You are on page 1of 6

20 Catatan penting di 6 bulan pertama

Posted on May 15, 2012 in ibu hamil-menyusui, tambah gede | 0 Comments dan 5 Reactions

Apa saja yang perlu diperhatikan dalam 6 bulan


pertama si kecil ?
Berikut adalah 20 catatan penting 6 bulan pertama bayi anda.
1. ASI (Air Susu Ibu) yang tidak keluar pada hari pertama masih dianggap normal
Benar. Pada dua tiga hari pertama, produksi ASI masih sangat sedikit. Hal ini sesuai dengan keadaan si
bayi, di mana masih banyak terdapat cairan dalam tubuh bayi sehingga bayi tidak banyak membutuhkan
ASI atau PASI dalam dua tiga hari pertama. Anda tidak perlu memberikan si kecil susu formula lantaran
kuatir si kecil akan kehausan karena tidak mendapatkan ASI.

2. Berikan ASI segera setelah lahir


Amat disarankan agar bayi yang baru lahir segera disusui. Kontak kulit pertama bayi dengan ibunda
tercinta adalah ikatan batin yang tak ternilai. Letakkan bayi di dada ibu. Meski bayi belum dapat melihat
dengan sempurna, ia akan merangkak mencari puting ibunya dan menyusu. Kegiatan pengenalan awal
dalam menyusui ini dikenal dengan istilah breast crawl. Pemberian ASI dini akan merangsang
keluarnya ASI selanjutnya.

3. ASI adalah makanan yang terbaik bagi bayi


ASI adalah makanan terbaik bayi. Ada 8 keunggulan ASI: Pertama, ASI mengandung semua kebutuhan
gizi. Kedua, ASI mengandung zat gizi yang mudah dicerna bayi. Ketiga, produksi ASI sesuai dengan
kebutuhan bayi. Keempat, ASI mengandung berbagai zat anti sehingga bayi tidak mudah terkena infeksi.
Kelima, ASI tidak mengandung kuman. Keenam, ASI selalu segar dan tidak pernah basi serta bisa
diberikan kapan saja dan dimana saja. Ketujuh, ASI dapat mencegah alergi. Dan kedelapan, ASI
mempererat hubungan batin antara Anda dan si kecil. Nah! Masih adakah alasan kita untuk tidak
memberikan ASI?

4. Menyusui pun ada ilmunya


Posisikan bayi menghadap ke payudara Anda dengan cara menyangga kepalanya dengan satu tangan.
Posisi ini akan membuat kepala bayi lebih tinggi daripada dada dan perutnya (seperti posisi setengah
duduk). Dekaplah bayi dengan lembut hingga tubuhnya bersentuhan dengan tubuh Anda. Dengan tangan
Anda yang lain, sanggalah payudara agar mudah dicapai oleh mulut bayi. Pastikan puting payudara dan
bagian sekitar areola (bagian berwarna hitam yang mengelilingi puting payudara Anda) masuk ke
dalam mulut bayi. Biarkan ia mengisap sampai kenyang dan biasakan ia mengisap dari kedua payudara
Anda.

5. Pemberian ASI sebaiknya tidak boleh diselingi susu formula


Bila tidak ada faktor yang menghalangi ibu memberikan ASI pada bayi seperti kondisi ibu yang sakit
berat, atau sedang dalam pengobatan yang dapat mempengaruhi ASI, sebaiknya berikan hanya ASI.
Pemberian botol susu lebih menyenangkan karena ia tidak perlu bersusah payah mengisap.

