You are on page 1of 6

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH : PENJAMINAN MUTU


FASILITATOR : Rini Rachmawaty, S.Kep.,Ns.,MN., PhD (RR)

1.

2.

3.
SYANTI D TAMHER (C012171045)
RENI ASTUTI MR (C012171029)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
STANDAR MUTU, METODE, TOOL/INSTRUMEN
PADA PELAYANAN UNIT ICU DAN RAWAT JALAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit umum daerah kota Makassar adalah rumah sakit kelas B dengan klasifikasi ruang

perawatan sesuai standar rumah sakit kelas B. Saat ini RSUD kota Makassar sudah melalui akreditasi Kars

versi 2012 dengan penilaian paripurna dimana standar mutu yang digunakan berdasarakan Standar

Pelayanan Minimal tahun 2008 dan Standar Mutu Akreditasi Kars versi 2012.

B. TUJUAN

Mengidentifikasi standar mutu, metode, tools/instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur mutu

di RSUD kota Makassar di ruangan ICU dan Rawat Inap Edelweis


C. METODE
Adapun metode yang digunakan untuk mengidentifikasi standar mutu, metode dan instrument dengan

cara wawancara tidak terstruktur, observasi dan telaah dokumen


D. HASIL
Dari hasil identifikasi standar mutu, metode dan instrument yang digunakan didapatkan yaitu :
1. Ruang rawat ICU
a. Standar mutu mengacu dari standar pelayanan minimal DepKes 2008
Indikator-indator yang digunakan yaitu
Input :
Pemberi pelayanan sesui kelas RS dan standar ICU
Ketersediaan fasilitas dan peralatan ruang ICU sesui kelas RS dan standar ICU
Ketersediaan tempat tidur dengan monitoring dan ventilator sesui kelas RS dan standar ICU
Proses:
Kepatuhan terhadap hand hygiene 100%
Kejadian infeksi nosokomial < 2,1 %
Output:
Pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam < 3%
Outcome :

Kepuasan pelanggan > 70% ( tidak ada instrument yang digunakan hanya berupa saran dari

konsumen yang di masukkan di kotak saran)


b. Standar mutu berdasarkan Akreditasi Kars versi 2012
Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
 Ketepatan identifikasi pasien
Terapasang gelang identitas pada pasien
Identifikasi dilakukan pada saat tindakan ke pasien
SPO identifikasi tidak tersedia di ruang rawat ICU
Tidak ada instrument yang digunakan untuk menilai kepatuhan perawat melakukan

identifikasi pada pasien hanya sebatas pengawasan oleh kepala ruangan.


 Komunikasi efektif
Menggunakan teknik SBAR saat operan serta komunikasi kepada tenaga kesehatan lainnya.

Konfirmasi menggunakan TBAK yang terdokumentasi pada catatan terintegrasi.


Metode digunakan dengan cara observasi pengisian status pasien oleh kepala ruangan.
SPO komunikasi efektif tidak tersedia
 Peningkatan keamanan terhadap obat-obat yang perlu diwaspadai
Penggunaan label pada obat-obat high alert
Ada instrument evaluasi penggunaan obat sedasi dan high Alert
Metode observasi dan pengumpulan data.
SPO penanganan obat-obat high Alert tidak tersedia
 Tepat lokasi tepat prosedur tepat pasien operasi
Tidak ada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi pada ruangan ICU
 Pengurangan resiko infeksi
Kepatuhan cuci tangan terdokumentasi pada indikator SPM
Tersedia hand hygiene di tempat tidur pasien.
Metode observasi dan pengumpulan data pada sensus harian
 Pengurangan resiko pasien jatuh
Menggunakan skala morse khusus dewasa dan humpty dumpty yang terdapat dalam berkas

medis pasien
Terpasang stiker kuning pada pasien yang beresiko jatuh
Metode observasi dan dokumentasi pada berkas medis pasien
SPO penanganan pasien jatuh tidak tersedia

Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)

 Pelaporan kejadian pleibitis, decubitus sebatas informasi kepada tim PPI yang melakukan

kunjungan.
Tidak ada rekapitulasi data kejadian nosokomial di ruang ICU

Manajemen pemberian obat (MPO)

 Ada indikator penggunaan resep sesuai formularium


Metode digunakan observasi
 Ada pelaporan kejadian kesalahan pemberian obat
Metode : wawancara dan pengisian lembar IKP oleh manager ruangan.
Asessmen Pasien (AP)
 Asessmen ulang pasien dalam tahap terminasi tidak tersedia. Hanya assesmen awal pasien

yang dilakukan.

