue (1961).
Buhlman (1961) menduga bahwa peningkatan resistensi salurin nafas menvebabkan
hipoventilasi dan hrper$p.rya. penelitian yang rebih baru mendug"
urr,*.
nitrogen dan katton dioksida adalah editil tidak sinergistik uau "raing
!i.r."].i,
berhubungirn
dalam penurunan penampilan.

Etiologi
Nitrogen dan gas inert tidak turut serta pada perubahan metabolik dalam
tubuh
untuk menunjukkan efeknya. Pada umumya etiologi diklasifikasikan
dalam teori
biofisika dan bioki mia.

a. Teori Biofisika
l) Kelanrtanlemak
Meyer dan overton, awal abad 20 mengamati bahwa terdapat hubungan
paralel antara kelarutan suatu zat anestetik dalam lemak -oan potJnsi
narkotilnya. Kemudian Meyer dan Hopf (1923) menyatakan ..semua gas
dan
zat yang mudah menguap menyebabkan narkosis bila mereka berfrnetrasi
kedalam sel lemak pada konsentrasi tertent,, yang khas *ntuk
tiapjenis ser dan
kira-kim sama untuk semua narkotik". Hal ini U".utti bahwa semakin
besar
koefisien keramtan qs t:+ldap minyak dan air, semakin kuat gas
tersebut
menimbulkan narkosis. Molekul gas inert ditangkap oleh lipid
otak dan
mgnvebabkan gangguan pada tungsi membran sel. baiam teori ini
didapatkan
pula beberapa kelainan (lihat Tabel l). contohnya, neon diketahui
lebih
narlotik. tetapi hidrogen yang lebih larut dalarn llmak tidak rncnyebabkan
narkotik pada tekanan yang sama. Juga, argon
lang dua kali lebili narkotik
dibanding nitrogen mempunyai rasio kelanrtan yang mrna.

Pengembangan hipotesis keranrtan lemak yang diajukan adalah konsep


volume
bebas atau volume kritik. Dikatakan bahwa na*oiis timbul bila gas inert
atau
obat anestesi menyebabkan pembengkaan sampai volume tertentu pada
bagian
lipid dari sel (mungkin membran sel). Disinilah terdapat perbedaan perubahan
volume lipid antara keadaan anestesi dan tidak anlsteii. Volume ini juga
dipengaruhi oleh (daya penekanan) lipid terhadap t.t-ui.
_kompresibilitas
oleh karenanya efek narkotik dapat dilawan dengan aplikasi kenaikan tekanan
lddrostatik, dengan gas non narkotik.
105
TABEL 1. POTENSI NARKOTIK DAN SIFAT FISIK'SAMPLE GAS'

Jenis grs, Molekul Solubilit Koeftsien Konstante Tekanan


urut as dalam bagian Rasio Van der keseimbang
kekuatan Berat minyak solubilitas Waals pena an dengan
narkotik Volume pada 37 Minyak-Air rikan klatrat
c molekul
Hydrogen 2 2.661 0.040 3.1 0.2444 Tidak
Helium 4 2.370 0.015 l.l 0.0341 Membentuk
Neon 20 1.709 0.019 2.07 0.2107 Klatrat
Nitrogen 28 3^913 0.067 5.25 1.390 3.2
Argon 40 3.218 0.140 5.32 1.345 4.3
Krypton 93.7 3.978 0.043 9.6 2.31E 4.2
knon 131.3 3.105 1.700 20 4.194 3. t

2) Berat Molekul
Telah dikelahui bahwa efek narkosis gas-gas inert mahin besar sesuai
dengan makin besarnya berat molekul. Terbukti bahwa xercn mempunyai
efek anestesi pada I ATA. Berat molekul yang lebih besar, nuryebabkan
densitas b€rtambah yang dapat mengakibatkan retensi karbon dioksida atau
menginduksi terjadinya hipoksia higotoksik. Pengukuan tekanan karbon
dioksida pada darah dan serebral dan pengguruan oksigen serebral tidak
menyokong teori ini. Namun demikiaq beberapa peneliti masih merasakan
adanya hubungan ini.

3) Pembentukan Klatrat (Clothrate Formation)


Teori-teori fase aquos menghubungkan narkosis dengan kemampuan
gas inert membcntuk hidrat. Hal yang esensial adalalt adanya molekul air
disekeliling molekul gas inert. Keadaan ini befteda dengan teori lipid
dirnana molekul anestetik lebih berkaitan dengan molekul air dibanding
dengan molekul lipid. Mikrokristal hidrat gas dikatakan dapat mengganggu
transmisi impuls saraf dalam daerah sinaptik. Sayangny4 beberapa obat
anestesi misalnya, nitros oksigen dan gas-gas pelarut seperti neon dan
hidrogcrq tidak membentuk klatat. Helium juga tidak membentuk klatrat
tetapi tidak menunjukkan narkotik pada kedalaman penyelaman tertentu.
Efek narkotik dari gas inert dikaitkan pula dorgan banyak sifat-sifat fisik
lainnya: misalnya Altivitas termodinamik, suatu ekspresi konsentrasi uap;
Oil Water Phase Reversal, suatu akumulasi gas inert dalam lipid membran
sel dalam konsentrasi yang lebih besar dari pada komponen air, membuat
membran kuat sehingga mencegah konduksi : Molecular Volume,
Molecular Attraction of Van der Waals Forces.
106
Kenaikan nilai konstanta Van der Waals berkaitan dengan kenaikan potensi
anestetik obat-obat di klinik, tetapi terdapat anomali bila digunakan gas-gas
incrt. Pcrcobaan menunjukkan baltrva knrbon dioksida, oksigen, nrgon dnn
nitrogen diabsorsi dalam membran lipid, tetapi tidak pada lrelium.

Teori Biokimiawi
l) Teori Metabolik dari Quastel
Teori anestesi umum ini menyatakan baltwa anestetik mengganggu oksidasi
intraseluler dengan cam mcncegah pemindalurn energi dari piruvat kc sistcnr
- enzim sitokrom.

2) Transmiter sistetn saraf pusat


Mekanisme rurkose diduga disebabkan karena terganggunya fungsi dari
transmiter neurohumoral, misalnya nor-adrenaliq serotoniq dopamin dan lain-
lain. Tetapi teori ini belum te6ukti dengan jelas.

3) Hipoksia Histotoksik
Cabungan teori Biolisika dan kimiawi yang menyatakan bahwa gas inert
menggantikan oksigen dari sel-sel, jadi mengurangi energi yang tersedia, yang
dapat rnenyebabkan terganggunya pertukaran natrium dan menghambat
transfer substrat dari kapiler kc ncuron, akibalnya terjadi depresi sistcrn sanrf
pusat.
Secara neurofisiologi, narkosis mungkin melibatkan blokade, tenrtama pada
sistem aktivasi polisinafl ik retikuler.
Mekanisme pasti belum jelas benar. Kemungkinan melibatkan interaksi gas
inert dengan membran sel, yang mengakibatkan perubahan permeabilitas iorl
oklusi pori membran atau gang$nn pengeluaran transmiter kirnia.

Pengnkuran Terhadap Elek Sistem Snraf Pusat

Walauprn indeks narkosis yang dapat dipercaya belum ad4 namun penelitian telap
dilanjutkan Beberapa test bermanfaat dalam menduga kerentanan peromngan ( dnlam
sclcksi penyclarn ); rncrnbandingkan ketrintnpuan nukotik relatif drm bcrbagni zat
pelarut oksigen untuk pemafasan; menggambarkan peranan faktor yang lain dari gas
inert dalam menyebabkan intoksikasi pada suatu kedalaman; dan monitoring tingkat
kegagalan selarna pelaksanaan lugas.
Usaha-usaha untuk mengukur atau mcnentukan kualitas efek narkosis dalarn garis
besarnya dibagi dalam dua metoda. Pertama adirlah pengukuran gangguan pcnampilan
intclcktull terhadap bebcrapn lugos, mimlnya rncnghiirillg, mctttori, kutdntrn ynrrg
rnembingungkan, pemilihan dan lainJainnya. Kedua adalah ditskzu*an pada
penganratan perubahan dalam beberapa piuameter neurofi siologi.
107
Penampilan intelektual
suatu percobaan terhadap penampilan 46 orang dengan test hitung
-Dalam
sederluna diukur waktu reaksi dan kesatahannya; pada tekanan aari r.z sampa'i
l0 ATA. Nampak bahwa mereka yang mempunyai intel[ien yang baik seoitrit
terpengaruhinya. Gangguan mulai nampak pada saat tiba dikedalaman tertentu
dan diperbunrk oleh kompresi yang cepat ( shiuing dan willgrube, 1937
).
case dan Haldane {1941) mendapatkan bahwa paoa s.o era lzso reeg
kemahiran mamral bellm tgrqngq, teupi kesalahan dalam mengerjakan
ldtungan mcningkat yakni dari 6 kesalalun Fda I ATA menjadiiz-paaa
tekanan tersebut. Pada l0 ATA 9300 fet) terjadi narkosis berat dan timuut
selama kompressi, mencapai maksimal dalam 2 menit dengan
langguan yang
nyata pada kemampun praktis dan pengambilan keputusan. seiarna
melanjutkan paparan sampai kedalaman ini. Narkosis tidalc bertambah berat,
nampaknya terjadi adaptasi dan pada dekompresi pemulihan berhngsung cepat
tanpa efek lainnya, kecuali amnesia terludap kejadian pada kedalaman a*ina
lerjadi narkosis.
Banyak kritik pada test tersebut diatas dengan atasan besarnya variabel
antara lain motivasi, pengalaman dan pclajaran, yang sulit dilakukan kontrol.
Pada ff! denqn menggunakan "card sortingl' pora pekerja caisson
menunjukkan beberapa kesalahan pada 2 sampai : Arl, terutama poda mereka
yang belum berpengalaman mendapatkan tekanan Tetapi, pada titing
utangan
kesalahan yang terjadi senukin berkurang dan temudian tidak -ada l-agi
gangguan penampilan walaupun dib€rikan telonan lebih dari 3 ATA. pada gb
orang-dilal<ukan penclitian dcngan tekanan 2 ATA dan 4 ATA dengan mdia
pernafasan ldara dan campuran helium-oksigen; gBngglran yang nyata
didapatkan padla 4 ATA dengan media penufasanudara.
us Navy membuat test baterai yakni SINDBAD ( systematic Investigarion
of Diver Behaviour At Depth ). Test ini meliputi sejumlah besar tugas-tugas
inlelektual dan praktek; yang dibagi daram 26 paket sesuai kebutuhin.
sebagian besar test oSqt"n atas prinsip.prinsip psikologi, namun
adapasi
tedudap lingkungan hiperbarik akuatik belum dihhdran -pengukuran secara
lengkap.

Perubahan Neurofrsiologi
Telah dilala*an usalu rurtuk konfirmasi pengalaman subyektif dan kejadian
obyektif yang ditemukan pada penunnan penampilan dengan parameter
-pada
neurofisiologi. Penelitian meliputi pencatahn EEc pemuerian tekanan
dalam RLJBT. Berlawanan
l*g* dugaan semulayakni suatu depresi, tenryata
gambaran menunjukkan hipereksitabilitias neuron kortikal. ttai ini- nampak
selagai peningkatan voltase pada ritme basat dan sering timbulnya ..spikes"
voltase reidah karena suatu stimuli, yang tidak ada pada tekarun I ATA. pada
108
percobaan dimana tekanan parsial oksigen dan nitrogen dapnt
diatur,
menunjukkan bahwa dalam udara bertekanan, perubafian-perubahan
ini
disebabkan oteh tekanan parsial oksigen yang tinggi, Bila campuran nitrogen
oksigen berisi 0,2 A'TA oksigen, perubahan akan-menghitang. eret depiesi
nitrogen akan menghilang yang berupa penurunan uoitase ritmc basll'dan
timbulnya gelonrbang tetap voltase rendah.
Bloking gelombang alfa pada EEG oleh aktivitas mental dapat terlilrat pada
setgngah populasi. Adanya suatu pcnghapusan bloking ini pada popflran
terhadap tekanan mengenalkan pada konsep ambang nitrog--en.
Didapatkan bahya waktu untuk menghilangkan Utot ing berbanding terbalik
dengan kuadrat tekanan absolut untuk tiap o*g, natiupun ada fuberapa
variasi. Pada beb.erapa orang hilangnya bloking dapat diamati pada z,s AtA
dimana belum ada kejadian nartosis secara subyeictif. pengukuran langsung
terhadap firngsi sistem saraf pusat dilakukan dengan mengarirati efek piparai
terhadap gas inert pada "cortical evoked responses;.
"Evoked potentials" adalah respon EEC terludap stimuli sensoris. Depresi
"auditory evoked responscs" pada papran terlr,adap udanr hipcrbarik
ielal
menunjukkan adanya korelasi dengan penurunan penampilan- mental pada
.
kgndisi yang sama. Disimpulkan bahwa depresi ,.auditory ivoked responses"
adalah pengukuan eksperimental nitrogen narkosis.
Tetapi beberapa penelitian lain tidak mendukung hipotesis ini dan
menyimpulkan bahwa didapatkan suatu kompleks antara otsigen hiperbarilq
nitrogen narhosis dan "evoked responses". '.Auditory evokid ,eipon..s';
sebagai pengukur- narkosis mendapat kitikan karena ada gangguan suara
karcna tekanan dan bising lingkungan sclrunn paFran hipeibarih olch
karenanya "visual evoked responses" digunakan- untut tebitr mendekati
kenyataan.
"Visual evoked responses" sebagai ukuran narkosis nilrogen digunakan
pada penyelam para penetiti menyirnpulkan bahwa
-us Navy. didaparkan
perbedaan yang bermakna dalarn "visual evoked responses" pada pernafasan
udara bertekanan pada tiap kedalunarl sedangkan paoa peinarasan helium
oksigen tidak ada perbedaan tersebut. Penelitian te6itr taniut menunjut<kan
blht"" pada paparan
Ttura{ yang dangkal selama 2 minggu puou p"nyita*a'
ekskursi didapatkan adaptasi terhadap nartosis rvalaupun i_i-ctak lengkap,

Manifestasi Klinik
walaupun didapatkan variasi kerentanan perorang,an terludap narkosis, semua
plvelam yang bernafas dengan udara bertekanan secara nyata terpenganrh pada
kedalaman 60 sampai 70 meter. Tekanan minimal yang suduh rneniinbulkan
tanda
sulit ditentulCIn, tetapi behrapa penyelam secara subyektif mulai terkena pada
sekitar
30 rneter.

109
.konsentrasi
Fungsi.otak yang luhur yakni membuat ata_san-alasan, kepuhrsaq daya ingata4
dan atensi, paling pcrrama terkena. semakin **ingkat i*.*n -tdsnan
parsial gas inert,
mengakibatkan gangguan pada kenuhiraffi yang mrmal
dan
qangguan yang progre.s{ puo" sikap mental, otomatisasi, msasi ioe, [ahsinasi
dan
kemudian stupor dan Beberapa penyelam mengeluh penyempitan irprrrg
,koma.
pandangan perifer dikdalarnan.
Pada prakteknya, penyelam dapat memusatkan perhatiannya pada
tugasnya, tetapi
memorinya- tentang apa yang dilakukan atau dianutinya pada k
d"l"rrr- rerseuur
menja$ hi.lang begiru ia.akan melaporkannya oipermukain. errernatir
uinnya,-ia
mungkin tidak melaksanakan tugas penyelamannya dengan baik k;ena
untuk_mcngimgat insruksi.Narkosis diperberat oieh kecima*" O,r,gq
r.grg.l*
keielihan,
sedatif dan alkohol. Beberapa yang dilaporkan dJa; kei$akaan pada
.ousgrv-a1i
beftagai kedalaman nampak pada tabel 2.
Narkosis terjadi dallm beberapa menit s€telah mencapai kedalaman
tertentu
(tckanan porsial) dan ridak
lpgrcsif {cngan wakru. Dikarakan uilr cepar rc.jnoi
dengnn kompresi yang capat (descent). Efe[ akan pulih dengan oprt p"or
ambang tekanannya (ascene. seterah beberapa tania paoa t iaramlq
b"n***
lohransi timbul
karena lambat.

2.4 ATA Gangguan p"na*pilanl


4 ATA pada penalaran dan rnernori dadakan yrrr"g t.Uit
9.yge""
dibanding
lengan gangguan koordinasi motori, ban- reaksi
pemilihan. Respon yang melambat terhadap stimuli visual
dan
auditory.
4-5 ATA Tertawa dan cerewet diluar pengendalian diri.
Fiksa9 ide dan percaya diri sendiri yang berlebihan.
Kesalahan mcnghitung.
6 ATA M_engantulc, halusirasi, gangguan mangambit keputusan.
6-8 ATA Merasa dalam lingkungan yang menggembirakan pada beberap
orang perasa reaksi terhadap teror. Senang bicara, kadang-kada;g
m€rasa pusing.
Tertawa yang tidak dapat dikendalikaa pada beberapa orang
mendekati histeria.
8 ATA Ketakutll-. Ganggrran berar pda aktivitas pnaktis dan
pengambilan keputusan.
Gangguan menlal dan defek memori.
fgda1n yang membunrk pada : tulisan tangarr, euforia dan
hipereksitabiliras.
Kemampuan intelektual dan persepsi hampir hilang total
> IO ATA p-"nerFoq halusinogenik ( r€bih mendelati
harurionegenik efek
gbat dibanding dengan efek alkohol )^
ll0
Pencegahan
Yang paling sederhana dari bahaya ini adalah menghindar dari paparan
terhadap
tekanan parsial gas inert yang diketahui menyebabkai keracunan.'dahm praktek,
penyelaman yang anun dengan menggunakan udara bertekanan memerlukan
kesadaran terhadap kondisi
{al efeknya pada penampilan dan pengambilan keputusan
dalam kedalaman lebih dari 30 m. Batas kedalaman maksimal intara 50-60 rneteq
tergantung pada pengalanun penyelam dan tugas yang dilakukannya. penyelanun
yang aman pada kedalaman yang lebih besar memerlukan subtitusi
,at yang kurang
narkotik untuk melanrtkan oksigen. Helium telah umum digunakan untuk
mii<sua inl
tetapi hidrogen dan neonjuga telah diajukan dan dicoba dalim tingkatan
tertentu.
saturasi pada kedalaman qntara 30 sampai 50 m membeikan perkembangan
toleransi. profesional yang menyelam lebih dalam dapat tduin aman
-Penyelam oan
penampilan yang lebih baik. penyelam pekerja konvensional
le,nunjukkan ,orpri
100_meter tak layak bila menggunakan udara sebigai media pemafasan.
Dimasa mendalang, percobaan Kulstra dengan media pemafasan cair
-
dapat menyelesaikan problem narkosis dengan mengurangi keburuhan
mungkin
- peiarut
pernafasan unruk oksigen. Sebagai altemati{ teLitr opertratikai pula
ftmakaian obat
lang dapat mencegah atau melindungi dari narkosis, antara tain iengan metil fenidat
dan azasiklonal hidroklorida. Saat ini belurn dilahrkan pengg,oxun oiat pntuk
tujuan
lnL
Belum ditemukan pengobaran yang spesifik, selain kernbali kepennukaan
arau
mengurangi tekanan.

Kepustukann

l. Bennett P.s. dan El_!9rl D.,H.:. The phyddsiology and Medicine


of Diving and
' Compressed Air Work. 2 nd edition Ba Tidal.
-London.
1975.
2. Edmords c.. Lowry c.. dan penne Father J.: Diving and sub aquatic Medicine.
2
nd. Edition. A. Diving Medical C€ntrc publicatio;. 198j.
3' Stnrrrss R.H. Diving Mcdicinc, Grunc & srrftruon. Ncrv york. 1976.

ll I
a mffimmffioffism
Pendrhuluan

Oksigen perlama kali ditemukan oleh PRIESTII dan UVOISIFR psda


pertengahan akhir abad ke delapan belas dan kemudian segera perlutian diarahkan
pada kemungkinan penggunaannya untuk terapi. Priestly sendiri pada tahun l7z5
sudah pula menduga adanya efek yang tidak mengunhrngkan pada oksigen Kemrdian
lavoisier dan S€guin menunjukkan bahwa oksigen pada t ATA tidak mengganggu
metabolisma oksidasi t€tapi mengamati adanya efek yang menrsak padajaringan baru.
Efek toksik oksigen bertekanan tinggi pertama kali dilaportan oleh Paul Bert pada
tahun 1878, ia melaporkan secara rinci kejadian konvulsi pada binaang percobaan
yang t€rpapar pada oksigen bertekanan tinggi.
Pada tahun 1899 J. Lonain smith menggemuk gambaran patologr keracunan
oksigen pada jaringan paru. 50 tahun berikutnya para peneliti lebih memastil€n dan
rnemperhuat lemuan-temuan lcrdahulu, antara lain dengan nrendemon$rasikan
timbulnya berbagai manifestasi biokimia akibat keracunan oksigen. pada saat yang
bcrsamaan, dengan dipacu adanya pcningkalan kebutuhan militer tertudap kegiaran
bawah air pada perang dunia II penelitian semakin meningkat.
Damant dan Phillips tahun 1933 dari angkatan laut Inggris, menghisap oksigen
pada 4 ATd gejala konwlsi timbul setelah 13 - 16 menit.
Behnke dan kawan-kawan, dari Angkatan laut Amerika serikat, melaporkan dalam
suatu seri penelitian, pada 3 ATA tidak didapatkan Efek sesudah 3 Jam tetapi pada
jarn ke empat nampak timbul nausea dan rasa akan kolaps; pada tekanan 4 ATA
didapatkan sinkop akut dalam waktu 43 menit dan timbul konvulsi pada menit ke 44.
Pada saat itu diterima pendapat pada tekanan 4 ATA selama 30 menit dan 3 ATA
selama 3 jam cukup aman untuk manusia.
Pada tekanan Atmosfir yang normal, Becker - Freyseng dan Clarnaun, 1939 ,
rnendapatkan bahwa menghisap oksigen dengan tekaftm 730 mmHg selama 65 jam
menyebabkan parestesi4 nausea dur penurunan kapasitas vital. Pada tahun l94l
Haldane melaporkan terjadinla konvulsi dalam waktu dari 5 menit pada tekanan
oksigen 7 ATA.
Perlu diingatkan kembali, bahwa oksigen adalatr suatu racun yang universal pada
tekanan tertentu dan lamanya perBpaxan' hiperoksia temyata mempunyai efek toksik
pada setiap orgaq jaringan dan sel-sel diselunrh bagian tubuh. Disamping efeknya
yang toksik tersebut, hiperoksia rnerniliki aplikasi operasional dan terapeutik yang
luas dan sangat bermanfaat, yang masih perlu dietsploitnsi lebih lanjut untuk
mendapatkan manfaat yang lebih menguntungkan.
Tekanan panial oksigen yang normal diudara adalah 0,2 ATA atau s*itar 160
mmHg. Sifat oksigen adalah merupakan gas yang tidak berbau, tidak benvarna tidak
tt2
berasa dan membantu proses pembakaran. Keracunan oksigen tedadi karena adanya
kenaikan tekanan panial oksigen dalam darah. Hal ini disebabkan karena adanya
kenaikan presentasi oksigen pada media pernafasan , kenaikan tekanan lingkungan
dan kombi nasi keduanya.
Dalam dunia penyelaman, kcsehatan perryelaman dan kesehatan Hipcrbarik,
keracunan oksigen dapat terjadi akibat dari :
a. Alat selam sislim tertutup dan semi tertutup.
b. Penyelaman satu rasi
c. Pengguruan oksigen untuk mempcrbanyak rvaktu pcnyclaman
d. Terapi oksigen dalam ruang udara bertekanan tinggi,
e. Resusitasi dengan pemberian oksigen yang lama pada kasus gangguan pernafasan.
Timbulnya keracunan oksigen tergantung pada:
a. Tekanan parsial oksigen
b. Lamanya papamndenganoksigen
c. Variasi daya perorangan

Keracunan Oksiggn -Pulmoner

a. Gambaran pertumbuhan paru


l.) Gangguan pada pertumbuhan paru.
Pada tahun l9?0 Bartleff menunjukkan bahwa peinberian oksigen 0.5
ATA, selama 15 hari terus-menerus, pada titus jantan yang sedang tumbuh,
menyebabkan gangguan pada semua parameter pertumbuhan paru. Berat dan
volume paru, daerah permukaan alveoler dan jumlah aheoli, semuianya secara
bermakna berkurang bila dibandingkan dengan konrrolnya. Diduga bahwa
hiperoksia rnenglumbat sintesa protein dan DNA dalamjaringan paru

2) Kerusakan Alveoler Difus (KAD)


Kerusakan Alveoter Diws (Divus Alveolcr Damage-DAD) diaflikan
adanya kerusakan yang lersebar hus pada bebcrapn atau scluruh elcmcn
dinding kapiler-alveoli paru. Tenninologi ini nretiputi adanya perubahan yang
berkaitan dengan fase destruktif akut alveopati, seperti harnya pada fase
proliferatif dnn rcparatif, yang rnerupakan kelanjutan dari fasc dcstnrktif.

Fase ekudatif pada KAD


Fase ini yang disebabkan oleh hiperoksia telah diamati terjadinya pada
hampir semua rnamalia yang terpapar terhadap oksigen pada tekanan 0,g
sampai I ATA selama 2 hari sampai I minggu. pembalun yang sarna juga
terjadi keadaan hipcrbarik oksigcnimsi. Namun tcrjadinya dalam rvaktu ynng
lebih singkat.

il3
Gambaran @a fase ini adalah kongesti pulmoner yang difus dan
ederna, kadang-kadang diserai dengan percdaran intra-alveoler nelaosis sel
alveoli dengan deskuamasi epitelial.

Fase proliferasi pada KAD


Fase proliferasi ini merupakan kelanjutan yang bertumpang tindih dari
gangguan stnrkturberkaitan dmgan paparan hiper oksidasi dan t€nrtama terdiri
dari :
- Penggantian permukaan epitel alveoli, mula-muh srutu lapisan dari
membran pneumosit yang rusak dalam proses toksisitas, dengan lapisan
pneumosit yang rusak dalam proses toksisitas, dengan lapisan pneumosit
granuler.
- Jaringan ikat fibrosa, terutama lapisan intersisialis.
Regenerasi kapiler merupakan peride penyembuhan yang baik sesudah
terpnpar pada oksigen tekanan tinggi. Maikan morfologi dapat terjadi namun
hal ini tergantung pada berarrya kerusaftan yang terjadi.

b. Gambaran patologi pada manusia

l) Keracunanoksigen padabayi Prematur


Sindroma Dislres Pernafasan ldiopati (Penyakit membran hialin)
Kebutuhan penggunaan oksigen dalam klinik yang penting antan lain
untuk terapi pada kasus sindroma distres pernafasan idiopati pada bayi baru
lahir. sindrorna ini hampir selalu terjadi pada bayi prematur sesudatr itu
perioderespirasi yang efektif timbullah disneu berat yang progruif, tekipneu
dan sianosis. Keadaan ini mempruryai resiko kernatian yang tinggi pda 3
h,ari perlanu kehidupannya,tetapi bila masa-nrasa laitis ini dapat diharapkan.
Penggrmaan oksigen tekanan tinggi pada periode yang kritis ini menrpakan
suatu hal yang sangat penting. Namun demikian diduga ada efek negatifnya
pula
Gambaran patologi pada kasus sirdroma ini sesuai dengan ganbaxan r(AD
karena hiperoksia pada nunusia dewasa dan pda percobaan binatang oleh
karenanya dapat ditarik kesimpulan bahwa sirdroma ini mungkin disebabkan
oleh hiperoksia. Namun dennikian sirdroma ini sudalr ada sebelum terapi
oksigcnasi dan nanrpaknya rnerupakan kasus spcsifik yang be*aitsn dengnn
premahritrs. Banyak faktor sebagai patogenesis dari gambaran sindroma ini
antara lain aspirasi cairan amnion, asfitsia, kegagalan jantung kongesti{
volume darah yang rendah hipoperftrsion, fibrinolisis yang terganggu dan
defisiensi surfaktan. Resiko tinggi terjadinya sindroma ini didaparkan pada
ibu dengan deabete.s militus dan tindakan operasi ca6ar. Diantara
kemugkinan penyebab tersebut yang merupakan keadaan yang paling

ll4
bermakna, paling tidak dari Ibktor substrat adalah imatoritas biokirniawi
surfaktan dan imaturitas morfologi panr.
. Poi- qraran diahs jeras bahwa sindroma ini tidak diprakarsai oreh
hiperoksia, namun tidat yyryn1a jetas tenrngkap bahwa ganiguan patofogi
paru dari lusil otopsi tjdak berkaitan pemberian terapi
oksifen.-"
2) Kenrsakan alveoli difus pada paru dewasa
Dalam dua dekde lerakhir ini sejumlah laporan tentang l(AD pada
manusia yang diobati
*ne"n hiperoksia pada rekanan nidrurit tetatr
banyak ditulisl€& wafaupun. kebanyakan kasus r.*p,ioiri-rirvayat
komplikasi penyakit klinis dan juga komptikasi pada terapinyu ilr*ii,nu*
dilaporkan
leriadinya KAD yang krasik yang tcrdid dari cacliru inim arvcorcr
dan intertisial, kongesti dan hemoragi pada fase eksudatif.

Hiperplasia dan rnejaplasi prrcumositik gnnurer, dan frbrosis interprasia


pada fase proliferatif. Membran hialin yangledadi pada
r.r. .[ruauii'r au"
yang dapat menerap dalSrn fase proliferatif,, secara ionsisten
reroapni paoa
kasus manusia. organi-sasi (proses frbrosis) intra alveoli
didapatkan pada fase proliferatif.
ffi"sering

Kalzensteix dkk (1926) mendapatkan penelitian pada 16 pasien


umur
antarl 9 - 69 tahun (rata-rata 32 tahun) yang mati fanpa peiryalit paru,
sesudlh mendapatkan bantuan pcmnf,rsan ying rnenggunaian ot
1,0 ATA selama 72 jmr sampri 32 hari. Kasus-[isus itu
sigcn 0,E -
mcnirni'ut<*an
gambaran parologi sesuai dengnn KAD yang didapatkan
oatarn pe,iouaan
hiperoksia. Dala{ata mengarakan bahwa nao paaa manusia,
ri*u"i om
brkembang sama ceparnya dengan percobaan binatang iai*i ii--
ailut
Di Mass*chusets General Hospitnr dilakukan penelitian dcngnn
membagi kelompok : yang menerima oksigen 2l-9oo/oouir so-to0x
Jrngrn
rvaktu pemberian l0 h^l kurang dibanding
ltnu dengan yang lebili io turri
dengan alat pernafasan Clabel 2).

.. _ Gambaral perubahan patologik secara kuantihtif (b"rat paru membran


hialiq ederna dan Frbrosis intersisialis dan hiperplasi sel 'alveofi; pori"g
grpuk pada kelompok yang mendaparkan okiigen konsentrasi
u.*
tint[i
1m-
-100%0)
mel{ui respiraror yang rebih dari lO-ttari Oitat iuu"ilj a.t"
koryperatif ini diperkuat oleh fakla bahwa insidcn penyakit taruioiespi.atori
pada tiaptiap kelornpok harnpir sarna.

lnformasi sangat bermanfaat ini lebih rnemperjelas b,hwa hiperoksi


-
sebagai penyebab (KAD) pada manusia.
l15
TATIEL I. KERTISAKAN ALVEOLER DIFUS PADA MANUSTA' DENGAN
OKSIGEN rJ- 1.0 ATA (Ketrcmich dLL'rylO

PERUBAHAN WAKTU
TIMBULNYA

A. Eksudatif
1. Kongesti kapiler, edema intraalveolar fokal, Kurangdari 3 hari
beberapa kasus dengan trombus fibrin dalam
kapiler dan arteri kecil.
2. Edema intersisialis Sesudah 3 hari
3. Menrbran hialin pada septa alveoli 22 jamsampai 7
hari kemudian
berkurang atau
menetap
4. Infiltrasi sel mononuklear intersisialis (limfisit, sel Kurang dari I
minggu
; plasma. Sel tak terklastftkasi)
I

B I Proliferatif
t.
I Hipcrptasi lapisan scl alvcoli Fokal 3 lud, difus
I
I minggu
I z. Fibrosis intersisialis Fokal 3 hari, difus 8
hari, berat 2 minggu

TABEL 2. LAMA PENGOBATAN KONSENTRASI OKSIGEN


(Nesh, dkl' 196?)

KELOMPOK WAKTU PENGOBATAN KONSENTRASI OKSIGEN


(HARJ) (%r

I l0 atau kurang 2l -90


2 Lebihdari l0 2l-90
3 l0 atau kurang 90 - 100
4 Lebihdari l0 90-lm

l16
TABEL 3. KAD PADA PENGOIIATAN DENGAN oKSIcliN : IIUIIUNGAN
ANTARATE,MUAN ANATOMIK DAN MIKROSKOPI DENGAN
TERAPI (Nerh dkl" f96?)

Kelom Jumlah Berat 1800 Membran Edema dan Hiperplasi


pok Kasus (vt fibrin fibrosis sel alveoli
Pengo intersisialis (Y"\
batan (o/"\
I l7 35.3 17.8 5.9 I't.6
1 l3 23.1 15.4 23.1 23.1
3 3l 48.4 29.0 38.8 19.4
4 9 88.9 33.3 77.8 55.6

Kelompok Bronkho Edema Penyakit Kardiorespirasi


Pensobatan oneumonia (7o) gol
I 35.3 35.3 41.2
2 30.8 38.4 38.5
3 32,2 58.1 42.0
4 22.2 44.5 44.5

Manifestasi Klinik

Faktor-faktor yang tnctnpcngaruhi tingkat keracunan oksigcn pada pitru adallh


tekanan parsial oksigen yang digunakan, lamanya papardn dan variasi pcrorang,an
dalam suseptibilitasinya. Dalam suatu penelitiaq paparan terhadap oksigen 2 ATA
beberapa subyek mendapatkan gejala setelah 3 jarn, sedangkan seorang lainnya bebas
gejala selama 8 jam paparan.
Gejala permulaan biasanya iritasi ringan pada trakhea sesuai dengan trakheitis
pa& infeksi saluran nafas alas. Iriusi ini diperberat dcng:m inspirasi dalan, yang
kernudian menyebabkan batuk Rasa akibat substenral yang timbul jugn diprbcnt
oleh pernafasan yang dalam dan batuk. Batuk secara progr€sifbertiunbah berat sampai
tidak dapat dikendalikan. Rasa sakit pada inspirasi menunjukkan adanya kelainan pada
trakheobronllrial. Dispneu yang kemudian timbul akan cepat membun* bilamana
papann ditanjutkan.
Tanda-tanda fisik seped bronkhi, hiperemi membran mukosa hidung dan dernanq
hanya akan didapatkan sesudah papran yang lama terhadap subyek yang normal.
Penrbahan yang terjadi pada foto torak bukan menrpakan hal yang patognomonik
dari keracunan oksigen. Densitas pulmoner bilateral yang difirs pernah dilaporkan

tt7
pndntcrncunnn oksigcn. Padn pnpnrnn lcbih lanjut didnpotknn lnliltrnt
dcngan batos
ireguleryang meluas dan kcmudian mcnyatu.
Pengukuran kapasitas vital merupakan suatu qua monitor yang
sensitif pada saat
terjadinya keracunan dan perkembangan selanjutnya. penuruianlni bedanjut
untuk
beberapa jam sesudah paparan dihentikan oan tioang*adang rnemerlukan
waktu
sampai 12 jam untuk kembali normal. Karena peng,*urarr- kapasitas vital
ini
mernerluftan pasien yang kooperarif, maka penggumannya oatam situasi
terapeutik
sangat rerbatas. Perneriksaan ini dapat digunalqn untuk menggambarkan'baas
toleransi oksigen paru pada subye* normal.

Pmcegohan Dan Pengobatan

riOat {a terapi spesifik yang dapat digunakan secara klinik untuk menunda
atau
memperbaiki paru disebabkan oleh hiperoksia. paparan yang intermeter
dapat
qenuda tajadirrya keracunan. Bilamana tanda keracunan 6t iE* murai nampi(
tekanan-parsial_oksigen harus ditunurkan. oleh karenanya ;gBtpertu untuk
mengetahui tanda-tanda dini dari sirdroma ini. Monitoring kapi'sitai
vital paru
merupakan indikator yang bermanfaat untuk mendeeksi timd'urni
dan mengetahui
pe*embangan keracunan oksigen . penurunan malsimal
pada kapasitas paru ini menurun 20% nusih orpt rng
masih aapat ototeransi
iritoLra"ri. surnpu, dengan
penunftm 20% masih dapat ditoleransi dalam pengouatan penyakit
oekorirpresi yi'nt
berat, penuruun l0% sudah memerr'kan'p.tLti- p"d; fidi;ipenyeramai
operasional.
Tingftat keracurun oksigen yang ekuivalen dengan penurunan kapasitas .,ittal
r/o
dapat.membaik sempuma. Asimtornatik Oan saneat sulii untr*
**e&.huiny" drl"rn
sitrusi yang normal. Dengan peningkatan ter,anan oksigen
pengobatim penyakit yang seriq misalnva penyakit
y*t iigu*k n d"lr*
ganggren, cukup beralasan untuk menerima acanya
oerdnprisi i*fu"ot ;;
"tr,frda
tingkaf keraarnin olaigen
paru yang lebih besar untuk mengobati pasien tersebrrt.
tingl.at ke,racunan paru yang
meny-ebabkan penuruun kapasitas viral sebesar to% aafut
dihubungkan
terjadinya gejala yang moderat ]akni batuk dan rasa sakit'dada pro"
d;gr;
ora, rnspiilsi
ryg d"lg. Pada ringkat ini, secara eksperimen, akan kenrbaii membaik dalarn
Fhopu hari. Dianjurkan bahwa p"nuruoan kapasitas vital sebesar to% - merupakan
batasyang dapat diterima unhrk prosedur terapi otrig"n hdrbarik-
Hiperinllasi panr secara.periodik dianjurian oaiam riurra *n""grh
--
Ketaatan- terhadap batas tekanan dan lama papamn yang
atelektasis.
telah diientukan untuk
mencegah keracunan oksigen paru sangat diaqilr*an.
. Pada binatang lehh_dilakukan percobaair unt,k murcegah
keracunan oksigen
9.oerl F t"gn jenis obar; mungkin penelitian ini oapai mileffi pemnan yang
besar dalam pencegahan keracunan oksigen pada paru d- org* nfi i*emuoian hari.

n8
Keracunan Oksigen - Neurologik
Manife*od Biokimiu

Sejumlah efek biokimia hiperoksia telah diperlihatkan invintro dan digunakan


sebagpi mekanisme perkernbangan dari keracunan oksigen neumlogik pada manusir
dan binatang. Mekanisme tersebut meliputi :
inaktivasi enzim+nzim kritis karena
oksidasi poda kelornpok sulftidril escnsial ( Hnuga N.,1968), pclnbcntukan rndiknl
bebas yang aktif (Gerschman R . 1964); inhibisi redul$i piridin nukleotida (Chance
B. dkk., 1966) dan pembentukan lipid peroksida (Kovochich GB).

a. Efek metabolisme pada kerawanan terhadap keracunan oksigen


Pada penelitian oleh Ovachoch (1980) terhadap irisan otak tikus didapatkan
peningkatan metabolisme glukosa disertai dengn peningkatan kerentuun
keracunan oksigen secara paralel.

Efek yang timbul dalam berbagai kondisi adalah :


-Kenaikan konsentrasi kalium dalam medium inkubasi
-Penambahan depolarisasi vertridin pada medium
-Fosforilasi oksidatif yang tidak berpasangan pada penambalun dinitrofenol
(D}.IP) dan
- Hilangnya ion kalsium dari mediurn.

Kenyataannya keempat kondisi tersebut tidak bekeda pada mekanisme yang


sama menambahkan dukungan terhadap kesimpulan bahwa stimulasi metabolik
menrpakan rangkaian yang umum dapat memperbemt kerentanan terhadap
keracunan oksigen.
Dua kernrurgkinan mekanisme yang diduga rnempengnrulf efck kennikan lnju
metabolisme pada kerawanan terhadap keracunan oksigen. Pertama adalalr
menambah pembentukan radikal bebas oleh peningkatan transport elektron yang
memp€rtinggi pembentukan molekuler yang sangat reaktif, kedua, peningkatan
aktivitas metabolisme yang mengganggrr konfigurasi membran sel, ynng membunt
sel tcrscbut rncnjadi mwan terlndap rudikal bcbas.

b. Efek biokimia pada keracunan Oksigen in-vivo


Chance dkk (19ff) pertama kali memeriksa efek biokirniawi dari paparan
hiperoksia invivo, sebelunn terjadinya konvulsi. Dengan menggunakan teknik
fluorometrik diobservasi oksidasi piridin-nukleotid.r pada otak, liver dan ginjal
dari tikus yang dianestcsi dirn bcrnaf:s dcngan oksigcn bcrtcknnan tirrggi.

il9
Dibandinglsn dengan waktu kejadiamya, pada pemberian o'ksigen saja sebesar
6 ATA timbulnya oksidasi piridin-nukleotida dipercepat dengan pemmbalun
1,5% CO2 pada media pernafasan dan dihambat dengan pemberian sksinat
sebelumnya. Pada ketiga kondisi t€rsebul, oksidasi piridin- rukleotida
berkaitran dengan aktivitasnya.

c. Hipotesis - Asam Garm-aminobutirat (Agab; amin$utyric Acid-GABA)


Ganggrran yang menonjol dalam metabolisnrc AGAB selama paparan hiper
oksia telah disimpulkan oleh Wood (1971) s$agai berikut :
l. Pada binatang yang terpapar pada tekamn oksigen konndsif, penurunan
Konsentrasi AGAB di otak mulai sebelum tojadinya konvulsi yang
berhubungan dengan beratnya konvulsi dan reversibel bila kembali pada
normoksia.
2. Iaju penunrnan kadar AGAB berhubungan dengnr :
a) Tingkat kerentarnn tertudap oksigen yang be6eda untuk tiap spesies.
b) Paparan spesies yang sama pada tekanan oksigen yang befteda.
c) Paparan terludap perbcdaan konsentrasi campunm COI pada media
pemafasarL pada tekanan oksigen yang sarna.
3. Batas tekanan oksigen yang menyebabkan pcnunrmn AGAB di olak adalah
sekilar 3 ATA.
4. Pemberian AGAB intraperitonial sebelum paparan hiperoksik menunda atau
mencegah konvulsi.

Gombtrun patologik

Selama ini belum pemah didapatkan penrbahan patologik dari sistem saraf pusat
yang berlangsung berkaitan dengan keracunan oksigen pada rnanusia. Pada binaung
percobaan dengan paparan yang berlanjut, diduga mula - mula terjadi kerusakan dan
akhimya kematian sel. Dengan mikroskop elektron, didapatkan dua jenis perubahan
pada tikus dengan oksigen E ATA.
A
fesi tipe ditandai dengan piknosis dan hiperlromatis dengan vakuolisasi
sitoplasma. I*si tipe B terdiri dari lisis sitoplasma dan karioreksis. Perubahan -
perubahan ini sangat jelas didapat dari subsansi retikuler medula, dmah perisentra
masa abu- abu pada spinalis seMkalis, nuklei koklearis venhalig badan mamilaris dan
folikuli inferior.

Mandestasi klkik
Manifestasi klinis secara subyektif dan okbyektif dapat timbul sendiri atau secara
bersamaan, Antara lain nause4 munta[ kepala terasa ringan (Light headness), trrsin&
tinitus, vertigo, rasa segera terjadi kolaps, muka pucat berkeringat, bradikardi,
penyernpiun lapang pandanga4 silau, bibir gemetar, otot selunrh badan ganetar,
120
egukan , paraestasi, dispneg amnesia relrograd, ilusi, gangguan rasa yang khusus,
halusinasi, kekacauan.

Wajah yang gemetar merupalcan tanda o'byektif yang umum nampak dalam RIJBT
dengan tekanan lebih dari 2 ATA dan menunjukkan unda awal konwlsi. Wajah
png pucat diduga disebabkan karena vasokonstriksi perifer yang berat pada
hiperoksia &n bukan nmtu tandn yang penting dalarn keracunan oksigcn di otnk.

Aspek toksisitas yang penting adalah besarnya variasi keretakan, yakni yang
berbeda tiap orang dan juga kerentanan seseorang dari waktu ke waktu. Olch
karenanya pada setiap penyelam sangat sulit diramalkan berapa dalam dan berapa
lamanya paparan yang dapat rnenimbulkan gejala toksisitas. Berdasarkan variasi ini
maka semakin besar tekanan pnial dan semakin lama waktu trlparanny?t, semakin
mudah timbul toksisitas.

Toleransi terhadap oksigen pada paparan didalarn air lebih rendah dibanding
didnlam RUBT. Gambaran klinis diatas jauh lcbih sedikit namprk dalarn air dirnnna
konwlsi merupakan manivestasi perftuna yang terjadi.

Konwlsi didalam air sangat membahayakan karena adanya komplikasi tenggelam


dan barotrauma paru. Oleh karenanya banyak peneliti yang menentukan kedalaman
maksimal yang anun pada penyelaman dengan oksigen murni yakni sekitar l0 meter.
Pcnyelaman yrng lebih lnmn dilakukan padn kcdnlaman vang lcbih dangknl,
sedangkan penyelaman yang singkat dilakukan lebih dalarn (Lihat Tabel 4).

TABEL 4. U.S. NAVY OXYGE,N DEPTII _ TITIIE LIMMS

Operasi Norrnal Operasi Khusus

Kedalarnan Waktu Kedalaman Waktu


10ft(3m) 240 menit
15 fl (4,6 m) 150 menit 30 fr (9 m) 15 menir
20ft(6m) lt0 menit 35 ft(10,7 m) 25 menit
25 ft (7,6 m) 75 menit 40 fl (12 m) l0 rnenir
ll
Paparan dalam RLJBT kurang befuahaya bila dibandingkan dengan tabel tersebut.
Dalam prosedur dekompresi saat ini, di dalam RUBT paparan terhadap oksigen
diberikan sebesar 2,8 ATA (18 meter).

t2t
P.ekerj3an arau kegialyr juga monpercepat timbulnya gejata Hal ini sangar
penting bilamam oksigen digunakan untr* meinpersinglr"t
n afr; oeiompresi didafin
air. Penyelam yang mengalami dekompresi lurus Uenar+enar igiotat didalam
air
miglny-a dengan bantuan aip".t"r""rr."
Ayangqa, ryhingga !€dalarmn dapat t""p"
melak'kan alilivitas. Timbulnya karbondioksida-sclama tigiatan did'ga
*b;gri
{aktor ryrgns.r timbulnya konfutsi.
penambahan
telqnan r*i'n
aor.riaa-v*g-ffi
dapat disebabkan oleh. sistem absorben yang irdekuat RUBT o.n
ndrr.i vne
fentihsinya bunrk sehingga mengalcibatkan para penyetam lebih ,urun
termaa[
konvulsi akibat keracunan oksigen.
Frekuensi terjadinya gejala dalam penyetam pada saar istirahat
dan bekerja
tercantum dalam trabel 5. pada semua kasus paparai diteruskan
pernulaan (end Point) .
o-p"i timuur gejJra
Konvulsi yang menrpakan manifestasi pertama toksisitag tak dapat
klinis dengan epilepsi grandmal. - suatu peninjaua" [eiaoirm toksisiras
dibedakan
seuara
nTrylog*&rhadap penrelam us Navy menunjukkan brir* konvuisi
t€rjadi. pada penyelam- dengan gksigen yan! turang u"rpengar"rn"n
rebih;rin;
rrar ini
menu4iukkan bahwa beberapa gejala ini ;ungkin mi]n as.irautn ohh sugesti
dibading dengan toksisitas oksigen.

TABEL 5. INSIDEN DARI GE.'ALA-GE.TALA HASIL DART PAPARAN


SAMPAI
TIMBULcEtALA PERMULAAN (End pohr) tD"*n,lxii

GEJALA. GEJALA

Konvulsi 9.2 6.8


Bibir gemetar 60.6 50
Vertigo 8.8 20.8
Nausea E.3 17.5
Gangguan respirasi
Gemetar selain bagian bibir
3.E )
3.2 t.7
Sensasi abnormalitas (ng;antuk
baal, bingung dan lain-lain)
Ganggrran visus
Haluninasi akustik
Parestesia

Konvulsi biasanya didahului, walaupun tidak- selalq dengan


timbulnya g€metaran
otot yang terlokalisasi terytary sekitar mata, mulut dan aahi.-luga
sering tertihat otot-
otot kecil ditangnn dan terjadinya inkoordinasi akriviras
oiarragxilJal-; respirasi.

122
Sctelah kescmunnya terjadi, hnonrenn ini akan bcrtambnh bcrnt nrclnlui suntu
periode, yang ben"ariasi dari beberapa menit sampai satu jam. Akhimya eksitasi
mendadak timbul dan fasetonik yang kaku dari konvulsi mulai terjadi. Respirasi
berhenti pada saat ini dan tidak mulai lagi sampai adanya kembali kontraksi muskuler
yang intermiten. Fase tonik biasanya berlangsung selama 30 detik dan disertai dengan
kehilangan kesahran yang menddak. Hal ini diikuti dengan kontnksi klonik yang
kuat pada kelompok otot kepala, lehcr dan alnt gerak yang rncnjadi kurang
kekuatannya secara progresif kira-kira selama I rnenit. Saat aktlfitas rnotor yang hk
terkoordinasi, respirasi dapat kembali normal. Sesudah konvulsi terjadi hiperkapnia
karena adanya alumulasi ka6ondioksida, sama seperti menahan nafas respirasi dapat
terganggu karena obstnksi pangkal lidah dan sekresi yang ektensif yang disebabkan
oleh komponen otonom pada sistem sarafpusat.
Karena penyelam mcnghisap oksigen berteknnan tinggi sebelum konwlsi, teknnnn
oksigen alveolar yang tinggi akan menetap selama apneu. Korban tehp mernpunyai
oksigenisasi yang baik selama konvulsi. Dengan peningkatan tekanan kaftondioksida
arterial, oksigenisasi otak dapat meningkatkan selama menahan nafas. Hal ini
merupakan lul yang kontras dengan pasien epilepsi yang konvulsi dan bemafas
dengan udara biasa pada pemukaan laut.
Periode laten sdelum timbulnya gejala toksik berbanding te$alik dengan tekanan
oksigen yang dihinrp. Periode ini dapat memanjang dengan hiperventilasi dan
pemapaxan yang berkala dan diperpendek dengan kegiatan berada dalam air dan
pemberian ka$on dioksida.
Efek penunrnan mendadak oksigen f'Oksigen Off-effect") diaaikan sebagai efek
yang tidak diinginka& yang merupakan tanda awal toksisitas neorologik sesudah
penurunan yang mendadak tekanan oksigen yang diinryirasi. Menurunnya tekanan
oksigen tersebut biasanya disebabkan oleh pengangftatan masker dalam RUBT dengan
1007o oksigen. Hal ini juga timbul bila tekanan RUBT menurun aau bila pcnyelam
naik ke Diagnosa diferensialis utama pada keracunan neurologik ini
adalah emboli udara serebral yang menimbulkan tanda-tanda neurologik. Sesudah
penururun tekanan panial oksigen dihaxaplon pe6aikan dari keracruun oksigen.

Pengobotan
Pengobatan terutama ditunjukkan untuk mencegah traurm fisik karcnn
konvulsinya. Didalam RUBT diperlukan penekanan lidah untuk mencegah lidah
terggrt. Didalam air, penyelam hanrs diangkat ke permukaan hanya sesudah fasetonik
konvulsinya menghilang. Hal ini juga sanu bila dilakukan dalam RUBT, tetapi harus
mernperhatikan tabel dekompresi. Dilakukan pengurangan oksigen pada media
pemafamnnya. Dekonvulsan diberikan pada keadaan tertentu.

Panugahan
Pencegalr,an pcrubahan seluler dcngan pemberian obatobat saat bclurn dapat
dilakukan pada manusia. Beberapa senyalva obat yang dapat dalam Tabcl 6.
123
TABEL 6. OBAT.OBAT PR(}TEKTIF TERIIADAP
KNRACUNAN OKSIGEN PADA BTNATANG

NAMA ZAT PROTEKSI TERI{ADAP


Arginin Konvulsi
AGAB Konvulsi, kerusakanparu
Suksinat Konvulsi, kematian
Glutation Konvulsi, kematian
5 -Hidroksi triilamin Spastisitas dan paralisis
VitaminE Konwlsi
VitaminK Kematian
Bufer-tris Konvulsi, Kerusakan paru
Lithium Kormrlsi
Antioksidan Konvulsi, hralisis, kerusakan paru
Obat anestesi Konvulsi kerusakan paru
2-Merlcapto+tilamin Kematian
Dimertaprol Konvulsi, kematian
2 - 4 Dinitrofenal Spastisitas dan paralisis
Parsilin Konvulsi

Royal Navy dan Australian Royal Navy menetapkan batas{atas kedalaman untuk
penyelam dengan oksigen murni yakni 9 meter untuk penyelam tenang dan untuk
penyelam dengan kerja.
Dalam tabel terapi rekornprui, periode pernafasan dengan udara digunakan
sebagai selingan paparan terhadap oksigen tekamn tinggi sehingga mengurangi
kemungkinan toksisitas. Bila penyakit dckomprsi sangat serius dan resiko terjadinya
keracunan oksigen merupakan altermtif yang dapat diterim4 dapat diberikan
diazepam (Valium) untuk mengurangl efek oksigen.
Dalam tabel terakhir dekompresi dalam RUBT, s$agian besar tabel tidak
menuliskan oksigen lfr)%yang letiihbesardari 2 ATA.
Papamn yang intermitm menghambat tojadinya toksisitas.

Keracanan Olaigen Poda Oryan Lain

Eritrosit
Didapatlqn morfologi sel abnormal dan atiau pengurangan jumlah eritrosit png
beredar. IIal ini mungkin disebabkan oleh deprei eritrorpuetik, inaktifasi enzim
glikolitik karena oksidasi atau kerusakan membran sel erilrosit karena peroksidasi
membran lipid. Kadang-kadang juga didnpattan hemolitik, tetrapi nampatarya
merupakan ideosinkrasi perorangarl misalnya karena defek enzim tertenhr

t24
Mata
oksigen pada tekanan tinggr menyebabkan konstrilai pmbuluh darah retina.
Didapatkan pula konstriksi lapang pandang perifer yang dapat pulih dan kadang-
kadang ndanya ketrilangan visus unilntenal sepintas. Pndn pcrcobanl binatnn"g
didapatkan kematian sel visual dan ablasio retina pada paparan oksigen antara 0,i
sampai 3 ATA.
[Ial ini lebih diduga akibat vasokontriksi yang hcbat, yang mcngakibatkan
hilanpya aliran nutrisi dari efek toksik oksigen Perubahan ireversibet komea dan
!9nsa
timlut sesudah paparan oksigen 3 ATA antara 4 sampai 16 jam pada gueneapig.
Hal ini dapat merupakan problem yang potensial pada manuJia biia rnendapatkal
Fpary oksigen yang kronik ataupun ulangaq yakni mempercepat pembei,tutan
kafarak

Telinga
CIisis media serosa telah diobservasi pada para penerbang yang mendaparkan
oksigen dalam konsentrasi tinggi. Hal ini disebabkan oleh absorbsi oksigen dariruang
telinga tcngah.
Didapatkan suatu sirdroma pada penyelam us Navy yang rnenggunakan 100%
olaigen dari alat selam sirkuit tertutup dan semi tertutup. Gejalanya rasa penulL
sensasi-krekling dan kelilanryn pendengaran ringan. pada pemeriksaa" oioaba*an
cairan dalam ruang tengah telinga. Sindrornn ini pertama kali dixasakan waktu bangun
malam hari, dan tidak sesudah menyelamnya sendiri dan dapat pulih dengan cepat.

Tulang
Etiologi dari osteonekrosis disbarik dewasa ini diduga karena keracunan. Juga
oksigen menyebabkan pembengkakan sel lemak yang dapat menyumbat suplai darai'.

Kepustakaan

l. Balentine JD:Patlnlogy of Oxygen Toxicity.


Academic Press. New York. 1982.
2. cla* JM., current concepts of o.xygen Toxicity, proceedings of the seventh
Symposium on Undcr Water Physiology Under sea Medical society lnc. Bethesda,
Maryland 1981.
3. Strauss RH: Diving Medicine. Grune & Stratton, New york 19?6.
4. Bennet PB and Elliot DH : The Physiology and Medicine of Diving and
Comprcssed Air Work Bailliere Tindal londoq 2"d Edition, 1975.
5. Edmonds c. A Diving Medical centne publication, 2nd Edition, Mosrnan NSw,
t983.

125
& HIP@KEIA
Pendahuluan

Metabolisme aerobilq yang menggunakan oksigen, jauh lebih efisien dalam


menghasilkan mergi dibanding dengan metabolisme anaerobik. sebagai oontoh
dalam siklus laeb yang menggunakan oksigen, I molekul glukose alsan menghasilkan
38 molekul ATP, sedangkanjika tanpa oksigen hanya menghasilkan 2 ATp dengan
demikian kondisi anaerobik akan menunrnkan penyediaan energi secara crkup berarti.
sel-sel dalam otak, liver dan ginjal memerlukan enersi besar, pertama tati atan
terkena pengnruh hipoksia. Kuli! otot dan tulang kurang terperrganrh karena
kebutuhan enersinya yang rerdah.
udara kering pada tekanan barometrik 760 mm Hg, mempunyai tekarun panial
oksigen 160 mmHg. Bila dihirup akan tercampur dengan uap air pada zuhu tubuh,
akibat dilusi ini tekanan oksigen turun menjadi 150 mmHg. Gas dalam alveoler
mempmyai oksigen dengan tekanan parsial yang lebih rendah dari pda *sigen yang
dihirup. Tekanan disini ( oksigen yang dihirup sampar dialvioli ) 105 mmHg tekanan
dalam darah arteri kira-kira 100 mmHg pada orang sehat. Sesudah melalui tekanan
oksigen menjadi kira-kixa 100 mmHg pada orang sehat. Sesudah melalui jaringan
tekanan oksigen turun mer{adi kira-kira 40 mmHg dalam darah campuran vena.
Gangguan metabolisme aerobik jaringan inilah yang mungkin merupakan sebab
kcmatian dalam kccclakaan pcnyclamnn.
waktu istirahat diperlukan 250 - 350 ml oksigery'menit, sedangkan waktu
melakukan pekerjaan mcningkat menjadi 4,5 litcr permenit. Hal-hal yang dapat
mengganggu suplai oksigen ke sel antara lain :
- Kekurangan oksigen pada media pemafasan akibat kesalahan percampuran gas.
- Kerusakan peralatan
- oksigen tak dapat masuk kedalam paru-paru karena adanya hambatan pada saluran
pemafasan.
- oksigen dapat masuk kedalam pqru karena adanya hambatan pada saluran
pemafasan.
- oksigen dapat masuk kedalam paru dan danah terapi tak dapat ditemskan ke
jaringan .
- oksigen dapat mempunyai jaringan tapi beracun seperti co dan rain - tainnya.

Klasilikasi

Hipoksia diklasifikasikan dalam 4 tipe yakni :


a. Hipoksik
b. Slagnasi
c. Ancmik
d. Histotoksik
126
l. Hipoksia - Hipoksik
Semua kondisi yang menyebabkan penururun oksigen arterial; terminologi
lainnya adalah hipoksia hipoksemik

Penyebab Hipoksemia yang berkaitan dengan penyelaman adalah :

a) Suplai oksigen yang inadekuat


Penunrnan konsentrasi oksigen dalarn lncdia pernaplsan karcna
pencampuran yang tidak dapat atau kesalahan perawatan. Retensi karton
dioksida tidak termasuk hipoksemia ini.

b) Hipoventilasi alveoler
Dimana sejumlah eas mengalir rnasuk dan keluar dalam alveoli tiap unit
waktu berkurang. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya densitas rnedia
pemafasan karena kedalaman Contoh ekstrim adalah menahan nafas. Hal
ini berkaitan dengan retensi karbon dioksida
*Shunt"
c) Perfirsi ventilasi yang tidak baik dan
Perfusi darah melalui alveoli yang non ventilasi menghasilkan darah arteri
yang non oksigen (Shunt). Hal ini nampak pada nyaris tenggelanq
sindroma aspirasi air laut dan pneumotorak. Ventilasi dan difusi yang tidak
baik sudah terjadi pada penyakit dekompresi paru dan barotrauma paru.

d) Defek ditusi
I(arena adanya penebalan sawar alveolar kapiler. Hal ini mruprk pnda
nyaris tenggelam dan keracunan oksigen paru retensi CO2 tidak
karakteristik ini karena defisit COz melalui sawar ini jauh lebih cepat dari
oksigen.

2). Hipoksia stagnasi (iskemia)


Tenninologi ini digunakanuntuk menggatnbarkan penurunan pcrfusi darah
di jaringan; secara lokal umunt. Bentuk ekstremnya adalah berhentinya
sirkulasi. Sinkope pada saat ascent merupakan manifestasi sementara karena
curah jantung yang inadekuat. Banyak manisfestasi penyakit dekompresi
diduga karena iskemia lokal.

3) Hipoksia anemik
Menggambar*an setiap kondisi dimana terdapat reduksi hemoglobin atau
kapasitasnya dalam mengangkut oksigen, Hemoragi traumatik dengan
kehilangan volume danh dan cairan merupakan salah satu penyebab.
Keracunan CO yang membentuk HB CO menurunkan kapasitas pengangkut
oksigen oleh hemoglobin, sangat berbahaya pada pemakaian udara yang
127
dimampatkan. Kapasitas pengangkutan oksigen hemoglobin }rga menurun
pada alkemia misalnya pada tekuun coz arterial yang rendah dan hipotermia
Pada tekanan 0z arterial di bawah 60 mmHg, jumlah 02 ]ang diberikan ke
jaringan sangat menurun.

4). Hipoksia histotoksik


situasi dimana oksigen dikirim ke jaringan dengan adekrng teupi terjadi
gangguan penggunaannya oleh sel; misalnya karena keracunan co
yang
meracuni sistem enzim sitokrom. Keadaan ini juga diduga sebagai met anisme
untuk terjadinya narkosis gas lemban dan keracunan oksigen.

Hipolrsia Dan Peraldan Pmyelant

Hipoksia akibat oksigen inspirasi yang tidak adekuat (hipoksia-hipoksi)


disebabkan oleh ddak siapnya atau danya kegagalan pada alat setam. ttat ini iimbut
tentrarna pada penggunaan alat selam tertutup dan semi-tertutup, namra dapat pula
pengguuan alat selam scuba.
Penyebab hipoksia pada penyelam scuba :

L Habisnya media penupasan: karena perencan:ran penyelam yang tidak ditepati


atau tidak baik.

2. Konsentrasi oksigen yang rendah.


Terjadinya kekeliruan pengisian tabung dengan lainnya mimlnya nitrogen akan
menyebabkan kehilangan kesadaran dengan cepat. campuran oksigen deirgan
presentasi rendah (l-0% atau kurang) diperuntukan bagi penyelam oatanr, ying
dapat menyebabkan hipoksia bila digunakan untuk menyelam di permuk:un.

3. Aliran yang inadekuat


_ sebagian besar alat- selam mempunyai aliran media pernafasan
Pgralaum yang
yang konstan.
telah direncarukan untuk dapat digunakan dengan campumn gas
akan dilengkapi dengan sarana penyesuaian alimn Aliran tums cr*up uniut
memasak oksigen sgsuai kgbutuhan penyelam. Dikmbah dengan keiilangan
melalui katup pengeluaran semakin tinggi konsentrasi oksigen, aliran .emalio
rendah dan sebaliknya.
4. Pada alat selam dengan sirkuit udara pernafasan selain yang tersebut di atas, ada
pula penyebab lain yakni:

5. Meningkatnya konsumsi oksigen


sebagian besar alat selam komersial dirancang untuk dapat memberikan
I sampai 2,5 liter tiap menit terganhmg
konsumsi oksigen yang maksimal, antara
128
dari ramalan pemakaiannya. Secara unlrun, kebutuhnn oksigen maksinul
diped<irakan 1,5 liter tiap menit. Beberapa penelitian menunjukkan bahrva
penyelam dapat menggunakan oksigen dalam jumlah yang jauh lebih besar
dibanding dengan didarat. Hal ini diduga karena adanya efek pendinginan dari
lingkungan atau mernang karena penggunaan jaringan yang meningkar. Hal ini
menunjukkan hhwa penyelam sangat mungkin dapat mengkonsumsi oksigen
dalam jumlah yang besar.

6. Hipoksia karena dilusi.


Yang terjadi bila mcmakai alat selam yang menggunakan oksigen sebagai gas
pernafasan Bila penyelam tak mampu membersihkan paru-pannya dari udara atau
menghinrp udara sekitrarnya dan kemudian dihembuskan kedalam alat selamnya,
udara termasuk niEogert, akan tetap berada di situ. Bemafas dengan alat selam
tersebut akan mengambil oksigen terus-menerus hingga akhirnya tinggal nitrogen
yang tersisa. Penyelam akan berpikir bahwa semuanya baik-baik saja karena ala
selamnya tetap penutl Resiko ini sebagian dapat diatasi dengan terus-menerus
mengalirkan oksigen kedalam alat selamnya.

7. Hipoksia waktu naik (asccnt)


Dengan salah satu dari mekanisme diatas, kadar oksigen akan hrun hingga
kurang dari 20 7o. udara yang berkadnr oksigen l0% mungkin akan tetap unan
bila dihirup pada kedalaman l0 meter dimana kadarnya sama dengan 20%
dipermukaan. Hipoksia akan terjadi bila penyelam naik kepermukaan karena kadar
oksigennya juga berkurang.

Hipoksia Dan Penyelom Tahan Nafas

Pada penyelaman tahan nafas yang lama tanpa hiperventilasi sebelumnya akan
tercapai suatu titik dimana keinginan untuk bemafas tak dapat ditahan iagi. lni
dis$ut
" The breaking point ". Kebutuhan untuk bcmafas terutatna disebabkan olch naiknya
kadar karbondioksida di dalam darah. Kabondioksida dibentuk bersamaan dengan
penggurnaan oksigen.
Kurangnya kadar oksigen dalam darahjuga akan merangsang untuk bernafas, tapi
secara normal hal ini bukan mekanisme pernafasan yang utama. Ada penyelaman
lalnn nafas yang dalam , tckanan air akan mcnekan paru-paru penyeiam hingga
tekanan udara didalam pam akan sama dengan tekarun air. Hal ini rnengakibatkan
meningkatnya tekanan parsial oksigen didalam paru sehingga lebih banyak oksigen
yang diserap dibanding dengan di permukaan . pada waktu naik, tckanan pada dan
didalam paru akan berkurang demikian juga tekarun parsial oksigen, oleh karena
cukup banyak oksigen dari udara yang diambil oleh paru-paru dikedalaman mungkin
129
tidak cukup lagi tersedia oksigen didalam udrg.-*hrk meqiaga
agar penyetam terap
sadar sewaktu naik' Hal ini€kan menyebabkan hilangrrya
r"J"fr"#L""ktu naik atau
seg:f setelahtiba dipermukaan . untunglah keadaan-di sangat jarang-terjadi.
Hiperventilasi (mengambil nafas daram benrrang- ,il*[ ci*ff
cepag seberum
penyelam tahan nafas, sering dilakukan oteh penyel-am
penyelamannya. Hiperventitmj
*i*
,E^p.rp.niang lanu
ju.rar, k rtd di;i;iifa
lkan mengu,a;gi inai awai
penyelaman, dan dengan
lemikian memperlambaiteinginan *r*
*."gr,i.p *r"r.
!9lamq masa penundaan ini.oksigen didahm paru-panr ini dan didalarn tubuh terus
digunakan hingga akhirnya.tidak mencukupi untuk rungsi set;t
ot"t o.n secara tiba-
tiba dapat kehilang;an kesadaran
-penyetam
sebelumnya. w*I.ry peyerlq. belum lF_ifiini 6rdi ;p"ada gejara
-mencapai"
nrr.ting-poinr,*penyetam akan
tenggelam kecuali bila dapat dirolong dengan segera. llal tfuut **giojroi pu[
qio"t $- naik kepermukaan karena atasan yang sama seperti yang
disebutkan
diatas.cara hiperventilasi ini ridak ragi diaja*an i.'tirkt
"
;rd;;d;ni.
Gambar: Batas Toleransi 02 penyelaman Talun Nafas

:ltlr|n rNBl
G.aora.5 orllr
t.| trrtrrcudllll
,'l Olx|rrlr'ltu'l.{l

i$
Ittf
ri lltl^
.l.t!
.I
trr!.tril? ttrG!xlll
?rtrlflllflnrll qrurrrliuln.lr

Hipoksia Pada Penyelam Dalom

Pada penelitian
_
teqlnclpn
dengan_ kambing pada rekanan tirugi, didaparrcan bahwa tanda
hipotsia rimbut watiupun tekanal gksig;'yang'ofip normat (159
mmHg). IIal ini disebur sebagai irt"fi;"yr'g ;'d.pdk*
ryqmo-k{k-hipoksia.
binatang, seperti gangguan lngkah raku d;^
ornir-dp"rihkan dengan
;d,
-nanrigis
menaikkan tekanan parsial oksigen mejadi lgfmrnHg
absolutnya.
t"ril ;;"ikk* tekanan
Beberapa mekanisme hipoksia ini telah diterima apa
adanya. Densitas media
pernafasan campumn penting dalam menentukan kedalaman ddimam
_san€at
fenomena tcrsebut terjadi. perbedaan oksigen atveora-arteriar
y*gji.o
diperbcsar,
130
dengan peningkatan dalamnya penyelam.Konsep hipoventilasi alveoler, karena
peningkaun masa total (dentitas) media pernafasan campuran tidak dapat
dipertatunkan lagr dalam timbulmya hiperkapnia. Hipoksia seluler akibat keracunan
histotoksik karena gas inert pada tekanan panial yang tinggi diduga sebagai penyebab
yang lainnya. Gangguan dalam pertukaran kapiler alveoler akibat penurunan difirsl
olaigen pulmoner atau gangguan rasio ventilasi perfusi, nampaknya dapat diterima.
Teori lainnya yang dapat membantu adalah konsep difusi oksigen dalam ruangan rugi
(death space) misalnya penambahan jarak untuk difusi oksigen pada kapilerparu.

Monefesasi Klinik

Bentuk manifestasi klinik hipoksia yang murni yakni tanpa disertai perubahan -
perubahan didapatkan dalam paparan hipobarik dan oleh karenanya gejala-gejala ini
lebih teramati pada kesehatan penerbangan. Keluhan dan gejala hipoksia akan terlihat
bila kadar oksigen dalam darah arteri kurang dari 50 rnmHg. Penurunan yang cepat
hingga mencapai kadar tersebut akan menyebabkan kesadaran lanpa ada tanda-tanda
sebelumnya. Penurunan yang lambat akan menyebabkan timbulnya gejala-gejala awal
seperti kesukaran koordinasi gerakan. llal ini terlihat sebagai ketidak mampran untuk
melale*an tuga$ya. Hal ini mungkin tidak dirasakan oleh penderila. Rasa sehat ,rasa
percaya diri ataupun sebaliknya acuh tak acuh bisa terjadi. Scbagaian penyelam
mungkin merasakan kelelahan atau sakit kepala atau penglihatan ganda. Akan terlihat
peningkalan kecepatan dan dalamnya bernafas.
Bila hipoksia berlanjut dan menjadi berat, akan terlihat warna kebiruan pada bibir,
mulut dan kuku jari.Tetapi gejala ini agak sukar untuk ditafsirkan karena kedinginan
juga akan memperlilntkan gejala serupa.
-
Kejang kejang atau kekakuan ralung akan mendahului atiau tcrjadi setelah
kehilangan kesadaran. Bila tidak diatasi hipoksia akan menyebabkan kerusakan ouk
dan jantung dengnn kegagalan pemafasiur atau kegagnlan jantung. Hal ini aknn
berakhir dengan kematian. Kadang -kadang penyakit yang telah ada sebelurnnya akan
dipe6erat dengan adanya hipoksia ringan Pada keadaan ini penganfi hipolsia
biasanya tidak begitu dipiki*an, misalnya hipoksia akan menyebabkan serangan
jantung pada penderita penyakit jantung koroner.

Pengobatan

Pada beberapa kasus diagnosa hipoksia tidaklalt begitu rnudah oleh karena gejala
dari beberapa penyakit seperti ni8ogen narkosis, keracunan oksigen, Kelebihan COz,
ernboli udara serebral atau penyakit dekompresi mirip seperti gejala-gejala ldpoksia.
Bila terdapat keraguarq obatilah penderita serperti penderita hipoksia dan diamati
sampai dapat ditentukan diagnosanya. Kenyataannya pada penyakit- penyakit seperti
disebutkan diatas hipoksia merupakan problenr yang umurn terjadi dan pertolongan
l3l
terhadap hipoksia akan sangat membantu. Pengobatan dari berbagai bentuk Npoksia
mencakup kotelsi dari penyebab hipoksia. Pada kebaryakan kasus yang terjadi pada
penyelam biasanya diperlukan tindalsn pertolongan yang lazim seperti :

a. Jalan nafas (benihkan mulut dan s$agaiannya)


b. Pernafasan (rnulut ke mulut).
c. Sirkulasi (bilaperlu lakukan pijatjantung).

Hipoksia -hipoksik
Pada kasus ini hanrs diberikan 10ff/o oksigen, diperlukan untuk menjamin kadar
oksigen arteri yang cukup. Bila telah berhasil maka tekanan dan presentase oksigen
dapat ditunmkan secara bertahap sambil diikuti monitor gas-gas darah arteri.

Stagmsi hipoksia
Tujuan terapi adalah menaikkan perfusi pada daerah yang terkena. Hal ini
memerlukan perbaikan dari volume sirkulasi total anemik
Hal ini memerlukan penambalun eritrosit secara hati-hati dengan memperhatikan
faktor lain yang mendasarinya. Pada kasus keracunan karbon monoksia,
oksigenisasi,hiperbarik dapat menyelamatkan jiwa dari fase awal yang kristis.

Histotoksik hipoksia
Keadaan ini diatasi dengan mcnghilangkan balun toksik dan sebagai tindakan
definitif lebih lanjut dibicarakan hiper-oksigenisasi.Tindalqn definitif lebih lanjut
dibicarakan pada kasus tenggelam , penyakit dekompressi dan barotrauna paru.
Sindroma yang dikenal sebagai oksigen paradols harus diwaspadai oleh mereka
yang mengerjakan resusitasi. Pada penderiu hipoksia tingkat sedang pada saat
pertama diberi oksigen konsentrasi tinggi mungkin akan memhnuk sementam
dengan ditandai adanya bradikardia, hipotensi, depresi penufasan dan kemungkinan
kehilangan kesadaran Mekanisme terjadinya belum jelas, diduga akibat dari
berkurangnya alinn darah otak.

Kepudakaan

l. Edmons, lowry C, and Pennefather J. Diving and subaquatic, and editioq A


DMng Medical centre, Publication, 1983.
2. DMng Medical offrcer, Student Guide, Course A6A4010 Published by Direction
of Chief of Naval Technical Training 1981.
3. Bennet P. B. and Elliott P.H. The Physiology and Medicine of Diving ard
Compressed Air Worh 2d Edition Bailliere tirdal, London, 1975.

t32
4, HmMmmNKMNU0mSm
Pendahuluan

Karbon dioksida (COz) normal berada dalarn udara almosfer dengan konsentnrsi
0,03 sampai 0.04 o/o volurne dari udara kering dengan demikian tekanan parsialnya
O.23Yo sampai.30 mmHg.
Gas ini merupakan sisa metabolisme yang normal, yang diproduksi oleh tubuh
disejumlah hampir sama dengan oksigen yang dikonsumsi.
Tekanan q darah arterial normal 40 uunHg dan untuk darah vem sebesar 45
mmHg, Karbon dioksida dalam alveoli berada dalam kescirnbangan dengan yang
meninggalkan kapiler-kapiler panr. Tekamn panial alveoler (PA CO2) juga mmHg,
Sesudah bercampur dengan gas dalam "dead space" tekanan parsial karbon dioksida
dalam udara pernafasan sebesar 32 mmHg.
Tekanan karbon dioksida dalam darah arteri sangat penting dalam pengontrolan
respinsi. Kemoreseptor sentral dan perifer lebih sensitif tcrhadap perubahan PC02 dan
pH daripada POz arteri. Dalam kondisi normal. Penyesuaian ventilasi akan
mempertalunkan tekanan panial COz alveolar.
Solubilitas CO2 hampir 20 kali dibanding oksigen,sehingga COz mudah didapatkan
dalam larutan dibanding dengan 02 . Transportasi COz dalarn darah melalui tiga jalur
dalam plasma dan eril-rosit. Dalam tiap 100 rrl darah arteri,3ml tcrlarut,3 ml dalam
senyawa kaftamino (dengan hemoglobin dan protein plasma) dan 44 rnl sebagai
bika6onat (HCOj.Pada istirahat sekitar 5 ml CO: dari tiap 100 ml darah didapat dari
jaringan dan dibebaskan lcwal panr. Sclrunn isliralut diproduksi sckilnr 2fi1 ml COr
tiap rnenit. Saaat kegiatan diproduksi CQ jauh lebih bcsar.Penyelam yang bekerja
memproduksi COz lebih dari 3 liter tiap menit dalam jangka waktu yang singkat dan 2
liter permenit sesudah lebih dari setengah jarn
Selama menyelam, rvalaupun tekanan lingkungan berta-rnbah, tekarun COz
alveoler mencenninkan tekanan arleri, hal ini benifat tetap d.1n presentase CO2
alveolar menurun sesuai dengan penambahan kedalaman.
Sejumlah molekul COz diproduksi dan oleh karenurya CO2 alveolar tidak
tergantung pada kedalaman. POz dan PCQ alveolar akan meningkat sesuai dengan
kedalaman. Oleh karena itu presentase COz menurun. Tekanan persial CO2 sebesar
40Tosesuai dengan 5%dari udara alveolar di permukaan, sedangkan pada kedalaman
40 meter (5 ATA) hanyalah l%dan udara alveolar.

