You are on page 1of 20

KONSEP PROSES KEPERAWATAN

Disusun Oleh : Kelompok 5

1. Annisa Wulandari

2. Nadiya Ayu Nopihartati

3. Repal Mahendra

4. Selverida Boru Gultom

Dosen Pembimbing : Ns Rahma Annisa , S.Kep., M.Kep

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini,

dengan judul Konsep Proses Keperawatan.

Dalam penulisan Makalah ini Kami tidak henti-hentinya mengucapkan

banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan

Makalah ini dengan tujuan memberikan informasi Konsep Proses Keperawatan.

Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh

dari kesempurnaan sebagaimana pepatah “Tak ada gading yang tak retak”. Oleh

karenanya kami membuka tangan selebar-lebarnya guna menerima saran dan

kritik membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami mengharapkan agar makalah ini dapat berguna bagi

pembaca.

Bengkulu, Februari 2018


BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Proses keperawatan memberikan panduan sistematis atau metode untuk
membantu peserta didik atau perawat mengembangkan pola berfikir yang
mengarah pada penelitian klinis yang tepat. Penyusunan proses keperawatan
dilakukan sebagai alat pengajaran untuk membantu peserta didik belajar
keterampilan berfikir kritis untuk praktek keperawatan. Proses keperawatan
mengarah peserta didik dan praktisi dalam menerapkan pengetahuan yang
mendasar ke dalam praktik. Proses keperawatan digunakan untuk membantu
perawat melakukan praktik keperawatan secara sistematis dalam memecahkan
masalah keperawatan. Dengan metode ini, perawat dapat mendemonstrasikan
tanggung gugat pada klien, sehingga kualitas praktek keperawatan dapat
ditingkatkan. Asuhan keperawatan pada klien, keluarga dan komunitas, serta
merupakan metode yang efisien dalam membuat keputusan klinik, serta
pemecahan masalah baik aktual maupun potensial dalam mempertahankan
kesehatan.
Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan
utama dimana setiap rumah sakit bertanggung gugat terhadap penerima jasa
pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan kesehatan yang
diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari penerima jasa pelayanan
tersebut. Disamping itu, penekanan pelayanan kepada kualitas yang tinggi tersebut
harus dapat dicapai dengan biaya yang dapat dipertanggung-jawabkan (Prof. Elly
Nurachmah, 2001).
Dengan demikian, semua pemberi pelayanan ditekan untuk menurunkan biaya
pelayanan namun kualitas pelayanan dan kepuasan klien sebagai konsumen masih
tetap menjadi tolak ukur (“benchmark”) utama keberhasilan pelayanan kesehatan
yang diberikan (Miloney, 2001).
Para penerima jasa pelayanan kesehatan saat ini telah menyadari hak-haknya
sehingga keluhan, harapan, laporan, dan tuntutan ke pengadilan sudah menjadi
suatu bagian dari upaya mempertahankan hak mereka sebagai penerima jasa
tersebut. Oleh karena itu industri jasa kesehatan menjadi semakin merasakan
bahwa kualitas pelayanan merupakan upaya kompetentif dalam rangka
mempertahankan eksistensi pelayanan tersebut.
Selayaknya industri jasa pelayanan menaruh perhatian besar dan menyadari
bahwa kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan pula oleh kualitas
berbagai komponen pelayanan termasuk keperawatan dan sumber daya
manusianya.
Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang
perawat Muslim pertama yaitu Siti Rufaida pada jaman Nabi Muhammad S.A.W
selalu berusahan memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan
tanpa membedakan apakah kliennya kaya atau miskin.
Demikian pula Florence Nightingale pada tahun 1858, telah berupaya
memperbaiki kondisi pelayayanan keperawatan yang diberikan kepada serdadu
pada perang Krimen. Dengan terjadinya perubahan diberbagai aspek kehidupan
keperawatan pada saat ini telah berkembang menjadi suatu profesi yang memiliki
keilmuan unik yang menghasilkan peningkatan minat dan perhatian diantara
anggotanya dalam meningkatkan pelayanannya.
Tim pelayanan keperawatan memberikan pelayanan kepada klien sesuai
dengan keyakinan profesi dan standar yang ditetapkan. Hal ini ditujukan agar
pelayanan keperawatan yang diberikan senantiasa merupakan pelayanan yang
aman serta dapat memenuhi kebutuhan dan harapan klien.
Asuhan keperawatan yang bermutu dan dapat dicapai jika pelaksanaan asuhan
keperawatan dipersepsikan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh para
perawat dalam memperlihatkan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh
perawat dalam memperlihatkan haknya untuk memberikan asuhan yang
manusiawi, aman, serta sesuai dengan standar dan etika profesi keperawatan yang
berkesinambungan dan terdiri dari kegiatan pengkajian, perencanaan,
implementasi rencana, dan evaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan.
Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik
keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan
menggunakan metode ini, perawat dapat mendemonstrasikan tanggung gugat dan
tanggung jawab pada klien, sehingga kualitas praktik keperawatan dapat
ditingkatkan.
Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan
keperawatan kepada klien, keluarga dan komunitas, serta merupakan metode yang
efisien dalam membuat keputusan klinik, serta pemecahan masalah baik aktual
maupun potensial dalam mempertahankan kesehata

b. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keperawatan dan proses keperawatan?
2. Bagaimana proses keperawatan sebagai metode ilmiah?
3. Apakah tujuan dari proses keperawatan?
4. Bagaimana tahapan proses keperawtatan ?
5. Apakah manfaat dari proses keperawatan?
6. Bagaimana perbandingan proses keperawatan dengan proses medis?
7. Bagaimana karakteristik proses keperawatan ?

c. Tujuan Masalah
1. Mengetahui keperawatan dan proses keperawatan
2. Mengetahui proses keperawatan sebagai metode ilmiah
3. Mengetahui tujuan dari proses keperawatan
4. Mengetahui tahapan proses keperawtatan
5. Mengetahui manfaat dari proses keperawatan
6. Mengetahui perbandingan proses keperawatan dengan proses medis
7. Mengetahui karakteristik proses keperawatan
BAB 2
PEMBAHASAN

a. Keperawatan dan proses keperawatan


1. Keperawatan
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam
maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku”. Jadi dari pengertian perawattersebut dapat artikan bahwa seorang
dapat dikatakan sebagai perawat dan mempunyai fungsi dan peran sebagai
perawat manakala yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa dirinya telah
menyelesaikan pendidikan perawat baik diluar maupun didalam negeri yang
biasanya dibuktikan dengan ijazah atau surat tanda tamat belajar. Dengan kata lain
orang disebut perawat bukan dari keahlian turun temurun, malainkan dengan
melalui jenjang pendidikan perawat.
Menurut hasil Lokarya Keperawatan Nasional Tahun 1983 yang disebut
dengan pengertian keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik yang
sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus hidup manusia.
Keperawatan juga dapat dipahami sebagai pelayanan / asuhan
keperawatan profesional yang bersifat humanistik, menggunakan pendekatan
holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang berorientasi pada
kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standar profesional keperawatan dan
menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama.
Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual,
interpersonal, kemampuan teknis, dan moral. Hal ini dapat ditempuh dengan
meningkatkan kualitas perawat melalui pendidikan lanjutan pada program
pendidikan Ners
Keperawatan merupakan suatu profesi yang difokuskan pada perawatan
individu, keluarga, dan komunitas dalam mencapai, memelihara, dan
menyembuhkan kesehatan yang optimal dan berfungsi. Definisi modern mengenai
keperawatan didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan suatu seni yang
memfokuskan pada mempromosikan kualitas hidup yang didefinisikan oleh orang
atau keluarga, melalui seluruh pengalaman hidupnya dari kelahiran sampai asuhan
pada kematian.
Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 38 tahun 2014, definisi
keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Perawat
mengembangkan rencana asuhan keperawatan, bekerjasama dengan dokter,
terapis, pasien, keluarga pasien serta tim lainnya untuk fokus pada perawatan
penyakit dan meningkatkan kualitas hidup.
Keperawatan merupakan profesi yang dalam melaksanakan beberapa tindakan
kepada pasien harus dipisahkan dari medis. Perawat dalam menentukan atau
melaksanakan fungsinya sebagai perawat harus mengatur, menyesuaikan
lingkungan yang tidak adekuat yang diharapkan membantu klien menjadi baik
dalam memenuhi kebutuhannya (Florence Nightingale).

