You are on page 1of 9

Hukum Blok 3

Umum
UU No. 29 Thn 2004 Praktik Kedokteran
UU No. 41 Tahun 2009 Rumah Sakit
PP No 32/1996 Tenaga Kesehatan
Kep. Menkes RI No. 434/MENKES/SK/X/1983 KODEKI
290/Menkes/Per/III/2008 PTK
585/Menkes/Per/IX/1989 PTM
269/Menkes/Per/III/2008 Rekam Medis
Pasal 2 UU No. 29 Thn 2004 Asas penyelenggaraan pradok
1. Nilai Ilmiah
2. Manfaat
3. Keadilan
4. Kemanusiaan
5. Keseimbangan
6. Perlindungan & Keselamatan Pasien

UU No. 36 / 2009 Asas pelayanan kesehatan:


1. Perikemanusiaan
2. Kesimbangan
3. Manfaat
4. Perlindungan
5. Penghormatan thd hak & Kewajiban
6. Keadilan
7. Gender dan nondiskriminatif
8. Norma agama

Bentuk Hubungan Hukum Dokter-Pasien


Pasal 29 UU No. 29/2004 ttg Praktik Kedokteran Praktik Kedokteran diselenggarakan berdasarkan
kesepakatan antara dokter/dokter gigi dlm upaya
utk pemeliharaan kesehatan, pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan
penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pasal 14 Permenkes No. 512/2007 (1) Praktik Kedokteran dilaksanakan
berdasarkan pada kesepakatan
berdasarkan hubungan kepercayaan
antara dokter/dokter gigi dgn pasien
(2) Kesepakatan di atas merupakan upaya
maskimal pengabdian profesi kedokteran
yg hrs dilakukan dlm penyembuhan &
pemulihan pasien sesuai dgn standar
pelayanan, standar profesi, standar
prosedur operasional dan kebutuhan
medis pasien.
(3) Upaya maksimal sesuai dengan situasi dan
kondisi setempat.

Implikasi Hukum Transaksi Terapeutik


Pasal 1319 KUHPdt Semua perjanjian, baik yang mempunyai suatu
nama khusus, maupun yang tidak terkenal dengan
suatu nama khusus, tunduk pada peraturan umum
yang termuat dalam Bab ini dan Bab yang lalu.
UU no 29/2004
Permenkes no 12/2007
Pasal 1320 KUHPdt Syarat sahnya suatu perjanjian:
 Kesepakatan para pihak
 Adanya kecakapan untuk membuat suatu
perjanjian
 Menegnai suatu hal tertentu
 Untuk sesuatu yang halal/diperbolehkan
Pasal 1388 KUHPerdata Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya
Pasal 1339 KUHPerdata Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-
hal yang dengan tegas dinyatakan di dalamnya
tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut
sifat perjanjian diharuskan oleh kepatutan,
kebiasaan atau undang-undang.

Kewajiban Hukum Dokter


Pasal 44 UUPK 29/2004 Standar pelayanan medis
Pasal 24 no. 36/2009 UUK Kode etik, standar profesi, hak pengguna
pelayanan keseahatan, standar pelayanan, & SOP
Pasal 51 UUPK 29/2004 a. Memberikan pelayanan medis sesuai
standar profesi & SOP serta kebutuhan
pasien
b. Merujuk pasien
c. Merahasiakan kondisi pasien
d. Memberikan pertolongan darurat
e. Menambah ilmu pengetahuan
 Pelanggaran / delik pidana  Pasal 79
 Sanksi kurungan 1 thn denda Rp. 50 jt.

Pasal 1354 KUHPdt Zaakwarneming:


Seorang dokter wajib memberikan pertolongan
medis dalam keadaan daruratdan yakin tidak ada
orang lain yang mampu melakukannya

Tentang Perbuatan Melawan Hukum


Pasal 1365 KUHPdt Tiap perbuatan yg melanggar hukum yg membawa
kerugian kpd seseorang lain, mewajibkan orang yg
karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
mengganti kerugian tersebut.
Pasal 1366 KUHPdt Setiap orang bertanggung jawab tidak saja utk
kerugian yg disebabkan karena perbuatannya,
tetapi juga untuk kerugian yg disebabkan karena
kelalaian atau kurang hati-hatinya
Pasal 1367 KUHPdt Seorang tidak saja bertanggung jawab utk kerugian
yg disebabkan karena perbuatannya sendiri, ttp
juga utk kerugian yg disebabkan karena perbuatan
orang-orang yg menjadi tanggungannya, atau
disebabkan oleh barang-barang yg berada di
bawah pengawasannya.