Penyebob:

Diluar asfikasi dan tenggelaq didapatkan empat mekanisrne utama hipcrlcpnia


pada penyelam :

133
a. Kegagalan sistem absorben, misalnya pada aht selam sirkulasi tertulup
atau semi tertutup.
b. Ventilasi yang inadekuat dilingtungan tertutup, misalnya dalam
penggunaan alat selam standar atau helmet dan RL,BT dimana
aliran
untuk menghilangkan CO2 tak cukup.
c. Penurunan ventilasi pulmoner, misalnya pada penyelaman dalam dimana
media media penufasan menjadi lebih padat atau dirnana resistensi
meningkaL
d. Kontaminasi media pernafasan dengan CO2.

Pcmbentukan co2 lcbih banyak terjadi


-kegiatan @a penyelam yang banyah melahrkan
bawah air. Pada kegiahn pettyetaoi yang nengancLlkin daur glang mcdia
pemafasa4 metde yyq. umuT- untuk menghilangkan-CO, adalah Aenga; reaksi
antara reagen{€agen alkali metal hidroksida (protosorb,sodasorb)
dan asam karbonat :

HzO +CO2)HzCOr
HzCOr + 2NaOH) NazCOr + 2HzO
NazCOr + Ca (o)z ) 2 Na OH + CaCOr

a) Kegagalan sistem absorbcn


Kegagalan sistcm ini pnd.r peralatan penyelam. discbabkan oleh
llal-hal scbagai
berikut :

l) Material absorben yang tak efisien


:
Dapat disebabkan antara lain ukuran granula yang besar, suhu
ambang
yang renda[ isian alkali yang rerrdah, isian air yang,;dah
aau kontaminas'l
air laul
2) Disain peralatan yang tidak benar
Kanister harus mempunyai ukuran yang sesuai, hanrs rerisorasi
baik
terhadap perubalun suhu yang ekstrim. Disain tranrs *.n*gah..channellinf
media pernafasan melalui absorben. pada peralatan selari sistem
t"rhrto;
ruang udara antan granula absorben harus melampaui/melebihi
tidal volunie
deng;an demikian orkup waktu untuk absorsi selanra sinus
-*t!jit*l'
berikutrya.
resfilaii
3) Kesalahan operator
Kenaikan pembentukan coz dapat dissabkan karem kesarahan penyelam
..
tidak menyiapkan kanisremya dengan absorben ahif
t;;;;i;
b) Vcntilasi yang inadcquat dilingkungan tcrtutup
Penyelaman dengan helmet dan RUBT pada umumnya
memerruftan media
pernafasan yang cukup volumenya
unt'k mengtrilangkan
terperangkap. Persamaanny4 pCOz alveoto
io,
v-g terbentuk dan
iuga *rgu"ffig. pada ventilasi
134
alveolar, lqdar co, dalam ruang terhrtup be6anding terbalik dengan ventilasi
dalam nrang tersebut.
c) Penurunan ventilasi pulmoner
Penururun ini tenrtama disebabkan karena densitas media pemafasan yang
digunakan Hal ini rnenyebabkan kenaikan resistensi terhaOap aliran media
pernafasan" baik padaalat pernafasan maupun pada saluran nafas penyelamnya.
olot-otot respirasi para penyelam akan bekerja berat, yang menyebabkan
kenaikan P cq alveolar. Sernakin dal:rm penyctarrian senrakin tluin u.*t p,,ro
jurnlah eneryi yang diperlukrn untuk mcrnbersii*an
COz dnri ruuuh Oatnrnluriiali
yang sama. Hal ini menjadi salah satu alasan untuk mengganti nitrogen
oendan gas
lain yang lebih ringan, kenaikan-. kerja pernafasri-oarnpur,riya merupakan
pembatasan kedalaman yang dapat dicapai manusia.

Gambaran Klinik

Gambaran klinik tergantung pada laju perkembangan dan derajat retensi


coz.
Bervariasi dari asidosis ringarr yang terkomfrnsasi, tranya dapat dideteksi
-resnirasl
dengan pemeriksaan elektrolit dan gas darah sampai te tiiak sro** yang cepat
9rry tepapar p{an cpz.ryng tinggi. walaupun cb: merupakan .tirnurrri reipirasi,
seblcian besar efeknya berhubungan dengan asidosis dan rriirr.* p..uar-.
Pada I ATA, bernafas. dengal udara yang kadar coz nyo iN menyebabkan
volume respirasi permenit menjadi dua kai. suplemen'dengln s;%
co2
menyebabkan distres dan dyspneu disertai dengan kenaikan'1idal vilume" terutama
dalam kecepatan rcspirasi. Didnpatkan kcnaikan tckarurn damh dnn
dcnyut nndi,
Konfusi mcntal dan hilangnya koordinasi scgera tirnbul. Bcrnafas denga^
co2 l0%
fg:ra^Tenlebabkan penunnan denyut nadi, tekarun darah dan kehilangan keadaran.
Pada Coz 12'14% mcnycbabkan kematian karena depresi scntral pcrnafasan dan
sepresi kardiak setelah beberapa saat (pco2 arterial lebih dari 150 rnm i{g).
Dengan lodar co, 20 4tf/o pada media pernafasarq segera menyebabkan
konvulasi
midbrair\ spa$ne ekstentor dan mati.
Bilamana co2 yang terhisap meningkat secara pelan (seperti yang terjadi pada
alat
penyelam dengan absorben yang inefisien
), akan
'
i'eiadi* ,"u.rgoi
berikut : hiperpneu, berdenyut di frontal atiau sakir lerjadi'unrtan
kepala di temporat, pusing ri'sa
goyah, disorientasi dan gelisah. Didapatkan keringatan di
dahi dan tangan, wajah
rnenjadi merah, bengkak dan rncnglungat.
Respirasi meningkat baik pada kedalamannya maupun frekwensinya.
Fasik*lasi
muskuler, inkoordinasi gerak dan ataksia akan timbui. Gerakan-gerakan
sentakan
tin$ul pdil Rnggola gcrak. Akan tedadi kebingungarL nrcngabtik'an instnrksi
da'
keras kepala. Tremor yang kuat dan tconnrd dapat tiirbul, kernudian
TenjaO terjadi
depresi sistem saraf pumt yang menyebabkan paralisis pemarasan dan tematlan.

135
Didah air, penyelam tidak dapat merasakan
-.
linglilngan yang dingin. Inkoordinasi
keringatan dan rasa panas karena
dan atiaksia kurang nampak- jelas lCIrena
g-grakan-gerakan diperlambat oleh.medium yang padat dan efek granitasi
t"rp" O"p"i
diabaikan. Hiperpneu tak dapat diamati oteh penyelam yang
berat.
selang,.r*uri* [.],
knern pe*embangan.{nerklnnia yang_ epat, mungkin tidak ada gejata
pcringatan yang mcndahului tcrjadinya ketritangnn kcsaoiran.
semala {.iooe
pemulilu4 penyelam dapat menglnpt episut rasa ringan kepaia atau
ry41
ambliopia.-sepintas, tetiapi hal ini hanya berlangsuu dserapa detik
mcngambil tindakan yang sesuai.
I*
ti*.it sempat
Bilamana penyelam dari lingkungan toksit sebelum timbulnya abneu,
pemulihan dari episode -diangkat
keracunan coz cepat terjadi dan mmpak segera normal dalam
bebcrapa rnenit. Is akan mcngcruh nausea, rmlaisc atau sakir kepali'yang
berat untuk
beberapa jam. Sakit kepala tersebut tidak hilang dengan p.rnb"tiuir
*algetik atau
prepaxat ergotamin.
co2
Peranan resesi narkosis netrogen dan menyebabkan
-daryt -mempercepat
,:.1"0"p k..oq1* oksigen. Diduga ua[wa co2 meningkatkan
penyelam lebih rentan
tcrjadinya penyakit dekompresi dcngan meningkailan perftrsi' jaring;n
dan
meningkatkan aglutinasi eritrosit.

Pmegahan Dan Pengobatan.

-.-
MgrPi"rtan para penyelam mengenal sindroma daram kondisi yang dapat
dikcndalikan dengan aman, sching€a tindalqn yang tepat dapat segera
oi"r6ir gio"
saat timbul indikasi pertama. Didalam air mung[in iiorr, gij"io p"ningkaran
sehingga metode ini kurang dapat berhasil. "0"
Pencegahan idear a{arah dengan memonitor lqdar cqdan adanya sistem
gg{Iq"gn untuk menglrindari ringkar yang membahayak*. srut ini rehh tersedia di
RUBT, kapal selam dan.lainnya tetapi belum ada padaalat penyelam
rirt", tertutup.
Bila kadar CQ tidak termonitor hams diperrradkan rat toriranoiu.p.ni
ventilasi
yang mernadahi di RUBT, menghindarkan kerja fisik yang
beraf memelihara batas
yang atnan pada sistem absorben dan lainnp.
Harus diingpt bahwa presentasi coz dalam-mcdia pemafasan menjadi
meningkat
sesuai dengan kenaikan tekanan. walauprn co2 3o/odiuoara p.o"
6oum* rriry"
TtrEnkT efek yang {lg*r rgrapi pda tekanan 4 ATA irau :b merer menjadi
ekuivalen dengan lsdar Cq 12 % diudara permukaan dan hal ini
sa"eat be,tahat;,
Pada tedalannn yang sangat besar presentase minimal cq aapai meqiaoi sanlat
berbahaya.
yang menggunakan alal pennfasan utang hanrs benar-benar
- -Penyelam terlatih
dalam mengambil tindakan segera bilamana diduga terjdi ke;cu;-cor.
renyetam
harus berhe,nti dan istirahal, sehingga aktifitas otot menurun pada
saat yang sanu ia
harus memberi tanda pada pasangannya, untuk segera did;tu
a"n'tiait ted;;
136
kehilangan kesadaran. Penyelam atau pasangannya dapat pula menghisap media
pemafasan yang bersih sebanyak-banyaknya melepas p€mberatnya dan naik ke
pennukmn sesuai dcngan peratunm. Pada penyelnrnan dalarq mungkin pcrlu untuk
manrk kemhli dalam RUBT. Bila telah sampai di permukaan air atau di RUBT,
penyelam harus segera bemafas dengan udara atmosfer.
Pertolongan pertama adalah mengangkatnya dari lingkungan yang toksilq
memelihara pernafasan dan sirkulasi untuk beberapa waktu. PCO2 dan PH arterial
akan kembali normal bila ventilasi alveolar memadai dan sirkulasi rnembaik.

Hipe*apnio Kronik

Kebutuhan untuk menenlukan batas toleransi terbadap COz jika rvaktu paparan
cukup larna menjadi semakin pentin& karena makin berkembangnya penyelaman
saturasi, pengguman alat yang diselamkan dan kegiatan bawah laut yang luas.
Adaptasi terhadap paparan COr antara 1,5 sampai 3% meliputi kenaikan "tidal
volume" dan sercndahnya frekuensi respirasi. Didapatkan pcngurnngan respons
ventilasi tertradap hiperkapnia yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan.
Secara biokimiawi didapatkan rcaksi timbal balik dari kenaikan bikarbonat plasma
dan penunrnan klorida plasma. Perubahan*perubahan ini terjadi lengkap selama 3-5
hari paparalr, walaupun penurunan respons telah nampak dalam 24 jam pertama. Pada
saat istirahat (diam) penyelam rata- rata mampu mentoleransi CO2 setara dengan 47o
di pcnnukaan (PICO, 30 mrnHg ), tanpa ad.rnya perubalran ftsiologi. Sclann
kegiatan, ventilasi alveoler tidak cukup meningkat untuk mencegah retensi CO2 pada
tingkatan tertentu. Sehingga nampak kenaikan PCO2 arterial.
Didapatkan variasi yang nyata dari respons ventilasi terhadap CO2 lang dihisap,
tetapi hipotesa bahwa penyelam yang terlatih tahan terhadaP COz m,asih memerlukan
pcmbuktian. Hipotesa ini membagi penyelam dalarn dua kelompok yakni mereka yang
mcntoleransi kenaikan PCO: lcbilt dari peningkntan vcntilitsinya d.rn nrcrckn ynng
meningkatkan ventilasinya dalam usalu mempertahankan PCO2 arteri yang normal.

Hipokapnia

Ambang sinkop dapat dikurangl dengan hiperventilasi, tctapi mempunyai


konsekwensi hipokapnia. Mekanisrne terjadinya adalah vasokonstriksi screbral dengan
vasodilatasi tnuskuler perifer.
Pada sihusi yang kritis, Sering terjadi hiperventilasi hal ini yang di duga
rnenyebabkan kehilangan kesadaran pada penyelam. Sulit untuk mcnerirna pcnyebab
ini tanpa kebcratan lerutanu bila scscorang tclah nrcnctupkan halJurl scbagni bcrikul :
- Resistensi alat pemafasan dan kenaikan densilas media pemafasan pada suatu
kedalamaq bersama-sama menaikkan kerja pernafasan.
137
- Oksigenjuga dihirup pada tekanan yang lebih tinggi dad nonnal. Hat ini menekan
respon respirasi terhadap CO:. Juga mempenganrhi transport COz dalam damh dan
dengan decnikian cenderung meningkatkan tekanan COr jariryan.
- Kehilangan kesadaran pada perenang bawah air lebih sering terjadi pada yang
menggunakan alat penyelam sfukuit tertuttry dan semi tertrfup dibandingkan
dengan scuba . Dalam alat pernafasan ulang, resistensi dan ruang rugi lebih besar
dan dengan demikian hipokania akan berkurang.

Kesimpulan adalah bphwa hiperventalasi jarang dapot menyebabkan kehilangan


kesadaran pada penyelam dan hal ini sesuai dengan pemakaian Sorba pada penyelam
dangl€I.
Hiperventalasi sebelum penyelam talrran mfas telah ketahui sebagai faktor
sebagai penyebab nyaris tenggplam. Penyebab hilangnya kesadaran lebih cenderung
karena hipoksia dari pada hipokapnia.

Kepagakaan

l. Bennet P.B. and Eiliot D.H. : The Physiologi and Medicine of Diving and
compressed Air Work 2*, Edition, Bailliere Tindal LondorL 1975.
2. Diving Medical Officer. Student Guide, Couse A{A-0010
Publisned by Direction of Chief of naval Technical training.
3. Edmonds C,l-owry C dan Pennefather J. : Diving ard Subaquatic Mediane, 2d,
edition. A Diving Medical Cenlre Publication,lgS3

l3E
5 ffiMMruMANKffiCINMNOffiEA
Pendahuluan

Konsenrasi karbon monoksid.r di udara biasanya dinyatakan dalaur prut per


million (ppm) - I ppm = 0.0001 Yo merupakan gas yang tidaic benvarna, tidak berbau
dan tidak berasa. Gas ini merupakan racun bagi semua semua makluk yang
memerlukan udara sebagai media pemafasannya.
sumber-sumber karbon monoksida pada penyelaman antara lain pemberian
lubrikasi kompresor,
ryun*nya asap knarpoi reoatam pipa pemasukan udara
kompresor, produksi oleh manusia sendiri: asap rokok dan masai dengan
tekanan.

Mekonisne Kerocunan Karbon Monoksida

Dalam aliran darah karbon monoksida akan berikatan secara kimiawi dengan
lemoglobiq yang membentuk karboksi-rremoglobin. Kcmampuan pcngikaian
hemoglobin terludap karbon monoksida kira-kira 200-210 kati lebiil OesaiaiUinaing
dengan olsigen. Kemampuan sebesar ini juga mengakibatkan eliminasi kafto;
monoksida yang sangat lambat.
If.!.utama dari pembentukan ka6oksi hemoglobin adalah bahwa hemoglobin
tidak
_dapat
mengangkrlt o$ig"l. Bila hemoglobin yang bereaksi dengan taruon
monoksida cukup banyak maka akan tirnbul hipoksia.
Efek ini diperberat d.lryn persenyawaan yang menyebabkan pergeseran kurva
disosiasi gksigcn hemoglobin
!e arah kiri, yang berarti uatrwa tripoisliaringan akan
ditekan. Pembentukan ka$oksi hemoglobin akan mengganggu tranqport karbon
dioksida dengan mencegah kombinasi karbon dioksida aengan hemoglobin. Ifurbon
monoksida juga mempunyai efek toksik seluler dan hal inl sangat frrperan oaam
klinik.
Bilamana hemoglobin normal dan saturasinya jenuh rnaka akan mengikat 1.4 ml
_ tig_p
02 gramnya. Plasma alan mengangkut 0,003 ml oksigen tiap 100 miplasma tiap
mm Hg PO2, dengan mengabaikan keadaan molekul hemoglobin.'

Ca q = (% Sat) (llb) (1.4) + (0.003) (pa 02)

Dimaru Ca Oz - Volume oksigen arterial (Vol Zo)


Hb - Kadar Flb dalarn Gr%
% Sat - Persentase saturasi

Contoh : Hb 15 grl100 ml darah


PaO2 : 100 mmHg
Saturasi - 100%
139
Maka : Ca O2 : (1007o) (15) (1.4) + (0.003) (l0o).
: 21.3 ml021100 ml darah.
: 21.3 Vol % Oksigen.

Pada penderita dengan llb CO 3trlo (Berarti ada7ff/o Hb yang dapot mengangkut
Oksigen) malCI kapasitas oksigen arterial adalah :

Ca Q = (10tr/o) (0.7 x l5gr/l0o ml) (1.4) + (0.003) (100)


= 15 Vol %Oksigen.

Dengan catatan Pa 02 tetap l00mmHg, tetapi volume oksigen arterial berkurang


sebesar 6.3 Vol %.

Bilamana penderila tersebut menyelam pada kedalaman lffiFfbennfas dengan


udarq maka akan timbul perhitungan sebagai berikut :

Pl 02: t GeOdarnatt:L:l) (760) - 47I xo.2l


33

:[ 000t3O Q6O)-47 ] x0.21 = 633 mmHg


3l

Pa 02 : Pl Or - 40= 633 - 40 = 593 mmHg

Maka : Ca Oz = (l) (10,5) (1,4; + (0.003) (593)

= 16.48 Vol %Oksigen

Kenaikan tekanan parsial oksigen yang dihisap dalam penyelaman cenderung


untr* mehwan efek akumulasi karboksi hemoglobin karena darrya peningtatan
volume olsigen yang dibarva dalam plasma. Gejala keracunan karton monoksida
dengan demikian akan timbul selanu fase asent pada saat tekanan panial oksigen (Pa
Ou ) menurun.

Pada keracunan karbon dioksida, kurva disosiasi dari hemoglobin yang tidak
terkena juga akan bergeser ke kiri dan l€bih lurus ( Lihat gambar l). Hasil dari
pergeser:rn ini adalah penuru&n pelepasan olsigen pada jaringan.

140
Gambar : pergesenut kurva disosiasi karcrur keracurun ka6on monoksidn

tC rb. 3! Flsl.l
t00

l0

llo lol Il.


tat til.ll
lO

l1
l0

ti6totolol@
r91. d'
Keterangln i - 40 o
Hb ancmia b€adi 40 o/o
hemoglobin ters€isr sesudrh kehilengrn dnrah - 40 o/o Hb
keraoman klarbon monoksida berati 40 c/o hemoglobin tcrsisa sesu&h keracunan ( 60 % Hb telah terlihit
olch CO)
( dari Sladie dan Mrrin 1925 ).

Toksisitas Langsung Selalor

Pengamh langsung intraseluler telah diduga sebagai mekanisme keracunan CO,


terutama untuk efek toksik yang nampak pada konsentrasi HbCO yang rendah. Ikatan
CO dcngan mioglobin dan/atau silokrorn oksidasi diduga mcrupokan mekanisrne
langsung seluler (Coburn, 1979). Sampai dengan saat ini masih diperlukan da&r{ata
yang memhrikan per{elasan lebih lanjut tentang kejadian intrasel akibat keracunan
co.

Uptake Karhon Monoksidaz

Faktor yang lnenentukrn laju saturasi trcmoglobin dengan karbon nronoksida


adalah:
l. Tekanan COdankedalaman
2. Ventilasi alveoler
3. Curahjantung
4. Kegiatan-kegiatanfisik
5. Faktor distribusi misalnya transfer dari darah kejaringan

14l
Untuk mencapai nilai kaftoksi hemoglobin diperlukan walctu, sebagai contoh
-
bernafas dengan CO 1600 ppm menyebabkanteftentuknya kartoksi-hemoglobin
sebesar 3V/o pM saat ekuilibrium.
Pada kasus dengan llb 15 grolq Volume darah 5 liter dan karboksi hemoglobin 30/o,
malra jumlah karton monoksida dalam darah pada ekuilibrium adalah :

tlb E (0,3) (1.4 rnl CO) (50) = 315 ml CO.


15
l00ml darah 15 grllb
Diperkiran tidal volume alveoler 300 mVtiap pernafasan maka jurnlah CO - yang
diambil tiap pernafasan adalah :

(300) (0.0016) = ml CO/tiap pernafasan.

Bilamana penderita bemafas 12 kali/menit, maka pengambilan CO/menit = 6 ml.


Waktu terpendek untuk mencapai ekuilibrrium adalah :

315 ml CO : 6 ml Co/menit : 52 menit.

Contoh sederhana tersebut rnasih mengabaikan beberapa variabel yang penting


dalamfingsi uptake, tetapi orkup memberikan gambaran bahwa uptake CO adatah
proses yang tergantung pada waktu dan tergantmg ventilasi alveoler. Nilai
ekuilibrium HbCO tidak di pengaruhi oleh kedalarmn karena PCO dan PO2 naik
karena faktor yang identik.

Pencapaian ekuilibrium meningkat dengan kedalaman karena konsentrasi molekul


CO dalam tiap pernafasan meningkat be6anding langsung dengan tekanan absolutny.
Batas karbon monoksida pada udara rmtuk penyelaman adahh 20 ppnq dalam
konsenfasi ini udara tersebut dapat dihinp tanpa adanya gejala-gejala keracunan ( Us
Naw ).

Mandeilasi Kinis

Manifesl,asi klinis akibat keracunan karbon monoksida pada konsentrasi CO yang


be6€da, dapat dilihat pada tabel dibauah.

t42
TABEL: MANIFESTASI KLINIS KERACUNAN KARBON MONOKSIIIA AKU'[,
LAMA PAPARAN l JAM (Bloorn, f970).

Konsentrasi (ppm) %Hb co Manifestasi klinik


oada I ATA
400 7.2 Nihil
800 14.4 Sakit kepala, dispnu pada
kesiatan- nausea.
1600 30.0 Kebingungarq kolaps pada
kesiatan.
3200 58.0 Kehilanean kesadaran.
4mo 72.0 Koma
4500 81.0 Mati

Pada kadar HbCO di atas 25% didapatkan depresi segmen ST pada jantung daerah
lateral terutama pada penderita dengan penyakit jantung koroner. Perubahan-
perubahan ini menunjukkan adanya iskemia miokardial karena kebutuhan sistemik
terhadap kenaikan curah jantung deng;an penunman pengrriman oksigen miokardial
dan keracunan sitokrom.
Penganrh CO pada manusia berhubungan langsung dengan kadarnya, kecepatan
nafas dan lamanya menghirup CO. Pada kadar 400 ppm, penganrh terjadi setelah satu
jam. Pada kadar 1200 ppm, gejalanya hanya terjadi dalam 20 menit.
Oleh karena tekanan parsial CO akan rneningkat dengan bertambahnya tekanaq
maka suatu tingkat penc€mamn yang nampaknya aman dipermukaan, dapat
menyebabkan keracunan pada kedalaman tertentu.
Misalnya 400 ppm (0,04%) pada I ATA akan menyebabkan gejala setelah 60 rnenit,
bila gas yang sama dihirup pada 3 ATA lqdar CO nya akan jadi 1200 ppm (0.12olo)
dan akan menyebabkan gejala dalam 20 menit.
Pengaruh yang nyata pada penyelam sulit dinilai karena banyak oksigen yang
dibawa ke jaringan terlarut dalarn plasma, sehubungan dengan meningkalnya tekanan
panial oksigen pada kedalaman dan penganrh ini cenderung dafrat mengatasi
pengaruh hipoksia dari karbon monoksida. Penganrh Co hanya akan nampak servaktu
ascent.

Pengobaton

Pengobatan meliputi proteksi saluran pernatlasarq memberikan ventilasi yang


cukup, pcmbcrian oksigen hiperbarik, pcmbcrian streord rmtuk mclarvan edenn
serebal dan pernberian alkali bila terjadi asidosis yang dapat mengnncarn kehidupan.
Valium dapat diberikan untuk mengaEsi kejang.
143
Penegahon
Penting untuk mencegah tercemarnya udara pemafasan dengan CO. Biasanya
sumber pencemaran CO pada udara pernafasan pada penyelam adalah :
l. Polusi dari hasil pembakaran industri atau sumber-sumber yang berkadar CO
' tingg misalnyabensin.
2. Masuknya CO secara tak sengaja kedalam silirder karena silirder diisi dalam
ruangan yang tercemar asap knalpot komprmornya sendiri. Pembentukan CO dalam
kompresor atau pipa penghubung karena penggunaan petumas yang tak baik atau
kompresor terlalu panas.
Di Australia, ditentukan syaraf kemumian udara yang diperlukan untuk gas
pernafasan dan hants selalu ditaati. Selain itu juga dilalrulcan pemeriksaan rutin pada
kompresor dan sistem penyediaan lainnya.

Kepufiakaan

l. Edmonds C., Larvry C. dan Pennefather J.: Diving and Subaquatic Medicine 2d.
EditiorU A Diving Medical Centre Publication 1983.
2. Diving Medical Ofticer Student Guide, Course A{A4010. Published by Direction
of Chief of Naval Technical Training, 1981.
3. Bennett P.B. atd Elliott D.H.: The Physiology and Medicine of Diving and
Compressed Air Work. 2d Edition Bailliel London. 1975.

144
& srommAffims@ Affimffi MAN Tmre@

Pendahnlaan

Sindroma neurologi akibat tekanan tinggi (SNTT; High Pressure Neurologicd


$yndrome - HPNS), terjadi pada penyelaman dalam yang dengan sendirinp
menggunakan media pemafasan campuran helium-oksigen.
Biasanya gejala fremor mulai pada kedalaman lebih dari 130 meter. Sernakir
dalam penyelamannya, gejala semakin berat dan akan kehilangan kesadaran padt
kedalaman sekitar 300 meter.
SNTT merupkan fenomena kompleks, ditandai dengan perubahan klinis dan EEQ
yang keduanya berkaitan erat dengan kecepatan kompresi dan tekanan absolrr-
Nampaknya juga dipanganrhi oleh gas yang mempunyai efek anestetik dan narkotik.

Sejarah

Regnard (t880) adalah pneliti pertama yang mencatat adanya gerakan abnonrd
dan paralise pada binatang percobaaq yang dibarikan tekanan tinggi. Sekitar tahn
1920 dilalrukan berbagai penelitian yang krkailan dengan efek hidrostatik yary
tinggi. Ebbe (1936) melapor*an timbulnya gejala yang sekarang dikenal sebai
SNTT pada percobaannya pada binatang bertulang belakang. Pada tahun 1960-q,
para peneliti dihadapkan pada penoalan SNfi pada manusia, apakah gejala ini timbd
semata-mata karena tekamn hidrostatika yang tinggi belum dif*irkan.
Pengamatan pertama kali pada manusia berupa bemor dan kelaina* pammpilq,
yang nampak pada pemberian tekanan yang cepat sampai kedalaman 300 m (lfrf
kaki) air laut diduga diakibatkan oleh keracunan helium atau narkosi's, ef*
histotoksik oksigen atau hipoksia narmoksik.
Pada tahun 1965, di laboratorium Fisiologi Angkatan laut Inggris, dalarn suab
seri penelitian dengan RUBT sedalam 250-300 meter; didapatkan hemor yang krl
pada semua eksutmitas atau selunrh bagian tubuh, diserati dengan nouseil' rnunt{,
pusing dan vertigo. Pada tahun yang sana peneliti lain merdapatkan bahrva p&
kedalaman 2fi) meter terjadi "tremor helium". Pada waktu itu masih mcmbingungk4.
apakah gejala ini timbul karena efek heliurn atru tekanan lddrostatiknya: narnc
secara umun mereka sebut sebagai narkosis gas inert.
Pada tahun 1966 dan tahun-tahun berikut, Brauer dkk. Meirdcrnsntrasikanef&
stirnulan tekanan hidrostatika pada sistern saraf uramalia dan menntrakannya SNTT.
Pada tahun 1968 seorang Perancis menyelam pada 362 meter dan dihentika* kar€n
sesudah beberapa waktu pada kedalaman tersebut timbul p€rubalnr pada EEG yaq
berkaitan dengan kesadara4 somnolen dan rasa mengantuk.
Selama tahun 1970, pada saat dekompresi dari 457 meter penyelaman saturd
pada Royal Naval Physiological Laboratorieg dikedalaruan 357 meter seonq3
145
diantaranya menderita simtom vestibularis karena penyakit dekompresi. Kompnesi
dilakul€n untuk memperbaiki simtom ini, tetapi paaa *6t met"r orantg yang lainnya
nampak kebingungan dan merasa seperti kehilangan kesadaran disertai d.ogr" remot,
kompresi kemudian dihentikan dan dilakukan dekompresi tanpa danla kelainan yang
,F*$, !.u.glan besar penyelam pada tebih dari 300 merer capat niengalami sivri
dan hat ini merupakan faktor pembatas penyelaman dalam.

Percohaan Bkdang

sensitifitas terhadap sNfi rncningkat dcngan pcrkcmbangan evolusi dan


ryningkatan kompleksitas sistem saraf. Disamping adanya rrailasi spesies dan
individTl ada pula suaru pola yang retap paoa $rrr yang ti*uut dari bcrmacam-
macam binatang percobaan.
.Kompresi rerhadap campunn helium-oksigcn, pada binatrang menirnbulkan tremor
ringan sampoi kuat, yang mendahului miottonit iokal dan ke;udian klonik umum.
Bilamana kompresi dihentikan binatang akan terus menur{ukkan keadaan ini selanu
12 jam. PenguranBan tekanan akan rnemperbiiki gejata. Bila kompresi
I5a-Sry
dilaqiutkan akan terjadi kejang tonik-klonik disusul- koma din- mati. pengurangan
tekanan pada keadaan terakhir ini tidak dapat memperbaiki lagi keadaan atau
menjamin kehidupannya. Dengnn demikian sindroma Uersiftt r"oeriitet tranya paAa
tingkat teftennt dan diluar batas konvulsi.
Komprgsi_ yang lambat dapat menunda terjadinya tremor. pada tikus yang
..-
dikompresi dengan kecepatan 3 atmosfir per menii timbul tremor pada 3?a5
atmosfir. Bila kecepatan kompresi ditunrnkan menjdi 0.3 atmosfir per menit, bemor
$ru tujadi pada 107 atmosfir. Percobaan terhadap terjadinya konrnrlsi juga sepetti
diatas.
Dari perdaan diakrs dapat disimprlkan bahwa timbulnya sNTT terganhmg pada
-
kecepatan kompresi, tekanan absolut dan komposisi gas.

- s"lt* fase tremor pada sNTr tidak ada atau hanya sedikit penrbahan pada EEG.
beberapa depresi pada *fast frequensi activity. bila dipersarmkan
Y*gkt_q!"
dengan EEG manusia. Pola semngan umum yang trarnir padaEEG akan timbtrl dan
1"1
itti sinkron deng;an terjadinya konwlsi. Koma akan terjadi bila pda semua
firclruensi amplitudurya menunm progrersif.

Elek Klinik Pada Slvff


sirdroma biasanya timbul pada kedalaman lebih dari 150 meter dan renggunakan
TTgutan hglium-oksigen dan lcbih sedikit pada perukai campuran hidrogen-iksigen
Gejala-gejala berasal dari kelainan sistem-saraf-pusat dan dimutai dengan ketainan
neuromuslcul€r : tr€mor, fasikulasi dan inkoordinasi sebagai tanda dini. Manif€stasi
laqiu! dirnana tekarun semakin basar, meliprti gangguan frrngsi saebral luhur :

146
disorientasi, kebingungnn, sonuolensi, rasa rnengantuk dan permulaau konvulsi, kortu
dan mati.

Tremor:
, Tremor adalah manifestasi pokok pada SNTT. Tremor ini diduga sebagai
kelanjutan d.rri fiemor normal waktu istirahat. Tremor yang terjadi (frekuensi 8-12
Hz) berbeda dengan tremor karena penyakit seperti penyakit Pa*inson d.rn serebelum,
yiulg mcmpunyni "rcst pcnk frcqucncy" 3-8 Hz. Trcrnor gtdn nlkoholisnro,
tirotoksikosis dan rnenggigil kedinginan tnempunyai frekuensi 8-l? Hz juga tetapi
benifat postural. lntensitas tremor diperberat oleh kompresi yang cepat dan tekanan
hidrostatik absolut yang digurukan. Pada rekompresi didapatkan peinulihan bertahap.
Ganggrun neuromuskuler lainnya adalah fasikulasi dan gerakan mioklonik.

Penurunan penampilan :
Dengan kecepatan kompresi yang besar misalnya 30 meter per rnenit, akan terlilut
perururun penampilan dengan gejala umum pusing, nausea dan muntah. Makin cepat
kompresrnya, makin mudah terjadinya SNTI dan makin berat efeknya. Pusing
kadang-kadang dapat berubah menjadi disorientasi dan bila berat menjadi vertigo.
Keadaan ini belum dikonliimasikan dengan ENG, oleh karenanya disorientasi
mungkin disebabkan oleh serebral atau serebelum.

Kesadaran:
Pada awalnya berupa hilangtya perhatia4 tetapi juga diarnati gejala lain misalnya
ganggulul orientasi kiri-kana4 kesulitan untuk menghitung. Diarnati juga periode rasa
ngantuk yang ditandai dengan keadaan ngantuk d"rn somnolen yang mengakibatkan
rnenjadi rnudah terpengaruh oleh stirnuli eksterna. Konvulsi yang menyelunrlt pada
manusia belum pemah dilapo*arl juga sangat berbahaya bila dilalcukan penehlian
pada manusia.

Dispneu
Dispncu padn kedalnman lcbih dari 300 meieq dcngrn pcrnnlasnu hclhrnr-oksigen,
rnungkin rncrupakan gejala SNTT. Hal ini diduga berkaitan dcngnn inkoordinssi
kontrol neuromuskuler pernafasan atau pelibatan kontrol reflek dan sistem umpan
balik dengnn kekeliruan pasangm irnpuls afcrcn dan cfcren.
Faktor pencetusnya adalah kegiatan-kegiatan dan/agu peningkatan verr{ilasi paru yang
mendekati vcntilasi normal yang maksimal. Distres tcnrtrarna pada inpirasi. Wahupun
kcnnikan keprdatan gos dnpat menahan aliran ekspinrsi. Pernbcrim oksigen yang lcbih
tinggi konsentrasinya tidak rnemperbaiki dispneu ini dan gas dan pH arteri normal.
Pada suatu perc$aan, dispneu yang terjadi dapat berkurang karcna penurunan SNTT
dengan memberikan nitrogen s6agai suplemen.
Monitoring EEG menunjukkan perubahan kecil, kecuali kalau SNTT berat
Analisa frekuensi diperlukan untuk menunjukkan penurunan arval frekuensi ratra-rat4
147
dengan penuruun jumlah dari gelornbang ampiifiSo tingg. $ring didapatkan
penururun persentase gelombang alfa dan hal ini nampak peda kedalaman yang
dangkal dengan kecepatan kompresi 30 meter per menit.
Penrbahan konsisten dalah peninglcatan presentase gelombang bta dan hal ini
limbul pda kedalam 150 meter. Aktihtas gelombang teta mulai s€bagsi lonjakan
didaerah temporooksipital menyebar mengenai daerah anterior dan tengah hemidere
karena peningkaun kompresi.
Mula-mula didapatkan zupresi aktivitas dengan mata terbuka, tetapi akan berubah
menjadi tingkat I : "sleep tnacing" dan akhirnya tingkat 2 : "sleep tracing" bila
kompresi berlanjut Penrbalun-perubahan ini ah'hinrya tidak kembali dengan nuta
teftuka atau stimuli ekstema.
'Evoked cortical responses" juga terganggu slama penyelaman dalam.
Diobservasi p€muunan yang progresif pada 'auditory evoked rcsponse* pada
kedalaman 457 meter sejuml ah fi%.
"Somatic evoked r€sponse" meningkat amplitudonya, tetapi disertai dengan
peningkatan ambang unhrk rangsang sensoris.
"Visual evoked res?onses" tak murunjukkan perubahan yang konsisten.

Etimologi
Pada saat ini penyebab SNTT belum diketahui dengan psti. Para ahli berpendapat
bahwa SNTT mungkin disebabkan oleh penganrtr larrysung dari te*anan hidrostatih
tempexatur, karbon dioksida dan oksigen, perubahan metabolik dan hormonal,
keseimbangan osmotik dan ionik

a. Pengaruh Longsung Tekanan Hidrogolik

Hipotesavolume kritik
Hiptesa ini menyatalen bahwa anestesi terjadi bita volurne dari selular hidrofobik
mengembang melampaui volume laitik karena absorpsi molekul totradap gas
anestetik ltal ini membuktikan bahrva tekanan hidrostatik berlawanan dengan
pembengkakkan lapisan lipid yang disebabkan oleh obat-anestesi. Ia menghasilkan
suatu pembalikan keadaan anestesi, tetapi anestetik dapat mengubah efek dari tekanan
hidrostatik yang tinggi, misalnya SNT[.
Sayangty4 usaha untuk memfokuskan SNTT dan anestesi ke dalam satu hipotese
neuofisiologi nampaknya belum dapat memberikan peqielasan yang dekuat

Gas menyebablean osmosis

Larutan gas inert menyebabkan penrbahan osmotik dengan lusil pertukaran cairan
di antara bermacam-macam bagian jaringan tubuh. Hal ini nampaknya dapat
148
menimbulkan artralgia kompresi, ganggual vestikuler selama dekompresi dan
osteonekrosis disbarik.
Sekarang teori ini diduga memprnyai p€nuun dalam etiologi SNTT. Pada
observasi, konrpresi yang cepat menyebabkan gejala SNTT yang lebih berat
Dikatakan bahwa timbulnya gejala dapat akibat dari pmindahan cairan, disebabkan
karena gradien gas inert antara "rapid tissues" yang hidrofilik misalnya darah &rn
"slow tissues" yang hidrofobik misalnya sistem saraf pusat. Keseirnbangan gradien ird
akan menyebabkan penuruniln gejala sesudah suatu periode berada pada tekanan yang
tctnp. Alasan-alasan yang menentang konscp gas menyebabkan osrnosis adalnlt
pertama : tekanan osmotik gradien dis€babkan oleh solubilitas gas berlangsung lunp
kira-kira 20 menit dihadapkan dengan wa}lu selama 12-18 jam yang diperlukan untut
meredakan SNTT pada kedalanran operasionalnya yang terakhir, kedua : banyat
gambaran SNT-I pada kedalaman yang lebih besar akan menetap selama "botton
times" untuk 100 jam atau lebilr, menandakan bahwa teori gas menyebabkan osmosis
bukantah merupakan faktor etiologi yang utama ketiga : manifestasi SNTT telah
terjadi pada binatang percobaan dengan media pernafasan cair, dimana tidak ada fa*
gas dan oleh karenanya tidak ada kenaikan pada tekanan panial gas.

Toksisitas pelanrt gas


Hipotesis ini menduga bahwa gas pelarut" helium, menyebabkan SNTT karem
sifat molekulnya sendiri, yakni menimbulkan efek racun pada kedalaman. Helium
rnempunyai hantaran panas 6 kdi dari udara dan menambah hilangnya panas dry
metabolisme basal. Kehilangan pnas sebanding dengan perbedaan temperatur antaf,t
organisme memelihara temperatur linglungan mendekati temp€ratur tubuh. Dalaa
keadaan ini ternyata SNTT tetap timbul, hal ini menyangkal etiologi temperatur. Efet
toksik lainnya tentu masih ada.
Pada rnanusia yang terpapff pada normoksik heliun atmosfir I ATA. EEG
menunjr*kan kenaikan gelombang delta dan teta, dan pcnurunan gelornbang alh
sesudah 4 jarn dan lul ili berkaitan deng:rn tremor karena heliunr.

b, I{istoturtc

Yang memmjang anggapan ini belum ada dan tampaknya kadar Oz arteri adl
dalam batas tetap normal, pada saat HPNS terjadi. Didapat perubahan histologi pada
hewan yang alan mminggal dengan SNT[. Setiap kemungkinan yang berkaitm
antara oksigen dan HPNS masih perlu diselidiki lebih lanjut.

c. Carbon Dioxide

Banyak penulis rnengkaitkan SNTT dengan penumpukan COz selatra menyelan


dalam. Hal ini berasal dari konsep Fnunrnan ventilasi alveolar akibat kepadatan gas"
149
Uaiiue Fnyelam c9n{enrng mcnahan CO2 dan akro{rn-ya rneninlkatkan kadar
?!ug"
co2 bertrubungan dengan latihan dibawah penekanan. Disamiing keterangan diatas;
pensukuran co, arterial @a pnyeiam dalam tidak membulrti*an parimuumn
co,
inidan penggmaan coz-buffer tampaknya tak memberi efek padaierjadinya slrri
Pendapar lain yang menenrang etiologi CO, iAaUn fehfLm yang
,,ry$.l*?n
berkaitan deng;an co2 toxicity menanggung sedikit persamaan terhadap sNTr.

d. Suha
Penurunan suhu lingkungan qempercepat timbulnya keadaan menggigil
{apa1
pada seseorang yang menghirup udara helium.
Hal inilah yang mempersutit penilaian dan SNTI dan inilah salah satu sebab untuk
mempertahankan suhu cukup tinggi supaya suhu tubuh dapat tetap norrnal.
Dalam
penelitian herann didapatkan penganrhnl'a yang kecil terhadap tremor
atau kejang oleh
suhu.
ljb tuttu ruangan dibuat dalam batas-batas yang nikmat untuk penyelarn, timbulnya
SNTT lemyata tidak terpengaruh.

e. Oksigen
Hublngan yang telah diajukan antara hipoksia dan SNTT, keduanya berdasarkan
-.
Itistologis dan klinis.
Ada dugaan bahwa hipoksia di sraraf dapat akibat gangBuan difusi 02 didalam panr-
paru. Yang kedua akibat
.mell-rykatnfa kepadatan gas at iUat tekanan tinggi. pernafr
diperkirakan bahwa seja! sNTT dapa[ dikurangl dengan meningtratkan
tekanan
parsial oz. Pada otopsi dari hflg1 yang meninggal d"ngi strrr
rcfryat" ditemukan
scrupa dengan yang dapat pada hipoksia.

Prosedw Kompresi Dan Dekompresi

selama penyelanun d"lryL nitrogen narkosis dan sNTr dapat ditunda atau
-
dicegah
_d*gnn menggunakan gas-bs campu'an, terdiri dari'suatu stimulan
neurologik yakni lnlium-dan srutu depresan neuroiogik yakni nitrogen.
Hidrogen
menempati posisi antara kedua gas terrebut. eknirakfiir ini kombinaii y*g
adalah oksigen, helium dan nitrogen (trimix).
*iu*
fada persomse yang tetap dari nihogen dan heliunu nitrogen akan menyebabkan
rurkosis @a kedalaman danel."t dan herium *enyeb"bkatr IMrr prd" kedararnan
yang l*ih besar.
Keuntungan nitrogen meliputi biaya Sang rendah memberikan kenaikan
suhu yang
nyarnan, distorsi bicara menunrn dan mengurangi terjadinla
SNTT. rzuntuirga;
helium rneliputi mengurangi efek narkotik dan-menguranlt r.ri" penurasan.

150
Antagonisme kedua gas ini antara lain : selama menyelam 300 meter (2S AT-Ai
penyelam bernafas dengan campuran gas nitrogen 3,S ATA. Oksigen l-l.j
ATA dax
helium yang seimbang selama l0 menit pada l9,l3,ll dan 7 ATA. pda 19 ATA
tidak terjadi efek narkotik atau gangguan penampilur karena sNTr aau nitrogan,
i tetapi pada kedalaman yang dangkal nampak terjadi narkosis.
Komprcsi sampai 220 meter dalam waktu 20 meni! menggunakan oksigen dan
helium saja menginduksi terjadinya tanda dan gejala SNTT. Bilamana ditanbahkan
nifrogen 25%gdaoksigen heliurq dengan kedalaman yang sama dapat dilaksanakan
tanp adanya tremor atau murifestasi SNfi yang lain.
Mengurangi kecepatan kompresi juga mengurangi insidens dan beratnya sNTr.
Kompresi dengan kecepatan 30 meter per menit sampai kedalaman 90 meter tidak
menimbulkan SNrr, tetapi pada kecepatan 15 mcter pennenit sarnpai lg0 meter akan
menimbulkan sidrom, seperti halnya dengan kecepatan 5 meter per menit sampai
kedalaman 3fi) meter.
.sNTr nampaknya disebabkan oleh kompresi dengan kecepatan tinggi. Dad
-kedalaman 240 meter menuju ke 340 meter, dan pada 320 meter dengan kecepatan t.z
- 8.5 meter per menit nampak terjadi kelemahan dan tremor; sedang dengan kecepataa
5.2 meter per menit hal ini tidak terjadi.
Penyelam lain, dengan kecepatan 5 meter per menit dari 300 ke 335 dan 396 kr/;z?
meter mengalami perubahan EEG dan tremor. oleh karenanya, kecepatan kompresi
pada kedalaman ini mungkin menrpakan batas keamanan.
Penelitian lain menunjukkan bahwa ekskursi ke 300 meter dari 265 meter pada tiga
maslm krcepatan yakni 5 meter per menit" 15 meter per menit dan 30 meter per
menit, tidak memprberat tremor. Hal ini menunjukkan bahrva ekskursidad 265 kc
300 meter dapat dilakukan dengan kecepatan kompresi standad l8 meter per menit,
tetapi tidak dapat digunakan.pada kedalaman lebih dari 300 meter. Nampak bahwq
semakindalam kedalaman saturasinya semakin rendah kecepatrn kompresinya daa
juga semakin besar kedalamian saturasi, kecepatan kompresinya harus lebih rendah
untuk menuju kedalaman ekskursi ini.

t5l
BAB VI

ffiffiffiffiRmwffiffiBffimremmffiffiffi

I. TNNGCELAM

2. HIPOTERMI

3. PENYAKIT INFEKSI PADA PINYELAM

4. BINATANGLAUTYANGBERBAIIAYA

t52
T. TEN6@tsLAM

Pendahuluan

Definisi : Tenggelarn ialah kesulitan untuk bernafas servaktu terbenaln di dnlrrn


air ntau laut.
Nyaris tenggelam ( near drowning ) ialah keadaan nyaris terganggunya pernafasan
selagi tenggelam yang berhasil diselamatkan nyawanya dengan resusitasi dax tindalqn
media lairmya. Korban nyaris tenggelam dapat hrakhir dengan kematian akibat
pcrubahan sekunder sewaktu episode akut.
Di Arnerika angka kematian akibat tenggelam termasuk urut ke 3 dari kecelakaan.
Dari tahun 1947 - 1967 didapatkan I10.000 kematian. Merupakan penyebab kematian
tertinggi dianlara para penyelam olah raga.

Terdapat 2 macam nyaris tenggelam (NT) :


l. Nyaris tenggelam tanpa aspirasi akibat rellek laryrrgo spasm
2. Nyaris tenggelam dengan aspirasi air laut/air tawar.

,lV1uris Tenggelam Tanpa Aspirasi

Nyaris tenggelarn tanpa aspirasi secara faal serupa dcngan terhentinya pcmafasan,
Tabel l.Gangguan faal akibat hipoksia dan asidosis.

TABEL 1. ANALYSA CAS DARAH .ANJING SETELAH SUMBATAN TRAKHEA

Lama PCO2 Poz pH Base Excess


sumbatan
( menit ) mmHg mmHc,
0 30 92 7.45
I 36 40 7.3'l -2
5 48 4 '1.20 -t)
10 53. I 7.r5 -12
Model l.l97l:
,1971:Courtesy C. Thomas. Pub. Springfield.IIl)

Pengobatan Nyaris Tenggelon Tanpa Aspirasi

Dengan mempe6aiki adanya laryngospasm dan memperbaiki prnafasan. Segera


dilakukan pernafasan buatan mulut ke rnulut.

153
Pernberian C2 bertekanan positif dengan nasker, atau dengan intubasi
cndolrachcal. Memperbaiki kcadaan asidosis. Dikerjalon piiat dada tertutup dan
tindakan lain yang diperlukan.

hognosa

Nyaris tenggelam tanpa aspirasi dapat sembuh kembali , bila rvalrtu terjadinya
asphyxia nya hanya sebenur. Bila agak lama akan didapatkan kenrsakan jaringan
yang lebih banyak terutarna kcrusakan sel saraf, inilah yang menentukan ada tidaknya
sequele.Oleh karena pengaruh dari kenrsakan jaringan misal ederna otak gejalanya
baru timbul belakangn4 s$ailnya semua korban nyaris tenggelam perlu dirauat di
rumah sakit untuk perawatan dan pengobatan selanjutnya.

Nyaris Tenggelnm Yang Disrtai Aqirasi Cairan

Orpn yang merupakan sasann utama akibat nyaris tenggelam yang disrtai
aspirasi cairan ialah paru-paru. Gangguan ulama yang terjadi ialah Hipoksia dan
Metabolik Asidosis; kelainan sekunder termasuk gangguan ke*imbangan caira&
elektrolit dan hemolisis intravaskuler ( air tawar ).

PATHOSENESIS FERUBAHAN PARU

Gambar 1. Menunjukkan diagran perubohan utanta pada paru-paru akibd


nyaris tenggelam dcngan aspbasi ain

AirLaut AirTawar

Resotbsi langsung air


kecuali surfaktanyang
rusak infeksi

Kernamprqn paru menunrn


(--
Transrdasi cairan ke dalam
t
alveoli
I

J V
Ederna paru Atelektasi dan edenu paru
o
Shunt intrapulmoner
.t
Hypoxia

154
Gambar 2. Perubahan cairon & elehrolit *ihat aspbasi air laul

Air laut dalam alveoli


.v. I

Transuda5i dari plasma air


ke dalarn alveoli

volume plasma

dan Cl meningkat

Gambar 3. Peruhahan coiran & eleltrolit akihot uspirasi oir tttvttr,

Air tawar daiam alveoli


I

AusorbYcepat dari panr

,rr,.
""nrn
Volumqplasma I
V\llv
Kegagalanjantung Berkurangnyakon-
I

Hiperkalemia,Plasma
kongestip s€ntrasi Na dan CI Hb. Kegagalan Ginjal

Perubahan yang tedadi di Garnbar 2 drm 3 diperolch dari pcnclitian hervan yang
telah rnengaspirasi sejumlah air ( 4045 mUkg berat badan ), Modell (1971) telah
menyimpulkan bahwa s€seorang yang dapat selamat dari nyaris tenggelam jarang
mengaspirasi air lebih banyak dari 22 ml/lcg berat badan. Pada orang yang selamat
perubahan elektrolitnya harrya sedikit bermakne dan biasanya membalik dengnn
spontnn. Sebagai contoh, Modell tidak pernah rnelihat sccara klinis hiperkalcmia yang
bermakna atau hemolisis pada penderita yang nyaris tenggelam.

TABEL 2. MENUNJUKKAI{ HARGA SERUM EI,EKTROLIT


DAru MANUSIA KORBAN I{YARIS TENGGELAM

Air tawar Air laut Nonnal


Na+ - mea/liter 138.0 149.n l,t0.O
K + . meo/liter 4.4 4.0 4.5
CI - . rncq/liter t01.0 I13.0 105.0
( Modcll, l97l; Courtesy Charlcs C. T'ltomas, Pub, Springlteld lll ).

155
Gangguonfaat lalnnya:

Kardiovoslealer
Sinus takikardi merupakan kelairun kardiovaskuler yang sering ditemukan.
[Glebihan beban volume akibat nlaris tenggelam dalam air tawar umumnya secara
klinis ti&k bermalcna kecuali penderitanya mempunyai sakit jantung Berliurangnya
volume plasnu yang bermakna dapat terjadi pada nyaris tenggelam di laut
Aritmia dan peruhhan gelombang EKG yang berkaitan dengan hipoksia dan asidosis
dapat, terjadi, tetapi ventrikel fibrilasi yang sering terjadi pada hewan percobaan,
relatif jarang terjadi pada manusia.

Gkjal
Albuminuria dan hemahri mikroskopis *ring ditemukan pada korban nyaris
tenggelam. Hemoglobinuria jarang ditemukan" dan bila ada hanya dngan BtrN
biasanya normal, tetapi akut tubular nekrosis perln dipikirkan bila BIJN meningkat.

Susunan syaruf pusd


Edema otak dan kerusakan otak dengan derqiat yang bervariasi dapat terjadi.
Derajalny,a terganhtng dari lamanya anoksia Dapat terjadi hiperaktif motoris, kejang
dan mkitkepala.

Infeksi
Infeksipru dapat terjadi pada setiap kasus nyaris tenggelam dengan aspirasi air
dan dapt dipersulit dengan aspirasi muntahan kedalam paru. Bila aspirasi lambung
9"ryrn pl{ kumng dari 2.5 akan menimbulkan pneumonitas. uiperpireksia kadang
kadang dapnt mencapai 40.6 - 41.1 C.

Pmgobdon Nyafis Tanggelan Dengan Asphosi :


Pengobatan segera diberikaq yang terdiri dari perbaikan udara pemafasan dan
peftail€n hipoksia dan asidosis.
Lain-lain tindakan resusitasi tennasuk penggantian volurne plasrna yang diperlukan.
Pengorbatan jands paqiang tennasuk pemberian udara bertekanari pouitip dengan
tambahan oksigen, PEEP, pemberian aerosol bronkhodilators, therapi bronkhoskopi
bila foto Ro dada menur{ukkan demikian" diperlukan arulisa g;s darah serial.
Pemberian antibiotika dan steroid ( untuk aspirasi pneumonitis dan itau ederm otak
)
dan mengawasi plasnra hemoglobin, hemoglobinuria, BUN dan produksi urine. Tak
perlu pemberian cairan hipertonik untuk memperbaiki gangguan keseimbangan
elektrolit. Semua koftan perlu dirawat di rumah sakit.

156
Kepuftakaan.

l. Fxlmonds C., l,owry C., Pennefatht l, The drowning syndromes in Diving and
Subaquatic Meilicine 2 nd. Edition 1981. Revised andReprinted 11983. P. 269-
' 288.
2. Hanson R.G., Young l.M. The Physialogt and Medicine af Eiving ond
Compressed Air Work.1975. P. 553,

3. Siswanto. Tenggelam : Seminar Kesehdan Hankamnas Matrs Laut Panti


Penviradi Lanudal Juanda Surabaya 16-18 Febr. 1978. H. 251-262.

4. Bradley. Near-Drowning,'. Prthophysiolryt ond Treatment;editor: Strauss R.H.


Diving Medicine 19?6. Grune & Stratton lnc. Nerv York, p.317-32?.

5. Neor Drcwing in Diving Medical Offrcer Student Guide Course A{A4010.


Published by direction of chief of naval technical training, Prrama City . Florida
1981. P. 42-1424.

157
a m0P@ltERffit
Pendahu!uan

, Mempertahankan suhu tubuh yang normal merupakan masalah yang penting bagi
penyelam. Tidak seperti udara yang merupakan lapisan penyekat langsung dan efektif
karena dekat kulit, air mempunyai kemampuan penghantar pnas yang baik.
Gabungan keduanya akan menurunkan nilai penyekat sampai mendekati nol.
Bahkan dalam air hangatpu& tubuh masih cepat melepaskan pnas. pakaian
pelindung dan sistim penranas menimbulkan sedikit perlindungarL tetapi masih relatif
terjadi hiptermia ringan. Tetapi dapat timbul pr&lem baru tentang hipertermia
kadang-kadang ditemui pada beberapa rancangan pakaian. Hipotermia terjadi bila
hilangnya panas dari tubuh lebih besar dari panas yang dihasilkan
Air menghantar*an pnas hampir 25 kali lebih cepat dari udara. Berikut ini akan
dibahas secara ringkas :
l. Prinsip dasar bila s€seorang tercebur dalam air dingin.
2. Beberapa rnacam pakaian pelindung panas.
3. Pencegahan dan perawatan terhadap hipotermia.
a. Prinsip dasar bila sessorang tercebur dalam air dingn. perubahan dalam panas
tubulq atau hilangnya panas akibat tercebur dalam air dingin dapat ditentr*an
sebagai berikut :
Hilangnya panas =TBH = 0,83 x BW ( 0,66 TB + 0,33Ts )
TBH = Perubahan dalam Total heat body content (Kcat) 0.g3
Body specific heat (Kc/Ke/'C)
BW = Berat badan (Kg)
TE = perubalunsuhutubuhbagiandalam("C)
TS = penrbahan suhu kulit rata-rata ("C)
contoh : suhu rectal seorang penyelam = 37.15 c dan suhu kulit rata-rata = 35 c,
mempunyai berat badan = 70 kg menyelarn kedalam air yang bersuhu = 20 "C belrerja
dalan air sampai s'uhu rectalnya menjadi 36.4?"c. Berapa banyak panaskah yang
terbuang ?

Jawab : TBH = 0.83 x BW ( 0.66 TB + 0.33 TS)


TBH= 0.83 x70 {0.66(3?.15 -36.47)+0.33(3j-20)}
TBH = (0.83X70)t0.669(37.15 -36.47') + 0.33(35-20))
TBH=58.1x(0.45+4.95)
TBH = 313.7 kcal.

158
Fuhtor Peromngan Yang Mempengaruhi Sunival
Dan Penmtpilan Dalam Ab yang Dingin

Laporan James cunie- 1?98 korban kapal yang kamm dalam perairan yang dingin
'menjadi ke,bingungan tak tertolong selama 3 jam kebanyakan kematian-o liut
dinyatakan sagai tenggelam. Bahkan dalam bencana kapatTITANIC, dirnana l4gg
jenasah diangkat dari air, I jarn 55 menit selelah tcnggelam, belum menyadnri
bal6va
suhu air 0"C yang berperan menyebabkan kematian.
Baru 1946 Molnar pe{anr3 k1$va menradari betapa pentinpya suhu air sebagai
penyebab kasus'"Tenggelam" dalam kecelakaan di laut. Dalam penelitiannya diri
30.000 kecelakaan di laut diperoleh kesimpulan berikut yang berhubungan dengan
waktu zurvival:

Suhuair "C $/a!1tu Survivajgntl


0l
156
20 Tak terbatas

Dari sejumlah laporan berdassr kecelakaan kapar yang tenggelam diperoleh 2


pendapat:
l.Penyebab utama kematian tenggelam di laut iatah hipotermia
2. Pada perairan yang sama dan suhu udara yang sama waktu survival macam-macarn
individu berbeda, tergantung kekurangan atau kelebihan dalam penampilannya.

a. Benhrk tubuh
Orang gemuk dengan banyak jaring:ur lemak lebih talnn terhadap perubafuan
suhu (dingin) daripada penyelam yang berotot.
b. VasomotorTone
Rangsangan dingin menyebabkan vasokonstriftsi di jaringan perifer da$ kulit.
Disamping reflek saraf simpatis melepaskan norepinephrine. Darah banyak
terkumpul di organ dalaq untuk mengurangi keluamya panas tubuh.
c. Latilxn
Orang gemuk mudah mempertahankan suhu rectalnya selagi berenang di air
dingin 16"C. Rekannya yang kurus suhu rectalnya turun banyak rvaktu rnelakukan
latihan, maka *baiknya istirahat.
d. Aklimatisasi
Manusiu mempunyai konampuan untuk menyesuaikan diri (adaptasi) terSadap
rasa dingin. Penyelam scuba di Artic dapat mengruangi pngeluaran panas setelair
berlatih menyelam diair dingin selama 45 hari ( Siebke, l9?5)
e. Suka rela membiarkan terbuangrya panas.
Mercka yang suka rela rnembiarkan keluarnya pnnas dalam air dingin,
mengeluarkan 180 - 3m kcal webb ( cs 1976 ). orang gemuk lebih tahnn
kehilangan panas daripada yang kurus.

159
Pdhophysiologt, Terhadap Rasa Dkgin

Air merupatan penghantar panas yang 25 kali lebih har dari pada rdara.
Semakin dalam menyelam semakin banyak kehilangan panas. Secara klinis hipotermia
dapat dibagi 2 yaitu :

Lokol dan sirtrclrrlik.


Efek lokal mengenal anggota badan. Tangan menjadi dingin dan tak eruk bila suhu
kulit mencapai 20"C. Kaki merasakan ambangyang sanu pada suhu 23"C.
Rasa getar, 2 point dislniminatio& kekuatan menggenggarq kemantapan lengan
tangan menunrn pada suhu ini. (Webb cs 1976).
Rasa sakit mulai terasa di angan dan l€ki @a suhu t5"c dan 18"c. Dihwah 15"c
fungsi jui
tangan kanan menurun, pada suhu l0"c semakin berat. pada suhu l3oc
kaki rasa tebal (numb), pada l0"c tangan menebal. Bila selama 6 jam tererdam air
dingin dikenal "immersion foot" timbul gangguan menetap.

Kedinginan sdnruh tubuh dibryi 3 phox :


Phase Eksitasl : suhu 37"C - 34oC
Timbul vasokonstriksi perifer, tekanan darah frekuensi jantung cardiac outprt
meningkat.
Phase Adinamik : srhu 34"C - 30"C
Metablik rate menururL 32"c - 75vo N: z7"c - sOvo vemtilasi paru dan cardiac
output meruEurl Terjadi alema bronchial. cBF menurun 6yo - 1% tiap penurunan I
derajat suhu dalam tubuh.
Phase Paralitik : suhu dibawah 30"C ( reuler, l9?8 )
Pada 30"c pupil melebar menetap, pada 29"c hitangrrya kesadaran, pada 20"c
rekaman EEG menjadi datar. Dibawah s,uhu 20"c terjadi aritmia janhrng, sinus
bradikardi, atrial fibrilasi, ventrikel fibritasi, dll.
Darah mengurtal, kebocoran cairan intravascular, nrsaknya nembran kapiler.
Pendinginan hypothalamik menimbulkan metabolik rate dan frekuensi pernaiasan
tertekan, hipoksrA hipe*apnia asidosis, asam laktat mcningkat

TABEL I. SUHU RECTAL DAN TAI\DA KLINIS YANG BERIIUBUNGAN

SuhuRectal C Tanda klinis


37 Rasa dingiq vasokonstriksi kulit, Meningkatnya tegantan otot .
VO2 meningkat.
36 Menggigil spradik, s€rangan menggigil umufiL
vo2 2-5 X.
35 Mental confusion, gangguan berpikir yang rasional keinginan
berjuang menurun
34 Amnesi4 artikulasia menjclek. Motorik & Sensorik mennrun.
33 Halusinasi, delusi, kesadaran brkabul QT int€rval bertambah

160
3t Gagal mengenali lemarnya
30 Tak bcrqrksi lerhndap nrsn srkit
Otot kalu, Reflek pupil hilang
29 Hilangnya kesadaran
28 Hilangrrya reflek tendon & kulit
Aritmia Ventrikel
27 Serupa Fibrilasi Ventrikel, Otot skelet flasid.
26 Asistole
25 Apneu
2A EEGdatar.

( Modined from Webb 1979


)
Diagnosa Dan Pengobnan

Diagrrosa hipotermia seringkali tiada sutit.


Diputuskan untuk meresusitasi korban hipotermia yang bcrat, kadang-kadang
sulir
oleh karena penderita : dingin, apneu, nadi tak tera'ba, ienek i,jd;,
selalu usaturkan resusirasi, rekarn ECG, ukur suhu rectal, oesophugr,
iupit mEteuar,
X foto Tlnrax.
Laboratorium:darahurineelektrorit, osmolarity, hematocrit, g uro;,'nuNl,
-Beri creatiniq
fungsi pcmbek*n dul Blood gas analysis. cairan'iilnrs vang diirangarka&
endolracheal intubasi. Tangani penderita dengan sangat hati-hati karg;
aapatierjaoi
ventrikel fibrilasi terutiaTg.waktu dipanaskan t<embati. perbaiki asidosis
oeng;
bicartonat. fuiunia ventrikel dapat diberi lidocaing dosisnya oiturangi. Meruffi
konha indikasi mernasukkan Pelderita hipotermia dalarn bal air patras
*rn minuman
beralkohol. Beri pakaian kering beri selimut, beri rninuman tungai.

Pencegahannya
Menctgah terjadinya hipotermia dcngan :
D Memakai pakaian pelindung
) Meningkatkan jaringan lemak subcutan
F Mengurangi latihan di dalam air
F Penyesuaian terhadap rasa dingin dalam air
) Desensitisasi dengan lrati-hati untuk rnengurangi terjadinya urlicaria
dingin.

Ada 3 nracam pnkaian yang tersedia dewasa ini :

a. Pakaian dengan dinliri air hang:rt


Pakaian dari buy-neoprcne, yang ronggar ser yang terlutup, dirnana
di
falamnya dapat dialiri air hangat. eir mengalir kiseliruh tubuh penyelam,
kemudian ke luar dari tumit dan pergelangan tangan.

l6l
b. Wet Suit:
Menrpakan pakaian yang melekat di kulit, te$uat dari karet, busa noprene.
Dibrut cukup ketat unhrk menghindari rnasuknya air dari luar ke kulit. Pakaian ini
berguna karena busa neoprene berfrmgsi menalun volurne udara dabm sel yang
i tertutup. Pada 4 ATAdaya isolasi menjadi 25%waktudi permukaan

c. Dry Suit
Sesuai dengan narnanya pakaian ini mengisolasi penl'elam dari linglilngan air.
Dibuat dari sel yang tertutup dari busa nmprene/karet yang tahrn mbe*/t<anvas
yang dilapisi karet. Daya isolasi pakaian ini dari pakaian dalam yang dikenakaq
te.balnya pal€ian dan ps yang terperangkap di dalam pkaiarl CO2 merupakan
isolator yang lebih baik daripada udara.

Kqu#akaan

l. Edmond C. x Hypdhermia l, Edit. Edmond C cs in Divkg and Sabaqudic


Me{rcke Revised and reprinted 1983 Sydney p.29O-299.

2. Diving Medical Offrcer, Student Guide Course A - 6A - 0010. Famrna City 19E1,
p 40-l;40-23.

t62
& FMMNCONTMIFEMW NAMP@Mil,AtrAN

Pendrhuluan

kasus penvelaman merupakan kasus-kasus


t*"tffif';*l:1pada yang sansal sedikir
lnfeksi dapat disebabkan karena tercelupnya
seseorang kedaram air.

Inteksi Karen a pmyelaman


Infeksi karena nepeJarnal diperbernr infeksinya karcru kegiatnn
menyelam dapat dibedakan menjadi infeksi .yrp]l
sistirnik rup*.uG;J;.
Untuk mcmpermadah dapat dibuat Tabet
rcbagai berikut :
a" Infehsi spesifik dekd prmukaan air
I ). Schistosoma dermatitis
Keadaan ini biasa disebut ..gatal_galal karena
b€renang,,.
Penyebabnya adalarr penetrasi larva
schistosoma yang disebut cercaria.
Dalam
cvclus lridupnva maka schistosoma ttd"p
lauUtepi sungai air tauar, siput air l"ut
;;dr,,i"b;ff;;-g dipanrai,
maupun air tawar.

Gejala klinik :
" fffr;|,i#.H# sepcrri terruhrk se[rrna datanr air mauptur
sesera
> prudtus, erupsi papula eritematosus
) Setelah t _
ryngru meninggalkan bekas kecoklatan
D Frotein asing dari .erdla van-g rnati
meraLngsang ketuamya .mgrupakan antigen yang
antibodi, sehingga terjadi rrrt ri ot..gr,
Pencegahan:
y.rnok,i pakaian pelindung
): pemhnihan kulit setelah tJrceluo air
D Memalai obatobatan replent
) pembers'un siput-sipui air dari payau-payau maupun runput-rumput

2). Erisipeloid
D Penyebab bt.T grarn positif yang disebut Erisipelothix
> Luka-ruka ' reet.akibat gbr.ru"'rutilt rhusiopati.
sipu! ikan, karang, dan bnhan rain
yang terkontaminasi dapot menyebabkan
pada kulit.
inrbG'ffi "dffiya rerbatas

r63
Gejalo klinik:
r{ Anamnestis ada lul<a
Dr Setelah 2'7 han timbul kerusakan
D Batas jelas
! D. Oedema
>' GataUsakit
). Pembesaran kelenjar limfe regional

Pencegahan : Lula-luka segera cliobati, svcara lokal/sistemik

3). Granuloma
>' Penyebab : mykobakteriurunarinum
h Disebut : Swimmer "selbow", disebabkan karena goresan-goresan dari
dinding kolam renang&adan kapal, seldnggp kuman tcrsebut dnpat mnsuk
kedalamkulit.
ts Dapatjugaterjadi didalam laut.

Gejah Hinik:

Terapi:

1). Ttneapedis
Penyebab trikophiton/epidennophiton flokossurn sering terdapat pada
prenang/penyelam karena lingkungan lembab, lantai basah, permakaian alat
mandi smarabersama.
Terapi

5). Tinea Versikolor

164
b. Inlelcl non spesicifik
I), Otltls Erterna
Inf€ksi luar sering menyulitkan para penyetam
:F lelinga
raKor-laxtor yang mempermudah tedadinya infeksi
anhra lain suasana
lembab
t Cairan yang tertahan di telinga

Kuman penyebab :

GeJara krinik : Nyri reringa ( gejara-gejata irritasi robang teringa luar


)
Peagobatan

Penegahan : Hygiene lobang tclinga luar

4. Ailis Mdia
s€bagai komprikasi
.bagian atas.
dari barotrauma oreh rrarena infeksi saruran nafas

Penyebab

Pengobatan: Antibiaik

Pencegahan : Menghi tangkan/mengurangi


faklor rlsiko
J). Siaesltlr

165
4), Luka 0leh Koreaa Raradg

Gejala kllnik

I Kadang-kadang komprikasi, osteomielitis pada hrrang


di bauahnya

Pengobdan

t Pengambilan
\nda Ting ( nematmit, benda asing
)

Pencegahan : Memalai palmian pelindung

5). Infeki ukunder ahiM htka IEM Isin


Akibat pemakaian.perrengkapan di badan yang kurang p' misalrrya fin,
masker dll al,"n menimbulkan rut." tecet y"oi ra- **Iuioy* Lebih-l€bih
bila penyelam*T:s_FTg dalam air, ukd d"ilfiil;;;.k*
pcnghancuran kulil. Di dalam air yang terkontami*ri
kulit dan
menimbulkan
inf€ksi mkunder. "ron-0"[t
c. Infelai :frstmtih spesilik
1). Meningo ensefalitis karem amuba
Penyebab Amoeba negreria yang ditemukan daram
a', tanah lembab, dan
makanan-rnakanan hT r"ng rirengarami pemuusirkanll*, didapfltrcan
pada air tauar, karena bakteri ini tidak aapai
uenarran niaop oi air asin
organisne ini nrasuk tubuh leuat ,ut*a hidung dan';**
orfaktorius.
Didapatkan adanya kas's-kasus ini dari_ arro.rir,
Britania Raya, New zealad dan usA. pada umumnya
ilidr" cekoclovaki,
seperti meningitis karena infeksi piogenik.
tE didiagnosa
Gejalo Hinih

166
Patofaiologi

elsudate punrlent.

Pengohatau
Higtene linglungan air, terutama bila temperatur sekitamya agak tinggi.

2). Lepo Spirosis


Terjadi l€rena masulmya leptospira dalam saluran pencernaan
Jarang melelati kulit/mukosa
Sumber infeksi dari kucinglanjing&inatang ternak
Kausa : Leptospira ikterohemoragika, L.canicola, l. pomona dan L. australis.

Gejalo ktinik

I f{e\si pada organorgan parenkirn antara lain : Livcr, Ginjal

Pengobdon: Antibidik

Penegahan : Kontrul lingkungan

3). Pharingo Konjungtivol Fever


D Penyebab: Adenovirus
F Incubasi:5-9hari
D Panas, p,haringitis, limfasdenopati leher, batuk, konjungtivitis, kadang-
kadang diare.

Pengobatan : Sintonatis

Pencegahan : Klorinasi alaif pda kolan-kolam renang.

g.Infeksihk
- Tiphoi{ para tiphoid, diare.
- Pengobatan:Simptomatis
- Pencegahan
- Klorinasi aldif pada kolam-kolam renang.

t67
d. Infehsi sistani*non qesifth
1). Penyakit Key West karena Scuba
Dari Key West, Rorida penuh dilaporkan semacam infeksi dari siswa
, penyelamscuba.

regulator.

2). Shdrormterlelan oir asin

Penyebab : Aspirasi air laut sedikit


Gejata : sepertiinfeksi salurannafasbagianatas

PengobaUn : dalam keadaan Acute : 100% 02

3). Hampir tenggelam (near drowning) dengan kornplikasi infeksi setrud€r.


S€telah aspirasi cairan air laut maupm air lanar penderiA segera
menplami infeksi secundair @a paru-panr. sering ditemukan (pada post
mortem) bronko pneumonia dan abam.
Therapy: Antibiotika

Pengaruh Infeksl Tefiadap funyelaman


Morbililas penyelaman sangatdipenganthi oleh infeksi, terutama hfeksi pam-paru
bagan balyah. Yang peding akibat infeksi dapat terjadi bronclro spasme rmuprm
mucus yang dapat nwnimbulkan'Air Tnapped".
Hal ini berbahaya karena bila waktu menyelam udara dapat masulq namun waktu
naik ke permukaan dapat terjdi raurm panl emfisema mediasinuq pneunrctorah
bahlon emboli rdara.

Intekfi Dan Terupi H iprhari*


suasana Hipeftarik dapat mempenganrhi hman. Hipeftarik Helium menaikkan
resistensi Diptokokus prrcumoni tertradap penicillin Teori png hin menyebutlcan
bahna terpapar dengan oksigen telunan tiryi dapat mempenganrhi kaeirnbangan
flora normal dalam tubuh sehingga menimbulkan infeksi-infeksi png tidak
diharapkan Dernfian juga ksacunan oksigen p*da pam (pulmonary oxygen ioxicity)
m€nuunkan mekanisme p€rtshanan tubuh dan memudahkan terjadinya inf€ksi.

168
Sebaliknya oksigen tet<anan tinggi dapat berguna mengobati infeksi-infeksi yang
serius dan krcnis seperti misalnya osteomielitis.

Kepufiakaan

l. Edmonds C. towrey C, Pennefather J, Diving and Subaquatic Medicing Diving


Medical Centre Publication, MosmarU NSW, Australi4 230-241, 1976.