2. Proses Keperawatan
Proses perawatan merupakan suatu metode bagi perawat untuk Memberikan
asuihan keperawatan kepada klien. Beberapa pengertian proses kaparawatan
adalah sebagai berikut Suatu metoda pemberian asuhan keperawatan yang
sistematis dan rasional (Kozier, 1991).
Metoda pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan sistematis,
berfokus pada respon yang unik dari individu terhadap masalah kesehatan yang
actual dan potensial (Rosalinda,1986). Suatu aktifitas yang dinamika dan
berkelanjutan yang meliputi interaksi perawat klien dan proses pemecahan
masalah (Schultz dan Videbeck).
Proses keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan sistematik dan
terorganisir melalui enam langkah dalam mengenali masalah-masalah klien,
namun merupakan suatu metode pemecahan masalah baik secara episodic maupun
secara linier. Kemudian dapat dirumuskan diagnosa keparawatannya, dan cara
pemecahan masalah.
Banyak pakar telah merumuskan definisi dari proses keperawatan (Weitzel,
Marriner, Murray, Yura, Herber, dll). Secara umum dapat dikatakan bahwa proses
keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis, dalam melakuan
asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada
identifikasi dan pemecahan masalah dari respon pasien terhadap penyakitnya
(Tarwoto & Wartonah, 2004). Atau :
Proses keperawatan adalah : Suatu pendekatan sistematis untuk mengenal
masalah-masalah pasien dan mencarikan alternatif pemecahan masalah dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasien.
Proses Keperawatan Merupakan proses pemecahan masalah yang dinamis
dalam memperbaiki dan meningkatkan kesehatan pasien sampai ke tahap
maksimum.
Proses Keperawatan Terdiri dari 4 tahap : pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Atau, ada pula yang menterjemahkannya ke dalam 5
tahap : pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi
Adapun Proses keperawatan adalah suatu metode sistematis dan ilmiah yang
digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai atau
mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang optimal,
melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosa keperawatan ,penentuan rencana
keperawatan, melaksananakan tindakan keperawatan , serta evaluasi tindakan
keperawatan.
Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik
keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan
menggunakan metode ini, perawat dapat mendemonstrasikan tanggung gugat dan
tanggung jawab pada klien, sehingga kualitas praktik keperawatan dapat
ditingkatkan.
Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan
keperawatan kepada klien, keluarga dan komunitas, serta merupakan metode yang
efisien dalam membuat keputusan klinik, serta pemecahan masalah baik aktual
maupun potensial dalam mempertahankan kesehatan
Proses keperawatan merupakan istilah yang digunakan dalam menentukan
permasalahan klien, keluarga dan perawat agar dapat dipecahkan, di mana antara
perawatan dan pengobatan terjadi interaksi dalam menentukan masalah klien
(Hall).
Proses keperawatan merupakan sesuatu dalam mengkaji, mencapai keputusan,
melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan untuk memecahkan masalah serta
mengevaluasi (Johnson)
.Proses keperawatan sebagai alat untuk memecahkan masalah klien, keluarga
(Wiedenbach, 1963).

b. Proses keperawatan sebagai metode ilmiah


Pengertian Penerapan Proses Keperawatan menurut Yura dan Wals (1983)
suatu metodre yang sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat dalam
mencapai atau mempertahankan bio-psiko-sosio-spiritual yang optimal melalui
tahap pengkajian, identifikasi diagnotis keperawatan, penentuan rencana
keperawatan, implemetasi tindakan keperawatan, serta evaluasi.
Sementara menurut Carol V.A (1991) proses keperawatan adalah suatu metode
yang sistematis untuk mengakaji respon manusia terhadap masalah kesehatan dan
membuat rencana keperawatan yang bertujuan mengatasi masalah tesebut. Proses
keprawatan mendokumentasikan kontribusi perawat dalam menggurangi atau
mengatasi masalah kesehatan klien.
Berdasarkan Definisi tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan terkait dengan
proses keperawatan antara lain;
1. Proses keperawatan merupakan bagian integral dari praktik keperawatan yang
membutuhkan pertimbangan yang matang dalam pengambilan keputusan.
pengambilan keputusan ini harus dilandaskan pengetahuan dan penerapan ilmu
pengetahuan serta prinsip-prinsip Biologis,psikologis, sosial dan spiritual
2. Proses keperawatan adalah, suatu metode yang terorganisir dan sistematis
dalam pemberian asuhan keprawatan kepada klien, yang berfokus pada respon
manusia-baik sebagai individu, keluarga, maupun masyarakat-karena adanya
ganguan kesehatan aktual maupun potensial
3. Proses keperawatan dilakukan secara sistematis dan ilmiah sesuai dengan
kondisi klien, baik dalam keadaan sehat maupun sakit, yang mengacu pada
teori dan konsep keperawatan.
4. Proses keperawatan dikatakan sebagai proses atau metode ilmiah, karena
merupakan suatu upaya untuk melaksakan hal tertentu yang umumnya
mencakup beberapa langkah guna mencapai satu hasil. langkah atau tahapan
pada proses perawatan meliputi pengakjian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, implementasi tindakan keperawatan, dan evaluasi.

