You are on page 1of 12

TUGAS EPIDEMIOLOGI

PENEMUAN MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT

Dosen Pengampu Mata Kuliah Epidemiologi


Faiqatul Hikmah, S.KM M.Kes

Oleh
Puspita Ayu Asmarawati G41170563
Ike Puspa Adityas G41170848
Dwi Kharisma Putri G41171150
Ratih Rahmawati G41171159
Siti Nur Faida G41171330

PROGRAM STUDI REKAM MEDIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2018
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
kami telah menyelesaikan makalah yang berjudul "Penemuan Masalah Kesehatan Masyarakat".
Makalah ilmiah ini disusun berdasarkan referensi dari berbagai literatur disusun dengan
maksimal. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami
berharap semoga makalah tentang penemuan masalah kesehatan masyarakat ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jember, September 2018

Kelompok 5
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................................................ 2
Bab I ................................................................................................................................................ 4
Pendahuluan .................................................................................................................................... 4
1.1 Latar belakang .................................................................................................................. 4
1.2 Tujuan............................................................................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
Bab II .............................................................................................................................................. 6
Pembahasan..................................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian .............................................................................................................................. 6
2.2 Langkah – langkah ................................................................................................................ 6
2.3 Contoh Penemuan Masalah Kesehatan ............................................................................... 10
Bab III ........................................................................................................................................... 11
Penutup ......................................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 11
3.2 Saran .................................................................................................................................... 11
Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 12
Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Epidemiologi berasal dari perkataan Yunani, dimana epi- yang berarti ”permukaan, diatas,
menimpa, atau tentang”, demos yang berarti ”orang, populasi, penduduk, manusia ” serta ologi
berarti “ilmu tentang”. Secara etimologis, epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang
menimpa penduduk. Epidemiologi lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit pada
populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua, penyakit pada
manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor preventif yang dapat
diidentifikasi melalui penelitian sistematik pada berbagai populasi, tempat, dan waktu.
Berdasarkan asumsi tersebut, epidemiologi dapat didefinisikan sebagai ” ilmu yang mempelajari
distribusi dan determinan – determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi
manusia.
Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada dasarnya merupakan ilmu empirik
kuantitatif, yang banyak melibatkan pengamatan dan pengukuran yang sistematik tentang
frekuensi penyakit dan sejumlah faktor-faktor yang dipelajari hubungannya dengan penyakit.

Tujuan akhir riset epidemiologi yaitu mencegah kejadian penyakit, mengurangi dampak
penyakit dan meningkatkan status kesehatan manusia. Sasaran epidemiologi adalah populasi
manusia, bukan individu. Ciri-ciri ini yang membedakan epidemiologi dari ilmu kedokteran
klinik dan ilmu-ilmu biomedik, yang lebih memusatkan perhatiannya kepada individu, jaringan,
atau organ.Epidemiologi berguna untuk mengkaji dan menjelaskan dampak dari tindakan
pengendalian kesehatan masyarakat, program pencegahan, intervensi klinis dan pelayanan
kesehatan terhadap penyakit atau mengkaji dan menjelaskan faktor lain yang berdampak pada
status kesehatan penduduk. Epidemiologi penyakit juga daapt menyertakan deskripsi
keberadaannya di dalam populasi dan faktor – faktor yang mengendalikan ada atau tidaknya
penyakit tersebut.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian penemuan masalah kesehatan.
2. Mengetahui langkah – langkah penemuan masalah kesehatan.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penemuan masalah kesehatan?
2. Bagaimana langkah – langkah penemuan masalah kesehatan?
Bab II

Pembahasan
2.1 Pengertian
Penemuan masalah kesehatan adalah suatu kegiatan pengumpulan dan pengamatan secara
sistematis dan berkesinambungan, analisis, dan interpretasi data kesehatan dalam proses
menjelaskan dan memantau (memonitor) peristiwa kesehatan.

2.2 Langkah – langkah


Dalam pelaksanaan penemuan masalah kesehatan, ada langkah-langkah yang harus
dilakukan agar mendapatkan informasi yang tepat dan akurat, yaitu :