169
4, BffiWH?Ann eA[gvwnm EmnA0{Am

,Bhdang Yang furbahaya Karena Gigitannya:

L lkanHiu
2. Banacuda
3. Eel
4. Groper

Bindong Yang Befiahaya Karena Racunnya:

l. IkanPari (Sting Ray)


2. Ular laut (Sea Snake)
3. Il€n lklajengking (Scorpion Fish)
4. Ikan Smbilang (Cat Fish)
5. Ubur-ubur (Sea Wasp)
6. Kerangtonjong (Cone Shell)
7. Bulu Babi (Sea Urchin)

Binatong Inut Yang Berbahaya

Pendahuluen

- Manusia sekarang banyak yang mebkukan kegiatan dan beradasasi dengan


linglun&n laul tfurenanya t9ntu akry sering berhubungan dengan biu"6tg lrurt
vaurg
banyak menrpakan mist€ri dan menimbulkan rasa tat rt. Baryak bimang
smra potensial beftahaya penyelam. Di daerahdaerah hut dingfu\
i"ni
"ir*itii
no
"n"1.fatal akibat binatang laut. Teapi
dilaporkm adanya kasus-kasus di laut seLiur daeratr
trqis, srbtropis dan peeiran deng;an temperatur to"grq banyak jenis bimtang laut
dapat mengakibatkan luka-luka sampi kematian korbannya.
untuk memudahkan uraian-mara dibagi rnenjadi dua bab, yaitu bindang laut yang :
L Be6ahayakaruaperftrtcaanyangditimbulkan
2 Belbahaya kffena racun yang rnasuk tubuh baik metalui sengatan maupun
sgrtarr
Binatang Yang Befiahaya Kareno eiginnnya:
a. Ikan Hiu
b. Banacuda
c. F€l
d. Groper

170
a) Ikan Hiu (Shark)

Ikan hiu merupkan hewan yang menakutkan buat penyelan maupun


pereun& Lebih-lebih dengan €rita-€rita naupun film tentang ikan hiu ying
' dibesar-besarftan.
Daradaa tentang semngan ikan hiu banyak membantu pengetahuan secara
ilmiah tentang ikan hiu ini. Kira-kira di&patkan 250 species yang berbahaya bust
manusia.
Ikan hiu yang beibahaya menempati hampir sebagian besar lautan di dunia.
Serangan ikan hiu terjadi di laut antara 47" lintang selatan dan 46" lintang Utrra.
Tidak pernah dilaportan adanya serangan di daerah artik atau daerah antartika.
Serangan ikan hiu sering terjadi di daemh dengan temperatur hangnt dan di
daerah-daerah tropis, dan temperatur air diatas 20"c. serangannya tergantung dari
muslrq cuaca, kehangatan dari air maupun jam berapa banyak terdapat penyelam,
Penyelidikan menunjukkan bahwa setelah tengah hari sampai mau|atiterlenam
*ring terjadi serangan hiu karcna aktif mencari makaftm.

Gambar lAnatomi luarikanHiu :

Ukuran ikan hiu bervariasi


antar 15 cm sampai 15 m
panjangnya. Unfungnya jenis
yang sangat besar makanan
utamanya adalah organisme jenis
plankton karena susunan gigrnya
tiditk cocok untuk obyck-obyck
-_= yang lebih besar. fvhkanan
alamnya ialah ikan-ikan besar,
ikan hiu lain, dan binatang-
binatang laut lainnya. umumnya ilcan hiu dengan panjang 1,2 meter dendn
mempruryai gigi-ssi yang cukup kuat bila ada darah a-tau makanan dari air sarlgat
be6ahaya bila didekati penyelam.
susunan grg ikan hiu terdiri dari Merapa deret untuk tiap rahang. Kekuatnn
menggigit sangat besar; ssagai contoh untuk jenis yang cukup besar dapat mencapai
l8 metricton per hci persegi permukaan gigi ( 30 kg per milimeter persegi).
Penglihatannya cukup baik untuk membedakan wanu dan obyeliobyek yang
bergeralc, mamFr melihat mmpai 15 meter, tergantung kejernihan air. Lebih 15 ;et;
yang berfimgsi alalah organ penciuman dan susunan organ lain. otot-otot mata
memungkinkan ikan hiu memprnyai lapangn yang constarL biarpun ikan
hiu mengadakan manuver.
organ penciunnn nrampu membedakan darah dan makanan di air secara cepat.
Kanoreceptor dari kulit mampu membedakan bahan-bahan initans, perobahan kadar
gafiun, gerakan air dan lain-lain perobahan kimia dari dalam air.
Pengeuhrun mengenai frrngsi ini digunal€n untuk membuat bahan-bahan kimia
penangkal hiu.

t7t
Pendeng;arnn ikan hiu nremprnyai slsory reffptor yang dissut ampullae of
lorenzir4 untuk mendeteksi getaran rerdah dari air, antara hlin geralcan-ger;kan
ikan
mampu orang yang berenang.

Gejala Hini* o*iba gigitan


Lohol
> Luka cukup hus, tepi tidak r:ata multipel dan arah tuka paratel sepeni
terpotongltergencet.
) Perdarahanhebat
) Dalam luka ditemukan tulang-tulang yang retak dan jarhgan yang rusak
F Luka lecet terjadi bila tubuh nan hiu uergwran dengan 6tui manusia.

Umum
F Shok/presnok oleh karena kehilangan banyak darah
) Kematian dapat terjadi bila banyak trenrsatan pada penrbuluh darah yang
besar.

Gambar 3:

Tinskst luka Yanp terluka Proenosis

172
Tingkat l. : - kedua arteri femoralis Fatal
- satu femoral & I arteri tibialis
posteriar
- Sanr arteri femor*lis uada l/3 aus
' Tingkat 2. : - Satu arteri femoralis 2/3 paiu Dapat bertahan bila ctkup
- Satu arteri brachialis pertolongan di pantai
- Dua arteri brachialis posterior Selaiu hidup bila terapi
- Lnka perut termasuk usu$ cukup rvaktu terjadi,
Tingkat 3. : - Satu arteri tibialis posterior kccelakaan
- Luka superficial pada leheq
tidak ada pembuluh darah

Pertotrongan pefiomn

l. Penderita dikehurkan dari air secepat mungkin


2. Lakukan pertolongan scctpatnya di pantai jangan langsung kirirn kc Runah snkit,
3. Pasang toumiqueg kalau perlu dalam air. Bila tidak bisa lakukan penekanan
dengan tangan saja
4. B€rikan keyatinan pada penderita
5. Tidu*an ditempat datar dengan kepala lebih rendah dengan diberi selimut
6. Sctelah selesai siapkan untuk dikirim dengan ambulans.
7. Jangan berikan sesuatu lewat mulut
8. Penderita saiknya tetap tinggal untuk pating sedikit 30 menit, baik diberikan
pengobatan/tidak
r*a1yata1 penderita yang meninggal oleh karena keragu-raguan dalam
pengiriman ke Runah Sakit

Pmgobatan dircmpt
t. Bawakan perlengkapan tranfusi kepada penderita
!. lerikan analgesil/sedative antara lain morfin 15 mg bila diperlukan
3. Buatkan catatan sta$s penderitn dergan lengkap
4. setelah strock diatnsi penderita dikirim dengan ambulans, kalau perlu dengan
resusiasi.

PerMan diRumah Sakit


- Langsungkenungbedah
- Dilakukan operasi
- Kulrurbakteriologis.

Penqahan
l. Pemasangan juing sepanjang pantai
2 Pemakaian peledah gelombang ultrasonilq batran kimia, tirai gelembung
ftul
curtain)
3. Repclent li$rilq tetapi untuk ikan hiu yang cukup besar kurang

173
4. :Pody Sacl$' (kantong tubuh) untuk keelakaan kapat
5. Llqtuk penyelam/perenang sebaiknya sebagai berihrt :
D memabi pakaian pelMung rvarnr gel4
) janganbercmng selagi datam keadaan luka
> jangankencingdiair
) janganmemhwa ilran
) jangnnmembawa peledakbawahair
D bergeraklah pelan.pelan, tenang tanpa panik
D bila berenang lur4p bergerombol
- ) bila menyellm berpasanry dapat mengurangi kemungkirun sernngan 5flu
6. Penyelam dia4iurlqn tetap tinggal jaurr dari permukaan uita nrenyetin di tempat
yang banyak ikan hiu, dan membana perlengkapan -perlenglspin pengusir ikan
hiu anbra lain gas-gs atau panah injektor Cq.
7' Jangan bercnang sendiri di tempat yang sering didapat serangan ikan hiu.

h. Banacuda

Pendnhuban
- Iaporan-laporan tentang bahaya serangan barracuda adahh rnenrbingrrngkan
larena adapertedaanbesar sifat-sifatagresivitasrrya di antara 20 species yioig"
Barracuda ssungguhnya famili sfirenide dan merupakan r;tnakan aigirrg
(carnivora)yang ganas.

Gambr 4. Brrracuda besrr:

Barracuda raksaea dapat mencapai paqiang l,g-2,4 meter dengan berat seldtar 4g
kg, mulutnya bsar dan dipenuhi gigi taring seperti pisau Banacrirta ini ditemukan
di
India Barat dan Bnzil utara Florida dan di-lndo pasifik dari laut Merah sampai
kepulauan Hauiai.
umlmnya banyak
-bahua
-
tTqp.t di laur hopis dan subtropis. kra penyelam mclaporkan
banacuda tertarik kepada sesuatu yang rnasul kedadl air, t"rutama yaog
benrarna oeratr"
Gejala klinik akibat gigiunnya.

174
Bekas gigitan banacruda dibedakan dengan ikan hiu karena luka yang ditimbulkan
berbeda. Luka berupa las€rasi yang lunrs, tidak seperti ikan hiu yang berbentuk
seperti €kungarr"
Terdapat gejala umunl shock dan lain-lain.

Gambrr 5. Susunan glgitrn barracuda:

Pertatongan peilarnt
l) Hentikan perdamtun
2) Pasang turniket
3) Pederita dibaringlqq jangan dipindah-pindah usahakan pengobatan setempat
4) Yakinkarltenangkan penderita
5) Jangan berikan se$ntu lewat mulut.
Pengobatan
l. Kalau pedu diberikan Hemostasis
2. Tunggu sampai kondisi secara klinik tenang dan stabil
3. Terapi cairadbanfisi darah bila diperlukan
4. Berikan sedatif antara lain diazepanq morfin
5. Kirim ke Rumah Sakit, jangan lupa kalau perlu di resusitasi
6. Bedkanantibiotik.
Penccgnhan
1. Jangan berenang di tempat banacuda
2. Hin&ri pakaian ynng cerah, sinan yang tcrnng sclnrna bcrcruurg
3. Jangan menombak barracuda
4. Jangan membawa ikan yang te$h ditornbak

c. Moray Eel

175
Pendahulaan
.Merupakan anggota Murenide )ang tedid l€bih dari 20 ryeies. Ditcmukan
teftabs di daerah m.ptr.g- euurmpis. *Tropicar r"rooi frF lcyrnnortrerex
javanicus) rerdapat di daerah tndo pasific.
MorryEer jar*C"nrerrgigii 6ih ucarc a
,ry8ry Gigitamya taiat s€ryrti pisau rrarena tatungda oaimuloffi kecil. Ikan ini
tetap-tinggnl-dlm seperri posisi anjing buldog sampai rneninggar" rirrtrrrnya
dan-ditutupi kutit yang kuat yang tiAat tertemdus oleir pisau
u..tot
. Ygou Eel badannya cukup licin dan sukar dipegnne ularrannr sampai l0 IiFt
dan diameter l€bih dari l foot, ringgar daram robani-tit all; kan"fiid.*,
i"ut seperri
ular.

Gambar 6. Morry Del :

GeJaIa Hini* gigitan Eelz

Locsl

Luka biasanya kasar dan berupa rdekan


Perdarahan hebat kemudian terjadi inf€ksi sekunder
pl@ dilapo*an adanya gejala seperti terhena racun dengan gejata paralisis
local.

Xeadaan Umam

Komplikasi yang rcrius adarah kehilangan daratr sehingga terdapat gejala


strock.

176
Gnenbar ?. Rrhrng dnn gigltrn ltlorry Ecl:

Pertolongan peiama
L Tekan lukanya untuk menghentikan perdaralran
2. BerikanTourniquet
3. Tidukan penderit4 jangan digerakkan
4. Tenangkan penderita
5. Jangan berikan sesuatu lewat mulut.

Pmgobnton
Scperti terapi luka oleh karcna barracuda.

Pencvgahan
l. Jangan menombak Eel
2. Jangan mengusik tempat tinggalnya
3. Memakai sarung tangan dan sepatu karang.

rl. Groper
Merupakan anggota famili serranide. panjang dapat mencapai 3,5 meter dan berat
sampai 227 kg. Pemakan daginq yang membahayakan terutama karena ukurannya
yang besar dan tidak mengenal takut. Tinggal sckitar batu lcrrang.

Gambaran klinik akibat gigitunnya


> Local
) Luka besar, dengan banyak jaringan yang tercecer. perdarahan hebat dan infeksi
sckundcr.

177
Grmbr& lkan Gropen

Keadaan Umum Tonda4onda Shok

Pertolongan pertoma

F Seperti pada luka gigtan banacuda

Pengobalan
) Sepcrti pada luka oleh karena gigitan barracuda

Penegahan
l. Jangan mengusik t€mpat tinggal gloper
2. Jangan da ikan yang terluk4 jangan membawa ikan yang telah tertombak
3. Dikatakan bekas lemak/perpirasi dapat nrenarik p€rintian binAang ini.
4. Telnik motghdapi dengan bunyitunyian" bubble dan lain-lainseperti ikan hiu,
tidak bergum buat groper.

BINATANG YANG BERBAHAYA T(ANENA RACUT{NYA"

a. Il€n pari e. Ubur-ubur


b. Ular laut f. Keranglo4iong
c. Ikan kalajengking g. Bulu babi
d. Ikan sembilang

Ikan Pafi (eingl,rat)

stingay menrpakan satu dari gnrp terbesar dan peming bhatang m€nyengat.
_ lFgy tertesar yaitu *Giant
Stingray of Austratia' tinggsl O witalatr tnOo
Pasifik, paqiang 4,5 meter l€bar 2,1 meter dan berat lebih dariJzs titoeram.

178
Di Amerika dilaportan sekitar lebilr dari 1500 serangan stingray tiap tntrun.
Dikenal banyak famili stingray di dunia, dan masing-tusing niriti meinpunyai
banyak spocies.
Biasanp tirEgal di laut dcngan iklim tropis, subtropis dan hangt. salah satu
'dissut famili Potamotrigonide tinggal di air tawar, seoangtan lainnla hidup di air
laut.

Grmber 9. Iken prri

sering berenang ai u3! psir


{ngkal, dan tinggar tergeletak di atas dan hanya
matq &rapa bagan sirip dan ekor yang keliluen. Makanannya jenis Molusra,
cacing maupun udang.
Biasanya mempunyai satu penyengat namun tidak mustahil ditemukan lebih dari
ptu.le-nyenga! yang nrncing baru tumbuh dari ekornya mula*mula tersembunyi di
bawah lapisan kulit. Penyengat tersebut terdiri dari alat yang runcing keras seperti
tulang, dan dissut vasodentine. sepanjang kedua sisinya terdapat aereran
srgljgig
yang tajarn salah satu sisinya terdapat lekukan yang dalam mengandungl"ringa,
lunak yang memproduksi racun.

Gartaron Hirtk affibd sengatan


- Luka tuurk sampoi hd$ robek sepanjnng 15 cnr.
- Mendadak sakit
^sampai
112 jarn dan berkurang setelah 6-12 jam sampar
beberapa hari . Bila terjadi infeksi sekunder, nyeri kumat lagi.
- Perdaralun banyak, mengurangi rasa nyeri, kemudian diikuti pengeluaran
cairan mukid.
- Satu duri terting€al dan dapat dilihat dari dalam kulit,
- sekitar luka bengffi dan pucat, setelah satu jam dikclilingi rvnma kebirunn.
- Nekrotis lokal, ulcerasi dan infeksi sekundcr.
- Dapatjugaterjadiosceomyelitis.

KeadaanUmum
- seperti tanda-tatda shok, kadang- kadang diikuti mual-mual muntah.

t79
- Kematian dapat t€rjadi bila &ri mengenai daerah jarfirng/ ka'vutrr plffal.
Petolongot pcrtatna
l. P€n&rita ditidrdwt anggota badan yang edera dalam poeiei lebih tinggi
, daribadanTenangkanpenderita
2. Cuci danbenilrkan luka ( membersihkan racun ).
3. Bila ada drui yang tertinggal dianrbil.
4. Kelua*an darah dari luk4 bih perlu incisi.
5. Ber.iql air panas (50 "c ) ( biasanya 30 - 90 meflit ) pada tuka sampai rasa
saldt hilang.
6. Anggota badan yang luka di immobilisasi dan dimikkaru tutup dengan
penutup seril.
7. Berilsntindskanmedis.

PengoMan
l. Aesigeadn*cedipcrlderr
2. Amstsi lokal tanpadrenalin.
1 Amlgesic, antan lain pe*idfu/codeirl aspirin
!5. Sinar Ro, urtuk mengetahui
Tt-ltg dipasang pada bagian anggora badanfng lrrka
sisa-sisa tulang d;,n tain_tain.
6. Monitorbasic sigg ekektnolit dan lain-kir -
7. Antibiotika.
E. Debri&ment.
9. Terapi simpomatik.

Pmugahor
l. Kaki diseret bila berjalan di air.
2- Memakai sepatu , rncngurangi tinglcat penyengataq dui bisa mcnembus
sepatu.
3. Hati-hati bila mcmegangjala ikan.

b. Ahr IAat ( $ca Snoke )

,
dan
U-lar laut menrpakan binatang yang biasa hidup
la't Indh, dari Pulau samg
di air di daerah tropis di pasifik
Barat sarpal pinni rimur Africq $pilB sampi
sekitarPani" sepnjang pantai Asia, sampai Ausratia
K{ry species hidrofis simpati, png hidup di air tawar di telaga Bonbon" philipina.
Habitat hiduprya di perairan pantai di muh[ nmgni, atqr;kar pohon,
- ia bahkan sering terjaring oleh para nelayan.
a iuuang
!t"r,&
Tempatnp cukup dangkal karqra perru makan di dasar laut kemudian mik ke
penmkaan.
- .uFt laut rmmpu mgnvelam beberapa jam bukan karqg mampu mengambil 02
dari air,. upiloreru perkembangan p.*-p". sebelah tranan menninglcind;
cadangan oksigen.
eB";

180
Mungkin juga karena mengurangi metabolismenya dan kenaikan toleransi terludap
hypoksia.
ular laut lincah berenang rnaju maupun mundur, maupun dapat tinggal diam
mengambang di air.
Pidtot tidak mampt bergerak selincah di air. Racunnya lebih toxic dari pada ktng
kobra.

Canrbar 10. ularlaul

Gambarun klini* akibd gigitannya

tertinggal pada luka.


Masa tenang tanpa gejala selama l0 menit sampai dengan beberapa jam.
Eforia, oemaq gelisah
Lidah terasa tebal, torggorokan kering
Kelemahan yang berkembang menjadi paralysis.
Trismus, gejala4ejala otot gemetar dan spasme
Paralisis Bulbar, sukar bicara.
Tekanan pnda pernafasan .
Payah jantung, kejang-kejang korna
Myoglobin uria ( kencing mklat kemerahan )

Peilolongan peftoma
l. Ligasi luka
2. Immobilisasi badan dan anggota badnn
3. Tenangkan perderita
4. Kalau ada ularnya di identifikasi
5. Terapi medis
6. Penmfasan dari mulut ke mulut

Pengobatan
l. Incisidanpengobatanluka
2. Anti bisa ular, hati-lqti reaksi alergil shok anafilaktik

l8l
3. Kalau perlu penrapasan buatan dengan endotrakeal tube
4. Koreksi eleknolit
5. Konbol ftrngsi ginjal
6. Kontrol terhadap kardiovaskutar drok
, 7. Sodative, kalau perlu.

Penqahan
l. Jangan mernegang ular laut
2. Serctlah lcaki bila jalan sepanjang dasar yang berlumpur.
3. Gunakanpakaian pelindung

c. Ikan KalqjengWng ( Scorpion lrrrih )


Famili scorpaenidae, ikan scorpion tersebar di daerah trorpis dan temp€Natur
-tolgutr Sedikit yang tinggal di laut arctic. Kebanyatan Scoqiaenidae grairannya
q$up besaldan nilai komeniar r.,r€na aapat omat<an, s*angran hiffryrr
*urannya ksil dan tidak mempunyai nilai komenial.
Tiga_golongan utama yaitu spesies- spesies sebagai berikut :
- Zabnfrsh ( Sp. Pteroids )
- Scorpion fistr ( Sp. Scorpaena )
- Stone fish ( Sp. Synaueja )
Tinggal dekat karang pada kedalaman lebih 93 meter.

Golongan ZEBRA FISH


Alat beracun berupa
13 duri dorsal, 3 duri aml dan 2 duri peMk yang kesemuannya
berhub-uncan dengan kelenjar racun. Duri tersebut umutooy" prrjr"g mncing
tlin
tersembunyi.

Gambar I I. Ikan Zebra

182
Golongan SCOWION FISH
Racunnya berasal dari 12 duri dorsal, 3 duri anal dan 2 duri pelvik yang
kesemuannya berhubungan dengan kelenjar iacrrr.

' Gambar 12. Scorpion Fish

GolonganSTONE FISH
, -st9ne fish mempunyai 13 duri dorsal, 3 anal
berhubungan dangan kelenjar racun.
dan 2 duri pelvik kesemuanya

Gambaron klinik akibat sengatonnya


- Menunrnnya fungsi pernafasan. Hemonagik pulmonari oedcrn
- Payahjantung ddn paralysis otot pernafasan
- Pingsan, sinkop, hipotensi
- Malaise, panas
- Bradikardi, aritmia dan kardiak anest
- Delirium,inkoordinasi,konvulsi
- Sembuh dapat terjadi beberapa bulan dan ditandai dengan periode lernal-lemalr
dan mau muntah.

Pertolongan peftama
- Keluarkan dari air
- Memobilisasi anggola badan yang sakit
- Local : air panas ( 50 " C ) selama 30 menit
- Immobilimsi dengan anggota badan yang di atas
- rytik- airpanas ( 50' C ) sampar 20 menit untuk mengurangi snkit
- Beberapa penulis menyarankan ligasi ruka, bila segera litemukan sctelah
sengatan atau ancaman kematian.
- Aplikasi local dengan KMNO4 , dapat mengurangi sakit .
- Tenangkanpenderita
- Bila diperlukan resusitasi kardiopulmonal.

Gambar 13 . Ikan Kalajengking, lupo, ikan batu dan ikan karang

183
Pagobdan lohal
l. lnjdrsi lokal dengan Busopaa
Pdasium permanganat atan emetin HCL,
meqcbabkan keadaan lebih baik pada 15
menitpertama (Emetin 0,S - I nrl pada
konsentrasi S0 mgm/ml ).
2. I.ocal anestesi tanpadremlin.
3. Incisi dan debridement
4. Amlgesik per oral jarang berguna
i.v,pethidine dapat digunal€n
5. Kald dinail&an ( yang luka ).
6. Anti biotik local antara lain neomycin.

Pengobdan amam
l. * stonefeh antivene" I ml menetralkan lo mg racun ( antaralain racun I duri )
Z. Tetanuspmfilaktis
3. Systemik fifibiotik
4, Debridemeru luka
5. Resusitasi
P.engo.ltmhn gejala klinih tensi, nadi" tungsi paru _ panr
9
7. Auasi komplikasi paralisis bulbar

d. Ikan Sffibilang Lde ( Cd l|lrrh )


Disebut cat fistr karena kdua sengatnya png keluar dari &pan
muhilnya
digunakan s*agai alat pcraba.
Banyak tedapat di air tawar nuupun air laut disekitar kepuhrun lrdonesia
malpun
Australia
Iin4 di lurnpur-lumpr di dasar air rnempunyai 3 duri pefi],engat, I dorsal dan 2
lateraU pektorat.
Racunnya merupakan vasokontriktor dan labil terhadap panas.

facun
tni menrpakan protein yang lanrt dalam air &'**;
Racun dapat keluar dari pangkal duri rnasuk ke dalam lul€.
menimbulkan imunitas.
Gambar 14. Il<an Sembilang

Gombama klini* ahibat tasukan darinya


Local
- Nyeri local mendadak {an bertambah selarna 10 menit, tidak sebanding dengan
ukuran lukanya
- Dapat bertambah hebat selam l-2 jarn dan dapat berakhir dalarn bcberapa jafi\
kadang- kadang dapat mengakibatkan nekrotis jaringan
- Kepucatan local diikuti pembengkakan. Mungkin ditambah warna kebinran dan
berubah
- Rasa ketebalan di tempat luka
- Infeksi sekunder

Gejalo amum
Peftolongan Penoma
- Kelenjar lymphe regional membesar
- Anorzia dan munhh-muntah
- Tanda*tanda shok
- Tidak pemah dilaporkan adanya mortalitas

Pertolongan pertamo
- Penderita ditidurkaq immobilitasi tangan dan kaki, dan bagian yang sakit posisi
lebih atrs.
- Atasiperdarahan
- Berikanairpanas (50' C )/bahan panasyang lain
- Jangan pakai turniket / ligatur
- Cuci dengansodiumbikarbonate/pousium pcnnanganat
- Berikanpengobaftrnyangcukup

Pmgoboton
- Lokal anestetik ftrnpa adrenalin
- Panas dapat diperoleh dari lampu infnr merah dan daprt sukses pada bebcrnpa
kasus.
- Analgesik
- Anti biotik lokall sistemik

lE5
Pan*Vohan
l. Hati -hati memegangikan ini
2. Jangan mernegang ilran ini
3. Seret kaki bila jalan di air png berlumprr
4. Memakai sepatu

a Ww-War(Sea - Wasp)

ses wasp merupalcan hernmn yang sangat beracun Racufirya berbahaya untuk
t"t3d, bslilcan jup betahaya untuk orang de$,asa d€ngan
cardiorespirasi rcrdah. Banyaft terdapat di laut dengan iklim panas Tubtrtnla
trrcat
biru lranspara4 sehingga sulrar dililut. senang tinggal di tempet air teirang;
Kecepatanberenang 4 loncatan dan endenrng mehuaan air. Badannya tipis beftentuk
kotak ukuran 20 cm dan memplnyai tentakel sampai 15 tentakel dengan partjang
sampai 3 m. Tentakel tersebut dapat melekatdengan lengketdengan semacam agnr-
lsar toxin. Merupakan 2 macam prdein dengan berat molelsul tinggi 20.000 -
159.000. Kcduanya adalah kardiotoxik yang lebih ringan juga benifat tremotitif. fiap
-tbp species mempnryai spesifik antigen yang bersifat mematitcan, dermato nekrctii<
dan hsnolitik. Masing- masing tidak mempunyai "cross immunite' ( immunias
silang )

Paryaruh pdaJantung

a. Tekananarteri mik
b. Diikuti gelombang hypotensil hypertensi
c. Bradikardi, jantung irregrrlar
d- Pengaruh pada baroleceptor stimuli atau penekarun batang otak
e. Ventioilar fibrihsi dan asistol - chemotion screbral

Gantbarun Hinih a*ihd racstt


Penderita meqierit oleh karena nyeri yang sangat mendadak pada kulit , berusaha
mengganrk tentakel yang melekat . Menjadi bingung bertindak irrasional dan dapot
tenggelam.

Gejala takal
Dalam beberapa detik timbu! garis-garis merah 1 coklat kebinr{inran diameter
0,5 crn. Keadaali akut ird akan hilang selama beberapa jam. Bila penderita bertalpn
maka setelah 7 - l0 trari ticnbul necrosis dan ulcerasi.

Gelala $mwt
Nycri hebat selama ada gangguan kesadaran, dapat meqiurus he dalam koma
mauFrn kematian. Nyeri berkurang dalarn 4,12 janr, kematian dapat terjadi dalam

186
l0 nrcnit pertarna . Bila lewat jam pertaru, biasanya dapat bertnlun hidup. Cejala
kardiwaskular merupakan gejala yang menonjol dari gejala-gejala umum.

Pertolongan peilama.

l. Cegah tanggelan
2. Berikan tur niket pada bagian anggota bad.ln yang luka.
3. Bcrikan alkohol , spiritus atau cairan lain yang mengandung alkohol untuk
mengurangi sensitivitas dan nematosit . Bila tidak ada maka keringkan tentakel
dengan gpranL gula, talk, dll.
4. Ambil tentakel yangkeringhati-luti dengan psirdan satu arah.
5. Nelayan yang berpengalaman menggunakan pisau silet untuk rnengarnbil
tentakel dari kulit yang ter{uka .
6. Pemapamn dari mulut ke mulut.
1. Resusitrasi bila dipertukan .
8. Awasi penderita.
9. Berikan anti toksin.

Pengobdan
l. I-okal anestetik.
2. Analgelik, kalau perlu morphin/ pethidine.
3. Hidmkortison 200 mg,i..v.tiap 2jarn.
4. Menolong pemapasan dengan resusitasi , O2 dan dll
5. Kalauperluanestetis
6. Largaktil 100 g
7. Noradrenalin bila diperlukan
8. Monitoring EKG , tekanan dalalt , dan lain - lain .

9. Sca rvnspanti toxin


10. Lokal :7.alf yangmengandung geroid-

Pencugahan
l. Memakaipaloianpelindung.
2. Membatasi berenang pada musim- musim yang afilan tiap tahun
3. Mcncegah beninggungan dengan Sm w:rsp bila dikctrdrui dacrdr lcrscbut
terdapat Sea wasp.
4. Mernbersihkan sebagaianpelabuhandengan jala l"
5. Vaksinasi
6. Membiarkan diri terkena binatang ini selagi masih kecil akan menirnbulkan
imunitas.

t87
.- ar 15 :ljbur-ubrr, ' t

-$.: .€oae-dtdl(bnng lonjong )

Iterupatanjenis kerang:-kerangan yang mempunyai uarna indah yang sangat


tctftarga buat kolelctor . Binatmg ini mempurryai @oeis ya$g dapat dikehlarton
hat ujung yang sempit, tapi"dapat mencapai selun{l hrbuh karang; Jadi dengill
regang bagian 1ang hrmpdmasih mungkin terkw sengatan .
Mdalui pr$osis dapat dileluarlcan 'lnrpoon' keil-lccil ;ang keluar dan
m$aulrl l-20 ggr-sg..rdsar }ang dapat rrerprdus kulit dan nrenyuntittan
racrn Kcmrdian akan diberm*'hrpoon' yang benr dan siry phi yang dapat
mcmbus pakaian

188
Yang beftahaya adalah jenis Cone slrelt pemakan ikan. Toxin yang
dihasillqn dapot meracuni otot .

Gomhann HiaI* akiM sargdu.


Tusulran pada htit bervariasi, mulai tidak terasa sampai nyeri hebat. Tempat luka
dapat bengkak kemerahag prcat dan dikelilingi warna kebiruan.

GeJalo atsmo
- Terasa t€bal dan gangguan yang rncnjalar keselunrh tubuh, khusus mulut dan
lidalt
- Paralisis otot mulai yang luka : kesukaran menelafl dan bicara oleh kareru
paralisis bulbar
- Paralisis p€mapasan
- Keadaan klinik berubah setelah l- 6 jarn

Pertolongan pettoma.
1. Tanpa paralisis
- Lieatur(tormiqrrct )
- Istirahatkan penlerita dan ditunggrr Siaplcan pengobatan

2. Dengan paralisis
- Rryirasi dari mulut ke mulut
- Masase jaffmg
- Yakinkanpenderita
- Buatcatatankemajuanpenderila

3. Bila$ok, tidurtan dengankepala lebih rendah

189
Pengobaon
1. Paralisis respirasl pernapasan buatan
2. Paralisis umurq jangan b€rilsn makilun / minuman via mulut
3. Masase jantung
4. Anestesi lokal
5. Cegah obat<batan penekan pernafasan
Penegahon
L Pendidikan terhadap kolektor kerang
2. Cegah kontak dengan cone slrell
3. Jangrn mernbawa kerang hidup di saku

g. Seo Urchin ( Bulu Bobi)


Binatang ( bulu babi ) hidup di Indonesia dan Australia dan tnfirpir scmua
ryoitao Mempunyai duri panjang runcing dan raputr" Raann terletak @a uSung Ari
Patdang dud 20 - 25 crn. Warna hitam duri ini akan putus bila ma$rk t<e Catam-tutit,
dapat menimbulkan paralisis. Kenntian pernah dilaporkaa tapi tidak petnatt
dilapodon di Australia. Racunnya dapat didialise menjadi batun seperti asetnom
Gambar 17 . Bulu babi

Gombarun rdhnk aHM racunnya.


Lokal :
l. Sakit cukup hebat pada luka tusdq sekitar lukajadi terasa tebal dan nyeri dapat
tErtahanbeb€rapa jam.
2. Pembengkaan sekitar luka.
3. K€hitarnan pada tusulqn hilang setelah 4 hari
4. Dasrah luta menjadi terinfeksi dan mengelupas dalam beberapa hari.

190
Umum :
l. Lemah shok
2. Paralisis ( Paralisis bulbar )
3. Penekarunpusatpernafasan.
4. Crejala umum dapat tetap ditemukan selama 6 jam atau lebih

PeAolongan pefiama
l. Di Mauru" dikatal€n diberiair kencing pada luka dapat rnenyembuhkan. Kadang-
kadang juga menernpatkan bagian yang luka pada lumpur
z- Immobilisasi yang luka
3. Dicuci dengan methil spiritus atau air hangat S0 o C .
4. Diberi turniket
5. Penafasan bualan

Pmgobaton
Lokal : l. Pengambilan total dari duri
2. Anti biotika lokal
3. Anti biotik spektrum luas

Umum:
l. Pernafasanbuatan.
2. Paralisis bulbar jangan beri makan / minuman lewat mulut. Perhatilcm perawatan
mata.
3. Adrenaliry'anti histamirl steroid sisternik
4. Infis i. v.
Penegahan.
l. Jangandekatibinatang ini
2. Memakai sepatu yang keras bila berjalan di karang
3. Duri akan menembus sarung tangan, tapi masih lebih baik nemakai sarung
tangan daripada tidak.

Kquilakaan

l. Edmonds, c.Dangerous Marine Animals of Indo pasific Ragion, wedneil


-
Publicationg 2d editiorL Newport, Australia ZO-23, 12-13, 9-10, 5-6, 36, i7,
68-70, 103- 106, l14- 115, t36-137, t40_141, t976.
2. Halstead B.w , M.D.,-pangerous Marine Aninuls, corncll Maritirnc press,
Centrwille,Marylan( 2medition, 12-18, 35, 37-39,39-40, 42, 7g, 100, 103:
108-109, l13

l9l
BAB VII
KEGEI.AI(AAN PADA PET,{YELAMAN

I. KETTILANGAN KESAI}ARAN PADA PENYELAMAN

2. KEHILANGAN PENDENGANAN PADA PENYELAMAN

3. DISORINNTASI DIBAWAH AIR

4. LEDAKAN DI BAWAH AIR

5. KELAINAN - KNIAINAN LAIN AKIBAT PENYEI"AMAN

t92
1. KE}II.IIIGAN IGSIMRAN ilOA PEifYT.l.A,ilAN

Pendrhuluan

Kehilangan kesadaran pada penyelaman , selama atau setelah penyelaman dapat


terjadi karena banyak sebab dan hams ditanggulangi secara gawat danuat. Beberapa
penyakit yang menyebabkan ketidak sadartm, membutuhkan aksi yang cepat dan
pertolongan pertama yang sederhana. Tenggelam adalah akibat tersering karena
kehilangan kesadaran di dalam air. Banyak kecelakaarpkecelakaan di dalam air yang
mematikan, bukan karcna beratnya perubahan pathophysiology yang timbul, tetapi
tidak ada yang menolong korban yang tidak sadar.
Di dalam air
kehilangan kesadaran karena apapun penyebabnya akan
mengakibatkan hilangrya mcdia untuk p€rnapasan dan aspirasi air.
Pgnyebab kehilangan kesadaran pada penyelam cukup banynk jenimya $amun,
akibatnya serupa yaitu tenggelam. sayangrrya justru keadaan te*ggelam: ki
sering
mengaburftan penyebab dari ketidak sadaran atau "Kegelapanl'yangsebenamya. pada
setiap kasus turus dilakukan usaha ap yang terjadi sebelum penyetarn lcdrilangan:
kesadarannya. Kdaan lingkungan, peralatan selam, tehnik penyetaman aan"
kesehatan penyelam bisa menyebabkan seorang penyelam tidak sadar.
Klasifikasi sederlnna dapat dibuat dengan menghubungkan penlcbab dengan alat
selam yang digunakan. Beberapa penyebab terdapat pda pcnggurniur scmua jenis
alat selarL sedangkan sebagian lainnya khusus pada penggunaan alat sclam tertentu .

Bcberapa pcnyebab yangscring terjarli antara lnin :

a. Hipoksia
Hipoksia dapat akibat talran napas terlalu liarna atau karena hiperventilnsi
Hipoksia dapat terjadi pada penyelam tahannapas yang lama dimana penyelam
dengan sengaja menahan keinginarurya untuk bcnL:tpas. Meningkntnya tekanan
persial 0z di dalam paru dapat rncmpertalnnkan kesadaran. scrvaktu naik ke -
permukaarq tekanan air disekitamya berkurang, tekanan udara di dalam paru
berkurang tekanan udara di dalarn panr berkurang dari kad.rr minimal yang
diperlukan untuk mempertalunkan kesadaran.
Hal inilah png menyebabkan penyelam kehilangan kesadaran seuaktu
naik atau setelah mencapi permukaan akibat keterlambatan jantung memoarpa
darah yang o*up mengandmg Oe dari paru-paru ke otak. Bahaya ini akan,i
diperberat bila penyelam rnehl<ukan pekerjaan berat di barvah air.

b. Hiryrlenlilarti
Adalah tchnik bemapas yang cepat dan dalam , dilakukan selama.bebcrapa
rnenit sebelum mulai menyelam. Dapat memperlama penyelaman. Dengan"
hiperventilasi, sangat banyak co2 ]ang dikeluarkan dari dalam tubuh sehinfga

193
keinglnan untuk bernapas yang dirangmng oleh penumpukan @z O dalam tubuh
dapat !€bih lam dipertahankan. Dengan demikian n$uh dapat mengambil lebih
banyak 0: dari panryru beberapa waktu lebih lama dari rvaktu normal dimana
keinginan bemapas tidak dapat ditalmn hgi. Akibatnya t*anan parsiat 02 dalam
paru akan oepat berkunang bahl€n bi* hingga di bawah batas laitis, dan ini
menyebabkan hilangnya kcsadaran secara tiba-tiba terutama sewaktu naik unt*
kejadian tersebut biasanya tidak ada gejala-gejala perdahulu
Bila penderita dryt tertolong sering terjadi kehilangan ingaan terludap saat-
saat terakhir dari penyelamannya. Ini mungkin mempakan perryebab tenggelam
tersering pada penyelaman talun napas di airdalrgkal atnu di kolam rcrung .

Tenggelont
Merupakan akibat terakhir dari hampir semur kasus ketidak sadsran di
bawah air. Jebakan dibawah air (goa, rumput laut bangftai kapal, dsb), kerusakan
alat selam, penilaian yang keliru dan kesalatran tehnis dapnt meiryebabkan
tenggelam tanpa didahului kehilangan kesadaran.
Tertelannya air laut dapst disebabkan oleh rusaknya alat selam ( labocoran
katup, kerusakan sekat d$. ), tetapi yang lebih mudah terjadi akibat kesalahan
tehnik, sewaktu bernapaq bergantian dari satu alat (body breathing) atau
sewaltu timbul bebas (free ascent).
Terlepasnya katup pengisap dari mulut dan habisnya udara n4as sering terjadi
pada penyelam pemula. tetapi mungkin pula terjadi pada penyelam senior
Latihan keselamatan penyelam yang tidak sempurn4 terutarna kekelinun
melepas beban poda k€adaan darurat, kegagatan menggembungkan jaket
penyelamat atapun pani\ merupakan faktor yang sering menyebabkan
tertelannya air laut dan akhirnya tenggelarL

Kedingilnan
Paparan tuba dengan air dingin menyebabkan reflek menarik napas. Fada
pturynx/ tenggorokan akan merangsang nervus vagus, dan menyebabkan refleh
bradikardi atau malah asistole. Hilangrrya kesadaran secara tibadba bahkan
kematian mendadak pqmh terjadi setelah sese.orang penryelam terjun ke air png
dingn, dryat menyebabkan hilangnya kesadaran bila sutru tubnh hang-dari
27oc. Penunman suhu lebih lar{ut mengakibatkan tatrentirya janrung dan
pernapasan serla kematian Pada suhu tubuh 33 - 35"c tub[h menggigil h€bat,
koordimsi akan hilang kebingungan dan menurunnla trernarryran tubul\
kemungkinan tenggelam akan meningkat bila terrdapat pr$lem kecil yang sukar
di alasi.
Kedinginan juga menurunkan aliran darah dan mempertinggi resiko penyakit
dekompresi.

t94
Barotruama Paru WaHu Turun ( Squeezg paru )
Kemungkinan terjadinya pada penyetam talun napas hanya bila ia menyelam
sangat dalam ( l€bih dad 40 meter ) dimana volume paru tertekan hingga iurang
dari volume yang tersicl di pary setelah diekspirasi ( mengeluarkan napas yang
I
normal, yaitu akan terjadi perdarahan di dalarn paru yang akan menghaiangi
pernapamn dan dengan segera menyebabkan hilangnya kesadaran.
Pada penyelam yang mendapar suplai gas dnri permukaan mcmpunyai resiko
bila kecepaun aliran gas tidak mencukupi untuk kebutuhan'waktu turuq
kerusakan pipa udara atau bila tidak terdapat katup yang searah ( non return
valve ) padapipaudara. Penyelam scubajarang menderita kelainan ini kecuali
bila penyelam tersebut terlalu gemuk dan meggunakan regulator yang rusak
y.ang dapat menyamakan tekanan gas pernapasan dcngan tei.*an gas
-tidak
disekitarnya.
Terlepamya mou& piee dari mulut sebelum masuk ke dalam air terutama
pada penyelam gemuk, juga bisa menimbulkan masalah ini.

Laka Karena Binatong Laut


Hilangnya kesadaran bisa terjadi akibat gigitan hiu, ular laut, octopus, atau
kerang beracun. sengatan ubur-ubur ( sea wasp ), stone fish, atau sting ray juga
bisa menyebabkan penyelam tidak sadar.
Luka demikian urnurmya dikarcnakan penyelam itu sendiri yang mengabaikan
bahaya binatang-binatang tersebut. sebelum melanjutkan penyeliman di suatu
daerah ffiikny? penyelam tebih dahulu mengenal kehidupan-bawah laut yang
terdapat di daerah tersebut .

Muntuh Dan Teilelonnyo Mantahan Atau Air Laut


Mual dan muntah di bawah air dapat disebabkan mabuk laut, kelumilan rasa
,
melayang ( hang over ), menelan air laut" penyakit telinga bagian tengalr/dalarq
atau nngsangan tidak terasa pada organ keseimbangan, misal genoang teting:i
yang robek. Penyebab yang tidak berhubungan anran lain tedalJ banyik
Jain
malcn atau minum alkohol scbelum mmyelam, atau infeksi saluran pcnc€maan.
Muntah di dalam air akan merupakan baluya bagi sernua penyelnm kecuali
yang menggunakan suplai gas dari permukaaq oleh karena mouth piecc bisa
tersumbat oleh muntahan bila tidak segera di lepaskarl tcrutaru pada penyetam
pemula. Bila muntahan masuk kedalam pengisap cor ( co2 absorben malra
muntnhan akan menghambal atau mengurangi kemampuan penyqapnn sehinggn
)
terjadi pembentukan cou. Muntalran dapat menghambat jalan napai secara totat
dan mengakibatkan hipoksia serta hilangnya kesadaran.

h. Penyaklt Dekomptesi
Merupakan kelainan yang sangat jarang terjadi pada penyelaman talnn napas,
tetapi pernah di dapat pada penyelam mutiara alam ('-Taravana") danpada
instruhur latihan timbul bebas. pada kasus tersebut penyelam dalam beru'lang
kali dengan interval naik ke permukaan yang pendek merupakan penyebabnya.

195
Pada peqclam yang m€nggunakan udara tekaq penyalcit delompresi bisa
menyerang oulq panr, jantrrng hingga dapat menyebabkan hilangnya ksadaran
pada atau s€naktu merdekati permukaan l*bih mudah terjadi pada penyelam
dalanl pen"ralaman berulang-ulang l€bih dari l0 rq dfun8na periode delcompresi
kurang dipatuht, atau akibat naik ke permukaan terlalu cepat. Disaat kejadian
sukar untuk membedakannya dengan emboli udara pada otak. Tetapi oleh karena
pengobatannya hampir sama, rekompresi segera dapat berhasil dengan baik.

Keadaan Kesehdan Lainnya


Penyelanq seperti juga orang lain, dapt saja menderita penyakit yang
menyebabkan ia tidak flumpu bekerja, tetapi bila ini t€rjsdi di bawah air, maka
bahayanla sangathsar.
Setiap penyakit yang bisa menyebabkan k€tidak sadaran mendadak atau tidak
mampu bekerja seperti : Dlvt, epilepsi, penyakit jantrmg dan s€bo$irD'a,
merupakan resiko bagi keselamaan jiwa penyelam. Adanp riuapt penyakit
tersebut menpbabkan s€s@riang tidak diperkenar*an menyelam.
Bila poryebab ketidak sadaran pada seorang penyelam tak dapat dit€ntukan
maka dilal$kan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh untuk dapat m€ncari
penyebabnya.

Ledatean Bawah Ah
Pada kejadian ini penyebabnya jelas dan cedera yang diakibatkannya sangat
berat.

k Barotroumo Paru WoHu Nai* (Buri Lung)


Penyelam yang bernapas dengan udara tekan yang tiba=tiba ketrilangur
kesadaran seu,aktu mencapai permukaan harus diduga menderitr emboli udara
)'ang men)€rang otak walauprm pengeluran napas waktu naik tfipak norma!
namun ini tidaldah menyingkirkan kemungftirnn terjadinya penyakit ini , oleh
karena mungkin terdapat udra yang terp€rangksp didalam parq adanya batuk
atau dahak png berdarah menyokong diagnosa .

L Sktup l{aldu Nai* (SyncopOtAsent)


sewaktu naik ke permukaan kadang - kadang penyelam sesaat kehitangan
kesadarannya dimana tidak terlihat adanya gejala bamtrauma panr Pda kasgs
penyembuharurya terjadi deirgan c€pat Ini didugA disebabftan oleh adanya sedikit
regangan jaringan paru sermktu naik png mengganggu kembalinla darah ke
jantmg sehingga tekanan darah menunm dan hihne kesadaran sebentar.
Bahayanya adalatr bila sewaktu periode yang sebenur itu air tertelan oleh
penderita.

m Narkosis Nitrogen
Kehilangan kesadaran hanya akan terjadi bila penyetam bentapas dengan
udara tekan pada kedalaman melebihi 100 m. Bih tidak terkomplikasi menelan

196
air, kesadaran kembali sewaktu naih dan tak ada pengaruh terhad.rp penderita di
permukaan. Dengan demikian berarti penderiu yang kehilangan kesadarurnya di
permukaan bukanlah penderita narkosis nitrogen .

Kerrcunan Karbon Llonoksida


Mcrupakan kasus ketidaksadaran yang jarang terjadi. Secara teoritis bisa
disebabkan p€n€maran udara lewat knalpot kompressor, dsb. -rarangnya terjdi
kasus ini mungkin kewaspadaan penyelam itu sendiri.
Diagnosa dipastilqn dengan memeriksa contoh gas dari silinder atau
kompressor dan pemeriksaan darah penderita .

Kerocunan Olaigen
Tiap penyelam yang bernafas dengan campuran gas berkadar oksigen tetap
akan menghadapi bahaya keracunan akut pada otak bila tekanan parsial oksigen
melegihi 1.8 ATA.
Alat selam dengan gas pemapasan oksigen murni akan berbahaya bila
digunakan di kedalaman yang mele$ihi 9-10 meter. Dapat terjadi kejang dan
kehilangan kesadaran segerq akan tetapi bila korban tidak menelan air dan tekanan
parsial oksigen cepat dikurangi, penyernbuhan akan cepat terjadi.

p. Hlpolcsia Akibat Kerusakan Ala Auu Kesalahan Tehnik


Dapat dis6abkan oleh penggunaan gas pernapasan yang mlalq suplai gas
p€rnapasiul tidak mencukupi, atau pengenceran oksigen di dalam alat selam oleh
gas lembam. Pemakaian oksigen yang berlebihan bisa melampaui suplai gas dan
menyebabkan hipoksia. Bila koftan cepat tertolong dan tidak menelan air ataupun
terjadi komplikasi lainnya, biamnya penyelam dengan cepat kcmbali normal.

PENGOBATAN

u Pertolongan peftama
Penyelam hanrs dibarva seepat mungkin ke permukaan dan diangkat ke kapal
atau ke pantai. Pasien yang tidak sadar diusahalan agar bisa secara pasif
mengeluarkan nafasnya untuk mencegah regangan paru yang berlebihan dan
robekan panr Setelah tiba di permukaan, nilailah frekuensi pemafasan dan
si*ulasi ( denyut nadi/ jantung ) korban. Bila pasien bim tapi bemapas, beri 100
VoQz,bih tak benupas lalcul<an pcrnapasan buatan mulut ke mulut. Hat ini bisa
dimulai &n dikerjakan di dalam air ditenrskan di kaprl atau di pantai. Bila dcnyut
nadi tak leraba, lakukan pijatjantung.
Beri Oe tOO % lewat masker pada penderita secepat rnungkin. Respirator
tekanan positip OxJrviva, dan sebagainya hanya boleh digunakan dengan hati*ati
oleh karena tekanan positip bisa memperberat gejala penderita burst - lung.

197
semua perlclcngan kedaruratan hanrs terus dilakuksn sampai didaparkan
tindakan modis dengan alatelat yang lebih memuaskan.

h Anomneso
Sambil melalrukan tindakan pertolonga4 tanyakantah pada orang-orang yang
mengeuhui apa yang terjadi pada korbon. Pertan'€an bisa meliprti keadaan
I
linghngan korban ( arus, cuaca, letalg uaktu kedalaman dan jenis alat selam
yang digunakan. Dimana terjadinya ketidak sadaran (di dasar, senaktu naik atau
di permukaan), semul yang terjadi sebelum korban tidak sadar, dan
pengngkatln dari dalam airjup harus ditanyakan.
Akan lebih berguna lagi bila ada seseorang yang mengetahui riwayat kesehatan
koftan.

I}IFOMN K,ASUS

Seorang puryelam Scuba berusia 30 ahun tidak sadarkan diri pada kedalanun l0
meter, 20 menit setelah mulai penyelaman sewaktu berenang dengan kuat di dasar. Ia
dengan cepat dibawa ke permukaan oteh rekannya" di kapal ia taap tak sadar dan
terlihat puca! berkeringa dan denyut mdinya cepat pernapasan ortup uait oan
rymberian oksigen tak memberi peruait<an. Diagrosa sukar &tegaskan sampai isri
ko6an dapat ditanya tentang riwayat penyakit suaminya.
Ternyata koftan adalah penderita DM yang memerrukan insuliq dan tidak makan
siang sebelum masuk ke dalam air. Di rurnah sakit ia dapat disembutrkan dengan
pemberian glukosa inlravena.
Pasiendidiagnosa s€bagai : Hipoglikemia (kadar gula dahm darah png rendah)
-
akibat tidak culrup nukan setelah suntikan insuhq korban dinasehatkan siryayaiangat
melvelanldan ia setuju untuk nrclakr*an olah raga lain yang tak bersatraya untr*
penderitaDM.

Tndakan Khusus

Bila diaposa telah ditegakkan dan pernapsan mulut ke mulut serta piiat jantrurg
terus dilah*an unhrk mempertahanlcan nyawa kortaq kemudian tindalian+inOalsn
khusus dapat diberilqn yaitu :
a. Terus lalnrlran tirdatran
di atas di tempat kejadian hingga kortan dipindalrkan
ke runah sakit. Jangan menghentikan tindalon selarna dip€rjalanan tce rumatr sat6t
kecuati bila telah dinpakan muringgal oleh dolter.

Hal ini penting dilakukan pade kasu+-kasus :


l) Neardrowning
2) Squeezeparu
3) Gigitan binatang laut
198
4) Keracunan
5) Narkosis nitrogen
6) Hipoksia.
b. Pengobatan rekompresi sanpt berguna untuk menyelamatkan jiwa pad;r kasus
- kasus emboli dl orah dan penyakir dekompresi u"*i. iir,
,i,rrag,or..*,
anggaplah korban"dT
sebagai kasus yang memerrukan pengobatan retomprcsi.

c. Beberapa kelainan tertentu mungkin perlu diatasi secara


sekunder
l) Hipotermi
:

2, Menelan muntahan
3) trdakanbarvahair
4) cidera tubuh terkena kapar dan hipogrikerni, epilepsi , dan sebagainya.
d. Pada semua kasus hanrs secepat rnungkin diminta perlotongan
dokter ahri
penyelaman. seorang penyetam berpengrran,an harus
,nendampi'ii t<ortnn uniuk
memberi
fgteransal dengan rengkap dan jeras kepada r.noga l.rurraran yanj
menangani korban.
I*g*- menolong korban dengan metakufan reko*pr"ii aI
dalam air bila rak ada nasehat dari dokter ardi. D; dr6;;; rekompresi di
dalam air-hanya boteh ditakukan bila tersedia fasilitas yi"g
memuaskan
bagi penolong pe{lam. ( artendant suprai ",r[upp"na.rita dan
), eas, uanr,;',nirik
sebagainya. Bira terlatu lama berada di daiam air ongn
t<orban bisa rneninggal.
"shallorv water Brackout " ( *kegelapan" di air
ynl$ klays kehilaneln kgsadaqn- aaigkai f r*Jmpat<an istilah
praa iat<ru tatu daniini iiaatlagi digu'akan.
lsti-la!
ini yencakury keadaan dimana penyebab ketidaksadaran ricat
ateratrui.
Pada lumpir semua kasus.penyebabnya-bisa diketahui,
Uila Oilaf.ur.an pemeriksaan
yang teliti oleh penyeram berpengaraman arau tenaga
tesetratanyaril ani.
Kesimpulan
Penyebab tersering dari kasus ketidak sadaran pada penyeraman
adarah :

a. Hyperventilasi dan penyeraman tahan napas yang rerralu


larna schingga
mcnyebabkan hipoksia.
b. Kcsalahan tehnis penyelaman arau kerusakan alat selam yang
mengakibatkan
hipoksia arau near drowning pada penyerarn yrng ,n.ngguiri,*
udara tckan
pada alat selam sirkuit terbuka seperti Scubi.
c. Keracunan coz pada penyeram yang menggu.akan arat selarn
sirkulasi
tertutup.

Kepu#akaan
I . Edmonds c.s. Diving md subaqu*ric Mcdicinc 1976. p.
3 r 2-3 r 8.
2. Pengantar Ilmu Kesehatan Kelautan TNI-AL Jarvatan Kesehatan
1983 hal. 150-158.

199
2 Xtrf,rilOil P6rFnrnAilnoAPBtYg^tilt

Pendahulaan

Gejala ketulian mungkin meiupakan salah satu lnl


rang serfurg terdapar @a
kesehatan perryelaman. Pada kebanyakan kasus. keluhan fetutian tiAak iiAutcung
oleh testing Audiometri positip, penyelam merasa *penuh'atau ter$mbat di dalam
telin-ga lengahnya. s"nryr ini diduga berhubungan dangan bendungan dan
pembengkakan dari membran tympani dan mucosa ronggale$nga tsngah. sering
hal ini berkaitan dengan barotraryu desoent (Barotrauma waktu turun
)telinga tengai
dan a*an ber*urang dalam l-2 minggu.
_.-
Bila kehilangan pendengaran diperiksa dengan test Audionretri mal€ dapat
dibagi menjadi 2 (dua) golongan , yaitu kehilangan pendengaran png sensorii
-
neural, dan kondr*ti{ untuk pe-neltuan lebih pasti. konduksi ndan d;n tulang lurus
diukur dalam Audiogram setelah kejadian kecelakaan.
Klasifikasi kehilangan pendengaran didasarkan pada pengantaran konduktif dan
sensoris se.bagai berilut :

ETIOLOGI:
A. Kondulctit :
a. Sumbatan telinga luar
l. Cerumen
2. Otitis externa
3. Exostose
b. Perforasi mernbrana tympani
l. Barotrauma waktu turun (descent ) pada telinga tengah
2. Autoinllasi yangkut
3. Gelembung kejut

c. Kelainan elah telinga tengah


l. Barotrauma wdft tunn ( descent ) dari telinga tengah
2. Otitis media
3. Auto inllasi yang kuat.
B. Sensorineural
a. Suara bising
b. Penyakit Dekompresi
c. Barohauma telinga dalam
l. Fistula dari foramen rotundum
2. Traumacochlear.

200
Kelainan KondaH{

Getaran suara di udam alau di dalam air akan


dihantafkan melalui telinga luar ke
gendang reliaga. seranjutnya merarui 3 (tiga)
uuarr iurang
akan dihantarrcan ke o-rell pendengaran' ,iup groggu*
pe;fi;" yang kecir
- pada sistern lersebut akan
menyebabkan tuli konduktif.
Ketulian ini dnpat discbabknn nntam tain :
a. Sumbatan telinga luar
sering terdapat qa{a. di diagnosa dari anamnesa dan
mudah
rynreram,
pemeriksaan otoscop.l' jlP
penyebab oari vertijo"tare* tid"k
rangsangan panas misalJq
seimbangnya
air dingin masuk salah satu-telingu toat t.Uilr
yang lainnya. dahulu dari

Penyebrb sumbatan :
l) Cerumen plug
Keturian konduktifdapat disebabkan karena penggerakan
cenrmen pada teringa
luar, arau karena neruparg rongga
dimungkinkan karena air akan mil'yebabkan
d *a;;il;';"yeram, juga
terkelupas ( desguarnated tissue dan cenunen, ;Gr,il;;"iaringan yang
sebelurnnya.
) akan mcnyumbat sebagian,
2 ) Otitis exsterna
Iryk.i diperburuk oleh terbenamnya telinga ke dalam air
3 ) Exostose
.

Exostose dapat satu muttiple. Meskipun jarang rnenl'cbabkan


.
penltmbatan total dari ..atau -
telingn luar oleh exoslose sendiii, suinbatnn
mungkin
dihasilkan dengan adanya cerurnen atau otitis exterrra.

b. Perforasi membrana tympani


Merupakan komprikasi yang dapat terjadi pada pcnyeraman. penderira
mungkin nrengeruh adanya suara mendesis atau perasaan
udara
nrclalui nrembnrna tympani, rcrutarna bir' dia r.i,"g.,,rb*,gd,i vang rnengarir
teling:r tengah. i
nu,oi,rnnri )
Rangsang karori mungkin terjadi bila air masuk
ke teringa tengah, akan
menglusilkan vertigo sementara, mungkin
!i{pa**rn r,.r,ii""fi" pendengaran
lefg'n.a ftonduklif, teapi biasanya runya 5-r5 aL. rerapi paJnTi.t*.nri rcndarr
lebih jelek.
Kehilangan pendengaran aftan purilr bila rncn-rbraru
tyrnpani lrampir mcnutup,
dan ini akan membu yatt} ueuerara untuk;il;;;i;"g kecil, arau,
beberapa minggu unt'k.ryrf9rasi vang t.uih u".r.. p;t.i;;; ji;njurkan ridak
'ari
memperburuk kerai-rqn ini, dengan cara mcnghi"duti
p;ilira'-tet<a'an pada
ielinga lain. pcnata raksanaan klinik termasut iempermfia*uniliugo
agar tetap
ke1nq. Antibiotika pencegahan sebaiknya diberikan.
Pada beberapa kasys, pcnycrarn baru sadar
adanya pcrforilsi bebcrapr hari
sesudalmyil rnisal ketika sudah kernbali dari rugas penyelarnan.

201
Penyebeb pei{onri cehms menyelam
I ) Barotraumawaktu turun pada teling tengah.
Bila penyelam tidak numpu mengembangkan telinga tengahrya,
sewaktu turun membrana t5rmpani akan robe,k. pada beberapa tazus perrorisi
didapat pada kedalaman yang dangkal (2 - 4 meter ).
2 ) Autoinflasi yang kuat
Manuver valsava dalah sebab dari perforasi dari membrana tympani,
tenilama bila telah mengalarni kenrsakan sebetumnp nisal oleir sratu
barotrauma telinga tengall otitis externa perforasi lama dan lain- lairr
3 ) Gelombangkejut ( slrock nave )
Hal ini disebabkan sesuatu ledakan di bawah air atau telsnan gelombang
dari kaki katak ( Fin ) penyelam lain. lGsu*-kasus ini sering menlaai vertig6
dan biasanya tidak ada tada- tanda dari barohauma wat tu tun n paoa
telinga tengah pada pemeriksaan otoscopic.

c. Penyakit telinga trengeh


Banyak penyelam mengeluh kehilangan pendengaraq png dilukiskan sebagai
penumpulan suara, pengurangan suara pengkaburan suara aan hin-larq hal-ini
dirasakan setelah menyelam dan pada banyak kasus dikaitkan dengan Uarouau*a
tengahyang ringan. Pada Audiometri biasanya tidak didapatt<an pertecaan yang
menonjol antara telinga yang oedera dan tidak cedera aau antara ple da-poJ
inciden audiogram.
Pada kasus-kasus yang dikaitkan dengan gejala.gejala atau tanda-tranda dari
bar*auma telinga, berkurangnya pendengaran akan- pulih dalam waktu l-2
minggu. Kadang-*adang dirasakan seperti adanya gelemhrng pada tetinga
tengnh.IIal ini dapat disebabkan karena telingn tengah tersumuat ian uengai,
atau malah terdapat cairan bebas di ,lnlamnya.

Pengrbiltn.
Tidak selalu dipertuka& tetapi bila didaparkan sumbatan hidung sebaitnya
diberil€n decongestan sistemik (oral ), hal ini alran memberikan suatu saUilisasi
lubang tuba Eustachius agar tidak tertuhry.

Pmyalcil tdinga tengah yang berhubungan dengan penyelwtan :

| ) Barotrauma wvlta turun telinga tmgah.


walauprn keluhan-kelutun yang berhubungan dergan pendengaran
kebanyakan tidak didapatkan kerainan yang jelas pada .hrre-tone"'Audioiletri,
pada beberapa kasus,_ knusrl yang terdapat barotrauma walctu tunyr (
descent
telinga tengah yang berat, didapakan kehilangan pendengaran bnarkdr yang
i
nyata.
Pasa kasus ini
{iduga terdapat kerusakan dari purgantaran suaia yang
disebabkan oleh adanya pendarahan cavum tympani, sratu cairan di d;,h;

202
telinga
!"ngrh yang-afen -meredam pengantaran tulang atau kenisa.kn semenrara
pada tulang-hrlang dalam bentuk subtu*asi atau traumfl.

2'1 Otitisnedia
Hilangnya pendengaran pada kasus-kasus dirnana
infeksi terap terbatas sebagai
o.titis
{r€dil tanpa penyebaraq adalah suatu tipe konduktif. .p.na.ritu uiasaiya
dalarn keadaan sakit yang timbul dalam masa 6-- 24 jam
dari saar nrenyelanr,

3 ) Autoinflasi yang kuat poda telinga tengah


Berhubungan dengan barorauma -waktu turun pada
telinga tengah, dan
mungkin menrpakan ssab tidak langsung dari bed;pa
t eru-iataoterumkan
karem autoinllasi ini.
. sering diperrukan mengatasi kesuritan menyesuaikan tekanan
-valsav_1
dalam telinga tengall letapi -untuk
bila kekuatinnya berlebihan uniuk rnencapai ini,
l"k*T a{1 me{atar ke teringa dararn dan t
kerusakan. Kerusakan-kemsakan-ini dapat mengenai
M;p&rar terjadinya
"gd,membran tympani, tulang_
tulang, foramen ovala, cochrea, atau foramen rdundum,
yang : iefakllir ini akan
terjadi srutu ketulian sensoduktif atau sensorineurat, t<eiutiari
sensorineural lebih
serius, ketulian konduktif lebih sering terjadi.

KETULTAN SNNSOnIS - NEURAL

Qrgan pendengaran
-(cochrea)
merupakan suatu bangunan yang disuprai
oleh
saraf- saraf yang merubah getaran-suara'( yang dihasilkin otet siiirn
konduksi )
menjadi rarngsangan saraf yang diteruskan kJ-omk" Kerusakan yang terjadi paua
organ terscbut atau pada sarafnya akan rnenyebabkan
tuli ,"n*ri, ju.un,t.

Ketulian daprt disehahkan antara lain :

a. Ketulion karena kebisingan.


Kebisingan yang luar U_gsa menghasilkan suatu ketulian scnsori neural
_g-------------tun
sementara atau menetap. Ketulian sensorineural
biasanya bilatcral dan partial.
Kelemahan pendengaran akan diperberat olerr suara-suara
uising, meskipun
bukan sebab urama, trl 11 terutama pada kasus-kar*, y""g
l"rah rnenderita
ketulian sensoris neurar akan merupakan suatu pcrtirnbangan bila
penyelam tercbut menjadi-seberumnya
tuli type sensorineural.
Penyelam-penyerT
?ro" angkatan perdng sering d'ati' daram pelcdakan-
pelcdalurn dan rembnknn-rembnknn, kcdtir-du'ny"a ;;;;p;'k;;, prcdisposisi
ketulian sensori neural.

203
D eumpraslo n rictness ..
l) Penyakit telinga dalam, sebagai bagian dari syndmrne peqrakit decompresi.
untuk membuat diagpsa ini harus nrkupberalasag dinnana paftrita ct"up
terpapar beada pada tekanan tingg pada waktu yang cr*up, untuk
menimbulkan suatu penyakit Deaompreesi
2\ Penyalsit telinga dalaq sebagai manifestasi tssendiri dari penlakit
decompressi. Penyakit Deoompressi yang hanya mengenai tagiair datam
ielingr. L*bih mernbingungkan dan kadang-ledarg lebih scrius. r*anvatan
kasus-kasus ini didapat pada penyelam-penyelam dararq dimana helium
mengganti nimgen s*agai campuxan gas pemafasan.
Perlu diingat beberapa kasus dengan kelainan penyakit Deoompressi pada
telinga dalam yang terisolasi, sembuh dengan pengobatrn reoompressi yamg
mana mendukung kemungkirun suatu manifestasi dBri p€ni€kii
Decompressi.tain l<asus tidak rda r6pon pada pengobatan gita rnanidstflsi
glingadalamtunyamerupakan baglan dari ganbatan klinis penyakit
Decompreesi, dragnosa dan peng&alan tidak tslalu komplehs.

Batdruurnolclhgadalaw
p.nv"tam-penyelam yang punya pengataman dengan bamtra.una telinga
- Bd"
dari beftagai-twe : atau mempunyai kesulitran daUrn peql'e$raian tefadn
telinga tengah dcngan autoinflasi
'ang dan memaksakan untuk irericapai eqrulisasi,
fperti dengan perasat valsav4 selalu ada kemungkinan kehilangan penAengaran.
Pada kasus-kasus ini kehilangpn perdengaran dapat segera terjadi atau menrpat an
suatu gejala peNlyerta Beberapa penderia tetapi tidak semu4 nrcngeluh njnigo,
mual dan muntah-rmnhlr"
pendengaran ini adalah type sensorisneural baik partiat, termasn*
- l(ehilaneru
frehrensi tingg yang mendnjol, atau total tennasuk selunrh Oinnan fretcuansi.
Mungkin tidalc ada tanda-tanda pada otoskopi. Menjadi axioma bahua audiogram
harus dilate*an
@a semua penyelanq seberum menempatkan ms*a pada
keadaan hyperhrik. Tanpa dikerjakan pemeriksaan audiogr;m sselumqrq ;kan
terjadi kesulitaq dalam menentukan ketulian
Pentfury digans bwahi autoinflasi yang kuat, jangan dilakukan bila terdapat
kesulitan sewaktu menyelam. Ketulian sensori neurat }ang metiputi hanya
ftehrensi tinggi saja Tidak benrbah dan b€rtalun rinrtai saat- terjaoinya
barotrauma dimungkinkan karena bauma pada cochlea. K€tulian sensorij-rpural
progresip yang teriadi
Egerapa
janr atau beberapa hari *telah kejadian
bamtrarnn4 kemungkinan dis#at*an oleh matu fi*utL pada foramen rotunartq
dengan kebocoran psrilynph pada telinga tmgah. Bila iidak dikoreksi, ketulian
sensoris{eural ini akan mcnjadi total dan menetap.
Explorasi
-bamtrauma mungkin menrpakan indikasi pada seluruh kas,s
telinga dalam yang berat.

2M
Pengobatan
. - setiap kasushilangnya pendengaran pada penyelam lurus segera diperiksa olch
.[le*pn
dokter yang berpengalaman di bidang ini. Tesi pendengaran audiometri
luntaran udaxa dan hantaran tulang harus dilakukan pnda-frekwensi ioo-tooo ga
Riuayat penyelaman dan hal- tul yang terjadi sebelum dan sesudahnya, bersama-sama
dengan audiometri mernastikan diagnosa. Kadang-kadang pelu auanmn te*
keseimbangan.
Pengobatan secara urilm tergantung dari penyebab dan beratnya ketulian :
a. Jangan melalq*an pe4yelaman ataupun menggerakkan gendang tefinga
sebelum kelainannya dapat diatasi. Hal ini uertatir-untut< senilr,a rasu .
b. Keluarkan kotoran atau obati infeksi yang mungkin mempengaruhi salurnn
telinga.
c. Decongestan dan antibiotik untuk kasus-kazus perforasi atau robekan
gjlda"g telinga perlu diperbaiki dengan cara operasi. perforasi sembuh
dalam 3-6 minggu.
d. P91s.9batan yang sama harus diberikan pada barotraunu telinga
tengah yang
diakibatkan tiap penyebab. Kasus ini bisa sembuh datam s-io rrari feiruafi
bila terdapat kelainan pada telinga bagian dalam atau terkomplikasi infeksi.

operar t9l1nF badaq.dalam mungkin diperrukan pada kasus rrilang pcndengaran


yang mendadak atau ketulian sensori neunrl yang progresip. pengobatai pada
tisus_
kasus seperti ini, tidak sela! berhasit dengan baiddd serin[ terjadi kehilangan
pen*nglran yang menetap. Pada penderita demikian sebaliknya dilarang ,n"nyela,n
untuk slamanya.

Pmccgahan
semua_ personil yang terlibat dalam penyelaman harus dipeiksa oleh
dokter.
Dengan demikian keutuhan pendengaran akan terjamin sebeturn melahrkan
penyelaman.
Juga akan membantu untuk menentukan apakah menung benar seorang pcnyelam
menderita kurang pendengaran diakibatkan oleh penyelairan, ini penling untuk
asuransi.
'! Tidak dibenad€n untuk melakukan penyelarnan bila mendapat kesulitnn dalam
melakukan ekualisasi telinga.
+ lnfeksi, gu|palan kotoran relinga, infeki saluran napas bagian atas, infeksi sinus
sebagainya harus diobati dan dihirangkan sebelum melikukan penyelaman.
*^ 9*
Lakukan ekualisasi telinga secukupnya piOa tiap kedalaman.
':' K€cepatan tunrn dapat dilakukan scrara tamUit dan frekrvensi ckualisasi dapar
dipersering sesuai keadaan, T-urun dengan posisi berdiri dapat mernpermudah
eklalisasi.Bila pendengaran berkurang atau terasa nyeri
'i'^ telingn, pcnyelarn tidak diberurkan rnelahrkiur ekualis:rsi, benin Btau
menghunbus napas melalui hidung.
A fidak dipe6olehkan melakukan penvelaman ataupun terbang hingga kelainan
dapat diobati dengan memruskan.

205
* semua lcasus yang berat hans dikonsultasikan poda ahli THT yang
berpengalamandatary of-msi relie. bagan tengah oan teuitr baik lagi bih jug;
mempunpi fte*hlbn kedokteran bauah air.
'.t semua personil png bekerja di nungan bising unhrk uraktu png hma, harus
qenggunakan pelfudung telinga. Kain wol bukan merupakan pelinoung yang
ef.rsien dan jangan dipergunakan.
s lhtugFs ruang rekompresi sebaiknp memakai peiirdung telinga khusus yang
mempunyai katqo guna dapat ekrulisasi.
..t Penyelaman dapat dan sedng meirlebabkan galrggrran pendengaran.

K€banyakan ltasus disebabkan oleh surnbatan salunan telinga bagian luar atau
diakibatkan berotrauma telimga tengah Bila kelainannya mafin jet* lcarena tsls
melalcukan penyelaman aiau akibat pengobatan yang tidak semprna
, hal ini dapat
mengakibatkan ketulian yang menetap dan makin membunrk. Terdapat beberipa
penyelam yang menderita- baroraunra telinga dalam yang bernt atr[ yang
selalu
mendengar mara bising dimana poda kasus- kosus seperti ini biasad'a u.rantit
dengan kehilangan pendengaran png permanen dan tidak dapat disembnrhkan.
Bila disertai dengan gangguan keseimbangan, kasus seperti ini akan menyebabkan
penyelam kehilangan pekerjaannya.
Peryefam yang menderita kelainan ters$ut, haruslah diperiksa s€catra teliti dan hanra
pada beberapa keadaan mereka dipertotehkan kembaii meryelam atau
bekerja di
ruang rekompresi.

Kqustahaon

!. !€nnete Ellid. Physiotogy and Medicine of Diving t97S,p..SZ3- 512.


2. Edmonds C.D. Divingand Subaquatic Medicine - tglO. |. Zle _ZW
3. kngantar llrnu Kesehatan K€lautan TM AL Jawatan xesetutan - 19E3. p. 120
- t26.

2M
3. DrooRtElIr^st otEAtvAFt AtR

Pendahuluan

Para penyelam perlu.ofnlasi secara tepat kcdalarnan dan janrk


dari knpnl ulnu
p-antai, agar dapat kcmbali dengan selamat ke pennukaan. piaaleadarm biasa dl
darata4 kita tergaruung paaa pandangaq keseimbangaq r.nt*r*
arn posisi kaki
untuk menenlukan orientasi kita tertudap nungan.
Pada penyelaman bebas, kita menyera. t op" ikatan
dengan permukaan aiq maka
sangat penting untuk melakukan * Orientasi ruangan'
O-rientasi ruangaq terutama tergantung dari 3-sistem yaitu
:
pengtihatat\ sentuhan dan vestibulair ( keseimbangan
).
Penyebab terberat dari disotientasi*dibawah- aii adalah
vertigo. Vertigo atau
perasaan pusing pada penyelam sulit untuk dilukiskan.
Ini dapat befipa rasa pusing
tidak mantap, perasaan retilt kepala terasa ring;an, ;";; tffin-ayun aan
sebagainya.vertig.o yang seberyrnva adalah peraman bcrputar yrnt't.ti*
dimana
penyelam merasakan bahwa ia berpuar-putar atau "setirarnya.
dunia u"rput*a otetr
karcmnya vertigo dan disorientasi sangat e.rt t uuungu*ya,'tiaru.r,
Lungkin unt'k
membahasnya secara terpisah"

-....K"** vertigo berhubungan erat dengan nystagmus dan ini dapat dibuktikan atau
dililut secara obyektip, maka dapar di-bedakan penyebab vertigo
spesifik , dari
disorientasi sffara un.rn. Bila terdapat vertigo paoa suatu tingkata"n
orruna penyelam
IS 9ryt mengkompensasi atau bila disertai munrah
ketidaksadaran maka keseramahn si penyelam dalam
, d;g,rr;nglihatan arau
d;;rfi;;;u"ruutryu .

Penyebab z

A. vertigo Aklbnt Pcmngrengnn oqgrn Kcscimhnngnn y*ng Tirlnk


Mcrltu

.berisi
.9gur keseimbangan. terdiri
_doi tig. buah saluran setengah rneringkar yang
cairan dan terletak di telinga bagian Oata*.

-. Bil" tubuh bergerak cairan dalam atat inijuga akan bergerak dan gerakan ini akan
dibng!€p oleh sel-ser hry* yang terdapai ooata* otd, R*gs,igr" syaraf dari
sel-*el tersebut akan diteruskan ke otak dinrana gerakan tJrsebut
oilanii an .
Bila orgrn pendengaran qiryrysang secara buatan dengan p"*g*gu"
pada salah
satu sisi lebih bcsar, otak akan sarah menafsirl€n inf;rdsi yuig
dTterirnanya dari
..Vertigo",
organ
,keseimbangan dan "mengira" disebut
perubahan suhu , tekanan atau perangsangan organ te;imUangan
i*
iapi't disebabkan oleh
.

- lada hampir semua peny€lam, rangsanguo puou setiap sisiakan sarna, tctapi pada
keadaan tertenru ridak demikian, teruiuna bila didapaika- pi"* r.i.id
;;ng
mengenai salah satu telinga luar atau dalam, atau kerusalan paaa
satat6utu t.ffi
dalam. Pada demikian efek rangmngan yang dominan pada salah satu t€linga
akan
menghasilkan Vertigo.

