You are on page 1of 7

Ini adalah sebuah artikel Open Access

DALAM PERS - Jurnal Ners didistribusikan


di bawah ketentuan Creative
Vol. 13, No. 2, Oktober 2018 Commons Atribusi 4.0 Internasional
http://dx.doi.org/10.20473/jn.v13i1.9700 Lisensi

Penelitian asli

Hubungan Antara Motivasi dan Kesehatan Locus of Control dengan Kepatuhan Diet Diabetes

Kusnanto Kusnanto 1, Retno Dwi Susanti 1, Lailatun Ni'mah 1 dan Hakim Zulkarnain 2

1 Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, Indonesia


2 EMMEC, Sekolah Kesehatan, Universitas Algarve, Portugal

ABSTRAK Pendahuluan: Mengontrol gula darah dapat dilakukan dengan kepatuhan diet DM. Untuk PASAL SEJARAH
mengontrol glikemik, perlu untuk memiliki motivasi dan kesehatan locus of control untuk menghadapi
Diterima: 14 September 2018 Diterima:
kebosanan dalam kepatuhan diet DM. Tujuannya adalah untuk menganalisis hubungan antara motivasi
14 Desember 2018
dan locus kesehatan kontrol dengan kepatuhan diet DM.
KATA KUNCI

kepatuhan diet; kontrol glikemik;


locus kesehatan kontrol; motivasi;
metode: desain cross-sectional dilakukan dan melibatkan 106 responden dari lima pusat kesehatan
diabetes mellitus
masyarakat di Surabaya yang dipilih secara random sampling. Data dikumpulkan dengan
Self-Peraturan Pengobatan questionnaire Angket (TSRQ), Multidimensional Kesehatan Locus of
Control Timbangan”(MHLC), dan Diet Kepatuhan. Data analisis menggunakan statistik Spearman rho KONTAK

(α ≤ 0,05). Kusnanto Kusnanto


• kusnanto@fkp.unair.ac.id
hasil: Tidak ada korelasi antara motivasi dan kepatuhan diet (p = 0,178), dan ada korelasi antara
• Fakultas Keperawatan
locus kesehatan kontrol dengan kepatuhan diet (p = 0,002). Universitas Airlangga, Indonesia

Kesimpulan: Menurut analisis, dapat disimpulkan bahwa motivasi dipengaruhi oleh banyak hal
untuk peran pembentukan perilaku pasien dalam kepatuhan diet DM sementara locus kesehatan
control memiliki pengaruh terhadap kepatuhan diet DM. Karena itu, perlu untuk meningkatkan
faktor yang mempengaruhi perilaku kontrol DM. Salah satunya adalah locus kesehatan control.
Sehingga kontrol glikemik dengan kepatuhan diet DM dapat meningkatkan dan lebih baik.

Dijadikan: Kusnanto, K., Susanti, RD, Ni'mah, L., & Zulkarnain, H. (2018). Hubungan Antara Motivasi dan
Kesehatan Locus of Control dengan diet Kepatuhan Diabetes Mellitus. Ners Jurnal, 13 ( 2), 0. doi: http://dx.doi.org/10.20473/jn.v13i1.9700

WHO memprediksi kenaikan jumlah penderita diabetes di


PENGANTAR
Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada
Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronis akibat tahun 2030. Laporan tersebut menunjukkan peningkatan jumlah
pankreas tidak mampu memproduksi cukup insulin atau tubuh penderita diabetes dengan 2-3 kali pada 2035 (Perkeni, 2015).
tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif penelitian kesehatan dasar tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi
(Kementrian Kesehatan RI, DM di Jawa Timur adalah 2,1%, prevalensi mengalami peningkatan
2014). International Diabetes Federation (2017) melaporkan bahwa prevalensi 1,1 bila dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2007.
jumlah pasien DM di dunia pada tahun 2017 mencapai 425 juta orang Jumlah pasien DM meningkat dari tahun 2007 ke 2013 sebesar
dewasa dengan usia berkisar antara 20-79 tahun. Lebih dari 79% 330.512 pasien (Kementrian Kesehatan RI, 2014). Prevalensi penderita
pasien tinggal di negara-negara berkembang, dan diperkirakan diabetes di Provinsi Jawa Timur menempati urutan kesembilan
bahwa dengan 2045 jumlah penderita DM akan meningkat menjadi dengan prevalensi
629.000.000 orang. Federasi Diabetes Internasional juga melaporkan
bahwa Indonesia adalah di antara 10 negara dengan jumlah tertinggi
DM dengan 6,8, sedangkan prevalensi Surabaya lebih tinggi daripada di Jawa Timur,
yang merupakan 7 (Kominfo, 2015). 2016 Dinas Kesehatan laporan tahunan
10,3 juta orang dan diperkirakan meningkat menjadi menunjukkan 32.381 DM pasien pergi ke pusat kesehatan di Surabaya
16,7 juta di 2045 (International Diabetes Federation, 2017). (Dinkes Jatim, 2016). Penelitian awal yang dilakukan oleh peneliti pada 24
untuk

http://e-journal.unair.ac.id/JNERS |
K. Kusnanto ET AL.

