You are on page 1of 20

BAB 9

TANAH DAN KEBERLANGSUNGAN KEHIDUPAN

Nama : Fikri Aulia P.


Kelas : 9B
No : 15
1. Pengertian tanah.

Tanah merupakan bagian jerak bumi yang memiliki susunan


dari mineral serta bahan organik
Tanah begitu vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi
sebab tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan
adanya hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Bentuk
tanah yang memiliki rongga-rongga juga menjadi lokasi yang
baik untuk akar untuk bernafas serta tumbuhan. Tanah juga
menjadi tempat hidup berbagai mikroorganisme. Untuk
sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan sebagai
tempat bergerak dan hidup.
Ilmu pengetahuan yang mempelajari beragam aspek tentang
tanah dikenal sebagai ilmu tanah
Dilihat dari segi klimatologi, tanah memiliki peran yang
sangat penting untuk menyimpan air serta menekan erosi,
walaupun anah itu sendiri juga bisa tererosi.
Dari komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan
lokasi lainnya. Air serta udara adalah bagian dari tanah.
2. Manfaat tanah bagi kehidupan.

Tanah berperan penting bagi kehidupan manusia, antara lain:


Tempat tinggal dan tempat melakukan kegiatan.Tempat
tumbuhnya vegetasi yang sangat berguna bagi kepentingan
hidup manusia.Tempat mengandung bahan tambang atau
bahan galian yang berguna bagi manusia.Tempat
berkembangnya hewan yang sangat beguna bagi manusia.
Contoh:
1. Penyediaan unsur hara untuk tumbuhan.
2. Penyedia makanan untuk biota tanah.
3. Sebagai habitat hidup dan melakukan kegiatan.
4. Sumber bahan baku barang kerajinan atau perabot rumah
tangga.
5. Memiliki nilai ekologi
3. Peran organisme tanah

Peran Organisme Tanah


Tanah menyimpan milyaran organisme di dalamnya.
Idalam Tanah, Apakah kamu sudah menemukan berbagai
macam makhluk hidup seperti semut dan cacing? Nah, selain
makhluk hidup yang tampak secara kasat mata, di dalam
tanah juga terdapat milyaran organisme yang tinggal di
dalamnya. Sayangnya, dari sekian banyak organisme tanah
hanya sedikit yang sudah mampu dikenali oleh para ahli.
Organisme tanah pada umumnya berada pada lapisan tanah
bagian atas, kurang lebih 10 cm di bawah permukaan tanah.
Aktivitas biologis yang ada di tanah 80-100% dilakukan oleh
jamur dan bakteri. Hasil dari aktivitas biologis yang dilakukan
oleh hewan, jamur, dan mikroorganisme inilah yang dapat
mempengaruhi kesuburan, tekstur tanah, dan kegemburan
tanah. Berikut ini uraian lebih lanjut tentang beberapa
peranan organisme tanah.

