Professional Documents
Culture Documents
1.2 ETIOLOGI
Menurut Sarwono (2005), Bayi Berat Lahir Sangat Rendah disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu :
1) Faktor ibu :
Penyakit : Toxemia gravidarum (keracunan kehamilan), perdarahan ante
partum, trauma fisik atau psikologis, nefritis akut (peradangan
ginjal), diabetes mellitus.
Usia ibu : Kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun, multigravida
dengan jarak kehamilan dekat.
Keadaan sosial ekonomi rendah.
2) Faktor janin :
Hidramnion, gemeli, kelainan kromosom
3) Faktor lingkungan :
Radiasi, tinggal di dataran tinggi, zat racun.
1.4 PATOFISIOLOGI
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada
masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkankan
asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien), proses ini
dianggap sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar
lerjadi “Primary gasping” yang kemudian akan berlanjut dengan pernafasan. Bila
terdapat gangguan pertukaran gas/pengangkutan O2 selama kehamilan persalinan
akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel
tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan
gangguan fungsi ini dapat reversibel/tidak tergantung kepada berat dan lamanya
asfiksia
Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnu (Primary apnea)
disertai dengan penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan
memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan
teratur. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi
selanjutnya berada dalam periode apnu kedua (Secondary apnea).Pada tingkat ini
ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah. Disamping adanya perubahan
klinis, akan terjadi pula gangguan metabolisme dan pemeriksaan keseimbangan
asam basa pada tubuh bayi.
1. Hipotermi
c. Malas minum
2. Hipoglikemi
d. Keringat dingin
3. Ikterus/hiperbilirubin
c. Kejang
d. Kemampuan menghisap menurun
e. Letargi
5. Infeksi/sepsis
Infeksi pada BBLSR dapat terjadi bila ada riwayat ibu demam sebelum dan
selama persalinan, ketuban pecah dini, persalinan dengan tindakan,
terjadinya asfiksia saat lahir dll. Tanda terjadinya infeksi pada BBLSR
antara lain :
e. Letargi
g. Kejang
6. Gangguan permafasan
a) Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis
lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
c) Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum
memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan,
sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi
yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan
pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi
terhadap pernafasan lebih mudah.
d) Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR,
akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2 yang diberikan
sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi O2 yang tinggi
dalam masa yang panjang akan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina
bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
e) Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang
berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap
infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus,
cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi, memakai masker, gunakan
gaun/jas, lepaskan semua asessoris dan tidak boleh masuk kekamar bayi dalam
keadaan infeksi dan sakit kulit.
III. ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 PENGKAJIAN
a. Anamnesis
b. Riwayat Maternal
c. Umur ibu dalam resiko kehamilan ( < 16 thn atau > 35 thn)
d. Kehamilan ganda ( gemeli)
e. Status ekonomi rendah, malnutrisi dan ANC kurang
f. Adanya riwayat kelahiran prematur sebelumnya
g. Infeksi: TORCH, penyakit kelamin dll
h. Kondisi kehamilan: toksemia gravidarum, KPD, plasenta previa dll
i. Penggunaan Narkoba, alkohol, rokok
j. Riwayat Kelahiran
k. APGAR SKORE
INTERVENSI
Dx 1): Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neomuskular
NOC:
1. Pola nafas efektif,
2. RR 30–60 x/menit,
3. sianosis (-),
4. sesak (-),
5. ronkhi (-),
6. wheezing (-).
NIC:
1. Observasi pola nafas
2. Observasi frekuensi dan bunyi nafas
3. Observasi adanya sianosis
4. Monitor dengan teliti hasil px. Gas darah
5. Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien
6. Kolaborasi
Dx II: Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu
tubuh dan berkurangnya lemak subcutan dalam tubuh
NOC:
1. Suhu tubuh normal suhu 36-37 C
2. kulit hangat
3. sianosis (-)
4. ekstrimitas hangat
NIC:
1. Observasi tanda2 vital
2. Tempatkan bayi pada inkubator
3. Kontrol temperatur dalam inkubator sesuai kebutuhan
4. Hindari bayi dari pengaruh yg dapat menurunkan suhu tubuh
5. Monitor tanda2 hipertermi
6. Ganti pakaian setiap basah
7. Observasi adanya sianosis
Dx III: Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi)
NOC:
1. Tidak terjadi infeksi
2. suhu 36-37 C
3. tidak ada tanda infeksi
4. leukosit 5000 – 10.000
NIC:
1. Kaji tanda2 infeksi
2. Isolasi bayi dengan bayi lain
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
4. Gunakan masker setiap kali kontak dengan bayi
5. Cegah kontak dengan orang yang terinfeksi
6. Pastikan semua perawatan yang kontak dengan bayi dalam keadaan bersih/steril.
Dx IV: Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan
tubuh untuk mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna)
NOC:
1. Nutrisi terpenuhi
2. refleks hisap dan menelan baik
3. muntah (-)
4. kembung (-)
5. BAB lancar
6. BB meningkat 15 gr/hr
7. turgor elastis
NIC:
1. Observasi intake dan output
2. Observasi refleks hisap dan menelan
3. Beri minum sesuai program
4. Pasang NGT bila refleks menghisap dan menelan tidak ada
5. Monitor tanda2 intoleransi terhadap nutrisi parenteral
6. Kaji kesiapan ibu untuk menyusu
7. Timbang BB setiap hari
DAFTAR PUSTAKA
Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, 2007.Buku acuan nasional pelayanan kesehatan
http://fajarnoverdi.blogspot.com/2012/03/berat-badan-lahir-rendah-bblr.html
www. Pediatric.com
http://holisoh.wordpress.com/2010/07/28/laporan-pendahuluan-bblr/