You are on page 1of 38

RINGKASAN MATERI KULIAH TEORI PASAR MODAL

MEKANISME PERDAGANGAN EFEK


DAN PERATURAN PERDAGANGAN
Nama Dosen : Dr. Ni Ketut Rasmini, S.E., M.Si, Ak, CA

Diusulkan oleh Kelompok 2:

Luh Komang Adhika Wijasari (1707532078/03)

Ni Kadek Anggita Dwiantara (1707532081/06)

I Putu Artha Satria Wibawa (1707532099/21)

Ni Kadek Rahayu Nopiani (1707532102/23)

I Made Gilang Jhuniantara (1707532104/25)

I Gusti Ayu Ngurah Pradnyadevi Utami (1707532111/31)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI REGULER DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2019

BALI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… ii
PETA KONSEP………………………………………………………………………... iii
PEMBAHASAN……………………………………………………………………….. 1
I. Proses Penawaran Umum 1
II. Pasar Perdagangan Efek 6
SIMPULAN
REFERENSI
PETA KONSEP
PEMBAHASAN

I. Proses Penawaran Umum


A. Tahap Persiapan
Pada tahap yang paling awal, perusahaan yang akan menerbitkan saham (calon
emiten) terlebih dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk
meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham.
Setelah memperoleh persetujuan, calon emiten menunjuk penjamin emisi serta
lembaga dan profesi penunjang pasar modal yang diperlukan. Dalam tahap persiapan
ini, yang mengolah data perusahaan bukan lagi pihak perusahaan sendiri, tetapi pihak-
pihak luar ikut terlibat.
Oleh karena itu, untuk kelancaran proses go public sebuah perusahaan,
perusahaan tersebut disarankan menggunakan profesi penunjang pasar modal yang
sudah memperoleh izin dari OJK.
B. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini calon emiten beserta penjamin emisi membawa dokumen yang
terangkum dalam prospektus ringkas calon emiten ke OJK. Prospektus ringkas
merupakan keterangan ringkas mengenai calon emiten dalam jangka waktu minimal
tiga tahun terakhir. Oleh karena itu, prospektus harus secara ringkas dan padat memuat
berbagai informasi terkait dengan calon emiten, antara lain yaitu profil perusahaan
(company profile), kinerja operasional perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi
kinerja perusahaan, serta untuk kepentingan apa dana masyarakat dibutuhkan.
Seluruh pernyataan diperiksa secara rinci oleh OJK, lengkap dengan dokumen
pendukungnya. Secara garis besar, pada tahap ini calon emiten menyampaikan
pendaftaran kepada OJK dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung hingga
OJK menyatakan Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif.
C. Tahap Penawaran Saham
Jika pernyataan pendaftaran sudah dinyatakan efektif, maka saham perusahaan
tersebut sudah dapat dijual. Penjualan dilakukan melalui penawaran umum (initial
public offering/IPO). Tahap ini merupakan tahap utama karena pada tahap ini emiten
menawarkan saham kepada masyarakat investor.
Penjualan saham melalui mekanisme IPO disebut dengan penjualan saham di
pasar perdana. Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-agen penjual.
Agen-agen penjual ini adalah perusahaan efek atau pihak lain yang ditunjuk
sebelumnya dan tercantum di dalam prospektus. Masa Penawaran sekurang-kurangnya
tiga hari kerja. Dalam tahap ini tidak seluruh keinginan investor terpenuhi. Jika
investor tidak memperoleh saham pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat
membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di Bursa Efek.
Hingga tahap IPO, perusahaan sudah dapat dinyatakan sebagai perusahaan
publik atau terbuka (Tbk). Perusahaan dapat langsung mencatatkan sahamnya di BEI
setelah IPO. Namun tidak ada kewajiban bagi saham perusahaan untuk langsung
tercatat (listed). Meskipun tidak langsung tercatat, perusahaan yang telah melakukan
IPO tetap mengikuti aturan mengenai keterbukaan di pasar modal, artinya laporan
keuangan, corporate action dan keterbukaan informasi lainnya harus disampaikan ke
public.
D. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek
Setelah penjualan saham di pasar perdana selesai, saham tersebut dapat
dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Namun hal ini tergantung apakah emiten tersebut
memenuhi persyaratan (listing requirements) yang berlaku di BEI.
Berdasarkan evaluasi dan penilaian Bursa, Bursa menyampaikan penolakan atau
memberikan persetujuan prinsip atas permohonan pencatatan selambat-lambatnya 10
(sepuluh) Hari Bursa sejak Bursa memperoleh dokumen dan atau informasi secara
lengkap. Dalam proses evaluasi atas permohonan pencatatan tersebut, Bursa akan
meminta calon Perusahaan Tercatat melakukan presentasi mengenai rencana
pencatatan sahamnya, dan Bursa juga melakukan company visit ke calon Perusahaan
Tercatat.
Proses evaluasi calon Emisi didasarkan pada kinerja Perusahaan selama 3 tahun
terakhir, termasuk kepatuhan dan pemenuhan kewajiban Perusahaan Tercatat bila
sudah pernah menerbitkan Surat utang atau Sukuk sebelumnya. Bursa akan
melakukan proses Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek (PPPE) selambat-
lambatnya 10 Hari Bursa sejak Bursa memperoleh dokumen dan atau informasi secara
lengkap. Calon Perusahaan Tercatat akan dicatatkan untuk pertama kalinya di Papan
Utama atau di Papan Pengembangan apabila memenuhi persyaratan.
E. Syarat Pencatatan Saham
1) Badan hukum Calon Perusahaan Tercatat berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
2) Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan ke OJK telah menjadi efektif.
3) Memiliki Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% dari jajaran
anggota Dewan Komisaris, memiliki Direktur tidak terafiliasi, memiliki
Komite Audit atau menyampaikan pernyataan untuk membentuk Komite
Audit paling lambat 6 bulan setelah tercatat, memiliki Sekretaris Perusahaan.
4) Nilai nominal saham sekurang-kurangnya Rp100.
5) Calon Perusahaan Tercatat tidak sedang dalam sengketa hukum yang
diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan.
6) Bidang usaha baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang oleh Undang-
Undang yang berlaku di Indonesia.
7) Khusus calon Perusahaan Tercatat yang bergerak dalam industri pabrikan,
memiliki sertifikat AMDAL dan tidak dalam masalah pencemaran
lingkungan dan calon Perusahaan Tercatat yang bergerak dalam industri
kehutanan harus memiliki sertifikat ecolabelling (ramah lingkungan).
8) Persyaratan pencatatan awal yang berkaitan dengan hal finansial didasarkan
pada laporan keuangan Auditan terakhir sebelum mengajukan permohonan
pencatatan.
Penempatan Perusahaan Tercatat didasarkan pada pemenuhan persyaratan
pencatatan awal pada masing-masing papan pencatatan. Meskipun terdapat dua papan
pencatatan, perdagangan saham antara keduanya tidak berbeda, tetap dalam satu pasar.
Papan Utama ditujukan untuk Perusahaan Tercatat yang berskala besar,
khususnya dalam hal nilai Aktiva Berwujud Bersih (Net Tangible Assets) yang
sekurang-kurangnya Rp100 miliar. Sementara Papan Pengembangan dimaksudkan
untuk perusahaan-perusahaan yang belum dapat memenuhi persyaratan pencatatan di
Papan Utama, termasuk perusahaan yang prospektif namun belum membukukan
keuntungan.
F. Pencatatan untuk Efek Selain Saham
Untuk Surat utang, Sukuk dan EBA tidak memiliki papan pencatatan yang
terpisah sebagaimana pada Saham. Semua efek yang dicatatkan memiliki persyaratan
dan standar yang sama untuk masing-masing jenis instrumen. Perusahaan Tercatat
yang telah mendapatkan Pernyataan Efektif, wajib menyampaikan permohonan
pencatatan Surat utang/Sukuk/EBA selambat-lambatnya 8 Hari Bursa dan membayar
Biaya Pencatatan Awal selambat-lambatnya 3 Hari Bursa sebelum tanggal pencatatan.
Bursa akan mengumumkan pencatatan 1 Hari Bursa sebelum tanggal pencatatan. Efek
selain saham yang dapat dicatatkan di BEI dapat berupa:
1) Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Exchange Traded Fund/ETF)
2) Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI)
3) Surat utang
4) Sukuk
5) Efek Beragun Aset (EBA)
G. Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI)
Persyaratan pencatatan SPEI adalah sebagai berikut:
1) Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan ke OJK telah menjadi efektif.
2) Permohonan pencatatan SPEI di Bursa hanya dapat diajukan oleh
Perusahaan Sponsor yang bersangkutan, Perseroan atau Konsultan Hukum
yang terdaftar di OJK yang diberi kuasa untuk mewakili Perusahaan
Sponsor.
3) Surat pernyataan dari Direksi Perusahaan Sponsor, yang menyatakan
mengenai:
a. Pemegang SPEI memiliki hak-hak yang sebanding dengan hak-hak yang
dimiliki oleh pemegang saham Perusahaan Sponsor termasuk hak suara
dalam RUPS Perusahaan Sponsor.
b. Penggunaan hak suara di dalam RUPS sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan di atas, hanya dapat dilakukan oleh Pemegang SPEI dengan
memberikan proxy suaranya kepada Bank Kustodian.
c. Hak pemegang SPEI untuk menukar SPEI menjadi Efek Perusahaan
Sponsor dan hak pemegang Efek Perusahaan Sponsor untuk menukar
Efek yang dimilikinya menjadi SPEI.
d. Prosedur penukaran SPEI menjadi Efek Perusahaan Sponsor atau
penukaran Efek Perusahaan Sponsor menjadi SPEI.
 Memiliki Nilai Kapitalisasi SPEI sekurang-kurangnya Rp250 miliar.
 Jumlah pemegang SPEI paling sedikit dimiliki oleh 300 pemodal
yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek.
 Perusahaan Sponsor wajib menunjuk Bank Kustodian untuk
bertindak atas nama Perusahaan Sponsor dalam penyelenggaraan
fungsi
 Bank Kustodian wajib melaporkan kepada Bursa setiap penukaran
SPEI menjadi Efek Perusahaan Sponsor atau penukaran Efek
Perusahaan Sponsor menjadi SPEI, selambat-lambatnya pada Hari
Bursa berikutnya setelah terjadinya penukaran tersebut.
 Harga perdana SPEI pada saat dicatatkan sekurang-kurangnya
Rp1.000,-.
 Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, secara
substansi telah melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama
(core business) yang sama sekurang-kurangnya selama 36 bulan
berturut- turut.
 Membukukan laba usaha sekurang-kurangnya pada 3 tahun buku
terakhir berturut-turut yang menunjukkan pertumbuhan.
 Laporan Keuangan Perusahaan Sponsor telah diaudit sekurang-
kurangnya 3 tahun buku terakhir, dengan ketentuan Laporan
Keuangan Auditan 2 tahun buku terakhir dan Laporan Keuangan
Auditan interim terakhir (jika ada) memperoleh pendapat Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP).
 Berdasarkan Laporan Keuangan Auditan terakhir memiliki Aktiva
Berwujud Bersih (Net Tangible Assets) sekurang-kurangnya setara
dengan Rp250 miliar.
H. Pencatatan Surat Utang/ Sukuk
Persyaratan Pencatatan Surat utang dan Sukuk adalah sebagai berikut:
1) Memenuhi ketentuan umum pencatatan Efek;
2) Berbentuk Badan Hukum;
3) Telah beroperasi sekurang-kurangnya 3 tahun;
4) Ekuitas sekurang-kurangnya Rp20 miliar;
5) Menghasilkan laba usaha untuk 1 tahun terakhir;
6) Pernyataan Pendaftaran telah Efektif;
7) Laporan keuangan telah diperiksa Akuntan Publik yang terdaftar di OJK
untuk periode 3 tahun terakhir berturut-turut dengan sekurang- kurangnya
memperoleh pendapat Wajar Dengan Pengecualian (WDP);
8) Hasil pemeringkatan Efek dari lembaga pemeringkat Efek yang terdaftar di
OJK sekurang-kurangnya BBB- (investment grade).
I. Pencatatan ETF
Persyaratan Pencatatan ETF adalah sebagai berikut:
1) Pernyataan Pendaftaran Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
yang Unit Penyertaannya diperdagangkan di Bursa yang disampaikan
kepada OJK telah menjadi efektif.
2) Nilai awal Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit
Penyertaannya diperdagangkan di Bursa sekurang-kurangnya sebesar Rp5
miliar dan maksimum adalah sebesar nilai Unit Penyertaan Reksa Dana
Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif sebagaimana tertuang dalam
Prospektus.
J. Pencatatan Efek Beragun Aset (EBA)
Persyaratan Pencatatan EBA adalah sebagai berikut:
1) Pernyataan Pendaftaran telah Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2) Laporan Keuangan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset
(KIKEBA) terakhir telah diperiksa Akuntan Publik yang terdaftar di OJK
dengan sekurang-kurangnya memperoleh pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
3) Hasil pemeringkatan Efek dari lembaga pemeringkat Efek yang terdaftar di
OJK sekurang-kurangnya BBB- (investment grade).
4) Permohonan Pencatatan disampaikan oleh Manajer Investasi.