Landasan Hukum Rumah Sakit


UU Nomor 44 Tahun 2009 Ttg Rumah sakit
Pasal 30 - 35 UU Kesehatan ttg fasilitas alat dan/atau tempat utk penyelenggaraan yankes
kesehatan (promotif, prevnetif, kuratif, rehabilitatif)

Pasal 46 Tanggung Jawab Hukum Rumah Sakit RS bertanggung jawab kepada hukum terhadap
semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian
yang dilakukan oleh tenaga kerja di RS

Hukum Forensik
Pasal 133 KUHAP ayat (1) ttg Kewajiban dokter Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
untuk membuat keterangan ahli menangani seorang korban baik luka,
penganianyaan atau mati diduga karena peristiwa
tindak pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kedokteran
kehakiman atau dokter atau ahli lainnya.

Pasal 184 KUHAP ayat (1): Alat bukti yang syah adalah :
- Keterangan saksi
- Keterangan ahli
- Surat
- Petunjuk
- Ket. terdakwa

Pasal 6 bKUHAP ayat(2) (1), kategori penyidik adalah Pejabat Polisi Negara
PP 27 Tahun 1983 RI yang diberi wewenang khusus oleh UU dgn
pangkat serendah-rendahnya Pembantu Letnan
dua (sekarang Ajun Inspektur Dua). Sedangkan
penyidik pembantu berpangkat serendah-
rendahnya Sersan dua (sekarang Brigadir dua). Bila
suatu Kepolisian Sektor tidak ada berpangkat
bintara, maka dibawah Pembantu letnan dua
dikategorikan sebagai penyidik.

Pasal 133 KUHAP ayat (1) :


Yang berwenang melakukan pemeriksaan
forensik yang menyangkut tubuh manusia dan
membuat keterangan ahli adalah :
- dokter ahli kedokteran kehakiman (forensik)
- dokter
- ahli lainnya.
Ayat (2):
Permintaan keterangan ahli sbgmana dimaksud
ayat (1), dilakukan secara tertulis, yang dalam srt
tsb disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan
luka atau pemerikasaan mayat atau bedah mayat.
Ayat (3) :
Mayat yg dikirim kpd kedokteran kehakiman atau
dokter harus diperlakukan dengan baik dgn penuh
penghormatan thd mayat tsb dan diberi label,
dilak dan dengan diberi cap jabatan yg dilekatkan
pd ibu jari kaki atau bag lain badan mayat.

Visum et Repretum
Staatsblad(Lembaran Negara) No 350 Tahun 1937 VeR adalah suatu Keterangan tertulis yang dibuat
pasal 1 dan 2 oleh dokter atas sumpah atau janji tentang apa
yang dilihat pada benda yang diperiksanya yang
mempunyai daya bukti dalam perkara pidana
Pasa 186 KUHAP Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli
nyatakan didepan sidang.
Pasal 184 KUHAP ayat c Surat keterangan dari seorang ahli yg memuat
pendapat berdasarkan keahliannya mengenai
suatu hal atausuatu keadaan yang diminta secara
resmi daripadanya.
Pasal 120 KUHAP (1) Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia
dapat meminta pendapat orang ahli atau
orang yang memiliki keahlian khusus
(2) Ahli tersebut mengangkat sumpah atau
mengucapkan janji dimuka penyidik bahwa
ia akan memberikan keterangan menurut
pengetahuannya yang sebaik-baiknya
kecuali bila disebabkan karena harkat
serta martabat, pekerjaan atau jabatannya
yang mewajibkan ia menyimpan rahasia
dapat menolak untuk memberikan
keterangan yang diminta
Pasal 134 KUHAP (1) Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk
kepentingan pembuktian bedah mayat
tidak mungkin lagi dihindari, penyidik
wajib memberitahukan terlebih dahulu
kepada keluarga korban
(2) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik
wajib menerangkan dengan sejelas-
jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu
dilakukannya pembedahan tersebut
(3) Apabila dalam waktu 2 hari tidak ada
tanggapan apapun dari keluarga atau
pihak yang perlu diberitahu tidak
ditemukan, penyidik segera melaksanakan
ketentuan sebagaimana dimaksud dlm
pasal 133 ayat (3) undang-undang ini
Aspek Hukum Medical Human Research
Pasal 42 UU Kesehatan  Teknologi & produk tekhnologi kesehatan
diadakan, diadakan, diteliti,
diedarkan,dikembangkan, dan
dimanfaatkan bagi kesehatan masyarakat

