Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar ...
Mikroba-mikroba yang ditelan oleh fagosit merupakan bagian dari
mekanisme pertahanan awal imunitas bawaan, akan tetapi sebagian mikroba
tersebut telah berevolusi untuk menghindari aktivitas mikrobisida fagosit.
Beberapa bakteri intraseluler dan protozoa patogenik mampu bertahan hidup
dan bahkan bereplikasi dalam vesikel fagosit. Pada infeksi seperti itu, set T
merangsang kemampuan makrofag untuk membunuh mikroba yang ditelan.
Dalam tubuh ada sekitar 1012 limfosit yang disirkulasikan terus menerus dalam
darah dan limfe, dapat bermigrasi ke rongga jaringan dan organ limfoid serta
merupakan perantara berbagai bagian sistem imun. Sel limfosit meruoakan sel yang
berperan utama dalam sistem imun spesifikm sel T pada imunitas seluler dan sel B
pada imunitas humoral, sel CD4+ berinteraksi dengan sel B dan merangsang
proliferasi diferensiasi sel B. Pada imunitas selular sel T CD4+ mengaktifkan
makrofag untuk menghancurkan mikroba atau CD8+ untuk membunuh mikroba
intraseluler yang menginfeksi sel. Kedua sistem imun, nonspesifik dan spesifik
bekerja sangat erat satu dengan yang lainnya.
4. Sel B
Sel B merupakan 5-25% dari limfosit dalam darah yang berjumlah sekitar 1000-
2000 sel/mm3. Limfosit asal sumsum tulang merupakan limfosit terbanyak sekitar
50%, sisanya sekitar 1/3 nya berasal dari kelenjar getah bening, limfe, dan kurang
dari 1% berasal di timus (Baratawidjaya,2013). Pada manusia sel B diproduksi
pertama pada fase embrionik dan terus berlangsung selama hidup. Sebelum lahir,
hati dan sumsum tulang merupakan tempat pematangan utama sel B dan setelah
lahir pematangan sel B terjadi di sumsum tulang. Pematangan sel B terjadi dalam
beberapa tahap. Fase-fase pematangan sel B berhubungan dengan Ig yang
diproduksi. Pematangan limfosit terjadi melalui proses yang disebut seleksi (positif
dan negatif). Seleksi pematangan primer terjadi dalam organ limfoid primer yaitu
sumsum tulang untuk sel B dan timus untuk sel T. Sel B dan sel T berasal dari
prekusor yang sama diproduksi dalam sumsum tulang, termasuk pembentukan
reseptor. Pematangan sel B terjadi dalam sumsum tulang, sedangkan progenitor sel
T bermigrasi ke dan menjadi matang di timus. Masing-masing sel berproliferasi
terutama atas pengaruh sitokin IL-12 yang meningkatkan jumlah sel matur.
Pematangan sel B dalam sumsum tulang tidak memerlukan antigen, tetapi aktivasi
dan diferensiasi sel B matang di kelenjar getah bening perifer memerlukan antigen.
Gambar .....
Hasil respon ditentukan oleh keadaan pematangan sel, sifat antigen, besarnya
dan durasi sinyal BCR, dan sinyal dari reseptor lain seperti CD40, reseptor IL-
21, dan BAFF-R.
Banyak protein transmembran lainnya, beberapa di antaranya merupakan
reseptor, memodulasi elemen spesifik dari pensinyalan BCR. Beberapa di
antaranya, termasuk CD45, CD19, CD22, PIR-B, dan FcγRIIB1 (CD32), pada
gambar diatas ditunjukkan dengan warna kuning. Besar dan durasi sinyal BCR
dibatasi oleh loop umpan balik negatif termasuk yang melibatkan jalur Lyn /
CD22 / SHP-1, jalur Cbp / Csk, SHIP, Cbl, Dok-1, Dok-3, FcγRIIB1, PIR-B,
dan internalisasi BCR. In vivo, sel B sering diaktifkan oleh sel antigen-
presenting yang menangkap antigen dan menampilkannya di permukaan sel
mereka. Aktivasi sel B oleh antigen terkait membran tersebut memerlukan
reorganisasi sitoskeletal BCR