6. Bayi tampak kuning pada minggu pertama masih dianggap normal

Kuning pada bayi, atau istilah medisnya adalah ikterus, boleh jadi hal yang normal dan bisa juga
sebaliknya. Pada sebagian besar bayi, kondisi ini masih normal. Kuning pada bayi biasanya
muncul pada hari ketiga setelah lahir, terlihat samar-samar warna kuning ini disebabkan adanya
kadar bilirubin–suatu zat hasil pengolahan sel darah merah–yang meninggi di dalam darah. Bila
diperiksa, kadarnya mencapai 5 mg per 100 cc darah atau lebih. Normalnya, kadarnya kurang
dari 1 mg per 100 cc darah. Warna kuning ini harus menghilang setelah minggu kedua. Jadi, bila
kuning muncul sedari hari pertama atau kuningnya tidak menghilang setelah 10-14 hari,
sebaiknya perlu diperiksa dengan teliti. Kadar bilirubin yang terlampau tinggi, pada bayi baru
lahir, dapat membahayakan bayi karena dapat merusak otak.

7. Bayi kuning tidak perlu dijemur di bawah sinar matahari


Sebenarnya tidak perlu menjemur bayi kuning di bawah sinar matahari karena memang tidak ada
manfaatnya. Kuning pada bayi akan menghilang dengan sendirinya pada minggu kedua. Namun bukan
berarti hal ini dilarang. Silahkan lakukan bila hal ini dapat memberikan efek psikologis pada Anda dengan
catatan, jangan terlalu lama. Lakukan selama kurang lebih 15menit dibawah sinar matahari pagi tatkala
matahari belum terlalu tinggi.

8. Tali pusat butuh perawatan yang tepat


Perawatan perlu dilakukan agar tidak terjadi infeksi sebelum tali pusat lepas dengan sendirinya (puput).
Prinsipnya adalah menjaga puntung tali pusat supaya tetap bersih dan kering hingga dapat lepas dengan
sendirinya. Bila keadaannya tetap kering, Anda dapat membersihkan setiap selesai mandi atau buang air
dengan menggunakancotton bud yang diolesi alkohol 70%. Sebaiknya tidak menggunakan antiseptik
karena kandungan yodium di dalamnya dapat mengganggu pertumbuhan kelenjar gondoknya. Bila
menggunakan popok, lipat popok di bawah pusat, tidak membalut tali pusat. Hal ini dimaksudkan agar
ketika si kecil buang air kecil, tali pusat tidak basah. Tali pusat umumnya lepas dalam waktu 5-7 hari
meski kadang ada yang sampai dua minggu.

9. Cerdas memandikan bayi


Sebenarnya, bayi tidak perlu dimandikan di dalam bak mandinya dalam 1 – 2 minggu pertama. Namun
bayi harus tetap dibersihkan dan dikeringkan setiap kali pipis atau buang air besar. Kalau tali pusatnya
belum puput, cukup dibersihkan dengan lap saja karena puntung talipusat masih basah, cenderung
menimbulkan infeksi. Gunakan air hangat-hangat kuku. Bukalah pakaiannya dan segera selimuti dengan
handuk. Buka daerah tubuh bayi yang akan dilap saja agar bayi tidak kedinginan. Untuk wajah, tidak
perlu menggunakan sabun. Gunakan sabun untuk mengelap bagian tubuh lainnya. Jangan lupa
bersihkan juga daerah selangkangannya.

Jika menggunakan bak mandi, gunakan air hangat-hangat kuku. Masukkan bayi secara perlahan. Mula-
mula, basuh wajah, bagian kepala, kemudian seluruh tubuhnya tanpa menggunakan sabun. Lalu basuh
kembali tubuh dan bagian lainnya dengan sabun, kemudian bilas. Bila tali pusat belum puput, segera
keringkan seusai mandi dan olesi dengan alkohol 70%.