bahwa kerja keras harus dilakukan jika mereka ingin sembuh. Sementara
individu dengan locus kesehatan kontrol eksternal akan lebih pasif,
kurang memiliki inisiatif, kurang mencari informasi untuk memecahkan
DM dapat dikontrol dengan baik oleh diet, olahraga, dan masalah dan kurang ingin mencoba karena individu percaya bahwa
terapi obat antidiabetes. Pengaturan diet dan aktivitas fisik adalah hal faktor-faktor di luar kontrol diri (Adnyani, Widyanthari, dan Kadek
utama dalam pengelolaan DM (Perkeni, 2015). Diet dan pengendalian Saputra, 2015). Setiap individu memiliki locus yang berbeda dari kontrol
berat badan merupakan dasar dari manajemen diabetes mellitus. karena individu memiliki penilaian yang berbeda dan pengalaman yang
Jika diet akan mempengaruhi perilaku mereka.
kepatuhan dilakukan oleh pasien DM, perawatan primer dan sekunder
dapat dilakukan secara optimal. Organisasi Kesehatan Dunia (2003)
menjelaskan bahwa kepatuhan rata-rata pasien terhadap terapi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
jangka panjang untuk penyakit kronis di negara-negara maju hanya hubungan antara motivasi dan locus kesehatan kontrol dengan
50% sementara di negara berkembang jumlahnya bahkan lebih kepatuhan diet pada pasien dengan DM.
rendah. kepatuhan pasien diperlukan untuk mencapai keberhasilan
terapi, terutama pada diabetes mellitus. Jika seorang pasien DM tidak MATERIAL DAN METODE
memiliki kesadaran diri untuk taat, dapat menyebabkan kegagalan
dalam pengobatan yang mengakibatkan penurunan kesehatan. Non- Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi
kepatuhan dalam menjaga kesehatan mempengaruhi komplikasi DM dengan pendekatan cross-sectional. Proses pengumpulan data
dan dapat menyebabkan kematian (Saifunurmazah, 2013). dilakukan pada tanggal 3-14 Juli 2018 di lima pusat kesehatan
International Diabetes Federation (2017) memperkirakan bahwa masyarakat di Surabaya. Variabel penelitian ini adalah motivasi, locus
hampir 200 juta orang dengan diabetes tidak terdiagnosis dan lebih kesehatan kontrol, dan kepatuhan dengan diet DM. Populasi yang
berisiko komplikasi berkembang, yang meliputi ginjal digunakan dalam penelitian ini adalah 2.195 pasien DM dari Januari
pusat kesehatan dengan jumlah tertinggi DM di Surabaya. sampai Maret 2018 dan tersebar di lima pusat kesehatan dengan
jumlah tertinggi DM di Surabaya. Sampel diperoleh dengan
kegagalan,
menggunakan proporsional random sampling dengan kriteria inklusi:
kebutaan, amputasi, penyakit jantung, dan stroke. komplikasi diabetes
1) pasien DM berusia 35-55 tahun; 2) Pasien dengan DM yang tidak
dapat dicegah dengan kontrol glikemik yang optimal, namun, di
menggunakan injeksi insulin 3) Pasien yang didiagnosis dengan DM
Indonesia, target mencapai kontrol glikemik masih belum memuaskan
selama lebih dari satu tahun. Jumlah sampel dalam penelitian ini
tercapai, yang sebagian besar masih di atas target yang diinginkan
adalah 106 responden.
dari 7% (Perkeni, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Tera (2011)
mengatakan bahwa faktor-faktor penentu diet ketidaktaatan pasien
dengan diabetes tipe 2 dari 13 responden menunjukkan bahwa tidak
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
ada responden yang membuat pengaturan makan sesuai dengan
daftar pertanyaan Pengobatan Regulasi diri
jumlah energi, jenis makanan dan direkomendasikan jadwal makanan.
Kuesioner (TSRQ) oleh (Butler, 2002). TSRQ digunakan untuk
mengukur motivasi pasien berdasarkan motivasi intrinsik (otonomi)
dan motivasi ekstrinsik (kontrol). Kuesioner yang digunakan adalah
Mengontrol kadar gula dengan mengatur pola makan pada pasien
kuesioner dimodifikasi dari Zycinska et al. (2012) yang terdiri dari 11
DM tidak mudah, kebosanan pasti akan muncul karena menu yang
item yang digunakan untuk mengukur motivasi dalam diet DM.
dikonsumsi terbatas. Motivasi dapat mengontrol pasien dalam mengatur
Modifikasi yang dilakukan hanya menggunakan item pernyataan
kadar glukosa darah. Motivasi sangat penting karena dapat membuat
yang berkaitan dengan motivasi DM diet, dan mengubah skala Likert
seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan
tujuh poin menjadi empat skala Likert. penilaian menggunakan skala
(Indarwati et al., 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Indarwati et al. pasien
DM dari Januari sampai Maret 2018 dan tersebar di lima (2012) Likert: 1) sangat tidak setuju, 2) tidak setuju, 3) setuju, 4) sangat
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
setuju. Total skor motivasi: 11-44. Dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
motivasi pada diet DM dan responden yang memiliki motivasi tinggi baik (≥80% nilai total atau 35,2) dan tidak baik (<80% nilai total atau
untuk memiliki 7 kali kesempatan untuk mematuhi diet dibandingkan <35,2).
dengan responden dengan motivasi rendah. Selain faktor motivasi, locus
kesehatan control (HLOC) juga mempengaruhi DM diet kepatuhan. locus
kesehatan kontrol (HLOC) adalah satu set keyakinan tentang seseorang
The Multidimensional Health Locus of Control Timbangan
yang memiliki pengaruh pada kesehatan dan merupakan salah satu faktor
(MHLC) oleh Walltson untuk mengukur locus kesehatan control. skala
yang mempengaruhi DM diet kepatuhan (Bonichini, Axia dan Bornstein,
ini pada kuesioner ini dirancang untuk kondisi yang berhubungan
2009). locus kesehatan kontrol akan mempengaruhi sejauh mana individu
dengan kesehatan dan memiliki 18 item dengan 3 sub-skala
akan mematuhi diet yang sedang dilakukan (Indriyati, DS & Widyarini,
independen, yaitu locus kesehatan internal control, Powerfull lokus
2012). HLOC dibagi menjadi dua, yaitu HLOC internal dan eksternal.
lain kesehatan kontrol, Peluang locus kesehatan control. Ada
Individu dengan HLOC internal yang akan cenderung bekerja keras untuk
alternatif jawaban, yaitu 6) sangat tidak setuju, 5) cukup setuju,
mengambil tindakan untuk memulihkan, selalu mencoba untuk
menemukan pemecahan masalah, selalu berpikir seefektif mungkin dan
4) sedikit setuju, 3) sedikit tidak setuju, 2) cukup setuju, 1) sangat
selalu memiliki persepsi
tidak setuju. Dikelompokkan menjadi 2, yaitu: Tinggi: X ≥ Mean,
Low: X <Berarti
Data variabel dependen diperoleh dari mengisi kuesioner
tentang kepatuhan diet yang terbuat oleh Haryono (2009) dan
dimodifikasi oleh Permatasari
(2014). Tujuan dari itu
| pISSN: 1858-3598 • eISSN: 2502-5791 25 April 2018 ada 2.195
Pos Gizi JURNAL