Veiligo typ lni dapA frsehabhan otara lak :


l. Kalodataupanasyangmengalir :

. seimhng air dingin pada kedu lubang telinga hur

. yertigo, dan ini terjadi pada lnrnpir sermn penyelam

diturapkan akan terjadi, tergantung dari intensitas dan lamanr"a ketidak


seimbangan ini.

. lalori bilateral pada salah satu t€bih menoqiol.


n)rstagmus, ketika poryelam dileaktran tidur dalam posisi sulinasi
dengan
kepala dinait*an 30o atau tidur dalam posisi pronari d"r,grn keeata
ditumkan 30o. pada posisi ini cansalis semicirhrtaris yant horisonal
Imjadi tegah . (v9.rtilsD. pada penyelam dengan posisi pronasi, kepala
kebaual\ posisi.qt*g vertigo sesuai pensahdn paring berat 'dan
nystagnus l€bih jelas. Dengan seger4 bila posisi benrbah fe atas, atan
menghilangkan vertigo.

a. Obstruksi salah satu luhng telinp luar.


Aliran bebas dari air dingin ke dalam salah satu hbang telinga dapat
menjadikan vertigo. Dua penyebab yang diketahui serint menimbulkan
sumbatan *lalah s€rumen dan otitis externa
l). Serumar
Alasan untuk membuat lubang telinga luar tetap patent (tidak tertutup),
$4olt hanya untuk melihat pergeraton membrana tympani selama arto
inflasi dan untuk mencegah barotraluna telinga tmr. sLt ini diketahui
terhtupnla lubang telinga oleh senrmen merupal.an sebab dari ,rcnigo,
lcarena menyumbat aliran bebas dari air tci oaam salah satu
telinga luar.
hdr;
2). Otitis Externa.
- Penderia dengan otitis extema tidak diperkemnkan menyelarn,
tetapi mereka l€dang-Isadang nplahrkannya
- Pembengkakan dan pembendungan dari salah satu lubang teling!
tengah dapat menghambat masuknp air, mengakibatkan rangsangan
kalori yang tidak simetri dan vertigo.

b. PerforasiMembranalmpani
Perforasi memb.rana tympani dapat menyebabkan suatu vErtigo sepintrs
(transient vertigo) . Pertama terdengar suara kemas diikuti
dengan perasaan aifanya
air dingin masuk ke dalam telinga lengah, vertigo wgera timbul dan berakhir-
dalam waktu kurang dari I menit.
Diyakini, bahwa rnas*nya air dingin ke dalam telinga tengah melalui robekan
membran tympani, adalah penyebab dari vertigo sepintas ini dan air dingin yang
jumlahnya sedikit di dalam telinga tenga[ dengan cepalnya akan sama dengan
suhu badan, hal ini nenghihngkan rangsang@kalori.
Pada perm*mn air, penyelam ludang*adang mengeluarkan darah dari
lubang telinge ltur, kemungkimn keluar, ketikn udara ynng bcrada di dnhnr
teling mengenhng s€\yaktu naih daft mendorong darah keluar melalui lubang
perforasi.
Pada pemeriksaan otoskopi, perforasi sering berbentuk sirkuler dan terlihat
baik pada daerah yang cedera sebelumnyq atau posterior dari pertengahan bawah
dari pelekatan os mallmlus. Dengan audiometri, sering dapat di ternukan
kehilangan 5-15 dB pada telinga yang cedera,
lni adalah ketulian type konduktip, terutanrrmengenai nada rendall d.rn biasnnyn
kembali normal dalam waktu I - 2 minggu ( bila perforasi hampir menutup ).
Test Kalori merupakan kontra indikasi pda kebanyakan kasus, baik vertigo
maupun kehilangan pudengilan perrnanen, tidak akan terjadi, dan diyakini balnva
telinp dalam tidak mangalamicedera yangberarti .
Diaqiurkan pada penderialenderita dengan perforasi membrana tympani,
untuk tidak menyelam, terbang atau autoinflasi telinga tenph dalam waktu
sedikitnya I bulan Telinga dijaga selalu kering, dan tidak diperkenankan diberi
tetes telinga.
Dapat diberikan antibiotik prophilatik. Mernbrana tympani sembuh dalarn satu atau
dua minggg tetapi akan dapat berulang sewaktu menyelam 2-3 bulan kemudian.

TigalaWor predisposisi dari terjadinyo perlorasi membrana tympani odalah :

l). Gelombangkejut
Mudah dibuat diagnosa pada anarnnese, dan lebih sering pada penyelam-
penyelam Angkatan Laut yang secam rutin mengerjakan pclcdaknn-
peledakan di bawah air.
2). Berotrauma waktu turun pada telinga tengah
Hal ini lcarena ketidakmampuan untuk mengautoinflasikan rongga telingp
tenga[ untuk menyamakan tekanan dengan tekanan sekitarnya dan tekanan
badan selamaturun
3). Autoinflasi dari telinga tengalr
Pada beberapa kasus, mcmbnuul tympani robck, servaktu nrelahukan
autoinflasi dengan perasat Valsava, hat ini larena menjalarnya tekanan dari
nasopharin:r, melalui tuba Eustachus ke dalam dan akan mengembungkan
membrana tympani ke luar, dan menghasilkan kerobekan.

209
2- Barotraumr
Datam hubnrngan dengan vertigo t€fdapat 4 tipe klinis dari barotrauma.
Semtra ini tergantug dari perubahan volume dengan tekanan swuai dcngan
hukum Boyle:
a. Balotraurna waktu tunrn pada teling luar
b. Barouauma waktu turun pada telinga tengah
c. Barohauna waktu naik pada telinga tengah
d. Autoinflasi.

Dalam ini karena obstruksi (sumbatan) yang nrenalun air, ssagai


pengganti bcrkontraksinya nrangldara di lubang teling hur. Ini dapat
i.tirAi karcna pemakaian topi yang tidak benar yang menutup telinga" atau
penutup teling.

Bila penyelam gagal tekamn dalam rongga telingp tengah


-h*r&me-nyesuaikan
perOaratlan terdapat pada telingp tengah dan dapot
setania walctu
menimbulkan vertigo.

Pelepasan gns yang tidak seimbang dari ,tnry t€ngatL t€nttama


ry$F peltedaan
se*ittu atan nait ke permukaan, menghasilkan tekamn antara
kedua telinga telUalt dan rmrngftin rangsang tidak seimbang @a sisem
vestibular sewat tu mik ini memungkinkanterjadinyavertigo rfu€an.

Beberapa t isos-Aapat menimbulkan vertigo kar€na melakukan artoinllasi,


hal ini mungkin Larena ventilasi kedua telinga tengah tidak seimbang
karcna ketidaksamaan patenctry/ keterbukaan dari tuba Eustachius.

3. Bardraumatelingodalant

a. Fi#ula dafiforoncn rotundum


hi meru[akan komplikasi yang serius dari Barorauma dan autoinllasi yang
kuat dari tetinga tengah Perasat Valsava mungtin t€rlalu kuat sehinggA
menyebabkan n;ula dari foramen rotundunr, meninibutkan ketulian sensorir
neural aau kenrsakan vestibular.
Bila terjadi fistula pada foramen rotundum, hal ini dapat dilihat secara
perUeO"trin, adanya liebocoran dari peritymp ke dal.p telingp tengah dan
iaprr aip.Oaifi .- Kecrtali cedera ini telah diperbaiki, pasien tidak dapd
mrenyetam atau tethng dengan selamat, dan akan selalu nrendapat positional
vertigo, yang mana bcOahaya ditempatkan pada pekcrjaan yang meliputi

210
keseimbangan, pemaparan ketinggian atau mengendarai kendaraan. Kerusakan
cochlea juga bisa menjadi gejala penyerla.

b, Penyebabyangloin
_ Terdapat peryebab lain dari tidak berftrngsinya telinga dalam, karcna
borytrauma yaitu pendarahan. vascspasme oari' pernuuiutr oaratr (arteri
auditory interne) atau cabangnya.

4. Penyakitaenyahit Dekonprcssi
Meskipun vertigg telah sering dilaporkan sehubungan dengnn keadann
lasih. didapatkan keraguan pada kebel.qan diagno; scuaga-irnana psdE
kasus yangdilaporton yaitu tidak didapatkan-rnanifestasidari p.ttyrf.it.
Flytt
Hal ini agaknya menyebabkan banyak penderita yang rnengalarni kemsakan
pernunen dari vestibular dan dilaporkan sebagai -penyalit dercompressi,
sebenarnya karena barotrauma telinga dalam
Kelanrbatan
llnryllya gejala-gejala jangan dipnksnkan untuk membuar*-
penyakit dekompresi, s*agaimana tiiat
Sgros" larang kasus
barotrauma te$ea dafay mengtusilkan rrstula pada ro.a'rer, rcturcdu,n
dds*
.-,
Dengan tidak ada pada puretone audiogram, penyakit barot aq_*-
ryrybahan
telinga dalam masih harus dipertimbangkan. t"teJkigrire,i"put keketinm:
diagnosa, masih didapatkan kasus dengan-ketulian dan atau n"tti:go
disebabkan
oleh penyakit dekompr€ssi.
Pada losus ini penting untuk diberikan terapi Re*omprcsi unhrk
menoegah
kerusalqn syaraf k9 MrI, pengobatan Rekompres... jiia segeia dikerjarla
{an menghasilkan kesembuhan. Tes obyektive iest &rri fungsiiesriUuraiOapai
dan lranrs dikerjakan di dararn keadaan hyperbarik" bila"terdapat kerag;m
dalam penatalaksanaan klinik . penemuan ini:rcr,snsr*.€lekuo_nyitagmus,
dan
lT kalod dengan air es sangat penting datam.nrenennrkan pifferential
Diagnosis, pnognoeis pengobatan.
dan hasil

I}. VERNGO AKIBAT NE'Sro/VS ORGAN KESEIMMNGAN YANG TIDAK


MERATA

Pada kedua belalr sisi.oryan keseirnbangan mungkin terdapnr scdikit perbednnn


lepekaanya. Hal ini mungkin bawaan sejak lahfir atau akibat penyatit
pada
atau
-walaupun
perusakan organ tersebut. Respon yang tidak sefunbang *an
terjadi
rangsangan dari t€kanan suhq dan sebagainya, sebenarnya seimbang-dan
ini airan
menyebabkan vertigo.
secara kliniq ketidak nornrahn salah satu organ yanB ringan akan sulit *ntuk
diketahui, yang oleh kar€rn banyak hal aksn terlihat
n6nnal*rfii telah dikembangian
cara paneriksaan klinis elektronis yang mernudal*an *tuL mengeiahui
.dan-
seseorang yang mempunyai resiko tekanan kelainan ini, dan juga untuk mernbolchkan
penyelam pada seseorang dengan tingkat kelainan tertentu paltisalah
satu organ.

2lt
Halyong dapd menivbabhan ketidak nerdaon rcspon adalsh :

l. Aliran kalori atau panas


Kedua organ dapat terangsang oleh adanya air dingin di daram saluran telinga.
Penganrlmya al€n lebih besar bila melakurcan rcmngan datar d€ngarlkepala
_
menunduk 3f yang sering dilakukan di dekat dasar laut. Pada keadaan ini resfuns
pada salah satu orggn bisa tidak sama dan alCIn menyebabkan venigo.

2. Barotrauma
Bila salah satu organ keseimbangan lebih peka dari rairurya, rangsangan akibat
perubahan tekanan telinga tengah waktu turun atrau naik akan menimbulkan
respons ysng be6eda pada tiap orgnn. Kadang-kadang salah satu organ telah nrsak
akibat kecelakaan penyelaman sebelumnya, atau akibat ledakan Uanatr air, tul ini
akan mempermudah timbulnya vertigo.

C. WRTIGO AKIB/IT TEKANAN GAS TIDAK NOR.MAL

Telah diketahui vertigo merupakan sarah satu gejala dari beberapa


lrtr*r
kelainan akibat penyelaman" antara lain narkosis gas lembam HpNS (High presurc
Neurogical syndrome) dan keracunan oksigen. vertigo menrpekan gilata yang
sering terjadi bila menghisap oksigen bertekanan tebih dari z nre' luga-uis;
terjadi sewaktu tekanan-
_oksigen tinggi dikurangi ('oksigen ofr afrects), luga
selelah kejang-kejang akibat keractnan oksigen Kadang-lodang pada t*an;
oksigen yang lebih rendah (l-2 ATA) terjadi mrnl dan muntatr. Tapi belum
diketahui apakah hal ters€but ada hubungannya dengan vertigo.

Disorienusi merupakan gejala yang khas dari keracuun coz, tetapi vertigo
sebenarnya jarang terjadi.

Disorientasi dan muntah-muntah pernah dihporkan terjadi di kapal setam


yang diakibalkan oleh bernapas dengan udara segar setelah bernapas dengan
udara
berftadar COzyang tinggi sewaktu menyetam.

Keadaan ini dikenat sebagai "cartondioksida of €ff€cl" tapi bisa terjadi juga
pada penyelarn yang tengah beristirahat s€telah melakukan
-penvetami"
berat dorgan menggunakan alat selam sirkulasi tertutup
iaig

Hipoksia dan keracunan co dapat juga menyebabkan pengaruh yang sama


scpcrti keracunan alkhohol atau obat-obatan .

2t2
D. VERTIGO AKIBAT KAMNGNYA PERANGSANGAN PANCA INDM

Bila rangsangan panca indra berkurang, seperti berkurangnya daya pandang,


daya apung netral dan sebagainya , disorientasi mudah terjadi dan bahkan derajat
vertigo yang paling ringan pun dapat menyebabkan pengaruh yang serius. Hal ini
banyak terjadi poda penyelarn pemula dan penyelarn amntir, dimana mereka tidtk
mengenal atau mengerti tanda-tanda untuk orientasi ruangan.
Kemungkinan hhwa kurangrya angsangan panca indra ini dapat menyebabkan
vertigo pada sebagian penyelam .

Pengohaton

Disorientasi dan vertigo di bawah air merupakan keadaan yang cukup bertahaya
dan semua penderita harus memeriksakan diri pada dokter yang mampu untuk
menafsirkan gejala tersebut berdasadcan rirvayat penyelaman .
Bila diagrrosa tidak dapat ditegakkan secara sederhan4 terutana bila didapatkan
serangan yang berulang-ulang maka pulu dilatcnkan pemeriksaan secara klinis dan
elelctronis lengkap pada kedua belah organ pendengaan oleh seorang spesialis.
Jangan melakukan penyelaman hingga penyebabnya diketahui atau disingkirkan .
Pengobatan dengan pemberian obat<batan tidak diperbolehkan bila penyelaman
tetap dilakukan oleh karem efek samping obat dapat membaluyakan penyelam .
Disorientasi dan pusrng di bawah air merupakan keluhan yang sering diderita oleh
kebanyakan penyelam.
Untungrya keadaan tersebut umunya berlangsung sebentar saja, namun pada
sebagian kecil penyelam hal tersebut bisa menetap dan bahkan bisa rnernbaluyakan
jiwa .Pemeriksaan kesehatan penyelam sebelum mernulai penyelaman sangat penting
agar kelainan yang mungkin terdapat bisa diatasi dan dengan demikian keamuun
penyelam dapat terjamin .

KcpuSakaan

L Edmond s. Lowry, Pennefa Tlrcr. Diving and sub aquatiq rnedicine 19?6 .p .286-
300.
2. Pengantar Ilmu Kesehatan Kelautan . TNI - AL Jawatan jesehatan 1983. P.
127t33.

213
4. LEDAKAI{ DI BAWA}I AIR

Pendrhuluen

Meskipun hampir semua infonr.usi. julul ini dapar baik dari pengaraman
mauFrn da',a klinik *lama perang dunbryda
t dan II, tetapi hat ini rnrril, *i*ff*t*
penyelam - penyelam saat ini. I*dakan ogirnad"
peryelamahn dan pertambangaa begitu juea
&*-**i _ operasi
iah; r,effi-saifitase dan konha
sabotase. yang- menyertalmn penyeram 3"ta^a perang-
Dunia II, suatu hponan
menyatakan bahwa jurnlah kermtian akibar dera
air mencapai E0 Zo
i*t
disdG*-ildrk Il di bauah
Tubuh akan tenerang.oreh gerombang t€rsnan dibawah
air secara rangsurg yang
meranbar 0e1pn-t91
.patag
yFF sary Oengan keeparan *;-F.hir _ E*d
6;
mcmpengaruhi adalah iank dari scmber t*q fu,rn L, aara, p"rm"ta* ya"i
dapat memanturkan rdakan seperti dasar raut yang kenas,
rapisan panag dan
sebagainya.
crlombang tekanan akan dihantarkan di datam aif l€bih
baik dari @a di udara
hal ini disebabkan karena sifat air yang tidak oapat
Kenrsatan pada tubu! terutuna mingemi bagian
oinunraa*an. -
t U*Grfri udarq dalam fd ini
BIL usus, rongga sinus dan telinga.
Gclombang tekanan biasanya- tangsg.g dihantarkan meralui
kutit dan juingan di
barvahnya dan akan menyebibkan te*olaf.nia jaringan.

Macam - Maum Gehrtang Teleonan

l. Gelombangtekarunyangmenembus
2. Gelombang tekamn yang tidak menembus

tittggi
Gelombang tekanan yang menembus darah getombang
teremn yang
pecahan-rr# bahan peredak atau benda dihantar
kan lewat media air berisikan
asing yang terbawa bersama, mengenai uioan oan benda
m.ng.iibattoniura temuus.
-

214
Gelombang tekanan yang tidak menembus-.adarah gerombang
-.- tekanan yang
dihanta*an lewat media air ke tubuir, yftng discbabkni reoa*,an"air,
yung ;,ini
disinggung disini adalah gelornbang tdnan" yang tidn![ *.n.*bu, (
sclanjumya
g,T:lj-,s,:9T}lg_t:Y1a1 qia ); karena pada-yans tipe menembur, rur,",rya"aafat
-f.y_Tlryriry- nvrg tu seggra dapat dilakukan
unaaun sesuai dengan keraian
sedangl€n pada yang tidak menembus, sering kita kecrrongan,
l.,k"nll.. sebab dari
luarridak tampak hnda - anda adanya ruka lul€, r.I"pi p."J.rii*?uu*
- - keadaan
shoch tanpa luka -tuka yang berarti .
fvte.skirul demikian perru diwaspadai, dapat saja sorang penderita mengarami
keduanya bersamaan.

M e kan isnu terj a diny a e den

Ledakan di
bawah air. berbeda dengan ledakan yang terjadi di udira,
io
lengakibatkan edera png be6eda pula mikanismenya .
Gelombang tekanan merambat rebih baik di dalam air, karena
media air tidak dapat
dimanfaatkan.
Di udara redakan mgng+ibarkan ceder4 karena pecahan-pecarran
- dari rnaterial
peledak sendiri dan benda - benda asing yang
tertawa her, r.oe[an-it
r
Di dalam air benda peahan irii atra" diperlambai -kdput nny, rCIrena
kemampatan dari media airdibanding dengan media
udara. nilr-g.i"*uang tekanan
ini.melewati yang mernpunyai kemrampatan yang hampir sama
-rsg
maka molekul dari benda tersebut akan sedikii sekari ming.l[il
dengan air ,
p"r;;r.rur," kccuati
pada - daerah yang dapar ditekarl misarnya organ - organ yang berisi udara /
9eS
gas, akan banyak mengalami cedera.
Karena hanpir semua jaringan badan nempunyai kemampatan
yang sama dengan
air, cedera tenrtamapda.grean - organ, usus,lmus-dan t&"4:;aGrbedaan
yang
menoolok antara efek dari tdakan daram kedua media (
air akan menghantar*an gelombang tekarun lebih jauh.
i
ar oai uaara adarah batrun

Manifesasi Klinih

Dl.9..yng-paling
. , ryelderira adalah paru - paru dan usus kecil pada daerah ini
brsa teriadi perdarahan h$rl q
robekan jaringan, menyebabkan Grtagai gejata
tergantung dari kekrutan dan jaraknya sumber ledakan.

Pada serial 80 kasus yang tidak memertukan openrsi rasa


**it prda: perut
I:.rprq gejala paling sering dan akan berratun beLrapa r*i
**poi ucuirapa
!1rlau
mdema terdapat
ryda 82 % Haemoptysis terdapat piauZsot
Hacmoptysis.terdapat wda 20 Haematemesis terdapat
'
.
To.
rira" r + o/o. ridat<didapa&an
pada gambaran rdiologi dari gastrointestinat atas
Iglriql
sigmoidoscopy jarang didapatlcan petechiae -dati retum atau
atau bawall psd*
coron sigrnoid.

215
Pada serial20 kasus yang dioperasi, terdapat l0 kematian,
its1rg sering dirlapnrkan
adalah perdaralsn retroperitoneal dan perdaratun subserosa didafuihr-glada eemua
kasus.
lg{*i caectm pada 9 kasus, ileum ? kasus, multipel perforasi
@a a kasus.
Meskipun lumpir semua perforasi usus didapatkana poda iari I dan- ke II setelah
kecgalaT , krdang didaperkan perforasi png-terlambai sampai 2 minggu kemrdian
Pada foto torat didapatkan gambaran rinearyang lebih gilap paoa6eran,rd;
Tstophrenio$ , kadang-lcadang sampai lobus barvah. Ha-foro- aildomen, duap;lkan
distensi dari usus halusatau colorq ssuai gmbaran iteus paralititc
Bila.-terdapot perforasi, didapatkan gas-bebas di bawih diaphragma poda posisi
vertikal Klinis didapatkan peritonitis dan liverdullness yang ndatip:
,
- Kelainan Neurologi yang
.didapatlon
yaitu terdapat -tetalnair kesdaran yang
benrariasi dari detirium
Tryqt.ko*. Kadang*adang-didapattran oLit prl" y.rE
hebat fur dirtuga karena lisi-dari upper motor-neurorl-bercarryur lsi spinar
t
*rd a"i
sisem syaraf nrtonorn rfug ranc cutcup balryak te.,tapat paoa et"inan ini ,
paling tidak mempakan lrryi,,q
t
baglan dari phenomena neural rellek.
Didapatkan keluhan rasa sakit terutama pada dada, testis, paha demikian juga penrt
t-<etaimn pgda telinga dapat benrpa membrana tympani mlirgrami perrorisisainmi
r
kelainan pada alat dengar telinga tengah / dalam.

Pendaloksnaaa
Penatalaksaruan sanu pada penderita dengan traurna berat yang lain.
ry1ti
Penderita hanrs dirawat untuk observasi meskipun dia irungkin tioa*
mnipalipar*
pada awalnya.
F dmg- kadang tidak didapatkan tarda - tanda luka di luar, walauprm telah terdapat
kerusakan di dalamnya.

- .Pen&rita dipasang infus dan Nasogastric tube. Bila didapa&an bnda - tanda akut
abdomeq s€eerti nyeri tekan,- nyeri lepaq deface muscular, uisinj usus
melemah
segenr dilakulqn tindal€n pernbedahan
Pendarahan dari rectum.seqg
F.irdi tetapi bila junlahnya tidalc hnyak maka tidak
perlu tindakan pernbedahan.Antibiotik aapit aueri bila adi irdikasi.

Sebab - Sebab Ka naian


patologi binarang percobaan, edera diarami oreh panl usus
^^_n{apmqlsaal dan
ssP, kdang disertai kerusakan organ-aanm padat. organ p"*p.o" dan organ
dahm penrt paling sering terkena"
Kelainan nada si*e1 pe yang sering didapatkan yaitu padaralran paru
^
akut : 1npasan
biasanya bagian basal, bronihial, fracnea, .dphy*;* interstitiel,
pneumotrhorax dan perdaralun thorax
tadiri dari perdarahan - perda',han subserosa dan submucos4
-ced1,-usrg-y"ng
alatdalam yang berisi udara(hollowviscus;. sebagian penyelloft rnragdk;
ryrforasi
kematan auml karena kerusakan ssp, penderita miti arvai rriuri* Lru"puiedera

2t6
ringan pada pru atau ususnya. Keiusakan ssp dapat berupa, petechiar, perdarahan
dan pembengkakan otak.
Dengan naiknya t€kanan v,em yang mendadak, setelah tekarun pda
reserveir darah
veryui dipenrt' oleh gelombang tekana4 akan terjadi peqialaran
tir,anan pada vena rii
otak dil perdaral,n. reori terjadinya ru.ntu. d.an udara.
1u'u Adanya udara dapat
dibuhikan pada sisrem ercbro vest*tei
seu'alilu terjadi ledakan.
oni ui*uof6; ;.lri" posisi regak
Pmcegahon
. .
Janqan
lurl tesebut
ryl"k$*
dapat
peiryelaman didaeralr dimana kemungkinan
nd1 lcdlknn.
dihindarkan, gunakanlah pakaian perinaung dan perisai
Bila
lidak tubu1.
Keluarkan bagian badan sebanyak mungtin C.ii AAu*
berenang gaya punggung dipermukaan air.
d;tA,"t;
dengan cara

Xepu#okoan
l. Edmond C.S. Divingand Subaquatic Mediceni. t976. p.26t-273.
2' Pengantil ilmu Kesehaan Kelautan TNI AL. Jawatan
Kesehatan 19g3. p.140 *
t4l.
3. Samekto N. Dr. p'kulan Ledakan Bawah Air pada Dinding perut
r9?g.

211
SJ(H.AIM,il{GIAMN ljIN AIGAT PS{YTIAtlil

1. GANGGAAN P$YCHIS :
g.FPp. grnS8uan peikologi selama menyelam telah diketalnd dengan baih
anara lain :
a. Phoblcanxidy stata
golg normal, kegelisahan timbul pada kdaan bawah air dan dapat
-bed<omplikasi
^Pro,
dengan kecemasan bed€bih paaa snratu yang menaku*r" or"j*
Sb"t memuncalmya keoernasan an nngmran seian -te*enuc perdeiia
kemudian sangfi menjadi tahrt untuk menyelam kdalam air .Beberapa calon
penyelam mmgalami. hal ini meskipun se.belumnya telah m€ndkud
kursus
pcnyelaman tetlpj. dengan pendekatan yang dik akan mengurmgi rtru
menghitangkan gejala tersdnrt
llal ini dissut s€bagai "clau$rophobia' mumi suatu panolakan aau
pencegahan t€fiad4 menyelam datam air atau masuk ke dahn
chamber
.Syndrom ini sering tidak tedihat dengan selunrh bentulcnya dan lunya timbul
selma tidak dapat melihat se$afir misat menyelarn rnalarq gelap aau inurlretam
waktuyang lama.
HaI ini akan timbul segera begtu penyelam sadar al.an esolasinya dan
kehilangan kontak dengan grang atau uinoa -btr*"y"
-
benda .penyelam
menyelam sendfui tanpa melihat atau kontak physic dengan penyelam lain
.Dia
menjadi kaakutan berdebar, napas meqiadi cepa{ an perisaai m,rat paoa
da€rall
uluhati.
$emua keadran phobic anxiety ini dapat diobati dengrn tehnik - t€hnik
Desensitisasi atau Deonditioning Fitu diolgah sesuatu paUit lingkungan
yang menakutkan dan juga &ngan meiryelanbersama tim atau teman.
"aOaan

b. Acute orrcr reactive anxiety state ( pANIC)


Karena kecelakaan kecil sepcrti rnasuk k€dalam masker muka
,onng menjadi
panik dan berringkah yang tidak rnas* diakal. IIal ini mungkin
ioira sqdt hl
1rark
kepermuloan, hnpa mempertratikan tindakan pencegaha;
c. Illusion
Kesalahan menginterprestasikan rangsangan misalnVa penyelam lain disangka
ikan
hiu.
d. Rangsangan kejiwaan pada keadaan physiologi yang tidak normal.
Rangungan kejirvran pada seseorang pada lieadaan physiologis yang
tidak
normal ada kaitannp antara stnrktru tcpriuaoian d8n ieadafi rindrngro.
Beberapa kdaan tenna$* variasi dalam tdkanan gas mert t€kanan cdar"-o*
hypotenia dll. variasi type dan imensitas dan daratan reaksi mutai Aari-neuroi
sampai ke syndrome Corobral organik.

218
2. XEIATNAN XE IWAAN ( Pf'YCEOSTS )

- Msskipun
,beberapa psychosis s€cara otomatis menyingkirkan pemeriksaan
penpkit mungkin timbul pada waktu raenyelam :
-
penyelam ,

a. Histeria
b. Schzoprenia
c. Kelainanafrective
d. Dementi.
Kejadian dari penderita - penderita Fsyehiatry pada penyelam kira
lebih besar dibilding dengan populasi bukan penyelim .
- - kira 2 kali

3. CAASTICCOCKTAIL

pada penggunaan alat selam durgan kantung penupasan. sering


-. .Ft _ry1te{adi
dissut * Prruooocktail" ( untuk protosorp ) d8$ * soda cocktaif quntutrsooasorp
).
Perencanaan air @a peiryenap co2 baik atcibat pengernbunan nnuupun akibat
kebocoran
-sehingq
air rmsuk pada penyerap c0; menycbabkan rerbentuknya
lannan Alkali. Bila laman ini memasuki pipa pernapasarE mafta ie akan terhisap atau
tertelan dan mengakibatkan treral oengan kernungkinian perlukaan dari
mulut, kemngkongan dan pary. Luasnya luka tergantung {iaii junrlah kadar dan
peryebaran didalam tubuh.

Pengobotan
Dulu dilalrukan dengan mencuci rrurlut dengan cuka atau laruhn asarn lainnya
untuk menetralidr larutan alkali. cara pengobatan te$aik rnungkin mencuci mul-ut
secara spat dan berulang kali dengan air tawar atau garam untuk mengeluarkan
Xryg m€nqlibatl€n perangsangan. Setiap gejala pernapasan dln gejata
benda-benda
dari uns k il diobati oleh petugas medis.

4. G/lNccAAN FANGSI RAEANG

Penyelam pernula seringkali mengalami ketakutan di air, rerutama yang


-berhubungan dargan persediaan sumber udara nfipasnya. Akibatnya, rnouttr iicci
durgt dengan ent . Hal ini akan mengakibatkan ketegangan sendi di antara
sering
tahang atas dan raharg bawah. Kelainan ini dapat di ikuti ?.ngan Arttuitis yang
dise,rlai nsa satit dan perlumkan di daerah sekitar telinga.
Komplikasi lain berupa kekejangan otot rahang, tak bisa membuka rnulut dengan
-
lebar danjuga rasa pusing ( vertigo ) atau xasa berdengrng di dalam telinga

219
Pcngobato n
. Kelainan ini dapat disembuhkan mengjarkan penyelarnan agar santd saja di
-oleh
baurah air. Kelaimn yang menetrap atau uerutang-uiang dapd dipatern
penyelaman. Penyebab tainnya seperti morthpiece png falalu keAi terlalu larna
berada di air dingh atau menggunakan peralatan yang llarus diangtat secara vertikal
atau ke ealah satu sisi mulut perllnlam lnrus dihindarftan Madrer oronasat atau png
dapat digunakan apabila kelainan menetiap.

S. CEDEMSYAR/IFBAHA

Kelainan ini temama didapatkan pada penggunaan alat selam $andad dimana
b€ban dari helm langsrmg dipikul oleh bohu dan hrlang-tulang lehc. Di bau,ah daeratr
ini terdapat jaringan persy-aratan yang lus yang berjatan arti totrng belakang d€ratl
leher ke otot dan sendi lengan Kenrsakan pada jaring;an syamf terseoilt uisa
disdabl€n oleh kesalahan meletakknnbeban helmet pada berat atrnu satah nrcletaklsn
bantrlan diantara ldrer dan bahu. I*bih mudah t{ad Aiatas air dimana faktor daya
tarik bumi berperanan penting dengan demikian prr,wt"* pengganti sangat ,ooit,
ter*ena oleh kelaimn ini.

Ganbaron kllnjs
Penganrh yang t€rjadi bisa menetap atau bersifat semenlara Perasaan tertusuk-
tusuk dan perasaan tfbal_ di daerah lengan dan jari-jari tangan sering didapatlon pada
kasus yang rfurgan Kasus yang berat dapat terjadi -kelematrin otot aaupun
kelumpuhan pada daerah yang mendapat gangguan sdraf dari syaraf t€r*ena

Pengobdott
Jangan menggunakan alat selam yang mengakibatkan kelairun tersebut dan
lrt,rk " fisiotenpr benrpa latilun menggeral*an-otot sampai semu gejala hilang.
Penempatan bantalan socara tepat dapat menghindarkan terutingwa kelainan

6. SAXIT TEPAI-A

Hal yang amat sering terjadi tapi amat jarang dilaportan. Untuk nrenentukan
penyebabnya tergantung.dari yang teliti baik terhadap penyelam rmuplm
ryryeriksaan
alat selamnya, serta anatisa dari riwayat penyelamarq kemurnian ddir" da" ,*ugrii y"

220
Pmycbabyang *rfltg ditemulun adaloh :
d< I&tcnngan lyaref
Reaksi ffsiologis yang sering didapatkan pda penyelam pemula karena stress
menghadapi ruasana di bauah air .

{< Brrutrrumt rlnur wrktu turun


fuing nr€ngenal sinus di atas mata sehingga rnenyebabkan sakit kepala ber
-yang
denyutdenyut. Dapat beikurang dengan naik ke permukaan. Rasa nyeri di
sebabkan tcrkenmp sinus png lain dapat terjadi pada gigi atau di belakarig mata.
lnfelcsi sinus a$n menyebabkan nasa sakit rJalarn 4 - 14 jam setelah menyelim dan
sering disertai adanya fuf€l$i saluran nafas bagian atas sebelumnya.

{< Dingln
Menyelam di dalam air dingin dapat menyebabkan sakit kepala berdenyut - denyut
pda orurgyang peka Kadang - kadang rasa sakit juga terdapot di belakang kepata.
crejala bisa oepat terjadi mtelah masuk ke dataEn air yang dingin atau bisa-semakin
hebot bila menyelamnya terlalu lama, dan hisff menetap hingga beberapa menit setelah
-nencegaiunnya
keluardari drh* Penyebabnl'a ticak dikeaahd. dengan
"t
mengunakan penutup kepala agar tetap lrangat.

* Aspinsiairasin
sakit kepala yang disebabkan menelan air asin ini bisa *.r::rjadi dalam waktu 30
menit atau l€bih dan s€ring disertai dengan nyeri otot crur menggigil. Dapat
dipe6erat oleh kerja dan terlalau lama trcrada di dalarn air dingin.

{< Maslrer yrng terlelu ketat


Pahng sering terjadi pada penyelam pemula yang mengikatkan
maskerrya tedanpau ketat. Pengnruhnya langsung oleh tekanan dari tali tersebut
dar akln m€oingkat &ngan makin lamanya penyelaman. sakit kepala ini at<an
hilang dalam rvaktu I - 2 jarn setelah rnasker dilepas atau diperbaiki ikntannya.

* Kerrcunrn gm.
Keracrmsn $atu gas akan menyebabkan sakit kepala yang khas.
Ksbordbksida mensakibatkan sakit kepala yang biasanya yang terjadi bersamaan
dengan meninglratkan tekamn panial gas tesebut, atau akibat penurunan tekanan
parsiel gas secara merdadak
sifat bcdcnyutdenyut, berlangsung bebcalpa jrun, diur tidak dlpat di
hihngran dcngan cht anti mkit kepala. sakit kepala bis* juga merupakan salalr
Ttu geiala dari keracurun oksige4 ka$on monoksida, dan beberapa jenis gas
lainrrya.

221
PelVrklt dckomprul drn brmtraumr prru.
sakit kqta
merunofan gejala yang adryatlcan baik dari penpkit dekompresi
-disebabkan'oleh
ylng men]€rang otak dan juga pada emboli udara. Biasaiya
$"t" gelembtrng gns dalam jarfuryan otah dan karena mfNd;Sahya
dalam sttstnsn syaraf pusat.
teJsnan di

Biasaryn terjadi dalm beberapa menit semaktu naik kepermukaan dan hal ini
rrcnuqiukkantahum gelembung terssut t€rdapat di dalam irimn ce.lata lsin
dari
gangguan otak atrau garyg-m" kesadarur jugE akan ditemukan
-akan SaUt Lepata ini
*al menetap sehma. b*erapa minggrr tetapi dapat o*gao *put
dihilangran terapi rclcompresi. Kelffi ini menunlrkkad-u.rr*. keadaan
kesehatan penyetam ti!g{ begitu bailq mmun demikiai sakit kepala
ini sering
dapat dioegnh araupun diobati dengan menghisap 100% ohsigen

Migrdne
yang sring menderita migraine dianjutan untuk tidak melakukan
-kegiahn
-orang
penyelama4 atau mm)€lam Oengan s4rrgat hati+at! oteh
karena
linghnganhuah airakan dan-mempeirnt serangan
.lul-lainnya
- -**po
migraine dapat diannti oleh sakit k€dh yang disd;i*an oleh hal-
yang dibicarakan daram fasat ini. Bila
ierarrier;Io s.naryan migrain€,
rytta penptam berada datam-bahaya oleh karena t<emforgkinan i.rg*ggurrlo
fu ncsi otak seryrti gangguan *esadaraq persepsi, aktifi ta;
- otoq puyihiir,i"r
mlntah s€iumlah penyelam
T-tta
dibawah air.
mengptami serangan ndgain; i*g
p.n nru
riwayat kerrurga sering didapatkan adanya salah seorang anggota
, Dalamyang
-keluarga mandaita migraine, dan ini sariat t**uroto -diafrsa.
fenoegalnn reftaik rg+ f"tloTg muryeranr, ata--u 3angs" menyeram paca
!*d*l tertentu seeerti air dingia Gracunam ot eigen ;r",fr; l"rdooAiorciO".
peny'elaman seperti hubrmgan ieoeno cr"r perrr"la* t"i"
1.ry{*trgteknik
lgq qi fbrddy tine"), penukaian jata petamprn; d", s.bd;;rt
diaqiurlmn.
,aogrt

Lein-laln
Masih banyak paVeba-b.
$1yang danat mengakibarkan saldt kepala pada
rytyllam seperti minrm alkohol berl€biha4 aed& kepala sewaktu iuiL, aau
silau karena sinar matalrari

7, 8 IDROfrI/l S&VU.S CAROTIC IN :


BllT selam yang tol"\t senrpit dapat menekan arteri karotis (sinus karoticus)
.
daerah lelrer, tenrtuna bqfur selam model ..pullover'. r*anyars]rn penyelam
di
alan
memsakm tidak enak di daerah l$*y. ain at<an.engguriting t&-uaiu setam
tenebut
ftl* eejata reriadi. cejalanya bisa benrpidenyui
tekanan darah rcndah ataupun pingsan lraima te*amnnya
*di hit-uraot
,nJri rcrr*ot. Kadan;:
kdang terjdi disorcntrnsi dan keracunan mentil. Kelainan ini dapat di cegalt
dengan tidak menukai baju selam yang bcrleher terlalu sempit.

& CEDER/I NENA PROPELER (bagi*n-basian) :

Di gunakan kapal yans menggurakan motor untuk pengawas penyelam dan


adanya penplan di sekitar, menimbulken bahaya cedera pada penyelam karena
ter*ena plopelter. Babaya ini akan diperterat dengan bunrknya penglihatan dan
lurang dapahya melokalisir uara dibarryah air. Walaupun stura mesin dapat
denpn mudah terdengar, akan tetapi gelonrbang suara berjalan sangt ccpat di
dalam air sdtingga rnenp*a*an untuk nnenentukan letak sumber suara dengan
tepal Biasanya penyelam akan terlambat menyelamatkan dirinya disaat ia sudah
dapat melihat g€ralran lspal.
Pengdatan tefiadap luka robek akibat terkena propeller ini sarna saja dengan
pengobatan alcibat serang& hiu, yaitu rnenghentikan pendarahan dengan
msmasang pembalul, turniket dan sebagainyn. Kadang-kadang perlu pembedahan
bila tedapat kenrsakan syaraf, tendo, atau pendarahan hebat. Pencegahan berupa
rnngmantan propeller dengan menu$ang pelindung di sekitamya, tanda-tanda
atau hrdera yang jclas dan dengan rnuciah dapat dilihat, dal tidak melakukan
penyelaman di dsah dimana banyak kap*l berkeliaran"

Kepustokaan
l. Edmonds C. S Divingand Subaqu,atic Medicine 1976, p"302-310
2. Pengantar llmu Ksehatan Kelautan TNI-AL Jawatan Kesehatan l983.Hal.l42-
t46.

223
BAB VIII

ffNM FHffiH^AilAffi Mffi TNffit MtrMN'

1. TABET DIKOMPRESI PENYNLAMAN DENCAN UI'ARA

2, TAEEL I'EKOMPRESI SCUBA CAMPURAN GAS


3. TABEL DEKOI}TPRESI PENYELAMAN SSBA HELIT'M.
OKSIGEN

4. PENYEII\MAN SATURASI DENGAN NELIUM.OIGIGEN

225
L MffiLOffiMMffiECN@ANUOARA

I. DASAR PROSEDAR DEXOMPRESI

Bila penplam udara kering bertekanan tinggi sebagai media


pem4asan untuk menyelarq maka semakin dalam dan semakin lama dia
mcnyelam akrn scrnakin banyak gas*gls tcmbsrn (grs nctrogcn) ynng lsrut dnn
dithrbun dalan jaringan-jaringan tubuh penyelam. Diperlukan prosedur tertentu
unh* naik tepermtraan agar grs-gas tadi dapat dikeluarkan dari tubuh unpa
membahayakan pcryelam. Menurut Dr. J.s. Haldane tekanan yang diatami
penyelam dapat dituru*an dengan cepat meniadi setengahnya (ratio 2:l) tanp
menimbulkan gangsuan yang berarti. Berdasarkan konsep Flaldane tadi
disusnlah tabel dekompesi untuk bercnacam-fiacam kedalaman dnn waktu
penplaman dengan tetap berpegangan pda rasio 2:l dimana dari kedalaman
tertedu penyelam boleh langsung naik dan berhenti beberapa menit pada
kedalaman tertentu yang tekanan absolutnya setengah dnri tekanan awal. Tempat-
tempat pembertrcntian tadi disebut stasiun dekompreei (decomoression stop),
sedangtan cara naik ke permuknan dengan krhenti pada stasiun-stasiun
dckompresi dis*ut prosedur dekompresi

2. MACAIT-MACI4hI TABEL DECOM PRESSI


Di linghmgnn pcnyelam angkatan laut Amerika $erikat dikenal bermacam-
macam tabel dekompresi udara, misalnya :
a. Standard AirDeompression Table.
b. No Deomprcssion Limits and Repetitive Group Designation Table For No
docompreseion Dive.
c. Surface Docompression Table Using Orygen.
d. Surface Decompression Table Using Air.

Tabel-tabel de;kompresi di atas disusun dengan ketat tanpa faktor keamanan.


Pada peqdaman tanpa dekompresi di anjurkan untuk mengurangi Bottom time-
nya 5 rrrcoit dari bntas/limit bottom time tanpa dekornpresi, sebagai faktor
keamaran gum rmcegah penyakit dekompresi.
Unn* nrcmahami pengguraan tabel dekompresi dalam perhitungan prosedur
dckomgesi polu dipakai beberapa macam istilah-isrilah dan diagrarn{iagram
penlrclarun seperti ini.

226
3. DUGRAIT PENYEITLtr&4N - DIVE pROnLE

Adalah diagrnn yang mengpnrbar*an penplaman sjak penyetaman tunn


(desoent ), selama didasar, mulai bercrung naft rcpermutain tiingF
sampai
dipermukaan P& palyetam utang (r€petiti\€ dive) dilqtal istilahsmktu istitalat
dipermukaan (surfa€ idenal time), yang dihitrmg sejalc penyetam munctl
dipe-rmukaan sarnpai penyelam mulai menyetam raescino
berikutnya.
bda
penyeraman

Ivlacam-macam diagnampuryelaman :

o Diagom perydonan tungal tanpo d*ompesi ( No D.Diw )


Gambar l. Diagram peqelaman tunggat tanpa dekomprui.

D =Deplh = Kdalamrn, fcst (nrcter)


Bt =Bottom Time = watffi didasar
=A'C'(menit ).
V =Kecepatan bereirang naik di

f:i"..' feet/menit

Kdzrangaa :

Dihiumg dari kedalaman tgrdatam pada sutu penyelaman dengan satuan fet
at'u m€ter. kda diagram-
$ lt"r nampak penyelam tersebut
kedalaman1angdilahilwmya aOataiU iea ( meter)
mdyehm a, b, c,
- 1*4
petllelam mulai tum knt I sampar panyelam-trndai
( uerenang-naik
- kepernukaan ( asent ) dengan satuan rnenii t e,Cil
Kece?atan bercrnng tunrl dan naik sanpt bervariasi t€rgsnnmg kemampuan
penyelam melakukan cqualisasi (adaptasi terhadap penrUat
an tA.inan ), dduna
kecepatan trtm rmximum T5 lbet permenit oait teoepatan mn udar
uorcn
mel&ihi 60 fe€t per menir ( lS maer per menit ).
-
+{lah lama penyelaman png dihitrng sejak penyelam berenang tunr&
qi-dasar, sampai penyelam ruutai mencapai
-p."nutor" selama
hdm perr:,itrngan
dekompresi adatah waktu di dasar, bukan tinar wanr pen5rcrarnan

227
b. Dlagon penydoman tungga! dengan delrompresi

Gambar 2 Diagram penyelaman tunggal


dengan dekompresi.

S = Decornpression stop (stasiun


dekornpresi )

T= I-anna dekompresi pada S. prosedur


dekompresi = D/BT

Ktunngan :
a. sx -,--, s9, s6, s3 adalah stasiun-stasiun dekompresi pada kedalaman -
kodalanan x met€r, grnster ( 30 feet ), 6 meter 120 feet 3 rneter ( l0 feet
), ).
b. tx ....'., T9, T6, T3 adarah rarnanya penyctam turus berrrenti twaktu
dekompresi &ngBn satuan menit I pada stasirin *stasiun dekompresi
tertentu
(Sx, 59, 56, S3 ).
c-. v = Keoepatan berenang naik kepermukaan yaitu 60 feet per menit.
d. Dekompresi penyelaman pada ke<iaraman D ieet, selama gt menit mengikuti
"prosodurF p
BT

c. Diogran Penydonan Alang

ni!
f.lr
tl I

8?rfl

Gambar 3. Diagpm penplaman utang.

Xdcrongan ;
SI - Surrnoe lnt€rval.
SII > l0 menit sampai a 12 jam , II = penyelaman ulang.
S2 < l0 rrenit . III = penyelam tunggal.
BT = Waktu didasar semu - equivalen singl-e dive tirne

228
4 MACAII - MIICAM ISTIL/|H PENCERTIAN
A. WaHu Istirahd Dipermahaan = Surfau lrtenal ( $ )
Adalah uaktu ( istirahar ) di antara dru penyelam, yang dihitrmg sejak
penyelam meyelam mencapai pe.rnlrkaan pada penyelam pertsma sarnpai
penyelam mulai berenang turun pada paryelamanberikutnla :
l) Bila SI hrang dari 12 janL maka penyelaman l€bih dari 12 janl naka
penyelaman biasa ( penyelaman tunsgal )
2, Bila sI kurmg dari. 12 janu mata penyelaman kedua nw'pokan
penyelaman ulang, dimana waktu didasar puryelarnal ulanglrla rhpat
dihitung dengnn nrmus : BT' = RNf + BTII, dimam : BT; = Wai,fi
didasar semu penyelaman ulang ( equivalent single dirrc time
).
RNT = Residrultimenitlogen
BT II =
Bottom time nyata atau rmktu didasar yang benar-benar
dilah*an padl penyelaman ulang BT' merupakan waklu disar semu pada
penyelanan ulang rng tunla digunakan untuk perhitungil - perhituigan
prosodur delcompresi puryelaman ulang.
:) lifa sI kruang dari l0 menit ( puryetaman ke III ) rnaka penyelaman kedru
buksn penyelaman ulang tetapi merupakan penletaman tinggat dengan
perhitungan ( lihat gambar ) :

Gamhr 4 Diagram peiryelaman tunggrl dengan SI hnang dari l0'


Keterangan :
RNT = BTI
D = DI atauBTII
BT =BTI+ BTII
Jadi pada penyelamankduaberhku : D = DI
BT' =BTI +BTII

229
n ncsdduat N&qrcn dan Reddaal Nitmgen TIme ( RN don R. l'{T }
Walaupn ndah nenggunakan prosedur yang benar, setelah menyelesaikan
penyetamaturr dalam trsnh puryelam masih terdapat sisa gas nitrogen { residuat
nirogcn ) dalam jumldr yang tidak membahayakan . $isa gas nitrogen tadi setelah
12 jan dipermukaan diangFp bersih dari tubuh penyelam, karcna dikeluart<an
lcurat dara pcrmposan. Bila sebelum lewat 12 jarn dari penyelaman akBn di
lalilkan pffi$anan kedrr4 maka residual nitrogen tadi belum semuanya dapat
dikelua*an &ri tubuh penlelam. Ini berarti saat penyelam mulai penyetamnn
ke&u di dahm tubuhnya sudah terdapat (nernbawa) sisa gas nitrogen yang
berasal dari peryclanan pertarna.
Dalam peftitungan prosedur dekomprcsi untuk pcnyclamnn kcdua
(penyelaman uhng ) sisa gts nilrogen trdi hsrus diperhitungkan sebagai Residual
Time Nihogen (RNT = waktu sisa nitrogen ) dengan menambahkan NRT tersebut
pu{ botton tire penyelaman kedua. $ehingga prosedur dekompresi yang
diJahkan @a puryelaman ulang tersebut memadai untuk mengeluarkan gai
ni$ogen png bcrasal dari penyelaman peitsma dan penyelaman kedua dari tubutr
penyclam. B€sarnr NT dapat dihitung menggunakan Residual Nitrogen Time
Table for Rcpefitive Air Dives.

C, Xerunp* ( grup ) pnyclanan ulang . { Repetitive Group Designdion )


Adahir sekelompok hrnuf tl6 hun$ pada tabel dekompresi yang
menggamhdon besamya sisa gas niuogen dalam tubuh p*:lyelam selama 12 jam
s€srdah penyelaman selesai .
Grup penyelanm ulang ( GPU ) dapat dibedakan menjadi dua. yaitu :
l) GPU yang menggunba*an sisi gas nitrogen ( rcsidual nitrogen = RN ) dalam
tubuh penyelam setelah dia mencapai dipermukaan pada penyelaman pertama
dan muhi bcri$irahat digambarkan sebagai GPU lama,
2l selama penyelam bed$irahat di permukaan sebagian sisa gas nitrogen daram
tubuh paryelam dikelu*an lewat udara pernapasan. setelah selesai
berislirahat dipennukaa& gas nitrogen dalam tubuh penyelam digambart<an
sebagti CiPU baru.

- -'E|.uta.
-l
\
l
trt
D
Crambsr 5 . hrhmgan antua : GPU, Residual Nitrogen , R.NT dan Equivalent Single
DireTime.

230
Kcterang;an :
| = Penyelamanpertama E = Residual Nitrogen
II = Penyelaman uhng
m = Penyelamanuhngtunggal E
= RN yang dikeluarkan di permukaan

RNI = ResidualNitrogenTime BT=RNT+BT II


BT = Equhaalent Single Dive Time
D. Skgle-Rqailfue Dtve ( patydanmn ulang tunggal
)
Adahh penyelaman tunggat semu I t*V, dalam bapngan untuk
menggamborkan sratu penyelaman utang dargan-bottom time
)
simu-so*ar nrw
dan bottom time nyata penyelarnan ulang-.

S, BEBERAPA FAKTOR YANG PERLA DIPERHANTAN


DAI.ATI|
PERII I T(NGAN PROSED W DEKOM PRESI :

a. Keceptan berenang naik kepermulaan .


b. Penentuan prosedur dekompresi
c. dekompresi pada strasiun dekompresi krtentu .
_L-ama
d. Keadaan -keadaan ekstrim padapenyetaman ( Exetional Expure )
e. Penyelaman,rlang ( repetitive Oives)
f. Dekompresi dipermukaan ( Surface Decompression
o )
b. Diving Recording.

Yarind lcuryaan berenong noik


l. Kecepatan berenang naik yang normal adalah 60 feet permanit ( lg meter /
menitf lita menggunakan. tabel-dekompresi dengan udara, atau'25 feet per
menit bila meirggunakan '
tabet dekompresi dengan*oxygcn.
-
2. Penlmpangan kecepatan naik
Penyimpangan keoepatan mik akan mengakibatkan penyimpngan
uaktu
quk (asocnt time ) yang hanrs diperfiitungkan
contoh : Penyelaman pada 140- ftet d.ns* stasiun delromprui p€rtarna 20
feet' $aktu yang dibutuhkan untuk mencafri $asiun 20 f€et '
kecepatrn -kecepatan naik :
i;du

(a) Norma$ ascent tim€ = l4Q - 20 = menil

O) 30 feet per menit ( tertalu h*ff


), ascent time
140 -20 =4 menit, penyimpanganasenttime = 4 _2= 2
30 menitterhrnbat
(c) 120 feet per mqdt ( terlalu c€pat ), ascenttime =
140 - 2Q = Imenit,penyimpanganasc€nttime =2_l= I
120 mcnit terlslu aepat

23t
3. Tergantungjenis penyelaman danjenis penyimpangan kecepatan naih ada
beberapa kemungkinan perhitungan kompenmsi penyimpangan keepatan naik
yaitu :

a. Kecepatan naik kurang dorl kecepatan nornml ( terlanbat )


Tergantung kapan (dimana) terjadinya keterlambatan naik, ada 2
kemungkinankompensasi :
l) Keterlambaan terjadi sebelum kedalaman 50 feet.
Kompensasi tambahkan penyimpangan ascent time pada bottom
-:
time unh* perhitungan prosedur dekompresi.
2) Keterlamhtan terjadi sesudah melervati kedalaman 50 feet.
Kompensryi :
tarnbahkan penyimpangan asc€nt time pada waktu
dekomprci yang dibutuhkan distasiun dekompresi pertama.

b. Kecepatan natk lebih dari normal ( terlalu cepat )


I. Pada penyelaman tanpa dekompresi.
Kompensasi : berhenti pada kedaraman l0 feet serama penyirnpangan
ascent time
2. Pada penyelamandekompresi .
Kompensasi : tunm kembali sampai l0 feet dibawah stasiun
dekompresi pertama dan berhenti selama penyimpangan ascrnt time-
nya.

B. Penentuan prosedur
l. Tabel dekompresi disusun untuk setiap kenaikan kedalarnan l0 feet, dan setiap
kenaikan waktu di dasar l0 meni! oleh karena itu bila kedalaman dan wanu d-i
dasar yang dilalrukan pada suatu penyelaman tidak tercamtum dalam tabel
dekompresi, pilihan kedalaman dan waktu dasar dalam puluhan terdekat yang
lebih besar.
Contoh :

2. Dekompresi ur[uk penyelaman 93 feet selama 29 meni! di sebut mengikuti


prosedur dekompresi 100/ 30 ( - Dl BT ).

3. :Bila selarna penyelaman penyelam sangat kedinginaq terlalu lelah karena


beratnya pekerjaa4 dekompresi yang dilakukan rnemakai bottom time
setingkat lebih tinggi dari yang sehanrsnya dipakai pada penyelaman normal.

Contoh : D*ompresi untuk kedalaman 166 feet selarna 26 mcnit :


a. Keadaan normd mengikuti prosodur lT0/30
b. Penyelam kedinginan /terlalu lelah ikuti prosedur dekompresi L70/ 4a
c. Waktu ( lama ) dekompresi pada stasiun dekornpresi tertintu :

232
l) Pengertian uafttu dekomEesi : adalah waktu ( lamsnyl ) penyelam
harus berhenti unhrk melalokan dekompresi podfl srasiun dekompresi
tertentu, dan dihitung sejak poryelam tiba pada Saeirm dekompresi
tertentu sampai meninggalkan stasiun dekompreei tersebut
2> lvaktu untr* naik (ascent time): adalah nalrtu png dib'utuhkan
penyelam untuk naik dari kedalarnan tertentu safirpai ketasiun
dekompresi tersebut. Perlu diingat bahua asoent time tidak termasuk
dalam waktu dekompresi.

4. Keadaan - keadaan ekstrem pada penyelaman ( Exoeptioml Exposures ).


Tabel dekompresi sudah disusun dengan mempedratikan batas
kemampuan penlrlam dalam mentolerir tingginya tekamn partial gas
ninogen, temperatu yang dingr& daya trahan pmyelam rmtr* metatcr*an
delompresi dan lain-lainnya Pada tabel dekompresi Angkatan Laut
Amedka, exceptional exposurp digambarkan sebagni ertr€np €xposur€
(penyclaman,efts,trem) yang diberi uarna merah yaitu penyelaman p*a
kedalaman 250 f€et selarm 120 sampai 2,10 menit, dan pada terlatiman
300 feet selanra 90 sampai 180 menit. Penyelaman ekstrrem ters€but hanya
dilakulgn peda keadaan darurat atas iiin / perintah pimprnan tertinglgi
operasi penyelaman.

E Surface Dempresion ( dehonpresi dipemahaon )


Untuk memperpendek waktu penyelam di dalarn air serta menghindari kedinginan
t.nauptln bahaya {ahaya lainnya, dekompresi dapat dilakukan dipermr*aan *r yaitu
di dalam recomprcssion charnber baik morggunakan oxygen maupun ucara
bertekanan tinggi. s€bqliknya digunalqn orygen untuk dek6rnpresi diienntkaan.
Jangan melakukan dekompresi dipermukaan untuk penyelarnan etstrem oan
penyelaman ulang, karem sampar saat ini belum ada tabelnya.

F" Penyelaman ulang (rcpeiitlve Dive)


Adalah penyelaman yang dilahrtan sesudah t0 menit sampai dengan 12 jam
setelah penyelarnan s$elumnya .
Keadaan{readamr khusus :
l. Peayclaman yang dilahrkan kurang dari l0 menit sejak penyelaman
sebelumnya bukanlah suahr penl'elaman ulang.
2. Bila penyelam ulang dilakukan pada kedalanun sama atau l€bih besar dati
penyelaman sebelumnya,ada kemunglrirun Residual Nitrogin Tinre-n1.a lebih
besardad bctom time penyelaman sderumnya. pada keadaan oemitriin nx'r
dianggap sama dengpn bottom time panyelaman sebetumnya, berarti
equivalent single dive time-np dalah sanra denganjumlah bottom-time kedua
penyelaman, atau : BT' = BTI + BT2.

233
G. Dive Recor&ng
Pada semua penyelaman harus dilakuhn pencflratan yang teratur
menggunakan Dive work sheet (embar kerja penyeliman karena trat ini
) atan
memudahkan perhitunpn prosedw dekompresi.

6. PENENTAAN BATAS MAKSIMATI BOTTOM TIME ( WAKTA DIDASAR)


PADA PENYEI./IMAN TANPA DEK0M PRESI

untuk pertitungan
Sra; rytsimum waktu di dasar pada penyeraman tanpa
dekompresi digunalsn tabel di bawah ini ;

NO-DEC{}MPNtrSSION LTIVIITS AND REPETTTIVE


GROUP DSSEGNATION TABLE FOR NO-DECT}MPRESSTON AIR DIVES

r'm eilto.dfrua..
tffi
hn r-
htlddlltl Itlttrflrta
tG ! tao lto D
r! lll ,o tro rco tal a5
|rrrgatltoliltnlla $ tt rct! ltt la lt! t.3 tll
et to ! (!
o ra t O tt tl lD lat ,tO tC llo lto
! tto t la at .O fO t I roD l1lo ld ltr lt llo rtt tlo
{ :(D t l! za I .o !o to D t@ rro rJo r:b |to tqt
l(ttoorO16An.On-mOlOto
st.'torlloatgtatot6n
roFltotalot3aat[
l'.oatctalqil.Gla.
nxrttotlr3aoet$
rat)r.!_ot!6e{tt r0 lt ilt
tid lo t fi,
rtitllollli
rlt0lll!
16tOltl0
rttl
raoll
riiar
iaac
r5 .t t
Tabel tersebut digunal€n pada penyelaman tanpa dekornpresi untuk :
a' Menentukan batas maksimum waktu di dasar kedalarnan tertentu schinggn tidnk
memerlukan dekompresi.
b. Menentukan gfoup ( kelompok ) penyelam ulang.
cantoh soal :
l). Pada kedalaman l.3B beberapa lama seseorang menyelam boleh penyelam
lee{
tanpa dekompresi dan tennasuk group apa
penyelaman.
liu aa akan mehkukan
2). Bila dia berada 6 menit pada kedalarnnn l3g fcet tcnnasuk group npil
ryla1na
jika dia akan melakukan penyelarnan ulang.

Jawab :Lihat Tabel:


l. Pada kolom ontoh pri!< gans vertikal ke bawah, cari kotom l3E fcet, tcrnyata
tidak ada sehingp dipakai kedalaman 140 feet :

234
No-Decomprcssion Limits.

@lfurg lqnan ). Dari angka l0 tarik garis vertikat keatas k€temu trunrf g
berartibilaakanmenyelam ulangdi termnsuk gmupE.
2. Dari kolom 140 fect ditarik garis horisontal ke hanan akan ketemu angka
bottom time 5,7 dan l0 menil Karena waktu dasar penyelamannya o nrcnir"
*"tg ry$ tabel dipilih bottom rime z menit, dari kanan 7 menit ditarik garii
vertikal ke atas ketemu huruf D, firrka bila akan menyelam ulang dia tennisuk
group D

PERHITaNGAN PROSEDaR DEK0MPRESI PENyEI/ltrAN TaNG&n


CONTOH SOAL :

a. Penyelaman pada kedalaman 132 feet, selama 4l menit :


l. Bagaimana prosedur dekompresinya ?
2. Termasuk grrp penyelaman ulang apa ?
ta*vb : ( Lihathbel di bawah ini : )
lll. l-.t
H bhE
hiar
artro--H
!t..ttotl.ttttr
tr
tg
ltl
thrt F
-t

14n D
r0
ll
l!
tro
tro
tQ
o
I
I
tao
.{o
t! o
I
Da! ll. la:lO .,
ao |ro ttr a4! I
E t!0 I !ttl .itt lt
ll rio aral4
tttlr
rtt o
rt l{ .l.rl ftzo
Itlrl !
s rao 'to tt.t llos I
tl
llc r! trl..lt
ta
In t
r€o tt ta a |.tD
rE t{
r.0
s
rr0
rfll _
_!Dl!ll.ttI
I tt t $ ttt|l.rr.' '.s
Ito
lrl{!
.tt t{' _! in .o l. a. ttl t.t tat t.to
trm !! !! f r(D tr. rtt r.t rat Irto
!a I It rG rrr ||t trl rtt lt5

-See No Decompeeslon TrHc fe rope$flvo grouDa


'Repelltlva dlvee may not lollow exefilonal eipoiure dlves

> Lihat pada kotom depth ( kedalaman ), cari kedalaman 132 feet, karena tidak da
maka ambilkan pada tabel tersebut ke dalam 140 feet.

> Lihat @a kolom kdalaman 140 f@t, kita cari dasar waktu 4l rnenit, karcna tidak
ada ambilkan waktu dasar 50 menit.

D Dekompresi yang harus dilakukan disebut proscdur 1401150.

23s
Dari kolom kedalaman 140 feet, waltu dasar ( bottom time) 50 menit kita tarik
garis mendatar kekanan dan ketemu angka-angka 6,24,44 dan 76.20 serta buruf o.
Dari kolom-kolom angka 6,24 dan 44, tariklah garis vertikal keatas , berturut-hrnrt
akan ketemu angka-angka 30,20 dan 10 feet yang menggambarkan kedalaman
stasiun dekompresi.

Ini berafii prosedur dekompresi t40/150 dapat dipenuhi bila penyelaman tersebut
berhcnti (mclakukan dckompresi) scliuna 6 menit pada kcdnltrnnn 30 fcct, 24
menit pada kedalaman 20 feet dan 44 menit pada stasiun dekompresi l0 feet,
lemudian boleh langsung kepermukaan. setibanya dipermukaan dia termasuk grup
o, waltu yang diperlukan untuk selunrh prosedur dekompresi dari kedalaman-l4b
feet menuju kepermukaan adalah 76 menit 20 detik yang berarti lebih besar
daripada bottom time penyelaman.

Seorang penyelam bekerja pda kedalaman 132 feet selama 4l menit dengan
lemperatur 5 "C, dia merasa sangat letih dan kdinginan karena pekerjaannya
arkup berat dan melelahkan Bagaimana prosedur dekompresi yang harus
dilakukannya.

Jawab:Pada keadaan normal dia mengikuti prosedur 140/150 ( lihat contoh a.).
Ksr€na suhu yang dingin, pckedaannya berat sctaiknya dia memnh;ami bottom
time yang setingkat lebih tinggi. Sehingga prosedur dekornpresi yang dipakai
adalah proscdur I 40/ I 50.

8. PENHITAT{GAN PROSEDAR DEXAMPRESI UNTAK PENYEI.4]}{AN


UT}ING
a. Ada 5 tahap perhitungan yaitu :
l) Cari grup penyelaman ulang setelah penyelaman pertama selesai ( GpU
lama)
2l Cari grup penyelaman ulang yangbaru.
3) Hitung Residual Nitrogen Tirne ( RNT ).
4) Hitung F4uivalent Single Time ( BT I.
5) Pertitmgan prosedur dekompresi penyelam ulang
b. Untuk perhitungan prosedur dekompresi penyelaman ulang digunakan :

t). Lembar kerja penyclaman ulang (Repetitivc Divc Work Shccr )


2). US Navy Standnd Decornpression Tnblc, untuk :
a)Penentuan grup penyelaman Ulang GPU (lanra ).
b) Perhitungan dekompresi yang harus dilakukan pada kedua
penyelaman.
3). Residual Nitrogen Time Table for Repetitive Dive (Tabel RNT untuk
penyelaman Ulang ) yang tediri dari dua bagian yaitu :
a) Tabel : Repetitive group At The Beginning of rhe surfrce Intenal"
}ang digunakan untuk mencari GpL baru yaitu gnrp pcnyetaman
ulang setelah selesai beristirahat dtpennukaan.
b) Tabel : Rcsidual Nirogen Time ( RI.II = nnktu sisa nitmgen ),
1ang digunakan untuk menghitung RNT saat pen5rclaman utang
dimulai.

Contoh prhitungan RNT ( Iihdbhel) :

setelah menyelesaikan penyelaman penama soorang penyelam tennasuk


group K dan sesudah beristirahat selarm 2 jam l0 menii dia metakukan
penyelaman kedua;

(a) Berapakal RNT-nya bila penyelaman ke dua ditarukan sampai


140 feet ?
(b) Berapakah RNT-nya bila penyelaman ke dua dilafukan mmpai 95
feet ?

Jarub ( Lihd tabd ).

l.
2.
Cari group K pda kolom hunrf yang miring kelcamnatas.
pari kolom group K ditarik garis mendatar k€lemn" cari surface
interval 2 jam l0menit, ditemukan pada kolom 2.04 2.3g.
-
3. Dari kolom 2.04 - 2.38 diradk garis vertilsl ke bawah akan ketemu
dua buah huruf F danangka mulai 61,47.....dan I l, dimana :
(a) HurufF menunjr*kan GpU barudan;
(b) Angk{-anglq 61,47 dan seterus nya menunjukkan RNT dalam
menit
4. Pada kolom repetitive Dive Depth cari kedalarnan kodalarnan :
-
(a) 140 feet, kemtrdian dari kolom l4!0 feet tarik g6ris mendatar
keadaan sehinggqterpotongan dengan garis ienical pada
angka 15, berdrti RNT nya = 15 menit.
O) 95 fet, karena ridak ada dalam tabel maka ambiltan kolom
untr* 90 feet dan tOO feet, tarik gnrisgnris nrendatar setringga
didapatkan :

(l). Untukkedalaman 90 feet, RI.IT = 24 nrcnit


(2). Untuk kedalaman lm fet , RNI = 22 menit
Untuk keamanan faktorkita dlih RNT 1ang knih besar
yaitu 24 menit

237
RESTDUAL NITROGENTIIUE TABLE T'ORR.NPETITIVE
AIR I}IVES
Diver following gurface intervale ofnrore thm i2 hours are
Not repctitive divcs. Ur6rcluil bottom lim€! in thc Slandanl l- rllb
016
Air Dccompreroion Tablo to comprle decomprcssion for
suchdives' ttr
9!9 tg
:sr c '
oro i:
-f
Jil'-
o 'S
rc- ltl,i3 !- raQ.
oto E
-f.- r qlo o$ tr rrt tg'
.'lF. , _, 0t lltt t.tt rf ri6
_.{r.e"- I l,.l ij: s f,:3 ?f l3 ;e ,ls
.nci" j^ -: H is $ r* tL$
^$s -:_ ru.E is l* tE i3lti lS lS il ta dS
F13
...cd 3ii il? ,ts
*"'*or- i* fr tr il H il lfr i$ lil li :i*
^: ii ?i i5 it i13 * ir,s afi !E
. ^: i{ q
. r. F$ H ifr is ls s # s l* its iE,!s '!E
H if fi !! ;31 li is u m ts is ir ;!8
_ : is Bt H it !E iE lfi n is # lil jfi ix,:: ,:s
' rs ri rE ?f :,1! u! tg iir t$ if8 tx *i li3 is ,H tifl
*{&:Ioir!I!|ilo,IocI^
rltanllt

rrtilit
Ft

i
ffi I o t I I l' t .a ,{ O , t O C r

* |i :l'fi tt .[ g *
I

,o HU
o
[i
rq) r rr ri g a i; $ E n tr
-t E'it i !! { - 6 ; r rrl a rr rr rr rr *
a a fi I.
rroXg$ilI!ii5F3niiii;
"$
'A J,!r !!b'tair E., lrt -- t; il; Ifr -t. -rlF ror! r!ra 16i rr
!a
.
i!

iirzo f!iiliiias
ii.nii!=Fruir'iiii:rit !ir:
ry
i3 :
I
rD rl r. l er ?! - A n i; r, rr ro I a
r. r i
rr rr D 2, F .. - i; il !t r. ro ! r r
r& o rr ed r. ai fi ;; fi o rr ro r, .I .
r

RESTDITAL NITROGEN TmES (MINUTIS


)
5. Dari contoh di atas dan dari table RNT dapat diambil kesimpulan
bahwa :
a. Semakin dalam penyclaman utang RNT sernakin kecil.
b. semakin besar arau (lama ) waktu istirahat dipcnnuknnn
, RNT
semakin kccil.

238
c. Bila kdaranan penyetanun urang tidak tqcanhun daram tabet
RNT, gunakanlah kedalanun lang setinggi t€bih kecil.
d. 9"+"\S*t : perhitrmg:rn dekomirsi penlii-arnan utang :
a) Dgt peweram I dan us Navy air- stinaaro Deooinpresi
table diperoleh :
l. Kedalaman=Dl = l42ferlt
2. Wakudidasar = BTI = 43 feet
3. Prosedurdekompresi I= 150/50
b) 1
penyelanun ulang = gnoup O
.Gm1p
Dari waktu istirahat dipermukaan dair tabet RNT diperoreh :
I . Surface interval = 2,3O ( 2 jam 30 menit
)
2. GpU sebelum istiralut = group O
3. GpUsezudahi$irahat =gFoubO.
c) waktu sisa nihogen = residuar Nitrogen Time (RNT ), rihat
tabel RNT;
I Kedalaman
2.
penyelam ulang = Dl I = l3g feet
GpU sesudah i$iratrat = group G
.

3. RNI = t9 menit
d). Equivalenr Singe Dive Time ( BT.)
l. RNT = 19 menit
2. Waktu didasar nlats = BT t I = 32 menit
3. BT'= RNT+BT ll = 5l mcnit
e) Dekompresi penyelaman ulang :
L BT' = 5l menit
2. Dll=128 feer
3. Dekompresi : sasiun dekompresi :
30 feet, 9 menit
20 feet, 23 menit.
l0 feet, 37 menit
4. Group penyelaman ulang : group Z

9. Dekomprcri dipemukran (Surface Decompneuion


)
Adalah srutu tehnik untuk melaksanakan dekompresi
dalam Rmmpression
chamber ( R{.]BT ) baik dengan oksigen maupun udara kering
untuk menggantikan
sebagaian atau keseluruhan
l"*g GfrarusnyaaUa[&an- E Orf"*
a. Keuntungandekompresi {$o*p5t
diparnr*aai :- "i,
;

I Mengurangi waktu penyelam berada di air, sehingga kodinginaq


kecerarsan
Dan lain-lain dapat dihindari,
2 Memudahkan
ryiryg"..na{ genreram brhadap kemungkinan rerserang
penyakir dekomprcsi bira ada gejala-gejala rerscbut
3 oapa,
Bila digunakan Oksigen waftu Aekomiresi Oapat Oi ffiand"-
ift,a
diobati.

239
b. Pelaksanaan :

I umum: Dekompresi dipermukaan hanya dipergunakan untuk rneraksanakan


dekompresi penyeraman tunggal yang memerr'fan waktu
dekompresi cukup
lrya' untuk penyeraman ekstgrn (exceptionat .*poru* di;.jd; penyeraman
ulang tidak boreh diraksanarran dekompresi
sekarang belum disusun tabelnya.
,iipr***r|-iu,"* sampai
Dekomprcsi
.orr{*on
dcngnn udnra kering rrnnyn d'nkukarr b'o
mungkin menr.atai oksigen, karena dekompresi airtrmu:riaan
dengan udara
kering memburuhkan- y-rktu..9.\"Ipresi dipermukaan d;_g."
mempersingkat waktu yang dibutuhkan ururik peraksanaan
otsi-gen
ieiompresi.
ffi
2. Peraturan-paxatunan yang hanrs ditaati pada dekompresi
dipermukaan
menggunakan oksigen :
a. Gunakan tabel de*ompresi dipermukaan dengan oksigen ( lihat lampiran).
b. Kecepatan bercnang naik :
l) Kecepatan naik dari kedaranran menuju ke stasiun dekompresi
perhtna,
$u. tTFl*g kepermukaan ( bila tidak diperlirkan
pemberhentian ) adalah 25 feet per menit.
2) waktu naik diantam masing-masing stasiun dekompresi dan dari
30
I menit.
feet ke permukaan adalah
3) Kecepatal rekompresi (rnenaikkan tekanan) dan dekompresi
(menunrnkan telcanan ) dalam RUBT
(a) Rekompresi sampai kedaraman 40 feet ditempuh daram wakru
30
detik.
ft) Dekompresi dari 40 feet kepermukaan dirernpuh dararn waklu 2
menit.
4). Wakru *j*flv:l?m berenang
ryt duri 30 feer, sarnpai ditekan pada
tekanan 40 feet dalam RUBT tidak boteh rebih d; 5 menit, yang
terdiri :

(a) 60 detik * waktu untuk berenang naik dari 30 feet sarnpai


permukaan.
(b) 3 menit 30 detik = rvaktu sejak penyelam sampai dipennukaan
melepas peralatan sampai masuk chamber ( tidak boleh
6bih dafi 3
Y, menit ).
(c) 30 detik = wakru untuk menekan penyelam sampai 40
fret daram
RTJBT.
5). selama dekompresi daram RUBT penyelam rurus tcrus menerus
bernapas dengan oksigen.
6), Bila terjadi keracunan oksigen segera reps masker oksigen,
dnn rubah
menggunakan. dekompresi dipermukaan uoota
rabcr
-
memperhitungkan waktu dekompresi yang terah ditempuh
tunpo
dengin
oksigen.