1. Sensus
Sensus adalah kegiatan pengumpulan data atau informasi pada seluruh individu yang
bertempat tinggal di suatu wilayah administratif tertentu. Namun, sensus masalah
kesehatan hampir tidak pernah dilakukan karena kendala dan tenaga, yang banyak
dilakukan adalah sensus penduduk.
2. Survei
Survei adalah kegiatan mengumpulkan data yang dilakukan pada suatu saat tertentu,
seperti sensus, tetapi informasi dikumpulkan hanya pada bagian sampel, misalnya :
Survei khusus suatu bidang penyakit. Survei lebih praktis daripada sensus apabila dilihat
dari dana, tenaga, sarana dan waktu. Survei khusus dalam bidang dalam bidang penyakit
yang secara umum dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a. Survei insiden penyakit
➢ Data yang dikumpulkan adalah penyakit baru (kasus baru),
➢ Hasil lebih dapat dipercaya oleh karena pertanyaan yang diajukan masih
dalam batas daya ingat seseorang
➢ Tidak menggambarkan keadaan kesehatan suatu masyarakat oleh karena
kasus lama tidak tercatat.
b. Survei prevalen penyakit
➢ Data yang dikumpulkan adalah semua peristiwa penyakit (kasus baru dan
kasus lama)
➢ Datanya lebih lengkap dan menggambarakan keadaan kesehatan
masyarakat
➢ Kebenaran data sedikit diragukan terutama tentang penyakit yang telah
lama terjadi.
3. Screening (penyaringan kasus),
Dikembangkan karena adanya kesulitan pada cara sensus atau survey sehingga
hanya digunakan bila dengan metode sensus dan survei mengalami kesulitan dan data
yang dibutuhkan hanya masalah kesehatan tertentu saja. Lima langkah yang dilakukan
dalam screening :
a. Tetapkan masalah kesehatan.
b. Tetapkan cara pengumpulan data.
c. Tetapkan kelompok masyarakat.
d. Lakukan penyaringan guna mempertajam masalah.
e. Susun laporan.

Hasil

Perhitungan
a) Sensitifitas : a/(a+c) bila meningkat adalah baik.
b) Spesifisitas : d/(b+d) bila meningkat adalah baik.
c) True + : a
d) True – : d 5.
e) False + : b/(b+d)
f) False – : c/(a+c)

Keterangan:
True + : sakit dgn hasil test +.
True - : tidak sakit, hasil test -.
False + : tidak sakit, hasil test +
False - : sakit, hasil test-.

4. Case Finding (pencarian kasus)

Merupakan salah satu cara untuk menanggulangi wabah. Tujuan adalah untuk
menemukan sumber penularan dan atau mencari ada atau tidak ada penderita baru di
masyarakat. Ada dua macam, yaitu:

a. Active case finding (Pencarian kasus aktif)


➢ Cara kerjanya adalah dengan melakukan screening, akan tetapi pada Active
Case Finding hanya mencari yang dicuriga sakit.
➢ Petugas mendatangi daerah yang terkena wabah.
➢ Program active case finding adalah cara menjaring penderita dengan
melibatkan peran kader masyarakat yaitu kader Posyandu.
➢ Kelebihan dari active case finding adalah dapat menemukan secara tepat dan
cepat penderita disuatu masyarakat yang enggan berobat.
➢ Ada 2 macam, yaitu :
• Backward tracing (telusur kebelakang)
Tujuan utamanya adalah mencari sumber penularan. Dikumpulkan
data tentang orang – orang yang pernah berhubungan dengan
penduduk sebelum penduduk tersebut sakit. Dengan memanfaatkan
pengetahuan tentang reservoir penyakit, masa inkubasi penyakit, cara
penularan penyakit, riwayat alamiah perjalanan penyakit serta gejala –
gejala khas penyakit yang sedang mewabah, dapat ditentukan sumber
penularan penyakit tersebut.
• Forward tracing (telusur ke depan). Tujuannya adalah mencari kasus
baru. Dikumpulkan data tentang orang – orang yang pernah
berhubungan dengan penduduk setelah penduduk tersebut terserang
penyakit. Dengan memanfaatkan pengetahuan tentang masa inkubasi
penyakit, cara penularan penyakit, riwayat alamiah perjalanan
penyakit serta gejala – gejala khas penyakit yang sedang mewabah,
dapat ditemukan kasus – kasus baru penyakit tersebut.
b. Pasive case finding, pencarian data hanya mengandalkan laporan yang ada. Pada
pencarian kasus yang pasif, pengumpulan data tentang masalah kesehatan tidak
dilakukan secara aktif, melainkan hanya menunggu penderita yang datang
berobat kesuatu fasilitas kesehatan saja.