II. Pasar Perdagangan Efek


A. Pasar Perdana
Pasar perdana adalah pasar dimana perusahaan-perusahaan yang membutuhkan
dana menjual atau menawarkan efek, baik berupa saham, surat utang atau efek lainnya,
secara langsung kepada para calon pemodal. Pada pasar perdana harga efek ditetapkan
lebih dahulu.
B. Prosedur Penawaran dan Pemesanan Efek di Pasar Perdana
1) Penawaran Perdana suatu Saham atau Surat utang suatu perusahaan kepada
investor publik dilakukan melalui Penjamin Emisi dan Agen Penjual.
2) Investor yang berminat, dapat memesan Saham atau Surat utang dengan
cara menghubungi Penjamin Emisi atau Agen Penjual, dan kemudian
mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
3) Investor kemudian melakukan pemesanan Saham atau Surat utang tersebut
dengan disertai pembayaran.
4) Penjamin Emisi dan Agen Penjual kemudian mengumumkan hasil
penawaran umum tersebut kepada investor yang telah melakukan
pemesanan.
5) Proses penjatahan Saham atau Surat utang (biasa disebut dengan
“allotment”) kepada investor yang telah memesan dilakukan oleh Penjamin
Emisi dan Emiten yang mengeluarkan Saham atau Surat utang.

C. Istilah dalam Proses Penjatahan


1) Undersubscribed
Kondisi dimana total Saham atau Surat utang yang dipesan oleh investor
kurang dari total Saham atau Surat utang yang ditawarkan. Dalam kondisi
seperti ini, semua investor pasti akan mendapat Saham atau Surat utang sesuai
dengan jumlah yang dipesannya.
2) Oversubscribed
Kondisi dimana total Saham atau Surat utang yang dipesan oleh investor
melebihi jumlah total Saham atau Surat utang yang ditawarkan. Dalam kondisi
ini, terdapat kemungkinan investor mendapatkan Saham atau Surat utang kurang
dari jumlah yang dipesan, atau bahkan mungkin tidak mendapatkan sama sekali.
Apabila jumlah Saham atau Surat utang yang didapat oleh investor kurang
dari jumlah yang dipesan, atau telah terjadi “oversubscribed”, maka kelebihan
dana investor akan dikembalikan (proses ini sering disebut dengan “refund”).
Saham atau Surat utang tersebut kemudian didistribusikan kepada investor
melalui Penjamin Emisi dan Agen Penjual.
D. Pasar Sekunder
Pasar Sekunder adalah pasar tempat terjadinya transaksi perdagangan efek di
antara para investor setelah efek yang dijual atau ditawarkan pada Pasar Perdana
dicatatkan pada bursa efek tertentu. Harga yang terbentuk pada pasar sekunder sangat
tergantung kepada jumlah permintaan dan penawaran suatu efek yang ada diantara
para penjual dan pembeli efek.