c. Tujuan dari proses keperawatan


1. Menggunakan metode pemecahan masalah.
Proses keperawatan memungkinkan perawat mengidentifikasi seluruh yang
dibutuhkan klien.Identifikasi masalah keperawatan yang ada merupakan dasar
bagi perawat untuk memecahkan desain pemecahan masalahnya.Tindakan
terhadap klien yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada
klien.
2. Menggunakan standar untuk praktik keperawatan.
Diperlukan untuk menjaga mutu asuhan yang diperlukan untuk klien.Standar
ini sangat penting untuk menjamin bahwa klien telah mendapatkan pelayanan
yang memadai.
3. Memperoleh metode yang baku dan sesuai, rasional, dan sistematis.
Desain rencana tindakan keperawatan dalam pendekatan proses keperawatan
slalu ditetapkan berdasarkan prinsip-prinsip yang ilmiah/rasional. Efek samping
setiap tindakan yang akan dilakukan akan dipertimnbangkan dan dikomunikasikan
pada klien dan keluarganya. Karena sifatnya yang ketergantungan menjadi
kienerja perawat menjadi rapi, terstruktur, setiapa langkah saling berurutan, dan
tidak dapat ditinggalkan.

4. Memperoleh metode yang dapat dipakai dalam segala situasi.


Sifat proses keperawatan yang fleksibel memungkinkan dipakainya pendekatan
ini. Proses keperawatan (darurat) dapat berlangsung secara imajiner kemudian
pencatatan dilakukan setelah tindakan selesai. Sebaliknya untuk kasus biasa
proses harus mengikuti alur pendokumentasian yang lazim.
5. Mempunyai hasil asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi.
Hasil asuhan bergantung pada sejauh mana masalah yang terjadi, kemudian
dari masalah yang timbul bagaimana desain perencanaan yang ditetapkan dapat
membantu mencegah atau mengurangi atau mengatasinya.