10. Napas bayi berbunyi grok-grok tidak selalu berarti pilek


Pada bayi usia beberapa bulan, rongga hidungnya masih sempit terutama saat pagi hari atau udara
dingin. Alhasil, napasnya menjadi berbunyi grok-grok. Tapi bukan berarti pilek. Tidak perlu diobati karena
akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Penyebab lainnya, adalah adanya peningkatan
produksi lendir yang biasanya dialami bayi dengan bakat alergi atau bila ada infeksi misalnya influensa.
Jadi, yang perlu dicermati adalah apakah bayi ada alergi atau infeksi yang biasanya ditandai dengan
adanya demam.
11. Keluarnya bercak darah dari kemaluan dapat terjadi pada bayi perempuan.
Bercak darah kadang disertai lendir dari liang kemaluan bayi perempuan seperti menstruasi memang
dapat terjadi. Hal ini disebabkan masih adanya pengaruh hormon estrogen ibu yang banyak diproduksi
oleh ibu semasa bayi dalam kandungan. Hormon estrogen ini mempengaruhi kelenjar pada rahim bayi
perempuan. Tidak perlu dikuatirkan dan hal ini tidak membutuhkan pengobatan karena akan hilang
dengan sendirinya seiring dengan penurunan kadar hormon estrogen pada bayi.

12. Pemakaian gurita atau bedong pada bayi tidak dianjurkan


Sejatinya, bayi dipakaikan gurita dengan tujuan untuk menghangatkan bayi dan mencegah pusar
bodong. Hal ini tidak dianjurkan karena memang tidak beralasan. Pemakaian gurita akan menghalangi
pernapasan bayi. Selain itu, gurita yang terlalu ketat juga akan menekan dinding perut sehingga
menyebabkan bayi lebih mudah muntah atau gumoh.

Sedangkan pemakaian bedong agar kaki bayi tak bengkok, juga tidak ada pembenarannya.
Pembedongan bayi, sebenarnya lebih tepat bila ditujukan agar bayi merasa hangat dan tidur dengan
tenang, namun dengan catatan, bedong dikenakan dengan longgar. Bedong yang terlalu kuat dapat
mengganggu peredaran darah, menghambat pernapasan, dan juga dapat mengganggu perkembangan
gerakan (motorik) bayi karena tangan dan kakinya tidak dapat bergerak dengan leluasa.

13. Makanan tambahan? Tunggu dulu…..


Makanan tambahan baru boleh diberikan setelah bayi berusia 6 bulan. Kondisi ini juga berlaku untuk bayi
yang mendapatkan susu formula, makanan tambahan tetap diberikan pada usia 6 bulan. Memberikan
makanan tambahan sebelum usia 6 bulan mengundang risiko bayi tersedak dan juga kemungkinan
alergi. Kematangan saluran cerna bayi umumnya terjadi pada usia 4-6 bulan termasuk kematangan
mekanisme menelan.

Bila dicermati, sebelum usia 6 bulan, bayi akan menunjukkan penolakan terhadap makanan bila Anda
suapi. Bayi akan melakukan refleks mendorong dengan lidahnya semua benda padat yang masuk
mulutnya, kecuali puting susu atau dot yang sudah dikenal sebelumnya. Refleks ini akan menghilang
sendiri saat usia 6 bulan.

14. Madu belum boleh diberikan


Madu merupakan ‘rumah’ bagi kuman yang disebut Clostridium botulinum. Kuman ini menyebabkan
keracunan makanan yang disebut botulisme. Gejalanya dapat bervariasi mulai dari ringan hingga
menyebabkan kematian. Sembelit yang berkepanjangan, kelemahan pada lengan dan tungkai, lemah
saat menangis dan mengisap susu, adalah gejala yang sering terjadi. Oleh karenanya, hindari pemberian
madu bagi bayi di bawah usia 1 tahun.

15. Bayi sering tertidur


Di bulan-bulan pertama kehidupannya, bayi lebih banyak menghabiskan waktunya dengan tidur. Ia
biasanya hanya bangun bilamana lapar atau ada hal yang membuatnya tidak nyaman misalnya basah
karena buang air kecil atau buang air besar. Bayi baru lahir belum mengenal perbedaan siang dan
malam. Bayi tidur sesuai dengan kebutuhannya. Rata-rata, bayi baru lahir tidur 16 jam sehari. Hingga
usia 6 bulan, kebutuhan tidurnya mulai bervariasi antara 10-18 jam sehari. Namun, bila si kecil sudah
tidur lebih dari 2 jam, tidak ada salahnya Anda bangunkan untuk diberikan ASI.