a. Dekomposer
Organisme tanah melakukan dekomposisi atau penguraian
terhadap bahan-bahan organik yang berasal dari sisa
makhluk hidup. Misalnya, daun-daun yang telah jatuh ke
tanah, ranting-ranting, dan jasad hewan yang telah mati
menjadi materi organik yang lebih sederhana. Selain
menguraikan materi organik, organisme tanah juga dapat
membantu pelapukan bantuan menjadi bahan-bahan
anorganik atau yang biasa kita sebut mineral tanah. Materi
organik dan mineral yang ada di tanah inilah yang disebut
dengan zat hara atau nutrisi bagi tanaman. Keberadaan
organisme tanah sebagai dekomposer dimanfaatkan untuk
membuat pupuk kompos, yaitu pembuatan pupuk dari bahan
organik.
b. Pereaksi Kimia dalam Tanah
Bakteri yang terdapat di tanah terlibat dalam reaksi
penguraian materi organik. Misalnya bakteri Nitrosomonas
yang terlibat dalam reaksi penguraian materi organik
kompleks yang berasal dari sisa makhluk hidup menjadi
nitrat, senyawa yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Mikoriza,
yaitu jamur yang mampu membantu tanaman untuk
meningkatkan kemampuannya menyerap unsur hara berupa
fosfor.
c. Pengurai Polutan dalam Tanah
Organisme tanah dapat berperan sebagai agen biologis yang
mampu membersihkan polutan dalam tanah. Organisme
tanah menguraikan bahan kimia yang masuk ke tanah
misalnya herbisida dari hasil pertanian. Penguraian herbisida
dapat dilakukan dengan lebih cepat jika aktivitas organisme
tanah semakin tinggi. Unsur racun dan polutan seperti
arsenik, kromium, dan merkuri dapat “terkunci” di tanah
karena terakumulasi di dalam tubuh bakteri. Polutan-polutan
tersebut tidak menyebabkan polusi bertambah parah.
d. Pencegah Penyakit Tanah
Pada kondisi normal ketika tanah memiliki jumlah senyawa
organik dan aktivitas organisme yang tinggi maka organisme
tanah dapat melawan organisme penyakit yang masuk ke
tanah. Kondisi tanah yang normal dapat tercipta ketika
aktivitas pertanian dan perkebunan tidak berlebihan dan
tidak banyak menggunakan bahan kimia untuk pupuk dan
pestisida. Secara alami, organisme yang ada di tanah
memanfaatkan prinsip pengendalian biologis, yaitu predator
dan mangsa sehingga organisme yang mengganggu tanah
dapat terkendali.
e. Pemberi Pengaruh pada Tekstur Tanah
Coba perhatikan tanah di sekitarmu! Tanyakan pada orang
tuamu apa saja jenis tanah yang ada di sekitarmu? Tanah
dapat digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan
teksturnya. Jenis tanah dapat ditentukan berdasarkan jumlah
partikel penyusun yang paling banyak terdapat pada tanah
tersebut. Partikel yang terdapat di dalam tanah adalah pasir,
liat, dan debu. Tekstur tanah secara sederhana dapat
ditentukan berdasarkan “Uji Rasa”.
Jenis tanah dikelompokkan berdasarkan ukuran partikel-
partikel penyusunnya.
Tekstur tanah merupakan besar kecilnya ukuran partikel yang
menyusun tanah. Tekstur tanah juga merupakan ukuran
proporsi relatif berbagai ukuran partikel yang menyusun
suatu tanah.
Tanah memiliki ukuran partikel yang berbeda-beda, oleh
karena itu kita mengolongkan tanah menjadi beberapa jenis
tanah seperti tanah lempung, tanah liat dan pasir, ataupun
tanah campuran dari ketiganya. Jenis tanah dapat diberi
nama berdasarkan ukuran partikel utama atau kombinasi dari
ukuran partikel yang paling melimpah.
Sebagai contoh, kita dapat menyebut “tanah liat berpasir”
ketika tanah tersebut dapat dibuat menjadi pita yang tipis
dan panjang, serta terasa berpasir. Oleh karena itu kita dapat
mengetahui bahwa tanah tersebut tersusun atas tanah liat
dan pasir.
Pembentukan tekstur tanah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan beberapa makhluk hidup seperti cacing atau akar
tumbuhan yang mampu mempercepat pemecahan partikel-
partikel tersebut dari batuan. Akar tumbuhan mampu
menembus batuan karena akar mampu mengeluarkan zat
asam sehingga secara kimiawi dapat membatu pelapukan
batuan.
Kamu sudah tahu bahwa tanah dibedakan menjadi beberapa
jenis berdasarkan teksturnya. Tekstur tanah tersebut juga
akan mempengaruhi sifat-sifat tanahnya.
Tanah pasir memiliki tekstur yang berbutir sehingga memiliki