modifikasi kuesioner adalah untuk memperjelas pertanyaan sehingga yaitu pasien yang memiliki kontrol kesehatan mereka sendiri. 56
tidak ada kesalahan dalam memahami pertanyaan (52,8%) dalam kategori rendah, yaitu responden yang memiliki
dalam kuesioner. Kepatuhan kuesioner diet yang keyakinan dalam kontrol kesehatan mereka dengan pengaruh luar
terkandung: kepatuhan terhadap jadwal makan (4 item), yang lebih dominan. Dalam lokus kesehatan lain yang kuat dari
kepatuhan terhadap memilih jenis makanan (8 item), kepatuhan kontrol, ada 61 (57,5%) pasien tinggi yang memiliki keyakinan dalam
dalam jumlah makanan (1 item), kepatuhan terhadap menjaga kontrol kesehatan semua dipercayakan kepada orang lain (petugas
berat badan (1 item) dan kepatuhan terhadap obat-obatan (4 kesehatan dan keluarga). Di lain kuat lokus kesehatan
item). Diet kepatuhan kuesioner terdiri dari 18 pertanyaan
dengan alternatif jawaban yaitu 4) selalu, 3) sering,

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Demografi Responden (n = 106)


2) jarang dan 1) tidak pernah. Pertanyaan terdiri dari pertanyaan
positif dan negatif. Jumlah pertanyaan positif (1, 2, 8, 9, 10, 16, 17
Karakteristik responden f (x) %
dan 18) pertanyaan angka negatif (3,4, 5, 6, 7, 12, 13, 14, dan 15)
Usia
dengan kepatuhan mencetak yakni kisaran skor 18-72 dengan 36-45 tahun 9 8,5
kategori berikut: Miskin (18- <36), Cukup (36- <54), Baik (54-72). 46-55 tahun 97 91,5
Jenis kelamin
Analisis data menggunakan Penelitian ini dianalisis dalam tes laki-laki 18 17
analisis univariat dan multivariat menggunakan Spearman rho Perempuan 88 83
yang α = 0,05. Studi ini telah melewati peninjau etik dari Etika Status pernikahan
menikah 79 74,5
Komisi Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas
Duda 27 25,5
Airlangga dan menerima persetujuan dari protokol penelitian
Masa Penderitaan Diabetes
dengan nomor 963-KEPK.
1-5,9 tahun 6 - 81 76,4
10 tahun 18 17
> 10 tahun 7 6.6
HASIL pendidikan
Un berpendidikan formal SD SMP 13 12.3
Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil
ke SMA Perguruan Tinggi 63 59,4
penelitian ini akan menyajikan data tentang karakteristik 28 26.4
responden, motivasi, locus kesehatan kontrol, kepatuhan diet 2 1,9
pasien DM, hubungan motivasi dengan kepatuhan diet dan lokus obat Dikonsumsi
kesehatan hubungan kontrol dengan DM diet kepatuhan. Jangan Gunakan Obat Herbal 51 4.7
glibenklamid Glimepirin Glukopak 13 0,9
Metformin glibenklamid & 61 12.3
Metformin Metformin & acarbose 23 5.7
Tabel 1 menunjukkan karakteristik subjek penelitian, yaitu
Metformin & Glimepirin 39 0,9
responden termasuk dalam kelompok usia tertinggi adalah
1 21,7
kelompok usia lanjut (46-65 tahun) dimana penelitian ini ada 97
17 36,8
orang (91,5%). Penelitian ini didominasi responden perempuan, yaitu 0,9
beberapa 88 (83%) responden. Status responden tertinggi adalah 16
dengan status menikah 79 (74,5%) responden. Distribusi tertinggi
responden dilihat dari panjang diabetes mellitus adalah memiliki
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Motivasi, Puskesmas Plus Sejauh locus
riwayat diabetes mellitus untuk 1-5,9 tahun, yaitu 81 (76,4%)
of control, dan diet kepatuhan pada penderita diabetes mellitus di
responden. Mayoritas pendidikan responden adalah pendidikan
Surabaya, Juli 2018
dasar, yaitu 63 (59,4%) responden. Serta dilihat dari konsumsi obat-
Variabel Sub Kategori f %
obatan, mayoritas responden mengambil obat glibenklamid dan Variabel
metformin sebanyak 39 (36,8%) responden.
Motivasi Hakiki Kurang 41 38,7
Baik 65 61,3
Total 106 100
ekstrinsik Kurang 99 934 Baik
7 6.6
Tabel 2 menunjukkan variabel motivasi dari 106 responden, Total 106 100
persentase motivasi yang paling responden adalah motivasi locus kesehatan Intern Rendah 56 52,8
ekstrinsik miskin sebanyak 99 (93,4%) responden. Motivasi kontrol Tinggi 50 47,2
Total 106 100
ekstrinsik baik selama 7 (6,6%) responden. motivasi intrinsik tidak
lain kuat Rendah 45 42,5
baik untuk 41 (38,7%) responden dan baik motivasi intrinsik 65
Tinggi 61 57,5
(61,3%). Data ini menunjukkan bahwa responden dari penelitian Total 106 100
ini adalah lebih dominan, yaitu, motivasi yang berasal dari diri Kesempatan Rendah 43 40,6
mereka sendiri (intrinsik). Tinggi 63 59,4
Total 106 100
Diet kepatuhan pada penderita Miskin 7 6.6
locus kesehatan kontrol menunjukkan bahwa ada 56 (52,8%) memiliki diabetes mellitus Adil 29 27.4
locus kesehatan internal yang tinggi dari kontrol, Baik 70 66
Total 106 100

http://e-journal.unair.ac.id/JNERS |
K. Kusnanto ET AL.

Tabel 3. Hubungan Motivasi dengan DM Diet Kepatuhan di Wilayah Surabaya


Variabel sub Variabel Kategori Diet kepatuhan pada orang dengan diabetes Total
mellitus
Miskin Adil Baik
f % f % f % Σ %
Motivasi Hakiki Kurang 6 5.7 9 8,5 26 24,5 41 38,7
Baik 1 0,9 20 18,9 44 41,5 65 61,3
ekstrinsik Kurang 7 6.6 28 26.4 64 60,4 99 93,4
Baik 0 0 1 0,9 6 5.7 7 6.6
Spearman p = 0,178

