Professional Documents
Culture Documents
DANIEL PUNYA
ANATOMI
1. Kelenjar payudara berada pada dinding depan dada. Terdiri dari jaringan glanduler
dengan stroma fibrous yang padat. Jaringan glanduler ini terdiri dari lobulus –
lobulus yang bergabung menjadi 15 – 25 lobus yang tersusun menyerupai “spoke-
like”. Hampir semua keganasan payudara berasal dari duktus terminalis. Jaringan
glanduler lebih banyak terdapat pda bagian kuadran lateral atas. Oleh karena itu,
50% keganasan payudara terjadi di kuadran ini.
2. Yang dimaksud dengan dinding dada adalah tulang kosta, m. intercostalis, m.
seratus anterior. Sedangkan m. pektoralis tidak termasuk.
ANAMNESIS.
. Tanyakan keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya, yang meliputi :
- benjolan di payudara
- kecepatan tumbuh
- rasa sakit
- nipple discharge / distorsi
- crusta pada areola
- luka pada benjolan
- kelainan kulit payudara à p’eau d’orange, ulserasi, venektasi
- perubahan warna kulit
- benjolan di ketiak
- edema lengan
. Tanyakan keluhan di tempat lain yang berkaitan dengan metastase ( paru, hepar, tulang,
otak)
- nyeri tulang (vertebra / tulang panjang)
- mual, penuh di ulu hati
- batuk, sesak
- nyeri kepala, kelemahan anggota gerak, tanda TIK meningkat, kelumpuhan syaraf
kranialis.
. Tanyakan tentang faktor resiko.
Faktor resiko tinggi (4x)
- wanita > 45 tahun
- ada riwayat menderita keganasan payudara sebelumnya
- ada riwayat keluarga yang menderita keganasan payudara atau lainnya.
- memiliki gen BRCA1/BRCA2
diduga bahwa estrogen mempengaruhi kejadian keganasan payudara. Oleh karena itu,
menarche yang terlalu dini, menopouse yang terlalu lama, riwayat hamil dan melahirkan
sangat berpengaruh terhadap kejadian keganasan payudara.
PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum à performance status / karnofsky index
b. Status lokal, yang meliputi : pemeriksaan payudara kanan dan kiri
1. ada / tidak tumor à lokasi, ukuran, konsistensi, jumlah, bentuk, batas, permukaan,
terfiksasi dengan dinding dada.
2. perubahan ujud kulit àwarna kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit, p’eau
d’orange, ulserasi.
3. puting susu à tertarik, erosi, krusta, discharge
4. status KGB à axilla, infra dan supraklavikula
5. cari klinis metastase à paru, tulang, hepar dan otak.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Harus à 1. USG Payudara & mamografi, untuk tumor < 3 cm
2. Thorax PA
3. USG Abdomen.
mammografi sebaiknya tidak dilakukan pada penderita usia < 35 tahun, karena jaringan stroma
masih tebal à sulit interpretasi, menyakitkan.
penilaian mamografi dengan BIRADS (0-6)
BIRADS à 0 à perlu pemeriksaan penunjang tambahan
1 à negatif
2 à jinak
3 à mungkin jinak, perlu follow up
4 à dicurigai abnormal, perlu dilakukan biopsi
5 à sangat dicurigai ganas, perlu tindakan
OPTIONAL à bone scanning / bone survey, CT Scan
C. FNA
D. Patologi Anatomi à material didapat secara :
- core biopsi
- biopsi eksisi < 3 cm
- biopsi insisi à bila operabel, uk > 3cm sebelum definitif; inoperabel
- mastektomi + KGB
- mastektomi + KGB
data dari PA meliputi : Diagnosis patologi anatomi, derajat differensiasi, keterlibatan KGB
(ekstrakapsuler/tidak), ER/PR, Her-2, Cathepsin D, p-53.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
darah rutin
cari metastase à hepar : SGOT/SGPT, bilirubin
tulang : alkali fosfatase, calsium darah dan urin
TNM
Berdasarkan gejala klinis, Internasional Union Against Cancer (UICC) membuat klasifikasi