III. SISTEM PERDAGANGAN


Sistem perdagangan yang digunakan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah Jakarta
Automated Trading System atau biasa disebut JATS yang pertama kali digunakan sejak
tanggal 22 Mei 1995, JATS memiliki fungsi Untuk mengotomasi perdagangan efek secara
real time berdasarkan time priority dan price priority atau biasa juga disebut dengan
continous auction atau lelang berkesinambungan selama waktu perdagangan. Namun seiring
perjalanan waktu untuk mendukung sekaligus mengantisipasi perkembangan pasar modal
Indonesia kedepanya, sejak 14 Mei 2012 Bursa Efek Indonesia telah melakukan
pengembangan pada sistem perdagangan di Bursa, dimana sebelumnya BEI mengunakan
sistem perdagangan JATS-NextG Versi 1.11 menjadi JATS-NextG versi 2.0, pengembangan
ini memiliki beberapa perbaikan dari sistem sebelumnya seperti beberapa fungsi perdagangan
ekuitas, password policy, order management, informasi pasar dan spesifikasi data feed.
Selanjutnya, sebelum mengetahui lebih dalam fungsi dan cara kerja sistem perdagangan di
Bursa Efek Indonesia , maka perlu mengetahui perbedaan antara Dealer driven Market dan
Order driven Market terlebih dahulu.
A. Dealer driven (Quote Driven) dan Order driven
Perbedaan antara sistem pasar dealer driven dan order driven terletak pada apa
yang ditampilkan di pasar dalam hal harga bid (harga dimana seseorang siap membeli)
dan ask (harga dimana seseorang siap menjual). Pasar order driven menampilkan
seluruh bid dan ask, sedangkan pasar dealer driven hanya fokus pada bid dan ask dari
market maker (dealer).
Pasar order driven adalah pasar dimana seluruh order dari pembeli dan penjual
ditampilkan, dengan rincian pada harga berapa mereka bersedia membeli atau menjual
suatu efek dan banyaknya efek yang bersedia mereka beli atau jual pada harga tersebut.
Jika seseorang memberikan order 1000 saham A pada harga Rp300 per lembar, order
tersebut akan ditampilkan di pasar dan dapat dilihat oleh pihak- pihak yang memiliki
akses informasi tersebut.
Kelebihan sistem ini adalah transparansinya, seluruh order di pasar ditampilkan
beserta harga dimana orang bersedia beli atau jual. Kekurangan pasar order driven
adalah tidak adanya jaminan eksekusi order, sedangkan pada pasar dealer driven
terdapat jaminan tersebut. Contoh Bursa dunia yang mengunakan Order driven
Market seperti Bursa Efek Indonesia , New York Stock Exchange (NYSE), Hong
Kong Stock Exchange (HKSE).
Pasar dealer driven hanya menampilkan tawaran bid dan ask dari market maker,
atau dealer. Para market maker ini akan memberikan harga bid dan ask yang bersedia
mereka terima pada saat itu. Pada pasar ini order untuk 1000 lembar saham A pada
harga Rp300 tidak ditampilkan. Namun demikian, jika terdapat satu market maker
(dealer) untuk saham tersebut, dealer itu akan menampilkan bid dan ask-nya. Kita
dapat membeli dan menjual saham A pada harga-harga tersebut. Perlu diingat bahwa
bid dan ask akan terus berubah tergantung pada permintaan dan penawaran di pasar.
Meskipun order individual tidak terlihat di pasar dealer driven, market maker
akan memenuhi order investor dari persediaannya sendiri atau mempertemukan
(match) dengan order yang lain. Kelebihan utama dari pasar jenis ini adalah
likuiditasnya karena para market maker diharuskan untuk memenuhi harga yang di-
quote, baik beli maupun jual. Kekurangan utamanya adalah, tidak seperti order driven,
pasar dealer driven tidak transparan. Contoh Penguna Dealer driven Market adalah
NASDAQ dan London Stock Exchange (LSE).
B. Online Trading, Remote trading, dan Direct Market Access
1) Online Trading
Online trading adalah sarana sistem perdagangan yang disediakan oleh
sejumlah Anggota Bursa bagi para nasabah-nasabahnya untuk dapat secara
langsung melakukan pesanan beli dan/atau jual efek. Dari Online trading
tersebut pesanan nasabah akan diteruskan oleh Anggota Bursa ke sistem
perdagangan Bursa Efek. Saat ini, belum semua Anggota Bursa memiliki sarana
Online Trading. Namun, untuk Remote trading semua Anggota Bursa telah
memilikinya. Online trading dilakukan menggunakan sistem yang ada di
perusahaan efek Anggota Bursa yang terhubung dengan sistem JATS di bursa,
sehingga Anggota bursa dapat "berkomunikasi" secara langsung dengan JATS di
Bursa dari kantor masing-masing Anggota Bursa.
Dengan Online trading ini, nasabah melalui jaringan internet dapat
melakukan pesanan dimanapun nasabah tersebut berada. Selain dapat
melakukan pesanan jual dan/atau beli efek, posisi efek serta dana yang
dimilikinya pun dapat diketahui secara langsung.
2) Remote trading ( via instruksi investor)
Remote trading System adalah sistem perdagangan jarak jauh yang dapat
dilakukan oleh Anggota Bursa dari kantornya masing-masing dimana setiap
order langsung dikirim ke sistem perdagangan Bursa Efek (JATS) tanpa perlu
memasukkan order melalui lantai bursa. Order dapat dilakukan di mana saja
sepanjang terhubung dengan sistem perdagangan Bursa. Remote trading
memiliki beberapa manfaat bagi investor, antara lain proses transaksi menjadi
lebih cepat, konfirmasi menjadi lebih cepat, dan order dan instruksi investor di
luar kota maupun luar negeri dapat langsung dieksekusi ke sistem perdagangan
Bursa via broker.
3) Direct Market Access
Secara harfiah Direct Market Access adalah order yang langsung dapat
diinputkan oleh pihak tertentu yang mempunyai Izin untuk mengunakan DMA
yang berkedudukan di negara lain untuk memasukan order pemesanan secara
langsung ke sistem perdagangan Bursa Efek, namun di Indonesia sesuai
peraturan No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan juga Peraturan II-A Bursa
Efek Indonesia mengenai Efek Bersifat Ekuitas yang mengatur bahwa pihak
yang dapat mengunakan dan atau sarana Bursa Efek Indonesia adalah Anggota
Bursa, maka pihak lain yang berkedudukan di luar negeri dan ingin mengunakan
Direct Market Accses di Bursa Efek Indonesia tetap harus melewati sistem yang
ada pada Anggota Bursa sebelum diteruskan ke sistem perdagangan Bursa
C. Perbedaan JATS-NextG Versi 1.11 dengan JATS-NextG versi 2.0 (New)
Secara umum perbedaan utama dari pengembangan ini adalah peningkatan
kapasitas sistem perdagangan ini sendiri dalam hal mendukung keberlanjutan
mekanisme perdagangan efek kedepanya, berikut adalah perbedaan utama JATS-
NextG Versi 1.11 (old) dengan JATS-NextG versi 2.0 (New).
Perbedaan JATS-NextG Versi 1.11 dengan JATS-NextG versi 2.0
JATS-NextG Versi 1.11 JATS-NextG versi 2.0
Maksimum Jumlah Order per hari Maksimum Jumlah Order per hari
sebesar 1 Juta Order sebesar 5 Juta Order
Maksimum Jumlah transaksi per hari Maksimum Jumlah transaksi per
sebesar 500 Ribu Transaksi hari sebesar 2,5 Juta Transaksi
D. Sistem Keamanan dan Konfigurasi JATS
Agar terselenggaranya perdagangan yang teratur, wajar dan efisien, Bursa Efek
Indonesia memiliki beberapa sistem keamanan dan konfigurasi untuk JATS agar
selalu available untuk digunakan :
1) Bursa Efek Indonesia memliki 2 tempat yang disebut dengan Main site
(utama) dan DRC site (Disaster Recovery Site) yang bertujuan untuk
memastikan bahwa sistem perdagangan selalu siap digunakan.
2) DRC Site digunakan sebagai back-up dari Main site, server JATS yang
berada pada DRC selalu juga dipastikan siap digunakan apabila dibutuhkan.
3) Bursa Efek Indonesia dan juga pihak-pihak yang terkait dalam mekanisme
perdagangan efek di pasar modal mengunakan jaringan yang disebut dengan
Jaringan Terpadu Pasar Modal (JTPM).
4) JTPM juga dilindungi dengan high-end firewall dan sistem autentikasi
sehingga Bursa Efek Indonesia menjanjikan ketersediaan sistem perdagangan
sebesar 99,91% setiap tahun-nya.
IV. MEKANISME PERDAGANGAN EFEK
Perdagangan di BEI didasarkan pada sistem order yang artinya investor harus
menghubungi perusahaan sekuritas, membuat perjanjian tertulis dan membuka Rekening
Efek atas namanya. Perusahaan sekuritas kemudian menjalankan order yang diminta
nasabah. Sebuah perusahaan sekuritas juga dapat melakukan transaksi pembelian dan
penjualan saham atas nama mereka sebagai bagian dari portofolio perusahaan.