d. Tahapan proses keperawatan


Komponen Dalam Proses Keperawatan
1. Tahap Pengkajian
Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan
subjektif dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga,
masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane, 1997)
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain:
Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan
cara memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, sosialkultural, dan spiritual
yagn bisa mempengaruhi status kesehatannya.Mengumpulkan semua informasi
yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini bahkan bahkan sesuatu yang
berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat suatu database yang
lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat-klien selama berinteraksi dan
sumber yang lain. (Gordon, 1987;1994 )Memahami bahwa klien adalah sumber
informasi primer.Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang
yang berperan penting dan catatan kesehatan klien.
Metode pengumpulan data meliputi :
a. Melakukan interview/wawancara.
b. Riwayat kesehatan/keperawatan
c. Pemeriksaan fisik
d. Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta
catatan kesehatan (rekam medik)
2. Tahap Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk
membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses
berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam
medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.
The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 1992)
mendefinisikan diagnosa keperawatan semacam keputusan klinik yang mencakup
klien, keluarga, dan respon komunitas terhadap sesuatu yang berpotensi sebagai
masalah kesehatan dalam proses kehidupan.
Dalam membuat diagnosa keperawatan dibutuhkan ketrampilan klinik yang
baik, mencakup proses diagnosa keperawatan dan perumusan dalam pembuatan
pernyataan keperawatan.
Proses diagnosa keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan
menjamin keakuratan diagnosa dari proses keperawatan itu sendiri. Perumusan
pernyataan diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu mempunyai
pengetahuan yang dapat membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko, dan
potensial dalam diagnosa keperawatan.
3. Tahap Perencanaan
Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang
dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan, atau mengurangi masalah-masalah
klien.
Didalam tahap perencanaan terdapat kegiatan yakni penentuan prioritas
diagnosis yang dapat di ukur dengan berdasarkan tingkat kegawatan atau
mengancam jiwa (tinggi, sedang, dan rendah), berdasarkan kebutuhan Maslow
(fisiologis, keamanan dan keselamatan, mencintai dan dicintai, kebutuhan harga
diri, dan kebutuhan aktualisasi diri).
Adapun tipe instruksi perawatan dalam rencana tindakan adalah sebagai
berikut:
a. Tipe diagnostik
b. Tipe terapeautik
c. Tipe penyuluhan
d. Tipe rujukan
4. Tahap Pelaksanaan
Komponen implementasi dari proses keperawatan mempunyai lima tahap,
yaitu:
a. Mengkaji Ulang Klien
b. Menelaah dan Memodifikasi Rencana Asuhan yang Ada
c. Mengidentifikasi Area Bantuan
d. Mengimplementasikan Intervensi Keperawatan
e. Mengkomunikasikan Intervensi
5. Tahap Evaluasi
Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini
perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil
atau gagal. (Alfaro-LeFevre, 1994) Perawat menemukan reaksi klien terhadap
intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi
sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima.Perencanaan merupakan dasar
yang mendukung suatu evaluasi. Menetapkan kembali informasi baru yang
diberikan kepada klien untuk mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan,
tujuan, atau intervensi keperawatan. Menentukan target dari suatu hasil yang ingin
dicapai adalah keputusan bersama antara perawat dank lien (Yura & Walsh,
1988) Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri.
Proses evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan rencana
asuhan keperawatan., termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan
keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan keperawatan, dan
pengetahuan konsep teladan dari keperawatan.

e. Manfaat dari proses keperawatan


1. Meningkatkan layanan mutu keperawatan
Proses keperawatan merupakan metode sistematis yang menjadi panduan bagi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Jika setiap perawat dapat
menggunakan proses keperawatan dengan benar dan tepat, ini akan meningkatkan
mutu layanan keperawatan. Melalui proses keperawatan, setiap perawat bertindak
secara profesional sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.

2. Meningkatkan citra profesi keperawatan


Melalui penerapan proses keperawatan, mutu layanan keperawatan dapat di
tingkatkan. Ini merupakan salah satu upaya promosi yang paling efektif, tepat, dan
langsung untuk mengubah persepsi masyarakat dan profesi lain tentang profesi
keperawatan. Pencitraan negatif yang dituduhkan terhadap profesi keperawatan
salah satunya disebabkan oleh perilaku perawat diposisikan bukan sebagai suatu
profesi yang profesional, melainkan sebagai pembantu profesi lain, yakni
kedokteran. Ini merupakan penyebab lain dari citra negatif keperawatan. Hingga
saat ini, pencitraan semacam itu masih sering terlontar, terutama dari profesi non-
keperawatan.Oleh sebab itu, sudah menjadi tanggung jawab bersama dari profesi
keperawatan untuk mengubah citra tersebut. Ini bisa dilakukan melalui
peningkatan kualitas layanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan yang benar dan tepat.
3. Mengambarkan otonomi dan tanggung jawab perawat
Proses keperawatan memberi arah bagi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan, mulai dari pengkajian sampai evaluasi. Salah satu komponen proses
keperawatan yang penting adalah perencanaan tindakan keperawatan. Pada tahap
ini, perawat memiliki otonomi yang penuh dalam merencanakan tindakan
keperawatan bagi klien. Itu berarti perawat melaksanakan intervensi keperawatan
kepada klien bukan didasarkan atas instruksi dari profesi lain. Selain itu, melalui
proses keperawatan, profesi lain akan mengetahui apa yang akan menjadi
kewenangan dan tanggung jawab perawat. Lebih lanjut, tahap evaluasi dari proses
keperawatan merupakan suatu mekanisme kontrol yang mencerminkan tanggung
jawab perawat terhadap asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.
4. Mengembangkan keterampilan teknis dan intelektual perawat
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat sebaiknya tidak
terjebak pada kegiatan yang sifatnya rutinitas. Dikhawatirkan ini akan
menghambat perkembangan kemampuan intelektual dan teknis perawat sebab
perawat bekerja ibarat robot. Seperti kita ketahui, proses keperawatan merupakan
kerangka berfikir secara kritis, logis, dan sistematis, serta kerangka bertindak
secara etis dan rasional kepada klien. Penerapan proses keperawatan yang baik
dan benar akan mengembangkan kemampuan tersebut.
5. Meningkatkan rasa solidaritas dan rasa kesatuan perawat
Proses keperawatan dilakukan secara berkesinambungan dan komprehensif.
Proses keperawatan dapat berfungsi sebagai media komunikasi antar-perawat
sehingga akan tercipta rasa kebersamaan. Manfaat yang lebih besar adalah terbina
dan terpeliharanya kesatuan dan persatuan diantara perawat.
6. Menghasilkan praktik keperawatan yang profesional
Penerapan proses keperawatan didasarkan pada metode ilmiah, bukan pada
intuisi semata. Penerapan proses keperawatan menunjukkan ciri-ciri
profesionalisme, diantaranya mengutamakan kepentingan klien (client oriented),
menggunakan pengetahuan ilmiah, serta menunjukkan tanggung jawab dan
tanggung gugat dalam melaksanakan praktik keperawatan. Jika perawat bertindak
dan berprilaku secara profesional, masyarakat dan profesi lain akan menilai dan
mengakui perawat sebagai tenaga professional