240
3. Penah'angentupn yang turus diraafi pada dekompresi dipermuicun
menggunakan udara kering .
a. Gunal€n tabel dekompresi dipermukaan menggunakan udara kering.
b. Kecepatan hT*g
naik menuju kepenn'kaan adarah 60 feet pei menit
Kecepatan rekorynresi (decent, tiitefan) dan keoepatan
dikompresi
(ascenl t€l€nan diturukan) dahm RLrBT adarah 60
feet permenir
c. waktu yang. dibutuhkan sejak penyeram berenang *ft
a"ri stasiun
dekompresstfoq.", menuju te peimutaa4 meldae peralaran, masnrk
datam RrryT
9q {tr,un sampai pemberheni&m d"d;dahm RLBT
tidak boleh lebih dari 5 menir

c. Perbandingan dekornpggi dalam air, dekomprui dipermu&aan


menggunakan
oksigen dan dekompresi dipennukaan r!€ngg,nrakar koiog
"dfi
contoh soal : soorangpenyelam mehrc'kan penyeraman sehma 62
menit
pada kcdalaman 136 feet. Tekanan dekompresi yaog
lian s dilrt.rk bila dia :
l. Melalcr*an dekompresi dalam air. "
2. Melalnrkan dekompresi daram RLJBT menggunakan oksigcr.
3. Melakukan dekompresi dalam RLIBT menggunakan oori Lering.
,Iawab:
l. Dekompresi dalam air :
a. Tabel yang diguukan oleh us Nary Air stadard Decompression Table
Qihat taUet ).
b. Prosedurdekompresiyangdipakai : prosedur l4}l 7A.
c. Dekompresi png dilaln*an :
l) Selama 4 menit, pada 40 feet
2) Selama 19 menit, pada 30 feet
3) Selama 32 menig pada 20 feet
4) Selarna 68 menit, peda l0 feet
d. Jumlah waktu untuk naik dari 13 feet kepermukaan 125 menit 20 detik
2. Dekompresi daram RLjBT menggunakan oksigen 1tihfi=ddd;peryelarnan).
a. Tabel yang digunakan : us Narry suwace oecompreiion irsing oaygen
(lihat rabel ).
b. Promduryangdipatqi : prosedur 140165.
c. Dalamairberhenti :
l). 3 mcnit, poda 40 fect.
2). 7 rrcrdt, pada 30 feet.
d. Dekompresi dalam yang dilakukan :4g menit pda 40 feet.
-RLJBT
e. Jumlah \raldu untuk naik dari irreeL sampai a*dmpresi dshm Rt BT
selesai adalah 70 menir
3. Delcompresi dahm RLjBT menggunakan udara kcring
penyelaman
Oil,at diagram
).

241
a. Tabel yang dilakukan : us Navy surface Decompression using Air (lihat
tabel ).
b. Prosdur dekompresi yang dipakai : prosedur 140/70.
c. Dalamairberhenti :
l) 4 menil" pada 40 feet .

2\ 19 menit, pada 30 feet.


3) 32 menit 20 feet, langsung menuju permukaan .
d. Dekompresi dalam RUBT:
l) 32 menil, pndn 20 feet.
2) 68 menif pada t0 feet
e. Jumlah waltu yang dibutuhkan untuk naik dari kedalarnan 136 feet sampai
dekomprcsi dalam RLJBT adalah t6l menit 30 detik.
Dari contoh tersebut di atas jelas bahwa dekompresi dipermukaan
menggunakan oksigen le,bih menguntungkan dari menggunakan udara
kering, karenabila menggunakan oksigen kering rvaktu dekompresi dapat
diperpendek diba{rdingkan dekompresi dalam air. Jika menggunakan udara
keringjustrumembutnl*anwaktu yang lebih lama. Ternyata pada contoh
tersebut dekompresi dipermukaan dengan udara kering hanya menglrcnti
kan dekompresi pada srAsiun dekompresi l0 feet yang sehanrsnya
dilakukan dalam air.

10. Dekonpresi yang tidah terlalesana dau terloksana tetapi manadai (omited
Deeunpression )

r
I

a .lllltrftr rl Hd .r.ri, ..l. ,$r.r {rb


t . t*dfial a.t. If Jra tdl.l a.F ii.l.t
tt .ah dl llr rn I &all.
-.t
| (I.arl6n, (trrrt

i
J
242
a Pengertlon
Penyelam yang mengalami keadaan darurd sering terpaksa mehkukel
pmsedur naik deng;an €pat lcepermukmn 6ESA=Emelgency swiming
{lent), sehingga dia harus mengabaikan dekompresi 1ang seharu$ya
dikerjakan. Dekompesi yang terpaksa tidak dikerjakan atau uaru dik€rj*;n
sebagaian (tidak mermdai ) disdut orniled Dooompression, uffik menegatl
terjadinya akibat-akibat yang lebih buruk (emboti udara atrau penyakit
dekompresi ) penyelam tersebut harus segera rekompresi dalam RLJBT atau
kalau terpaksa dapot dilal$kan rekompresi dalam air.

b. Keadasn,.leodaon yang numakv ddal( mdahsnakon


delemtpcd&ngoa beno:
t) cidera tubuh, misalnya penyelam diserang ikan Hiu, luta karena alat-
alA npkanik yang dipakai dan lain-lain.
2' Kehabisan rdara, terputusrya suplai udara dan lain-lain
3) Blow up pada saat menyelam dengan deep sea gear mengembanglan
pakaian selamnya agar dia dapat terangkat naik dari honp,n, tCapi Oia
gagal mengonbol tekarun dalam pakaian selarm)'a sehinggn jadi positif.
4) Kesalahan perhitungn prosedur dekompresi.
5) Keadaan-keadaan darurat lainnya yang mernaksa penyelam mehkukan
ESA.

Kesal{ry pelaksanaan produr dekompresi dilolangan penyelam


tradisional ltidak terdidik pada umumnya disebabkan kilena terioik tahuan
perhitungan proscdur dekompresi.

Kemangkidaa-kanungkinan lang futant pnyetnt bil4 frds*


mdalrsanalran de*ompresi dengan benar t,
l) Penyelam menderita Emboli rdara atau penyakit dekompresi :
Tinda*onnya:
segera melakukan rekompresi dalam RtrBT, obati deirgan tabel oksigen
yang sesuai.
2). Penyelam tidak mengalami gejala-gejala pcnyakit yang memalukan
pengobaun dekomprui
a.(l) Jika persyaratan - persyaratan untuk melalct*an surface
Docompression dalam RUBT t€rperuhi segera hkulqtr
rclompresi dalam RUBT dengan total dekompresi dipermukaan
mernakai oksigenkalar memaksa memakai udra.
(2) Jika persyarstan rmtuk melakukan rekompresi dalam air terpenuhi,
segera laksanakan.
Persyaratran tersebut anara lain dalan waktu kurang dari 4 menit
penderita hanrs sudah di rekompresi
@a tekanan yang diperlukan

243
b' Jika persyatafn dgkompresi dipermukaan atiau rekompresi
dalam air
tidak terpenuhi maka penyerarn-tersebut dianggap *"ru.rirvr.oo.,
penyakit dekompresi ringan .
frrdakan : segera_rahrkan rekompresi dalam RUBT dengan
ubel
pengobaan tabel 5 atau lA Jika selama ,etomprui pada
6O fsw
menunjukan gejara yang rebih berat dengan taber yilne
r.l*i.
d hosedur relonprcsi datam air untuh Onited De*ompresi
.berdasarkan
Rekompresi yang harus dirarrukan unt'k omited decompression
prosedur
adarah
-.dekompresi
yang seha*,rd ;t-i.k"ian sesuai
kedalaman dan waktu didasar y*g dihk-u,Lan oend; *L.ffi'pcruuarran
(lihat garnbar ).
l. tJlangi semtu dekompresi- yang seharusnya dilahrkan pada
strasiun dekompresi di bawah ( lebih dari I +b feet.
stasiun -
2' Dekompresi mulai pada stasiun dekompresi 40 feet dilakukan
berdasarftan waktu.dekompresi pada l0 fiet adalah
berhentilah sebagai berikut :
f menit, maka
(a) % t menit, pada 40 feet
O) l/3 t menit, pada 30 feet
(c) % t menit, pada 20 feet
(d) 3/2 t menit, pada l0 feet

Gmb: Omited Decompression

tcqrI
l:"
! ,.lo
I Ltt ls t..t til.La-
a I tah'-o
3raattIrse{lroltt
tq til.Er
| ,,. Art r ttlii , a-!a
lI. ll..tt0, jtl-
r.oi
lar-a-.tE
xrt,
fl
rI. t*!rlt. 5$- trq.rl- lnr
oa''n a;t

Jarak antara masing - nusing stasiun dekompresi di tempuh dalam satu menit
:

244
t mnurl M[ squEA@ts{InAru oA9
( Mlxed - Gas Scubr llcompruslon Tebk)

Pendahalusn
gas memungkinkan penyelaman dilakukan pada kedalaman dan
-Dcngancampuan
waktu di daqu yang lebih besar (lebih dalam dan l€bih iamal ouanaingran
penyelaman dengnn udan"
Tergantung kedahman dan waktu di dasar maka gas lembam (in€Nt)
]ang diabeorbsi
tubuh dapt melampoi nilai lcritis sehingga pada saat nait (ascent) Oipeil*an prosedur
dekompresi.
Pada penyelaman dengan campumn gas dikenal beberapa prosedur dan bebempa
tabel dekompresi sesuai jenis campuran gps dan peralatilr selam yang dipok;i.
Penggunaan tabel dekompresi tersebut mengikuti prinsipprinsip taU-+ Aimrirpresi
udrra kcring dengnn bcbcrapa aturan-aturan khusus.

o, Beberupa ttilahyong sedng dipakat :


l). Residud Helium (sisagasHelium = RH)
Adalalt jutnlah gas Helium yang masih tersisa dalam tubuh pulyelam setelah
penyelaman selesai.
2r. Reidual HeliumTime ( waktu sisa gas Helium = RIIT )
Adalah tambatnn sejumlah waktu dasar s€mu )ang hans ditambalrkan pada
walrtu dasar ( bottom time ) penyelaman ulang unhrk menggantikan sisi gas
Helium yang diperoleh dari penyelaman s*elumnya.
3). Excursion Depth dan Excursion Time
Pada penyelaman saturasi penyelam berada /
pada tekanan kedalaman
penyelam t€rtentu (
kedalaman saturasi ) dengan waktu dasar yang lama
sehingga tubuturya jenuh ( saturasi ) oleh gas lembam. Untuk meiat<sanatan
tugasrya dia dapatbergerak vertikal ke atas (Ascen0 atan k€bawah
tpescen0
dari kedalaman jarak terjauh antara kedalaman saturasi A"ngrni"tdi.
ftu3si:
ascenu descent disebut ke datarnan ekskursi ( Excursion dep,th). waktu l€jak
penyelam merftggalkan tekananaedalaman satuiasi sampsi tepat ;aat
penyelam mulali menuju kembali -disdt
ke kedalaman safirasi waktu
ekskuni ( exorsion time ).

b. Tabd Dehorrwrcsi Penyelnman dengan conpuran Gas (Mi:Ea-gas


Dec,otnprc#on Tdhlc)
Tergantung pada kedalarnan waktu dasar,jenis penalatan/tehnik penyelarnan,
^
tujuan penyelaman serta lsaalifikrsi penyetamannya sendiri difdd LeUerapa
facann tehnik penyelaman dengan srmpuran gas sehingga dikenal prla
bermacam-macam tabel dekompresi.

24s
Macam - macan t2be!deloryresl penyeiaaa;t :,bgan canpurun gos :
l). Mixed - Gas Scuba Dcoornpression
Helium - Oxygen scuba decomprcssion table
Helium - Orygen scuba deoompreesion table using orygen
_
flelium - Oxygen scuba no deoompression timi6 abii
Helium - o.xygen scuba residual heliurn time tabre for repetitive
dives
Nitrogen - Oxygcn scuba tnble.

2). Helium - O4ygen Surface- Supplied Decompression


Orygen Partial pres$re limits table.
Helium - oliygen partial pressure, depth percent table
Helium - orygen surface- supplied decompression tables
Emergency helium - oxygen decompression table
Emergency air decompression table,

3). Saturation Diving procedures


unlimited duration excrrsion tables and procedures for saturation
dMng. Standard saturation decornpression schedirle.

e Pdunjuk UmumPenyelanon fungan Conpuran Gos


l). Kadargasoksigen
Pengah'an pasok gas oksigen hanrs benar benar te[ti
-kebutuhan
-
karcna rcsiko
- dan sezuai dengan
terjadinya keracunan gas oksigen lebih besar
dibandingkan penyelaman dengan udara.

2). Penentuan prosdur dekompresi


Faktuor - fartor yang mempenganrhi pemilihan prosedur dekompresi
yang
harus dipkai harus benar - benar diierhirungdn dengan- matang untuk
-
mcnghindari resiko. Faltor faktor tersebui antan iain bekerj-a
berat
dikedalamaq temperatur temp€ratur yang dingin, trauma (
air, arus yang kuat, cuaca yang buruk dll.
i**p
) di daram

3). Exceptional Exposure ( penyelaman Ek$rem


)
'_ Penyelaman ekstrem sedapat mungkin harus
dihindari kecuali bila benar _
benar diperlukan penyelaman ercstrem boleh dilak,kan otiir-- jenyetam
yang
terlatih dan berpengaramaloan dipimp!-n rangryng or* pi*ipi'ln
t.rtiog6
penyelaman (omanding officer), dalam hal ini ndnr
dan iokrer penyelarn-a-n
lnrus siap.

4). RepetitiveDive ( Penyelaman Ulang )


Penyelaman ulang..non saturasi dengan cffnpuran gas lranya
ditakukan
dengan sctba ( beiarti bottom timenya slngtrar;, *iut
ss6l p"nvlrror- urung
tidak boleh.

246
5). Deompression Sickness ( penyakit Dekompresi )
. .felderita penyakit dekompresi penyelaman campuran gas non satuiasi
baik dengan scuba nnupun ssBA diobati dan dibdrhkukan sama dengan
ry$eriu penyakit dekompresi pada penyelaman dengan penderitra penyarit
d9lcompresi pada pcnyelaman dengan udara. penderita peiryekit dekompresi
akibat penyelaman saturasi dengan smpuran gas, ootiati dengnn proscdur
khusus.

6). He - O2 Diving Ctnrt


untuk kcpcntingan catatan dipakai He - oz diving clurt (Kartu catatiur
penyakit heliox )

2. TABNL DECOMPRESSI PENYNIAMAN SCUBA- CAMPRAN GAS


( Mixed - Gas Scuba Decompression Trbhs
)

sctba dipakai adalah tipe semi clos€d circuit scuba dengan bermaem
y_ang
macam variasi campuran gas misalnya Helium oksigen. Nitrogen
-
-bksigen dan lain
- lain dimana untuk masing - rnasing campuran gai ada tabelnya sendiri. Tabet ini
dizusun berdasarkan tekanan partial gas lembam dari kantung p"ncampuran gas bukan
dari tangki gasnya.

r. Tcbel dckomprul penyclamrn scube- hetium okrigen menggunrkan hellum


oksigen untuk dekornpresinyr ( Irerium oxygen scuba recoilirrcsrion Trble
)
Dikcnal 2 macam prosentase campuran He - Oz yaitu :

Campran ini dapat dipakai sampai kedalinnn 200 fsw ( 60 m)


sclama 30 menit

Karena tingginya kadar Oz, campuran ini dipakai untuk


penyelaman pada kedalaman sampai s0 f$? selama 100 menit.
Aturan pemakaian tabel ini mirip dengan tabel dekompresi udara. pelaksanaan
dekompresi dapat memakai He - O: atau 0z murni.
coytoh,.' seorang penyelam mernakai scuba ripe MK 6 melahrkan penyelaman
pada 178 fsrv, selama 28 menit. Bagaimana prosedur dekompresinya.

Jth'ob .. lihat Helium Oxygen Scuba Decompression Table


I Pada kolom deptlu cari D = l?8 fsw, karem tidak ada pilih r80 fsw.

247
5 menit pada 40 fsw
l0 menit pada 30 fsrv
15 menit pada 20 fsw
28 menit pada l0 fsw

h' Tabel dekomprrsi penyeraman scuba herium.- oksigcn


menggunnkan oksigen
untuk dekompresinyr ( Herium -oxygen scuba Decimp..iriii
rrure using
Oxygen )

Jika menggr'r,akan tabel ini maka pada kedalzunan 30


fsrv dan atau 20 fsrv suplai
gas pemafasan diganti dengan oksigen
murni dapat dilakukan on ip.i,nur,*,n dengan
ssBA atau dengan menambahkan ,uu*g o, mu*i atengkapi
scuba. Pada stasiun dekompresi p"rtarno?iutukan pembilas.*
injltio, paou tabung
gas tcrntung
udara. scuba memakai "J"iir,iri
nrurni. €tuu, pcnyeram' ganti u.nroior'
.!z
diberikan waktu 2 menit yang tidak diilihrng sebigai
o.,rg:ur ssBA,
pergantian
*utm a.tl,nprcsi untuk
gas pernafasan tadi.
contoh .' seorang penyclam memaftai scubalvtK 6 merakukan penycraman pada
kedalaman 178 fsw serama 2g menit. scuuanya oilengkapip"*rorul *rur, bernafas
dengan oksigen murni.
Bagairnannkah prosedur dekornpresinya ?
Jawab ; Lihat Herium oxygen scuba decompression table
using oxygcn.
l80fsw -'
J
: folomDeprh :Cari D =l78fsw--___>D=

5 menit pada 40 fsrv


l0 menit pada 30 fsrv
20 menit pada 20 fsw

c' Tahel Baas Taapa Dekompresi penyeroman scaba


(
- Herium oksigen
Helium oxygen scuba no decompression lirnirs trU.ii
ini dapat dip:rkni sampli kcdrlanr:rn kurang dari liO iri,
-Tnbcl dcnga* Flc-02
= 68 Vo : 32 Vo atau kurang dari S0 fsw dengan He_ Oi
= OO yo : iO oto .
contoh .' seorang penyeram memakai Scuba MK'6 *.rrkrd
pada kedalaman lfi) fsw sclama 20 menit. ;nyeraman
Apakah group penyelaman ulangnya ?
Jmvab .'Lihat Herium oxygen scuba No Decompression
Lirnits Tabre

time ) 20 menit
| ?ati ungka 20 menit tarik garis vertikar ke atas, ketemu huruf D.
d Tsbelw?EH.u sisn hdium untakpenyermnan ulang rcuba helium<ksigen,
( Helium - oksygen scuba residual helium time abte for repetitive
aiie ).
Penyelaman ulangadalah penyelaman yang dilakr*an dengan surface
interval
30 menit - 12 jam . setelatr penyelaman sebelumnya selesai. lidi penyelaman
ulang dengan surfaoe interval ( sI = wp = waktu istirahat ai penirukaan kurang
)
dari 30 menit atau l€bih dari 12 jam dianegap penyeraman t'n!gar.
Jika WlP = < 30 menir makaRHT f n*iCuai HiliumTime )-Ij*egrp = bottom
time penyelaman psrfan4 seNngga bottom time semu p."y"t;ma"tr ir'a
t gi j
=BTI + BTII.
lila wP > 12 jarn maka RHTnya dianggap sama dcngan nor, jadi BT2=RHT +
BT II.
; Penyelaman pertama dilakukan pada kedalaman 143 fsw selama 23
menit dcngan grup pnyclalnan ulanganl,a J.
setelah igirahat dipermukaan setanla 2 jam 20 menit, penyelaman kedua
dilakuksn pada kedalaman 86 feet selama 19 menit.
!.ory RHT dan prosedur dekompresi penyelaman utang ?
Javab Litut pelhit'ngan penyelaman ulang dengan udara, lihat tabel helium
,
oxygen scuba RHT for repetitive dives dan He oz scuba oecompression Table.
-
Gunakan repetitire work sheet.

l. Penyelaman sebelurnnya :
BT I menit
= 23 O standard He - Oz table
DI = 143 fsw O No decompression rable
J = grup penyelaman ulang ( GpU )

II. Waktu istiralut dipcnnukaan :


SH = 2 jam 20 menit
Grup penyelaman ulang dari I = J
+ GPU baru dari surface R. H . time table = E

tI[.Residual HeliumTime ( RHT )


DII = E6 fsr
GPU barudari II =E
RHT dari RH time table = 33 menit
IV.Equivalurt Single Dive Time (ESDT)
RHT dari III = 33 menit
BT II = 19 menit
ESDT =RITT+ BTtr += 52 menit.
V. Dekompresi untuk penyelaman ulang :
ESDT = 52 menit = BT u
Dn - 86 menit
Perhitungan dekompresi di arnbil dari :
O Standard He42 Table O No Decompression Table
O HeOz Scuba Decomprcssion O No Decompression Rquired
Table Using Oxigen
Decompressi yang dilakukan :
Prosedur dekompresi= 90/60 20 feet, 5 menit
Repetitivegrud - E l0 feet, l0 menit
N.B. : ad.III - Jika diansgla1p 80 fsw, maka RI{T = 33 menit
- Jika D II dianggap 90 fsw, maka RHT = 29 menit
Demi keamanan RHT kita arnbil yang nilainya rebih bcsar yaitu
33
menit.

TABEL PENYELAMAN SCTJBA NITROGEN- OKSTGEN


( Nitrogen - Orygen Scuba Table
)
Prinsip dasar dekornpresi pcnyelamiut Nitrox adaLrh penyesuaian kcdalalrun
qenr.elapan Nitrox dengan kedalaman penyelaman dengan uitura, airn*a Equivalent
air depth adalah kedalaman dimana p Nz lldara = pN*z paoa kantonl udara
scuba
Nitrox.
Berdasarkan Equivalent air depth dan aktual bottom time (kedalarnan
equivalent
penyelaman udara dan waktu dasar nyata) penyelaman maka proseau,
dckompresi
dihitung dengan Standard Air decompression Table.
Surface decompression table using Oxygen or Air boleh dipakai
-
dekompresi dipermukaan pada penyelarnan Nitro*.
untgk rnelakukan

a. Tabel penyelaman scuba Nitrogen,Orygen.


-bagiNitrogen orygen scuba Table disusun untuk penyesuian
penyelarn yang diam dikedaraman
equivarcnt air depth
atau bercnang, a*ng* Lr,*.r,n-uo"rn
kornposisi gas nitrogen - oxygen yaitu untuk kadar ok-sigenZoyo,4ayodrn32,5o/o.
Batas rnaksimum.bortonr rimc ynng dipcrborchka' iap*t dilirr.t prda
oxvgcn
Partial Prcssurs Lirnits Table.
contoh :
Seorang penyeram menyelam pada kedararnan g6 fsrv mcmakai
camprran gas 60% N2 dan 4v/o o2, dikedalarn:rn dia bcrgcrakhcrcrurng
untuk
melaksrnakan tugasnya. Bcrapakah kcdalaman penyelarnruircrscbut jikil
;iffggn;
rynyglalTl dengan udara kering berapa batas maksimum bottom time ying
diperbolel*an'l
Jika bottom timenya 2l rnenit bagaimaru dekompresinya ?
f a w o b I Lihat Nitrogen Orygen Scuba Table.

karena tidak ada ambil kedalaman 97 fsw.

menunjukkan equivalent air depth, 30 menit, menunjukian batis bottom


tirne

250
maksimum yang normal, ro0 menilmenunjukkan batas bottom time
maksimum pada penyelam ekstrem.
Lihat air standard decompression table :
Penyclam dengan nitrox pada kedalaman g6 fsw, berenang,
- fa'1, : !0%
dengan bottom time 2l menig adalah setana dengan penyelaman rnemakai
udara pada kedalaman 80 fsw dengan bottom time 2l-rnenit.
Perhitungan dekompresinya mengikuti prosedur g0/21 yang ternyata
merupakan penyelarnan tanpa dekompresinya.
Jadi jauab pertanyaan tersebut di atas adalah :
a). Equiralent air depth = 80 fsw
b). Batas maksimum bottorn time = 30 menit untuk penyelaman normal: 100 mqril
untuk penyelaman ek$rem.
c). Penyelaman tersebut adalah pcnyelaman tanpa dekompresi.

hosedw Penyelamon Ulang Scuba Nitrogen-Otcslgen


( Nitrogen Oxygen Repetitive Dive procedure)
_
Perhitungan dekompresi penyelaman ulang dengan gas Nifiox scuba Table
untuk mencari equivalent air depth penyelaman I oan keu selanjutnya Rcsidual
Nitrogen Time dan Residual Nitrogen time Table untuk penyelamin dengan
udara
sesuai peraturan yang berlaku.
contoh soal ' I jtn 20 menit yang lalu seorang penyelam relah
ygnyelasaikan penyelaman dengan Nihox 60 %: 4ovo
-d;nsin prosedur
dekompresi 80/30 sesuai standad airdecompression table.
Penyelaman ke rI dilakukan dengan gas yang sama pada kedalaman 66 feet
selama 30 menit dikedalaman dia melalnrkan inspetsi tabet uawatr laut dengan
berenang menyusuri dasal laut.
Bagaimana proscdur dekompresinya ?
J 9wa ! : Penyelaman r: Dari No Decompressionairtable deng;an
prosedur 80/30 ditemukan grup utang G.

Penyelaman *e II :
!a1 l{itrogen-oksigen sc,uba tabel ditemukan equivalent air depth = 60 fsw.
laq tsiduat Nitrogen Time rable pada gnrp C. Aitarif garis horisonAl ke kanan
cari sI = 3.20, ketemu kolom z.5g - i.zs, dari kJtom ters€but r,arik garis
horisontral ke bawah.
Dari kolom depth 60 fsw
la{t( gans ke kanan sehingga ketemu garis dari aas pada
kolom angka 17, berarti Rl.[I = l? menit .
PgI.o* !F. 1mu (Equivalent Singre Dive Time) penyeraman ke rI = BT + l
RNI = l7 + 30 menit = 47'
Jod i .'Prcsedur dekompresi penyelaman ulang tersebut adalah 60/47 sehingga
tennasuk penyelaman lanpa dekompresi.

251
OMMITSD T}ECOMFRESSION IN EMERGINCiES
MDfiD GAS SCUBA ( Ilekomprerl campurm gas).

Tinda*qn:
s. tika sarot dekomprcsi dipermukaon d$tenuhi :
segera laksanakan dekompresi 'di
_
Decompression
daram RUBT mer'akai surface
table Using Oxygen or Air.

t, tleyy:ayfukompresi dipermukaan tidak dipenuhi :


l). RLJBT siap :
segera rekompresi penyer.am dengan pengobatan 5 (taber I A) tanpa
-gber
memandang ada.tidaknya gejala klinis. lita situia utuu r.ruo.rrr reLoinfrJsi
-*nu
muncul gejala-gejara klinis dianggap sebagai rruinuuruui,
diobati
dengan tabel yang sesuai.
2). RUBT ridak rersedia :
Segera lakukan rekompresi dalam air dengan memakai
:

Atau

Prosedur Rekompresi dalam air :

fsw.

dekompresi yang seharusnya d*aksanakan paaa surrun-altomprcsi


fsw.
io

TABEL DEKOiJ|PRESI PENYELAMAN SCUBA.HELIU


M OKS IGEN
MENGGUNAKAN HELIUM OKSIGEN UNTUK OEXOrVrifiSrr.rYN
{ HELIUM . OXYGEN SCIJBA DECOMPRESCiOT.T rNEr.CI

260 0 L
180 0 L
200 20 L
130 0 L
150 0 L

252
& fiAIBfrL Dru@UIHHES MMO\TALANN Ssl3A W
(Helium orygen Surfrce Suppfied Docompresrion Table)

KADAR OKSTGEN

TEKANAN PARSIAL GAS HELIUM

PROSEDUR DEKOMPRtrSI

A. PEIAKSANAAN PROSEDUR DEKOMPRESI DI DAISM AIR


B. PEIAKSANAAN PROSEDUR DEKOMPRESI DI PERMUKAAN

PNOSEDUR DEKOMPRESI DARURAT

A. EIVTERGENCY T{ELIT,M OXYGEN DEcoMPREssIoN TABLES


B. EMERCENCYAIRTABLE.

253
(
8" TAIUAL DEgr@ffiPIRES PNNVIruANN SSBA HEIIUK'NNSffiSg@MS
( Hclium orygcn surfrce'suppried Dccomprcssion
Tabrcs=Heo2ssDTR)

IJmum
. dengan shndar Air Decompression Tabres yang disusun
-Be6eda berdasarkan
kedalaman penyelaman dan waktu didasar malo HeO2
SSDT di susur berdasarkan
tekanan prnial gasad inert dan waktu didasar. Tabel
ini d.rpat- diprkri dcngan
bermacarn-macam variasi konsentrasi oksigen.

KA94R OKSrcfN ( oxvcBN LIMTTS )


Dalam pemilihan dipakai, disamping kedalaman
penyelamon, juga harus \qT.nqri.-HeO2'yang
kita perhatikan kadar ( ietarun
yang dihisap penyelam qr*. rt efu,rr ) s,;'oksigen nyata
logah rripoksia uroupun-
oksigen terendah adarah 16% kadar-o2
[.n**iliitrig.n,Kndar
maksimum dan rama paparan dapat dililrat
pada tabel. Orygen partial pressure fimits Tables.

OXYGEN PARTTAL PRESSURE LIMITS TABLE


NORMAL EXPOSURES

E)(POSURE TIME ( MINJ MAXIMUM OXYGEN PENTIru-


PRESSURE ( ATMOSPHERE
30 1.6
40 1.5
50 1.4
60 1.3
80 1.2
120 l. t
240 1.0

EXPOSURE TrME ( MiN ) MAXIfuruM OXYGEN FARTIAL


PRESSURE ( ATMqSPHERE )
30 2.0
40 t.9
60 1.8
80 | .'l
lu) 1.6
t20 1.5
180 1.4
240 1.3
TEKANAN PARSIAL GAS EELIAM ( Helium Gas partiat prcssure )
Berdasar*an konsentrasi masing - masing gas Helium dan oksigen
3ang dipakai
serta kdalaman penyelaman, tekanan parsial gas Helium oapat dihinmg aengan
rumus :
PPHe = (D +33 ) x 1,00- (02 - 0,02)
Dimana : PP He * tekarunparsial gas Helium
D = kedalaman pcnyelaman
02 = kadar( % ) oksigen yang dipakai
0,02 = kehilangan 0z di dalam Helmet penyelam.
Disamping itu PP He dapat dilihat dalam tabel Helium Orygen Partial Fressure. Deprh
and oxygen Perent Table. PP He dan bottom time mutlak diperlukan untuk
p€ncntuan prosedur dekomprcsi.

connf; seorang penyelam melakulon penyelaman pada kedalaman 290 fsw,


memakai alat nrplai gas dari permukaan dengan 84yoRe, l6o/oa2 selama 12 menit.
dekompresinya.
i
Tentukan prosedur t
Jan'ah .' l.Penentuan PPHc. \
a" Denganrumus :PPHe= (D +33)x1,00-(024,02)
= (290+33 )x 1,00-(0,16-0,02)
= 323 x 0,86
PP He = 277.78= 278.
b. DenganTabel: ( lihat tabel Helium orygen piltial pressure,
Depth and Oxygen percent tables )
Caranya :

2. Penentuan Prosedur Dekompresi ( Lihat Helium onygen surface


supplied Decompression Table )
Prosedur dekompresi = pp6" / BT
= 278{lz
Padakolom partial pressurp, cari pp s" = 27&,karena tidak pakai nilai ppu"
= 280.
Pada kolom bottom time, cari BT = 12 menit, karena tidak ada pakai nilai
BT = 20.
Jadi- Dekompresi, penyelaman di atas mengikuti prosedur dekompresi
2E0t20

255
PROSEDUR DEKOMPnISI

Penyelaman Heliox dgiqr suplai g1s dari permukaan


umurnnya memerrukan
dekompresi yang lama, oleh karena itu-dekompiesi
boleh dilaksanakan di daram air
maupun dalam RUBT, rnana yang mengunrunltan
bagi penyerain, disamping *rt,.rt
mengurangi faklor resiko.

A. PELAKSANAAN PROSEDUR.DEKOMPRESI DALAM


AIR.
l.) Perunjuk umum (lihat tabet)
a). Pilih partial pressure dan bottom time.
b). Kecepatan naik dari dasar kedaraman ke stasiun
dekompresi yang
pertama (Va)
va= r
Walctu yang dipertukan unt,k ,"encapai stasiG?iliilp,. r
c). Istirahat pda stasiun dekompresi ,.r*i o"nt* ;fi" yang terturis
dalam tabel.
d). Kecepatan naik dianrara-masing-masing stasiun
dekompresi= 60 fpm.
e). Mulai kedaraman 50 fsw atau 40 Ltn p"ny.inrn [.*up*, dengan
oksigen murni.
Cara penggantian heliox ke oksigen mumi :
sejak nenv.gram.Prtai menuJu ke 50 atau 40 fsw (dafi
60 atau 50
fsw) hermet diventirasi 02 mumi dengan r,r".put*
(actual cubic feet per rninutes) ventilasi
iiiran 25 actm
alatutcrn ietarnal mcnir.
Lamanya ventilasi tennasuk larnanya dekompresi puo"
^ setelah dekompresi pada
f). io n,uu.r0 fsrv.
'ffi.ro*
+gi1* sr"*ai' r - -r --' menuju
kepermukaan dengan kecepatan 40 fpm.
Contoh :
Seorang penyelam SSBA melakukan penyelaman
pada kedllarnnn
290 fsw, selama 12 rnenit dengan cilnpumn gns g%
Oksigcn. Bagaimarra dekompresinya didalam
Herium 166/o -
aii ?
Jawab:
Ptody:^l9.kolprcsi yang lunrs dilakuka' *d:rl'' lnc'gikuti
-
prosedur 2gor20 (rihat contoh soar di atas), Lihat
tabc!.-
berturut'turutakan diju'rpai angka-angt a seuagaibcrit
u, ,

dekompresi pertama {120 fsw ) dari kedalaman ZqOlrrv^


--
Jadi kecepatanberenangnaik : igo _ tzg= +Z,Sfp*
4

dekompresi b€rturut_turut adalah :


7 menit pada 120 fsrv
0 menit pada I l0 fsrv
0 menit pada 100 fsw

256
2 menit pada 90 fsw
0 nienltpada 80fsw
6 menitparh ?Ofsw
E mcnit pada 60 fsw
l0 menit pada 50 fsw
78 menit pada 40 fsw

dekompresi = 60 fsw, jadi perlu l0 detik pei srnsirm


dekompresi. Tepat pada saat penyelam meninggnlkan
gasiun 60 fsw mulai dilahkan ventilasi dengan 02
murni selama 3 menit/ (10 detik setelah ventilasi
dimulai penyelam nrdah tiba di 5O fsw). SAelah selesai
ventihsi penyelam bernapas dengan Oz murni sanpai
{iba diperrnukaan.

( O fsw ) dengan keoeptan 40


Sm (perlu umltu lmenit)
diperlukan sejak penyelam meninggalkan Oasar t-Zg0
fsw ) sampai tiba kembali dipermukaan.

Pcnyelaman terscbut dapat digambarkan dengrn diagram ini

ra.drd, ar|Jit,
a-
T.
I t-
I lf-
a t-
I t-
I
G

t{
lL-
l
l

lr-l I

Ibl
I tt t.tt!a.tttt r I
ll*b all

Dive profilc fa -E-t---tr


diveto 290 lbct minrtrcq gi.6 Hc.l6?6or In watcr dccornprcgim

94mbar : Diagram penyelaman 290 fsw, 12 m€nit memakai &4 vo He, 16 o/o
02,
dekompresi di air.

I Kccepatan naik ke stasiun t = 42 &m ( Rate to tirst stop )

257
B. PELAKSANAAN PnOS$I'IJR DEKOMPRESI DI
PERMUKAAN

. pgkomrresi dipermulcmn ( dalam RUBT ) bagi penyeram Heriox


dengan ssgA
merupakan produr yang mrin demi tes.ruitaao
1q+ oanL"t;;;r"" penyelam .
laft ran.c dipakai adararr sarna dengnn taber unruk o.r.o,"p"iii nir.
l) frosedur dekompresi di pennukaan rurtuk pcnyelaman Heliox dengan stasiun
dekompresil=40fsw.
a) &tibanya di 40 fsw, segera ventilasi dengan 02 dengan kecepatan ariran F =
25 acfm.
b) 9.:*pur densal.Q serama.l0 menir pada 30 fsw ( waktu l0 menit ini tidak
dihitung sebagai dekompresi )

"-l legera menuju kepermukaan dengen kecpatan 40 grn ( p€rru rvaktuhnenir)


d) segera masuk kedalan. RttBT (nunr'rrarus."d;il;6;RUBT
segera
ditekan sampai 40 fsw, penyelam bemapas dengan
permukaan.
sejak 0, ;,;;
dari
e) Pada 40 fsw di
fram Ruar pcnyerarn bemapas dengiur 02 selanra waktu
tertera dalam label.
0 Lima menit terakhir dari uraktu dekompresi tersebut
dekompresi menuju getTukrao dengan lecepatan t
diatas -'"
-.- digunakrn untuk
g) mrn.
su{aco dekompresi ini dapat dil&*an setiip saat ,"t.tat,
semua persyaratan
pada 40 fsw terpenuhi.

Catdan .. C + d ridak tebih dari 5 menit .


..
sryrang penyeram sSBA dengan 75 0h Hc 25 % 01 r'crakukan
pcnyclarnan Ftda r30 fsrv setama 140 *rcnii. Dircncarurku,
dia akan nrcrakuknn
dekompresi dipermukaan. Tentukan prosedurnya.
Jav,ah .' PPHe = 126 (lihattabei)
Bottom tirne =
40 rnenit
{prosedurdekompresi : 130/ 140 ( lihartabel )

2) Pclitksiurinn Proscdur dckomprcsi dipcrrnuklan untuk pclyclnlrrl l.lcliox


dengan stasiun dekornpresi pertama lebih dalam dari 40
fsw.
' '
1 setibanya di 50 fsw. Segera ventilasi dengan oz mumi pada
F = 25 acfin
b' ) oz terus dilakukan sampai rvaktu dekompresi pada 50
:"1f:9:-lventilasi
ISW Selesat.
c. Naik ke 40 f*,
b-emaprs dengan oz murni selama rvaktu dekornpresi
yang
scharusnya dilakukan pada 50 fsw.
d' Naik kepermukaal delean kecepatan 40 fsw, penyeram
bcmapis dcngan o2
sejak penekanan dirnula i.
e' segera RUBT sarnpai 40 fsw, pcnycra'r bcrnaps dcngan 02 scjak
penekarun dimulai.
f' Pflda 40bcrnapas dengur O2 sclarn rvlktu dckourprcsi pldl sllsiup 40 fsrv
sesuai tabel.

258
g. Menit tcrakhir dari wakru dckornprcsi pgds 40 fsw penyelarnan di
-
{ekompresi menuju kepermukaan dengan tmpaUn fpm.
g
h. Surfae dekompresi dapat dilakukan setiap saat setelah semua kebutuhan
pada 40 fsw siap / terpenuhi.

;
contoh Tenhrkan prosedur dekompresi depermukaan untuk penyelaman
Heliox pada 290 fsw selama 20 menit dengan gl oa rc 160/o Oz
tord : Prosedurdekompmi = 2to l2o (lihat contoh sml eebelurnnya
).
Lihat Helium oxygen SS Decompression Table .

Dive profile penyelaman tersebut sebagai berikut :

or-ar.G;yrar \|li.lt
aa_
|.- ?e.rOr
I t- ldrlrieE
tt rt- -3lrhh
, G.
t a!- fttbl[tit
I ltcln t
, li-
t
It-
I-

Gambar : Diagram penyelaman 290 fsrv, 12 meni! memakai E4 o/oke 16 o/o a2,
delcompresi di dalam RIJBT.
Ketcrangon ..1. Dalamair :
-
Sejak tiba di 50 fsrr dilatukanventilasi /sirtulasi selama l0 menit
-
Di 40 fsw istiralut selama l0 menit
2. Dipermukaan ( surface interval )
sejak dari 40 fsw di air dipermukaan sampi 40 fsw di RUBT
Surface intervalJ 5 menit
3. Dalam Rt BT
Pada 40 fsw penyelam bemapas dengan 0z selama ?g_5 = ?3 menit
cototm .' 7g mcnit dalah rvaktu dekonrprmi podr 40 fsw di air.
..penyelam Surfaoe zupplied dengir Heliox tidak boleh
melalcukan penyelaman ulang. Jadi boleh menyelam lagi setelah
istirahat 12 jam.

259
PROSEDUR I'EKOMPRESI DARURAT

Keadaan darurat tertentu seperti omrnited decomprcssiorL


terputusnya suplai
He0-2,terjadinya keraornan oksigen dan lain * lain sering *.ny.-uiutrn penyelam
tidak dapat menyelesaikan prosedur dekompresi. Ada 2 ;bd *tut
*.ngutasi lral
tersebut.

a Emergency Helium Orygen Decompression Tubles


Tnbcl itti lurnyn dipnt[ijikl kcglgalan dckonprcsi discbnbknn
krrcrur tcrputusnyn
suplai oksigen atau terjadi oksigen. pitatsanaan pr"r.a"i i"to,nprcsi
Tg.u*n
adalah dengan tetap mematrai Helium oxygen surface supprieobe"ornpression
ini
table
sampai ke gasiun dekompresi yang pertama membutuhkan Lkrig.n
1 so atau 40 fsw )
dan segera ganti dengan Emergency He 0z table.
-
Tabel : Emergency Helium Oxygen Dcrcompression Tnble
( Tnbel dekcmpresi danrrat dengan ilelior )

Decomnression Stoo

Depth-(fsw) t---TrmE- (rnin)


50lzo
40lro
30lls
20lqz
lolss
- contoh ;seorang penyeram Heriox surface Suppried melakukrn penyeraman
prosedur 190/30 gu.dai orysen terputus pada' stasiun
9"ng"n oekomprcsi 40 fsrv.
Bagaimana pelaksaman dekompresinya.

- -Jmvsb
; Penyelaman heriox dengan prosedur 190/30 pada keadaan normal
dekompresinya di air adalah :
7 menit , pada 70 fsrv
4 menit , pada 60 fsw
l0 menit, pada 50 fsw
67 menit, pada 40 fsw
dimanapada kedalaman s0 dan 40 fsw penyerarn bernapas dengan
oxygen
mumi. Karena suplai o2 rerputus saat penyelam tiba oi lo fsrv inaka
sc]ak
di.40 fnr pefleranl kernb:rli bernagrs dengan heriox dcngan proscdur
dekompresi ( lilnt label )
30 menit, pada 40 fsw
35 menit, pada 30 fsrv
.12 menit pada 20 fsw
55 menit, prda l0 fsw
Kemudian menuju kepermukaan dengan keoepatan $aik 60 fpm, keoepar,an
I
naik antara stasiun dekompresi juga 6O fpm.

c. Emergency Air Table ( Tabel lldara darnrot )


Tabel ini di gunakan-bila suplai Heliox dan 02 tidak dapat
-- r$iry deftompresi pe-rt"*"
dipalei/ terputus.
5T:p"l*-naik-menujy F
Heliox Sqrfrry Supptied, tetapi ridak boleh lebih Arri Oo
.*i"it ril*i
:
puoi uLr
Prosedur ini boreh.dir3kai-.pda terpuusnya supirai Heriox
O*.---
dan oz pada
kedalaman kuang dari 400 fsw. Jika suplai lletioi
arau i[rie.;"i *, segera ganti
1"n9ry
Contoh
rdaia , saat pengganrian diperrukan ventilasi
:
*t* ,i*grr"irt ,. gas cor .

suplai gs heliox ke terputus pada kedaraman 220 fsw. Dekompresi


rynyelam
pada kedalaman normal, seharusnya niengikuti p.r.d;-purril-- o*ul. zz0,
Bagaimana prosedurdekompresinya setera[ suprai Heriox
Jawab :
t.friGr '
| !.Cro ganri suplai Heliox dcngan udara

kolom kedalaman 250 fsw.

angka 13, l8 ......-0-t_m9nit. Angka tersebut *"n*i,it tan hrn*y" dekompresi


pada kedalaman I10, 100,.......... l0 fsw

4
. Kecepatan naik antar stasiun dekompresi = 60
Sm
13 menit, pada ll0 fsw
18 menit, pada 100 fsw
19 menit, pada 90 fsw
22 meni! pada 80 fsw
24menit, pada 70 fsw
26menit, pada 60 fsw
30menit, pada 50 fsw
35menif pada a0 fsw
42 menit pada 30 fsw
52 menit, pada 20 fsw
6g menit, pada l0 fsw

261
Gambar: Dekompresi darurat dengan udara
,l
?rr tJ&!m
:a
::
3]
&
nt 1
a), :4
rc,
tcn
lrr) rg

Penata laksanaan gang8uan suplai gas pcrnafasan maupun keracururn gas


pemafasan dapat dilitnt pada tabel Hukurn Prosedur Darurat Penyelaman Heliox (
The
Ten Commandments of HeOz Emergency procedures).

TEH TEN COMMANDMENTS OF HEO2 EMERGENCYPROCEDURES

OVER LOST GAS USE THE EMERGENCY AIRTABLE


50 CAN SUR"D" AFTER. COMPLETION OF 30' STOP

50 LOST GAS sHrFT TO EMERGENCY HE-O2 OR ArR. CAN


suR *Dl' AFTER COMLETION OF 30' STOP
Oz
50 SYMPTOM BRING DIVER UP IO' SHIF'T TO EMERCENCY
TIEOZ OR AIR, CAN SUR-D' AFTER
COMPLETION OF 30' STOP
IF NOT WITHIN SUR'D" LIMITS SHIFI
40 LOST GAS STRAIGHT ACROSS TO EMERGENCY HEO2 OR
AIR. CAN SUR"D" AFTER COMPLETION OF 30'
STOP
Oz IF NOT WITHIN SUR''D" LIMITS SHIFT
40 SYMPTOM STRAICHX ACROSS TO EMERGENCY ttE_o, oR
AIR. CAN SUR"D" AFTER COMPLE'|ION OF 30'
STOP
WTTHIN EI\,IERGENCY SUR'D. LIMIiS"SUR''D"
40 LOST GAS AND DOUBLE TEH MISSED TIME AND ADD TO
THE CHAMBER STOP

262
Oz
40 SYMPTOM WITHIN EMERCENCY SUR'D' LTMITS.SUR'D-
AND DOUBLE TEH MISSED TIME AND ADD TO
THE CHAMBER STOP

40 LOST CAS WITHIN NORMAL SUR'D' LIMITS , S[IR'D-

o,
40 SYMPTOM WITHIN NORMAL SUR'D" LIMITS , SUR *D''

LOSTGAS REMOVE tutASK, FOLLOW EtrrmnGrllev nrn


SUR"D (}2
CHAMBER TABLE OFTHAT DIBE.
SYMTOM REMOVE MASK. ALLOW 15 MINIITS AFTER
REACTION HAS SUBSIDED, ANG RESI'ME
TREATME\]'T AT rcINT OF INTERRI,JPTION

263
"%",ffi"ffiB,ff'***
U mum
Keuntungan utama penyelaman saturasi adalah waktu dekompresi pada setiap,
kedalaman tidnk tergantung bottom time , disamping itu penyelam boleh berenang kc
6tas maupun ke bawah dari kedalarnan saturasi dalarn jarak yang cukup jauh. Jadi
dibandingkan dengan penyelamur biasa keuntungan pcnyelaman saturasi adaldr
variasi bottom time dan kedalaman penyelaman lebih besar tanpa merubah prosedur
dekompresi
Pelaksanaan penyelaman saturasi membutuhkan personil dan pcralatan yang lebih
kornplek dibandingkan penyelaman biasa, misalnya :
a. Saturation DeepDiving Complex = Hebitat Dcpth.
Adalah senacam RUBT yang dapat ditaruh ( dengan tali ) pada bermacam-
macam kedalaman saturasi uttuk tempat tinggal penyelam istirahat rnelalarkan
kompresi maupun dekompresi.
b. Emergency Gas Mixture ( Campuran gas darurat untuk penyelaman saturasi )
Dikenal beberapa macarn campuran gas untuk penyelaman saturasi dengan
berbagai kedalaman yaitu :
84116o/oHe Oz untuk kedalaman 0 - 200 m fsrv
9515Yo 200- 400 m fsw
91l3%o ( 400-1300mfsw
Campuran gas tersebut dapat dipakai pada keadaan darurat dengan mengingat
tekanan partial gas 02 /ang dihisap penyelarn bervariasi antara 0,16 1,25 yt
-
prosentasitersebutdi pertahankan untuk mencegah hypoxia dan kcracunan
oksigen.
c. Treatment gas Mixture ( campuran gas untuk prngobatan )
Untuk kepentingan pengobatan campuran gas yang dipakai diatur sehingga
tekanan Panial gas q nya antara 1,5 - 2,5 ATA, Oxygen mumi dip:rkai pada
kedalarnan 6t) rn fsw.
Prosentasi cirmpuran gas yang dipakai bervariasi antara :

Depth ( fsw ) Campuran gas

0 -60 100% 02
60 - 100 40/60
100 - 200 64136
200 - 350 79t21
350 - 600 87I13
(rm -
lOm e2t 8
tmo - t600 95/ 5

264
d. Tekanan Fartial gas Orygen pada bernucam
- nacam alat selam
a. Semiclosed circut : 0.8- 1.0 atm sarnpai 0.5 _ l.j atm
b. Closed Circuit : 0.4 - 1.2 atm
c. Demandopencircuit: 0.4 - l.2atm

Batas aman tempentuf minimum clmpunln gas pemap8san


gas pemapasan yang diperlukan oapat otitrat dalam
-. -Tem_perat'r tabeu diagram
di bawah ini

FSW oc oF oF
FSW "c

600 -1.0 30. I E50 9.4 4E.9


650 1.7 35.0 900 10.8 5r.5
700 4.0 39.2 950 t2.l 53.8
750 6.0 42.9 1000 13.3 55.9
800 7.8 46.1

FSW "C oF
FSW oc oF
6{n -1.0 30. I 850 9.4 48.9
650 t.7 35.0 900 10.8 sl.s
700 4.0 39.2 950 lz.t 53.8
750 6,0 42.9 1000 13.3 55.e
800 7.8 46. I

?t- lfi|c|nr.t
6{ tiaaa't t -n
:0- iif At -ta
{=: Trnc(T}
rt- -$
1!- -10
!-
0- filillxar Tfitattlr|
-at
ot3lrq*r .tt
-t- 4e ..o 16 rU -a
acz5ro ----l-
Absolute Pressure ( ATA )

265
Tabel : Batias aman temperaturminimum gas pernafasan
( Dikntip dari US Navy Div. Manual, lral.14 .. 34 )

Temperahr terssut di atas adalah batas aman minimurnnya unhrk mencegalr


penyelam k€dinginan ( Heat loss ) karena nilai kehilangan panas tubuh lewat
udan
p€mapasan cukup tinggi.
Temperatur gas penupasan kurang dari 2-3oc, adalah bcrbahaya bagi penyelarn.
_
Dalam operasi penyelaman bottorn time, beban keda, tcmper:rtui air dln lain-lail
harus diperhitungkan unfuk menentukan temperatur gas pernaposan, terutama untuk
alat selam yang dapat diatur ternperatur gasnya.

f. DDC. HABITATAND PlCrtmosphere Control


( Pengaturrn kondisi rtmosfcr )
l. udara di dalam RUBT dan PTc ( personal rransfer capsul ) Harus memenuld
beberapa persyaratar\ antara lain :

> PP"2= l,5atm( ll40mmHg)

2. Penekanan RUBT sampai ke 22 fsw ( Initial compressing ). penckanan dapat


dilakukan udara atau heliox {\ff/e2ao/o) ataupun tretiurn murni sarnbil
ditambahkan orygen sampai Ppo2 mencapai 0,35 - 0,40 atm selama penekanan
penyelam bemafas dengan nrasker BIBS.

3. Penekanan RUBT k1_kedataryn (kompressi RUBT ke kedalanan ) keceparan


penekarun RUBT/DOC ke kedalaman bervariasi tergantung kedalaman :

DEPfH KECEPATAN PEMKANAN


22- 300 fsw | 0o tpm ( feet pcr rncnir )
300-10il)fsrv | 3-lfpm
l000fsw I t

Penekanan yang terlalu cepat dapat menimbulkan kelainan High Pressure Nervous
-
Syndrome,Nausea, Sweating, Vertigo, Tremor dan Loss of BahnJe.

BATAS EKSKURSI lF.xcutsion Linitsl


Pada penyelaman saturasi, penyelaman dapat rneninggalkan daerah kcdaliunan
(tekanan) saturasi datam bidang vertikal baik keatas (ExcGion
-shallowes = ekskursi
naik = penyelaman hnih dangkal maupun kebawah (excurtion deeper = ekskursi

266
turun) dui kedalamn sahrasi unhrk melaksanarsn hryacnya tarpa
hanrs merakr*an
dekompresi unhrk kembati ke kedaraman semura ( keda;.*'saGii.'"
Penyelaman satuasi diatur dangan timited duration
excurtion tables and prosedure
*;$1at::{1r1lg..-h* gbel qi-oenrelaman boleh naik keaus maupun runrn
Keoawan, oian kedalam saturasinya dalam jarak yang
cukup jaulu uaktunva tioat
terbatas dan tidak benrbah.prosedur aerompresinvi.
riuer iniriJtaoa baras bottom
time nya hanya.mempunyai batas kedalarnan e*c,;don
Tabelini disusun unt'k kdalanun el*kursi rso-iooo r*, i.rrr" I
t uatas eksrn;i
penyerarnan
ekskursi kurang dari r50 fsw., mempunyai rE ik" hfi; lH.drp p€*yskit
decompressi. Kecepatan De,soent harus
ttrn n..l Oan ascent iffik iiiCrt boleh lebih
dari 60 sm. Jilo keepaun naik tebih ch on&* berhenti
il"k kompeneasi (satu
penyimpangan waktu ) kemy{ian dila4iutkan
*it d"oearrk;.pr"n ii O*.
.Ada 2 (dua) macam taber unlimiicd durarion tiat te6aras
waktu dasamya ) yaitu : "firtio;iA;,*i

deepes ofthe dive )

Contoh soal :
seorang penyelaman daram DDc ( pada tekanan 370 fsw berapa kedalaman
-
maksimum dia boleh rurun ( Descenr I urit*t bekerja oan kemuari l-agi ke 370
tanpa dekompresi ?.
fsw
Jawab: Penyeram tersebut rnerak'kan penyelaman kebawah
kedaraman
i ekskursi to*n i rzo fsw
saturasinya ( excurtion Depper than a chosse de"prt
adalah
kedalaman saturasi / initial deepst.
Lihat tabel : limist for excurtions Deeperthana chosen Depht

I Dari 370 fsw, tarik garis kekanan, ketemu angka tOl


fsw dan 479 fsw

fsw ( initial dephr )

267
qilh
hr Il*r*,,,*,
onnim$$h
n
'----l-----r--,

$leffi
I
I
I
--fi
tr

I
|frtb,-'
---r-\${!
ilf*l i ro*.
Orrrr I i Cnr

Case I
&fi\
Wukingrrca of 80 fea
Radiur mcat degtrable
exclrtion deep

Gambar : Penyelaman saturasi


A dan B = kedalam salurasi
l. Ekskuni naik
2. Jarak rnaksimun ekskuni naik dari lcedalarnan saturasi A
3. Ekskuniturun
4. Jarak maksimum ekskuni turun dari kedalarnan sanrasi B.
5. Ekskursi pada kedalam saturasi.
- Jadi penjrclarn tersebut boteh meralq*an penyelarnan pada kedalaman 37a _ 47g
f$r, tanps batas butonr time selesai menplam iia boleh'rangsung kembali
ke DDC
pda tekanan 320 fsw. Bila dia menyelam tsih dalam {an ilg fsw dia hanrs
melaln*an dekompresi s6elum ke kodatarnan saturasi/tnitial Depth.

seorang paryetam dalam keadaan sahrasi


@a tekanan/kedalaman 532 fsrr.
Benapa kedalaman maksimum diaboreh turunimtutr bekerja, temruian kembalinya
langsuag ke 532 fsw.
Jawb:

Jika Ds dipilih 530, makajarak maksimum = 135 fsr.


Kedalaman puryelaman maksimum = 530rl35 = 665 fsil
Jika Ds dipilih 540, maka jarak malsimurn = 540 +136 ftrr
6?6 fsrn,

Demi keamanan malra jarak maksirnum penyelaman yang diambil


= 135 fsr,
kedalaman penyelaman ma*simum = 665 f.*
r o"iruil-yang jararcnya r*ili
pen&k, dihihng dari kedalaman yang t€bih dangftal
).

b. Seorang paryelam berada pada kedalarnan satuxasi ( Ds ) = 2?0 fsw.


Berapa kedalaman rmksimum dia boleh melahrkan ekskursi turun
Jatub.'lihat tabel'Limits forExcursion shallover tlun the deepest depth" :

c. Seorang penlclam berada pada Ds = 6?0 ftw, dia msencanakan


Peryelaman satuasi kebanah sampai kodalanan E26 fs!il, kar€na se6uatu
hal dia
terpoosok sampai kedalaman-s50 &q samesi kedalaman terdanikal berda
dia
boleh kembali ke atasdengankecepaunnait[ 60
&m.
la*ub:
diperbolehhn, maka kodalarmn €kslorsi t€rdangkrl dar tcrdahm
dihksanakan diang$p sebagai kedalaman initial ying banr
tn;
(D initial larna = 6?0 ft\il, D initialboru= g50 fsw)

dirrc, dengan kedalaman satruasi tSO fsrv

Jadi pada keadaan tosebut pen!€lam harm boteh ascent ke 690 fsr,
urrfrk
mengatasi hal tersebut DDC ditrnunkan dan ditekan sampai 690 fsw
kernudian
penyelam masrrk ke DDC pada tekanan atrnoder DDC= Og0
fsw.

269
skema pelaksanaui plyelaman saturasi dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

A: Penyelaman ekskursi turun ke g25 fsw dari 6?0 fsw yang


di rcncnnakan
B: Ekskursi tunm ke SS0 fstv dari 670 yang terlaksana
*
{- Ekskursi naik ke 690 fsw dari 8i0 fiw
l. PTC/DDCpada6?0fsw
2. Ds=Dterlaksana-Drencana=g50-g25= 25fsw
3. PTCIDDC pada 690 fsw (tumn 25 fsw dari 6?0 fsw)

STANDARD SATARATION DECOMPRESSION


(produr dekompresi Standard penyelaman Saturasi;

. Dekompresi penyetarnan-
ryuali dapat dimurai g"nguo langsung naik (ascent)
dengan kmpatan 60 sm dui kedaranin sarurasi te loaunin
rioc*gkot yang
dipe6olehkan sesuai rabel Limits for Excursion shailower
trruo tr" o.o*, ni*.
.Tabel dekompresi yang dipakai adalah sandard *t*rron-i.tori.p..sion tabre,
yaitu:
STAI{DAND SATURATTON DECOMPRISSTON RATE
TABI,ES
(Kecepatan dekopmpresi standar pada penyetaman
saturasi)

Kedalaman Kecepatan

600 - 200 feet 6 feet per hour (Sh)


200 - 100 feet 5 fph
l0O - 50 feet 4 fph
50 - 0 fect 3 fplt

27A
todwl &*mprcsi?i.*4 i
Jam: 24.00 -06.00 : istirahat (6 jam)
06.00 - t4.00 dekompresi (S jun)
14.00 - 16.00 istirahat
16.00 - 24.00 dekompresi

lAi 4*14 jam tunya dilrojakan dekompresi selama 16 jam.


contoh r Tentukan ppyq dekompresi penyelaman satirasi 400 fsw sejak dad
dasar sampai tiba dipermukaan.

totub .. Lilut tabel, Limits for Excursion Shattower tlnn tlp


Deepest Dive Depth
Ds = 400 fsr.

Kedalaman terdangkal yang diperbolehkan : 301 fsw.


Walftu unhrk naik ke 301 fsw : 400 _ 301 =2 jam
60bt
Lihd Stan&d Saurdiod Duonprcssion Ratres

6 fph

5&h

4 fph

3Sh

20 + 12,5 + 16 2/3 jam = 65 jam 42 menit

27t
Perlu diing& bahw:

rutin.

perubahan tekanan) agar bila muncul gejala penyaicit dikornpresi


dapot
diketahui dengran seawal mungkin.

-- - - g-F!t!tJ.!4- : 5J':. 4l'

Grmbrr : Dekompresi dnri 4{X} fsw.

272
PENYAT(IT IIIK0MPRESI PAIIA PnNYELAIUAN sATuRAsI

?enyakit delrompreei pa,da penyetanun saturasi daFi tsjadi pada saat paryelam
melah*an elmrsion asffnt-(menyelam diaas kerlatinan ;tuniii .k L,*f*ftt
=
atau pada saat dilakulcan dekompresi. penyakit dekompresi terjsdi prd. saai
asceru biasanya lebih berat dari @a png terjadi eada sd o*6mfresi.
'nng
Gejala paqyakit dekomprui saar e**uni nait uiasanye ueripa-taainan sistem
ryrygq"rqdan panafasan Keraimn susuna! sararpirsar rciraimn panca irdra
dan.lain-lafuL Penyakit dekompresi @a saat derompiesi uia*"r
menimbul*an rasa sakit pada sistem tulang otot.
dr,) d"p-t
Terapi pmyakit dekompresi lcarena puryelaman satu asi :

a. Penpkit dekomprcsi tipe serius

g€ialanl' hilang tenrsran dekbmpresi sampai


Fr*
dimana gejalanya hilang totat.
dikedalaman

b. Penyakit Dekompresi tipe ringan ( pain Onty


)
kedalaman l0.feet raqpoi gejararrya Ht*g s"o'purna" gr.i$nya tidak
dipedukan retompresi teuitr dari kedaranan timbtrrnp' gejad
Rekompresi l€bih dari 30 feet pada beberapa kasus justru
mempi&rat
rasa sakit.

selama rerapi. baik uoqq type serius rmupun tipe ringan diberikan
oksigen dengan tekanan partiat t,j_
e af efe
!.opr rekompesi dirarq*an paoa reoaraman 60 fuv atau kurarg dapat
diberilcan oksigen murni dengnn maskgr, dimam
l$intnt'5
nrr]refu rnurghisq
oksigen 20 menir nrenit tuernaai cenga'ud;'RUBr
20 menit ... dan seterusnya sampai rekompresi seiesai.
). o6it;
s.t9tS terapi rekompresi s*ainrya pentfutiu penyakit detompresi tem€but
di *dekompresi"
dengan abel dekompresi siandaro p*rtar"* sat'rasi
menuju kepermukaan untuk didsen"asi Oan Oi isiran"*in '

273
UNLIMITED DURATION EXCURTION TABLES

urluilttED ouRAnON gCURstoil.TAtLES

uxtll.ttac qJtrrror lrcurtDi ri.t$


iT:.lt:=ll orlrrt $r r,.rllc.mr.&r
il?ffi;iffi;;iNfl m ru ersul 1:,
tddr ta iaqtu alrlLtorf t lnx rtrr Oirart 6rrti
lL [.. fi fi, il:lxr,f;Jfr,.,,".,-Jii oi'iil

DIAGRAM EKSUNSI I'ENGAN DUNASI TII'AK TERBATAS

214
TABEL EKSKURRSI DENGAN DURASI TIDAK TERBATAS
(Unlimited duration exctrtion table
)
Limlts for Excurtion DEEpER than e Chosen Depth

t50 75 225 618


t60 77 237 500 130 630
t70 78 248 5r0 t3l 641
180 80 260 520 133 653
190 8t 271 530 r35 665
2m 83 283 540 136 676
210 84 294 550 138 688
220 86 306 560 139 699
230 88 3t8
24A 89
570 14t 7tt
329 580 t42 722
250 9l 34t 590 144 734
2ffi 92 352 600 t46 746
270 94 364 610 147 757
280 95 375 62A t49 769
2n 97 387 630 150 780
300 99 399 640 152 792
310 100 410 650 rs3 803
320 102 422 660
330
155 8t5
103 433 6',io t56 826
340 105 445 680 158 838
350 106 456 690 160 850
360 108 468
370
700 l6l 86t
t09 479 710 163 873
380 lll 491 720 t64 t84
390 l13 503 730 t66 E96
400 ll4 5t4 740 167 w7
4t0 l16 526 750 169 919
42s ll7 537 760 l7l 931
430 il9 549 n0 t72 942
440 120 560 780 t74 954
450 122 572 190 175 965
4ffi t24 s84 800 lTt 977
47A t25 595 8t0 178 988
480 127 ffi7 820 180 l0m
BATAS EKSKURSI NAIK DI bawsh s KEDALAMAI{ SATUnAst
(Limirs for Exctrrion DEEppER than Chocen
De6h )
Dliutip drri US Nny Diving Mrnual Volume 2, Chang" i h"l.l*+t

275
Deepest Shallowest Shallowest Deepest Shallowest Shullorvest
Depth Excurtion Excurtion Depth Excurtion llxcurtion
(FSW'l Distance (ft} Deoth (FSW) (FSW) f)istance (ft) Dcoth (ltsw)
t50 0 150 580 23 457
160 l0 t50 590 24 46(t
170 20 t 5{) 600 26 474
180 30 r50 610 27 483
190 40 t50 620 29 491
200 50 t50 630 30 500
210 60 r50 640 3l 509
220 70 150 650 33 517
230 76 154 660 34 526
240 77 163 670 35 535
250 78 r72 680 31 543
260 80 180 690 38 s52
270 8l 189 700 39 56t
280 82 198 7t0 4l 569
294 84 206 720 42 578
300 85 215 730 43 58?
3r0 87 223 740 4S 595
320 88 232 750 46 604
330 89 241 760 47 613
340 9l 249 770 49 621
350 92 258 780 50 630
360 93 267 790 (t 638
370 95 275 800 53 u7
380 96 284 810 54 6J6
390 97 293 820 56 664
400 99 301 830 57 673
410 100 310 MO 58 682
420 l0l 319 850 60 690
430 103 32'1 860 61 699
440 104 336 870 62 708
450 105 345 880 64 716
460 t07 353 890 65 "t25
470 108 362 900 66 '734
480 ll0 370 910 68 742
4m ill 379 92A 69 751
500 ll2 388 930 7t 759
5r0 lt4 396 940 72 768
520 ll5 405 950 73 7',t7
530 n6 4t4 960 75 785
540 ll8 42? 970 76 794
550 l19 431 980 77 803
560 120 440 990 79 8lt
570 t22 448 1000 80 820
I'IIIItD
AS DI\SIIUK!'I
EKSKURSI NAIK I.}I
DI AI'A,S
A'I'A.S KEDALAMAN SATURASI
(Limits for Excurtion SIIALU)WER 0ran the Deepest D€pth of rhe Dive
)
Dikutip.dariUS Navy Diving Manua! Volume 2-, Chade I hal.l4-41

276
46 23 69 122 35
48 23 7l 124 35 159
50 24 74 126 35 r6t
52 24 76 t28 36 164
54 24 78 130 36 t66
56 24 80 132 36 168
58 25 83
60 25 85
134 37 t7l
136 37 173
62 25 87 138 37 175
64 26 90 140 38 178
66 26 92 142 38 180
68 26 94 t44 38 lE2
70 27 97 146 39 185
72 27 99 148 39 187
74 21 t0l t50 39 lE9
76 28 104 152 40 192
78 28 t06 154 40 t94
80 28 108 156 40
82 29 llt 158 40
196
t98
.84 29 il3 l@ 4l 20t
86 29 l15 t62 4t 203
88
90
29
30
ll7 lu 4t 205
120 t66 42
92 208
30 t22 168 42
94 30 210
t24 t70 42
96 3l 212
127 172 43
98 3t 215
129 t74 43
100 3l 217
r3l 176
.102 32
43 2t9
134 178 44
104 32
222
t36 180 44
106 32
224
138 182 44 226
108 33 t4t 184 4S
ll0 33 143 186 45
229
n2 33
23t
145 188
n4 45 233
34 148 190 45
il6 34 t50 192
235
l18 46 238
34 r52 t94
120
46 24A
35 t55 196 46 242

BATAS EKSKT'RSI TURUN DI BAWAH KEDALAMAN


SATURAST
(Umits for Exarrion DEEppER rtran Cfroren
ilpUr I
IXkutip dari US Navy Diving Manuat votume
t;il;"-i hat.14 _
42
hitial Deepest Excurtion Initial l)cepest Ixcruton
Depht Excurtion Depth Depht Excurtion Ilepth
{MSW) Distance (MSw) (MSW) Distance (MSW)
(M) fM)
198 4'l 245 226 5l 277
200 47 247 228 5l 279
202 47 249 230 {') 282
204 48 252 232 52 2lr4
2M 48 254 234 52 286
208 48 256 236 53 289
210 49 259 238 53 29r
212 49 261 240 53 293
214 49 263 242 54 296
216 50 266 244 54 298
218 50 268 246 54 300
220 50 270 248 55 303
222 50 272 250 55 305
224 5r 275

BATAS EKSKURSITURI.'N DI BAWAH KEDALAMAN SATI.'RASI


(Limib for Excurtion DEEPPER than Chosen Depth )
Ilikutip dari US Navy Diving Manual Volume 2, Change I hal.14 - 43

278
46 0 46
48 2 46 124 30 94
50 4 46 126 3l 95
52 6 46 r28 3l 97
54 8 46 130 3t 99
56 l0 46 132 3l l0l
58 t2 46 134 32 t02
60 t4 46 t36 32 104
62 t6 46 138 32
u l8 46 140 33
106
l07
66 20 46 142 33 109
68
70
22
23
46
47
144 33 ilt
72 23
146 33 lt0
49 t48 34 ll4
74 24 50
76
150 34 lt6
24 52 152
78
34 lr8
24 54 154 34 120
80 24 56 t56
82
35 t2t
2s 57 t58 35 t23
84 25 59 t60 35 125
86 25 6l 162 36 126
88 2s 63 lu 36 l2E
90 26 u 166 36 130
92 26 6 168 36 132
94 26 6E t70 37 133
96 27 69 172 37 135
98 27 7t t74 37 137
100 27 73 176 37 139
102 27 73 l8 38 t40
r04 28 76 180 38 t42
106 28 78 182 38 144
108 28
il0 28
80
82
184 38 l&
186 39 147
il2 29 83 188 39 t49
lt4 29 85 190 39 l5r
il6 29 87 t92 40 152
u8 30 88 194 40 t54
lza 30 90 t96 40 156

BATAS EKSKURSI NAIK DI ATAS KEDALAMAN SATURASI


(Limits for Excurtion SHALIOWER ftan rhc Deepcd
Deprh
Dikutip dari US Navy Diving Marnral Voiume Z, Cf,""!"-i fr"f.f l _)
.
+Z

279
Deepest Shallowest Shallowesl Deepest ShBllowest Shallowest
Depht Excurtion Excurtion Depht Excurtion Excurtion
(MSw) Dishnce Depth (Msw) Distance Depth
(M) (MSWI (M) (MSW)
t98 ,!0 J8 252 48 204
200 4l 59 254 48 206
202 4l 6l 256 48 208
2U 4l 63 258 49 209
2M 4l 6J 260 49 2il
206 4l 66 262 49 2n
208 42 68 264 49 215
210 42 70 266 50 2t6
212 42 'll 268 50 218
214 43 73 270 50 220
216 43 75 272 50 222
218 43 17 274 5l 223
220 43 78 276 5l 225
222 44 EO 278 5l 227
224 44 r82 280 52 228
226 44 r84 282 52 230
228 44 r85 284 52 232
230 45 t87 286 52 234
232 45 189 288 53 235
234 45 t90 290 53 237
236 46 t92 292 53 239
238 46 t94 294 53 241
240 46 196 296 54 242
242 46 197 298 54 244
244 47 t99 200 54 246
246 47 ml 300 54 248
248 47 203 302 55 249
250 47 304

BATAS EKSKURSI NAIK DI ATAS KEDALAMAN SATUIIASI


(Umits for Exeuriion SHALLOWER than the Deepest Depth )
Dikutip dari US Navy Diving Manual Volune 2, Clrange I hal. 14 * 42

280
Kquiahun
I' Davis.J.c., Hunt T.K. : Hyperbaric orygen Theraphy,
undhersea Medical society,
Inc., Betheda, 1997
2. Bennet P.B. and Eliot D.H. mg physioroglr and Medicine
: of Diving and
ifr,Oition. i995-- -
!9q,nressed Air work, Baliere Tindal london,
3.
9ioi*g Medical oflicer,- student Guide, course A{A{010, Naval rehnical
Training Command. U.S. Navy,l9gl.
4. c-o. Lawry D. ad pennefarher
3ry*$,
Diving Medical Centre publication,
J. : Diving and subaqrutic Medicing A
Sydney, 19g3.
5. Pengobatan Rekompresi, Lakesla I 9E4.
!_tiyryl
-O,fabel
6. Miller J.W.. Noaa Diving Manual. lt?9
7. u.s. Navy Diving Manual volume I and 2, Nausea lgg4
-Lp - 0ol - 9010, 197g.

28t
BAB IX

ASPH( IGSEHATN MDA PEIfYELAIIAN

I. SYARAT UNTTJK CALON PENYELAM

2. PEMELIHARAAN KESEHATAN PARA

PENYEI.AM

3. PENTOLONGAN PERTAIVTA PADA

KECELAKAAN PENYELAMAN

4. KADARURATANPENYELAII{AN
5. PENYELIDIKAN KECELAKAAN BAWAH AIR

282
t. $nmTtl{m(ru0ilmYErr
Pendrhuluan:

lada damrnya manusia adalah mahruk darat dan hidup dengan tekanan satu
atmosfer, iatah tekanan udara di permukaan taut Lingh'rgan
6".h4 dimana makin
dalam makin tinggi tekanannya, serra makin.ongilr, rffinl"f,; d* sebagainp,
TgTunlrn
p€rsyaratan kesehatan yang tinge dari para penyetam: -
oleh karenanya malca aspek meais datam penyeranian adaratr
sangat penting.
Disamping kondisi kesehatan yang tinggi, pr"v"i"r"
ohrt tr
yang tinggi, tanggung jauab yang besar-dan tciceraasan y*g
,"*p**-' sikap menal
*k6.
KLASIFI&ISI:

l"{ erry besanrya penyelam dapat dibagi sebagai berikut


) Penyelam militer :

F Penyelam komersiar sampai penyeram daram (deep


sea sih,er) yang dapar berada
dalam keadaan saturasi.
> Pekerja caisson iarah penyeraman.kcring dimana pekerja bekerja daram kdaan
udara bertekarun tinggr yang m'ngkin tiiat tena
dock, jembatan dan lain-lain).
-
"i,
i*ii"r.y, ri*u** gr"G
D Perryelam Scuba untuk olah raga, penyelam ilmiah
dll.

loyo ulnaq antu* para penydam tersebut di dras &palukan :


(paikis) dan-kepribadian
| Mampu
> fe$amt<ejiwaan tpersonititil V*g rt Uif.
menghadapi stres fisik dan emosional
) Bebas dari penyakit fisik yang serius ataupm yang minor misarnya penyakit
saluran pernafasan atas dan bawalr"

ry*.gk* s*enarnya ada perbedaan syarat secara bertingkat dari jenis-jenis


penyelaman di atas.

I. Penyelam militer:
yang paring berat adalah untr* penyeram mititer (nrl-Angkatan
lrtry"Ta"
Iau0. Pada tno.rgdikenakan peraturan.yan! riuilr uerat rrar ini diperr'kan
tqrena selain menghadapi darurai -n
Frang tirit eas-t"gas iti
otouu. mauFm
sabotase, pengnnunan dan lain-riin. plnyeram irvrff-t*o;drri p.r,y;h,
kapat (ship's diver)penyerqn
rn{.l"rgl*
tntai Amnbi pada.
sarvlge, pu*k rGr"k dan pasur€n
groses s.nmgan Amfibi. Ad"
dapat beroperasi di darat, laut dan udara.
fi;p'"y;hi ltusus yang
Disamping itu ada_ryIgu'n dari pasur€n khusus TM-AD dan dari porisi
perairan dan Udana (AIRUD).

283
) Bagi Penyelam komersial.diperrrl!ry perqyaratan yang agak longgar
dari penyerarn
militer, namun demikian kondisi fisili dan kesehaianineierr.p-iiJrp
ilrus tinggi
supayn mampu mclaksanakan beban tugas yang diberikan lepadanya.
Di rntara
T"ryku ada yang menjadi penyelam salurasi, aau penyelam'yang"harus s€gera
diterbangkan ke lokasi terpencil,.sehingga dingan lonitsi i"ik
prosedrr penyelaman yang yang benar, rnereka tidak akan t;"g baik scrra
*.ngulffi kesulitan,
baik dimana fasilitas kesehatan penyelaman minim atau tidak
ada."

3.
Plej ry.kg?-, c.aigsgn yang.bckerja di ri'gkungnn udam berrcknnan tinggi, tct'pi
tidak dikelilingi oleh air, datam-be\rapa fiat pirsyaratannya agak lebih
li-nggar di
penyelam. Yang perlu diwaspaoai aiini uoutut fir"u"r"y"
lalding penyakir
dekompresi dan aseptic bone necrosis ( Necrosis Aseptik r"r*g ). ii.d, mereka
selalu diberikan foto Rontgen tulang panjang secara peiioOit.

Penyelaman olah raga dan scuba.


Merupakan-kelompok penyelaqr yang sangat bervariasi dari remaja
rnuda sampai
oralq tua. Sampai sekarang.hrut.4" undang-undang yrng *.u*jseseofiug
melalcukan olah raga selanr, kecuali beberapa batasan;isaliya
rerna3i minimum
umur 14 th Dan beberapa peraturan lain.