Proses perdagangan saham di Pasar Modal melibatkan banyak pihak, diantaranya
adalah:
1) SRO Pasar Modal: BEI, KSEI dan KPEI sebagai regulator perdagangan efek di
Indonesia.
2) Perusahaan Efek Anggota Bursa yang telah memperoleh izin usaha dari OJK
sebagai Perantara Pedagang Efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2
Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (UUPM) dan telah
memperoleh persetujuan Keanggotaan Bursa untuk mempergunakan sistem dan
atau sarana Bursa dalam rangka melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa
sesuai dengan Peraturan Bursa.
3) Nasabah
4) Biro Administrasi Efek
5) Lembaga Kustodian dan/atau Bank Kustodian
Tugas dan Tanggung-jawab para Pihak Bagi Perusahaan Efek atau Anggota
Bursa
1) Bagian pemasaran PE AB bertanggung jawab untuk membuat kontrak dengan
nasabah mengenai pembukaan rekening Efek dan menerima pesanan nasabah untuk
membeli atau menjual Efek, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Transaksi Efek untuk kepentingan nasabah tidak dapat dilaksanakan sebelum
rekening Efek dibuka atas nama nasabah yang bersangkutan, kecuali untuk:
 Membeli atau menjual saham atau unit penyertaan Reksa Dana terbuka;
 Memesan Efek dalam rangka Penawaran Umum; dan
 Membeli atau menjual Efek untuk kepentingan Perusahaan Efek lain, Pihak
terafiliasidengan Perusahaan Efek dimaksud, Bank, Perusahaan Asuransi,
Dana Pensiun, atau Lembaga Keuangan lain;
b. Kontrak harus memuat:
 Efek dan dana dalam Rekening Efek tersebut dapat digunakan sebagai
jaminanpenyelesaian kewajiban nasabah tersebut terhadap Perusahaan
Efek;
 Perusahaan Efek mempunyai hak untuk membeli Efek untuk Rekening
Efek,dengantujuan untuk menutup saldo negatif Efek (short position);
 Perusahaan Efek dapat meminta dana atau Efek dari pemegang Rekening
tersebut,sebelum pelaksanaan Transaksi Efek;
 Dana dan Efek dalam Rekening Efek atas nama nasabah dapat disimpan
dalam Rekening Efek pada Bank Kustodian atau Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian atas nama Perusahaan Efek untuk kepentingan nasabah
bersangkutan, sepanjangterdapat catatan dalam Rekening Efek pada Bank
Kustodian atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut bahwa
dana dan Efek dimaksud dimiliki oleh nasabah Perusahaan Efek; dan
 Dalam hal dana menunjukan saldo negatif dalam Rekening Efek nasabah,
PerusahaanEfek dapat menggunakan Efek dalam Rekening Efek nasabah
tersebut sebagaijaminan atas kredit bank atau lembaga keuangan lainnya.
c. Kontrak harus disimpan dalam arsip pada bagian pemasaran, dilengkapi dengan
dokumen :
 Identitas nasabah termasuk nama, alamat, nomor telepon, nomor faksimili
dan NPWP.
 Surat kuasa dari nasabah yang berbentuk badan hukum yang memberikan
wewenang kepada pejabat tertentu dari badan hukum tersebut untuk
memberikan instruksi kepada Perusahaan Efek sehubungan dengan
rekening Efek nasabah tersebut;
 Dokumen yang diperlukan dalam rangka pemindahan Efek;
 Surat kuasa dari nasabah yang memberikan wewenang kepada Pihak ketiga
untuk memberikan instruksi kepada Perusahaan Efek sehubungan dengan
rekening Efek nasabah;
 Kontrak pengelolaan Reksa Dana yang memberikan kewenangan kepada
ManajerInvestasiuntuk memberikan instruksi yang berhubungan dengan
Rekening Efek Reksa Dana; dan
 Formulir untuk nasabah orang perseorangan sekurang-kurangnya memuat
pekerjaan, status perkawinan, tujuan investasi, dan keadaan keuangannya
2) Verifikasi Data Nasabah (pembahasan lebih rinci terdapat pada modul Hukum
dan Etika Bagian C poin g; peraturan Bapepam-LK nomor V.D.10 atau POJK NO. 22
Tahun 2014)
a. Sebelum menerima suatu Pihak menjadi Nasabah yang berinvestasi di Pasar
Modal, baik melalui atau tanpa melalui pembukaan rekening Efek,
Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan
pertemuan langsung (face to face) dengan calon Nasabah dan meminta
beberapa informasi.
b. Informasi calon Nasabah harus dapat dibuktikan dengan keberadaan
dokumen-dokumen pendukung.
c. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan
identifikasi dan verifikasi atas informasi dan dokumen pendukung mengenai
calon Nasabah (customer due diligence).
d. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan verifikasi
yang lebih ketat (enhanced due diligence) terhadap calon Nasabah dan
pengendali calon Nasabah yang dianggap dan/atau diklasifikasikan
mempunyai risiko tinggi terhadap praktik pencucian uang dan/atau risiko
tinggi terkait dengan Pendanaan Kegiatan Terorisme.
e. Persetujuan pembukaan rekening Efek dapat diberikan setelah meyakini
kebenaran identitas dan kelengkapan dokumen calon Nasabah serta
mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memungkinkan Nasabah
melakukan kegiatan pencucian uang dan/atau Pendanaan Kegiatan
Terorisme.
f. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal dilarang untuk membuka
atau memelihara rekening Efek anonim atau rekening Efek yang
menggunakan nama fiktif.
g. Pembukaan rekening Efek atau hubungan usaha dengan calon Nasabah
yang dianggap dan/atau diklasifikasikan mempunyai risiko tinggi wajib
terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari anggota direksi atau
manajemen senior Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal.
3) Setelah Melakukan Verifikasi data Sesuai dengan Peraturan OJK N0. 22
Tahun 2014 Perihal Prinsip Mengenal Nasabah oleh Penyedia Jasa Keuangan
a. Sekuritas berkewajiban untuk membuatkan Sub-rek efek dan SID atas nama
nasabah tersebut.
b. Pemberian kuasa oleh Nasabah kepada Partisipan untuk membuka Sub
Rekening Efek dan pembuatan nomor tunggal identitas pemodal (single
investor identification) untuk Nasabah.
c. Kewajiban Partisipan untuk melaksanakan kuasa pembukaan Sub Rekening
Efek dan pembuatan nomor tunggal identitas pemodal (single investor
identification) peraturan KSEI nomer 3.C.7
Bagi Investor
a. Sebelum melakukan transaksi, investor terlebih dahulu harus menjadi
nasabah perusahaan efek atau kantor broker (anggota bursa).
b. Untuk dapat melakukan perdagangan melalui BEI adalah perusahaan efek
harus melakukan pembukaan rekening. Investor dapat melakukan order jual
atau beli setelah investor disetujui menjadi nasabah di perusahaan efek yang
bersangkutan.
Bagi Bursa Efek Indonesia
a. Disetiap akhir sesi perdangan baik sesi 1 maupun 2, BEI akan megirim data
transaksi bursa (DTB) kepada KPEI.
Bagi Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)
a. Nantinya Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek yang
berkaitan dengan Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan
Pasar Tunai sebagaimana dimuat di dalam DTB akan ditentukan oleh KPEI
pada setiap Hari Bursa dan dicantumkan dalam DHK.
b. DHK dalam bentuk data elektronik wajib disediakan oleh KPEI paling
lambat pukul 13.00.00 WIB untuk perdagangan sesi I, pukul 19.30.00 WIB
untuk perdagangan sesi II dan dalam bentuk tercetak paling lambat pukul
09.00.00 WIB pada Hari Bursa berikutnya.
c. Untuk pemenuhan hak Nasabah Anggota Kliring dari Anggota Kliring,
KPEI melakukan pemindahbukuan Efek Bersifat Ekuitas dan atau uang dari
Rekening Serah Terima Anggota Kliring ke Sub Rekening Efek Jaminan
Nasabah Anggota Kliring yang bersangkutan selambat -lambatnya pukul
13.30 WIB pada tanggal penyelesaian yang ditetapkan dalam DHK.
d. Anggota kliring atau anggota bursa dengan posisi buy wajib menyerahkan
uang ke Rekening Serah Terima Anggota Kliring selambat-lambatnya pukul
12.15 WIB pada tanggal penyelesaian yang ditetapkan dalam Daftar hasil
kliring.
e. Dalam hal Anggota Kliring Gagal Bayar, maka KPEI berhak melakukan
hal-hal sebagai berikut yakni menjual Efek yang berada dalam Rekening
Jaminan Anggota Kliring dan memberikan konfirmasi kepada Anggota
Kliring yang bersangkutan mengenai hasil penjualan Efek dimaksud;
selanjutnya dapat mencairkan dan atau menjual Agunan yang di jaminkan
Anggota Kliring yang bersangkutan kepada KPEI. Dan juga carry forward
atau offsetting hak/kewajiban hari berikutnya, hal ini tercantum pada
Peraturan KPEI No.2-5 poin 4.