 Utk mencegah, mendeteksi, meringankan


penderitaan, menyembuhkan,
memperkecil komplikasi, memulihkan
kesehatan

Pasal 44 UU Kesehatan Dlm mengembangkan tekhnologi dpt dilakukan uji


coba tekhnologi atau produk tekhnologi trhadap
manusia atau hewan

Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1995 Ttg Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
(Litbangkes)

UU PRADOK
Konsil Kedokteran Indonesia
Pasal VI FUNGSI :

- PENGATURAN

- PENGESAHAN

- PENETAPAN

Pasal VII TUGAS :

- REGISTRASI

- MENGESAHKAN STANDART PENDIDIKAN

- PEMBINAAN
Pasal VIII Wewenang :
- MENYETUJUI / MENOLAK REGISTRASI

- MENERBITKAN / MENCABUT SURAT

REGISTRASI
- MENGESAHKAN STANDART KOMPETENSI

- MELAKUKAN PENGUJIAN

- MENGESAHKAN CABANG ILMU KEDOKTERAN

- PEMBINAAN

- PENCATATAN DOKTER YANG DIBERI SANKSI

Persetujuan Tindakan Kedokteran


Pasal 45 1. WAJIB MENDAPAT PERSETUJUAN
2. WAJIB MEMBERI PENJELASAN SECARA
LENGKAP
3. PENJELASAN MELIPUTI DIAGNOSA :
- DIAGNOSA DAN TATA CARA
- TUJUAN TINDAKAN
- ALTERNATIF TINDAKAN
- RESIKO DAN KOMPLIKASI
- PROGNOSA
4. PERSETUJUAN DAPAT LISAN / TERTULIS
Rekam Medis
Pasal 46 REKAM MEDIS BERSIFAT

- WAJIB

- SEGERA DIBUAT SETELAH SELESAI


PELAYANAN

- DIBUBUHI TANDA TANGAN, NAMA DAN


WAKTU
Pasal 47 REKAM MEDIS

- DOKUMEN MILIK RS / DOKTER

- HARUS DISIMPAN / DIJAGAKERAHASIAANNYA

Rahasia Kedokteran
Pasal 48 KEWAJIBAN DOKTER

- WAJIB SIMPAN RAHASIA

- DAPAT DIBUKA UNTUK :

a. KEPENTINGAN KESEHATAN PASIEN

b. PERMINTAAN PASIEN SENDIRI


c. PENEGAKAN HUKUM
Hak dan Kewajiban Dokter
Pasal 50 HAK DOKTER

- MEMPEROLEH PERLINDUNGAN HUKUM

- MEMBERIKAN PELAYANAN SESUAI

STANDAR

- MEMPEROLEH INFORMASI YANG LENGKAP

DARI PASIEN

- MENERIMA JASA
Pasal 51 KEWAJIBAN DOKTER

- MEMBERI PELAYANAN SESUAI STANDAR

- MERUJUK PASIEN

- SIMPAN RAHASIA

- PERTOLONGAN DARURAT

- MENAMBAH ILMU
Hak dan Kewajiban Pasien
Pasal 52 HAK PASIEN

- MENDAPAT PENJELASAN YANG LENGKAP

- MEMINTA PENDAPAT DOKTER LAIN.

- MENDAPATKAN PELAYANAN SESUAI

KEBUTUHAN

- MENOLAK TINDAKAN MEDIS

- MENGETAHUI ISI REKAM MEDIS

Pasal 53 KEWAJIBAN PASIEN

- MEMBERI INFORMASI YANG LENGKAP

DAN JUJUR

- MEMATUHI NASEHAT
- MEMATUHI KETENTUAN YANG BERLAKU

- MEMBERIKAN IMBALAN

You might also like