porositas yang tinggi, artinya tanah pasir kurang dapat
menyimpan atau menahan air karena air akan mudah
mengalir melewati celah-celah yang cukup besar. Berbeda
dengan tanah liat, tanah liat tersusun atas partikel-partikel
yang sangat kecil sehingga tanah liat dapat menyimpan air
lebih lama. Hal tersebut dapat dilihat dari pergerakan atau
aliran air yang lambat ketika tanah liat diberi air. Sifat tanah
akan mempengaruhi kemampuannya dalam menyediakan
nutrisi dan air yang sangat dibutuhkan oleh
tumbuhtumbuhan yang hidup di atasnya.
Tanah yang subur memiliki perpaduan tanah lempung, tanah
liat, dan pasir yang hampir sama. Sifat dari perpaduan ketiga
jenis tanah tersebut akan sangat menguntungkan tumbuhan
di atasnya sebab dengan adanya tanah liat yang sulit
ditembus air maka kandungan air dalam tanah dapat terjaga.
Adanya pasir juga menguntungkan karena akan memiliki
pori-pori yang cukup besar sehingga memudahkan selsel akar
mendapatkan oksigen.
f. Pengatur Kegemburan dan Struktur Tanah
Organisme tanah membantu terbentuknya struktur tanah.
Struktur tanah merupakan susunan partikel-partikel tanah
yang terikat satu sama lain menjadi suatu gumpalan. Partikel-
partikel tanah direkatkan oleh suatu perekat seperti bahan
organik yang dihasilkan oleh organisme tanah. Lendir yang
dihasilkan oleh organisme tanah akan bercampur dengan
tanah dan membuat partikel tanah terkumpul membentuk
gumpalan-gumpalan tanah. Gumpalan tanah yang baik akan
menunjang kehidupan organisme tanah dan juga menunjang
pertumbuhan populasi organisme tanah. Keberadaan jamur
di tanah juga mampu membantu pembentukan gumpalan
tanah.
Struktur tanah dan kegemburan tanah saling memiliki
keterkaitan.
Organisme tanah juga mampu membuat pori-pori tanah yang
dapat menggemburkan tanah dan memungkinkan udara
masuk ke dalam tanah (aerasi tanah). Pori-pori tanah dapat
terbentuk karena adanya pergerakan organisme tanah
seperti cacing tanah, lipan, dan kaki seribu. Pori-pori tanah
juga berguna untuk meningkatkan penyerapan air oleh
tanah. Tanah yang memiliki aerasi dan jumlah air yang cukup,
sangat baik untuk menunjang pertumbuhan tanaman.
4. Macam macam jenis tanah
Tanah Aluvial
Pengertian tanah aluvial adalah tanah yang berasal dari sedimen lumpur yang dibawa oleh
air sungai. Tanah aluvial adalah hasil erosi yang diendapkan bersama dengan lumpur sungai.
Ciri-cirinya adalah memiliki warna yang kelabu dan juga sifatnya yang subur. Jenis tanah ini
banyak ditemui di daerah dataran rendah.
Tanah Vulkanis
Pengertian tanah vulkanis adalah tanah yang berasal dari abu gunung api (vulkanis) atau
material letusan gunung api yang sudah mengalami pelapukan. Tanah jenis ini mengandung
unsur hara sehingga sifatnya sangat subur. Tanah ini banyak ditemui di daerah pegunungan
dan banyak dijadikan ladang pertanian.
Ada dua jenis tanah vulkanis yakni :
 Tanah regosol yaitu jenis tanah vulkanis memiliki butir pasir, warnanya kelabu dan
kuning serta mengandung bahan organik yang sedikit.
 Tanah latosol yaitu jenis tanah vulkanis memiliki warna merah dan kuning serta
mengandung bahan organik yang banyak.
Tanah Humus
Pengertian tanah humus adalah jenis tanah yang muncul akibat tumbuh-tumbuhan yang
membusuk. Tanah humus disebut juga bunga tanah. Adanya tumbuhan-tumbuhan yang
membusuk membuat tanah mengandung unsur hara yang tinggi sehingga tanah humus
bersifat subur dan cocok dijadikan ladang pertanian.
Tanah Organosol/Gambut
Pengertian tanah organosol adalah tanah yang terbentuk dari proses pelapukan bahan-
bahan organik. Misalnya tanah organosol bisa dibentuk dari sisa pembusukan tanaman
rawa. Tanah jenis ini juga sering disebut sebagai tanah gambut. Tanah organosol cenderung
bersifat asam dan sangat asam.
Tanah Podzolik
Pengertian tanah podzolik adalah tanah yang terbentuk dipengaruhi oleh curah hujan yang
tinggi dan suhu yang rendah. Ciri-cirinya adalah kandungan unsur hara yang sedikit. Selain
itu tanah podzolik sifatnya basah jika terkena air dan mengandung kuarsa. Tanah jenis ini
tidak subur dan memiliki warna merah hingga kuning.
Tanah Kapur
Pengertian tanah kapur adalah jenis tanah yang berasal dari batuan kapur. Sifat tanah kapur