T mampu 4. Hubungan s hip Kesehatan L ocus dari Control dengan DM Diet Kepatuhan di Surabaya Juli 2018
Kategori Diet kepatuhan pada penderita diabetes mellitus Total
Variabel sub Variabel Miskin Adil Baik

f % F % F % Σ %
locus kesehatan Intern Rendah 7 6.6 17 16 32 30,2 56 52,8
kontrol Tinggi 0 0 12 11.3 38 35,8 50 47,2

powerfull Rendah 6 5.7 14 13.2 25 23.6 45 42,5


Tinggi 1 0,9 15 14.2 45 42,5 61 57,5

Kesempatan Rendah 5 4.7 16 15.1 22 20,8 43 40,6


Tinggi 2 1,9 13 12.3 48 45.3 63 59,4
Spearman p = 0,002

responden yang memiliki baik DM diet kepatuhan dan hanya 1


(0,9%) responden dengan motivasi intrinsik yang baik yang memiliki
miskin diet kepatuhan. Responden yang memiliki motivasi ekstrinsik
yang tidak baik, mayoritas memiliki baik DM diet kepatuhan, 64
(60,4%) responden, dan ada 7 (6,6%) responden yang memiliki
miskin diet kepatuhan. Sementara responden yang memiliki motivasi
ekstrinsik baik, ada 6 (5,7%) responden yang memiliki diet kepatuhan
yang baik, dan tidak ada responden memiliki diet ketidakpatuhan
yang sama dengan 0 (0%) responden. Hasil analisis menunjukkan
bahwa koefisien proporsi (p) adalah 0,178. Jadi p = 0,178 lebih besar
dari

(H1) ditolak, bahwa tidak ada hubungan antara motivasi dan DM


diet kepatuhan.
Tabel 4 menunjukkan bahwa responden yang memiliki locus
kesehatan internal yang rendah dari kontrol, mayoritas memiliki baik DM
Diet kepatuhan pada penderita diabetes mellitus menunjukkan diet kepatuhan, yaitu 32 (30,2%) tetapi juga ada 7 (6,6%) responden yang
distribusi dari sebagian besar responden adalah pola makan yang baik memiliki miskin diet kepatuhan. Sedangkan responden yang memiliki locus
kepatuhan pada diabetes mellitus, yaitu 70 (66%) responden. 29 (27,4%) mempengaruhi
kesehatannya. kesehatan internal yang tinggi dari kontrol, mayoritas adalah 38 (35,8%)
memiliki kepatuhan diet yang memadai, dan 7 (6,6%) memiliki kepatuhan faktor nasib,
keberuntungan atau kesempatan yang responden yang memiliki diet kepatuhan yang baik, dan tidak ada
diet yang buruk. Dari data penelitian dapat dijelaskan bahwa yang paling responden dengan locus kesehatan internal yang tinggi dari kontrol yang
yaitu pasien memiliki keyakinan bahwa kontrol pasien dalam dominan adalah
responden yang memiliki kepatuhan diet yang baik memiliki miskin diet kepatuhan. Responden yang memiliki rendah lokus
karenayangpalingpasiendominanberpikirmerekayang locusmasih kesehatanmemilikikesempatancontrolkesempatan,untuk kesehatan lain dari kontrol, mayoritas memiliki baik DM diet kepatuhan,
meningkatkandiabetesdiSurabayakesehatnmemilikimereka, tetapikontrolketikataspasienkesehatanberadamereka,diluar yaitu 25 (23,6%) tetapi juga ada 6 (5,7%) responden yang memiliki miskin
kendalidijelaskandari bahwakepercayaankesehatanmerekakontrolpadatakdirlokusdanpadatergodapasienuntukdengan
diet kepatuhan. Responden yang memiliki orang lain yang kuat Kesehatan
lingkungan sekitarnya , pasien dapat mematahkan diet yang harus mempengaruhi kesehatan
mereka. Dari data penelitian dapat locus of control yang tinggi, mayoritas yang 45 (42,5%) responden
dilakukan.
memiliki pola makan yang baik kepatuhan, dan responden dengan tinggi
faktor nasib, keberuntungan atau kesempatan yang
pasien yang memiliki keyakinan dalam kontrol kesehatan selain lain yang kuat locus kesehatan control yang memiliki miskin diet
Tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang memiliki kepatuhan hanya 1 (0,9%). Responden yang memiliki kesempatan yang
pada kesehatannya. 43 responden (40,6%) yang rendah, yaitu motivasi
intrinsik miskin, mayoritas memiliki baik DM diet rendah locus kesehatan kontrol, mayoritas memiliki kepatuhan yang baik
keberpatuhan,ntungan,yaituatau26(24,5%)kesempatanresponden,yangmtetapimilikijugapengaruhada6 besar(5,7%) untuk
respondencontrol,yaitu,yangpasienmemilikipercayamiskinlebihdietpadakepatuhannasib,keberuntungan,.Sementara
responden yang memiliki motivasi intrinsik yang baik ada 44 mereka.
Ada 63 (59,4%) lokus kesehatan yang tinggi kesempatan (41,5%)
kesehatan selain faktor-faktor lain yang mempengaruhi kesehatan
yang rendah, yaitu pasien yang memiliki keyakinan kontrol
| pISSN: 1858-3598 • eISSN: 2502-5791 kontrol, ada 45 (42,5%)
Pos Gizi JURNAL