f. Perbandingan proses keperawatan dengan proses medis


NO PROSES KEPERAWATAN PROSES MEDIS
PENGKAJIAN : Mengumpulkan data dari PENGKAJIAN
Riwayat keperawatan Riwayat medis
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik
Tinjauan catatan & hasil-hasil Test diagnostik
pemeriksaan diagnostik Tinjauan literatur
Konsultasi dengan anggota tim kesehatan
yang lain
Tinjauan literatur yang relevan
ANALISIS / DIAGNOSIS KEP. DIAGNOSIS MEDIS
Analisis data Organisasi data
Identifikasi masalah Analisis & interpretasi data
Fromulasi dengan keperawatam Formulasi dengan medis
PERENCANAAN PERENCANAAN
Prioritas masalah keperawatan Menyusun prioritas
Merumuskan tujuan dan kriteria evaluasi Merumuskan tujuan untuk
Menulis rencana keperawatan terapi
Mendelegasikan aktivitas keperawatan Menulis rencana terapi
IMPLEMENTASI IMPLEMENTASI
Strategi sebelum implementasi Interaksi dokter
Implementasi Terapi medis
Strategi setelah implementasi Rujukan-rujukan
EVALUASI EVALUASI
Mengumpulkan data tentang respon klien Menetapkan keberhasilan
Bandingkan tingkat keberhasilannya terapi medis
Memastikan keberhasilan tindakan Analisis variabel
Menganalisis variabel-variabel yang Memperbaiki rencana
mempengaruhi hasil terapi
Memodifikasi rencana asuhan
keperawatan