ini tidaklah subur dan kurang bisa dijadikan ladang pertanian. Jenis tanah kapur ada di
daerah dataran tinggi. Tanah kapur bisa dibagi menjadi tanah renzina dan tanah mediteran.
Terdapat 2 jenis tanah kapur yakni :
 Tanah renzina yaitu jenis tanah kapur yang berasal dari hasil proses pelapukan
batuan kapur yang terjadi di daerah dengan curah hujan tinggi.
 Tanah mediteran yaitu jenis tanah kapur yang terjadi dari hasil proses pelapukan
batuan kapur keras dan batuan sedimen.
Tanah Pasir
Pengertian tanah pasir adalah salah satu jenis tanah yang memiliki kadar air sangat sedikit
dan unsur haranya juga cenderung sangat sedikit. Jenis tanah pasir banyak ditemukan di
bukit pasir dan daerah pantai yang juga dikenal sebagai sand dune.
Tanah Laterit
Pengertian tanah laterit adalah jenis tanah yang sifatnya tidak subur. Pada tanah laterit
terkandung banyak zat besi dan alumunium sehingga menyebabkan tanahnya tidak subur.
Kandungan unsur hara tanah laterit sudah hilang sehingga menjadi kering dan tandus.
Tanah Litosol
Pengertian tanah litosol adalah jenis-jenis tanah yang terbentuk dari proses pelapukan
batuan beku dan sedimen. Ciri-cirinya adalah memiliki butiran kasar dan kerikil. Tanah ini
memiliki unsur hara yang sedikit sehingga tidak subur dan hanya cocok ditanami tanaman-
tanaman besar di hutan.
Tanah Andosol
Pengertian tanah andosol adalah salah satu jenis tanah vulkanik dimana terbentuk karena
adanya proses vulkanisme pada gunung berapi. Jenis tanah ini mirip dengan tanah vulkanis,
namun agak berbeda. Ciri-cirinya adalah warnanya kehitaman, kadar organiknya dan kadar
air yang tinggi. Tanah ini sangat subur dan baik untuk tanaman.
Tanah Liat
Kita tentu tidak asing dengan jenis tanah liat? Jenis tanah ini sering digunakan sebagai
bahan untuk kerajinan tangan. Pengertian tanah liat adalah jenis tanah yang terdiri
dari campuran dari aluminium serta silikat yang diameternya di bawah 4 mikrometer. Tanah
liat terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat.
Tanah Entisol
Pengertian tanah entisol adalah jenis yang terbentuk dari pelapukan material dari letusan
gunung berapi seperti debu, pasir dan lahar. Agak identik dengan jenis tanah vulkanis serta
tanah andosol, hanya saja tanah ini khusus untuk tanah yang terbentuk dari letusan gunung
berapi saja.
Tanah Grumusol
Pengertian tanah grumusol adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan
tuffa vulkanik. Tanah ini pun bisa dibilang hampir sama dengan tanah grumusol. Hanya saja
ada sedikit perbedaan seperti tekstur tanah kering dan biasanya berada di permukaan
dataran rendah saja.
Tanah Inceptisol
Pengertian tanah inceptisol adalah jenis tanah yang terbentuk dari batuan sedimen atau
metamorf. Ciri-cirinya adalah tanah berwarna agak kecoklatan dan kehitaman serta
campuran yang agak keabu-abuan. Tanah ini juga dapat menopang pembentukan hutan
yang asri.
Tanah Mergel
Jenis-jenis tanah berikutnya adalah tanah mergel. Jenis tanah ini hampir sama dengan tanah
kapur, namun dicampur dengan bahan lain. Tanah mergel terbentuk dari batuan kapur,
pasir dan tanah liat dan mengalami pembentukan dengan bantuan hujan meski tidak
merata.
Tanah Oxisol
Macam-macam tanah berikutnya adalah tanah oxisol. Pengertian tanah oxisol adalah
jenis tanah yang kaya akan zat besi dan alumunium oksida. Biasanya jenis tanah oxisol dapat
ditemui di daerah tropis seperti pedesaan atau perkotaan di Indonesia.
Tanah Podsol
Pengertian tanah podsol adalah jenis tanah yang memiliki beberapa campuran tekstur mulai
pasir hingga bebatuan kecil. Ciri-ciri dari jenis-jenis tanah ini adalah warnanya kuning dan
memiliki tekstur pasir hingga lempung. Selain itu kandungan organik tanah podsol juga
cenderung rendah.
Tanah Padas
Jenis-jenis tanah yang berikutnya adalah tanah padas. Pengertian tanah padas adalah jenis
tanah yang cukup keras hingga menyerupai batuan. Bahkan banyak yang mengaggap jika
tanah padas bukanlah jenis tanah karena sangat keras hingga lebih pantas disebut batuan.
Tidak ada kandungan air dalam tanah padas ini.
5. Proses pembentukan tanah