f. Dalam hal Anggota Kliring Gagal serah, atau tidak dapat memenuhi
sebagian atau seluruh kewajiban
g. Serah Efek Bersifat Ekuitas terkait pemenuhan kewajiban Anggota Kliring
kepada KPEI, Anggota Kliring wajib mengganti kewajiban serah Efek
Bersifat Ekuitas yang tidak dipenuhinya
h. Menjadi kewajiban serah uang pengganti (Alternate cash settlement)
kepada KPEI sebesar 125% (seratus dua puluh lima persen) dari harga
tertinggi atas Efek Bersifat Ekuitas yang sama di pasar reguler dan
negosiasi di hari penyelesaian saham tersebut atau pada sesi I pasar reguler
di hari penyelesaian saham tersebut.
Bagi Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
a. Setelah netting DHK yang dilakukan KPEI, maka KSEI akan melakukan
penyelesaian kewajiban dan hak dari nasabah, KSEI akan
memindahbukukan efek dari penjual ke rekening efek pembeli dan akan
memutasi dana dari pihak pembeli ke pihak penjual. hal ini sesuai dengan
Lampiran Keputusan Direksi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Nomor:
KEP-0013/DIR/KSEI/0612
A. Proses & Prosedur Jual Beli Efek
1) Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek
Langkah pertama bagi investor yang ingin melakukan perdagangan saham
adalah menjadi nasabah atau membuka rekening di salah satu broker atau
perusahaan efek. Para investor dapat melakukan transaksi jual beli setelah resmi
terdaftar sebagai nasabah pada perusahaan efek yang bersangkutan.
2) Pelaksanaan Order Nasabah
Pada tahap ini, ada beberapa jenis cara order dari investor yakni dengan
cara online trading yang banyak dilakukan pada saat ini dan juga traditional
trading via broker. Untuk online trading investor tinggal memasukan penawaran
beli maupun jual dari gadget, laptop dan device lainya dan order tersebut akan
diteruskan ke system yang tersedia di anggota bursa sebelum diteruskan ke
JATS, sedangkan untuk order via broker, investor memberikan instruksi kepada
broker kapan saham harus dibeli dan dijual. Order ini dapat dilakukan secara
langsung dengan datang ke kantor broker, telephone, dan layanan pesan singkat
(short message service/sms). Berikut contoh pemesanana via traditional trading
a. Verifikasi dan validasi order
Setiap order yang masuk akan dilakukan verifikasi dan validasi melalui
sistem dari anggota bursa tersebut. Proses ini dilakukan di kantor masing-
masing Anggota Bursa.
b. Transaksi terjadi (matched)
Dalam tahap ini, semua order yang masuk kedalam sistem JATS
bertemu dengan harga yang sesuai dan tercatat dalam sistem sebagai
transaksi yang telah terjadi (done), artinya sebuah order jual/beli telah
bertemu dengan harga yang cocok. Selanjutnya petugas kantor broker
menyampaikan informasi kepada investor bahwa order yang disampaikan
telah terpenuhi. Konfirmasi akan diberikan oleh masing-masing Perusahaan
Efek Anggota Bursa kepada nasabah pada akhir hari bursa setelah order
disampaikan atau diteruskan (online trading) oleh nasabah.
c. Penyelesaian transaksi (settlement)
Penyelesaian transaksi (settlement) merupakan tahap akhir dalam sebuah
siklus transaksi. Investor akan mendapatkan hak-haknya setelah beberapa
proses seperti kliring, pemindahbukuan dan lain-lain. Jika melakukan
transaksi hari ini (T), maka hak kita akan terpenuhi 3 hari bursa selanjutnya
(T+3) untuk pasa regular dan (T+0) untuk pasa tunai.
B. Pelaksanaan Pesanan Nasabah oleh Anggota Bursa Efek
1) Anggota Bursa Efek (AB) yang menerima pesanan dari nasabahnya untuk
melakukan transaksi dan atau akan melakukan transaksi untuk
kepentingannya sendiri atas Efek yang tercatat di Bursa, wajib melaksanakan
transaksi tersebut melalui sistem perdagangan Bursa.
2) AB Efek wajib melakukan verifikasi atas setiap pesanan yang diterima dari
nasabahnya, guna mendukung pengendalian internal dan untuk mencegah
terjadinya perdagangan yang tidak wajar.
3) Pesanan jual dan atau beli yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh AB hanya
pesanan terbatas (limit order) yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh AB
sampai dengan batas harga yang ditetapkan oleh nasabahnya.
4) Setiap instruksi dan pesanan jual dan atau beli, wajib tercatat di bagian
Pemasaran yang memuat data waktu dan nomor urut, nomor rekening nasabah,
jumlah dan nama (atau kode) Efek, batasan harga, jenis transaksi (jual/beli),
serta keterangan mengenai status nasabah (asing/lokal), dan instruksi khusus,
jika ada sebelum dimasukan ke JATS.
5) Pesanan jual dan atau beli yang telah disetujui oleh AB wajib diteruskan ke
JATS satu per satu per pesanan nasabah (tidak digabung) berdasarkan urutan
waktu (prioritas waktu) disetujuinya pesanan tersebut.
6) Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke JATS wajib
dilengkapi dengan data identitas tunggal nasabah (Single Investor
Identity/SID).
7) Penawaran jual dan atau permintaan beli nasabah atas Efek selain Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) hanya boleh ditransaksikan oleh
AB di Pasar Reguler, kecuali nasabah menginstruksikan atau menyetujui
secara tertulis bahwa penawaran jual atau permintaan belinya ditransaksikan
di Pasar Tunai atau Pasar Negosiasi.
8) AB hanya dapat memberikan pesanan titipan jual atau beli kepada AB lain
apabila AB yang bersangkutan dalam keadaan dikenakan larangan sementara
melakukan aktivitas perdagangan di Bursa (suspensi) dengan ketentuan:
a. Dalam hal AB yang bersangkutan dalam keadaan dikenakan larangan
sementara melakukan aktivitas perdagangan di Bursa (suspensi), maka:
 Pesanan titipan jual dan atau beli dimaksudkan untuk kepentingan
penyelesaian Transaksi Bursa yang dilakukan sebelum AB yang
bersangkutan dikenakan suspensi; atau
 Pesanan titipan jual dan atau beli adalah untuk kepentingan
nasabahnya; atau
 Pesanan titipan jual atas portofolio sendiri yang dimaksudkan untuk
kepentingan penyelesaian kewajiban AB yang bersangkutan.
b. AB yang menerima pesanan titipan dari AB lainnya wajib
memperlakukan pesanan Anggota Bursa Efek tersebut sama dengan
pesanan nasabah lainnya.
c. Dalam hal sistem perdagangan AB mengalami gangguan atau kerusakan
termasuk sistem Business Continuity Plan (BCP) maka AB dapat
melakukan pesanan titip jual dan atau titip beli kepada AB lain
palinglama 20 (dua puluh) Hari Bursa dengan terlebih dahulu
melaporkan ke Bursa mengenai:
 adanya gangguan atau kerusakan tersebut.
 AB yang akan menerima pesanan titip jual dan atau beli tersebut.
d. AB yang tidak melakukan aktivitas perdagangan Efek di Bursa atas
permintaan sendiri (voluntary suspension) dapat memberikan pesanan
titipan jual dan beli untuk kepentingan portofolio sendiri kepada AB lain.
e. AB hanya dapat menerima dan melaksanakan pesanan Transaksi Bursa
untuk kepentingan Komisaris, Direktur dan atau pegawai AB yang
bersangkutan, apabila AB tersebut telah memiliki prosedur operasi
standar tertulis tentang pelaksanaan pesanan Transaksi Bursa untuk
kepentingan Komisaris, Direktur dan atau pegawai AB yang sekurang-
kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut:
 kewajiban untuk membuka Rekening Efek;
 prinsip mendahulukan kepentingan nasabah;
 Transaksi Bursa yang dilakukan tidak bertentangan dengan
peraturan perundangan yang berlaku;
 Transaksi Bursa tersebut diawasi langsung oleh Direktur/Pejabat
Pengawas melalui sistem pengawasan internal AB yang
bersangkutan.
C. Segmen Pasar Di Bursa dan PenyelesaianTransaksi Bursa
Segmen Pasar di BEI
Segmen pasar di BEI terdiri dari:
1) Pasar Reguler
2) Pasar Negosiasi
3) Pasar Tunai
Perdagangan di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan
selama jam perdagangan pada setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu
Jakarta Automated Trading System (JATS).
Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan
perdagangan (round lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 100 (seratus) Efek.
Perdagangan di Pasar Negosiasi tidak menggunakan satuan perdagangan (tidak
around lot).
Pasar Reguler
Pasar reguler adalah pasar dimana perdagangan efek di bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang
berlangsung pada dua sesi perdagangan dan penyelesaiannya dilakukan pada
Hari bursa ke-3 setelah terjadinya transaksi bursa (T+3).
Pasar Tunai
(Pasar Tunai) adalah pasar dimana perdagangan efek di Bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(continuousauctionmarket) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang
berlangsung hanya pada sesi pertama saja dari dua sesi perdagangan setiap
harinya yang berlangsung di Bursa Efek. Penyelesaiannya dilakukan pada hari
bursa yang sama dengan terjadinya transaksi bursa (T+0).
Pasar Negosiasi
Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan saham di bursa
dilaksanakan menggunakan satuan lembar berdasarkan kesepakatan antara
penjual dan pembeli tanpa harus mengacu pada besaran fraksi harga.
Penyelesaiannya dapat dilakukan sesuai kesepakatan, atau T+0 khusus untuk
hari bursa terakhir perdagangan HMETD dan maksimal T+3 jika kedua belah
pihak tidak menetapkan waktu penyelesaian.
D. Proses Tawar Menawar
Di Pasar Reguler dan Pasar Tunai
1) Tawar menawar pada sesi perdagangan di pasar reguler dan pasar tunai
berpedoman pada harga pembukaan.
2) Dalam hal harga pembukaan tidak terbentuk, maka tawar menawar,
persentase Auto Rejection, dan patokan harga Auto Rejection pada sesi
perdagangan di pasar reguler dan pasar tunai berpedoman pada:
a. Harga previous untuk saham yang sudah diperdagangkan di bursa;
b. Harga Teoretis Hasil Tindakan Korporasi untuk saham Perusahaan
Listing yang melakukan tindakan korporasi (corporate action);
c. Harga perdana untuk saham Emiten yang pertama kali diperdagangkan
di Bursa;
3) Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam
JATS diproses oleh JATS dengan memperhatikan prioritas harga (price
priority), dalam arti permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki
prioritas terhadap permintaan beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan
penawaran jual pada harga yang lebih rendah memiliki prioritas terhadap
penawaran jual pada harga yang lebih tinggi.
4) Dalam hal penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang
sama, JATS memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran
jual yang diajukan terlebih dahulu (time priority).
5) Sebelum transaksi bursa terjadi, Anggota Bursa Efek (AB) dapat mengubah
atau membatalkan penawaran jual dan atau permintaan beli yang sudah
dimasukkan ke JATS, dengan ketentuan:
a. Pengurangan jumlah efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun
pada permintaan beli untuk tingkat harga yangsama tidak
mengakibatkan hilangnya prioritas waktu.
b. Penambahan jumlah efek baik pada penawaran jual maupun
permintaan beli untuk tingkat harga yang sama dilakukan dengan
memasukkan penawaran jual maupun permintaan beli baru ke JATS
dan diperlakukan sama dengan penawaran jual maupun permintaan beli
baru.
6) Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum
diperjumpakanoleh JATS (open order) di Sesi II, akan dilanjutkan secara
otomatis keperdagangan sesi Pre-closing oleh JATS
Di Pasar Negosiasi
1) Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi dilakukan melalui
proses tawar-menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antar
Anggota Bursa Efek (AB) atau antar nasabah melalui satu AB atau antara
nasabah dengan AB yang selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar-menawar
tersebut diproses melalui JATS
2) Hasil kesepakatan tawar-menawar yang terjadi dan mengikat menjadi
Transaksi Bursa saat dikonfirmasikan oleh AB yang menjadi lawan
transaksi (counter party)
3) Anggota Bursa Efek yang belum mempunyai lawan transaksi di Pasar
Negosiasi dapat menyampaikan informasi mengenai penawaran jual dan
atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi melalui
tampilan informasi (advertising)
4) Anggota Bursa Efek yang memberikan informasi penawaran jual dan atau
permintaan beli melalui tampilan informasi dapat mengubah atau
membatalkan penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut
5) Apabila Harga Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi hasil kesepakatan berada
di luar batasan Auto Rejection yang ditetapkan di Pasar Reguler, maka
Anggota Bursa Efek yang bersangkutan harus melaporkan kepada Bursa
alasan dan tujuan dilakukannya transaksi dimaksud, dalam jangka waktu
paling lambat hari Bursa berikutnya, menggunakan kecuali untuk saham
dengan Harga minimum yang berlaku di Pasar Reguler dan Tunai yaitu
sebesar Rp50 (lima puluh rupiah)
Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Reguler dan Pasar Tunai
1) Penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler dan pasar tunai dijamin oleh
KPEI
2) Penyelesaian transaksi bursa di pasar regular dan pasar tunai dilakukan
secara netting + offsetting
3) Transaksi bursa pasar reguler wajib diselesaikan pada hari bursa ke-3
setelah terjadinya transaksi bursa (T+3).
4) Transaksi bursa pasar tunai wajib diselesaikan pada hari bursa yang sama
dengan terjadinya transaksi bursa (T+0)
5) Penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi dilakukan sesuai
kesepakatan antar kedua belah pihak apabila tidak ditentukan maka akan
mengikuti proses penyelesaian transaksi bursa di pasar regular (T+3)
6) Penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi dilakukan secara trade for
trade
7) Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek yang berkaitan dengan
transaksi bursa yang dilakukannya di pasar reguler dan pasar tunai
sebagaimana dimuat di dalam Daftar Transaksi Bursa (DTB) akan
ditentukan oleh KPEI pada setiap Hari Bursa dan dicantumkan di Daftar
Hasil Kliring (DHK). DHK dalam bentuk data elektronik wajib disediakan
oleh KPEI paling lambat pukul 13.00.00 WIB untuk perdagangan sesi I,
pukul 19.30.00 WIB untuk perdagangan sesi II dan dalam bentuk tercetak
paling lambat pukul 09.00.00 WIB pada Hari Bursa berikutnya
8) Penyelesaian transaksi sesuai DHK Netting wajib diselesaikan oleh
Anggota Bursa Efek kepada KPEI selambat-lambatnya pukul 12:15:00 WIB
dan oleh KPEI kepada Anggota Bursa Efek selambat-lambatnya pukul
13:30:00 WIB pada tanggal yang ditetapkan dalam DHK.
9) Penyelesaian transaksi dilakukan melalui pemindah-bukuan Efek Bersifat
Ekuitas dan atau dana ke rekening Efek Anggota Bursa Efek yang berhak
sesuai peraturan KSEI dan KPEI.
10) Anggota Bursa Efek serah efek harus menyelesaikan kewajibannya dengan
cara sebagai berikut:
a. Memindahbukukan efek tersebut ke rekening efek serah yang
bersangkutan yang berada pada KSEI, selambat-lambatnya pukul
12:15:00 WIB pada tanggal yang ditetapkan dalam DHK;
b. Membuat kesepakatan pinjam meminjam efek dengan KPEI dan
menginformasikan kepada KPEI bahwa kewajiban Anggota Bursa Efek
untuk menyerahkan efek pada tanggal yang ditetapkan dalam DHK
akan diselesaikan dengan menggunakan efek Ekuitas yang dipinjam
dari KPEI;
c. Membeli efek Ekuitas tersebut melalui Pasar Tunai dimana
penyelesaian transaksi bursanya jatuh pada tanggal yang sama dengan
tanggal penyelesaian kewajiban serah efek Ekuitas tersebut;
d. Menyerahkan uang pengganti (Alternate cash settlement) pada tanggal
yang ditetapkan dalam DHK;
e. Mengkombinasikan sebagian atau seluruh metode dari ketentuan di
atas.
11) Anggota Bursa Efek harus menyelesaikan kewajiban untuk menyerahkan
dana kepada KPEI dengan cara pemindahbukuan dana ke rekening efek
serah dan atau rekening jaminan yang berada pada KSEI
selambatlambatnya pukul 12:15:00 WIB pada tanggal yang ditetapkan
dalam DHK
12) Dalam hal kewajiban Anggota Bursa Efek untuk menyerahkan Efek
Bersifat Ekuitas tidak dilaksanakan dengan cara sebagaimana yang telah
ditentukan dalam peraturan, maka Anggota Bursa Efek tersebut wajib untuk
menyelesaikan kewajibannya dengan uang pengganti (Alternate cash
settlement) yang besarnya ditetapkan sebesar 125% (seratus dua puluh lima
perseratus) dari harga tertinggi atas Efek Bersifat Ekuitas yang sama yang
terjadi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo
pada tanggal yang sama dan Pasar Reguler sesi I papa hari penyelesaian
transaksi yang penyelesaiannya jatuh tempo pada tanggal yang sama.

Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Negosiasi


1) Waktu penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi ditetapkan
berdasarkan kesepakatan antara Anggota Bursa Efek jual dan Anggota
Bursa Efek beli dan diselesaikan secara per-transaksi.
2) Dalam hal Anggota Bursa Efek beli dan Anggota Bursa Efek jual tidak
menetapkan waktu penyelesaian transaksi bursa, maka penyelesaian
transaksi bursa dilakukan selambat-lambatnya pada hari bursa ke-3 setelah
terjadinya transaksi (T+3).
3) Pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi (T+0) khusus untuk
hari bursa terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
E. Jam dan Sesi Perdagangan
Jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia dibagi menjadi jam perdagangan
normal ( senin-kamis) dan perdagangan jumat, dan secara umum sesi perdagangan di
bursa efek Indonesia dibagi menjadi beberapa sesi yakni sesi Pre-opening, Sesi 1, Sesi
2, Sesi Pre-closing dan Sesi Post-closing.
1) Sesi Pre-opening
Perdagangan di pasar reguler dimulai dengan sesi pre-opening pada setiap
hari perdagangan. Dalam sesi tersebut dimasukkan order jual dan beli untuk
membentuk harga pre-opening.
Jadwal sesi pre-opening yakni:
Waktu Aktivitas
08:45:00 - 08:55:00 Anggota bursa memasukkan order jual dan beli
08:55:01 - 08:59:59 JATS melakukan proses penetapan harga pre-
opening dan pengalokasian transaksi

Pelaksanaan Perdagangan Pada Sesi Pre-opening


a. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening ditetapkan oleh Burs
melalui Pengumuman paling lambat 1 (satu) Hari Bursa sebelum saham
tersebut diperdagangkan pada sesi Pre-opening.
b. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening adalah saham-saham
yang masuk dalam penghitungan indeks LQ-45 dan atau saham lain
yang ditentukan sesuai dengan kebijakan Bursa.
c. Harga tawar menawar pada sesi Pre-opening berpedoman pada Harga
Previous atau Harga Teoritis saham Hasil Tindakan Korporasi
d. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan pada sesi
Prapembukaan, dapat diubah dan atau dibatalkan oleh Anggota Bursa
Efek yang bersangkutan sepanjang pembatalan dan atau perubahan
tersebut dilakukan masih dalam tenggang waktu perdagangan sesi pre-
opening
e. Harga Pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran
jual dan permintaan beli terbanyak untuk saham yang sama yang dapat
diperjumpakan oleh JATS pada satu harga tertentu
f. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum
diperjumpakan oleh JATS (open order) di sesi Pre-opening, akan
dilanjutkan secara otomatis ke perdagangan sesi I oleh JATS, kecuali
Harga penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut melampaui
batasan Auto Rejection.
2) Sesi Perdagangan Sesi I dan II
Hari Sesi Waktu
Senin – Kamis Sesi I 09:00 - 12:00 waktu JATS
Sesi II 13:30 - 15:49 waktu JATS
Jum'at Sesi I 09:00 - 11:30 waktu JATS
Sesi II 14:00 - 15:49 waktu JATS

3) Sesi Pre-closing dan Post-closing


Sesi Waktu Aktivitas
15:50:00
- Anggota bursa memasukkan order jual dan beli
Pre-closing
16:00:00