g. Karakteristik proses keperawatan


1. Tujuan : proses keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melalui suatu
tahapan dalam meningatkan kualitas asuhan keperawatan.
2. Sistematik : menggunakan suatu pendekatan yang terorganisir untuk mencapai
suatu tujuan-meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan menghindari
masalah yang bertentangan dengan tujuan pelayanan kesehatan / keperawatan.
3. Dinamik : proses keperawatan ditujukan dalam mengatasi masalah-masalah
kesehatan lien yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Proses
keperawatan ditujukan pada suatu perubahan respon klien yang diidentifikasi
melalui hubungan antara perawat dan klien.
4. Interaktif : dasar hubungannya adalah hubungan timbal balik antar perawat,
klien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
5. Fleksibel : dapat diadopsi pada praktik keperawatan dalam situasi apapun dan
bisa digunakan secara berurutan.
6. Teoritis : setiap langah dalam proses keperawatan selalu didasarkan pada suatu
ilmu yang luas, khususnya ilmu dan model keperawatan yang berlandaskan
pada filosofi keperawatan dan ditekankan pada aspek : humanisti, holistik dan
care.
Selain pendapat tersebut, Kozier menyebutkan bahwa proses keperawatan
mempunyai sembilan karakteristik antara lain:
1. Merupakan sistem yang terbuka dan fleksibel untuk memenuhi kebutuhan yang
unik dari klien, keluarga, kelompok dan komunitas.
2. Bersifat siklik dan dinamis, karena semua tahap-tahap saling berhubungan dan
berkesinambungan.
3. Berpusat pada klien, merupakan pendekatan individual dan spesifik untuk
memenuhi kebutuhan klien.
4. Bersifat interpersonal dan kolaborasi.
5. Menggunakan perencanaan.
6. Mempunyai tujuan.
7. Memperbolehkan adanya kreativitas antara perawat dengan klien dalam
memikirkan jalan keluar menyelesaikan masalah keperawatan.
8. Menekankan pada umpan balik, dengan melakukan pengkajian ulang dari
masalah atau merevisi rencana keperawatan.
9. Dapat diterapkan secara luas. Proses keperawatan menggunakan kerangka
kerja untuk semua jenis pelayanan kesehatan, klien dan kelompok.
Demikian juga dengan Craven dan Hirnle (2000), menurutnya proses
keperawatan sebagai pedoman untuk praktek keperawatan profesional,
mempunyai karakteristik:
1. Merupakan kerangka kerja dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada
individu, keluarga dan masyarakat.
2. Teratur dan sistematis.
3. Saling tergantung.
4. Memberikan pelayanan yang spesifik kepada individu, keluarga, dan
masyarakat.
5. Berpusat pada klien, menggunakan klien sebagai suatu kekuatan.
6. Tepat untuk diterapkan sepanjang jangka waktu kehidupan.
7. Dapat dipergunakan dalam semua keadaan.
Sedangkan Taylor (1993) menyatakan bahwa proses keperawatan bersifat
sistematis, dinamis, interpersonal, berorientasi kepada tujuan dan dapat dipakaii
pada situasi apapun.
Jadi dapat disimpulkan bahwa proses keperawatan adalah suatu cara
menyelesaikan masalah yang sistematis dan dinamis serta bersifat individual
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien sebagai manusia yang bersifat unik,
dan menekankan pada kemampuan pengambilan keputusan oleh perawat sesuai
dengan kebutuhan klien.
BAB 3
PENUTUP

a. Kesimpulan
Proses keperawatan adalah aktifitas yang mempunyai maksud yaitu praktik
keperawatan yang dilakukan secara sistematik. Selama melakukan proses
keperawatan, perawat menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk
mengkaji status kesehatan klien, membuat penilaian yang bijaksana dan
mendiagnosa, mengidentifikasi hasil akhir kesehatan klien dan merencanakan,
menerapkan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang tepat guna mencapai
hasil akhir tersebut. Proses keperawatan juga memiliki manfaat dan tujuan yaitu
Komponen Dalam Proses Keperawatan:Tahap Pengkajian Tahap Diagnosa
Keperawatan Tahap Perencanaan Tahap Pelaksanaan Tahap Evaluasi.
Karakteristik Tujuan : proses keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melalui
suatu tahapan dalam meningatkan kualitas asuhan keperawatan adapun
karakteristiknya meliputi Sistematik Dinamik Interaktif Fleksibel Teoritis.

b. Saran
1. Perawat harus memiliki kemampuan professional dalam melaksanakan
pengkajian,karena pengkajian data merupakan dasar utama dari pelaksanaan
proses keperawatan.
2. Pengkajian keperawatan harus dilakukan secara sistematis untuk memperoleh
data akurat.
3. Dalam menentukan diagnose harus disesuaikan dengan kebutuhan klien.
4. Data yang diperoleh harus akurat dan bukan kesimpulan peraat.
5. Perawat tidak boleh langsung membuat keputusan tentang kondisi klien.
DAFTAR PUSTAKA

http://nursingbegin.com/Proses-keperawatan/

http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-proses keperawatan/

http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/karakteristik-proses keperawatan/

http://syamslaluceria27.blogspot.com/2011/01/tujuan,manfaatproseskeperawatan.

html

https://efikusdian.wordpress.com/2016/04/24/proses-keperawatan/

https://www.scribd.com/doc/24505136/KONSEP-PROSES-KEPERAWATAN

https://www.kompasiana.com/.../konsep-dasar-keperawatan-asuhan-keperawatan-

taha...

You might also like