berdasarkan TNM (ukuran tumor, pembesaran limfonodi dan adanya metastase) sebagai berikut :
T = Tumor primer
Tx = tumor primer tak dapat diperiksa
T0 = tidak terdapat tumor primer
Tis = karsinoma in situ
Tis (DCIS) ductal carsinoma in situ
is (LCIS) lobular carsinoma in situ
T
Tis (paget) paget disease
T1 = ukuran tumor ≤ 2 cm
T1a = ukuran tumor lebih dari 0,1 cm dan tidak lebih dari 0,5 cm
T1b = ukuran tumor lebih dari 0,5 cm dan tidak lebih dari 1 cm
T1c = ukuran tumor lebih 1 cm dan tidak lebih dari 2 cm
T2 = ukuran tumor lebih dari 2 cm dan tidak lebih dari 5 cm
T3 = ukuran tumor lebih dari 5 cm
T4 = semua ukuran tumor dengan ekstensi ke dinding dada atau kulit
T4a = ekstensi ke dinding dada
T4b = edema (termasuk peau d’ orange), atau ulserasi kulit payudara, atau satelit
nodul pada payudara ipsilateral
T4c = T4a dan T4b
T4d = inflamatory carcinoma
N = limfonodi regional
Nx = limfonodi regional tak dapat diperiksa
N0 = tak ada metastase di limfonodi regional
N1 = metastase di limfonodi aksila ipsilateral mobile
N2 = metastase di limfonodi aksila ipsilateral fixed
N2a = metastase di limfonodi aksila ipsilateral fixed antar limfonodi atau fixed ke
struktur jaringan sekitarnya
N2b = metastase di limfonodi mamaria interna
N3a = metastase di limfonodi infraclavicula ipsilateral
N3b = metastase di limfonodi mamaria interna dan aksila ipsilateral
N3c = metastase di limfonodi supraclavicula
N3c = metastase di limfonodi supraclavicula
M = metastase jauh
Mx = metastase jauh tak dapat diperiksa
M0 = tak ada metastase jauh
M1 = metastase jauh
Staging kanker payudara
Untuk memudahkan pengelolaan kanker payudara, maka dilakukan staging sebagai berikut :
Stadium 0 Tis
= 0
N 0
M
Stadium I T1
= 0
N 0
M
Stadium IIA T0
= 1
N 0
M
T1 1
N 0
M
T2 0
N 0
M
Stadium IIB T2
= 1
N 0
M
T3 0
N 0
M
Stadium III A = T0 2
N 0
M
T1 2
N 0
M
T2 2
N 0
M
T3 1,N2
N 0
M
Stadium III B = T4 0,N1,N2
N 0
M
Stadium III C = Setiap T N 3 0
M
Stadium IV Setiap T S etiap N
= 1
M
manfaat TNM :
1. menentukan terapi primer dan adjuvan
2. memperkirakan prognosa
3. evaluasi hasil terapi
4. informasi penyakit
5. penelitian
Inflamatori karsinoma à karakteristik ditandai dengan difuse eritema dan edema (p’eau d’ orange)
pada payudara tanpa ada massa tumor yang terpalpasi. terjadi oleh karena à adanya emboli tumor
pada limfatik kulit.
OPERASI / PEMBEDAHAN
macamnya à BCS, mastektomi (simpel, modified, radikal)
syarat BCS :
1. pasien ingin mempertahankan payudara. (informed consent)
2. T < 3 cm, tidak di sentral, tunggal.
3. perbandingan ukuran tumor dan payudara à memadai (kosmetik)
4. mamografi à tidak ada mikrokalsifikasi
5. tidak ada riwayat radiasi dinding dada sebelumnya
6. tidak tenderita penyakit lupus atau penyakit kolagen
7. dapat kontrol rutin
8. dapat menjalani radiasi.
BCS à satu kesatuan tindakan yang meliputi (1) pengangkatan tumor tapi dengan mempertahankan
payudara (lumpektomi / qudrantektomi), (2) radiasi lokoregional, (3) pengobatan sistemik à
kemoterapi / hormonal / targeting.
6. Jepit jaringan payudara dengan klem dan lakukan insisi dibawahnya dengan batas fascia
m. pektoralis mayor terangkat.
7. Pada sisi lateral (m. latissimus dorsi ), identifikasi jalannya n. thoracalis longus,
preservasi à jangan sampai terpotong.
8. Pada daerah axilla perhatikan pembuluh darah besar dan syaraf (n. thoracodorsalis,
n.intercostobrachialis, n.thoracalis longus)
9. Setelah jaringan payudara dan tumor terangkat, bebaskan atau pisahkan m. pektoralis
mayor dengan m. pektoralis minor secara tajam.