SYARAT UMUM:

syarat umurn seseoralg. penyeram (rniliter) kami kernukakan disini


scbagai
gambaran untuk diketahui disamping syarat kesehatan yang
kemudian.
ot * aiurto,

Adupun syard umum tersebut adalah :


a. Bersifat sukarelu
b. Memenuhi test aerobik dari Cooper.
c. Lulus Psikote* kategori l.
d- Terjun ke air dari ketinggian 4, j - 6 meter (15-20 fect) dcngan sirip kaki.
e. Berenang dipermukaan.tanpa alat sejauh 400 yards (36"0 m), berenang
bawah air sejauh 25 rq dan mengapung selama 5 menit.
f. Test tahan nafas selama I menit.
g' Mengambil benda tanpa alat pada kedaraman 3m (mengetahui
.
claushophobia atau tidak )
h. umur antara l8 - 30 th. untuk clearence diver umur yang terringgi addah
25 Th.
i. Tidak kegemukan ti{k
, rynunjukkangejala-gejata kegemukan (Obesitas).
Harus di perhitungkan hubungan antara umur,'iinggi
quivalen (index
d; berai sesuai index,
{aug Devenport) 2.00
dan Tumonggor Lakesla).
- 2.3g (dimodifikasi oteh tuyadi
j. Bagi mereka yang ovenrcight (20% dari strandard) rnasih dipertimbangkan
jika stnrktur tuhng besar ataupun lcarena kekekaran otot otot iubuh.
k. Lulus testkesehatan.

SYANAT KESEHATAN :

a. Kontakdhadabsolut
l. Orang yang mudah s''nope
2.
Orang yang mudah tersenng pneumotoraks spontan.
atau mengidap penyakit eprlepsi
3. Pada foto toraks terlihat kista panr atau lesi dengan udar:a terp€nangftap (air
trapprng lessions)
4. Crendang telinga berlubang
5. Asmaaktif
6. Ketagitran obat (drug addiction)
7. Penyakit kencing manis (diabetes meflitus) dengan memerlukan insulin
8. Semua gpngguan saraf prsat
9. Otitis media
10. Operasi telinga tengah dengan prothese
ll. Sirusitis kronis
12. Angina pektoris atau infarkmyokard
13. Anemia
14. Kesulitan berbicara
15. Ari-tmia jantmg kecuati kontraksi vertikel prenuhr yang kadang-kadang
terjadi
16. Buta warm
17. Klaustrofobi atau tedensi bunuh diri
18. Arritis kronika
19. Vertigo
20. Penyakit ginjal laonik
21. t lkus peptilum yang aktif
22. Hipertensi

b. Konfreinffiuirelatif
l. Penumnanfungsiparu
7. Deformitrs ortopedik seperti skoliosis
3. Thoracotomy
4. KelainanEKG
I Kelainan gg yang menyebabkan kesulitan mengigit mouth pioce
6. Perclcokberat
7. Migren
8. Hemia

285
a Xontra hdi*asi sernentara
l. uRI. sinusitis, alergi sinus musirnaq atau keadaan lain yang mengganggrt
ekualisasi.
2. Akul bmnkitis
3. Akul Cnsfo Enteritis
4. Traqna ortopedik yang akan rnemudahkan tedadinya penyakir dekornpresi.
5. Alkoholik atau pengobatan dan intoxikasi obat sedativ hipnotik.
6. Kehamilan.

d. Pemeri*saan Fisik
l. FormulirRiwayat Kesehatan

2. Pemeriksaan'fisik

3. Visus/Ketajamanpenglihatan"
a. Tidakbuta warna :

b. Jarak penglihatan 6/9 nnhrk kedua mata


c. Tidak myopia/myryic astigmat
d. Hypernetroptidak melebihi 2 d.
e- Lapang penglihatan tidak terganggu
f. Tidak strabismus
4" Ketajanan pendengaran dan telinga
il- Tidak kehilangan ketajaman perdengaran untuk frekrvensi tertentu
b. Jumlah desibel nraximum yang diperkenankan hilang ;rdalah sebagai
berikut :

Ketajamanpedengaran 500 Cps 1000 Cps 2000 Cps 4000

Batas dcsibetyang 25 66 25 db 25 db 25 db
boleh hilang

Perrl,efi*saan a*fionstri dilakuhan :


a. Padapemerikasaanpendahuluan
b. Padaakhir.pendidikan penyelaman
c. Secara berlola tiap trhun
d. Setiap mat kalau ada indikasi medis

Audiot@i max kehilangan pendengaran l(pl


e. Membrana timpani utuh tidak perforasi dan mobilitas baik (cicatrix
lcbal tidak diluluskan)

286
f. Otitis media tidak diluluskan
g. Tuba eustrchii harus bebas
h. Gang$nn keseimbangan tidak ad& telinga dalam normal baik vestibuler
maupun ccrhlear.
i. Exostosis yang besar tiiiolak.

t Hidung
Tidak ada lul-lul yang mengganggu jalannya pernafasan
a. Polipus nasi
b. Hiperropi conchae
c. Deviasi sephrm nasi ynng mengganggu
d. Rinitisvasomotorika
€. Rinitis akuta atau kronika
f. Sirusitis akua aUu l$onika
g. Sinusitis akuta atau Kronika

6. ,Sia r s
a. Tidak ada polip sinus
b. Pada kasus yang meragukarq pada foto dari sinus bila perobekan lapisan
mukosa tidak diterima.

7. Mulut
a. Kelainan bibir sehingga mangganggu bicara
b. Deformitas lidah
c. Mulut harus dapat dibuka dengan jarak gigi incius atas bawah minimum
3 cm.
d. Tidak ada kelairun bauaan dari platum

I Gigi
a. Gigi insisivus dan kaninus harus lengkap
b. Defisie.nsi gigi schinqga daya mengunyah dan murggigit tidak terganggu
sampai lebih dari 30 %
c. Tidak ada prothese lepas
d. Tidak menderifa periodontosis kronis
€. Tidak menderita karies, abaes ataupun osteomielitis tulang rahang
f. Gigi tonggos (protrusify dan gg nyakil (progenil yane ekstrim tidak
dapat diterima

9. Tenggorc*an
Tidak ada hal yang menghalangi jalan pemafasan
a. Hipertrofi tonsil tidak l€bihdari satuderajat
b. Tidak ada faringitas akuta arau kronika
c. Tidak ada faringitas akuta atau kronilc.

287
10. Paru
a. Paru lunrs sehaq tertihat dari foto Rontgen
b. Tidak da penebalan pleura, flrbrosis, kista bul.
c. Tldalc menderita asma bronkiale, TBS patt bronkitis kronika emfisema
dan penyakit kronis pu lainnya.
d. Rasio FEV (Forced expiratory in one rccond) dengim FVC (Foiccd Vital
Capacity) minimal 757o.
e. vc (27 .73 - o. 112 x umur) x tinggi dimana syarat minirnat tidnk boleh
kurang dari t0o/oVC.

II. KadbYas*uler
a. Tidaft menderita cacat jentung, jantung hams normal.
b. EKG istinhat dan beban harus baik. pada exercise tidak didapntkan
aritmia dan St depresi.
c. Tensi maksirna[ l4Ol80 mmhg.
d. Hb ridakkunang d^ti tZ%.

12. Ga&ro bteflinal


a. Tidak menderita ulkus peptikum/gastritis
b. Tidak mengdami Post Operasi intestinalis
c. Tidak menderita segala jsnis hernia
d. Tidak menderita pembesaran hepar dan lien
e. TidakdidapatkantumoraMomen.

13. Uro Genital


a. Tidak menderita ptosis ginjat
b. Tidak menderita nefritis kronika, nefrosiq nepro litiasis
c. Tidak menderita batu Vesika Urinaria
d. Bila belum punya anak, monotestis tidak diteriura
e. Tidak menderita hidrokel testis, epididimidis
f. Tidak menderita penyakit kelamin baik akul maupun kronik.

11. Kulit
a. Tidak menderita penyakit kulit yang akut ataupun yang kronis
meskipun tidak mengganggu pekerjaan.
b. Tidak menderita sikatrix yang kcras fitaupun ynng nrengglnggu
gPrakan.
c. Tumor jinak yang tidek mengganggu dapat dipertimbangkan.

15. Susunan Syaraf


a. Tidak menderita kelainan syaraf apapun,
b. Tidak menderitia migren kronis.
c. Tidak menderita vertigo.

288
16, Keieelat
a. Tidak didaplkan struma atau perubahan fungsi gidtiroidea
b. Diabetes mellitus ti&k dapt diterima.
c. Tidak obesitas, BB tidak boteh melebitn lV/o(2OVo) dari standard.
17. Tulang
a. Kosta servikalis yang mengganggu gerakan thorax atau
memberikan tada{arda tekanan tidak dapat diterima.
b. Diformasi tulang pelipis atau tulang pundalq bila tidak mengganggu
gerakan dapat dipertimbangkan.
c. Bila gerakan persendian te$atas tidak diterima.
d. Tidak didapatkan bekas fi:aktur tulang
e. Tidak menderia deformasi tulang belakang.
f. Foto tulang pqiang normal.
l) Sendi bahu lsnankiri projeksi AP.
2) Sendi panggul (Coxae) kanan kiri ptojeksi AP.
3) Sendi lutut (Crenu) kanan kiri projeksi AP dan laterat.

I& Oksigmtoleanstefl
Tidak ada kemlitan bernafas dangan oksigen pada kedataman 18 m (66
fee$ GUBT) selama 30 menit

19. Rekompresi test


Tct rekompresi dengan tekanan 3 ATA dalam RUBT

20. Labordofium
a. Darah lengkap dalam batas normal
b. LED dalam batas normal
c, Liver fungsi test normal
d. VDRUKahnnegatif
e. Hepatitis (HBs-Ag) negatif
f. Urine analisis normal
g. Feces normal.

SYARAT PSIKOLOGI:

Sebagar gambaran, dicantumkan pula kordisi psikologis yang dipertukan oteh


calon penyelam, sedanglan pelaksanaan tet oleh l-embaga Psikologis.

a. hfulqansialhe#asi
I. Tamtama/Binlara : Inteleg€nsi normal
2. Penrira : Sedikit di atas normal.
3. Kesanggupan Ausdouer yangcukup
4. Daya tanglap baik dan cukup ccpat
5. Reaksi yang cepat dan cukup adekrvat
6. Dapat bekerja sanu dengan baik
7. Tidak mudah gugup dan panik
8. Sikap kerja yang positif
9. Tanggungjawab yangbaik
10. Trampil
I l. Tidak initable dan explossif
12. Kemampuan berkonsentrasi dengan baik

b. Kepribadian
l. Kedewasaan dan kestabilan emosi
2. Keseimbangan antara rasio dan emosi
3. Penyesuaiandiriyangbaik
4. Tidak egosentris
5. Percaya pada diri sendiri dan tidak mudah putus asa
6. Inisiatif
7. Tak benikap opsisional
8. Tidak ada tanda-{anda escaping reaction
9. Terutama untuk perwira ;
a. Inisiatif dan inventif
b. Kelancaran berfikir,. flexible dan dinamis
c. Tidak berfikir secara fixed paltern
d. Bukan details workers secara exclusif
e. Kemauan yang keras, sleadiness dan emotional control.

Hal-hal khusus
I. Tidak klaustrollobia atau agorofobia
2. Tidak mempunyai riwayat sakit : NeurosiVpsikosis
3. Bukan peminum alkohol dan drug aditif

290
I ffimRtrftt6Hmtnlnf,E{tEll
Fendrhulugn s

Pada saat seolang peryelam memeriksa diri ia akan me'dapat


sehelai karru yang
yengtakan apakah lnryelam. tersebur cakap arau ddak ca6t *n* **idla*l
tArybila temyata tidak cakap, dalam kartu Erblut runs acamrimkan unu* Lrap
hari penyelam ter$but pertu istiratut Peirriru palyetaman G*eryqiiban
nrelakukan
pengecekan bahn'a semua penyelam dapat minuqiuld€n
kartu lang menyatakon
cakapuntuk menyelam yangditarda tansid oteh dolier.
Apabila tedapat keragu-ragnn, ketidalc stabilan moril peayelam,
maka tidak
gF*$T $tuk mgorlam. semua s$aran mengenai p.metitiani ko,lr"rrq ocarat
dalam bukuncartu "catatan penyelaman- yang dfiiliki i*p*p prry.iam
dan ditanda
tangani oleh dokter.

PEMERIKSAAN BERKALA

semua penyelam diwajibkan menjatani pemeriksaan secanr


ber*ara :
a' Untuk kapal-kapol dan kesatuan dirnana penyelaman ters€but dijalankan
pemeriksaankesehatandilatsanatan-setiip6 buran*k"ri. -'
secara
-b. ntriq
uyuk.ti*-ti9 penyeraman yang melaksanakin G;i d"il janeka panjang
sebagai oontoh :
Team clearence Diving pemeriksaan dilaksanakan setiap
3 bulan sekali.
c. lJntuk penyelaman-penyelaman dataq r€bih 165 f€; iii *l pemeriksaan
kesehahn dilaksanakan sebelum aan sesrioah operasi penyeraman-
d' Pemeriksaan jugp dilaksanakan apabila smrang penlerain ban selesai manjalani
peralvaun medis.
e' Pemeriksaan bertala tahumn dilaksanatcan termasuk pemeriksaan
tornx foto,
audiome$ik dan foto tulang paqiang
f. **p. hasil pemeriksaan tersebut termas* pem€riksaan T[rr,valsaua
uamnra
dan klinis thorax dimasukjsn dalam *atus iesehatan p.rry;iil.
s,rrbp kelaimn
lusil pemeriksaan di- atal hanrs diperikn tebih reliri ildi ,rr"r;rrn d111
penyelam ters€but dalafin ksdaan catcap atau tioak
carrap untuk-menveran "p*,rr,

TAK CAIilP MENYELAM SECARA PENMANEN

seorang peny€l1m dinyauron tak cakap secara penrunen maka


iKwatlrll(asi
_f,xll!penplamannln ditnpuskan. knyataantalc cakap untuf menyelam oletr
karena alasan medis dikehurkan oleh Kepala Dinas Kesefintan
atas retomendasi

29t
panilia yang dibenruk dokter yang mempunyai krvali{ikasi dalarn bidang
.seorang
kesehatan penyelaman duduk dalam panitia tJrsebut.

9. .
npultl"
seorang penlelam nnendapatkan kelainan-kelainan seperti yang
diuraikan
dalam titik
{au ada ea$gPan $utultung tidak mernen*i syari*yaiar krvalifikasi
maka penyelam terssut dinyatakan tak cakap untuk menyerani-secari
pernunen.

c. BarofraumaPulmonair.
l. semua penyeram dengan Barotrauma pulmonair atau komprikminya
(pneumotorag surF€l emphysema atau embori udara
) ainiatataniat
ca6p
untuk menyelam.
2. Apabila keadaan penderita dikirim ke rumah sakit unhrk
$qkr" suatu pemgltssa.ry fungsi paru atau bekerja ,urn, U"ngu"
Kesehatan Kelauran TM-AL
Lembagr
3. selesai pemeriksaan anggota tersebut dihadapkan ke panitia kerehatan untt* -
menentukan cakap
.aFu lidak cakap untuk..menyeram. seorang oor,ter vang
memiliki kwnlifikasi kesehatan penyelarnan ikut duduk dalarn pruritia
terscbut.

LARANGAN MENYEI,AM SEMENTARA


OL.EH ALASAN-AI,ASAN LAIN

a. Penggunaanobat+batan
l. obat-obatan seperti halnya anti hisamirq sedativa, traquiliser dapat
mempengaruhi daya konsentrasi dan kernampuan berfiki, p*ny"tr'..
Rekomendasi dokter gp.l@ bagi penyeram yang menggurukan-
obat-
obatan terssut daramjangka waktu 2+ jambita akan rn'enyctai.
2. Effect sampingan bervariasi tergantung dari faktor-faktoi individu
d.rn jcnis
obat yang dipergunakan.
3. Efrect yang paling sering ialah : rasa mengantr*, pusing ganggum koordinasi
dan perasaan h'ang enak badan yang dapat uertairgsungtur-na +t
iarn,

Setelah Vaksinasi dan trnunisasi


Para penyelam dianggap tak cakap menyelarn untuk sementara
dalam ? luri
setelah semua jenis imunisasi.
Menyimpang dari ketentuan di alas dan dalam keadaan-keadaan danrat;
anggota tersfbut dapat muryelam setelah 4g jarl
dengan rekomendasi dari
ssorang dokter.

c. Penyelaman setelah peranatan gigi


I' Risik$ tin&ul'ya
ry*ry*t"r setelah perawatan gigi bertambah besar pada
waktu meirlrlam. pendarahan biasanya sukar akin-dapat diatasi oan
diprt

292
mengganggu ry'tem pernafasan atau m€nimbnrkan gnnggufli daram
be6icara, aspixasi pneunnoni4 obstnrksi pennfasan
Exhalcsi-; Tugas-tugas untuk menyeram tidnk dspat
diraksanakan daram
waktu 48 jam setelah e$rk{ eid obh k kcmrmgftimn
ry* timhlilya
Fdry-l"o yrqe dipeneanrhi oleh-setiap pcubalun tekanan-
3.
Pr{ s"$"r : Dpat menimb,rkan risiki perdaratun dalanr beberapa hari.
Dalam- h"l
-iry anggora rersebur daak ai*nar*an rmtr* meffiilil tugrs
y1f-elam -dalamjangka waktu l0 hari setelah peraumum.
4. murqt I pembausan unt'k merarukan tug's s€terah
bodah mulut,
terqngtyrg dad jenis perawahn dan turus diteens[sn
melakr*an perawatan. pada umumnya semua macam rrrro
;[h;.kd, dgi ]"";
t"rpu ffioarao
peqiahitan dapat menimburkan risrki peaanhn
dr" di..ggridJ" *tr*
memberi istiiahat serama
18
j"r setetah tindakan penuatan. lpiuila timbur
rymerun dapat timbur perdarahan r..uoo"ir, dan masa istinhat
$Beota tqqrut menjdi l0 hari.
dapat diperpanjang
5. t"in
L".tf*tT 4y '.$ry ry.aryatan
tidak putu diberi
r"itpu menimbulkan risiko podarahan
isrirahat, keuali apabiia dipergunakan p.rOi
perawatan ters€htt.
ir* Orf"*
Regional
--blok :
s€bagai misar ldandiburar brock yang bilaterar
dapat
menimbulkan gangguan-dahm memlun mouth piee
airi- forang-;,ryeram
atau mengganggu penyelam dalnm komunikasi.
Hal-l'l tersebut di aas et!" juga
Recompression Chamber(RLTBT).
- - untuk pemgasan-penugasan dalarn

PEMBATASAN TUGAS MENYELAM SETIIlla 1SRBANG

.Br.*n yang berikut qoru diperhatikan oleh penyetam png


perjalanan dengan pesawat terbang : metak.kan

3.
b.
Penyelam yang terah mehhrkan tugas penplaman
dengan udara tekan
s€telah penyelaman, uca, dt"t t"it
ciuenitao
tertentu' maka unhrk mencapai keseraftatan yang"gTi.p",
dengnn
-nuksiinum, baras

untuk tidak metahrkan penertangan daram waktu rfir*


&"li*l;
*i"irr, p."]"d;;

PEMBATASAN SETETAH MENYEI.AM (Rcperittve


dive)
a' seorang penyelam setelah melalcukan
penyelaman @a kedahrnan kunang dari
feet (9,15 meter) dan daram c jam iaei.arr 30
penyeraman semur4
menygJam lagi urrr* kedaraman l€bih dari ro-qen5relesaikan
roi ,n.6,''tri*jo**,rotot
ig,is
mengiknti petrmjuk tabel (Repetitive dirr).
b' seorang perlyelam tehh memyelain set*i lll dan lampiran c datam 12 jam
tabel
setelah menyelesaikan semula, **y.ta,lagi ffiii kedalarnan l6ih

293
dad 30 feet (9,15 meter) dianjurkan untuk mengikuti petunjuk
cornbined Divc
Routine Table.

sjoralg peryelam telah menyelam sesuai tabel III, lampiran c dibawah garis
(Limiting line), tidak dibcnarlsn menyelam lagi d:rlam limit
wartu il .1arn sctelah
penyelaman semula.

seorang penyelgn y_ang terah menyelam pada kdaraman l6i fcet (55
meter) tidak
dibcnarkan melakukan penyelaman beriicut untuk kedalam- i.uil,
orni :o r".t
(9,15 meter), dalam waktu 24jam setelah penyelaman
semuta.

seorang
ryorh'o yang telah menyelam sesuai tabel terapi, tidak dibenarkan
me.nrlggalkan lingrungan dutqn * jam setetah kembali ri.p"*G*
anjukan untuk tetap berda didekat Recompression chamber aururn ,"ur.tu
dan di
jam
2a
setelah penyelaman.

flile eenyelam yang telatr melakukan penyelaman pada kedalaman 120 fcet
(36,6 meter) atau lebih untuk waktu oiaral timiting line (taber
irriiarnpiran c,
li*iytro unt'k tetan
!era$ nada jS4 iam pe4atarun cari necompression
chamber dan dalam waktu 12 jam setilan menyetesaftan p.oy"ru,nur.--

setiap penyclam yang telah melakukan penyelaman pada kedataman 120


feet (36,6
meterl atau lebih untuk waktu dibawah timitiig line (tabel III) lampiran
cdianjurtan unruk tetap didekar
|qompryryion clamber oatam wartu +'Jam
ryrelah
penyelaman fu-F*g ryda iarak
4 jarn perjalanan dari Recompression
Chamber unnrk walctu 12 jam Ueritutnya

setelah penyelaman, seorang penyelam tidak dibenarkan untuk metakukan


peneftangan esuai dengan daftar yang tercantum dalam lampiran
II, tampiran B.

TRANSPORTASI PENYELAM YANG


MENI'EruTA DECOMPRESSION SICKN ESS

L. Penerbangan tidak boleh lebih tinggi


dari l00o feet (305 meter), kecuali pesawat
tersebut memiliki 'Prcssurid cabin" yang mempunyai tekarian
mma dengnn
tekanan permukaan laut dan seonug perawat sebagai sup"rnisor.renuatasan
ini
terutarna berlaku unhrk team penyetam rnahir yang biaianva diangkut
dengan
pesawat teftang.

Setelah berada datam lingkungan dengan tekanan tinggl dan terutama


pada skin
diving, terhadap embati-rdara selama penerbangan tnenjao tcbih besar.
untuk
menghindarkan hal tersebut, aturan kesetamaur
iang crtawah ini sangat penting
untuk diperhatikan :
t.
Fi"p_qry9b' yang telah melakukan skin diving unt'k kedatarnan rebih
q1n 25 foe! (7,6 met€rl d:ngg nrmpergrnalcan afi penrafasan p.mrangrut
dilsrang terbang rmtuk ketinggian diaas 5OoO feer Sfj *.rof
12 jan setelah penyelaman.
tf C6fr* **t"
setiap penyelam dihrang merah*an pene6angran scterah keera*aan png
terjadi, selama atau sesudah metakukan rHo dioitrg errnpui
-cid*r"n
pem€riksaan kesehatan.
,*0,

295
3. pERlorOitoAN pEnrArdA (F|R8T AtO) mO
XFCEIII(AAN PEI'tYEtlliAl{

Pendahuluen :

Penatrlaksanaan keoelakaan penyelaman membutul*an tindakan yang cepat dan


tepat karena dapot menimbulkan kernatian atau cscst tubulr yang pennnnen. e$r
dapat mengunbil tirdakan-dengan cepat dan benar semua fonvetim hanrs dafot
membedakan apakatr pederita memerfukan pengobatan rekompresi atau tidak,
diurping itu semua penyelam harus rnenguasai tetnit< resusitasi dan p3K
Penyelaman lainnya.
Tindakan P3Kterdiri :
1) Tindakan medis umum unhilc menyetamatkarr jiwa dan mencegah komplikasi
keoelakaan
2) Reftomprcsi, b*ik 4dam *irnaupun daffimmpression chamber.

TINDAKAN MEDIS UMI,M

* Resusitasi
Adalah semua ttdakan untuk mengemblikan fungsi vital tubuh guna
menyelamatkan jiwa korban.

Adu 2 macam resusbaslyultu :

l. Resusitasi panr (Pulmonary Resuscilation) atau rnembenkan pemafasan buatan


untuk mengembalikan firngsi pernafasan.
2. Resusitasi jantung (cardiac Resnscitation) atau pemrjatan jantung untuk
mengembalikan denyut jantung.
3. Resusitasi jantung dan paru-panr (cardio pulmoner Resueitation = cpR).

Ko$an keaelakaan penyelaman sering ditemukan dalarn keadaan tidak sadar,


disertai berhentinya pernafasan dan denyut jantung, untuk itu perlu diberikan
pernafasan buatan bcrsarna-sama pemijatan jantung (CpR).

Unhrk memudahkan resusitasi paru sering digunal<an alat resusitasi (misal AMBU
Tpe Res,uscitation) yangdapat digerakkan secara mekanis (dengan pompa kare0 atau
dihubungkan denpn tangki oksigen.

296
Gambar I

'\+
\
-\..

Resusitasi paru

l. Teknik pemberian nafas buatan mulut kemulut didarat.


Cara pemberian pemafasanbuatan adalah s$agai beril$t :
(tihat gambar 2).

297
l) Miringkan kepala korban, ambit
(bersihkan) benda-benda asing dari
mulut / hidung.

2) Tengadahkan kcpala turtuk membuka


saluran nafas dcngan :
(a) Tangan kiri mengangkat leher.
(b) Tangan kanan mendorong kening
kearah bahu

3) Dengan ibu jari dan telunjuk tangan


kanaq pijitlah hidung korban sambil
memp€rtalurkan posisi kepala (tetap
tengadah).

4) Buka mulut anda" hisaplah nafas


sedalam-dalamnya, tempelkan mulut
anda kcmulut korban (rnouth to mouth),
tiupkan udara kc paru-paru korban.

5) Setelah selesai meniup, lihat dada


korban adakah gerakan dada naik tunrn
terdengarkan suara korban
menghembuskan nafas.

6) Jika tak ada gerakan nailq mungkin


kesalahan teknis, misal :

a. Hidung lupaltidak ditutup


b. Masih ada benda asing keluarkan
Ulangi dengas teknik yang benar.

?). Jika udara tetap belum bisa masuk


keparu, miringkan tubuh penderita,tepuk
kuat-kuat dianrilra kcdua tulnng bclikat
agar sumbatan jalan nnfas dapat
terbuka.

298
2. Te*x!*peruafesan budon dipenuhoan air,

- - Pada prinsipnya cara pemberian nafas buatan dipermr*aan air adalah samr dengaii
didaxar, untuk memudahkanlembangkaniah pehmpung korban
o* p.L*g,ng *dr.
Bila janak dengan daratan/kapar cukup dekat, pernafasan buatan d"prt
sambil berurang kedarat/kapal.
o6*ril"n
Jika jaraknya cukup jauh tetaplah ditempat ard4 berikafl nafas buatan sambit
menunggu pctolongan. Cara pemberian nafas buatan mulut
kernulut dipermgkaan air
(lilut ganbar 3)

u Teknik merterilun nafas budan murut


pelampung
t
ke murut di air (diteryat)
.'r'--'
l. Jiup lorban dan pelampung penolong
2. Buka masker ko6an dan penorong tnair*tao ke"lengan penorong.
Buka sabuk pemhpt
1
4' $an 6[;il'"
tain-lain yang dianggap ri
segera latilkan buataru jika ;da rcaksirtiru* niasin rrioupl, kirimkan
ryfas
isyarat minu torong gerakan tanga& meni'p peluit
-dgngn - menyalakan
lampu pelampung dan lain-lain
5. Pertimbangkan kemampuan penolong meras' tidak
mampu menunggu
pertolongan atau hrenang membana korban ke
memberikan nafas buatan repas dan buang scuba
rcapar,ke i*"i
sambir
rc:ruan dan atau scuba
penolong.
6. Terus lalnrkan pemafasan buatan sambil menunggu pertolongaq
atau sambil
berenangke pantai.

b- Tehi* nembedtean nafas budan murut ke muha sonbir


dau le pantai.
hercnang tc tupol
l. setelah peramgng dikembangkan dan qggratan yang perlu
dilepas,
3ryrkkq rengan kanan penolong ke ketiak'kiri korban, p"g.rg perup"ni
I$* di baeral plakang leher sambil **at.n kdrilil" m'rut dan
hidung korban
rylaJu
oi atas permukaan air tpungeung
di antara tengkuk dan pelampung korban).
6"prk;*g* terretak
,. f** kiri memijat hidung korban, berikan nafas buatan seraa sepat dua kali,
lepas tangan kiri.
3. Kemudian berenang dengan kayutun kaki (flutter kick) sambil membawa
!99"o ke kapaupanrai rerdekat sambil menghitung *rran ruu 1000, 2000,
3000' 4000 kemudian berhenti sejenak sambil menr'berikan nafas
buaan lagi
dan seterusnya.
4' selama berenang harus sering mernperrratikan keadaan korban.

c. Pemijatanjantung bersama pernafasan paru-paru ( Resusi Jantung


dan paru *
paru ).Rezusitasi jantung dan panr-pam Groiri oari 3 tahap- yaitu (lihat
gambar).
l. Membuka jalan nafas (Air Way Open = A)
Tindakan:
a. Bersihkan mulut dan hidung korban untuk mengeruarkan benda
asing
dari saluran nafas korban
!. Tengadrqp kqala korban agar saluran nafas terbuka (lunrs)
2. Lakukan pernafasan buatan (Brething Restored = B)
Pernafasan buahn dilahrkan 12 kali permenit untuk orang dervasa,
20_30
kali untuk anak-anak.
3. Pemijatanjantung (Circularion Restored).
Pemijatan paru dan nafas bytan tergjantungjumlah penorong, dimana pada:
(a) seorang penorong : dilakukan li
kari p"n.l*rravpeiiijaran jantung
diselingi 2 kali pernafasan buatan.
(b) Dua orang penorong : dilakukan 5 kali pernijatan jantung diseringi
sekali pemafasan buatan.

Catdan:
1. pemijatan jantung dilakukan
hanya dengrn kekuatrn otot-otot
tangan.
2- pemafasan buatan pada anak-anak
dilahrkan lunya dengan
kekuatan otot-otot mulut.

Gambar 4. CARDIOPULMONARY Rf,SUSCITATION (CpR)


(Resusitasi Jantung dan paru-pam)

Jika tid[rk sndar Saluran


-Angkat leher

A -Tengadalftan
kepala.
Buka saluran nafas

Jika pcrnafasan berhenti Pijat hidung korban


Buka mulut anda

300
snulut
kemulut
- Tiup paru-2 korbarL
perhatikan
- Gerakandadakorban
- Inpas mulfi anda
Pernafasan Buatan
- Lnangi 12 kalilmenit
Denganpergetangan@
dada agakkekiri 60-80 x permenit -

l,akukan pemrjatan Satu penolong : Dua penolong:


jantung - 15 x penekanan dada - 5 xpenekanandada
- 2 x tiupan cepat pada - l xtiupanpanr
parufaru

GANGGUAN PEnEDARAN TIARAH ( SnOcK


)
Merupakan reaksi tubuh yang ditandai oleh melambatnya
atau terlrentinya
ry.ry9r". daralL yang mengakibatkan penurunan persardian oarih pada orgro-org;
vitaUpenting

a. Tanda-tanda Shock :
1. Muka pucat
2. Kulit basah dan dingin ( kening, telapak tangan
)
3 Denyut nadi lemah clan cepar, iebih iari fOdfcAipermenit
4. Koftangelisall memsa haus danmual.
5. Tekanandarah sangatrendah.

301
b. Jika berat didapatkan :
1. Sangatpucal
2. Mata terlihat cekung tarnpak hampa dan tidak bercahaya.
3 lernafasan cepat dan dangl€!" kadang-ledang tidak teratu.
4. Nadi susah t€rabadan apabila teraba sangat cepat ( liO kali per rnenit
)
5. Kesadaran penderiU metumm.
Pada syok bcrat, kcmajuan dnpat mengan.ru'dalarn bcberapa mcnit.

c. Tindakan :
l. Bawa korban ke tempat teduh dan aman.
2. Tidudsn penderia terlentang dengan kepala lebih rendah dari bagian tubuh
lainnya. Jiku re patah turang kepala dan atau perdarahan di kepala.
3. Kendorkan pakaian penderita. Bila perlu pakaian korban dilepaskan dan
ditutup dengan selimut.
4. Tenangkan korban dan usahaftan agar badarurya tetap hangat
5. Ko6anjangan diberi minum apabila tidak sadar.
6. Medicamentosa.

Bila ada luka dengan perdarahan pasang pembalut cepat dan bila ada patah tulang
pasang bidai.

SKEMA TINDAKAN R.ESUSITASI

Tidak sadar r*--b Bebaskan jalan nafas

ada

Pernafasan buatan
3-5kali

Tidak ada

Pemafasan buatan Teknik kombinasi


12 * 15 kali / menit
Kompresi jantung luar
dengan Pernafasan buatan

302
MINGNENTIKAN PERDARAHAN

Koftan kecelakaan yang tidak sadar disertai berhentinya pernafasan dan denyut
jantung bila disertai perdaralun massive (bertebihan)
sering rienimUu*an pe.to.iu*
serius atau beraldrir dengan kematian Pada kasus Aemitian resusiusi harus
dilahil@l
bersama-sama tindakan untuk menghentikan perdarahan . perdarahan
dapat berasal
dari pecahnla pembuluh. darah arteri atalp-un pembuluh artena (hlik), uirianapecarr
atau terFrtusnla pembuluh darah arteri akan mengakibatkan perda;lran yang
lebih
hebat dari pada putusnya pembuluh darah vena.
Cma mmgheailnn per&ruhan :
l. lak'kan tourniquet tryry$ry, mengikag pembuluh darah yang terlehk di
- gbe$|
2.
atas (proksimal )
.duti
luka sehing8a peritaratran berhenti a,i"u 6€rh-rrg
Bersihkan dan cuci luka dcngan perhidrol atiu cairan garam nsiotogis.
3. Tempat luka ditdup kain perban / kasa tebal, lalu dibiut
4. Tourniquet soing dikendorkan agar ada aliran darah ke bagian baurah (di$al) luka,
lul ini perring untuk mencegah nekrose ftematian) jaring; oir.b.r"h di$al luka

PERLENGKAPAN P3K PET{YI LAMAN

untuk persiapan menghadapi keadaan danrat perlu disiapkan perlengkapan p3K


yang dimasukkan dalam totak p3K, setiap penyelam tans
oaiat rnenggunatan
perlengkapan P3K deng;an benar
Perleng*apan PiK ter{tri dari :
a. Buku petuqiuk P3K
b. Kartu alamat (nomor telepon / kode radio panggilan) untuk rurnah sakit yang
di-lengl€pi RUBT, serra perusaluan transporraii -
difimpterOll.).
c. Alat-alat resusihsi
L Resusisator lAmbu bag) dengan suplai oksigennya
2. Tongue Spatet (penekan lidah)
3. Laryngoscope (alat untuk membuka mulu! melihat tenggorokan) Tongue
Patll dan raryngscope penting untuk membersit*an sarurailnaAs Oiti Ueni"-
benda asing.
d. Obat+batan:
l. Obat anti sakit : antalgin atau paracetamol dll.
2. Obat anti mabuk : antimo
3. Obat anti gatal / alergi : CTM, prednison dlt.
4. Anti biotik :
"tf, y"f! yq{um, b€radi& alkohol d'digunakan
menegah infeksi pada luka-luka dengan mengoleskan crft;
unhrk
terse,but pada
luka-luka.
5' Anti septik lokar.: oblt ygratr,.yodium,
bctadrn, alkohor dll, digunakan untuk
menccgah infeksi pada luka-luka dengan mengoleslcan cairam
tersebut pada
luka

303
6. Laniian nonnal salinc (garam fisiologis), perhidrol, atiau aquadest untuk
membersihkan luka-luka.
7. Sabun anti septik lokal : Phisonex (pembersih luka).

e. Alat-alat untuk mengatasi perdaralun :


l. Tomiquet
2. Pe6an
3. Plaster
4. Jarum peniti besar

Alatalat untuk mengatasvmcnctgah penyebaran racun karena sengatan binatang


laut yang be$isa (ular laut, blue renged octopus, stone fish dll) :
l. Snake-bite kit (alat / obat-obatan anti bisa ular).
2. silet / pisau bedall untuk membuka luka gigitan ular agar racun keluar bersarna
darah.
3. Sea sling kit modcl SSK (Dacor corp).
4. Tali p€ngikal, untuk mengikat anggota tubuh yang digigit ular (ikatan diatas
luka) agar racun tidak menyebar.
5. Obat lokal anestesik (patirasa) injeksi dengan spuitnya.

Untuk mengetahui penyakit dekompresi :


L Tabung oksigen besar, helast atau full face mask dan tali 9 melcr
2. Beri tanda tiap I meter, tabel dekompresi
3. Kompressor
4. Infirs set
5. Cairan infus Dextran, cairan Dextrose 5Zq NaCI0"9%
6. Portablc Recompression Charnber (iika mungkin)

Lain-lain:
l. Pinset dan forcep : dapat digunakan untuk rnengarnbil benda-benda asing,
membersihkan luka dll.
2. Gunting
3. Tissuc
4. Selirnut,lunduk, pakaian tebal dll.

304
{ I€}ARIJililII PF{YE.IM$I
@iving Emergencies)

DEFINISI : K*ruratan ialah suatu keadaan yang tidak terduga yang


memerlukan tindal€n segera"

Karena sifat kekhususan dari linqkungan bawah air, keadaan air yang tenang
mungkin dapat terjadi keadaan berbahaya dengan perjuangan hidup atau mati uag'l
penyclam yang sedang bekerja di bawah air.

M ENCE GATI TER.IAD IN YA trEDAR ARATAN


a. Dengan latihan dan pengalaman yang didapat, rnaka :
l. seorang penyelam harus dapat menangani berbagai keadaan kedaruratan
yang ia hadapi.
2. Dia hanrs mampu memisahkan lrar-hal biasa dan menyimpulkan bahaya-
bahaya yang dihadapi.
3. Dia harus mampu mengenal keadaan danrat dan bereaksi secan tepat pada
tanda-tanda awal berbagai gangguan fisiorogis, apakah mengenai ai*irya atau
penyelam lain.
4. Dia harus memiliki pengetahuan kerja dengan metode paling efektif untuk
menangani kedaruratan alat maupun medis.
5. Dan yang paling penting adalatL dia harus mampu mengaasi keadaan daruat
bila mengalami sterss fisik marpun emosi didalam penyelaman

b. mencegah keadaan darurat, maka pengetahuan tentang peiryelaman dan


-Dalam
ptihan (traimng) adatah a1nat pe$ing. para penielam yang ueJairr 6ait, oengan
kondisi yang baik drn toj$a selalu naspada dikedalainan- mauprm dipermukian,
umumnya mampu menptasi keadaan darurat.

c. operasi penyelaman yang terencana rapi, dengan beban kerja yang tersu$m
_-suatu
baik, didukung oleh pengorganisasian yang rapi d*gao personit-ftrsinil yang
memadai, perlengkapan dan peralatan yang terjagateamanannia, logistik yung
-atan *m[
dan pengenalan daeratr penyelaman, matca membuai*ai su,atu operasi
penyelaman yang aman.
Ada 2 macam kecelakaan penyelaman yaitu yang membutuhkan rekompresi dan yang
tidak menrbutuhkan rekompresi.

305
KLASIFIKASI

Berdasarkan fisiologi dan pertolorigin nedis yang diperlukan kcdaruratan


penyelaman dapat dibagi atas :

A. Kedaruraran penyelaman yang tidak membutuhkan pengobatan rekompresi


l. Kedaruratansistempernafasan
:

a. KekurangangasOxygen(Hypoxia)
b- Kekurangan gas orygen disertai meningginya kadar gas c0, (Asphyxia)
!.
d.
Keracunan gas CO (carbon monoxide poisoning)
Keracunan gas COz (carbondioxida poisoning)
e. Surnbatan (lumbatan saluran nafas)
I lritasi (perangungan) oleh zat kimia (chemicals iritans;
g. Keracunan gas Nitrogen (nitrogen narcosis)
h. K_gracunan gas Oxygen (orygen poisoning/oxygen toxicity)
a Vd g dapat menimb_u$an oxygen deficiency
lkekurangan oxygen).
Ad. l. a, c, 4 & h, telah dibicarakan dalam Uib lain.

Kedanratan yang disebabkan oleh sifat-sifat fisik air sebagai mdia


penyelaman (In-water Emergencies, Kedamratan dalam air).
a. tenggelam(drowning)
b. squezee (Baro trauma)
kehilangan panas tubuh yang berlebihan (kedinginan)
9.
d. pengembangangas(gasexpasion)
ad.2.a, b, c, d, telah dibicamkan di bab lain.
3 Gangguan teknis pelaksanaan penyetaman (Operational Hazard) :
a. Naik kepermukaan dengan cfpat tanpa terkendali (Blorv-up)
b. Te6elit dan terperangkap (Fouling and Entrapment)
c. Kenrsaftan alat @quipment failure)
d. Suplai udara terputus (Lost ofair suplay)
e. Komunikasi kontak denganpcnyetam terputus (Lost of comunication)
f. Penyelarn hilang (lnst of Diver).

Kedanuatan penyelam yang memerlukan tindakan/pengobatan-pengobatan


rekompresi:
Dekornpresi yang tidak terlaksana atau terlaksana tctapi tidak memadai
I
2. Emboli gas (emboli udara, gas emboli)
3. Penyakit dekompresi (Dekomprcsi Sickness)
Ad. B ini telah dibicarakan di bab lain.

306
0?ERASIONAL HAz,AnD (Kdanuaran karena gnngguan teknik poryelaman)

A, BLOW UF
l. Pengertian
Blow up adalah suatu keadaan dimana penyelam naik dengan cepat tanpa
te*enlali kepermulcaan. Keadaan ini sangat berbahaya- Lareia oait
menyebabkan terjadinya emboli gag penyakit dekompresi, ;rauna fisik
akiLat
benturan d*rybenda-benda dipermukaau pecitr paru-paru dll. pada
deopsca diving blow up dapat tob"knya paiaianselam sehi"gga
dapat t€nggelatn atiau mengalami aqucczo.

2. Pada dopsca diving blow up dapat terjadi pada saat penyelam akan menaikkan
tekanan dalam pakaian selamnya untuk mengatur riseihungan, atau konhol
posisi (akan nTk) alau_p-aqa saat penyelam scoba akan -mengembangkan
pelampng didalam air. Bila kenaikan teksnan tadi dapot te*onrot
tidak;can
terjadi blow up, tetapi bita tekanan naik tiba-tiba tranpa terkontrol dapat terjadi
over bouyant (tekanan keatas sangat besar) sehidga penyelam ikan nail<
dengan cepat
urtara(Fs) dalam pakaian selam (divingdress, deepsea gear) dan pelampung
akan semakin mqneembgc saat penyelam melayang nai[ sehingga keceiah;
naik bertambah besar dan terjadilah blow up.- uri-t* mencefr-tr topliny,
emboli udara (ps) penyelam harus menghembuskan nafas dcara kontinue
saat melayang dk.- sesampainya dipcrmukaan keluarkan gas (rdara) dari
diving dress atau pelampung sampiu pada batas penyelam teiap terapung tral
ini penting untuk mencegah pocarrnya diving oresi atau pelampung
vang &p"t
mengakibatkan penyelam tenggelam.

3. Tindalen
a. Pencegahan.: Kuasai tehnik mengembangkan pakaian setam @eep sea
gear) dan Pelampung.
b. observasi medis.yang diteliti pada penyeram yang mengalami blow up
l). Pada penyelaman tanpa dekompresi :
:

Penyelam harus tetap dekat Recompression


chamber
_serama beberapa
jam sampai dinyatakan arnan dari
bahaya-bahap tersebut oleh dokter penyetaman.
2). Pada penyelarnandehompresi :
ssara lakukan surface decompression dalam Recompression
Chanbcr.
c. Bila ada cedera fisik (misalnya, pecah paru-panr), segera arasi sestai
dengan cedera yang diatami.
d. Bila ada tanda:randa emboli gas atau penyakit dekornpresi laiq segera
lahl."n pengobatan rekompresi dalam retompresion crra,ntei. aJnga
tabel dekompresi yang sesuai.

307
B. TERBELIT DAN TEWEMNcKAP(Fouling ang Entrnprncni)

Dapat terjadi seorang penyelam terbelil sesuatu dan atau terperangkap pada
suatu tempat. Penyelam dengan suplai udara dari permukaan lebih sering
mengalami gangguan tersebut karena surface umbilical (Selang ud.1ra, atau tali
kepermukaan) dapat membelit penyelam.

findtkan:
l. Tenang jangan panik dan segera atasi keadaan tersebut, bila gagal minia
bantu,an buddy diver (mitra selamnya) atau pcnyelam cadangan.
2. Pada penyelam scuba perlu dipertimbangkan emergency srvimming ascent.
Gangguan tersebut biasanya dapat diatasi oleh penyelam surface supplied
karena dia punyai supplai udara tidak terbatas, bahkan dapat dirakukan
penggantian surface umbilical.
3. Setibanya dipermukaan lakukan evaluasi kemungkinan terjadinya :
a. Kelelahan fisik dan mental yang berlebihan
b. Hypotermia
c. Trauma fisik
d. Asphyxia dan emboli gas mungkin dialami penyelam scuba yang
melakukan emergensy swimming ascent.
e. Pada penyelarn Dekompresi perlu dilakukan pcnarnbalran waktu
dekompresi.

C. KERASAKAN AUIT SEI,AM


l. Pencegalnn : pakailah pakaian sclarn yang dalarn kondisi baik, perhatikan
perawatan alat-alat selam.
2. Tindakan : tergantung jenis kenrsakan alat, jenis penyelaman serta kemampuan
dan kemahiran penyelam mengatasi gpngguan tersebut.

D. TERPUTUSNYA SAPLAI ADAM: {lost of air supptay)


l. Pada pcnyelam scuba : penyclarn scuba yang mengalarni kerrabisan udara atau
gangguax alat (Scuba, regulator, mouthpace) dapt mengatasinya dengan
buddy breathing sambil naik beserta mitra selamnya.
2. Pada penyelam dengan suplai udara dipermukaan :
Penyelaman dengan surface supplaied deopsea gear bila mengalami
terhentinya suplai rdan total masih mempunyai persediaan udara yang cukup
unhrk 7 menit sehingga dapat mengambil tindakan sebagai berikut :
a). Tutup katup mas-uk, katup keluar serta spit cock valves, ini penting untuk
menjap sisa udara yang t€rsedia dalam diving gearnya.
b). Segera berilahu tender dipermukaan
c). Ganti hose baru bila penyebabnya kerusakan hose (dengan bantuan
penyelam cadangan).

308
d). Bila Enngguan tidak dapat diatasi lal..,kan "conholed Blow up. (naik
ke-nermukaan
le4(o_nlr9l dengan mengurangi bcrat peralatan selamnya
Ouang weieht belt dan lain-lain).

E KOMANIKASI TEWATAS finsr of C;ommunications)

/
Te,rputrynya hubungan kontak baik antar mitra setam maupul antar lender-
pcnyelam dianggap merupakan Lnda awal kedaruratan penyelaman.

l. PenyelamanScuba.

Tindakan:

penoalan bersam4 bila tidak segera ke permukaan dan laporkan pada


pimpinan penyelam.

2. Penyelaman dengan suplai udara dari permukaan :

Tkda*on:
Tindakan yang perlu dilalnrkan oleh tender.
t) Bila hubungan telepon terputu$ coba hubungi dengan kode (Tarilcan
tali).
2l Periksa gelembung-gelembung udara yang muncur ke permukaan.
3) Dengarkan suara dari helmet penyeram, bila rak ioa suara aan
gelembung-udara tampak normal mungkin ada kenrsakan pada sistem
komunikasi.
4) Jika terdengar suara dari helmet penyelam, tetrapi tidak ada reaksi
t€rhadap rsrulsi / tada yang diberikan berarti aaa gangsuan
penyelam tersebut.
@a

F. PENYELAM HIIANG (LnstDiver)

Penyelam yang mengalami disorientasi ft*ritangan arah), nitrogur narcosis,


- ggot
F tanpa disadari
dan hilang (Lnst
T.TJ.Sui
lokasi penyelama4 penyelam aapat terpenaneftap
Diver). Jika penyehm ditemukan- oaiam teadmn riaat saaa,
segeralah dibaua kepermukaan sambil diterilqn udara pernafasan (misalnya
dengan memasukkan mouth piece dari regulator scuba ke mrilut penyelam
oengin
purge bottom ditekan, sehingga terjadi atiran udara dari scuba kidaiam paru-fr;
penyelam).

309
5. PEI{YEIJDIIO}.I IGCELII(MN BAYVA}I AIR
(Diving Investigation)

Pendahuluon
Penyelidikan dan evaluasi kecelakaan bawah air, mendapat perhatian yang
meningkat sejak tahun 1965, ketika webster menerbitkan us Riview yang pertama
tentang kecelakaan penyelaman scuba setiap kecelakaan bawah air meiqn-t nn
kumpulan berbagai faktor yang kompleks sepefu kondisi lingkungan, kesempatnn
dan
h{lg penyelam, peralatan dan kemampuan unfirk mengatalt t eaOaan darurat
dll.
Tetapi faktor-faktor ini, jarang dipakai sebagai pertimbangan pada waktu proses
evaluasi kecelakaan tersebut. Tenggelam pada umumnya oiseuut sebagai sebab
kematian
Kecelakaan penyelaman unrunnya terjadi ditempat terpencil dan memerlukan
p€rtolongan segera yang qrallfied dan umumnya terjadi paaa iiuur at<tdr pekan,
di sore
hari, sesudah penyelaman ke lI alau ke III.
umumnya kecelakaan terjadi setelah korban terlibat dalam perjuangan yang
melelahkan dipermukaan ar, lupa untuk membuang weigth uett, mengeiuangkai
pel1mpryg, memanfaatkan sisa udara di trbung atau menerima bantuan yang me*aoai
dari budyynya. Meskipun hal tersebut telah diberikan pada waktu tmining, tapi
kiranya praktck ketrarnpilan di laut kurnng rnemadai.
Pada penyelidikan kecelakaan bawnh air, ada 5 har yang perlu dikaji ialah :
a. Penyelam dan riwayat kesehatan yang lampau
b. Kondisi lingkungan penyelaman
c. Prolil dan riwayat pcnyelaman
d.- Peralalan selam
e. Perneriksaanautopsi.

A PerihalPenyelam
Data penyelam sangat perlu. Mungkin baru saja menderita suatu penyakit yang
dapat rnenjadi faktor predisposisi, kecelakaan. Kemudian kemampuan sipcnyirari
beserta grupnya, insidens kecelakaan terbesar adalah pada waktu pertama r.ui
penyelam melakukan penyelaman laut terbuka, bila tidak betd berhati-hati.
Kecelakaan umumnya terjadiakibat training yng tidak memadai sertn disiplin yang
kurang dan lul lain yang perlu diperhatikan adalah buddy sistim yang gignt,-ote[
karena:
l. Visibility air yang sangat kurang dan kctidak marnpuan atau kctidak mauan
untuk berbuddy lagi.
2. Fnrstasi karena sulitnya bergabung lagi dan akhirnya memutuskan lntuk soto
diving.
3. Ketidak nampuan untuk memberi bantuan kepada buddy, karcna }ura$g
tahunya prosdur dan ketrampilan.

310
Apabiia Sslah pernah mengarami kesuriran dalar
yang smat penting icarera ada keccndenrnean 4r, perlu dicatat sebagai riwayat
rejaiian *p"rti-t
di.daerah{aerah.po,yelarnan yang berbahiya. Kecelatoan
*ligi
tersebut oleh "p"di
karena
bcbcrapa sebab lain :
I Breadthold Diving Serelah Hyperventilasi

Tertelan AirAsin
Alternobario Vertigo
Barotrauma Tenrtama panr
Nilrogen Narkosis
Syncope Waktu Ascent
Penyakit Dekompresi
Kerac-unan 0z Atau CO:

B. Keadau linghungan
Perlu diperluy k**ll cuacq kejernihan an$ temperatur a', adanya
gua-gu4 tebing dil, biry!*e -atr,
laut b.,t_,u'".
penyelam .*ry.
akan mengatpi
fudJ-Lnror, seorang
Ft.-q*-yang amat sangat apabili dia harus berjuang
melawan arus dan makin jauh dari di; eniry atau oimana oa at<an mengakibatkan
keadaan menjadi fatal.

C. hofrl hn rtrwyd penyelonan


Penyelaman sebelumnya, kedalaman dan
ramanya menyelam perlu dicaat dan
fihitung. Har-har *..sli
.menimbulkan p*nyrr.it o"r,;;r*i,- frz narcosis oan
gang€run yang dapat'minimbulkan i"*iir"n bahkan
lain-lajn fesehagl fatar.
Juga keepatan waktu nailq lanunyi pemberhentia4 latilun-ratil,an
menyelanr, obat-obat atau minum attcotrot s$erum
seuetu*
*enyera* Giiop"rruu.ao.
D. Peralaan Selom
Peralatan amat penring; b3j1
oerindryu misalnya unhrk cuaca dingirl regurator
yang berfungsi ba& tidak aaa mntaminaii,iuga
pro-:Jan t"i" *rr" madcee, BC,
Depth gauge, jarq puge untuk ranki, uuaoliiie,
keadaan baik sehingga atcan menurdang
dt rr*rir"*u*y" oaa*
fi*"
fnyefaman anCa.

E Autopsi

DIFERENSIAL IIIAGNOSA dari DIVING ACCIDENT


:
a. Padawaktudescent:

3lr
b. Pada rvaktu di dasar :

c. Padawaktuascent:

d. Dipermukaan:
l. Dalam waktu l0 menit di permukaan :

2. Dalarn waktu lebih dari l0 menit sesudah dipermukaan

LArcMN KECEI}IKAAN BAVAH AIR


Dibuat formulir laporan kecchkaan barvah air (Terlampir
).

3t2
BAB X

F'Eh{GEh{AI-AhT FEI-TBT

313
BAB X

F'ET$GEhIA[."A,h{ FRO-T BT
Pcndahuluan

Ruang udara Bcrtekanan Tinggi, atau disingkat RUBT sudah


dikenal scjak tahun
1662 olch dokter Inggris pitu Dr. IIENSHAw;ahr ini sudah dimuhi.dipalai
untuk
kepentingan medis (l). RUBT menrpakan suatu tabung yang terbuat
dari plat baja
atau aluminium alloy, yang dibuat sedemikian hinggi maripu di isi
udara tekan
mulai dnri I ATA sampai h-kqqr ATA, tcrgantungJcnis dan pcnggunaannya
(1,2).
saat ini RUBT merupakan alat dukungan untuk kegi;tan-kegi"L"
|ing berhubungan
dengan tekanan lebih dari I ATA.

Maksud Dan TuJuan


Penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara garis besar
tentang RUBT, agar penggunaannya lebih murrah dipahami secara benar.

Ruang Lingkup
uraian dalam tulisan ini meliputi penjelasan alat itu sendiri, alat pendukung
maupun pemakaian dan pemeliharaannya.

Sigemdiha
Penulisan karangan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. R.U.B.T
c. Pemakaian
d. Pemeliharaan
e. Kesimpulan
R.A.B.T.
luBT sendiri menrpakan suatu alat, yang dalam pemakaiannya memerlukan alat
pendukung lainnya. Tanpa pendukung tersebul mata Rubr sperti rabung-
_alat
tabung lainnya menrpakan alat mati yang tidak mampu berfungsi.

Dalam uraian ini dibagi menjadi :

a. RUBT (s$agai alat utama)


b. Alat-alat pendukungnya

314
RABT SEB/IGAI AL/IT ATAMA

A. Ienis RUBT
Pembuatan Rt BT direka benhrk sesuai kegunaannya.
Jenis-jenis RLrBT antara lain :
l. Large multi compsrtrncnt chnmbcrs

2. Large multi oompatment for treadment

3. Portable high pressure multi-man chamber

4. Portable one-man high or low pressure chamber

Large Multi Compartment Recompression Chamber


RIJBT ini terdiri dari dua atau rebih ruangan yang saling berhubungan yang
disebut lock' Tekanan
{lam ruangan-ruangan tersebut dapat diatur sesuai keperiuari
Pada unumnya, RUBT ini terdiri dari ruangan dalam (inner lock), tirmasuk
didalamnya medical lock : dan rrnngan luar (outer lock). Medical lock : berfungsi
untuk memasukkan obatobatan/makanan maupun perlengkapan dalam inner
lock.untuk kenyamanan ukurannya dibuat sedemikian rupi sehingga penderita
didalam chambcr dapat bcrdiri dan bcrgerak agak bebas. Dianretcr nugi kurang
lebih 2 m dan panjangnya sekitar 3 m (2). Untuk rnengintai seturuh ru*gan dl
dalam chamber, pada dindingnya biasanya dibuat lubang yang ditutup taca-t<eoap
udnm. Dinmctcr lubang kurang lcbih 15-30 crn (2). Seluruh inierior bcnvarna ccmlr
dan memenuhi persyaratan antan lain (2) :
a. Mudah dibenihkan
b. Tidak memantulkan cahaya
c. Tahan api/tidak mudah terbakar
d. Dapat meredam suara
Kemampuan listrik statis kccil
f. Tidak bersifat toksik.

315
Ganbar Chamber :

B" KOMPONEN.KOMPONEN RUBT


Komponen-komponen RLJBT pada umumnya sama untuk berbagai jenis
,
yaitu :
RUBT

1. Pinta
Pintu RUBT daram kcadaan tcrturup mampu menahan tekanan yang
bcsar,
baik dari satu sisi maupun dua sisi. pada umumnya, pintu ini berbentuk
bulat dan
pipih terapi dapat dimodifikasi sesuai kegunaaruia. sekeliling pintu
diberi
lapisan karet agar uoara. Kara pe6pis ini iiarus t"rgotig t ighdastic
!u!n
rubber dan talnn terhadap minyak maupun ozon. Unhrk meringBnkan
u/aktu
membuka pintu, engsel dipasang di bagian samping bukan
di bagian atas.
2. Jendela
Jendela mengamati kegiatan di dalam RUBT, pada dindingnya
dipasang
semacam jendela pennanen yang ditutup dengan kaca tebal.
raca ini te6uat da;
gelas accylic atau gelas minerat yang tidak mudah pecah
bila mendapat tekanan.
Jika kaca pecah, sangat berbahaya bagi orang yang berada di dalam
RIJBT karena
akan mengalami penunrnan tekanan secara mendadak.

316
l, Ventilosi Udara Segar
Tanpa ventilasi, kadar co2 di dalam RUBT akan bertarnbah, Bila kadarnya
lebih dari 5-65 akan berbahaya. untuk mengatasinya pada RUBT ditambah coz
absorbent untuk menyerap kelebihan coz dari ekspirasi. pada RUBT yang kecil,
biasanya tanpa diberikan ventilasi. Kemgiannya yaitu akan timbul suara bising
didalam RUBT. Tampak ruang udara masuk dan udara keruar biasanya
diletakkan secara diagonal agar pengaliran udara dapat terjamin. padn
pengobatan dengan oksigen tekanan tinggi, biasanya penderita mengisap o2
100% dengan masker, karena suatu lul dapat pula oz bocor masuk kedalam
RUBT kadar o2 dalam RUBT tidak boleh lebih dart 2s% karena dapat
menyebabkan kebakaran. Karena itulah RUBT juga dilengkapi dengan sarana-
s:lrana pemadam k&akaran, karena bila terjadi kebakaran sangat fatal.

l. Penyinaron
Pada umumnya sinar alarni yang masuk ke dalam RUBT tidak mencukupi
untuk penerangan didalamnya. untuk itu, diberikan sinar tambahan dengan
tegangan rendah yaitu kurang dari 42 volt. Pemasangan lampu dalam RUBT
memerlukan banyak pertirnbangan, terutama dari keamanan. scbagai petuqiuk
umum, untuk RUBT dengan diameter 1.8 m dan panjang 2.4 m dipakai lampu 2
x 100 m.

f. Pendinginan dan pamanasan


Jika tekanan udara dalam RUBT dinaikkan, suhu udara didaramnya juga aftan
naik dan jika tekanan udara dikurangi, suhu udara akan turun. untuk itu, RUBT
dilengkapi dengan alat pendingin dan pemanas.

6. Fenguturan kelemboban udaru


Kelembaban udara didalam RUBT diatur dengan menempatkan absorbent
seperti silica gel sebagai penyerap uap air. Agar udara dapat mengalir melalui
abso$ent tersebut digunakan blower. untuk mengukur kclcrnbaban udara
digunakan pikrometer.

7. Percdam Suaru
untuk mengurangi kebisingan pada saat kompresi, digunakan peredam suara
yang dapat mengurai kebisingan tersebut hingga dibawah 50 dB.

8. Komunikasi
Komunikasi diusahakan dengan voltase rendah dan Sound Powred Telephone
hal ini berguna bila ada kerusakan komunikasi juga dapat dilalrukan dengan
ketukan palu kayu, menggunakan kode-kode tertentu yang telah diafur
sebelumnya.

317
9, Kanera Televlsi
Agar pengawasan kegiatan didalam RUBT drpat dilakukan dengan l*ih baik
dapat dipasang televisi. Pada umumnya RUBT tidak dilenpkapi TV keclali untuk
maksud penelitian.

Alat Pmduknng RABT


RLrBT dapat berfungsi apabila diisi dengan udara tekan. penghasil udara tekan
ialah suatu kompressor sebagai sumber utama udara tekan, kompressor harus mampu
memberikan udara tekan sampai tekanan kedalaman 50 m (165 feet) untuk cua kiti
kapasitas kerja ditambah ventilasi.
sumber udara tekan tambahan, harus mampu memberikan udara tekan sampai
kedalaman 50 m untuk satu kali kerja ditambah ventilasi selama I jam. uniuk
mengNndari polusi udara, lebih baik memakai kompressor listrik, sedangkan unhrk
ruangan digunakan genemtor diesel.

Gambar : Kompresor, Butrertank danTabung Oksigen

Pemakaisn
RLJBT umumnya dipakai untuk menunjang kegiatan dibawah air, antara lain
untuk penelitian dan pengobatan penyakit tertenhr maupun yang berhubungan
dengan kegiatan di bawah permukaan iar.

318
LINGKUP T'UNGSI

A. Dukungan i[esehatan

B Pelayanan Kesehotan

) Pengobatan beberapa kasus klinis (Dus omc, combustio, replubasi, d[)dan


penunjang pengobatan pasca bedah dan penyakit-pcnyakit lainnya.
) Pusat Rujukan kesehatan hipe6arik.

C Bidang Pendidikan

D. Bidang Penelitian

beberapa kasus tertentu.

dilakukan oleh ahli kesehatan hiperbarik atau ahli bidang ihnu lainnya.

Pengawakon
Untuk pengoperasian RUBT, diperlukan satu team yang terdiri dari beberapa
orang yaitu :

a. Penanggusg Janrd tJrmgl : Feinimpin Satue* KerJa


b. Penanggung Jawab Medis : Doktordengan kualifikasi seluruh jalannya

c. Kerua ream ' pengobatan,


d. Petugas Luar I : ".*"filir"il:liLru*niurunnya
Bertanggungjawab terhadap prosedur udara
(Outside Tender I) tekan, oksigen dengan pksigen
heliurn.
e. Petugas Luar II : Bertanggungjarvab terhadap prosedurdan
(Outside Tender ll)mencatat jalannya operasi dan
melakukan komunikasi dengan petugas dalam.
f. Petugas Dalam : (Inside Tender rnahir) tentang penyakit-penyakit

319
pengalaman dan perawatannya dan melaksanakan
dalam RUBT.
g. Petugas Generator : Bertanggungjawab terhacap nemasukan udara
tekan maupun oksigcn yang diperlukarr olelr
RI.,BT.

hosedur
Produr pelaksanaan sudah diatur oleh satuan kerja setempat, sehingga team
ini
selalu siap 24 jamuntuk menang;ani kasus-kasus aanrrat.
u"tuk;;;iidan dan
kasus-kasus bukan darurat dikerjakan secara rutin
tiap hari.

Pengamanan
Pengamanan ini ditujukan t9rladap alatnya (RUBT)
seberum dioperasikan.
untuk itu diadakan rangkah-langkah pengamanan sebagai berikut
:

1 flntu-nintu
packing dalam keadaan tertutup
b. Manometer jalan dengan baik
c. Inhalator sumber oksigen dalam keadaan baik
d. Tidak ada komunikasi udara dengan unsur udara yang
merugikan keseharan
e. Alat komunikasi berfrrngsi baik
f.
fliran listrik berjalan baik. termasuk kabel-kabelnya tidak ada kerusakan.
e. Jendela pengawas termasuk kacanya cuftup baik
h. Tidak ada bahan{ahan/faktor-faktor penyebab kebakaran
i. Sudah disiapkan pcnanggulangan kcbakaran.

Pemeliharaon
secara pcriodik (sebulan sekali) RUBT dipelihara secara
rutin sexuai petunjuk
pemeliharaan. sekali pasca pemakain, ditakukan pemeriksaan
scara umum
baik dari luar marpun dalam dan dilakukan penge€tan.
Dilaln*an test tekanan tiap 5 tahun rekai, cbz absorbent dan penyerapan
felemuafan harus diganti secara periodik. Kaca-kaca jendetadipeirrJ paring lama 6
bulan sekali.

- londasi/penyangga RtiBT harus diperiksa secara periodik, untuk diperbaiki bila


ada kerusakan.

Kesimpulan
RI'JBT merupakan alat yang sudah rama dikenal.
Di Indonesia, pemakaian R{JBT
saat ini sedang dikembangkan untuk kepentingan yang
rebih luas, karenanya
diperlukan prosedur pengawakan Oan peng,aminan tertentu.

320
Kquilakaan

l. Edmode, c.. c. Lowry and J, pennefather, 1976. DMng and subaduatic


Medicine, Diving Medical publishing, 2p 6A.62.65, Sidney.

2. llau.x. G.F.K. 1981. subsea Manned Engineering, Best publianing company,


California.

2. Jawatan kesehatan TNI -4!, l9?8. petunjuk reknik perawatan dan penanggung
Ruangan Rekompressi (RUBT) Jakarta.

32r
BAB XI

TERAPI O}<SIGEh{ HIPERBARIK


PAIIA PENYAKIT PEhIYELAMAI'|

1. UMUM

2. USNAVYRECOMPRESSTONTABLES

3. PDNGOBATAN REKOMPRESI DI DALAM RUBT MEMAKAI


OKSIGEN

4. PENGOBATAN REKOMPRESI DI DALAIV1 AIR MEMAKAI


OKSIGEN

322
Hffi!=?fiF^lP,FBEif;ffiff

l.Umum
Pada penplaman saat
ryryelarn rncnuju ke dasar dan serarna di kedalaman
terjadi saturasijaringan tubuh oieh gas nitroien, sebaliknya saat penyelam
permukaan terjadi desaturasi. menuju ke
Desaturasijaringan tubuh penyeram oreh gns
nitrogen/gas rembam rainnya diatur
menurut prosedur dekompresi.. Jika rerjadi
kesarahin p"roJ* l*o*presi atau
prosedur berenang naik menuju t<eperirukaan,
setibanla di stasiun dekompresi
tertentu atau dipermukaan aapat teriaai keadaan
supersaturasi (reuat jenuh) jaringan
tubuh oleh g;as Nitrogen. Heiium maupun gas
tembam rainya tergantung jenis gas
pernafasan yang dipakai
Jika supersaturasi tadi melampaui nirai kritil.fnilai
maksimum) tekanan partial
gas nitrogen (gas lembam tainnyil yang
tertentu, maka sesuai h{*l
dapat dilanrtkan il;,h pada tekanan
"bh
Henry sebagian larutan grr-"i*gJg.s
rembam akan
F.yM T.{"di surkTgi
(Nitrogen Bubble Helium Butrble).
i"r,inda r.rrrntuo? ilffi;'s gas lembam
Gelembung gas rembam yang terjadi dapar.fienyebabkan
penyakit dekompresi
maupun crnbcli pada penycram. Dengin
reori fisika vung uro"-riiir?uo"r,
bila dibcrikan rckanan ringgi pada iuuotr dipahami
tiir.rrr,i gJr.*u*g t ol akan mengecir
volume dan diameternya lsesuai h{*. Boyl€)l disaiping ir""*r*i hukum Henry
sebagian gelembung nirogen akan kembali
meqiaai hrutan.
Jika pada penderita penyakit dclcrompesi
dan emboli diberikan oksigen telcanan
tinggi maka resorusi gercmbung Nitrogen
akan berrangsung re,bih ccpat dan efehif,
dibandingkan jika pada penderiia AiU.rTi"rrua"ra
rekanantinggi.
Peftandingan efektikvitas
pT'obatan p.nt ui oetromTresi dan emboli ps
dengan oksigen tekanan tinggi d;n udara't"lanan
perubahan diameter gelembung gas
,i"gd ;irrb"ngan dengan
dan kecepatan resotusi gerembung gas
dilihat pada grafik dibawah ini. dapat

Disamping pengaruh teka1a1, resolusi


bubble juga dipengaruhi
a. Jenis jaringan dimana bubble terbentuk
b. Jenis gas lembam png membenhrk butrble
c. Kelarutan gas lembam
d. Radius butrble
e. Aliran darah ke jaringan.
Karena adanya
*hryl9r = @ fsw (2.8 Alry' Terapi off parra kasus penyetaman efektif
penvakir dekompresi dan embori gas. untuk
rintuk ereltivitas Gf &;roFB maka terapi

323
cls harus dilaksanakan sebelum 5-6 jarn sejak munculnya gejala, maksirnum 12
jam. Semakin eepat dilaksanakan terapi oHRhasitnya
sematin uait karena belum
terjadi komplikasi *.qni: dan biokimiawi yang dirimbulkan oteh
bubbte sehingga
belum ada kerusakan
l-.tingrn yang permanen. Kesalahan prosedur dekompresl
sering menimbulkan "silent bubbre"(getembung gas yang tidaklnenimbulkan
gejara;
yang tidak dikctahui oleh pcnyelam. oleh karena itu pada
semua kasus omitted
decornpresion pcrlu dilnkukan rrkomprcsi, dnpnt dcngnn Tubcr
dckomprcsr bnik di
dalam RUBT naupun di air, atrau dengan Tabel pengobatan.
Dikalangan penyelam dikenal bermacam-macam tauet penyelaman
maupun tabel
pengobatan, seperti tabel dari us Navy, Royal Australian hiavy,
Royal Navlr(British)
sedangkan dikalangan.{lr,elarn peke$a atau penyela* ot..t raga
dikenal rabel
comex, tabel PADI, tabel Navy dll. semua tabei tadi disusun den[an prinsip
yang
sama yaitu berdasarkan teori Neohardanian tetapi pada pernaki'iannya
rirdapat
sedikit perbedaan kecil. Oleh karena itu lebih uaik kita memahami salah
satu tabel
dengan sedekildetailnya dari pada mengenar banyak taber tapi tidak
otuasai, ini
penting untuk mencegah kesalahan penggunaan tabel.
Dalam bab ini akan dibahas penggunaan tabel pengobatan us Navy yang
terdiri
dari tabel pengobatan dengan udara tekanan tinggi-yaiiu tabel lA, zn, :
oan 4 serta
tabel pengobatran dengan oksigen rekanan tinggi yaitu rabel 5, 6 dan 6A.
Tabel
pengobatan dengan udara tekanan tinggi saat ini sudah
ditinggulkun karena waktu
pengobatannya lama sehingga sering terjadi kegagalan -irenyelesaikan
tabel
pengobatan, dan hasilnya kurang efektif dibandingkan pengouatan
dengan oksigen
tekanan tinggi.
untuk dapat memilih tabcl pengobalan dengan tepat maka diagnosa kira hnrus
pula. Mendiagnosa kasus penyakit penyclarnan disamping beidasarkan
Pqat gcJala
klinis yang ada harus kita lihat pula riwayat penyelamannya.li[u kita teliti, aingan
melihat riwayat penyelamannya saja kita dapat niendiagnosa ataupun menyingkirfan
diagnosa suatu penyakit penyelaman. Diagnosa dan Dlferentid biagnosis penyakit
penyelaman dapat dilihat pada lampiran.

2. TABNL REKOMPRESI U.S.NAVY(U.S.NAVY Rf,,COMPRESSION


TABLI)
Aturan pemakaian tabel pengobatan :

a. Selalu
l. Menepati tabel pengobatan dengan akurat
2. Didalarn RUBT harus ad:r pcmwat kcsehatan pcnyclarnan yang tranrpil
untuk
mendampingi penderita.
3. Kecepatan tunrn (descen/kompresi) dan kecepatan naik (ascenudekompresi)
harus tepat.

324
4.
l.llo pasien dcng;an teliti pada kedalaman dimana gejala
kedalaman pengobatan.
hilang dan pada
5. obati penyelam lang tidak sadar sagai penderita embori
atau
'-.-' penyakit
r
6.
dekompresi, kecuati diagnosa tem€but dapat disingki*an.
Gunakan tabel pengobatan dengan ,raaia r,nva jika
sistem oksigen tidak
dapat dipakai.
Hati-hati terdapat kemungkinan keracunan oksigen
8. Jika penderita kejang-kejang karena keracunan*oksigcn,
scgera tcpas masker
o.ksiggn, lindungi penderira agar tidak cidera
fteparalerbenLr, ndah rergigity
9. Awasi pemakaian oksigen dengan ketat sesuai uatas
wai,tu arn urt ,
kcdalaman pada tabcl.
t0. Pgikss kondisi pasicn scbclurn dan snat tiba padn
srnsiun dekornprui dnn
selama dekompresi.
I l. setelah
pengobatan selesai, awasi penderita serama 6 jam
unt'k menjaga
kemungkinan terjadinya kekambuhan.
t2.
fefitum ketepaUn waktu lan catat semua kejadian saat pengobatan.
13. Pelihara dan siapkan arat p3K untuk
siap pat x setiap s"at olpr.tutun.

b. Tidak Boleh :
l' MelatQtkan pemendekan atau tabel pengobatan kecuali
atas perintah dokter
ahli kesehatan penyelaman
2' Membiarkan penderita tidur pada saat perubahan kedalaman
atau tidur lebih
dari satu jam pada kedalaman tertcntu.
3' Men'nggu arat resusitasi, jika terjadi kegagalan pernafasan lakukan
pernafasan buatan mulut ke mulut.
4. Menghentikan terapi selama resusitasi
5. Memakai oksigen pada kedalaman lebih dari 6O fsw
Menunda melaporftan gejala-gejala yang dialami penyelam
9.
8. Membiarkan penderita di daram ctramber la"* posisi meringlcuk karena
dapat menganggu sirkulasi darah.

Cddan:
> Jika diperlukan dapat dipergunakan Heriox untuk pengobatan,
atas petunjuk
dokter penyelaman
) Tabel pengobatan ini-berrak' untuk pen-gobatan penyakit
dekompresi pada
penyelaman dengan udara, nitrox" hetiox
dll.
D Penyakir dekompresi pada penyelaman saturasi
dapat direkompresi dengan
rabel ini jika gejalanya muncur seterah penplam
tiua oi p"*ut""n.

325
3. PENGOBATAN REKOMPRESI DI DALAM RUBT MEMAKAI OKSIGEN

a. TA-BEL 5:
Oxygen Treatment of Pain only Decompression Sickness.
Tabel ini dipakai untuk mengobati pain-only DCS jika gejatanya hilang
dalam unaktu kurang dari l0 menit pada 60 fsw.
Pelaksanaan (ihat dive profile/lampiran)
l) Setelah pasien, tender, operator dan RUBTnya siap, tekan
(kompresi/descent) RUBT dcngan kctepatan 25 $m. Sclamn pcnckanan
pasien bernafas dengan udara.
2) Setibanya di 60 fsw, segem pasang masker dan penderila bernafas dengan
oksigen murni 20 menit, udara 5 menit, dilanjutkan CCh murni 20 rnenit.
Pada 20 menit pertama harus diperhatikan keluhan penderita bila kurang
dari l0 menit keluhan hilang, selesaikan tabel 5. Lamanya di 60 fsw
dihitung sejak tiba di 60 fsrv sampai mulai di dekompresi.
3) Setelah kompresi di 60 fsw selesai lakukan dekompresi (ascent) dengnn
kmpatan I fpm sampai tiba di 30 fsw. Jika terjadi keterlambatan naik
(ascent) jangan dikompensasi, sebaliknya jika terlalu cepat harus
dikompensasi dengan memperlambat naik (ascent).
4) Setibanya di 30 fsw, lepas masker, penderita bernafas dengan udara
selama 5menit, dilanjutkan oksigen 20 menit, udara 3
menit.
Dckornprcsi di 30 fsw selesai.
5) Lakukandekompresi (ascen0 dari 30 fsw kepermukaan dengan kecepatan
I fet permenit selama dekompresi pasien bernafas dengan oksigen.
Keluarkan penderita dari RUBT, terapi selesai.
6) Jika karena sesuatu hal oksigen hanrs dihentikan, tunggu sclama l8
menit evaluasi apa yang terjadi untuk mencntukan tindakan sclanjutnyn.
7) Jika oksigen harus dihentikan pada 60 fsw, setibanya di 30 fsw pindah ke
tab€l 6.
8) Selama terapi pesawat bernafas dengan udara kecuali jika kornpresi
ters$ut bagi perawat menrpakan penyelarnan ulang maka $rat
dekompresi dnri 30 fsw kepennukaan perarvat bernafas dcngan oksigen
nrurni.