5. Surveilence
Surveilence adalah pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang dilakukan
secara terus-menerus pada saat wabah. Tujuan utama dari surveillance adalah untuk
memperoleh gambaran kejadian mortalitas dan morbiditas serta kejadian peristiwa vital
secara teratur, sehingga dapat digunakan dalam berbagai kepentingan perencanaan dan
tindakan yang berkaitan dengan kesehatan dalam masyarakat. Secara rinci tujuan
tersebut dapat meliputi hal-hal berikut ini :
➢ Identifikasi, investigasi dan penanggulangan situasi luar biasa atau wabah
yang terjadi dalam masyarakat sedini mungkin.
➢ Identifikasi kelompok penduduk tertentu dengan resiko tinggi .
➢ Untuk penentuan penyakit dengan prioritas penanggulangannya
➢ Untuk bahan evaluasi antara input pada berbagai program kesehatan
dengan hasil luarannya berupa insiden dan prevelensi penyakit dalam
masyarakat.
➢ Untuk monitoring kecenderungan(tren) perkembangan situasi esehatan
maupun penyakit dalam masyarakat.
Surveillance akan dihentikan bila dalam dua kali masa tugas tidak ditemukan adanya
kasus. Surveillance diklasifikasi menjadi dua, yaitu:
a. Active Surveillance
Aktivitas langsung dilakukan ke lapangan.
b. Pasive Surveillance
Aktivitas hanya mengandalkan laporan saja.

Kendala dan keterbatasan surveilans :


➢ Untuk melaksanakan berbagai kegiatan suatu sistem surveilans,
dibutuhkan sejumlah tenaga khusus dengan kegiatan yang cukup intensif.
➢ Untuk mendapatkan hasil analisis dibutuhkan waktu untuk tabulasi dan
analisis data.
➢ Masih terbatasnya indicator kunci untuk berbagai nilai-nilai tertentu dari
hasil analisis sehingga sering sekali mengalami kesulitan dalam membuat
kesimpulan hasil analisis.
➢ Dibutuhkan waktu beberapa tahun untuk pengumpulan data untuk dapat
melakukan analisis kecenderungan suatu proses dalam masyarakat.
➢ Laporan hasil surveilans yang kurang lengkap sehingga sulit membuat
analisis dan kesimpulan.

Dari 5 cara penemuan masalah kesehatan tersebut diatas, semuanya menghasilkan


data yang bersifat deskriptif tetapi tidak semuanya merupakan penelitian deskriptif
murni. Penelitian epidemiologi deskriptif yang banyak dilakukan adalah survey khusus
penyakit, baik survey insiden maupun prevalen penyakit sehingga pengumpulan datanya
dilakukan dari sekelompok masyarakat (sampel) yang representative.

2.3 Contoh Penemuan Masalah Kesehatan

Penemuan penderita TB dilakukan secara pasif, artinya penjaringan tersangka


penderita dilaksanakan pada mereka yang datang berkunjung ke unit pelayanan
kesehatan. Penemuan penderita TB yang dilakukan secara pasif tersebut didukung
dengan penyuluhan dan peran yang aktif, baik oleh petugas kesehatan maupun
masyarakat, untuk meningkatkan cakupan penemuan tersangka penderita. Cara ini biasa
dikenal dengan sebutan passive promotive case finding.
Bab III

Penutup
3.1 Kesimpulan
Penemuan masalah kesehatan adalah suatu kegiatan pengumpulan dan pengamatan secara
sistematis dan berkesinambungan, analisis, dan interpretasi data kesehatan dalam proses
menjelaskan dan memantau (memonitor) peristiwa kesehatan. Dalam pelaksanaan penemuan
masalah kesehatan, ada langkah-langkah yang harus dilakukan agar mendapatkan informasi yang
tepat dan akurat, yaitu, sensus, survei, screening (penyaringan kasus), case finding (pencarian
kasus), dan surveilence.

3.2 Saran
Pemerintah harusnya lebih memperhatikan sensus kesehatan masyarakat dengan cara
menambah tenaga kesehatan untuk melakukan sensus kesehatan, agar pencegahan terhadap
penyakit bisa dilakukan lebih dini. Pemerintah melakukan evaluasi terhadap kinerja pelayanan
kesehatan yang sudah terlaksanakan guna meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Daftar Pustaka

Priambudi Ika Lusiyana. Penemuan Masalah Kesehatan


(https://id.scribd.com/document/90909478/Penemuan-Masalah-Kesehatan-Lusi, diakses pada
tanggal 10 September 2018, pukul 19.30 WIB)

Mareta Febri. 2017. Latar Belakang Penyakit Tuberculossis.


(http://eprints.umpo.ac.id/3374/1/BAB%20I.pdf, diakses pada tanggal 10 September 2018, pukul
20.00 WIB)

Noor Nasri Nur. 2014. Epidemiologi. Jakarta. PT Rineka Cipta.

You might also like