Standar Asuhan Keperawatan

 Tidak memeliki Standar Asuhan Keperawatan (SAK)


Pembuatan diagnose keperawatan hanya berdasarkan asumsi perawat
 SPO tindakan keperawatan tidak tersedia : penggunaan Ambu Bag, pre dan post conference.
 Surat pernyataan tindakan mandat yang diberikan dokter kepada perawat tidak ada.

Standar mutu berdasarkan kebijakan Rumah sakit sesuai akreditasi KARS versi 2012 dengan indikator

penilain :

 Jumlah pasein AMI yang mendapatkan Aspirin jam 1 masuk rumah sakit selama 1bulan
Metode : observasi. Pengumpulan data sensus harian
 Jumlah pasien dengan insiden HAis terdiri dari IADP, VAP, HAP,IDO, dan ISK dalam 1

bulan
Metode: observasi. Pengumpulan data sensus harian
 Jumlah rekam medis yang lengkap diisi oleh staf medis dan keperawatn dalam 24 jam
 Jumlah pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap pada periode yang sama
 Jumlah foto rusak yang tidak dapat terbaca
 Jumlah kumulatif pelayanan laboratorium pasien yang diservey selama 1 tahun
 jumlah kerusakan ringan khusus prasaana yang menyangkut mechanical dan electrical (ME)
 jumlah pendapatan fungsional dalam 1 bulan
 jumlah pegawai yang menyatakan puas terhadap elemen tingkat kepuasan pasien
 jumlah laporan bulanan yang terkirim rutin pada bulan berikutnya
2. Ruang Rawat Jalan

Standar mutu mengacu dari standar pelayanan minimal DepKes 2008

Indikator-indator yang digunakan yaitu :

Input

Ketersediaan pelayanan minimal sesuai dengan jenis dan Klasifikasi RS (minimal sesuai dengan jenis

dan Klasifikasi RS)

Dokter pemberi pelayanan di poliklinik spesialis 100 % dokter spesialis

Ketersediaan pelayanan untuk keluarga miskin

Adanya kebijakan RS untuk pelayanan keluarga miskin

Pemberi pelayanan Rekam medic Sesuai persyaratan

Proses
Jam buka pelayanan dengan ketentuan 08.00 s/d 13.00 Setiap hari kerja kecuali Jum’at : 08.00 – 11.00

4.

Waktu tunggu rawat jalan≤ 60 menit

Penegakan Diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis 100%

Pasien Rawat Jalan TB yang ditangani dengan strategi DOTS 100%

Ketersediaan Pelayanan VCT (HIV) dan tersedia dengan tenaga terlatih

Waktu penyediaan dokumen Rekam medik rawat jalan ≤ 10 menit

Output

Kepuasan pelanggan ≥ 80 % (Tidak ada instrument yang digunakan hanya berupa saran dari konsumen

yang di masukkan di kotak saran)

Manajemen pemberian obat (MPO)

Peresepan obat sesuai formularium 100 %

 Ada indikator penggunaan resep sesuai formularium


Metode digunakan observasi
 Ada pelaporan kejadian kesalahan pemberian obat
Metode : wawancara dan pengisian lembar IKP oleh manager ruangan.

Pencatatan dan Pelaporan TB di RS ≥ 60%

Standar Asuhan Keperawatan

 Tidak memeliki Standar Asuhan Keperawatan (SAK)


Pembuatan diagnose keperawatan hanya berdasarkan asumsi perawat

MDGs (millennium development Goals)

Tersedia SPO pelayanan TB dan ada pelaporan angka pemeriksaan mikroskpik dahak..

Terdapat ruang pelayanan TB.

Terdapat ruangan pelayanan HIV/AIDS , pelayanan VCT.


E. KESIMPULAN
Dari identifikasi standar mutu, metode dan instrument di RSUD Kota Makassar didapatkan bahwa

ruang ICU dan ruang poliklinik sudah mengunakan standar baik itu standar pelayanan minimal, standar

Kars versi 2012 dan standar kebijakan rumah sakit. namun evaluasi out come belum di sosialisasi dan

tindak lanjut yang akan dilakukan belum terlaksana. Laporan dikumpulkan, dan dianalisis namun hasil

analisis tidak disampaikan dengan perencanan perbaikan kedepan. Untuk itu perlu adanya perhatian penuh

dari pimpinan rumah sakit guna meningkatkan kualitas pelayanan semakin yang semakin baik.

You might also like