TABEL 6 : Orygen Treatment Of Serious Decompresion,Sl'c/rness

Tabcl ini dipnkni untuk penyakit dckomprcsi tipc suius (bcra$ ; ntnu tipc
pain only jika gejala tidak hilang dalarn waktu l0 rnenit pertama di 60 fsw.
Pelaksanaan : (Lihat lampiran dive profile)

326
L Kompresi/descent dengan kecepatan 25 fpm sampai kedalaman 60 fsw
selama penekanan pasien bernafas dengan udara.
2. setibanya 60 fsw segera pasang masker penderita bernafas dengan
oksigen murni 20 menit - udara 5 menif oksigen murni 20 menit - udara
5 menit ; oksigen murni 20 menit - udara 5 menit. tamanya di 60 fsw
dihitung sejak tiba sampai mulai dide,kompresi.
3. Lakukan dekompresi dengan kecepatan I gm sampai tiba di 30 fsw. Jika
terjadi keterlambatan ascentjangan dikompensasi, Jika terlalu cepat hanrs
dikompensasi dengan memperlambat as€nt. selama dekompresi pasien
bernafas dengan oksigen.
4. setibanya di 30 fsw lepas masker, bernafas dengan udara 15 menit,
pasang masker bernafas dengan oksigen 30 menit, udara 15 menit -
oksigen 30 menit. Dekompresi di 30 fsw selesai.
5. I*lcukan dekompresi (ascent) dari 30 fsw kepermukaan dengan kecepatan
I $m selama dekomprui pasicn bernafas dengan oksigcn. Keluarkan
pasien dari RLJBT, terapi selesai.
6. Jika oksigen terpaksa hanrs dihentikan, tunggu 15 menit, evaluasi apa
yang terjadi untuk menentukan tindakan selanjutnya.
'1. selama terapi tender bemafas dengan udara. Kecrrali untuk penyelaman
ulang atau tabel diperpanjang maka tender bernafas dengan otsigen
murni saat dekompresi dari 30 fsw kepermukaan.
Tabel6 dapt diperpanjang dengan menambahkan pada :
60 fsw : 20 menit oksigen - 5 menit udara dan / atau
30 fsw : 60 menit oksigen - 5 menit udara.

c. TABEL 6 - A : Air and Orygen Trednmt of Gas Embolisttt

Tabel ini dipakai untuk pengobatan emboli gas dan pada kasus-kasus
dimana kita tidak dapat menenhrkan diagnosanya apakah emboli gas atau
penyakit dekompresi dengan pasti.

Pelahsanaon : (Lihat lampiron dive prolile)

l. Kompresi seepat mungkin sampai 165 fsw. selama kompresi dikedalaman


165
fsw sampai dekompresi ke 60 fsw penderita bernafas dingan udara. Evaruasi
gejala klinis yang ada, jika hilang.

?. Dekomprci deng;nn kecepatan naik 25 gm sampai di 60 fsw.


3. setibanya di 60 fsw, pasang masker penderita bernafas dengan oksigen 20
menit
- udara 5 menit ; oksigen 20 menit - udara 5 menit.
4. Dekompresi dari 60 fsr dengan kecepatan I Sm sampai di 30 fsw, selama
dekompresi penderita bernafas dengan oksigen.

327
$etibanya di kedalanun 30 fsw, penderita bernafas dengan
5.
oksigen 60 menit; udara 15 menit - oksigen 60 menit.
udara li menit -
6. Dekompresi dari 30 fsw dengan kecepatan I
$m sampai ke permukaan, selama
dekomprmi pasien bernapas dengan oksigen. Terapi dikompresi
,.r.*i.
Jika karena s€s*tu hal terpaksa pemberian oksigin paou p.nJcriG
cinentikan,
tunggu 15 menit sambil dievaruasi, tentukan tindikan seranjutnya.
8. selama terapi tcnder bernafas dcngan udara, kecuali jika ,n.*for.rn
penyclaman
ulang bagi tender atau 6-1 diperpanjang maka tencei bemafas dengan
.tabel
oksigen 30 menit terakhir mat dekomprui aariJo menit fsw r.p""orri*n.
9. Tabel6A dapat diperpar{ang dengan penambahan pada
:
60 fnv : 20 menit oksigen - 5 menit udara dan /
aiau
30 fsw : 60 menit oksigen - 15 menit udara.

PENGOBATAN REXOMPRESI DI DAI.AM AIR LTEMAKAI


OKSIGEN

cara pengobatan ini berguna un&k mengobati kasus-kasus penyakil


dekompresi di daerah{aerah terpencil atau tempat-tempat yang jauh
dari fasilitas
rekompresi. Pengobatan cara ini dapat juga opersunakan
iambil menunggu
tersedianya transpor ke pusat rekompresi. oatam perencanaan perlu
diperhatikan
bahwa lama pengo'batan dapar mencapai 3 jarn. sehingga ,.riil;;idihadapi,
antara lain faktor-faktor lingkungan, hanrs oifrrtimuang'tan- trrnuo"p
keuntungan yang diperoleh dari hasil pengobatan : demikian putalnoerita
trarus
disertai seorang pendamping.

a. Peralatan

l) Full face- masl, dengan demnnd valve dan surlhcc supply systcrn,
ntnu hclm
dengan fiw llorv.
2) Persediaan olsigen 100 % png cukup untuk penderita
dan udara untuk
pendamping.
3) Wet suit untuk melindungi tubuh terhadap pengaruh dingin.
4) Pipa karet (hose) untuk udara/oksigen sepanjang l0 mete"r
disertai dengan
yang ujungnya diberi tempat untuk penderita.
lali
5) suatu bentuk komunikasi antara penderita, pendamping dan pcrmukaan.

Pelaksonoan (iht gombu don tabeg


l. Penderita dimasukkan kedalam air melalui tali sampai kedalaman
9 meter
memakai full face mash dan pemafasan dengan oksigen 100
96.

328
lama ua*lu pengobatan adalah 30 menit untuk kasus-kasus ringan
dan 60
menit untuk kazus-kasus *tiry, bila ada pertaikan. Bila tidak
it *,
uraktu tersebut diatas dapat diperpanjang masing-masing "oip*rt menit
*;rli"di'eo
dan 90 menit.
3. Krepatan naik ke permukaan adalah I meterdalam 12 menif
4. Bila gejala-gejala timbur kembari, tetaprah tinggi pada kedaraman
tenebut
selama 30 meni! sebelum meneruskan nuik kepermukaan.
5. Bila persediaan oksigen habis kembalilah ke perm*"rn
a"ri pada bernafas
dengan udara.
6. setelah tiba dipermukaan penderita harus menghisap oksigen
dan
- udara
secara berselang-sering masing-rnasing selama
r:am sairpai djam.

Trbcl pcnatalaksanmn tcrapi drlem rir menggunrkrn


" Or

In-rvater treatment Using 02 ( Australian


)

Duration of Oz breathing periods

9 30 60 90
8 l2 t2 t2
7 t2 t2 l2
6 12 t2 t2
5 t2 t2 t2
4 l2 t2 12
3 L2 t2 12
2 l2 t2 t2
I l2 t2 12
0 t2 12 t2

Hol Jtol yong perlu diperhAikan


Ada beberapa hal yang perru mendapatkan perhatian,
oreh karena sering
menjadi bahan perdebatan.

l. Kasus-kasus yang diobati


Peda mulanya diharapkan bahrva pengobatan
dengan cara ini cukup memadai
untuk mengobati kasus-kasus penyakit dekompresi
memburuknya keadaan pada kasus-kasus yang seriui paia
!*s ,i"t*
a"i'*encgar,
saat penyiapan
transportasi diperkirakan bahrva pengobatan ini
ti-dak akan berhasil

329
menanggulangi kasus-kasus yang serius; dan tidak boleh diteraphan pada
penderita yang kesadarannya menurun, atau pada penderita yang tidak-kooperatif.

Namun, pola ini kernudian benrbah.pada beberapa penderita yang dulunya.


dinilai tidak sesuai untuk pengobatan dengan cara ini, tetatr oitcr3at<an
rekompresi dengan oksigen di dalam air. perubahan ini berdasarkan pengamatan
bahrva baik untuk kasus-kasus yang banr maupun kasus-kasus yang lama, sering
kali terjadi pe6aikan yang dramatis meskipun di diagnosa sebagai penyakii
dekompresi tipe lVserius. Biasanya perbaikan berlanjut selama naili ke
permukaan.
Beberapa kasus yang tidak menunjukkan perbaikan yang berarti pada
kedalaman 9 meter, justru menunjukkan perbaikan nyata selama proses
dekompresi.
Teupi pengobatan rekompresi dengan oksigen di dalam air tidak dapat
diterapkan untuk semua kasus, terutama bila penderita tidak dapat atau tidak mau
masuk lagi kedalam air. Juga pada kasus-kasus dimana ..gross decompression
staging" diabaikan dan dimana sudah tedadi ..disseminated intravasculer
syndrome". manfaatnya sangat sedikit.

2. Keracunan Oksigen.
Ketakutan akan terjadinya konvulsi dan keracunan pada paru dapat
dimengerti apabila digunakan tabel pengobatan oksigen yang biasa. Tetapi h;l-
hal seperti ini tidak akan terjadi pada pengobatan dengan oksigen di dalam air,
karena pada kedalaman maksimum 9 meter konvulsi pasti tidak akan terjadi.
Demikian juga keracunan pada panr tidak akan terjadi pada kedalarnan tersebut.
Namun dianjurkan setelah penderita tiba di pcnnukaan, dikc{akan pemeriksaan
faal paru dan thorax photo, bila memungkinkan.

3. Pengakhiran pengobatan secara darurat


Hal ini mernang mcrupakan kekuatiran penderita dan pendamping yang
melaksanakan pengobatan rekompresi dengan udnra di dalarn air. eaa banynl trnt
yang dapat menyebabkan pengakhiran ini, yang berkisar antara faktor lingiungan
dan operasional sampai faktor klinis dan psikologis.
Bilamana stasiun dekompresi yang telah direncanakan diabaikan, maka
penderita dan pendamping dapat terkena penyakit dekompresi akibat naiknya
kadar nitrogen dalam jaringan selama masuk ke dalam air. Hal ini tak akan
terjadi bilamana digunakan oksigen, oleh karena adanya proses dcnitrogcnisasi
ditambah dengan oksigen hiperbarik akan memperkecil besarnya gelembJng dan
memperbaiki keadaan klinis penderita.
Kedalaman yang hanya 9 meter meyaftinkan pendamping dengan tidak
memperhitungkan penyelaman terdahulu, bahwa dia tidak akan ierkena penyakit
dekompresi meskipun pengobatan telah dihentikan setiap saat.

330
4. Hipotermia.
Ada pendapat yang mengatakan bahna pengobatan di dalam air ini
hanya
cocok untr* da€rah tryir.Fu subtropig tidak sesuai untuk daerah oengran
iklim dingin dimana suhu air mencapar 5'c-tetapi
sampai 10"c. sebenarnya pendapat
ini tidak begitu tepat, karenajika seorang penydtam ter*ena benda di
dalam air
yang dingin, pasti dia. sudah memakai pakaian pelindung yang
memadai. Lagi
pula uqktu yang dipakai untuk pengobatan dengan oLsigen ala"urn air tidak
begitu lama : dan pada kedaraman 9 meter wet suit
v*E oiprur sudah cukup
untuk melindungi tubuh terhadap srhu dingin teuilr-rioilrlagibila
dia memakai
dry suit.

5. Peralatan yang memadai


Pada umumnya di daerah-derah yang terpencil, sulit untuk memperoleh
oksigen dan pipa karet-tekanan tinggi yang aihuuungkan oengan
Lmand varve.
Lagr- pula, tidak dipeftolchkan menggunakan arat.irat y*i *0"r, diminyaki
untuk oksigen. Dalam k3adaan darurat dapat dipakai otsigei industri
oan iipa
karet tekanan tinggi medis.
sebab itu, dalam setiap opcrasi penyeraman, khususnya di daerah
terpencil,
harus disiapkan oksigen dan atat-alat lain yang diperlukan untuk pengobatan
di
dalam air.

6. Mabuk laut.
Penyakil ini memang menyebabkan banyak problem datam pengobatan
penyakit dekompresi dengan udara di dalam air. uat ini
disebabkan oleh karena
penderita harus masuk kembali ke dalam laut untuk
mencapai *eaaraman yang di
perlukan. Terapi dengan menggunakan oksigen pada kedaiaman
9 meter, hal ini
jarang sekali terjadi, karena tidak perlu *rnyeta*
di taut bebas.
7. Operator
operator yang aili $ltgrtam memang diperrukan, tetapi tidak murrak
Tprrti seomng operator RUBT. operator unt'k pengobrur u"ngan oksigen di
dalam..arr perlu mengetahui €ra-cara memasang dan-*rngop"o;ik
o peralatan
yang dipakai untuk melaksanakan pengobatan seuuu
itu pe.ri, iatil,an yang teratur
supaya mahir.

8. Keselamaun pendamping.
Hal ini tidak menjadi mamlah karena kedalanun yang dipergunakan
hanya 3
meter, sehingga kemungkinan untuk terkena penyar,ii aemirpresi,
nitrogen
narftosis atau hiportemia dapat dikatakan tidak ada.

331
9. Supervisi medis.
Kehadiran seorang- dokter penyeram tidak mutlak diperrukan,
bila ada
menung lebih baik. Dokter penyelam, berguna untuk menentukan
kelainan setiap
kasrs : tetapi tidak banyak yang dapat diperbuatnya ontut *.*p",taiki
atau
menambah fasilitas yang ada.

10. Transport
Transport harus seraru siap, terutama pada kasus-kasus
serius perlu untuk
evakuasi penderita ke pusat dekompresi. Namun, sampai ,n.nunggu
terjadinya
transport alangkah baiknya mengobati penderita dengan cara p.nffiirn
inl yang
berlangsung sekitar 3 jarn, daripada hanya tnen*ggu dan
tidak
Tabel pengobatan dengan oksigen didalarn air-adatatr aplikasi
drt*t
apa-apa.
dan'modifikasi
dari tabel-tabel yang dipakai sekarang ini. Tabel ini dibuat tidak
untuk
menggantikan pmsedur pengobatan yang rcsmi, tetapi merupatan
prosecur
darurat yang dipakai khususnya di daerah-daerah terpencit
uniuk rnengurangi
atau menghilangkan akibat-akitat yang tidak diinginkan.
sebab itu pengobatan
fengan oksigen didalam air dianggap sebagai p"-notong* p.*r*--o* ,iort
lebih unggul atau blik daripada pengobatan i.ngrn ..portabre
Letitr _
recompression chambet'' apalagi bila dibandingan
d.ngan p"ogo"brt"n dipusat
rekompresi.

TABLE 5 r OXYGEN TRBATMENT Orr pAtN-ONLy


DrcsMpnEssron SICKNESS

Depth Time Breathing Total


(fee0 (minutes) Media Elapsed Time
(hrs: min)
60 20 Orygen 0:20
60 5 Air 0:25
60 20 Orygen 0 :45
60 to 70 30 Oxygen l: 15
30 5 Air l:20
30 20 Orygen l:40
30 5 Air I :45
30to0 30 Oxvsen 2: 15

I. Treatment of painonly decornpression sickness when symptoms


arc rclieved
within l0 minutes at 60 fcct.

Descent rate - 25 fVmin.

332
Asent rate'l fflmin. Do not compensate for sloner asmnt rate compensate for
faster rates by hatting the ascent.

4. Time at 60 foet begins on arrival at 60 feet.

5. If o:rygen breathing must be intemrptec allow 15 minutes after the reaction


has
entirely subsioed and rcsume schedule at point of intemrption.

6. If oxygen breathing must b" interrupted at 60 feet switch to tabre 6 upon


arrival at
the 30 feet.

7. Tender breathes air throughout. If treaunent is a repetitive dive for the tender or
tables are lenglhened, tender shoutd breathe oxygen during
the last 30 minutes of
ascent to the sur face.

TABLN 5 DEPTA / TIME PROFILE

ArF.rrAr
*imiRdc=
Ascent Rate = I Fl /min
50
T-ot6l EhFcd Tinrc: 135 Minutes
( Nd lmfuding Dcscant Tinrc)
40

30

20

( Time minutes )
( Dikutip dari US Navy Diving Manual vol,2,I,hal,g-23)
,

333
TABLE 6: OXYGEN TRf,ATMENT oF snRrous DEcoMpREssroN
SICKNESS

Depth Time Breathing Total


(feeO (minutes) Mdia Elapsed Timc
* :mrn
60- 20 Orygen 0 20
60 5 Air 0 25
60 20 Orygen 0 45
60 5 Air 0 50
60 20 Orygen I l0
60 5 Air I l5
60 ro 30 30 Orygen I 45
30 15 Air 2 2A
30 60 Oxygen 3 00
30 l5 Air 3 l5
30 60 Orygen 4 l5
30to0 30 Oxygen 4 45

l. Treatment of serious or pain-only decornpression sicness whcn symptotns


are not
relieved within l0 minutes at 60 feet.

Dcscent rate -25 lVrnin.

3. Ascent rate-l fr/min. Do not compensate for slower ascent rate cornpensate for
fasler rates by halting the ascent.

4. Time at 60 feetiegins or arrival at 60 fcet.

5. If orygen breathing must be intemrpted, allorv 15 minulcs a{ler the rc.acrion


has
entirely subsided and resume schedule at pont of intemrption.

6. Tender breathcs air throughout. If trearment is a rcpetitive


dive tor the tcnder or
tables are lengthened, tender should breathe o.rygen during thet lnst 30
rninutes of
ascent to th€ surfae.

7. Table 6 can bc lengthaned by and additional 25 minutes


at 60 feet (20 minutes on
orygen and 5 minutes on air) or an additional 75 urinutes at 30 fe€t ( ls minutes
on air and 60 minutes on oxygen), or both.

334
TABLE 6 DEPTH / TIME PROtrILE

Deed Ratc * At F !rA!


Paible
Aroent Rate = 26 Fl /min

50 Told Elspded TLno :319 Min

40 Ascent Rate = lF[-/.lvlin

30

20

TABLE 6. AIR ANI' OXYGNN TREATMENT OF'GAS EMBOLISM

Depth Time Breathing Total


(fe€t) (minutes) Media Elepred Time

165 2A Air 30
165 to 60 4 Air 34
60 20 Oxygen 54
60 5 Air 59
60 20 Oxygen l9
60 5 Air 29
@ 20 Oxygen 44
60 5 Air 49
60 to 30 30 Oxygen l9
30 15 Air 34
30 60 Oxygen 34
30 l5 Air :49
30 60 Oxygen :49
30to0 30 :19

l. Treatment of gas embolism. use also when unable to determine whethr


qymptoms arc caused by gas embolism or s€vere decompression sickness.
2. Descent rate-as fast as possible.

335
3. Ascent rate-l ft/min. Do not compensate for slower ascent rate compensate for
faster ascent rates by halting the ascent.
4. Time at 165 feet-includes time from the surface.
5. If o:rrygen breathing must be intemrpted, atlow 15 minutes a{ter the reaction has
entirely subsided and resme schedule at point of intemrption.
6. Tender bteathes air throughout. If treatment is a repetitive dive for the tender or
tables are lengthenod, tender should breathe orygen during the last 30 minutes
ascent to the surface.
?. Table can be lengthened by an additional 2i minutes at 60 fc*t (20 rninutcs on
oxygen and 5 minutes on air) or an additional ?5 minutes at 30 feet (lj
minutes
on air and 60 minutes on oxygen), or both.

TABLE 6A DEPTH / TIME PROT'ILE


Degc€ntRrte: AtFsstAs
Poeible

Ascent Rrte = 26 Fl lmin

Total ElapsedTimc :319 Min

40
30
20

Time ( lninutes )

336
BAB Xtr

IEMP| O$|Ft tfHuRt( uuil nril(

1. DASAR-DASAR Tf,RAPI OKSIGEN IIIPERBAMK


2. PELAKSANAAN TERAPI OKSIGEN IIIPERBARIK

337
lMAru @KSGM! HIPERBA{ilK N4lN KUNUK

Pcndrhulurn

Umum
Kesehaun hiperbarik, khunrsnya terapi dengan oksigen hiperbarik, di negara-
rcgaxa m4iu telah berkembang dengan pesat. Cara pengobatan ini telah dipakai untuk
menanggulangi bermacam p"ngki! baik penyakit akibat penyelaman maupun
penpkit bukan penyelaman. Di Indonesia, kesehatan tri*oirrit tclalr mulai
dikernbangkan oleh keselraan TNt AL kira-kira sekitar talrun 1960 dan terus
$*gmbangsampai saatini. sekarang ini kesehatan TM AL mempunyai nrang udara
bertekanan tinggi (RUBT) di empat lokasi yaitu Tanjung pinang, Jai.atta, srirauaya
dan Ambon. Pengobatan dengan oksigen hiperbarik, pada beberapa penyakit tertentu
merupakan pcngobatan utarna, sedangkan terhadap penyakit tertintu merupakan
pcngobatan tambahan. Namun tidak boleh dilupakan, meskipun banyak keuntungan
yang diperoleh penderita juga menganaung resiko. sebab itu pengobaian
,cara ini
dengan oksigen hiperbarik hanrs dilaksanakan secara hati-hati sesuai dengan prosedur
yang berlaku" sehingga mencapai hasil yang maksimal dengan resiko minimal.

Pengefifutn
a. Kesehatan hiperbarik adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah-masalah
kesehahn yang timbul akibat pemberian tekanan lebih dari i (satu) atrnosfer
terhadap tubuh dan aplikasinya untuk pengobatan.
b. Terapi oksigen hiperbarik adalah pemberian oksigen tekanan tinggi untuk
pengobataq yang dilaksanakan dalam RUBT
c. Tekanan I (satu) atmosfer adalah tekanan udara yang dialami oleh semua benda,
termasuk manusia, diatas permukaan laut, bersifat tetap dari semua junrsan dan
berada dalam keseimbangan.

Sejarah Rkgkas
Dimulai oleh Dr. Hensharv dari Inggns yang membangun RUBT pada tahun 1662
untuk mengobati beberapa jenis penyakit. penggunaan udara bertekanan tinggi dan
kemudian pengobatan oksigen hiperbarik daram klinik terus berkembang, melLipun
mengalami pa$ng surut
Sampai kemudian pada tahun l92l Dr. J. Cunningharn mulai mcngcmukaknn teori
dasar yang masuk akal tentang pcnggunaan oksigcn hiperbarik untuk rnengobati
keadaan hipoksia Namun sayan& usahanya kemudian mengalami kegagalan, farena
pengobatan dengan oksigen hiperbarik ini narnfaknya ter-tatu aica*+art.
9lsar untuk
Harus diakui, bahwa selama kurang lebih 2?0 tahun, kesehitan liipcrbarik mcngnlami
pasang surut yang discbabkan belurn adanya teori hsologi yang tepat untuk
penggunasnnya dalam pengohatarl tennasuk penelitian pada binatang percobaan
dan
penelitian klinis.
Tbhun 1930-aq^penelitian-penelitian tentang penggunaan oksigen
mulai dilaksanakan tebih terarah dan mendalam -s;.ili hipe6aritq
remuoian sekitr tahun
1960-an, Dr. Borrema memaparkan hasil peneritiafftr
;.nutg nrgsr"-" oksigen
yang hrut secara fisik didatam ir"rrrt, ser,irige" o"frrirr"H6*ri
|ine1m* hid"p dd,
keadaan tanpa Ftb yang disebut "
rifc wirhour_bma'li"rii p.n"iiii*oy" ff""g
gan€ren dqgrn oxsiggn hipertarik. membuai i"
fngoFlT_qry
KUBP.
dke*t ,.brg;
]Bapak sejak itu. terapi aengan oksigen rripertari-t Lj.emuang peilt
dan tems berlanjut
1at
sampai saat ini.

ASPEK TNIKA
a. Tekanan

Pada abad ke-l?. Galileo menemukan bahwa sesungguhnya


udara mempunyai
berat. Percobaan Galileo ini kemudian didengar otetr seofrnfitti--r*t
*.tika ltalia
Fr*ry Evangclisra TofcefJi yang mcnyimlukan barrwa
hidup didasar'lautan udara' menoapat beban yang tepat
ffiti"rmanusia yang
oleh ka;.ra berat udara
Toricelli memutuskan untuk mengukur uerat uoai tersebut. r"r"rJui
*rangt"i*
dapat menentukan bahwa berat udara tersebut sebanding
!911t.*Jo'irlti
76000 nnnHg. seranjutnya, pascal,
i"ne,*
Blaise seorang ilmuuan p"ran ic ,ngulang dan
mengembangkan percobaan Torioelli.
Hasil percobaan yang dilakukannya ialah bahna tekanan yang
dialami oleh manusia
sebagai akibat berat udara-dinamakan I
(saru) armosfir firJ-Gnoing dengan
tekanan
ry* l4J psi. Tekanan armosfir ini ai*eE p *rrio irt"p rdrons*l ai"a,
perry*aan laut universar yaitu yang mengerui semua 6enda dari ju*..,l
,.*L
berada dalam keseimbangan.
d*
b. Sduan tehanan

Ada 4 (empat) i*ilah yang dipakai untuk menyebut tekarun gas


l) :
Tekanan atmosfir, biasanya dipakai satrun tglcmz, atinosfir
absolur (ATA)
pouqs per square inch absolute (psia).
2) lay
Tekanan barometer, biasanya dinyatakan d.ngan mmHg.
3) Tekanan manometer, )ang menuniuk*an petteuaan airara tetanan atrnosfir
dan tekanan yang diukur, biasanya dinyitakan O*gBo Aib
gange). t.unorpfrere
4) Tekanan absolut, yaitu tekanan keseruruhan yang dialami, besamya adatah
ATG+ I

Masih ada beberapa gk"ry lain yang kadang_kadang juga dip.kai, satuan
:ly*
dan persamaannya adalah sebagai beritrut : -

339
I Atmosfir (atn) = 10.33 (10) m air laut.
= 33.05 (33) ft air laut.
= 14.696 (14.?) lbVin2 (osi)
= 1.013 (l) bar
= 760mmHg
= 760 Torr

e Hukam-huhamftsi*a dasar
l) Hukum Boyle, volume suatug{s berbanding terbalik dengan tekanannya pada
temperaturtetap. PlVl =P2Y2 = P3V3 = .......= K.
2 Hukum Dalton Tekanan suatu campuran gas sanu dcngan jurnlah tekanan
parsul masing-masing gas. P = Pl + p2 + p3 + p4 + .........
3 Hukum Henry. Banyaknya gas yang larut dalam cairan berbanding lurus
dengan tekarun gas tersebut pada temperatur tetap^
4) Hukum charles. Padr_ tetap, temperatur suatu gas berbanding lurus
dengantekanannya. PV-volume
=K
T

d. Kepaddan
Bila tekanan naih mafta kepadatan udara yang diisap juga nrik. Hal ini akan
menyebabkan meningkatnya kerja pernafasan. pioa orangJrang nonnal hal ini
hampir tidak berarti, akan tetapi dapat menimbulkan kcsilitan
lada orang-orang
delgan gangguan pemafasan (dyspneu), dengan trakheostorni atau rnemakai tubi
endotrakheal.

e. Suaru
orang-orang yang mendapat tekanan lebih dari normal, akan rnengalami
perubalun pada kwalitas suaranya. Ini disebabkan oleh karena kepadatan
aari meOla
penyalur suara meningkat.

t Tempudun
selama kompresi temperatur akan rneningkat, dan pada rvaktu dekornpresi
temperatur turun. Untuk membuat suasana di dalarn RUBT nyatnan dan anun adalgh
dengau mernperbaiki rancangan RUBT dan sistem kontrolnya.

g. Komposisi udara
Udara kering terdiri dari :
Nitrogen (N2) 78.084yo
Argon (tu) O.934Vo
Oksigen (O2) 2A.946%
Karbon Dioksid (CO2) 0.033 %
Gas-gas yangjarang (rare gascs) :
Ncon (Ne)
Heliurn (He)

340
Krypton (Kr)
Hidrogcn (H2) O.OO3Vo
Xenon (Xe)
Radon (Ra)
Karbon Monoksid (Co)

Biasanya disederharulsn menjadi : Nitrogen (l.ll,) 79


%
udara penurasaa disamping *r-r*T::"hl?3#Jf;r, ,.ng*a*g
jumlah kecil. uap air dahm

ASPEK FISIOLOGI

a. Fase-tase respirasi
seperti telah diketahrq kgkurangnn oksigen pada
tingkat ser
-J*tu
menyebabkan
terjadinva gangguan kegiaran qg_v"l.g pok;k d.uk hidfi"yr organisme.
untuk mengetahui kegunaan HBo di<ta-ram mengptasi hipoksia serurar, perlu
{ipelajari fase-fase dari pertukaran gas.
Skema dari fase-fase respirasi adalah sebagai
berikut :

Gambar

ttsrlnsr

,*ra^rrl

EISinrsI

I. Fase Vmtilosi
Fasc ini mcrupakan pengrrubung anrara fase-
rranryorrasi dan lingkungan gas
diluar' Fungsi dari saruran p"nuasan
membuang COz yang tidak pertu CAam pros€s "a"ur,
uniut *"*u"J irsigen aan
metabolism€.
canggun yang terjadi daranr fase ini akan menyebabkan
hipoksia jaringan.
Gangguan tersebut meiiputi gangguan *"*o*
ruang rugi tidak seirnbangnya rentirasi atrreorer
alveoli atelektasis. penambarun
d"o p"fir.tkdi[r;;-p.ru

34r
2. Fase Transportasi
Fase ini menrpakan penghubung antara lingkrmgan luar dengan organ{rgan
(sel dan jaringan). Fungsinya adalah rnenydiakan gas yang dibutuhkan dan
membuang gasyang dihasilkan oleh pnrses metabolisme.
Ganggrun dapat terjadi pada aliran darah lokal atau unum, hemoglobin,
"shunt" anatomis atau fisiologis. Hal ini dapat diatasi dengan merubah tekanan gas
di saluran pernafasan.

3, Fase Wilisosi
Pada fase Utilisasi terjadi metabolisrne seluler.
Phase ini dapat terganggu apabila terjadi gangguan pada fase ventilasi maupun
fase transportasi. Gangguan ini dapat diatasi dengan oksigen hiperbarik, kecuali
gangguan itu disebabkan oleh karena pengaruh biokimia, enzim, cacat atau
keracunan.

4. Fase Ddasi
Fase ini sebenarnya adalah pembatas fisik diantara ketiga fasc tersebut diatas
dan dianggap psif. Narnun gangguan pada pembatas ini dapat mempenganrhi
pertukaran gas.

Trunsport dan Utilisasi Okigen

1) Hemoglobin (Hh).
Satu gram Hb dapat meningkat 1.34 ml 02, sedangkan konsentrasi normal dari
Hb adalah *
15 gram per 100 ml darah. Bila saturasi rlb 100 o/q rnaka 100 ml
darah dapat mengangkut 20.1 nil Q yang terikat pada Hb (20. t vol %). Pada
tekanan normal setinggi pcnnukaan laut, dirnann PO2 Alvcolcr dnn ntcrinl + 100
mrnHg, maka saturasi llb dcngan 02 * 9? 04 dirnana kadar Oz dalarn darah adalah
19.5 vol %. Saturasi FIb akan mencapai 100 % pada PO2 aterial antara 100-200
mmHg tidak akan meningkatlon kemarnpuan [Ib untuk mcngangkut 02.

2) O*sigenyangtarut
Prdt teknnan bnromclcr nonnnl, oksigcn ynng lanrt dnlarn darnh mngnt scdikit.
Namur\ pada tekanan oksigen maksimum yang aman yaitu 3 ATd dirnaru PO:
ataial mencapai * 2000 mmHg, maka oksigen yang larut secara fisik dalam
plasrna adalah sebestr * 6.4 vol o/oyang cukup untuk memberi hidup meskipun
tidak ada hemoglobin ("life without blood").

3) Ihilisasi 02
Utilisasi O: rata-nta tubuh manusia dapat diketahui dcngan mcngukur
perbedaan antara jumlah Q yang ada dalam darah altcrial waktu mcninggalkan
paru dan junilah Q yang ada dalarn darah vena di arteria pulrnonalis. Darah
Artcrial mcngandung * 20 vol o/o
oksigcn, scdangkan darah vcna lncngandung * 14

342
vol To.oksigen, t
hingq"".+ 6. vol % oksigen yang dipakai oteh jaringan. Dengan
curah janlung sebesar 5 lirer per mcnig maka toniumsi
iaringa;add;h * 300 mt
p"t menit setiap jaringan mempunyai konsumsi o, terteniu yang berbeda
9, satu
dengan yang lain, akan tetapi konsumsi sebesar 6 vol % dapat di6rd"p kebutuhan
rala-rata.

4. EfekKardiovaskuler
Pada manusia, oksigenisasi_hipe6arik menyebabkan penurunan curah jantung
_
sebesar rc'?9 yo, yang disebabkan oreh karena terjacirya bradikardia dan
penuruun isi sekuncup, Te-rq1an q*l paoa umrinnyi tidak mengatami
perubahan selama pemberian oksigen hiperbarik.
Pada jaringan yang normal terjadi vasokonstriksi yang disebabkan
oleh karena
naiknya Kz arterial. Efek vasokonstriksi ini kelitutinnyr *.rgik"rr,
namun
ryrlu diinsat bahwa pada Po2 * 2000 mmHg, oksigen y*!
rcn"aii'datam tubuh
adalah 2 (dua) kali lebih besar dari biasanya.
Pada keadaan dimana tojadi edcma / pembengkakaa scperti pada luka
bakar,
gryo-li gas, pcnyakit dckompresi oan rrauma pcrifer, efek vasokonst it i ot rlg.n
hipcrbarik jusbu dikchendaki karcna dapat mcngurangi cdeme.

5) Rdensi CO2
Pada kcadaan dirnana oksigcn hipcrbarik mcnycbabkan saturasi hcrnoglobin
menjadi 100 vo, maka akan terjadi kemikan co2 dahm darah dan pergeseran pH
ke arah asnm, akan tetapi hal ini tidak membawa pengaruh ap"-apu
nonnal.
[aoa orang

343
t. 0t$tR{}t$tR IERtifl 06refl ilSilru(

PDNGARUH OXIGEN HTPERBARIK


TERHADAP MIKRO ORGANISME

Umum
Timbulnya organisme yang kebal terhadap antibiotik
.bcrtnrnbahnyn menyebabkan makin
kcingirrrnn
.untuk
lncndlpilrkan i","tiui.iit i'Lt" rn'upun c,n.
cara yang.dapat rneninggikan kemampuan "rrl
zat antimikroba. i"i"r"'o"ri terapi adalah
merusak jasad renik tanpa merugrkan tuan rurnah
pemakaian HBo adarah
(host). ffiil;" tujuan dari
jaringan yang dapat Tg
t".Tq ry.*pai tingkar tri.rr*n pil;
jasad renil, bukan mararr membantu
omigen oatam
pertumbuhannya,
tanpa adanya efek negatif terhadap tuan rumah.
sebagai zat anti mikroba oksigen tidak bersifat
_serektif, nampaknya oksigcn
menghambat bakteri gram positif maupun gram
negatif dengan
Jadi dengan demikian oksigen.dapat.iialgap obat
rcluii* yang sama,
antimikroba
-urli.rtlio
yang berspcktnrm
luas. Terhadap kuman 6$igen
terhadap kuman aerob .r*glob
ffioarikbersifat sedangkan
bersifat bakre-riostatii.. Konr"p
diteliti keybari tarena mdl kcnraraannya banyak r.u,o*
t."i*e ;.r;riosis scdang
*o"riu yani n
adanya toleransi lerhadap oksigen bal'k; membutut*an ot si!en-. '" ' "nuoiukkan

INFEKSI ANAf,ROB

a. Kofirudium penyebob gasgangrcn


Kasus-kasu! gns ga*:l paring banyak disebabkan
.
(perfingensi). ped<embangbiakannyi rerjadi
olerr Krostridiurn rvercrril
dararn i.ri"r*-;.;i"rripor.rin. scramn
tubuh dikeluarkan eksotoksin tenrtu'a'alfatoksrn yang
merusak jaringan
menyebabkan hemolisa.didataT luku. oksigen r,ii"rtl*r.-tiaut'iopat orot d.rn
,ne,nuunutr
Klostridiurn tersebur teapi. dapat mengh'entikan produksi
alfatoksin bahkan
menginaktilkannya, dengan demikian rn.,i'b.ri t
s.,n'poi*-'Lpno."L*osit untuk
membunuh kuman rcrsebut dan
memberikan hasil yang baik.
jika digabung dengan ** n.g[il;n ninnya aapat

b. Klo$ridiumtdani
Kuman ini termasuk g.o]olgln anaerob oksigen hiperbarik
mengrrarangi produksi
toksin tetanus bahl,an bersifat bakterisiOat,
A'A' Loedin sekitar.!fry tg{:an rnengadakan peneritian pengobatan
reranu$
dcngan oksigen rriperbarik.dimana didapatkai hasil. yant
pada pcnelirian
;,,k;; ilffiaskan. Tctapi
yang dilakukan oleh b.r. corttieb rahun l9?l dikarakan bahwa
otriggn hipeftarik tidak mcmpunyai efek inenguntungkan secam nyata terhadap
perjalanan klinis te&mus.

c. Non -sporcforming onaerobes (NSA)


. -NsA dapat ditemukan pada semua jenis infeksi yang mengenal organ atau
jaringan. organisme ini-mungkin saja dapat dicegah pj*eiruangb'irk
pemberian oksigen hrperbarik yang tepat baik waktu miuprn tekailnnya
*]"
dengan

penelitian yang ada rnasih sangat sedikit.


nimun Git
-
Jenis bakteri i*
@l$inaktifkan dengan cepat pada pemberian oksigen dengan
tekanan 3 ATA selama 2 (dua) jam setiap hari.
Berdasarkan kenyataal
- Ptuq perkembangbiakannya dapt dilulangi oleh oksigen
hiperbarik' lv{aka diduga.bahwa infcksi yang aiseUautian aktinomisetei
oapat diodad
dengan oksigen hiperbarik.

d Floro usus
- bprak terdapat dalam saluran pencenunn bagian bawah
organisme yang pating
adatah kuman anerob karena itu diduga bahwa oksigen tripdrtarilc dapat mengganggu
flora usus. Penelitian dalam bidang ini baru sampai padi tahap p"iob""n uioafrg
yang hasilnya menyokong teori tersebut.

e Flora mulat
Flora mulut terus mengalami perubahan mulai saat kelahir:an sampai dewasa.
Diantara flora mulut ini diternukan kuman anaerob dalam jumlah L*, y"ng
dipeftirakan ikut terganggu dengan pemberian oksigen tripe*arit. Namun belum
cukup diadakan penelitian dalam bidang ini.

INFEI(SI AEROB

o- Milerobalderiumlqroe
Penelitian A.A Rosasco dan kawan-kawan terhadap penderita Morbus
Hansen
jcnis lep-mmatoy deng;an menggunakan oksigen rupertaift prd,
t*r*"
selama 60 menit, dru kali selama 3 hari berturutturut, menunjukkan
3 ATA
hasit yang
menggembirakan.
otto Maulana c.S. pada.tahun l9g2 mengdakan penelitian pengobatan Morbus
Hansen di Jaftarta, mendapatkan hasil cukup Ualt! rehpipertu p.rrtitiio lebih lanjut.

b. Mikobalderium tuherkalosis
Penelitian yang dikerjakan sekitar tahun
1960 menyimpulkan
. . - bahwa oksigen
ld-rttlrt mencegah pertumburran Mikrobakteriutn n6"tn t*i, dan jJnis
Y.{rQa}*gl*" lainnya. Ia bekerja secara sinergis dengan INH. stre6omisiri dan
fes. r!9litian selanjutnya memperkut hasil peielitian-ini k*rusumya-efek sinergis
dengan INH, bahkan terhadap kuman-kuman yang resisten dipoolehhasil yang
baik.
cu6t

345
& Mikobolcteriumulserans
flda beberapa peroobaan ditemukan bahwa pemberian oksigen rriperbarik
-t,titobrkt.riu*
T.*ipun ridak dapat menyembuhkan infeksi yang d-isebabkan oreh
ulserans, namun dapat menunda timbulnya geiaia d; r*u*GnJu*tar, temarian.
d hteumokokus
sampai saat ini masilr diragukal apakah oksigen bcrmanfaat dala'r pengobarnn
infeksi Pncumokokus, karena hasil dari penclitian vlrng dilakukon
- rc*yuru tidnk samn,
ada yang positif ada prla yang negatif.

e. StafiIolrokkus
. fenetitian yang diadakan baik invitro maupun invivo menyimpurkan balr*r
oksigen hiperbarik mempunyai efek bakteriostatil dan bukan bakierio'sidal
tcrllrdap
Stafilokokkus.

!, Esheficia, Prcteas, keadomonos dan Salmonela


Penglitian-penelitian baru belum ditaksanakaq sejak penelitian
- terakSir sekitar
9q l?]o' dimana pada itu disirnpulkan bahwa riasiL pe"geu"aan oksigen
ryr.
hiperbarik masih belum menyakinkan.

g. Fungi, hotowa, AIga dan Wrus


Pada penelitian-penelitian diternukan bahwa oksigen hiperbarik
mcnrpunyai afck
mencegah pertumbuhan fungr, alga dan protozoa, nalnun
irct gno teriradap virus
hasilnya rnasih saling hl:nronts-n. Ada yang d'ilmbai, od,;"tuilg di rangsang
schingga disimpulkan infeksi olch virus tenrusuk salah satu
kontraindikrsi relatif
terhadap pemakaian HBo. lvlasih belurn diketahui rprt.ri
hiperbarik
efek "i..ie.n tqhadap
mempunyai-efek langsung terhadap organisme tersebut atau
mekani srnc kekebalannya.
e;ig*n

346
Pf NGARUH OKSIGEN IIIPERBARIK
TERHAI}AP OBAT-OBATAN

Umum
Pada urnumnF, sebagian besar obatobatan tidak rnempunyai efek sinetgis atau
bereaksi dengan oksigen hiperbarik atau udara yang dimampa*a" dengan beberapa
pertecualian penting yang akan dibahas di bawah ini. Jadi cukup aman untuk
menganggap bahna pemberian obatobatan dapt diteruskan selama berada di bawah
tekanan (srnsana hip€ftarik), kecuali adanya kontraindikasi yang khusus mengorai
pemakaian obat-obatan tertentu.

SYeroid
Telah diketahui bahwa pemberian kortikosteroid dapat memp€rkuat oksigen.
Dalam praktek, seringkali kita lurus mengobati penderita yang telah memakai steroid
Itngan oksigen hiperbadk Penderita-penderita ini harus diawasi dengan cermat, dan
kalau perlu dapat diberikan obat anti konvulsi sebagai pencegalun. Dalarn
pengalanun ditemukan bahwa pda penderita yang memalrai steroid gejala-gejala
keracunan oksigen lebih cepat timbul dibandingkan penderita yang tidak meilikui
steroid.

ANALGESIK

a. Non-Narkotlk
Obatobatan seperti asa:n acctil salisilat dan fenasetin dalam dosis terapi tidak
mempunyai efek yang memperlcuat keracunan oksigen. Efisiensinya dibawahlekanan
oksigen yang tinggi tidak tcrganggu.

h. Narkotlh
pendgriA-penderita yang menggunakan morfirL mepecidin atau jenis nalftotik
. Pada
-laiq harus diwaspadai
9-"t"v" terjadinya keracunan i*sigen. peiderita yang
menggunakan 6at narkotik akan mudah mengalami konvulsi.

ANESTETIK
Seara umum dil€tal€n bahwa pemakaian anestetik dalam suasana hiperbarik
memerlukan usaha-usaha penganuman (safe quard) dengan peralatan seperti yang
tcrdapat pada karnar bcdah rnodern. Keadaan khusus atriUat iuasana tripirtaril in'l
merupakan beban trmbahan daripada anestesi umum yang rutin.

ANTI KONVUI,SAN
Penggunaan anti konwlsan (kejang) pada terapi hiperbarik, dapat sebagai
pengobatan kejang yang tidak hilang meski pemberian oisigen zudzrtr
ry1ceg.4tan atau
diltentikan.

347
Bila anti kejang dipalsi sebagai pencegahan maka perlu berpedoman pada batas
yaktu dan tctanan pemberian oksigen, sebab jika melampauinya akan menyebabkan
kerusakan sistem saraf pusat secara penmnen. Meskipun masih banyak berbeda
pendapat mengenai hal ini, sebaiknya penggunaan anti kejing sebagai
pencegahan hanya digunakan pada kasus tertentu.

t. Barbiturat
Fenobaftital telah sejak lama diketahui dapat mengendalikan kejang tipe
"grand rnal" natnun
la dapet rnerrycbabkan terjadinya deprcsi p.nntr*.
sebenarnya fenobarbital merupakg obat yang baik untuk mencegah terjadinya
konwlsi selama efek ,depresan dan hipnotiknya tidak menyebaotan pioutem.
Fenoba6ital diberilsn i.v dengan dosis 130-2j0 mg, tergantung inaimsi r.ti*s oan
rcspon penderia sodium Amital i.v. sangat efektif dan amaruntuk sedatif pada
status konwlsi, dapat diberikan sampai 1000 mg dengan seriap kali kenaikkan- 100
mg.

2. Diazcpam (Yaliam)
Telah diketahui bahwa valium te$ukti berguna untuk mencegah terjadinya
kejarg dalam keadaan non hiperbarik. Namun valium juga opakai -teuajai
profilahik te*adap penderita yang diperkirakan mempunyafresfto tinggi tedu&p
konvulsi oksigen.
belum ditemukan penderita yang kejang setelah pemberian
"adlkgnrataaryya
valium.Bila diberikan Lv. valium tidak boleh disuntikkan lebih ccpat aui s mg
permenit dan tidak boleh dicampur dalam cairan L.v dosi nonnal adatatt s-to mgi
P4* lyasary hipertarik sering diperlukan dosis yang lebih besar, apa sebabnyl
belum diketahui.

3. Fenitain (Dilontin)
Dilantin memang obat yang dipakai untuk epilepsi namun kegunannya dalnm
pencegahan konvulsi olaigen belum diketahui dengan benar. pengalaman klinis
yang lebih banr menunjukkan bahwa dalam dosis yang sangar iinggi Lv. (15
mgng) memberikan efek menghentikan konwlsi oksigen padasituasiikut. olat
ini lidak boleh diberikan lebih cepat dari 50 mg/menit-dan-tidak bolch dicampur
dengan cairan iv.

Lidokain
Lidokain sebagai anti aritmia, tidak menunjukkan adanya perbedaan bila dipakai
--
dalam suasana hiperbarik. sebagai tambahaq lidokain dipai menolong mencegah
sakit dan iritasi di tempat infus, bita ditarnbahkan dalam iairan yang mcnganding
potasiuln untuk pcnderita-pendcrita yang rncrnpunyai kcbutulrari potnsiurn bcsai
sebagai anestctik lokat. Lidokain dapat dipakai tanpa pertcdaan dal:un RUBT.

348
Dignah{Digottsht
Iidrk ada laporan yang menyatakan bahwa oksigen hiperbarik menunmkan
khasiat glikosid jantung Bahlon ditemukan bahwa oksigln hiperbarik dapat
memberikatr sedikit perli$r{Can terhadap kelebihan dosis gtikcid Cgatis. Mungfiin
p€ruruum keracunan glikosid digralis disebabkan oleh karena meningkatnya jufitatr
g!{gen yang hrut dalam darall namun mekanismenya belum dikeuhiri. ripilanenn
bahrva oksigen hipertarik meningkatkan toleransi terhadap aieiiuJa
iisimnulkan
lduus.

Disulfiram (Antabuse)
Pcrcobaan mcnggunakan disulfiram untuk menglumbat keracunan oksigen sudalr
pemah dikerjakan. Hasilnya memang cukup menggembirakan namun hasil
liperlgkan
penelitian lebih mendalry untok mengetahui efek pengtunrbatan keracumn-oksigen
-s€cara
ryda _semua organ tubuh sehingga dapat oipakai umum. Diperkira[an
Pi*mf* berkompetisidenganenzim s-H group untuk mendapatkan oksigen radikal
bebas dan dengnn demikian menimbulkan efek perlindungan.

Voso - Diluor
1. Vaso - Dildor Sentral (Astazolamid)
otat ini @iamox) adalah inhibitor kartonik anhidrase yang mencegah terjadinya
vasokonstriksi oleh karena oksigen. Namun efek ini mbmfunyai Grugair yaiiu
de$an terjadinya vasokonsrraksi pada umomnya at<an meiyeualt<an
terjadinya aliran darah yang lebih besar keotarr serama terapi dengan IlBo hal ini
mempakan predisposisi keracunan oksigen pada saraf pusat yang aserrai kejang.
Jangan memakai obat ini didalam RUBT pada iekanan Ieuitr oari z-efe aan
sebaiknya_dipertimbangkan pcmakaian prolilaktik valium bila obat ini memang harus
dipergunakan.

2. Vaso - Dildor Wrder (Tolasolina)


Efek vasokonstriksi periferdari lIBo sering meninbulkan problem. Khusunya hal
ini terjadi bla kita mengobati .ckstremitas ying iskemitc. seoau itu para peneriti
menganggap cukup beralasan bila unhrk menaikkan jumtah okigen oatam jiringan
disampin-g ltBo juga diberikan vasodilator. iernyata j.ogrn pe*uerian
^
suntikan/infus 12,3 mg Tolasolin hidroklorid dalam 40 ml memruskin, treilrari paoa
penderita dengan simpatektomi.

Tiroid
Pada pcrcobaan binatang ditemukan bahwa pemberian ckstraktiroid atau riroksin
menlnbabkan percepalan timbulnya keracunan oksigen yang nlata dalam suasana
-
Flr""T - normalihipe6arik.
juga
Tiroidektomi mempunyai- eiet yang sebaliknya.
Hipofisektomi menghambat konvulsi oksigen. tvtlskipun trat-tut-ini ditemukan
pada percobaan binatang namun cukup berahsan untuk menganggap bahwa
hal ini
juga dapat terjadi pada manusia.

349
Fenotiasin
Penelitian baru dilakukan.denryn
_mcnggunakan klorpromasin, dimana ternyata
lcfornorysin mempunyai -efek pelindung yang arkup - terhadap Lonwlsi oksigen
Namun harus diingat bahua tidak adanya kejang bukan benrti kemungkiiran
keracuun tidak ada. Kerja protektif dari ouat ini nrungkin dengan" cara
menghilangkan atau blokade faktor penyebab neurogenik dengan i<si penekinan pda
simp,atis di hipotalamq gl medu[a, rnaupun eict< scpcrtT nnti ciincfrinc.
Tclnh
dibuktikan
!oh* proteksi ini tidak discbabkan olelr eiek hipoteniir klorpromasin
yang mcngakibatkan penurunan pcredaran darah otak dan suplai oksigcn
ke saraf
pusat. Atas dasar ini dapat diharapkan bahrva jcnis fenotiasiir lainnya yang
tidah
mengenai vasomotor akan.rngppunyai efek yang sama. Namun penctitian
mingenai
ini belum dikerjakan. Dosis klorp_rornasin yang aman adalah 50 mg i.m. dilanjitftan
100 mg 3 (igr) kali sehari per oral.

350
PDNGARUH OKSIGEN HIPERBARIK
TERIIAIIAP SEL JARINGAN TUBUH

Umum

Pcngalarnan dalarn bidang ilmu bedah menunjukkan bahua keadaan iskemia


mengganggu proses penyembuhan suatu luka. Dikctahui pula bahna hipoksia
tidak
tepat sama dengan iskemia, karena itu ada asumsi png mengaakan bahwl
oksigen lebih banyak akan membantu pxlses penyembui'an luka dalam keadaan
pdbd;
tertentu- sglaml hampir 100 tahun para atrli oksigen hiperbarik menggaiap
asumsi ini
namun bukti bahwa pcngobatan cara ini rasional atau cfektif, htum?temukan.
Bam
sekitar tahun 1960-an,
rynehlian dan kenyataan klinis menuqiukkan bahwa pada luka
selalu terdapat hipoksia, dan bahwa adanya oksigen rireruparan fakior yang
me-ne1tulg1 dalam proses penyembuhan luka dan f"d* prtin; d"lam pertatnmi
terhadap infeksi.
me4iadi kenyataan. bahrya terapi dengan oksigen hiperbarik mempunyai
-sudah
efef ranc baik terhadap aliran daxah dan ketangsungan hiiup jaringan (tisiue
viability) yang iskemik.. penggunaan g.ksigen hiperbarik dalam'kiinik-meningkat
dengan cepat pada metode terakhir ini dimam pe,iaftan jaringan
}a"g t iporsi""aan
pengurangan pembengkakan merupakan faktor utama daiam pemaleiannya.
Namun
ffpai saat ini pembenaran pemakaian oksigen hiperbarii untuk memperbaiki
kelangsungan hidup jaringan didasarkan pada pengarnatan klinis belaka
mst ipun
begitu diadakan penyempumaan-penyempurnaan- daiim metode penelitian
unturc Oipat
dengan repar pengaruh oksigen hiperbarik terludai kelangsungan hidup
I:119*
Janngan.

PNOSES PENYEMBIJHAN LUKA.

a. Peranan oksigen

- rrerusgtcaqr pada jaringan menyebabkan kenrsakan pada pembuluh darah. sel,


plalelet dan kolagen te.rca*gq dan mengadakan interaisi. riutirJutir
Oarah puth
melekat pada sel endotel pembuluh oaratr m*ro setemFt pembuluh
oarah yang rusak
tersumbat tetapi pembuluh darah didekatnya, terutama venula cengan-
cepat
mengadakan dilatasi.
Lekosit bermigrasi diantara sel-sel endotel ke tempat yang rusak dan
.belerary
-
jam, tepi dari daerah yang
dalam waktu
rusak srdah diinniuur] a*e"n grangtosit dan
makrofag. Jaringan yang rusak segera mendapatkan beban berlebih"
,sel-sel darah putih yang rusak segera akan dig;antikan oleh fibroblas yang juga
sedang bermeabolisme deng;an cepat- Jadi pada sait dirnana kebutuhan
metabolisme
jaringan yang rusak paling besar kemampuan sirkulasi
md untu* menoukung sangat

35t
kecil, krisis energi lokal tak dapat dihindarkarl dan terjadilah hipoksia di daerah yang
rusak tersebut.
Dalam rvaktu beberapa hari, fibroblas mengalir dari jaringan ikat perivaskuler
didekatnya, sehingga lambat laun fibrobras mariao set yang-menon;oi disitu dan
mempercepat saat dimulainya sintesa jaringan kolagen.
Disamping itu juga terjadi neo-vaskularisasi dengan keruungkinan disebabkan oleh
-
karena terjadinya inllamasi dan kebutuhan pertait an
Jaringar,, me ngsang
pembentukan pembuluh darah baru, serringga pada hari ke 3-5 sifrutasi
bnru inuhi
mengisi mangan dari luka tersebut.
Pembentukan jadngan kolagen oreh fibroblas merupakan dasar dari proses
penyembulun jaringaq karena kolagen adalah protein penghubung (connective
protein) yang mengikat jaringan-jaringan yang terpisah men;ad itu.
_. .Ag"
hal yang nampaknya paradoksal, namun ini suatu [enyataan yaitu apabila sel
dibiarkan anoksik, maka sualu polipeptid prekursor kolagen rit notup* didalam
set.
p1un tsk ada kolagen yang dilepaskan. Bitamana oksigen ciberikan lagi, mafta
kolagen dibentuk dalam kecepatan tinggi, ini menunjukkin bahwa dalam keadaan
-
hipoksia enzim yang membentt* kolagen Oiaktipkan.
_ Bilamana dipergunakan ok{g9n hiperbarik untuk mengobati luka normal, tekanan
gksigen didalam ruangan nrgi dapat dinaikkan oari normal (5-15 mmhg) menjadi
kuqng lebih 100 mmHg pada tekanan 3 ATA dengan pernafasan oksigen mumi.
Sebab itu mungkin
Tja terjadi penrakaian ot<sigeir hiperbarik yaig tglalu scring
dan terlalu larna merusakkan
ldrykrt-, sentrar yang nonnal oan mituriputrtan prosei
perbaikan pada luka suplai darah regional mungkin tidak memadai t
arena
fieriosklerosis diabetes perlulan (injury) pada pernbuluh darah arteri arau vena atau
cangkokan kulit yang dirancang buruk.
Tingkaan Po2 arterial yang perlu untuk memperoleh kadar oksigen yang memadai
untuk proses perbaikan tergantung pada keadaan klinis. Adn-keadaaln dirnana
hiperoksid ringan sudah cukup untuk membantu proses perbaikan dnn ad.r pula
\gSq dimana hipoksia ataupun oksigen hiperbarik tatc'Uermanfaat sama sekali.
Tidak dapat dibantah bahwa oksigen memainkan peran yang aktif seringkali bahltan
menentukan dalam proses perbaikan.
_|$1eret oksigen pada luka percobaan yang mengandung ruangan rugi sentral
terdiri dari 4 (empat) bagian :
l), Konscntnnsi oksigen 35-7v/o prda tekanan I (sntu) atrnoshr mersrigse$s
sintesa kologen.
2). Linghngan yang- hipoksia menghambat pembentukan kologen ada por
jaringan tertentu dimana dibawah tekanan teriebut sintesis kologin
sama sckali
tergantung.
3). Bilanum suplui oksigen rncningka( msio RNA/DNA dnlam jnringnn mcning},rt-
menunjukkan adanyr penambclran pernbentukan ..rough
*
- endoplasmic
reticulurn" dari sel-sel luka dan diferensiasi sel yang matin thiggi tingkatnya.
4). Peningkatan tekanan oksigen rokal dalam rvaktu yang tama-lnemini batas
optimun menghambat penvembuhan mungkin disebibka; efek toksik oksigen.

352
b. Peranan Oksigen Hiperbartk

oksigen hiperbarik secara khusus tampak bermanfaat dalam situasi dimana


terdapat kompresis (resiko untuk meqiadi lebih jelek) pada oksigen jaringan di
tinglct
mikrosir kulasi anemis, jaxak difusi yang tertamban (cairan edema), interupsi
pembuluh darah yang nyata atau keadaan aliran lambat (lowflow state) akibat
vasokonstriksi arteriosklerosis, atau vaskulitis adalah keadaan dimana terdapat
komoromais oksigenasi jaringan dan keadaan dimana kelangsungan hidup jaringan
terancam.
Pada anemia karena kehilangan darah akut, oksigen hiperbarik menambah
pengangkulan oksigen yang terihlt hcmoglobin penggunaan scperti ini merupakan
pcncrapern langsung hipgoksigcnasi pada plasrna. oksigen hiperbarik mcmperbaiki
oksigen gradien untuk difusi dari pembuluh darah kapiler kedalam sel pada keadaan
dimana terdapat tahanan Oanier) parsial.
Edema merupakan talunan parsial yang memperpanjang jarak difusi oksigen dari
kapiler ke dalam sel. Talunan lain adatah jaringan ikat, jaringan nekrotilq tulang yang
mengalami osteomielitis, bcnda asing graft otologus dan darah yang tak mengalir.
Pada tekanan 2 ATA, tckanan oksigen didalam darah meningkat l0 kali.
Pengalaman penggunaan oksigen hiperbarik pada pemutusan pembutuh darah besar
yang nyata sangat terbatias.

srllr I I r'!rtc!t rlrtrl


ndu& li rzr.grrer t&.lll',,
6\
G9 @il@ @
'r0rrr
rrF idllr[ll'orsrcgrst

" ftllnJtt.
-r-;=-__J-
'ltrtrlrtrrtrltrlr\

353
Oksigen hipe6arik diharapkan dapat memperbesar "tissue survival" hanya apabila
terdapat sirkulasi kolateral.
Bilamana tidak ada oksigen hipeftarik hanya akan mempercepat pemisalun jaringan
yang hidup dan mati. Oksigen hiperbarik seringkali dipakai pada keadaan alirnn-
lambat (low flow state) untuk mempcrtcsar oksigenasi jaringan.
Keadaan aliran lambat Fda mikrosirkulasi dapat disebabkan oleh karena
insufisiensi jantung, qyok, trauma langsung pada pembuluh darah, arteriosklerosis,
vaskulitis akibat -radiasi atau vasokonstriksi menyelunrh.
Oksigen diperlukan untuk proses metabolisme yang berhubungan dengan
penyembuhan luka nevaskularisasi dan "oxidative leucocyte killing", Bila tekanan
oksigen didalam cairan interstisial tidak mencapai 30-40 mmHg, proses ini tidak akan
terjadi. Akibatnya adalah luka yang tidak sernbuh, infeksi yang tak terkonfol atau
kombinasi dari keduanya.

7)ZtE--
I
M/t,;*
I ttttl/t'
lsi*c

Efek hiperoksigenasi tidak didapatkan apabila digurukan u&rra bertekman sebagai


ganti oksigen hipe6arik atau bilamana digunakan oksigen secara lokal. Bilamana
penderita bernafas dengan udara pada tekanran 2 ATA, jurnlah oksigen yang larut
hanya naik 2 (dua) kali lipat. Dengan pemberian oksigen topikal, diternuLrn balrrva
oksigen tidak berdifirsi melalui kulit yang utuh.
Fischer (19?5) mengukur difusi oksigen ini dan menemukan batrwa pada lul€
te6uka penetrasi oksigen hanya mencapai I mm pada pemberian topikal.

10-ag-q
CATNTX IffEqTISIIt

PTOLIFTTASI Strflr 0rrr[ Rttlit


FIStaSusTrr
"O.IOTTIVE IILII.IG'

355
A flil.Ag$ANAANtERAlPN ffiSBCN CffiHIilMlNffi

Umum

pengobatan dgngun oksigen hiperbarik dapat dikerjakan di dalarn


- Petaksanaan
tungeal (monolace chamber) aau karnar ganda (rnultipiace chunber).
laryr
5:f$t3nnU AL
sampai saar.ini baru mempunyai RUbT kurnr, g*dr.
RUBT kamar ganda dapat dipergunakan untuk penderita lebih"d"ri ,"tr, berapa
penderita yang dapat ditampung terg;antung pada ukuran RLJBT
tcrsebut. Di sini
penderita dapat didampingi oleh perawat atau dokter yang ikut mengaluni
-ini, tekanan
Fry* dengan penderita Dalam RLJBT kamar ganda penaeita mengisap
oksigen 1007o melalui masker, tenda kepala atau saluran endotrakheal. RUBT
kamar
ganda ini cocok digunakan ulut yang karena keadaannya perlu seorang
ryncelita
pendamping atau bilamana al<an dilakul€n tinOatan bedah atau tindakan-tindakai
pertolongan lain terhadap penderita. Dari segi lannya menung pemakaian
RUtsT
kamar ganda ini malul, karena jumlah pe.sonit yang terlibat c-nkup banyak,
beaya
operasionalnya tinggi dan adanya resiko terhadap pendamping.

Dasar pmtikiran (Rutionole) umum

Pgpsuuan olcsigen hiperbarik dalam pengobatarl secara umum didasarkan pda


pcmikimn-pcrnikinrry'alasan-alam n scbag:r i bcriku t :
l. Pcrnakaian tekanrn akan memperkecil volume gelernbung gas, din penggunmn
oksigen hiperbarik juga akan mempercepat rcsoluli gelernb'urfi gas.
- Daerah{aerah atau tempat-tempat yang iskemik
2. atau t ipo[si"t akan menerirru
oksigen secara maksimal.
3. Didaerah yang iskemik,.oksigen hiperbarik mendorong/menngsang pernbentuftan
pembuluh darah kapiler baru.
4. Pertumbulran kuman-kuman baik-grarn-positip rnaupun grarn-negarif mengalami
penekanan dengan pemberian HBO.
5. oksigen hipeftarik mgndorong pembentukan fibroblas dan rneningkatkan cfck
fagositosis (bakterisidal) dari lekosit.

Kontrain dikasi Pen ggan aa n H IIO

L Kontraindikasi absolut adalah pneunotorak ynng bclunr dirarvat, kcruali bila


sebelum pcmberian oksigen hiperbarik dapat dikerjakan tindakan bcdak untuk
mengatasi pneumotorak tersebut.
selarna bebcrapr tahun orang beranggaprn bahrva kcganasan yilng bcturn
diobati ntau
keganasan metastatik alcrn menjadi lebih buruk padi pernakaiarioksigcn
hipcrbarik
untuk pengobatan dan termasuk kontraindikasi absolut kecnali paCa kcidaan-kcadaan

356
lunr biasa. Nnmun pcnclitian-pcnclitian ynng dikcrjakan akhir-akhir lni mcnunjukkan
bahwa sel-sel ganas tidak tumbult lebih cepat dalam suasana oksigen hiperbarik.
Pendcriu keganasan yang diobati dengan oksigen hipe$arik biasanya smra bersama-
sama juga menerima terapi radiasi atau kemoterapi.
Kehamilan juga dianggap konuaindikasi karena tekanan parsial oksigen yang
tinggi berhubungan dengan penutupan "paturt ductus fieriosus" schingga pada bayi
prenutur secara tori dapat terjadi fibroplasia retrolental. Namun penelitian yang
kemudian dikerjakan menunjukkan bahwa komplikasi ini nampaknya tidak terjadi.

2. Beberapa keadaan yang memerlukan perhatian, tetapi hkan nrerupakan


kontraindikasi absolul pemakaian oksigen hipe$arik adalah sebagai berikut :
a. Infeksi saluran napas bagian atas, yang menyulitkan penderita untuk
melaksanakan ekualisasi. Dapat ditolong dengan menggunakan dekongestan
dan miringotomi bilateral.
b. Sinusitis kronis, menyulitkan penderita untuk melaksanakan ekualisasi. Untuk
pemakaian oksigen hiperbarik pada penderita ini dapat diberikan dekongestan
dan miringotomi bilateral.
c. Penyakit kejang, yang menyebabkan penderita lebih mudah tersenng konvulsi
oksigen. Namun bilamana diperlukaa penderita sebelumnya dapt diberi anti
konvulsan.
d. Ernfisema yang discrtai rctcnsi COz. Pada keadaan ini ada kemungkinan bahwa
penambahan oksigen lcbih dari normal, akan menyebabkan penderita sccara
spontan berhenti bemafas akibat hilangnya rangsangan hipoksik. Pada
penderita-pcndcrita dcngan pcnyakit pan discrUi rctcnsi CO:, terapi oksigcn
hiperbarik dapat dikerjakan bila perderita di intubasi dan mernakai ventilator.
e. Panas tinggi yang tidak terkontrol, dapat merupalcan predisposisi terjadinya
konwlsi oksigen. Namun kemungkinan ini dapat diperkecil dengan pemberian
aspirin dan selimut hipotermia. Juga sebagai pencegahan dapat diberikan anti
konvulsan.
f. Riwayat pnemotorak spontan. Penderita yang mengalami pnemotorak spontan
dalam RUBT kamar tunggal akan menimbulkan rrasalah tetrapi di dalam RIJBT
kamar ganda dapat dilakulon pertolongan-pertolongan yang memadai. Sebab
itu bagi penderita yang mempunyai riwayat pnonotorak spontan, hants
dilakulen persiapan-persiapan untuk dapot mengatasi terjadinya hal tersebut.
g. Riwayat operasi dada. Operasi dada dapat menyebabkan terjadinya luka
dengan "arr tapping" yang menimbulkan terjadinya uraltu dekompresi.
Namun setiap opersai dada harus diteliti kasus demi kasus untuk menentr*an
langkah-langkah yang harus diunbil. Telapi jclas proscs dckornpresi harus
dilakukan sangat lambat.
h. Riwayat opersai telinga. Penderita yang mengalami operasi pada telinga
dengan penempatan kawat atau topangan plastik didalam telinga setelah
stapedokl.omi, mungkin suatu kontraindikasi pemakaian oksigen hiperbarih
sebab perubahan tekaran dapat menggangu impian tersebut. Konsultasi dengan
seorang ahli T}IT dalam hal ini perlu dilahrkan.

357
Kerusakan paru asimotomatik yang ditenukan pada penerangan atnu
pemotretan dengan sinar - x, memerlukan proses dekomprcsi yang sangnt
lambat. Menurut pengalama4 waktu dekomprmi antara l-to nrciit tioatt
menimbulkan masalah
fntt{ virus. Pada perdaan binatang ditemukan bahwa infeksi vims menjadi
lebih hebat bila binatang tersebut diberi oksigen hiperbarik. Dengan alasan ini
dilanjutkan agar penderita yang terkena salesma (cold) menunda pcngobatan
dengan oksigen hipe6arik sampai gejala akut mengrrilang, apabila
$nocrita
tidak rnenrcrlukan pengobatan scgen dcngim oksigcn hipcrbruik.
sferositosis kongentai. Pada keadaan ini butir-bulir darah rnerah sangat fragil
dan pemberian oksigen hiperbarik dapat diikuti dengan hernolisis yaie berat.
Bila memang pengobatan dengan oksigen hiperbarik mutlak -oirruun
keadaan ini tidak boleh jadi pengtralang antara lain hanrs dipersiapkan iangkah-
langkah yang perlu untuk mengatasi komplikasi yang mungkin timbul.
l. Riwayat neuritis optik. Pqda beberapa penderita dengan riivayat neuritis optik,
terjadinya kebutaan dihubungkan dengan terapi oksigen hiperbarik. Namun,
kasus yang terjadi sangat sedikit. Tetapi jika ada peirderiti dengan rirvayai
neoritis optik diperkirakan.mengalami gangun pengiilutan yang Grhubunpn
retina
_bagaimanaprn kecilnya pemberian oksigen hiperbarik hams segera
dihentikan dan perlu konsultasi dengan ahli mata.

KATECORITASI PENYAKIT

Kelainan atau penyakit di klasihkasikan menurut kategorisasi yang dibuat olch ..


Tlte Commiltrc on Hypcrbnricoxygcnation of thc undcrsca and Fivpc-rburic Mcciicnl
Society " yang telah mengalami revisi pada tahun l9g6 dan l9gg.
Dalam rcvisi ini IJHMS tidak lagi memasnkkan golongan penyakit untuk
penelitian, namun lunya memakai *AccEprIED cAiEcoRIzArlbN saja.
Adapun penyakit-penyakit yang termasuk kategori yang diterima adalah seba[ai
berikut :
l. Aklinornikosia
2. Emboli udara
3. Anemia karena banyak kehilangan darah
4. Insufisiensi arteri perifer akut
5. Infeksibakteri
6. Keracunan karbon monoksida
?. "Crush injury and Reirnplanted Appendages',
8. Keracunan sianida
9. Penyakit dekompresi
10. Gas gangren
I l. Cangkokan (Grafl) kulit
12. lnfeksijaringan lunak oleh kumiur aerob dan anaerob
I 3. Osteo-radinckrosis

358
I4. Radionekrosis jaringan lunak
15. Sistitis akibat radiasi
pada rahang yang diobali dengan radiasi
f !. lkstnsi Sig
I 7. Kanidiobolus koronotus
lS.Mukomikosis
19. Osteomielitis
20. Ujung amputasi yang tidak sembuh
21. Ulkus diabetik
22. Ulkus stasis refraktori
23. Tromboangitis obliterans
24. Luka tidak sembuh akibat hipoperftrsi dan trauma
lama
25. Inhalsi asap
26. Luka bakar
27. Ulkus yang terkait dengan vaskulitis.

TABEL TERAPI OKSIGE,N IIIPERBARIX

TEKANAN WAKTU
N PENYAKIT MULTI MEMO MULT MEMO PROSEDIJR KETERANCAN
o I

3 ATA 2.5 ATA 90 90 Had I 3 kali


n 2 kali
II I kali
2 Emboli lerra
lv I kali
Hhrt Barotrlunu
Prru
3 Anernia 2.5 ATA 2.5 ATA 60 60 Sesering Akut
nkibrt
bony"k
mungki4 dgn
kehilangan
darah
'burfsce inter-
ltal"($.I) I jam
2 ATA 2 ATA 60-t20 60-t20 :,i26 jam l0 hrri
4. Ianrfisienti 2,4 NA 2 ATA 90 90 Hrri I-III :3-6
Arrerirl
Akul Perifer
kali/ln
eelanjutnyr l-2
kali4u
relama lO-t4 hr

5. Infeksi 3 ATA 2,' ATA 90 90 24jam pertrma


Baktgoidcs
3 krli
kedua 2 kali
kaiss 2 kali

359
6. Keracrrnan 3 ATA 2.4 ATA 25 (2x) 90 Memo: dapnt Kasrts berat gunn-
karbon di-
Monolsid ulongi dularn knn trbel-trbcl
wr*tu 6-12 jnnr 6 USN

2 ATA 25 Multi : puda te-


kanan 2 ATA di
berikan sampni
rdn pcrbniknn
seiala SSP
.,
'Crush 2.4 ATA 2 ATA 90 90 3-6 kali sehari
Injury-reim.
plan selama 3-10
hri
8. Keracunan 3 AIA 2.5 AtA JO 3045 Multi : Prd{ tc-
Stanidn
kanan-tekanan 2
ATA oksigen
8e-
lama 45 S.l 5-
l0
Bnnrplll kc0dunll
2ATA 2 ATA 45 2.2.5 pcnderiu strrbil.
iam

9. Penyakit Lihnt bab penyskit


Dekompresi Dekompresi

t0 Gar Gangren 3 ATA 2.5 ATA 90 90 ?4jam I:3 kali


ll : 2 knli
lll : 2 kali

It Congkokan 2.4 ATA 2 ATA 90 2 janr 2 kali schari se-


kulit
lama 3 hari

t2 lnfeksi 3 ATA 2.5 ATA 90 90 24jam I :3 kali


jaringan
hrnak ll : 2 knli
lll : 2 kali
2.4 ATA 2 ATA 90 2 iam I kali sehari

t3 ()$eomdione 2.4 ATA 2 ATA 90 jarn I kali schnri 5{


2 Perhatikan klasifi.
krosis
kali seminggu kasi penderita tk.
sanrpai 30-6tl I,t l, I It
knli

360
t4 Radioncftrosir 2,4 ATA 2 ATA 90 jenr
2 I krli rchti
Jaringsn
rampai 20-40
kali
l5 Siditfusftihl 2.4 ATA 2 ATA 90 2jam I kali rchari
radiesi
eampai 1560
kali
l6 Ek*nksi gigi 2,4 ATA 2 ATA 90 2jam I kali sehrri J-6 PrL qrcrari
Irnd!
nhang yang
kali
di-
obati dongrn 2,4 ATA ATA
2 90 2jam I kali sehari 5{ Puma opera:i
radia-
si.
kali reminggu
rampai l0kali
l7 Krnidioholur 2,4 ATA 2 ATA 90 jnm
2 2 kali cohari
kooneto
rampai 30{0
kali
t8 Muko 2,4 ATA 2 ATA 90 jrm
2 2 krli sehari s6-
Mikosis
lama 3-5 hrri,
selanjulnta I
kali
rehari mnpai
30-40 keli

t9 Ogeomiclitis 2,4 ATA 2 ATA 90 2jam 2 kali sehari


pada inpotient
I
kali rehari pada
oul patient dibe.
riksn minimsl
30
kali.
20 Ujung 2,4 ATA 2 ATA 90 2jam l-2 kali sdrarl
aqiltrsi
yangtidsk
relrmr ?.10
rembuh
hrri
2t Ulkus 2,4 ATA 2 ATA 90 jarn
2 I kali rehari,
disb€{ik
rempai 20-4O
kali

361
22 Ulkus Stasis 2,4 ATA 2 ATA 90 2jrm I kali sampai
20-
Refrekrmi
60 ksli

23 lllkun yang 2,4 ATA 2 ATA 90 jlnr


2 l -2 knli rohrti
ter*.ail
dengrn
Vr*ulitis

24 Tromboangiti 2,4 ATA 2 ATA 90 2janr Mininral 30 kali


8
Oblitemn

25 Luka tidak
sefibuh
2,4 ATA 2 ATA 90 rF;
akibat
hipoperfusi
k&€na
jffingert
ikat&n
tftuml
lama

26 lnhalasi asap 2,4 ATA 2 ATA j"nr


I I j"nt Didahului peng-
rn8
tidak sembuh
obatan seprti CO
poisoning
27 l-rka bakar 2 NTA 2U 24 ja.ru Lt setiap hkr bnkar
Sjarq selanjut- kurung dari 24
nya 2 kali sehari irrn
moNonrcEcHArnER

LSingle lnc,k
2.Air Supply-two valve
3.Air Sppty.one vatve
4.Exhaud.two vllve
S.exhaud-one valve
6.Oxygcn supply
T.Rflst vllvo
?a.0rg Valve
S.Viewport (3)
9.Stulling Tubes for Cables
lO.UBhl (4)
I LMcdicat lock-I8 inch
I 2.'l'rarumitter*eciver
l3.Doc Dog l{andwheel
I 4.Prossrrc Clge-outside
l5.hcsurc Gage-inside
l6.Sh€lf .6")O"

362
CAMBAR : MULTIPLACE CIIAMBDR

l. Innerl-ock I l.A gagvalve


2. Outcr Lock I 2.Vicwport-inncr lock (4)
3. Air supply Connection I 3.Vieports-outer lock (2)
4. Air supply-two ralve l4.Transmiuer - Reciver (2)
5. Airsupply-onevale ls.Lights - inner lock (2)
6. lnner lock Pressure cqualixing valve l6.LigIt - outer lock
7. Exhaust-two val;ve l?.Pressure gage - odside ( 2 each lock)
E. Exhaust -tne valve ls.Pressure gage - inside ( leach lock )
g.Power Dishibution Panel
9. Exlraust outlet I
10. Oxygen Manilold 20. Clod( ( optional)
t l. Rellef valve-l l0 psig 2l.DoorDogs.