16. Amati jumlah buah zakarnya

Pada sebagian bayi yang lahir cukup bulan, satu atau kedua testis (buah zakarnya) belum teraba
pada kantung kemaluan. Secara medis, istilahnya disebut kriptorkismus. Keadaan ini paling sering
terjadi pada bayi yang lahir prematur. Makin prematur bayi dilahirkan, makin sering pula
dijumpai. Biasanya, sekitar 66% kasus kriptorkismus akan mengalami penurunan testis sebelum
usia 6 bulan. Setelah usia ini, biasanya testis tidak akan turun sendiri sehingga memerlukan
pengobatan. Jika masih tidak turun hingga usia 2 tahun, tindakan bedah mungkin diperlukan.
Diskusikan dengan dokter Anda.

17. Mata bayi tampak selalu berair meski tidak sedang menangis
Ini masih normal, dan ini karena saluran air matanya yang belum berfungsi sempurna. Hal ini membuat
kotoran mata yang seharusnya terbuang mengikuti saluran air mata menjadi sedikit menumpuk dan
terjadi belekan. Keadaan ini akan hilang dengan sendirinya meski membutuhkan waktu yang bervariasi
hingga berbulan-bulan. Ada kalanya, orangtua, dianjurkan melakukan pijatan lembut pada sudut mata di
dekat pangkal hidung untuk membantu melancarkan aliran. Namun, bila kotoran matanya banyak dan
lengket, sebaiknya konsultasikan ke dokter.

18. Bayi menangis tiba-tiba karena kolik.


Kolik adalah nyeri perut yang munculnya hilang timbul. Biasanya terjadi pada bayi lelaki, gemuk, usia 2-6
bulan. Gejalanya bayi tiba-tiba menangis, rewel, bahkan tangisannya melengking sehingga membuat
orangtuanya panik. Padahal sebelumnya si kecil tampak baik-baik saja. Bujukan orangtua seringkali
tidak berhasil, sehingga orangtua menjadi gelisah. Bayi terus menangis dan rewel. Setelah serangan
kolik selesai, bayi kembali tenang, seolah tidak terjadi apa-apa. Sebaiknya orangtua tetap tenang saat si
kecil kolik, karena kepanikan justru akan memperburuk situasi.

19. Bayi sebaiknya tidak ditidurkan tengkurap


Dulu, dianjurkan agar bayi ditidurkan dalam posisi tengkurap atau telungkup, untuk menghindari bahaya
tersedak atau aspirasi, yakni istilah untuk masuknya makanan ke dalam saluran pernapasan saat bayi
gumoh atau muntah. Padahal, yang dapat terjadi justru sindrom kematian mendadak pada bayi yang
ditidurkan tengkurap. Lain hal bila bayi sudah dapat tengkurap dengan sendirinya, biarkan ia mencari
sendiri posisi tidurnya yang nyaman.

20. Jangan lupa imunisasi


Imunisasi diperlukan untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi. Bayi baru lahir perlu mendapat imunisasi
BCG, polio, dan hepatitis B. Ikuti program imunisasi yang diwajibkan pemerintah (vaksin BCG, polio,
hepatitis B, DTP dan campak) yang bisa diperoleh gratis di puskesmas atau posyandu. Dan program
imunisasi yang dianjurkan seperti Hib, MMR, Tifoid, Hepatitis A, Varisela, IPD (pneumokokus) dan
influensa. Untuk program imunisasi yang dianjurkan, Anda harus menyediakan dana sendiri karena tidak
bisa didapatkan secara gratis.
Referensi :
1. Markum AH, Ismael S, Alatas H, Akib A, Firmansyah A, Sastroasmoro S. Editor. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Anak. Jilid I. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1991.
2. Sastroasmoro S. Membina tumbuh kembang bayi dan balita. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
Indonesia. 2007
3. Sigit IP, Suradi R, Masoara S, Boediharjo SD, Marnoto W. Bahan bacaan manajemen laktasi. Jakarta:
Perkumpulan Perinatologi Indonesia. 2004

You might also like