1. Proses Pelapukan Batuan

Pelapukan batuan adalah suatu peristiwa hancurnya massa


bebatuan baik secara fisik, biologi, maupun kimiawi. Pada
proses pelapukan batuan ini membutuhkan waktu yang
cuckup lama, yang dimana setiap proses pelapukannya ini di
pengaruhi oleh iklim dan cuaca di sekitar bebatuan tersebut
hingga batu menjadi tanah berikut pelapukan batuan
tersebut.

 Pelapukan Kimiawi Faktor kimiawi itu sangat di


pengaruhi oleh hujan asam yang sering terjadi
pembentukan bumi, hujan asam ini terjadi sangatlah
sering sehingga membuat pelapukan bisa terjadi ketika
batu batuan yang letaknya letaknya lebih dalam.
 Pelapukan Fisik Pelapukan jenis ini sangat di pengaruhi
oleh perbedaan temperatur dan juga iklim yang secara
drastis, sehingga membuat batuan akan mengalami
perpecahan. Dan perlu Anda ketahui bahwa dalam
pelapukan fisik struktur kimia yang ada di dalam batuan
tidak akan berubah sama sekali oleh sebab itu mineral
yang ada di kandungan bebatuan masih tetaplah sama.
 Pelapukan Biologi Pelapukan biologi ini terjadi karena
disebabkan oleh makhluk hidup, proses ini akan terus
menerus berlangsung ketika tanah sudah mulai
membentuk. Dan proses ini dapat dikatakan sebagai
pelapukan penyempurna pembentukan tanah.

2. Proses Pelunakan Struktur Batuan

Proses pelunakan struktur batuan ini juga membutuhkan


waktu yang lama seperti proses pelapukan, pada proses yang
satu ini setelah batuan pecahan yang di hasilkan oleh proses
pelpaukan akan mengalami proses pelunakan. Dalam proses
hal ini air dan udara akan memiliki peranan yang besar
karena akan masuk kedalam rongga rongga batuan dan
merembes lalu akan mengalami pelunakan pada batuan
tersebut.

3. Proses Tumbuhnya Tumbuhan Perintis

Setelah proses pelapukan dan proses pelunakan, proses


selanjutnya yang menjadi faktor pembentuk tanah yaitu
dengan tumbuhnya keanekaragaman tumbuhan perintis,
yang dimasud tumbuhan perintis disini adalah tumbuhan
yang akarnya lebih besar dari lumut sehingga akar tadi masuk
kedalam batuan yang lunak dan akan memecah batuan
tersebut.

4. Proses Penyuburan
Proses penyuburan ini merupakan proses terakhir dalam
pembentukan tanah, dalam proses ini tanah yang terbentuka
akan mulai mengalami proses – proses pengayaan, yang
sebelumnya mempunyai mineral – mineral dari proses
pelapukan akan bertambah subur dengan adanya pelapukan
organik yang berasal dari binatang atau tumbuhan yang mati
di permukaan, dan dalam hal ini mikroorganisme tanah
merupakan peranan penting dalam proses pemebentukan
tanah.
6. Komponen penyusun tanah.

Komponen Penyusun Tanah


Komponen penyusun tanah adalah bahan yang berpengaruh
terhadap pembentukan tanah, sehingga menjadi satu
kesatuan bagian yang utuh dan membentuk bagian baru.
Empat bahan utama penyusun tanah adalah bahan mineral,
bahan organik, air dan udara.

1. Bahan Mineral

berasal dari pelapukan batu-batuan susunan di dalam tanah


berbeda-beda sesuai dengan susunan mineral batuan yang di
lapuk
batuan : batuan beku/vulkanik (dari gunung berapi), batuan
endapan (sedimen) dan batuan metamorfosa
bahan mineral dapat dibedakan menjadi :
- fraksi tanah halus (fine earth fraction) berukuran <2 mm
(pasir, debu dan liat)
- fragmen batuan (rock fragment) berukuran >2 mm (kerikil,
kerakal dan batu)

Pelapukan
Pelapukan adalah proses alamiah akibat bekerjanya gaya-
gaya alam, baik secara fisik maupun kimiawi yang
menyebabkan terjadinya pemecahan-pemecahan,
penghancur luluh lantakan, tranformasi bebatuan dan
mineral-mineral penyusunnya menjadi material lepas
(regolit) di permukaan bumi.