diet diabetes mellitus yang 22 (20,8%) dan ada 5 (4,7%) responden motivasi responden dalam kepatuhan dengan diet DM.
yang memiliki miskin diet kepatuhan. Sementara responden yang
memiliki kesempatan tinggi locus kesehatan kontrol, mayoritas dari Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
mereka adalah 48 (45,3%) responden yang memiliki diet kepatuhan oleh Muflihatin, S. K & Komala (2016) dan penelitian yang
yang baik, dan responden dengan kemungkinan tinggi locus dilakukan Risti dan Isnaeni (2017) yang menyatakan bahwa ada
kesehatan control yang memiliki miskin diet kepatuhan hanya 2 hubungan yang signifikan antara motivasi diri dan DM diet
(1,9%) hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien proporsi (p) kepatuhan. sikap perilaku dalam kesehatan individu dipengaruhi
adalah 0,002. Jadi p = 0,002 adalah oleh motivasi diri individu untuk berperilaku dengan cara yang
sehat. Tanpa motivasi dalam pengaturan diet, pasien DM akan
berarti bahwa mengalami ketidakpatuhan dalam mengatur makanan sehari-hari
hipotesis (H1) diterima, bahwa ada mereka. Responden motivasi yang baik memiliki kesempatan
hubungan antara locus kesehatan kendali dan DM diet untuk mematuhi diet DM untuk 329.667 kali dibandingkan
kepatuhan. dengan responden yang kurang motivasi. Individu akan
termotivasi untuk mengambil tindakan jika tindakan memiliki
DISKUSI tujuan, direncanakan. Motivasi yang ada dalam individu terbentuk
dalam diri seseorang dan dipengaruhi oleh dua faktor utama,
Hasil studi dalam hubungan antara motivasi DM diet dan kepatuhan
diperoleh p> α, yang berarti bahwa H1 ditolak dengan kata lain tidak
ada hubungan antara motivasi dan kepatuhan terhadap DM diet
pasien. Pada dasarnya, motivasi adalah interaksi seseorang dengan
faktor-faktor seperti sosial,
situasi tertentu dia hadapi. Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa
budaya, kebiasaan, faktor ekonomi dan tanggapan dari dalam
motivasi merupakan dorongan dari dalam seseorang yang
diri (faktor internal) seperti perhatian, pengamatan,
menyebabkan orang untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu
persepsi, motivasi, fantasi,
untuk mencapai suatu tujuan. Pada seseorang, ada kebutuhan atau
saran, depresi dan sebagainya yang merespon rangsangan eksternal. Dengan
keinginan untuk sebuah objek luar orang tersebut. Motivasi memiliki
demikian, faktor-faktor yang tertanam dalam diri mereka dapat mempengaruhi diri
peran yang sangat besar dalam pembentukan perilaku pasien DM
ketahanan dalam menjaga motivasi untuk mencapai suatu tujuan.
termasuk kepatuhan dalam melaksanakan diet. Motivasi adalah
prediktor kepatuhan dalam rejimen dan kontrol glikemik (Butler,
Hasil penelitian tentang hubungan locus kesehatan kontrol
2002).
dan DM kepatuhan makanan yang diperoleh p <α, yang berarti
bahwa H1 diterima dengan kata lain hubungan antara locus
kesehatan kontrol dan kepatuhan diet pasien DM. Hasil analisis
ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Safitri
(2013) yaitu ada hubungan yang signifikan antara locus
kesehatan kontrol dan kepatuhan terhadap manajemen DM diet.
Penelitian yang dilakukan Adnyani et al., (2015) Ada hubungan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti berpendapat
yang signifikan antara locus kesehatan kontrol dan kepatuhan
bahwa kurangnya motivasi berarti bagi kepatuhan terhadap diet DM,
terhadap manajemen DM diet. Perilaku diet DM ditentukan oleh
banyak faktor yang mempengaruhi motivasi dalam kepatuhan dengan diet
beberapa faktor internal seperti keinginan yang kuat untuk
DM. Responden yang memiliki motivasi yang baik tidak menjamin bahwa
memulihkan dalam diri sendiri, serta faktor eksternal seperti
responden memiliki diet DM yang baik. Fakta bahwa di masyarakat bahwa
faktor dukungan keluarga atau dukungan dari tenaga kesehatan
sebagian besar responden mengatakan bahwa motivasi terbesar mereka
atau dari lingkungan,
untuk memulihkan dan mematuhi diet DM adalah keluarga mereka,
namun responden masih melanggar aturan DM diet karena mereka
merasa bosan dan tergoda oleh makanan yang disajikan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh


Pujiastuti, 2016 di poliklinik penyakit dalam dari Dr. RSUD Soehadi
Prijonegoro Sragen juga mendapat hasil bahwa tidak ada hubungan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa individu yang memiliki
antara motivasi dan kepatuhan terhadap program DM diet. Menurut hasil
kesempatan tertinggi locus of control memiliki locus kesehatan
wawancara dengan responden, beberapa responden mengatakan bahwa
tertinggi kontrol, orang lain dan internal. lokus kesehatan
keluarga responden masih disediakan makanan yang seharusnya tidak
kesempatan kontrol pasien lebih percaya diri pada takdir, nasib,
diperbolehkan atau harus dikurangi dengan penderita DM, terutama
keberuntungan, atau kesempatan yang memiliki pengaruh besar
selama
pada kesehatannya. Jadi ini membuat responden tidak merasa
tertekan tentang diet yang dianjurkan dan membuat responden
bulan Ramadhan.
lebih baik dalam mengikuti rekomendasi diet.
keluarga responden masih memberikan makanan manis dan highcalorie,
seperti kolak dan makanan yang digoreng. Keluarga ini memang
Lokus kesehatan lainnya tinggi yang kuat dari kontrol yang paling HLOC kedua.
mengingatkan responden tidak makan makanan ini, tetapi responden
Hal ini dibuktikan oleh fakta bahwa beberapa responden dalam penelitian ini
terus makan makanan yang DM pasien harus tidak makan. Ini
mengatakan bahwa mereka selalu bergantung pada tenaga kesehatan namun enggan
mempengaruhi
untuk mengambil tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan mereka. Ini

http://e-journal.unair.ac.id/JNERS |
K. Kusnanto ET AL.

Perlu penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang


mempengaruhi motivasi, locus kesehatan kontrol dan kepatuhan diet
DM.

locus kesehatan internal yang tinggi dari kontrol adalah yang paling REFERENSI
HLOC ketiga. Hal ini dibuktikan oleh fakta bahwa masih ada penelitian
Adnyani, IAP, Widyanthari, DM dan Kadek
responden yang menyatakan bahwa responden malas dan bosan untuk
Saputra (2015). Hubungan Kesehatan Locus of Control DENGAN
mengikuti diet DM. Hal ini menunjukkan bahwa kontrol pasien dirinya
Kepatuhan Penatalaksanaan Diet DM Tipe 2 di Paguyuban DM
masih kurang. Hal ini menunjukkan bahwa responden tidak percaya pada
Puskesmas III Denpasar Utara. Jurnal, Ners, 3
diri mereka sendiri dan tidak ada kemauan dari diri mereka sendiri untuk
(2), hlm. 7-14. Azlin (2007) ' Kesehatan Locus of Control antara
meningkatkan status kesehatan mereka. Responden tidak menyadari
Non
bahwa pengendalian internal memiliki peran besar dalam meningkatkan
kepatuhan 7' .
status kesehatan mereka.
Bonichini, S., Axia, G. dan Bornstein, MH (2009).
Validasi lokus kesehatan induk skala kontrol dalam sampel
locus kesehatan kontrol adalah kontinum, kadang-kadang seseorang bisa
Italia. Italia Journal of Pediatrics, 35 (13), hlm. 1-5. doi: 10,1186 /
menjadi "internal" dan "eksternal" pada saat yang sama (Azlin, 2007). locus
18247288-35-13. Butler, HA (2002). Motivasi: Peran di diabetes
kesehatan kontrol (HLOC) adalah sesuatu yang pada seseorang kepribadian
yang memiliki pengaruh pada kesehatan dan merupakan salah
manajemen diri pada orang dewasa yang lebih tua. Tersedia di:
satupadafaktorpetugasyang mkesehatanmpengaruhi. DM diet kepatuhan.
http://proquest.umi.com/pqdweb. Dinkes Jatim (2016).
locus kesehatan kontrol juga memainkan peran penting dalam menentukan
Laporan Tahunan Dinas
perilaku kesehatan masyarakat (Bonichini, Axia dan Bornstein,
Kesehatan 2016. Jawa Timur: Dinas Kesehatan. Indarwati, D.,