DesignPre*sure 100 psig Volume = - inner loclc = 138 cubic feet


-outer lock = 65 ctbic feet
- Total =201 crbic feet

Origiml Hydrostatic Prcsurc - 200 psig.


363
Penutup

.baik.?e.ngobatan dengan o$igen hiperbarik (t{Bo) telah berkembang dengan pesat


di rngara-negara rnajq nuupun
di negara-neg;am berkembanf Jin t trt, dipakai
sehgai pengobatan urama mauFrn pengobitan tamuatun paoa *riZGenis peiryakit.
Disamping bennadaat, pengobatan dengan HBo juga',ne,o.ai**'t.ir&;'dil
menginpt adanya batuya keracunan oksrgen. Seuaf itu penggun;
HBo hanrs
9*ero hati-hati, d.rgr menggunakao prosedur dan diiis yang rcpar.
dilakulsn
Penelitian dalam bidang [IBo rnasili terus berlanjut sarnpai-se[a-nrng,'schingga
$ryq ": --- akan rnakin
ryeldaranc iuryl.l-penyakit yang dapar ciotiati o"nion-ngd
bertambalu dengan makinjelasnya efek HBO tirhadap tubuh-

Kepufitkaan

l. Balentine, J.D. pathology of oxygen Toxicity, Academic press


Nerv york, usA
1982.
2. Davis, J.C Hunr
1[ . ttry:g"ric
Bethesda Maryland, USA, l9??.
Oxygen Tlrerapy, Undersea Medical, Inc

3. Davis, J.c. Hyperbarik and undersea Medicing Medicare, Medical


serninard Inc
San Antonio, Texas, USA, l9El.
4. Diving Medical oftigt student Guide, course A-3A-0010, Naval rechnianl
Training Cormand, USN, 1981.
5. Edmonds, c.: Lowry, c: pennefather, J. Diving and subag',rtic Medicinc, A
Diving Medical Centre publication, New Australial tgt:.
6' Haregene A.R Tisnre Mutrition and viablility, springer Verlag,
Ncrv york, usA,
1986.
7. Kinwall, E.P, Goldma$r, R.w. Hypertaric Medicine procedurs, Departernent of
Hype$aric Medicane, St Lukes Medical Center, Milwaukes, ,iVisconsin,
USA,
1988.
8. Loedin, A.A Pengobatan penderita-penderita Tetranus dengan iat Asam
Tekanan
Iinggr Hyperbaric orygenation). simposiurn tr Kesehairn ua* Berrekanan
Tinggi (KUBT) Sumbnyn, lXr?,
9' Maulan,a, o: Hidayat:.l p.-nFlqnan pengobatan Hiperbarik oksigcnasi dalam
lie.ng D_c*rnatologi di Rumkirar Dr. Min6hardjo, lakarta. ru*piran kongru
Nasional I PKHI Surabaya 1983.
l0.u.s. Navy diving Manual, volume r, Air Diving, Nave 0994-Lp-001-9010,
Changs 2.197E.

364
SURAT PERNYATAAN MASUK RUBT

I. DATA PRIBADI
a. Na ma
b. PangkaUKorps
c. Jabatrn
d- Alanat
RIWAYAT PENYAKIT :
a. Apakah pentah mengalami pneumothorax spontan ?
(paru-paruyangmengempislkolaps) Ya - Tidak
b. Apakah permh operasi padadada ? ya - Tidak
c. Apakah penrah operasi pada telinga ? yr - Tidak
d Apakahmenderitapenyakittuli? ya - Tidak
e. Apalsh ditemukan kelainan pada foto panr-pant anda ? ya - Tidak
f. Apakalr anda sering atau saat ini menderita penyakit
astma, batuk pileMnltuensa, infeksi pada sinus ya - Tidak
3. PERNYATAAN :
a Sala tidak keberatan masuk RUBT, meskipun saya menyatakan adanya
bahayalresiko bila menjalani pengobatan atau meqiadi onang ooba didalam
RI,IBT yang diberi tekanan.
b. Semrn resiko menjadi tanggungjawab saya pribadi.
c. Saya menyaujui untuk scgera dilaksanakan pengobatan baik dengan ob6t-
obata& pengobatan dengan cara rekompresi maupun HnO apabih saya
menderita pcnyakit akibat tekanan.
d. Srya memyatakan bahna saya dalam k€adaan sehat, tidura*updan tidak
minum alkohol dalam waktu 24 jarnterafthir ini.

KI{USUS UNTT'K 1VANITA :


sap nrcnyatakan bahwa saya tidalt hamil dan pada saat ini tidak
Dengan ini
mempunlai dugaan hhwa saya sedang hamil.
Surabaya, .... 19....
Menyetujui Yangmembuat penryataa&
Keluarga

( ..............................,....... ) ( .................................. )

365
STATUS PASIEN
HIPERBARIKOKSTGENAST ( HBO
)
NAMA Nomor:
IJMUR
JENIS KELAMIS
PEKERJAAN
AGAMA
ALAMAT
TANGGA/JAM
KIRIMAN RS./DR
ANAMNESA
KELI,JHAN t'TAMA
Dicatat keluhan utamanya
RIWAYAT PENYAKTT SEKARANG
Disusun secara lmonologis
KELIJHAN SISTEMIK

Keadaan gigi BBber(+)


S€sak BBber(-)
---_KeadaanUmum
Pucat Lain -lain
KULIT
Cyanosis/kebiruian
Ikterusftunins'Lain-lain
KEPAL A
Sakit kepala Trauma
Lain-lain
MATA
Sakit mata
Diplopia/melihat doubte
FotopobiMakut caluyn
lain-lain
TELINGA
Tuli Keluar nanah
Tinitus Lain-lain
HIDUNG
Obstruksi Epistaxis
Sitursitis Lain-lain
GICI
Caries dentis
Lain-lain
TENGGOROKAN
Kemerahan Sakit
Menelan sakit Lain-lain
3(fi
PERNAPASAN
S€sak Hemoptysis
Sakit dada lain-lain
KARDIOVASK1JLER
Palpitasi Pingsan
Bens.kak Lain-lain
GASTRO INTESTINAL
Selera rmkan Tinja
Sakit penrt Bentuk
MuaVmuntah Warna
Konstipasi Lcndir
Diarc Damh
Herhoid Hernia
tain-lain
MUSKT'LO SKEL TAL
lrrnah otot Gringgingen
Ssftit scrdi
Enekel sendi
GENITOT'RINARIA
Hematuria Oliguria
Pyuria
Lain-lain
REPRODTJKSI (WANrrA)
Heid
Sillur K.B.
Abortus
SARAF
Kejang Lumpuh
Iain-lain
PE}.IYAKIT,OPERASI YGPERNAH
SERINGDTDERJTA
Tonsilitis Operasi
Rematik Telinga
Asma Dada
Lain-lain Iain-lain
RIWAYAT KELUARGA
Hcriditer DM
Konrak TBC Alergi
Hemofilia Lain - lain
Pcnl'akit ginjal

RIWAYAT GIZI
Keadaan Sosial
ekonomi

367
PEMERIKSAAN PHISIK

BEMT BADAN TEKANAN DARAH PERNAPASAN


TINGCI BADAN NADI: SUHU:
KEADAAN I]MUM
Tampak sakit Kesadaran
Pucat Gizi
Sesnk [ain-lain
KULIT
Warna Petechia
Basah/kerins kin-lain
MATA
Gerakan bola mata Cornea
Sklera Pupil
Exopthalmus Iain-lain
KEP AL A
Bentuk Lain-lain
TELINCA
Membrane timpani Timpani
Pendengaran
L^ain-lain
HIDUNC
Ronggahidung Septum
Mukosa Lainlain
MULUT
Bibir Gigi geligi
Lidah Lain-lain
LEHER
Kaku leher Limponodi
Tumor Lain-lain
DADA
Bentuk Pernafasan
Simetris Lain-lain
JANTI,JNG
Apex impuls Bunyi
Thrill jantung
hdsasi
Rate Bising
Inma Lain-lain
PARU.PARU
Fertusi Kel Axilla
Auscultasi l"ain-Lain
Suara Nafas

368
ABDOMEN
Bentuk Ascites
Tumor Hati
Vcneclasig Limpa
EXIERMITAS
Alas : Warna
Oedcma
Bawah : Tremor
Clutbing
I*in-lain
NEUROLOGIK
Saraf Motorik Molorik
Sensoria Koordinasi
Refleks lain-[^ain
LAIN -LAIN
Columna Vertebralis
Kelainan-Ketainan Yang Belum Dis$ut

llasil pemeriksaan
LABORATORTTJM ( KT LTUR DSB
)

RINGKASAN :

KESAN/DIAGNOSA SEMENTARA

369
. PEMERIKSAANLABOEAfrM
- X-RAY/FOTO
: DAN LAIN - LAIN
PER,ALANANPET.TYAKIT
PERINTAH DOKTER DAN PENGOBATAN

Pcrintah Pcngobntan yang


dibcrikan

37t
BAB XIII

ffiffiMMNKAzu$HAM

372
BAB XIII

KESSHffiN gf/AmlL$eAnn

Pcndghuluen

salah satu unsur dari sistem senjata TNI-AL adalah kapal setan, yang
melaksanakal kegiatan operasinya di bawah permuluan air. Bangunan Kapal *hm
be$entuk silinder berdinding dua lapis di antara dru dinding itu terdapat ruangan
dimana terdapat tempat tangki balast, tangki bahan bakar, sigem temrni, alat-alat
laiq dan juga ssagai pelirdung bagi peluncur tergo, botot-botot udara tekanan
tingg, somr dan lain-lain
Pada Kapal Ex Rusi4 Tipe kelas whisky, ruangan Kapal selam teftagi datam
ngryan yang bersekat-sekat, yrng dihubungtcan dengan pintu-pintu klNsus can tuat
sehingga bila pintu4intu itu ditutup, ruimgan-miangan tersebut alcan mergpakan sgatu
lpngan yang kedap air dimana auak Kapal selam masih mungkin uertatun trioup
{idalamnya meddpun Kapal selam dalam keadaan tenggerarq [uangrn-ruurgan itu
diberi nornor dari depan yaitu Ruang I samapai dengaur Ruang MI.
seda,ngl.ran Kapal selam Ex Jennan Barat, Tipc 1300 atau kelas 209, bcrbentuk singlc
Hull yaitu hanya satu badan tckan saja tidak bersckat-sekar, sedangl€n badan luar
yang ada hanya menutup badan tekan sdagaian kecil saja yaitu di hatuan, buritan dan
di tcngah kira-kira 20 rn dari dcpan dan mcmbentuk anjungan. Badan ll,ar ini lcbih
banyak bertujuan agar kapal Strcam Line.
Selain itu pada Kapal kelas whisky terdapat :
l. lobang masuk di depan dan di belakang (R-l dan R-VII)
2. Bilik tcmpur(ConningTowcr)
3. Tabunglerpcdo di depan dan di belaftang.
Pada Tipe 1300&elas 209 lcrdapat :
l. Lobangmasukdidcprn
2. Bilik tcmpur
3. Tabungterpedo di depan

373
Ada 3 nucutt *eadoan pelayaran dengan Kapal Setam :
l. Berlayar di atas permukaan air, yang berarti bahwa kapal selarn dapat berhubungan
lansung dengan rdara luar.
2. Berlayar setengah mcnyelam, di_ barvnh permukaan, tctapi rnasih ada hubungarr
dcngan rdara luar yaitu berlayar dengan Snorkel
3. Di bawah pcrmukaan _air yang berarti bahwa kapal selam tidak berhubungan
dengan udara tuar, sehingga kebutuhan udara khususnyd o: untuk pcrnarasaiai
dalam kapal selam lrarus diusalukan dari kapal setam sendiri, dcmikian pula
dengan unsur udara lainnya.
Bila kapal selam berlayar pennukaan air, maka selunrh kapl tcrpimh
-di bawah
hubungannya dengan udara lu,ar, Jadi terjadilah suatu mikroa[nosfir aau mikokiimat
yang terpisah sama sekali dari atmoslir udara terbuka.
Di &tarn lopal selarn yang baru yaitu Tipc 1300&clas 209, sudah dilcngkapi
dengan air condition" kondisi mikroklimat ruang kerja lcbih nyaman. sebali'knya
didalam kapal Selam konvensional kelas rvhisky, problema mikroklimat merupakan
lantangan yang berat karena jauh dari comfort cone schingga sangnt bcrpcnganrh
terhadap prestasi kerja nraupun kesehatan badan.
untuk ini Kapal selam membutul*an awak kapal dengan daya talun dan daya
kerja yang lebih besardaripadl untuk kapal atas. Bekerja di kapal termasuk faregori
kerja berat mcttal sodangkanbila dalam keadaan darurat termaslk kerja berat fisik.
sesungguhnya rwak Kapal selam tidak lerus mencrus bckerji dcngan udnra
bertekanan tinggi apabila kapal Selam dalam keadaan darurat yaitukehitangan daya
apun$ya dan tenggelam sehingga Kapal Selarn tersebut terpaksa ditinggalkan dengan
jalan peninggnlnn perorangan (tndividual) cscape) dcngan incmnkli pcrtoton$n itnt
selam ringan. Pda saat ini terjadilah peristiwa penyelaman dengan banyak ptobterna
yang mungkin akan dihadapinya.
ole! karena itu persyaratan awak kapal seram iarah selain cakap scbagai awak
kapal selam juga harus mauprn dan mengusai ilmu penyelaman.

MIKROKLIMAT ITAN UDARA DI DALAM KAPAL SELAM

A. Dalam pembahasan masalah udara yang perlu kitir perhatikan adalaS hal-hal
sebagaiberikut :
l. Susunandankadarudara
374
2. Suhuudara
3. Kelemhban udara
4. Kecepatan aliran
B. Istilah yang tepot untt* menyatakan suasana nrang kerja di Kapat selam ialah
mikmklimat.

Mikroklimat ini ditentukan oleh tiga faktor yaitu :


l. Suhunungan
2. Kelembaban udara
3. Kecepatanaliranudara
Ketiga faktor inilah yang menentukan kenyamanan tubuh manusia dalam nrangan
kerja, kenyanunan (comfortability) adalatr suatu keadaan dirnam tubuh mendapatfan
stress poling minim dag nenganth lingkungan, atau dengan kata lain tubutr dapat
mempertahankan keaktifan tanpa mcngalami kesutcaran dari pcng8ruh dunia luar.
Dipe*irakan bahna kenyaman ideal yang berrat$ di Indoneia ialah
(Pr0f. Sutannan) :
Suhu..........., *24 -29 C
..........
Kelcmbaban relatip ... (r0 - 65 M
udara
Ksc?atan aliran ........ 120 kali kubiMnenit

C. Suhu ruangan di dalam Kapal Sclarn terbentuk oleh panas #gni hasil produksi
dari :
l. Pembakaran bahan bakar oleh mesin pendorong
2. Hasil reaksi kimia di dalam barera
3. Produksi panas oleh mesin-mesin dan bolatola lampupenerangan.
4. Panasapi dari tungku di dapur
5. Hasil metabolisme
D. Sedangkan pelepasan panas panas untuk menunnkan suhu ruangan hanya terjadi
melalui cara :
l. ventilasi rdara antara nrangan secara alam atau mekanis.
2. Konduksi konveksi dan radiasi panas dari badan kapal tertradap air laut
sckitamya png berlangsung arnat lambat.
3. Sistcrnairconditioning.

UDARA DI I'ALAM KAPAL SELAM

Kapal selam apabila berlayar diatas permukaan air rmsih menpunyai hubungan
-
dengan udara atmosfir terbuka dengan tekanan I atm. dan mempunyai surunan sarna
seperti susunan udara dipermukaan air laut. Taapi apabila kaml selam menyelam
dalam naktu yang cukup lama maka susuun udara-ini atan Ueruiatr.

375
Perubahan disebabkan oleh :
- Metabolisme manrsia.
- Gas-gas yang timbul lrarena kurang sempumanyn pembaknran.
- Kerusakan, kebocoran alat-alat dan lainJain.

SUSUNAN UDARA I'I DALAM KAPAL SNLAM


Adakh scbegai berikut:

I. Olcsigen
Pada saat K"pal selam sedang menyelam kadar oksigen akan menunur sejak
terputusnya hubungan deng;an udara bebas, dimana semakin berat aktifitas ABK akan
semakin cepat penurunan ini. Konsumsi oz rata-rata untuk seorang ABK 2j liter
setiapjam"
untuk menambah oksigel dalam udara Kapal selam ada beberapa cariL tergantung
dari peralatan dan tipe dari l@pal selamnya. Ada yang dapat membuat oksigen, tetap-i
ada yang membawa oksigen di dalam botol-botol oksigen bertekanan tinggi. untuk
membuat-oksigerq kapal selam klasik akan menggunakan "lilin-lilini pembuat
oksigen. untuk mengetahui kadar dari oksigen di dalarn udara kapal selinu ada
beberapa cara yaitu : dengan tube calori-metric atau dengan p€ralatan yang berdasar
pada sifat-sifat paramagnetic yang dipunyai olch oksigen.
Komposisi udara di dalam Kapal selam yang scdang berlayar di pennukaan adalalr
sama dengan udara luar, dengan kadar oksigen = 2l zo untuk Kapal Sclarn klnsik
oksigen biasanya dipcrtahankan diatas l? %. Bila oksigcn kumng dari l? o/q rnaka
ABK akan mcngalami hiRoksia sampai anoksia. pcrsoalan kckurangan oksigen
scbctulnya sekundcrdibandingkan dcngtn kcracunan CO2 ynng sudafi rncrnbcri gcjaln
intoksikasi le$ih dini.

2. Kubon DioksfuIa=Coz
Dengan berkurangnya tekanan persial oksigen, maka tckanan pcrsia co2 naik.
Kecepatan naiknya tekamn persial Coz ini tergantung kecepatan rnctabolisme dan
nktifilas tubult ABK. Rata-ratn pndn kcadnan istirahat dnn nktil'rtas ringnn, aknn
diproduksi sekitar 2l liter COz oleh setiap orang dalam satu jamnya.
Kadar CO2 normal dalam atmodir ialah * 0,03 yo.
Tanda-tanda keracrnan CO2 pada berbagai perscntase :
- 2 sampai 3 % rr,da keadaan i$irahat adaptasi masih sangat bagus tidak ada
perubahan fungsi-fu ngsi fisiologis.
- Sampai dengan 4 % adaptasi nras76ih memuaskrn untuk bcbcrapa rvaktu rvalnu
terjadi hiperventilasi nyeri kepala dan gasmlgi.
- Pada 4,5 7o zudah rnulai melewati nilai ambang toleransl
Hipewentilasi sangat berat, dikatakan ada gangguan-gangguan biologik, terutarna
stimulasi poros hypofise-zupra renalis.
- 6%Respirntorydistress
- l0 %pingsan
- l?Vofatal.

Di dalam Kapal selam klasik, konsentnsi


-keadaan yang terus menerus ditetapkan I Yo.
maksimal coz yang diijinkan pada

Kadar png dibolehkan 1,5 - 2 7o. Dalam Kapal selam nuklir dapat dipertalankan
sampai 0,7 7o sedangkan pada keadaan darurat ada ketentuan khusui yaitu :
- E hari oxlda}%
- 4 had pa&.S%

Alat-alal yang bcrhubungan dcngan co2 poda Kapal selam kelas whisky :
- GMU-2: DetektorCOe
- RW-s : Absocbcns kimia unluk rncngisap COr tgdiri dari sodalimc atnu lithiurn
hidroxid4 yang berbentuk seperti parton.
- R{.JKT-4 : CanisrertempatRW-s.
Pada Kapal selam nuklir selain absorbens kimia juga dipakai .saringan molekuler".

3, Gos Hidrogen = H2
-Di
lkpal selam klasik gas H2 ini sebagai hasil samping pengisian batere,
dalam
sedanglsn di dalam Kapal selanr nuklir rerutama dihadikan
-obf,
aht yanj
memproduksi oksigen dan kemudian bercampur dengan udara ruangarl
Kadarnya tidak boleh melewati 2vo. Dapat terjadi ledak;n yang sangar
membahayakan pada konsentrasi 3zo untuk mengurangi kadarny4 paoa wattu
pengisian batre, sisrem ventilasi harus baik Didalam Kapal setam dGnia pula alat-
alat pembakar H2 sehnyak E buah (kapal selam tipe 209), yang ditempqtk di
"
bagian atas dari ruangan-ruangan. pengoperasian alat p"*ibrt*t H2 ini akan
memerlukan banyak O2 dari udara.
Pada kapal selam kelas whisky, alat untuk menetralkan disebut aht Kp- 6. Alat
ini terdiri darikotak aluminium yang berjendela serta berisi unhian zat kimia
p3ladium, Penempatan peratatan ini di bagian atas dikarcnakan BJ gas
H2 ini lebih
ringan dibandingkan dengan rdara , sehingga ps H2 ini alcan rctr.irprr di
bagian
atas ruangan. Ini berboda. dcngan ps co: yang BJ-nya lsih besai dari u&ra,
sehingga terkumpul di hgian^bavah nrangan, ivtalu untut< mengerrahui r<aoar gas m,
contoh hanrs diambil dari bagian atas mangan sedang CO: dari Uigan tar""t
*grn.
4. Karbon Monoksida (gas laupl = gg
Gas itu terbentuk dari pembakaran bahan hidroka$on yang tak sempurna.
Biamnya berasal dari asap motor atau kompresor yang turang bai, k"4*y". p"oa
a
yaftu lerlavar dengan snorftel atau waktu berlayar penri,rtau,, apauiia angn
berhembus dari arah buri!1 maka gas-gas sisa pembakaram akan tuisap oleh morfel
alau lerpat pintu atag schingga akan mencemari udara pernafasan o
aara* rrapar
selam itu.

377
Kadar CO hanrs diukur pada keadaan-keadaan tertentu dan kadar
maksirnal yang
-,naksirnal
qip.trl.S,n diletrpkan 25 ppm. Berteda dengan tonsent asi yang
dipe6olehkan didalam pendirianjendirian oi o"rat-oi*aoa
ppm. Dinyatakan berbahaya bila kadarnya terah mencapai vung-**"tapkan' 50
100"ou
ppm tti,or y"l.
. Didalam kapat serun q**
Tlak_buah
Amedka t-at''', Inggris) mal,a sumber
kap4nvu iipeoorliiian meroior (negara
so dari iot<ol ini cut up tinggi b.rrn keadaan
darurat, apabila co men*pai 600 ppm maka batas rvaktu yang
oTrtrtor.nr.n"
atau 300 ppT setama d1,a jarn 100 pprn sctarna"sep-utuli jain.
fit;
Tlu.ilry
tidak boleh temlang dalam satu pelayaran.
Kondidi ini

Bahaya Kerocanan CO.


Daya- gabung co de1e1n yang mengakibarkan hb
. mngat ringgi dibandingkan
dengan q
t300 kali), pada taoar.opt zJoapat rertentuk if,ttan rr6to yang srabil
Tlinggu kapasitas mepanslrut oksigen oanah sangat diperkecil dan terlepasnya 02
dalam jaringan tubuh dipers'kar sehingga teriaci trifrrcia'sarnpui
anorsia,

5. Nitrogen = N2
Merupakan gas rebam (inert) yaitu ikut terisap wsktu bemafas tetapi tidak
-.
dipergpnakan oleh jaringan tubuh.
Di dalam kapal sendiri men{aPat kesulitan dengan gas ini, tcrapi kesukaran
dengan N2 baru timbulli!l.tiq+
bila kita melakukan escape c"irrut"aeng; alat_alat selam
ringan dari kapal selarn

6. Chlor = Cl2
Bila terjadi kebocoran, air laut dapat masuk ke lqmar batmc nrnka
akan tcrbcntuk
asam garam (HCl) sebagai lusil reaksi antara air laut dan
asam sulfat dan alon
membebaskan cl2. c.*rs ini sangattoxis, dapat menyebabkan
pu* rtut. s.t"in
clz dan H2 bebas, barere dapt melepaskan-Arsen (AsH3) a.n"a.*,
stiuiuio tsbH3).
7. Freon
Dipakai didalarn refrigcralor, sangfll sukar untuk mcndapatknn
^ - keadmn bcbas dnri
f.bfgplyrlng $ngnr kccit, rcrurnnir orch turuu ur.ilrar gi,i"iiig,iii-[,,.uug,ur. Bln
teroksidasi akan cepat
Tenjadi lrydrochlori, chlorine, hydr;hlo;f; oi'*u* zar-zat int
bersifat sangat korosio dan iritan.

8. Akrolok
pensiwa ka6onisasi
D.-ihagilkan dari
-bersifat irihdf tertrradap nuta dan
bahan$alun lcrnak dari dapur. cas ini
toksik terh,adap hepar.

9. Baleteria
sgring lerjadi bahwa bakteria terbarva oleh awak kapal selarn baik sebagai
pengrdap (canier) maupun-9reh karena sedang sakit
terutamr p.nyut it jalan nalas
bagia atns, sakit mara atau sakit kurit. Berrrubunf ruangan
oi oararn tcipat se turo s*gni
terbatas dan ventilasi sangat kurang, oan riruaainya air untrJi
*anoi selama
378
pclayaran (kelas whisky) mala kcmungkinan adanya kontak dengan lums dan
terjadinya infeksi melalui udara sangat besar. Dalam keadaan normat,-basittasil dan
jamur-jamur png ditemulen di tubuh manusia, tidak menimbullran garyg,ran karena
kebersihan diri dan mandi, tetapi dahm pelayaran lanu yang berarti bahm awak
kapal jarang mardi ditambah pula zuasana lembab aan panas mata basil-ba$il dan
jamur-janrur menjadi bertambatr ganas (vinrlent) kemungkinan timbulrrya penyakit
Tryat bsar, baik penyakit jatan nafas, sakit rnata, maupun penyakit
-- trutit. setain itu
didapatkan pula penoemaran bakteri dari tangki sanitair.

10. Bau-bsuan
Karena rcntilasi yang terbatas, bau{auan yang terjadi di dalam kapal selam sukar
dihilangkan dan larna*elamaim bau{auan tersut dapat melekat didirding kapal,
perlcnglqpan-perlengkapan ABK, tempat tidur, pakaian dan lain-hin setain itq 6aui
bauan ini juga membahapkan kesehatan ABK.
Dalam kapal selam bau-barnn yang
- lgnrs diperhatil€n : uap minpk hidrolik png
bocor pada tekanan tinggi, rerdiri dari hidro karbon jenulq glikot, alkohol tings .iad
menyebabkan iritasi terhadap mata, saluran penufasaa sakit k€pala" pusing oan mrLl
P.h* baftar png bocor atau rascline dari pcrmukaan yang pams akan menyebabkan
bau yang bisa ma{adi mual.
selain itu, bau-bauan dari danr yang banyak menggunakan bumbu$umbu, bau
dari tanli sanitair yang sedang dikosongka4 bau kabel teftakar akibat hubungan
singkat.dan lain-lain juga-sangat mengganggu. Didalam ruangsn t€rhtup sqerti kipal
slam ini, apabila terjadi kecelakaan yang berupa kebakaran oapat-nnrimtuttian
bermacam-macam penceftuan udara yang toksis dan konsentrasinyi membahayakan
oleh karena itu selurusnya tidak sembarang bahan boleh dimas*ian rc aaun rapal
selam.
salah satu bahan )ang paling berbahaya dan rnerugikan datah bahan-bahan yang
te6uatdari phstik.

II. RofrasiRa&oalaif
- Pada kapal selam atorn, arvakbahaya
dengan kemungkinan
buah kapar hidup dalam linekungpn rcaktor atom
radiasi langsung.
Tgndup{ satatr si-tu perlenglopan
Jnutt+ dari awak kapal ialah filrntagde dan pockei docimeter. enggota teserriun
kapal selam yang modern begitu banyak bekerja untut mmfrllrti penyakit-
mempunyai angsung jarrab yang -bsar
psnyakit yang nrtin tetapi "tak 'terfiaaap
mikroatmosfir, mernpertahankan kondisi menuisupiyi tera tinggi dan memberilan
nasihat tentang toksikologi.

379
FAKTOR LAIN YANG MEMPENGARUHI

I. Kebisingon

. Pada Kapal selam diesel elekrri!


dapat problem kSisingan karena tidakluunr nuklir pada waktu menyclam ridak di
berisik.
Pada waktu berraprdi permukaa& untut
r1ryl setam ripc whisky, dierel pekerja
untuk memutar baring-baline sehingga rerjaa te6isingnn
oi rii"e;Hiakng.
untuk rnemurar baling-baling o*l-t"put selarn df u zog, i-rrr, oipulni energi
9.t"-t ,- hanya pada saat*aaitertentu yatni :- paoi
dijalankan Tetapi wataupun dieser jaLrn,
,*d;;i;iin uatere, dieset
karena diesel berada ai nungan tersenoiri y""i
alql teuigi"g", ffi& men,ganggu
oi*rr*rri-r.arp ,*r" dan tidak ada
petugas di nr,angan mesm.
Hanya pada waktu-wato tertentu-un&k pengecekaq
ada orang yang rnasuk dan runs
mengsurykal pclirdung. qringa lear protecior). Kebisinga"
trauma akusrik dan oleh
ilid;il mcnimbur&sr
.k"*p iru proteksi'terhadap i.ii"ea p.if" Oifr**"n
terutama di dalun kapal selam tipe whislry. \
2. Penemngan dan Cahaya
Di dalam kapar seram,carrraya yang ada bukan dari sinar matahari.
wardu b*rayar
dipermukaan hanya beberary odq Lia yang-mendapatkan
setagian besarmendapat.carram oati car'raya-uuatan.'iiang
,i*, ,"r,nr,"ri sedang
dibedakan apabila ridak diarur jenis dan inrensitas-pen.;;*;
A;;;*u fidak bisa
tut.inl dapat mengganggubio-rirme anak buah k prr
;;u,o perayaran
fla t"_brh menjadi kacau. Biasanya diusahakan
ffiri;ilgga rithme di
.931ur
"Malam buatan". pada
dibuar ,ii**iisi*L buaran, ftt&u
waktu uertayar dengan periskop oi mararn-ruii. Ruangan
PIT (senrral), hanrs digerapr.,n secutupnya"serringga di
6uei p"Gs vl'ng rnengamati
kcadaan luar ridak rurus inengadakm adaprasi
flngrifid.-i?indi"io,opu rombol
banyak dibuat berwama untuk menarik p..t"tiun pan p€tugas.

3. FaHor psikotagis
Kehidupan di kapar seram yang sedang berpatrori rama,
aparagi kapar
-bJrru.rn,
serarn nuktir
yang mcnyelam bcrbula'-bulan menimbuit<an problcroo
piil oiogi mno,n
antara lain:
- Kehidupan yang selall h*p.u orang banyak dengan
orang sama tertutup dan
sempil maka pergautan antar anak buarr kipal tirus ouab
o."gri uritl
- tj*ft kcluarga yang cukup rarna, akan *"nitnuutt pr"ur.-"- t"r*o-
- Kegiatan yang mononton dan rutin. -
' . saling ketergantungan satu dcngan yang rain dararn rrar mcnjagn kcamanan
pelayaran.
- slT: yang berulane;.ufana. kh'zusnya dararn s',asana tidak damai atau perang.
Maka untuk personit kapal- seram diperrukan persyaratan psikorogis
khusus agar
dapat melaksanakan tugas dcngan Uait.
srsTEM PEMBERSTH UDARA (REGENEnAS! UDARA)

$elama pchyaraa akibat dari adanya kehidupan di dalarnnya, maka akan terjadi
perubalun susurun udara di dalam kapal sclam.
Perubahanaeruhhan yang terjadi antam lain:
a. Bcrtambalmya konscnlrasi gas CO2
b. Berkuran$ya gas 02
c. Tcfadinya gas H2, Cl2, akibat lusil samping pengrsian batere.
d. Gas-gas, zrrt-zr, bau{auan lain yang masih dapat diabaikan penganrlmya bagi
kesehatan.
Oleh karena ada peruhhan fl$unan udara yang dapat membahayakan kesehatan
manusiq maka perlu dilalskan pembenihan udara dalam kapal selarn.

Caro pembercihan gas CO2


a. Sistem ini digunakan untuk membersihkan (menetnrlisir) gas fasan awak kapal.
Akibat pemafasan ABK ini, konsentrasi gas Cq di dalam ruangan tertutup akan tenrs
bertambah (+ 20 I gas COr tiap orang per jam) dan pada konsenhasi tertentu akan
beftahaya bagi pemafasan. Bekerjanya sistem ini adalah dengan p€nantffa zat soda-
lime, yang menyerap gas CO2 dari udara dan diuraikan menjadi soda, Carbon dan Or.

b. Pada uaktu perangdunia ke I kapal selam membawa bekal udara sebanyak 6-8 m3
untuk I (satu) awak lopal selam yang cukup dipergunakan unnrk menplam selama *
7 jam.

c.Pada perang dunia ke II telah ditemukan zat regenerasi udara yaitu NaOH dan
KOH yang psdat dan kering. Zat regenerasi ini hanya dapat menyerap CO2 sja
sdangkan kebutuhan Oz masih disuplai dari tabung 02.
Kesukaran-kesukaran cara ini adalah :
l. Suplai Oz dari tabung persediaan sukar disesuaikan dengan kebutuhan awak
kapal.
2.
Kemungkinan terjadi kebakaran dari tabung-Abung 02.
3.
Suplai Ou dilaksarukan secara sistem ventilasi yang membuat $axa-suara
yang memungkinkan kapat dapat ditemukan olehkapal-kapal atras air.
4.
Zat regenerasi (NaOH dan KOH) mudah menghisap air dan menimbulkan
gumpalan yang dapat menyumbat sisten ventilasi.
Pada tahun l94l ditemukan zat regenerasi yang lebih baih terdiri dari campuran
Ca (OH)z, KOH dan NaOH, dimana zat r€generasi ini juga digunakan pada dat selam
ISAM 4E,IDA 5l danDragerTR-75.

Pqfiercih udaroterhadap CO2 di dalnm kapal *Iam ketas Whis*y

l.Pertambahan prosentase Oz dalam udara di dalam kapal selam dapat dicegah


dengan mempergunakan alat "RW-5". Palron RW-5 dibuat dari suatu zat kimia

381
tertgntu yang dapat mcngisap CO2. Patron tersebut ditempatkan di dalun sr:atu kotak
besi yang disetut Rt KT-4 (berisi ? patron).
Terdapat juga alat-alat BMU-2, yang dipakai untuk mengukur prosentase coz di
dalam udara.

Junlahdan penempatan patron RW-5, RUKT-S, RUKT4 dan GMU-2 :

Ruangan I II lIl IV v vl vII


JumlahRuKT-4 2 4 3 3 I 4 I
JumlahRW-5 44 47 3l 47 8 55 l5
JumlahGMU-2 I I I I I

Jumlah seluruhnya RUKT4 : l8


Jumlah selunrhnya RW-5 :247
Jumlah seluruhnya GMU : 7 (ditarnbah sebuah alat, bagi yang dipakai oleh junr
rawat kapal selam).

2. Kotak RUKT-4 mempunyai jendela-jendela bawah dan atas. Jendela atas dapat
dituJup, udara yang mengandung CO2 mengalir melalui jendela bawah.
_-
Di dalam kotak, terjadi reaksi kirnia oleh RW-j, udara yang sudah bcrkurang
Co2nya, mengalir melalui jendela aus.
Reaksi kimia ini menghasilkan panas.
Patron RW-5 mudah sekali tertakar, karena itu pada waktu pernasangan RW-5 kc
dalam kotalq harus dilakukan dengan lrati-hati.

3. Alat GMU-2 terdiri dari :


a. Kamar pengtrkur
b. KamarTermobarometer
c. Pipa kapiler
d. tfumarpelembaban
e. Pornpa
f. Patron penghisap CO2
Udara png akan diukur,.dihisap oleh pomp4 masuk kedalam kamar pelembaban,
disini . udara dilembapi oleh aiq agar supaya gas co2 daprt dihisap olch rtai
penghisap.
Kemudian udara masuk pengukur, gas coz dihisap oleh patron penghimp.
lamar
maka tcrjadilah pertedaan tekanan ant{ra karnnr temrobarornclcr dnn kanrnrpcngutdr,
beda tekanan ini mempunyai skala yang rnenunjukkan prosentase COz di AatirmiOara.
Pembacaan skata dikerjakan bila alat telah bekerja selama I menit.

382
Peride pre-rqenercsi
semeqiak kapat manpu menyelam sampai beberapa jun dan belum dilakutan
ini discbut periode Pre-regenerasi. Untlk mengetahui
regcnerasi udara maka pcriode
bcbcrapa larna kapal dapat rnenyetam hnpa regencrali (periode pre-regenerasi)
digunakan rumus sbb :

t = 0,4 lI- (C-Ch)


n
Dimana :t = Jam pcnyelam, tanpa pemakaian RW-S
v = Isi ruangan kapal selam yaitu 645 rn3
n = Jumlah anggota * 54 orang
Ch = Pmsenbse CO2, pada waktu permulaan menyelam 0,2 Zo
c = Prosenlase CO2, dimana RW-5 harus dipakai I yo
Jadi : t = 0J 645 (l 4,2) = 3,8 Jam.
54

Pefiderrynarasi
Jika kadar coz di dalam rrnngan mencapai l % maka dapat dimulai melaksamkan
regenerasi udara dengan menggunakan patron RW-s.
Periode regenerasi ini untuk kapal tipe ocean going ialah * maksimum 20o jam
mcnyelam.
Pcrhitungan pemakaian RW-5 untuk jarn penyclaman tertentu di dapat dari
runus N= n(D-t)
m
Dimana :N = Banyak patron RW-5 yang diperlukan
n
= Jumlah anggota * 54 orang
D = Jam menyclam seluruhnya
I
= Jam menyelam, tanpa mernakai RW-5
m = Daya pembersih untuk tiap-tiap patron 4g orang per jarn
Jadi kalau kapal menyelam 14 jam : N = 54 (l4-i.g)= il
buah
I
Caru Pnrbersih gas H2
a. Disamping gas tersebut-{i {as, terdapat pula gas H2 yang crkup bcar jurnlahnya
sebagai akibat rsrksi kilnia batcre knpal sctam. Gas 1ni Oapat mcirimbglka,n
kebakaran.
b. untuk mengetahui kadar ln di dalam ruangan badan tekan dipergunaftan alat
McEw. Disamping itu pula pengukuran prosenrase H2 dapat ouica di dalam
tabel.
c. lJntuk mengurangi kadar H2 di dalam kapal dipergunakan alat Kp{, dimana alat
ini bekerja secaxa otomatis apabila diberikan p€mrrusan pemanasan listrik. Alat
ini benrp kotak aluminium yang berjendela dinr,am di dalamnya berisi zat kimia
Patadium yang dapat menghisap gas H2.

383
PembercIhan udaru pada kapal selan ketas 1300
zat soda lime ini ditanpatkan dikotak-kotaklenyerap coz
$aron), ditiap kapal
li,.*pu$- ll20 patron.masine--ma1lng 4 kg sirti* d'*b;i[, uaro i"i Graaint
diruang.kontrol, ditempatkan sedemikian rupa sehingga uerrruuungan
dengan sistem
ventilasi ruangan penempatamya pada si*im ventlLsi *g*:dibrgi
dalam dua
grup-(grup 'air rcgencmting.unit"), Masing-rnasing
grup tcruafrt patron ynng nprbiln
sudahjenuh dapat di8lnli d*.gul patron lainnya. siste,n ini'oilengklpi
dcngan alat
pengukur )m.nq menunjuktcan kadar cor oi daiarn ruangan,
a.n nini p.ngulur hin
yang menuqiukkan volune udara yang lewat ke tiap grup-..air,.g.n
*ting ioit". Alat
pembersih udara ini dibuat oba-pablik Drager,
c"udeci - Jenrfrn g;oo, typc cH -
167 20, kenu mpuan menyerfl p CO1 scbanyakl g0 i itcr
tirp patron.
S*t1.n nenlerion oksigen (Orygen sapply system)
litl.* ini digunakan menambah riuuti*un otsigen bagi keperrunn pernafasan
lcaml uaktu kapal berlayar di bawah permut aan air: penambahan ini baru
ayak.
dikerjakan pda saat kadar oksigen di dalam nungan sudah kuran!
pelaksanaannya disalurtcan melalui sistem ventilasi
i*i
rr "/r, dnr
irangan.
Sistcrn ini terdiri dad :
) Botol{otol oksigen beserta katup-katup dan pipa saluran.
F Alat pengering (Oxygen drier).
-

F Katup penunm tekanan (Reduser valvc)


) Katup pembagi pemakaian oksigcn (Orygen nranifold).

I. Botol-botol oksigen
Terdapat 20 botol yang dibagi
- {a!m a grup. Vorume masing-mrsing boror j0 riter
dcngnn kemampuan tekanan 200. kg/crn2. Tiop. g*p dan juga"tiaf
bo'tol dilcngkapi
d:ngun
.fqtrlg sehin:ga -pemakaiannya bisa aiaiur r".*1 ftp.;i*:n. Ke-20 boror
oksigen ini ditempatkan di ruang tempat tinggal awak kapal.

2. " Oxygen Drier "


Tcrdapa!
! buah oxy.gr drier yang digunakan unt,k mcnyerap kcrernbaban udnra
yang mungkin tajadi d gql
si$.em, setringga oKygen uerut-ticrur kering dengan
maksud untuk mencegah terjadinya korosi di Oatam siitim.

3. " Reduc*Yalve"
Digunakan selain untuk meruuunkan tekanan oksigen
dari botor (+ 200 kg/cm2)
T*juo 3 kg/cm2, juga dagrt digunakan untu-k ri.ngaiu, p"ndu*rn oksigcn
-
disesuaikan dengan kebutuhan jurnlah personil, maksimar is rit , tirf,rn.nit.
Pada alat ini terdapat katup pengaman, firter dan alat peng*;
(Volumeter), dan rnelarui "Reducer valve" ini penrbersirr
p.[;*** oksigen

sistem ventilasi ruangan.


,ffi;;ftliirkan udara kc

384
4. Oxygenmanifold
Digunakan rmtuk memilih gnrp botol oksigen yang akan digumkan
dan
pelaksanaannya dikerjakan tiap gnrp secara bergantian.

Cara pmduianrym.
Penggunaan sistem ini lunya atas pcrintrah Ksrnandm lhpal, pada saat kadar
gksieel dalam ruangan sudah kurang dari lg %. pelsksanaanr-r--idd"h membuka
katup tiap botol secara bergantian dan petan-pelan. seteldr ifi, Gttkatup
mnifold
diatur unhrk memilih
rymalaian salah satu gfup. Selar$gtnya anu iReducer Valve'
i.volu*eio".
disesuaikan dengEn kebutuhan dengan memperiurftan sd"* sistern
ini bekerja, perhatikan tekanan pada 'Reducer valve, dan juga jumlah pernaLai*
oksigen persatuan naktu.
Pcmberian oksigan ke nrangan tidak bolch lebih dari 2l a/o danganmaksud
me,aegah
timbulnya bahaya kebakaran.
Pndn rvnktu pcnggunmr\ botol oksrgcn diusnlnknn jnngnn mrnpni kosong,
tctnpi
sisakan oftsigen dengan te.kanan * 5 kg/cm2 guna mcncegah koroci di dalam
botol.

SYARAT-SYARAT AWAK I(APAL SELAM

Untuk nunJa& arwh kapol selun diprlu*an persyarutan sbb :


a. Mengajukan diri secara sukarela
b. Umur antara 20-30 tahun
c. Memenuhi qyarat test kesehatan militer
d. Perspratan modis I'husus
Persyortu medis khusus :
l) lvlata : VinrODS harus 6/6 ranpa koreksi
2) Hidung telinga dan tenggorokan harus baik, tuba Eustakhii harus behrl$etul
bebag Audiogram nonml.
3) Mulut : Hiqrene rnulut hanrs baik prothese yang dapat dilepaskan ditolakGigi-
gigi premolar lunrs lengkap. Harus dapat inerfigifrt mouitr pr.r.
ouri e*.a"pe
apFrat
4) Alat pernafasan. ruy.r.v.! penyakit yang menunjul*an adanya asthma
brcnkhial, TBC, bronkitis kronika, emfisema uan pei5al*t panr rainnva
krcnis ditolak. Rontge,nologis tidak ada kelaininr"-x"p*riu, vant
vital sesuai
persyaratrn penyelaman.
5) Alat pencemaan makanan. segala macam penyakit dari sistem penoernaan
makanan ditolak.
6) SistemUrogenitalis. Semua penyakit kelaminyang masih aktif ditolalc, riuayat
penyakit kehmin yang berulang kali di tolak-Sedimen urine harus
bebas dari
kristal.

385
7) Kulit. Hanrs bebas dari rnikosis (arnur), setinp penyakit kulit yang kronis
dilolah keclali acne ringan Tidak boleh mempunyai cicarix yang nyata.
8) Bau badan Bau pernafasan yang tidak enaklkuat dan peniiteridiiolak. Bau
keringat png tidak enak&ut dan penisten ditolak keringat yang berlebihan
dan persisten ditolak.

e. Pemeriksaan EKG istirahat dnn S$ess test nonnal.


t Tes kompresi. Hanrs talun rlalam tes kompresi 3 ahnosfir.
g. oxygen Toleransi rest. Tidak boleh rentan (peka) terhadap oksigen dengan
tekanan 1,8 afinosfir selarm 30 menit.
h. Psiko Test. Harus memenuhi persyaraun psikotogi melalui test khusus unruk
intelegensia, prestasi dan kepribadian.

Percyaraan psilalogi:

o. Idtelqensia /pestasi
l) Mengajukan did secara sukarcta
2) unt* taraf ramtama8inhra : lntetegensia normal (normal intelegensia)
3) untuk taraf Perwira : paling rendah benaraf sedikit diatas normal
[ttigh
normal htelegene)
4) Kesanggpan daya- tahan (ausdauer) yang cukup, sanggup rnempertalunkan
konsennasi kerja
fengan cukup baik untuk waktu yang dma, juga bila soal
waktu dipaksakan kepadanya (dibawah stress).
5) Daya tandop yangbaik dan c'kup cepat, bersifat cukup waspada (arc().
6) Reaksi yang cepat dan cukup adcguat.
7) Dapat bekerja dengan baik &lam team work.
8) Dibawah suatu stres psikis, tidak lekas menjadi gugup dan panik.
9) sikap kerja (workingstelting) yang te(uju poiitii iertuoap rugas-rugas yang
menjadi keuajibannya.
lO)ferasnan lnnggungiawab ynng baik, orlon nrcmpunyni nlinnt ntnu kcscdinnn
diri yang baik dan positif, rnotivasi lurus positif dan sclurt,
I l)mempunyai pradical ability yang baik (trampil).
l2)sanggup bertahan diri terhadap situasi kerja yang sflma untuk waktu yang
lam4 tanpa menim.b$ta1 pe_rasaan-perasaan yang tnengganggu dirinya s&ari
'
Fotti,atiau menjadi explosif (tidak initabte maupun tidak exprosifl.
l3)Kesanggupan konsentrasi ynng cukup baik dan ionstan, jugi bita situasi kerja
sangat tidak optinut (dibawah srres fisik maupun psikis).
-

b. Kepribadian
l) Emosi yang malang dan stabil
2\ Terutama untuk taraf penvira : taraf kcdewa$aan yang cukup dan integritas
yang baik.

386
3) Keseimbangan yang baik antara aspek rasionil dan aspek emosionil, fuigan
segi rasiodlnp sanggup.merupakan fungsi mengpturdan kontrol yang bai[
4) Keanggrryan moryesuaikan diri
dengan baik dan adequat daiiln- situasi-
tit*ristres naupun situasi-situasi yang sangat tidak opiimat dan berubah-
ubah (adaprability).
5) Tidak benifat terlalu ego-sentis, schingga dapat morgganggu kelancaran
kerjasama dalam suatu tim.
6)
Fra p"rray. pada diri sendiri yang baik dan tidak lekas berputus asa.
7) Tidak cenderulrg bersikap oposisional (dalam tim kerjasama) dan tidak
terdapat tarda.{arda escaping-reaction.
8) Terutama untuk taraf Perwira :
a) Kcsanggupan inisiatif dan invcntif.
b) Kelirrcalun berfrkir, 0eksibel, nuupun sifat dinamis (tidak statis dan
*menunggu").
bersifat
c) Sanggup cepat mengambil keputusan-keputusan yang p€nting dan
bertanggung jawab (decisive).
d) Tidak bersifat suka 'aas*lampen' pada ilatu cara/pola berfrkir yang
tertentu (frxed pattern) saja (tidak bersifat dwanmaiig tnaupun tioat
berfikir secara stercotipis yang terlalu skenutis).
e) Bukan seorang details worker secara excrusif, sehingga mudah kehilangan
pengarnatan (oversicht) pada kcselurulun tugasnya.
0 sanggup mengambil distensi 6arak) antara tusrai-hasrat dan keinginan diri
sendiri dari hmtutan dunia sekitarnya.
g) Kcmauan yang kcnas, steadiness dan emotional control.

c. Hal-holyang&f,rsrs
l) Tidak bersifat clausrro-phobi.
2) Tidak terdapat tanda-tanda d.rri suatu gambaran kepribadian klinis ab,normal
png berarti :
a) Neurosis.
b) Psikosis.
c) Psikopar.

d K*onpilan
Menguasai teori dan praktek penggunaan alat selam ringan dan dapat
meryrlamatkan diri atau scape dari ltapal selam.

Masalah ulonra hcvhaan kapl setom


Mengingat hal-hal tersebut diatas, maka sctiap penvira kesehatan kapat selam
perlu melakukan serangkaian kegiatan pembinaan iwak kapal selam agar
ar.at tapat
sclam dapat mclakukan tugls-tugasnya di dalam suatu kordisi-kond-isi lingkunA;
yang s6aiktaiknya.

387
TUGAS.TUGAS KESEHATAN KAPAL SELAM

Tugas-tugas kesehatan kapal selam dapat dikelompoktan dalam 2 bagian yaitu :

a Tugas pasiapn beiloyn


l). Membina Kesehatan umum awak Kapal selun sezuai dengan ketentuan-
ketentuan pembinaankcsehaUnumum.
2). Melalcukan urikes rnrln laut paling sedikit 6 (enam) bulan sekali dengan
mengutamakan pemeriksaan Rontgen unhrk paru dan perneriksaan HGus
lainnya.
3). Menyelenggarakan dan mengawasi latihan peninggalan Kapal selam baik di
dalam RLJBT maupun di tempat-tempt latihan peninggalan Kapal Selam.
4). Melaksanakan pengwasan alat-alat penyelamat perorangan antara lain botol-
botol 02, kapasitras absorbent CQ, fungsi-fungsi klep dan perlengkapan
lainnya.

b. Tugas pada wlcu kapal beilaynr


I ). Memperlutikan faktor-faktor Mikro klimat
Dimana awak kapal melakukan kehidupan sehari-hari yang metiputi kegiatan
pemeriksaan kadar gas-gas Oz, COz & H2.
2). Memperlntikan kelelahan fisik dan mental awak kapal selam tcrutam
dihubungkan dengan keadaan lingkungarL dan kemungkinan tirnbulnya stres
seperti : kelelahan, pengaruh getmn yang monotor\ akibat peledakan di barvah
air, pcrubahan temperatur udara dan sebagainya.
3). Mempertutikan dan mengawasi kcadaan rnakanan dan minuman mcngingat
tcrbalasnya sarana yang tersedia.
4). Mclaksanakan penerangan keselntan unum dan kcschatan kapal sclnm
maupun yang berada di kapal penolong ikut aktif rnelakukan usaha-usaha
penyelamatan dan perawatan terhadap akibat yang timbul karena tindakan
penyclamatan dan sebagainya.

c. Tugas rrllaoi
l) Melaksanakan rehabililasi bagi seluruh awak knpal, khusumya bagi arvak kapnl
yang mengalarni kelainan hsik dan menlal akibat pelayaran.
2) Mclaksanakan dan mengawasi istirahat terpimpin sehabis rplaksanakan
pelayaran lama.
3) Membuat lapomn kegiatan pelaksanaan pernbinaan kesehatan arvak kapal
selam.

388
KEDARURATAN DI DALAM KAPAL SELAM

Jika tojadi kdaruratan di kapal selarq misalnya kebocoran akibat ledakan atau
suatu keadaan darurat dimana kapal tidak dapat timbul, maka perlu pertolongan
terhadap awak kapal dengan mempergunakan alatalat yang ada.
Pertolongan ini dapat dikerjakan dengan cara :
a. Bantuan dari kapl khusus atas air.
b. Dengan tensga dan alat.alat sendiri yang ada di kapal.
c. Campran/gabungan antara a dan b.

Berbogoimaum luodaan dapatterjadi di halnl selan, yaitu :

a. K0NDISI - r : Ialah keadaan dimana tekanan udara datam ruangan normal (l atm)
dan nrangan kering (tidak ada air/kebocoran). tamanya kadar coz s4yodan kadar oz
l4-l5o/o.

b. K0NDISI -rr .' talah keadaan dimana tekanan udara dalam ruangan naik dan
ruangan kering. untuk mempertah,ankan awak kapal dapat bekerja dengan bai(
lelanln dalam nungan tidak boleh lcbih dari 6 atm. Lamanya awak kapal seiam dapat
bckcrja dalam tekanan tinggr, dapat dibaca pada dallar di bauah ini :

Tekanan udan Wakru diijinkan Waktu maximum


dalamatm
1.5 ? hari 15 - 20 hari
3 72ian 150 - 2fl) iam
4 44 iam 9E - 147 iam
5 30 iam 64 - 100 iam
6 19 iam 42 -62ianr
7 daya kerja sangat 32 - 43 iam
8 menurun 23 -32iam
9 20 - 30 iam

c. KONDIDI -
III : Ialah keadaan dirnana tekanan udara dalam ruangan naik dan
ruangan terisi air. Dalam kondisi ini keadaan auak kapal lebih jelek Oari paO" kordisi
lI.

d'. KONDISI rz: Ialah keadaan dimana selunrh ruangan terisi air dengan t€kanan
tinggi.

3E9
PENYELAMATAN KAPAL SELAM DAN AWAKNYA

a, Individual escope
Peninggalan perorangan (Individual escap€) dengnn alat selnm ringan adnlah
tindakan terakhir bila lain-lain usaha untuk rnenyelamatkan kapal sclam yang
tenggelam tidak memungkinkannya.
Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan untuk rnengambil keputusan escape :
l)Sampai dimamlah keuurmpun dan kondisi atat-alat regenerasi udara :
2) Tekanan dara di dalam ruangan
3) Apakah nrangan tergenang air atau tidak.
a) Apakah pertolongan dapat diharaplcrn dari atas pennukaan dan berapa larna
dapat ditraraplon kedatangan pertolongan.
5) Berapa dalamnya kapal tenggelam.
6) Bagainuna kondisi laut pada waktu siang atau malam hari.
7) Kemungkinan selamatnya awak kapal sampai dipennukaan air dan
kemungkinan lainya unhrk dapat mencapai darahn.

b. Fasilicas untuk individual escape


l). a) conning tower (bilik tempur) untuk escape dari ruang scntral dan ruang
sebelah nrenyebelahnya.
b) Lubang mastk ruang I dan vII untuk ruang-ruang tersebut dan sebclalurya.
c) Tabungterpedo.

2) Alat sclam ringrn (ISAM - 48, IDA 5l), pakaian karet (bonr bcnson) drn stcin
ke Hood.

3) a) Buoy dengan dipertengkapi telpon dan sinar lampu


b) Tali-tali buoy
c) Tali + 15 m untuk menolong orang-onng yang terlempar dari tali buov.

c. Paunjuk Individaal escope


Melalui:
l) Bilik tempur (conningtorver)
a. Dengan locking through merlrcde
b. Wilhout locking through
2) Larbang masuk/escape di nr,ang I dan ruang VII
3) Tabungterpedo:
a) Dengan locking through methodc
b) Without lockingtluough
4) Bagianyang rusak dari pada badan tekan kapal selam.

390
Pf,RAL/I\TAN IDARURAT

a. Awak kapal selam perlu menga&kan latihan-latihan tertentu pada waktu-waktu


tertentu pula l"atihan-latihan yang dimahsrd adalatr :
l) Mempertahankan lspal dan peralatannya sebaiksaiknya untuk waktu selarm
mungkin.
2) Menyelamatkan dan mcnolong kapal, bila terjadi kedaruratan.

b. htihan-latihan tersebut dapat berjalan baik, bila kapal mempunyai :


l) Organisasi Dinas Penyelamatan lQpal (DPK) yang baik.
2) Aurak kapal yang terlatih baik.
3) A$ak kapal yang mengenal dengan baik semua alat penolong dan penyelamat
di kapal.

c. Peralatan penyelamat ada 2 nucam :


l) Alat'alat penolong awak kapal untt* meningga[en awak kapal yang
mengplami kedaruralan.
2) alat-alat penolong untuk menganglqt kapal yang tenggelarn

d. Peralatan penyelamat tersebut mernberikan kernungkinan :


Mcnolong/menyelama&an kapal awaknya, dengan alat-alat yang ada di kapal.
!) Menolong/menyelamatkan kapat awaknya, oleh kapal penolong.
?)
3) Menolong/menplamatkan kapal awaknya dengan kerjasama anuua kapal
penolong dengan kapal selam.

e. Penalatan penyelamat yang ada di kapal dapat dipal€i untuk :


l) Mengadakan hubungan antara kapal penolong dengan kapal selam (tanda suara
auu lampu)
2) Memungkinkan awak kapal yang mengalami kedanratan lebih lama benahan
didalamkapal.
3) Timbul bebas kepermukaan bagi awak kapal selam.
4) Menyelenggarakan pemberian udara bertekanan tingei (UBT) dari kapal
penolong
5) Menyelenggarakan penghembusan hngki penyelamatan pokok (IPp) dari
kapal penolong

ALAT PENOII)NG UNTUK MENINGGALKAN KAPAL

a. Jika tajadi kedannatan di kapal sehnl sehingga kapal tidak dapat timbul, maka
awah kapal lunrs ditolong dengan alat-alat penolong png ada
l*guo L.pul selam yang khusus dapat dipergunakan untuk membantu anak kapal
ke luq dari kapd, dalam ruangan I, III dan MI. Ruangan tersebu! dis€but
pcnyclamatan. "oo&n
391
Jadi awak kapal dapat meninggalkan kapal melalui :
l) Pintu mnsuk ruang I drm VII.
2, Pelunorterpedo
3) Pintu bilik rempur.

b. Peralatrn penolong tenebut adalah :


l) saluran pernberian udara benih dan udara kotor dari topal
pcnolong terdapat di nrang I,III dan VIl.-penghisapan
?) Alat penyelam llAM dan IDd terdapat di seluruh ruangan
3) Malcamn dan mlnuryl danuag terdapat diseluruh ruanlan
4) Bui darurat, terdapat diruang I dan VII
5) Bui penolong dengan tali terdapat di ruang I, III, dan VII
6) Tubus
c. Saluran udara
Pipa penyamblng terdapat di luar badan tekaq katupnya tcrdapat di dalam
nnngan, prpa dari kapal penolongdisambungkan oleh penylta*. Sebuih pipa
untuk
penyaluran udara bersih; pipa yang lain untuk keluarkan udara
kotor.
Bila terdapat kebocoran di ruangan ini, maka di larang membuka katup saluran
udara.
femb{sa katup ini akan mengalirkan udara bantalan, schingga air nursuk bertanrbnh
banyak.

d. Alat Selam
. setiap anggota kapal selam mempunyai sebua]r-alat selarn perorangan. Disamping
itu, masih ada alat cadangan dan lg buah botol 02 cadangan, ernt ,Err ini dipakal
untuk bckeda pada kedalarnan 25 metcr.

e. Makarundanminuman darurat
Terdapat dalam kotak damrat. Hanya dipergunakan apabila ruangan mengalami
kedaruratan.

f. Bui Darurat
Dipergunat<an sebagai, pemberi rand.r tempat kapal selun yang rnendapat
ledaruraun Terdapar 2 buah !ur, yary depan terleuk antata gaoinglgading wo. io-
yang belakang anug eadins-cading No. l0?-1t0, nui diruraiiii
-33! ai6*r oprr
kedap dan dapat mcnahan rekanan 25 kg/cm2. Bui mempunvui Lri
uaia
dihubungan k9 kapal dari ruangan I dan vII , panjang tali 2i0 meter. DidalamiaE
bui
terdapat peralatan unruk lampu signar dan tilpun yang juga dihubungkan
rc kp.,i
dcngan kabcl.

g. Bui Penolong
Bui ini bertentuk bulat, dibuat dari gabus. Terdapat di nrangan I, III dan
vII. Bui
ini memprnyai tah, yang di-prkri untuk pegangan awak kapa'r yang meninggarkan
kapal kepermukaan dengan alat selam.
h. Tubus
Tubus adalah semacirm silinder png dibuat dari terpal, yang dapat dilipat Tubus
l$et di bauah pintu
{as nrang III, pintu bawah ruang tit oan pintu masrk nrang
vll. -Tubus dipalcai untuk membentuk kolom air pada waktu penyelamatan auak
kapat.

Pln!\?ItrIANNAtrAN PtrITRA,NAAOS M
m0.a80 grA,nA[" lil4^In HilItAS fm
a. Pealdan Penyelamd

Kapal selam ini dilengkapi dengan sejumlah peralatan penyelamatan seperti telah
diielaskan dalam keterangan terdahulu.
Pengguman peralatan ini tenrama dititik beratkan terhadap penyelamatan diri
armk
kapal bih sewaktu-waktu keadaan darurat terhdap kapalnya. '
Dalam memper$nakan perlengkapan ini, setelah iurus osesuaikan menuut
atuxan cara penggunaannya, juga lurus disesuaikan dengan keadaan darurat yang
terjadi pada saat ittt, misalnya bila terjadi keadaan CanraiAimana kapal sudah tidak
mungkin lagi dapat ditolong untuk timbul, nuka satu-satunya yang hanrs diambil
adalah pcnyclamatan rerhadap diti kapalnya, yaitu atas i"rinur, komandan,
9*k
anggota kgluar meninggalkan kapal dengan mempergunakan alat penyelamd
tertentu
sauai perintatr dan kcdaan waknr itu. Dalam keadaan gentirfg i*!- uarcu yang
relatif singkat terscbut, maka semuanya itu harus dikerjahan *6ra tfrtor, c"pai
da;
tepat
Pelaksanaan peran peninggalan kapar ini dapat dikcrjakan dengan dua cara
tergantung keadaan, yaitu dengan cara melalui "Escape-Tnrnk atau *Free-Escape".

I. "Etcope-Trunko
-qT rr dikerjakan--secara grup per grup anggota keluar rnaringgrtan kapar
melalui'Conning towef' ( "Escape-Trunk ).
Pada :Escape Trunk" terdapat pintu atas ('Toner hatch') yang didalamnya
terdapat bebenapa peralatan khuzus untuk keperluan penlelunataq diri tersebut.
Anggotra yang telah diQn_dalam grup perlarna dengan *escape zuif' yang
srdah siap,
qasuk ke 'escape tntnk'. Setelah.mengaktipkan sistem pemafasan piOa;fife_;aOrefj
pintu bawah "conning.towef' ditutup. setarang *escape trunk; aig"r*d
until;
menlamakan tekanan di dalam "escApe tnnk' dengan tekanan o trur Loanfu
up"r.
se.lanjutnyl setelah pinlu alas ditutup kembali dan *escape t,rr*" dikeringffi
sekarang pintu bawah sudah dapat dibuka.
P.ngao sclesainya grup pertiuna keluar rneninggalkan kapnl, sclanjulnya grup
berikutrrya melah*an hal yang sama dan bcgitu seterusnya s@ara bergantian mmpii
gnp terakhir selesainya meninggalkan kapal selarn

2. "Frce-EscopeD (Gambat 3)
Penyelamatan diri dengan "€scape-trunk" dikedakan grup per grup secara
bergantian bila uaktu masih orkup memungkinkan untuk itu, tctapi bila keadaan
sudah mendesak sehingga perlu dikerjakan lebih cepa! maka ditemputr cara kedru
dengan "free escape".

Gambar 3. Free+scape pada pintu batere

'(:t {.\
.;-
-&'

-
Keterangan : l. Permukaan air
2. Pintu batere bawah
3. Pintu batere atas
4. Bantalan udara
5. Tubus

Masing-masing anggota dengan "escape suit" yang sudah siap keluar


meninggalkan kapal, dapat melalui "conning tower" atau melalui pintu ruang batere
("battery hatcH'). Hal ini bisa terjadi mimtnya karena kebocoran yang sudah tidak
mungkin lagi dapat diatasi sehingga teryaksa kapat turus ditinggalkan. Perlu dikeahui
bahwa pada kapal selam ex Jerman ruangan tidak dibatasi dengan dinding yang kedap
air scperti halnya kapal ex Rusia" sehingga apabila salah satu nungan mengatami
kebocoran praktis seluruh
Pangan akan tergenang air. Atau kar€na pertirnbarrgan dan
ahsan tertentu mengingat kapal sudah tidak mungkin dapat ditobn! tagi ma6 rapat
sengaja digpnangi anhra lain rmtuk menyamakan tetanair di datam-daridi luar kafri
fhingga memungkinkan, untuk membuka pintu'conning tower' mauprn pintu ruing
batere. "Free escapc
ini diferjakq dengan bantuan tubus png ddrpot di pinti
nung batere dan pintu ba\ rah "conning tower' (cenrral hatchi, senir,gga-paoa riattu
pintu "conning tower" atau pintu ruang batere dibuka (setelah t*ananE OiUm
C"n Ai
luar kapal sama) maka tertentuklah bantalan udara" Melalui bantNlan udara inilah
Tqgo.ta- mempersiapkan diri dan kehur melalui tubus meninggalkan kapal untuk
timbul kgnermykaan yang-sclanjurnya menuju ke ..life-cra{1"-tang n*ih oir.pas
kepermukaan lebih dulu. sementara mempersiapkan diri untuk -keluar, *gdou
mempergunakan sistem pemafasan daruat dengan bantuan sistem BIB'(Buiii in
breath ing System).

b. Rib Syvlallt

- sistem BIB ini digunakan untuk pernafasan awak kapal waktu terjadi keadaan
darurat, dimana kapal harus ditinggalkan.

1) Si&mlnitedbdai
a). Empat botol media napas bertekanan tinggr yang ditempat di "Ruang
-zso
kontrol" masing-masing dengan volume 3401 dan telgmn ng;
botol berisi media napas b"ryp" campuran oksi-helium satu botol,"t*.
otrsigin
mumi satu botol dan lainnya berisi udara bertekanan tinggi (Compress€d air).
Keempat botol tersebut berhubungan dengan sisem pipa perueasan.

b). "Dounle
Yl.lg station" terdapat didekat pintu bawah.conning tower-
('central hatch"), digunalqn untuk mengaktipkan sistem BIB. Di citamn5a
terdapatdua katup penururun tekanan yang bekerja mengnmlcan telqnan dari
lry mgnj{ 7 nmpai 26 atnu dan juga terdapat katup pengaman yang
"unpada tekanan 7,7 atmtdapat Oatur).
bekerja

c). Dua buah'Membrane-valve" masing-rnasing terdapat pinnu ruang batere


dan didekat cental hatch bersama-sama denganloouUie IieOucing ftation'.
Dengan penempatan demikian ini dimaksrdkan agar dapat rnengaktipkan
sistem BIB dari dyl tempat yang berlauanan setarliu0xd anggota terssut
mempesiapkan diri untuk keluar meninggalkan kapat menq;u pennukaan
dengan 'escape-$tit".

!). Pina pernapapn png,berhubungan dengan'Double Reducing sriation'


dan 'Membrane Valve".
!.19ry1 nrna nernapasan ini terdapat o-sepaniang
lembung kiri dan kanan dari *Ruang Kontrol', ke nrang it sat nrormasi
Tempur, ketonpat tinggal awak kapar, sampai ke ruang rirpeao. paoa pipa
pemapasan ini selain terdapat
$berapa cabang pipa ke pos-pos hmpru
tertentu" juga sepanjang plpa setiap jarak ?50 mm ieroapai t",i.,pat-te*'pt
penghubung yang dapat dihubungkan dengan kedok pe.napasan yang
aimiiiti
oleh setiap awak kapal.

e). Kedok pernapasan yang terdiri dui katup pemapasan mulut (mouth-
piecc respirator) dan kaca mata pelindung.

2). Corupenggunaan:
Apabila terjadi keadaan darurat, maka atas perintah komandan sisrem BIB
dlaktipkan melalui 'Double Reducing station". selanjutnya *ggotu memper-
siapkan diri dengan mcryalgi kedok pernapasan dan menghubuni[an pipa pada
*mouth-piece
respiratot'' penghubun! oari- serrinirr plpa
_ke -tempat+empat
pemapasan BIB tedekat. sambi! bergerak menuju pintu-pintu ke luar, anggota
memasangdan melepa*an."mouth-piece respiratot'' aari tempat pengrruuongiani
Tto F tempat yang lain disepanjang pipa pemapaun sampai rtrrir,,v, mencapai
pintu kehur.
.Alrlini-terutama digunakan untuk pernafasan danrat dibawah air, pada watdu
terjadi keadaan daruat dimanaanggota terpaksa turus meninggalkanfiapal
untuk
lirybs ke permukaan liqmnins 1u dapar jgga dipakai pali waktu tcdaainya
kebakaran. Selain s$agai alat pernafasan di dalam aiilugp sebagai p.fr*p,i^g
Uif,
sipemakai sudah sampai dipermukaan. Bekerjanya atai i;ri aisuripi"C
menggunakan gas pemafasan (campuran O, + N2) yang disalurkan ke
siiteril
pemafasan secara konstan, juga mempergunakan sistem regenerasi
udara melalui
alat penycrap CO2.
mempergumkan sistem tersebut alat ini dapat dipergunalun
-D9ng*
pada kedalaman 75 m dibarva! air. waktu penggunaan alat ini
sampai
lergantung pada
kedalaman dimana sipernakai berada. untuk kedalaman sekitar "io m-
dapat
digunakan untuk jangka waktu * ?0 menit, dan untuk kedalaman yang lebilr besar
kemampuannya akan berkurang.

3). Bagioniqdon ploh dari appard ini ialoh :


a). Kantong pemafasan (volume * l? l)
b). Botol pernafasan (tekanan 200 atm)
9. Sl
penyerap COr (max 70 menit dan satu kati pakai)
d). Saluran penrafasan hisap
e). Saluan pcrnalirsnn bunng.
f). l{atup pernafasan dengan mulut (.Mouth piece valvc)
g). Monometer
h). Katup penurun tekanan (dari 200 atm rncnjadi B atrn)
i). Katupby-pass.
j). Iktup pengatur tekanan.
k). Saluran pcnglrubung
l). "lntermediate piece".
c Perchu Penolongtltfe-Crafi (Gambar 1)

lenhnot jua-\ah perahu.penorong nusing-masing te*impan


di datam .pr€ssurE
ptoof container' bersama. dengan periengkadffrya [A;;p'esure poor
ltat
contained' ini terdryl di dalam rabung' p.nfr*inuily";t
,g ditemparkan di
depan barmh conninglorer.
Tiap perahu penorong dapat menampung 20 orang, dan
d'engkapi dengan
perbelotan darurat- antara lair\ ;d,anaa
TjI3!"h
(PPPk), rcpair'parrs, arat-arat komunikasi
minuma4 obatdatan te6atas
dengan mempergunak;;;nt*,ario*t
Emergency Frequencv" og nerrenekanan-lairna. -s.i.l.rt
penyimpananp (unt'k melepas ini otcdr;atan *pneu
;;; dari rrbung
secara - ,naic;iprerrore proor
ontainer akan re'buka secara oromarig oan perariu pil.rll,i
,rrr" timbur
kepermukaan karcna daya aprmgnya sendiri oan elan
pcrmukaan.
med;;;; serchh tiba di
Dalam kondisi terrepas ini peratru penorong-rnasih
tetap tcrikat dengan rrapal
Telatui.ta.tl
penghubung y?ng
FnJang kira-kira-zso *. p"oiu p"rrirong ini dibuat
oleh pabrik Ballonfabric nug$urg Jirman Barat
type : MU-20. -pressure proor
dibuat dui frbrc glass &ngan bcrat Zll fg.

Kelerongan:
l. Lie.craft
2. Container
3. Bridle cord
4. Cartch cord
5. Union cord
6. Cartch cord
7. Stray cord

-l-ts'
D. IEtcope Apporatus Drager, Tr-75
Tendapot tiga buah "Escape Apparatuc'6'pe
:TR-75. buatan pabrik : Dragernrrrr
Lubeck Jerman Barat.
Masing-masing appant berafrp 12,5 kg.
Cara belcrja : (lihat gambar S Oan dl
_ -
Pada waktu sipemakai bernafas, yaitu wakt,.menghisap
rdara pernafasan terjadi
sirkulasi udara dari kantong penrarisan (t0 ke arar p"i6p
corll'1, ,*rahi sar'ran
397
penghubung (12) dan ..Intermediete piece"
113),1ang selanjutnya ke ..mouth_piecc
valve' (6) kepanr melalui saluran pernafasan rfuoi "prol-rrir.tu
t+1. sipenukai
menghembuskan nafas udara sisa penrafasan ui
buani * iLil
(l) melalui saluran pntrf"Tq u.uang 1sy, yang seranjrinya,k k ilng penufasan
ilG;;ihkan kembali
di arat penverap co2 (3)_merarui saruan pang[ub*d
rril "
dr;1il;ille piecc,, (13)
9n u.qry
IJmen
sererusnya. sernenrara pryri penurad
Media nafas dari borot pernarasan (2) disah*;
il*g,*;;; konsran s
botol pernafasan (D en katup penunrn
-rct**"lg)-iii."rp.**ri
?" J?il'*rarui karup
mcnynlurknn rncdin dari bolol ingin
(2) sccnm ccpnl ilru lkrn rnonmrbntr jurnhrh
p"r"ryq.Fryt dikuj$an qreratui katup bebar(r0). s.rrin it, uniuii,nernuot*an
pencadan bila sipemakai srdah sampai afuennur.aaa'rr.r
ini ;td;'."d.rikian rupa
T.lthqe. Fyt* menyorok oan niernan-t'ttan .rhar!
dilengkapi dengan tampu berikut batere khusus
csea nesqulcorour'), dan
1:.sea water or*o,t dengan--
kapasitas l2jam.

398
Oaar a.

Kelgransrn Gamber 6.
l. Kantongpemafasan
2. Botol berisi udara pemafasan
3. Alat penyerap gas CO2
1. !d* pernafasan hisap
!. Saluran
Katup
penrafasan buang
pernafaun
!.
E. Manometer
dengan muluf

9. Katup penun[un teknan


10. Iktup By-Fss

ll. tr-t"p pengaturrekanan berfungsi sebagai katup keamanan


l? 9"1* p*gh$uog kanrong p" rrr*"iiA*gan penyerap COr
13. Intermcdiate piece
MEI.J GE1TING OUT WITH PUT ON MAN GETNNG OUT WITH
GEAR IN ABOVE.WATER CONDITION HOOD DI,JRING STJRFACTNG

I
3

Men surfacing in surfacing porition

Gambar 7 escape suit steinke hood

401
LLlg ulllgr

itr.iqi*al

tb.alh.tF

.{'\
'f.f.rhlit
rlrrq-f
l
w
'*f.lrffi6'.

402

You might also like