2. Bahan Organik

Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa


organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses
dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun
senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk
juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan
berada di dalamnya

Sumber bahan organik tanah :

Sumber primer, yaitu jaringan organik tanaman (flora) yang


dapat berupa daun, ranting, cabang, batang, buah dan akar
Sumber sekunder, yaitu jaringan organik fauna yang dapat
berupa kotorannya dan mikrofauna
Sumber lain dari luar, yaitu pemberian pupuk organik berupa
pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk bokasi (kompos) dan
pupuk hayati
Peran bahan organik terhadap tanah
1. Sifat fisik tanah, meliputi :

stimulan terhadap granulasi tanah


memperbaiki struktur tanah menjadi remah
meningkatkan daya tanah menahan air sehingga drainase
tidak berlebihan, kelembaban dan temperatur tanah menjadi
stabil
mempengaruhi warna tanah menjadi coklat sampai hitam
menetralisir daya rusak butir-butir hujan
menghambat erosi
mengurangi pelindian (pencucian/leaching)
2. Sifat kimia tanah, meliputi :

meningkatkan ketersediaan hara dari proses mineralisasi


bagian bahan organik yang mudah terurai
menghasilkan humus tanah yang berperan secara koloidal
dari senyawa sisa mineralisasi dan senyawa sulit terurai
dalam proses humifikasi
meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah 30 kali
tanah lebih besar ketimbang koloid anorganik
meningkatkan ketersediaan dan efisiensi pemupukan serta
melalui peningkatan pelarutan P oleh asam-asam organik
hasil dekomposisi bahan organik
3. Sifat biologi tanah, meliputi :

meningkatkan keragaman organisme yang dapat hidup dalam


tanah (makrobia dan mikrobia tanah)
meningkatkan populasi organisme tanah
3. Air

Air terdapat di dalam tanah karena ditahan/diserap oleh


masa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena
keadaan drainase yang kurang baik.
Air dapat menyerap atau di tahan oleh tanah karena adanya
gaya-gaya adhesi, kohesi dan grafitasi
Karena adanya gaya-gaya di dalam tanah maka kondisi air
dapat dibedakan menjadi:

Air higrokopis : air yang diserap oleh tanah sangat kuat


sehingga tidak dapat digunakan tanaman (adanya adhesi
antara tanah dan air)
Air kapiler : air di dalam tanah, dimana gaya adhesi dan
kohesi lebih kuat dari grafitasi, sehingga air dapat diserap
oleh tanaman
Kapasitas lapang : keadaan tanah yang cukup lembab yang
menunjukan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh
tanah terhadap gaya tarik gravitasi, sehingga dapat diserap
oleh tanaman
Titik layu permanen : kandungan air tanah, dimana akar-akar
tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dan tanah,
sehingga tanaman layu
Air tersedia : selisih antara kadar air pada kapasitas lapang
dikurangi kadar air pada layu permanen
4. Udara

Udara dan air mengisi pori-pori tanah, banyaknya pori-pori


didalam tanah kurang lebih 50% dari volume tanah, jumlah
air dan udara berubah-ubah tergantung kondisi iklim
7. Kerusakan tanah dan dampaknya terhadap lingkungan

Kerusakan tanah yang utama adalah akibat erosi. Erosi tidak


hanya menyebabkan kerusakan tanah di tempat erosi, tetapi
juga kerusakan-kerusakan di tempat lain yaitu hasil-hasil
erosi tersebut diendapkan.
1. Kerusakan di tempat terjadinya erosi
Kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi terutama akibat
hilangnya sebagian tanah dari tempat tersebut karena erosi.
Hilangnya sebagian tanah ini mengakibatkan hal-hal berikut:
a. Penurunan produktifitas tanah;
b. Kehilangan unsur hara yang diperlukan tanaman;
c. Kualitas tanaman menurun;
d. Laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air
berkurang;
e. Struktur tanah menjadi rusak;
f. Lebih banyak tenaga diperlukan untuk mengolah tanah;
g. Erosi gully dan tebing (longsor) menyebabkan lahan
terbagi-bagi dan mengurangi luas lahan yang dapat ditanami;
dan
h. Pendapatan petani berkurang.

You might also like