Riskiana, Rusmariana, A., & Hartanti, R.
2009). Hubungan antara locus kesehatan kontrol dan kepatuhan adalah bahwa
D. (2012). Hubungan Motivasi Mencari Google Artikel Kepatuhan Diet
individu tidak akan melakukan perilaku kesehatan kecuali mereka memiliki
Diabetes Melitus PADA Pasien Diabetes'.
keinginan yang kuat untuk menjadi sehat dan setidaknya memiliki
Tersedia di:
pengetahuan tentang kesehatan.
https://caridokumen.com/queue/motivasidengan-kepatuhan-diet-dm_5a44a2
Dalam studi ini, para peneliti telah mengemukakan tentang hubungan
Indriyati, DS & Widyarini, N. (2012). Pengaruh
antara locus kesehatan kontrol dan kepatuhan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa locus kesehatan control memiliki lebih banyak ketaatan. Hal ini
berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Adnyani, IAP,
Kesehatan Locus of Control Terhadap Kepatuhan Diet PADA
Widyanthari,
Penderita Hipertensi', pp. 1-8. Diabetes Federation International
DM & Saputra (2011) bahwa individu dengan HLOC internal lebih patuh
(2017). IDF
terhadap diet DM dibandingkan individu dengan HLOC
Diabetes Atlas Edisi Kedelapan 2017, Diabetes Internasional
eksternalsatusama.Rlainta-dratan
Federasi. doi:
prespondenngalamanmengatakandanketergantunganbahwatidakpasienada
10,1016 / j.diabres.2009.10.007.
masalah dalam pengaturan makan dan pasien tidak merasa disiksa mengenai
Kementrian Kesehatan RI (2014). Infodatin (Pusat
jenis dan jumlah makanan yang direkomendasikan, tetapi pada waktu tertentu
Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI) '. Jakarta:
pasien merasa tidak mampu untuk mengikuti aturan diet ketika ada acara atau
Kemenkes RI. Kominfo (2015). Masih Tinggi, Prevalensi Diabetes
keluarga besar acara. Hal ini menunjukkan bahwa kontrol pasien dirinya masih di
kurang dan jika ini terus dipertahankan, maka non-kepatuhan pasien dalam Jatim, 30 September 2015. Tersedia di:
menjalani diet DM cenderung menurun. http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/mas ih-
tinggi-prevalensi-diabetes-di-jatim-. Muflihatin, S. K &
Komala, I. (2016). Hubungan
Motivasi DENGAN Kepatuhan Diet Diabetes PADA Pasien Diabetes
KESIMPULAN
Mellitus Tipe II di Puskesmas Sempaja Samarinda. Jurnal Ilmu
Motivasi dengan DM diet kepatuhan tidak memiliki hubungan satu Kesehatan, 4 Tersedia
sama lain. Hal ini dibuktikan dengan adanya faktor lain yang di:
mempengaruhi motivasi individu dalam kepatuhan diet. locus karena http://ojs.stikesmuda.ac.id/index.php/ilmukesehatan/article/view/35/17.
budaya masyarakat Indonesia selalu tergantung pada kesehatan
kontrol dengan DM diet kepatuhan memiliki hubungan Notoatmodjo (2010).
satu sama lain. Hal ini dibuktikan oleh pasien DM yang memiliki Ilmu Perilaku Kesehatan.
locus kesehatan yang baik dari kontrol yang tidak merasa tertekan Jakarta: Rineka Cipta.
terhadap diet yang dianjurkan dan membuat responden Perkeni (2015). Konsensus Pengelolaan Dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia
lebih baik di berikut diet 2015. PB. Perkeni. Pujiastuti, E. (2016). Hubungan
rekomendasi. Pengetahuan Dan
Penelitian ini tidak mengontrol faktor-faktor yang Motivasi DENGAN Kepatuhan diet PADA Pasien diabetes
mempengaruhi persepsi kontrol perilaku responden, seperti mellitus tipe ii di poliklinik penyakit hearts RSUD dr. soehadi
faktor pendidikan, faktor usia, faktor budaya dan faktor prijonegoro sragen. Stikes Kusuma Husada Surakarta.
lingkungan yang dapat mempengaruhi pengisian kuesioner
motivasi, locus kesehatan kontrol dan kepatuhan diet DM.