15. Pasang elastik band pada daerah operasi, perhatikan tekanan, serta jaga jangan sampai
mengganggu aliran vasa aksilaris ipsilateral.
Operasi selesai.
Catatan :
1. Prosedur Patey (Modified Radikal Mastektomi) à meliputi : diseksi aksilla komplit level 1,
2, 3; dilakukan pemotongan m. pectoralis minor, preservasi m. pectoralis mayor, preservasi
n. pectoralis medial dan lateral)
KEMOTERAPI
KEMOTERAPI
berperan sebagai adjuvan à 6 x pemberian, paliatif à 12 x, neoadjuvan à 3 x pre dan 3x paska
operasi.
harus dilihat respon kemoterapi à bila no respon à cari penyebab à ganti regimen
Tidak diberikan kemoterapi bila à tipe tubuler, meduler, papiler murni atau koloid ukuran ≤
1 cm
RESPON KEMOTERAPI
WHO membedakan respon kemoterapi menjadi :
1. Complete Remission (CR) : tumor menghilang, yang ditentukan melalui dua penilaian
dengan selang waktu yang tidak kurang dari 4 minggu.
2. Partial Remission (PR): ukuran tumor berkurang ≥ 50%, yang ditentukan melalui 2 penilaian
dengan selang waktu yang tidak kurang dari 4 minggu, dan tidak ada pertumbuhan tumor
baru atau peningkatan lesi yang telah ada. Pengukuran dapat berupa :
2.1. bidimensional
2.1.1. lesi tunggal : ukuran tumor berkurang 50%
2.1.2. lesi multipel : jumlah tumor berkurang 50%
2.2. unidimensional : ukuran tumor berkurang 50% secara linier .
3. No Change (NC) : ukuran tumor berkurang < 50 % atau ada pertumbuhan sebanyak 25 %.
4. Progression (P) : ukuran tumor bertambah besar > 25 % atau ada pertumbuhan tumor baru.
ESO kemoterapi à mengenai seluruh sel yang membelah à kebotakan, kardiotoksik, mual –
muntah, mielosupresi, nefrotoksik, dll
pemeriksaan reseptor à (+) berarti tumor dipengaruhi oleh hormonal (estrogen) tapi sensitivitas
pemeriksaan ini hanya 70% yang berarti 30%nya belum tentu negatif. sehingga bila tidak dilakukan
pemeriksaan reseptor à masih dapat diberikan terapi hormonal.
TARGETING TERAPI
dilakukan dengan pemeriksaan Her-2 (Human epitelial growth factor resptor 2) yang bila (+) berarti
:
- penderita memiliki protein Her – 2 yang berperan dalam promosi pertumbuhan sel
ganas
- tumor lebih agresif, proliferasi cepat
- kurang respon terhadap terapi hormonal
- respon terhadap traztuzumab
- resisten dengan kemoterapi CMF (Cyclo, Metotexate, 5-Fu)
- sensitif terhadap adryamicin dan Paxus
- prognosis jelek
walaupun sensitif terhadap adryamicin tapi perlu diingat bahwa adryamicin à kardiotoksik,
traztuzumab à kardiotoksik. jadi sebaiknya saat diberi taztuzumab, kemoterapi yang diberi adalah
Paxus.
dosis awal traztuzumab à 4 mg/kgBB dilarutkan dalam NaCL 0,9% 250 cc à 90 menit
selanjutnya setiap minggu 2 mg/kgBB dilarutkan dalam NaCL 0,9% 250 cc à 30 menit
Follow up
tahun 1 dan 2 à kontrol tiap 2 bulan
tahun 3 – 5 à tiap 3 bulan
> 5 tahun à tiap 6 bulan
> 5 tahun à tiap 6 bulan
pemeriksaan fisik à dilakukan tiap datang
rontgen thorax à tiap 6 bulan
px laboratorium dan marker à tiap 3 bulan
px mammografi konta lateral à tiap tahun atau ada indikasi
px USG abdomen à tiap 6 bulan atau ada indikasi
px bone scan à tiap 2 tahun atau ada indikasi
Faktor prognostik
1. status ER / PR à 50 – 60 % (+) à respon (+) thdp terapi hormonal
2. DNA ploidy à menilai aktivitas dan kinetik biologi sel Ca
3. Nuclear grade à menilai multipel lokus of metastase
4. S-phase fraction à menilai fungsi proliferasi sel
5. Ki 67 antigen monoklonal aktivating à marker proliferasi
6. p53 à marker tumor supressor
7. Her-2 à over ekspression 25 – 30% à prognostik buruk
8. Cathepsin D à menilai tingkat rekurensi bila llnn (-)
9. EGFR à bila elevasi à rekurensi meningkat & prognostik buruk
bila (-) à respon terhadap tamoxifen
Tumor Marker Keganasan Payudara à MCA (N < 11 u/ml), CA 15-3 (N < 30 u/ml)
MCA & CA 15-3 merupakan senyawa glikoprotein. MCA meningkat dengan pertambahan usia. CA
15 -3 meningkat pada 31% penderita Ca mamae.
Metastase Tulang à mudah terjadi karena sirkulasi darah pada plexos batson yang beranastomose
dengan pembuluh darah buntu.
akibat meta tulang :
1. gangguan nyeri akibat PGE-2 meningkat, adanya vasodilatasi dan edema
2. gangguan hemopoetik à anemia
3. gangguan struktural support à fraktur
4. gangguan metabolisme mineral à hipercalsemia
peran bifosfonat à (1) mengikat kristal hidroxyapatit dan cegah resorbsi tulang, (2) mencegah
aktivasi osteoclast.
cara pemberian clodronate bermacam – cama, salah satunya 300 mg + NaCl 0,9% 500 cc à 4 jam
selama 5 hari berturutan, lalu lanjutkan dengan klodronat oral 2400 mg (1200 mg pagi dan 1200 mg
malam saat perut kosong) selama 14 hari berturutan.
pengelolaan hiperkalsemi :
- rehidrasi dengan NaCl 0,9% dan beri furosemide
- glukokortikoid à prednison 40 – 100 mg / hr
- kalsitonin à salmon kalsitonin 2 – 8 iu / kgBB secara sc tiap 12 jamà menghambat
aktivitas osteoklast dan memiliki efek kaliuretik
- bifosfonat
pamidronate à 60 – 90 mg iv selama 4 – 24 jam. (efek dlam 48 jam)
asam Zoledronat à 4 mg iv
gallium nitrat à 200 mg/ meter persegi iv
plikamisin à 25 mikrogram.kg iv tiap 4 jam
Pengelolaan meta otak
- waspada TIK meningkat à cegah dengan steroid
- lesi tunggal atau multipel
- operabel atau tidak à operasi
- harapan hidup berapa tahun
- lanjutkan dengan whole brain radiasi.
Pleurodesis: Prosedur yang bertujuan untuk menimbulkan perlengketan antara pleura visceralis dan
parietalis sehingga mencegah penimbunan cairan di rongga pleura. Prosedur ini dilakukan pada
kasus dengan efusi pleura berulang biasanya akibat dari kanker.
Metode pleurodesis
Kimiawi à bleomycin, tetrasiklin, atau talc dimasukkan dalam cavum pleura melalui
thorak tube. Bahan tersebut à menimbulkan iritasi antara pleura visceralis dan
parietalis sehingga cavum pleura akan menutup.
Mekanik à thorakotomi atau thorakoskopi dengan mengiritasi pleura parietal secara
mekanik. Untuk didapatkan pleurodesis yang lebih stabil dapat dilakukan
pengangkatan pleura parietalis (dekortikasi)
Prosedur pleurodesis
Lakukan drainage cairan pleura dengan thorak tube + WSD sampai optimal (produksi
< 150 cc/24 jam & konfirmasi rontgen thorak)
Agen sklerotik dilarutkan dengan 100 -150 cc NaCl 0,9 %, dimasukkan kedalam
rongga pleura melalui thorak tube à klem 2-6 jam (untuk mengurangi nyeri dapat
ditambahkan lidokain 3mg/kgbb sampai 250 mg)
Pasien tiap 15 menit dirubah posisi tidurnya, telentang, miring kanan, telungkup, dan
miring kiri
Kemudian klem dibuka dan dihubungkan dengan WSD selama ± 18 jam
Evaluasi produksi drainage jika < 100 cc/24 jam thorak tube dapat dicabut dan
dilakukan rontgen kontrol thorak, jika produksi > 100 cc/24 jam pertahankan thorak
tube s/d 48-72 jam
Berikan analgetik narkotik selama 24 jam pertama
PENGELOLAAN LIMFEDEMA
terjadi akibat : operasi, hambatan aliran limfe akibat adanya metasatse ke llnn axilla
pengelolaan
- lengan dielevasi
- massage
- hindari luka