| pISSN: 1858-3598 • eISSN: Kecenderungan 2502-5791 terjadi


Pos Gizi JURNAL

Risti, K., dan Isnaeni, F. (2017). Hubungan Motivasi http://eprints.undip.ac.id/32591/1/393_Banu_H


Diri Dan Pengetahuan Gizi Terhadap Kepatuhan Diet DM PADA anifah_Al_Tera_G2C007014.pdf. Organisasi Kesehatan Dunia
Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Rawat Jalan di RSUD (2003). kepatuhan terhadap
Karanganyar', Jurnal Jangka Panjang Terapi: Bukti Untuk Aksi Kepatuhan ke
kesehatan, 10 (2), hlm. 94-103. Long-Term Terapi. Swiss: WHO. Wu, SF (2007). Efektivitas
Safitri, IN (2013). Kepatuhan Penderita Diabetes manajemen diri untuk
Mellitus Tipe II Ditinjau Dari Locus of Control', Jipt,
1 (2), hlm. 273-290. Saifunurmazah, D. (2013). Kepatuhan orang dengan diabetes tipe 2 setelah pelaksanaan program
Penderita intervensi enhancing self-efficacy di Taiwan. Queensland
Diabetes mellitus. Universitas Negeri Semarang. University of
Tersedia di: Teknologi. Tersedia di:
lib.unnes.ac.id/17487/1/1550408022.pdf. Tera, BHA (2011). Determinan http://eprints.qut.edu.au/16385/1/ShuFang_Wu_Thesis.pdf.
Ketidakpatuhan Diet
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 ', 2. Tersedia di:

http://e-journal.unair.ac.id/JNERS |

You might also like