16:00:01 JATS melakukan proses pembentukan Harga Penutupan


- dan memperjumpakan penawaran jual dengan
16:04:59 permintaan beli pada Harga Penutupan berdasarkan
price dan time priority
Anggota Bursa Efek untuk memasukkan penawaran jual
dan atau permintaan beli pada Harga Penutupan, dan
16:05:00 JATS memperjumpakan secara berkelanjutan
Post-closing - (continuous auction) atas penawaran jual dengan
16:15:00 permintaan beli untuk Efek yang sama secara
keseluruhan maupun sebagian pada Harga Penutupan
berdasarkan time priority
Pada Sesi Pre-closing
a. Pada sesi Pre-closing, Anggota Bursa Efek dapat memasukkan
penawaran jual dan atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan
perdagangan dan Fraksi Harga dengan tetap tunduk pada ketentuan Auto
Rejection
b. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan pada sesi
Prapenutupan, dapat diubah dan atau dibatalkan oleh Anggota Bursa
Efek yang bersangkutan sepanjang pembatalan dan atau perubahan
tersebut dilakukan masih dalam tenggang waktu perdagangan sesi pre-
closing
c. Harga Penutupan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran
jual dan permintaan beli terbanyak untuk saham yang sama yang dapat
diperjumpakan pada satu harga tertentu. Saham yang diperdagangkan
pada sesi Pre-opening ditetapkan oleh Bursa melalui Pengumuman
paling lambat 1 (satu) Hari Bursa sebelum saham tersebut
diperdagangkan pada sesi Pre-opening
d. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum
diperjumpakan oleh JATS (open order) di sesi Pre-closing, akan
dilanjutkan secara otomatis ke perdagangan sesi Post-closing oleh JATS
e. Apabila Harga Penutupan tidak terbentuk, maka Harga Penutupan
ditetapkan berdasarkan Harga dari Transaksi Bursa yang terakhir kali
terjadi
Pada Sesi Post-closing
a. Efek Bersifat Ekuitas yang dapat diperdagangkan pada sesi Post-closing
adalah seluruh Efek Bersifat Ekuitas, kecuali Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu
b. Anggota Bursa Efek hanya dapat memasukkan penawaran jual dan atau
permintaan beli pada Harga Penutupan
c. Perubahan penawaran jual dan atau permintaan beli pada sesi Post-
closing
hanya dapat dilakukan pada Harga Penutupan.
Perdagangan Saham Perusahaan Tbk yang Melakukan Tindakan
Korporasi
Pelaksanaan Perdagangan saham dari Perusahaan Tercatat yang melakukan
tindakan korporasi:
a. Jika masih mengandung haknya (dalam periode cum) akan berakhir
pada:
 Hari Bursa ke-3 (ketiga) sebelum tanggal pencatatan pemegang
saham yang mendapatkan hak (recording date), untuk
perdagangan pada Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi.
 Hari Bursa yang sama dengan dilakukannya recording date, untuk
perdagangan pada Pasar Tunai.
b. Jika tidak lagi mengandung hak (periode ex) dimulai pada hari bursa
berikutnya setelah berakhirnya periode cum
c. Jika tindakan korporasi mengakibatkan adanya perubahan nilai nominal
saham (stock split atau reverse stock) dan perubahan saham yang
dicatatkan akibat penggabungan atau peleburan usaha (merger), Bursa
meniadakan perdagangan di Pasar Tunai atas saham tersebut selama 2
(dua) Hari Bursa terhitung sejak berakhirnya periode cum di Pasar
Reguler
d. Untuk memberikan kesempatan menukarkan Waran menjadi saham,
maka perdagangan Waran berakhir paling lambat:
 4 (Empat) Hari Bursa sebelum tanggal Waran tersebut jatuh tempo
untuk perdagangan Waran di Pasar Reguler;
 1 (Satu) Hari Bursa sebelum tanggal Waran tersebut jatuh tempo
untuk perdagangan Waran di Pasar Tunai.
e. Dalam hal perusahaan tercatat melakukan penerbitan Waran sebagai
hasil pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD),
Bursa akan meniadakan perdagangan Waran di seluruh pasar sejak awal
pelaksanaan HMETD sampai Waran tersebut sudah diterbitkan dan
tersedia.
f. Khusus untuk HMETD hanya dapat diperdagangkan di pada Pasar Tunai
dan sesi I Pasar Negosiasi
F. Fraksi Harga dan Auto Rejection
Untuk menjaga mekanisme perdagangan berjalan secara teratur, wajar dan
efisien, Bursa Efek Indonesia mempunyai aturan yang tertuang dalam peraturan
Perdagangan II-A Perihal mekanisme perdagangan efek.
Fraksi Harga
Fraksi Harga Merupakan satuan perubahan harga yang digunakan dalam
melakukan penawaran jual atau permintaan beli.
Fraksi Harga yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:
1) Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 200,-
(Dua Ratus rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 1,- dan maksimum
price step adalah Rp10.
2) Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp
200,- (Dua Ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 500,- (lima ratus
rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 2,- dan maksimum price step
adalah Rp 20,-.
3) Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp
500,- (lima Ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 2.000,- (dua ribu
rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 5,- dan maksimum price step
adalah Rp 50,-.
4) Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp
2.000,- (dua Ribu rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 5.000,- (lima ribu
rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 10,- dan maksimum price step
adalah Rp 100,-.
5) Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari Rp 5.000,-
(lima ribu rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 25,- dan maksimum
price step adalah Rp 250,-.
G. Auto Rejection
Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam
JATS adalah harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu.
Bila Anggota Bursa memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara
otomatis akan ditolak oleh JATS (Auto Rejection).
Batasan Auto Rejection yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:
1) Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 50,-
(lima puluh rupiah)
2) Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% (tiga puluh
lima perseratus) di atas dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah
Acuan Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp 50,- (lima puluh
rupiah) sampai dengan dari Rp 200,- (dua ratus rupiah).
3) Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25% (dua puluh
lima perseratus) di atas dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah
Acuan Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp 200,- (dua ratus
rupiah) sampai dengan dari Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
4) Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% (dua puluh
perseratus) di atas dan dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan
Harga untuk Saham dengan rentang harga di atas Rp 5.000,- (lima ribu
rupiah).
Auto Rejection diatas diberlakukan sejak tanggal 25 Agustus 2015 sesuai
dengan Keputusan direksi Bursa Efek Indonesia No. Kep-00096/BEI/08-2015 dan
tercantum dalam peraturan Perdagangan II-A Perihal mekanisme perdagangan efek.
Dalam pelaksanaan perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler dan
Pasar Tunai, maka JATS akan melakukan Auto Rejection, apabila:
1) Volume penawaran jual atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas lebih dari
50.000 (lima puluh ribu) lot atau 5% (lima perseratus) dari jumlah Efek
yang tercatat di Bursa (mana yang lebih kecil).
2) Acuan Harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi
atau terendah di Pasar Reguler dan Pasar Tunai atas saham yang
dimasukkan ke JATS sebagaimana dimaksud dalam ketentuan di atas
ditetapkan berdasarkan pada:
a. Harga Pembukaan di Pasar Reguler untuk perdagangan saham di Pasar
Reguler dan Pasar Tunai;
b. Harga Previous apabila Harga Pembukaan tidak terbentuk;
c. Harga Teoritis Hasil Tindakan Korporasi untuk saham Perusahaan
Tercatat yang melakukan Tindakan Korporasi; atau
d. Harga perdana untuk saham Perusahaan Tercatat yang pertama kali
e. diperdagangkan di Bursa
3) Penerapan Auto Rejection untuk perdagangan saham hasil Penawaran
Umum yang pertama kali diperdagangkan di Bursa (perdagangan perdana)
ditetapkan sebesar 2 (dua) kali dari persentase batasan Auto Rejection yang
telah ditentukan
H. Mekanisme Transaksi Marjin dan Shortselling
Pelaksanaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling dilakukan sesuai
dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.6. tentang Pembiayaan Transaksi
Efek oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan
Efek serta Peraturan Bursa terkait Transaksi Marjin dan Transaksi Short Selling.
Marjin
Transaksi Marjin adalah transaksi pembelian Efek untuk kepentingan
nasabah yang dibiayai oleh Perusahaan Efek. Atau dapat dikatakan pembelian
suatu saham dengan cara sebagian pembelian menggunakan dana sendiri dan
sebagiannya menggunakan dana yang dipinjam dari anggota bursa efek
Indonesia .
Short selling
Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek
dimaksud tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan. Atau
dapat dikatakan penjualan suatu saham dimana penjual belum memiliki saham
tersebut pada waktu transaksi dilakukan.
Kriteria untuk transaksi saham marjin dan short selling saat ini adalah
sebagai berikut:
1) PER tidak Lebih 3X
2) Kapitalisasi saham dengan kepemilikan dibawah 5% (lima persen) dari
jumlah saham tercatat lebih besar dari Rp1.000.000.000.000 (satu
triliun rupiah) berdasarkan data akhir bulan dalam periode data review.
3) Efek tersebut telah tercatat di Bursa, dengan ketentuan:
a. Apabila Efek tersebut telah tercatat di Bursa selama 6 (enam) bulan
atau lebih, maka: Efek tersebut ditransaksikan di Bursa dengan rata-
rata nilai transaksi harian di Pasar Reguler dalam 6 (enam) bulan
terakhir minimal adalah Rp 10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah)
atau minimal nilai transaksi harian di Pasar Reguler adalah Rp
1.000.000.000,- (satumiliar rupiah).
b. pabila Efek tersebut telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam)
bulan atau maka: Efek tersebut ditransaksikan di Bursa dengan rata-
rata nilai transaksi harian mencapai Rp 50.000.000.000 (lima puluh
miliar rupiah) atau minimal nilai transaksi harian adalah Rp
5.000.000.000,- (lima miliiar rupiah).
4) Jumlah pemegang saham sekurang-kurangnya 600 (enam ratus)
pemegang saham berdasarkan data akhir bulan selama periode data
review.
5) Khusus untuk Transaksi Short Selling total saham dengan kepemilikan di
bawah 5% (lima perseratus) dari jumlah saham tercatat minimal 20%
(dua puluh perseratus) yang dihitung selama:
a. 6 (enam) bulan terakhir hingga periode review oleh Bursa untuk
Efek yang telah tercatat di Bursa selama 6 (enam) bulan atau lebih di
Bursa
b. Sekurang- kurangnya 3 (tiga) bulan sejak tercatat hingga periode
review oleh Bursa untuk Efek yang telah tercatat di Bursa kurang
dari 6 (enam) bulan.
I. Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan
Dengan diterbitkanya POJK No.26 Tahun 2014 perihal Penjaminan
Penyelesaian Transaksi Bursa makin memperkuat dan meyakinkankepada investor
bahwa investasi di pasar modal Indonesia sangat aman, karena dijelaskan kembali
pada peraturan tersebut bahwa semua transaksi dipasar reguler dan tunai akan dijamin
transaksi nya oleh Kliring Penjaminan Efek Indonesia, dengan kata lain pada saat hari
penyelesaian transaksi akan dipastikan transaksi tersebut “Good Fund and Good
Delivery”. Namun di sisi lain OJK juga memperkuat aturan mengenai efek mana saja
yang dijamin, efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan. Perihal dengan adanya efek
tidak dijamin dan transaksi dipisahkan juga muncul didasari untuk melindungi kliring
dan Penjaminan efek Indonesia dari transaksi bursa yang tidak wajar dan berisiko
tinggi gagal dalam proses setelmen.
Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan
Efek Tidak Dijamin adalah Efek yang ditetapkan oleh Bursa Efek dan
Lembaga Kliring dan Penjaminan berdasarkan persyaratan tertentu yang
penyelesaian transaksinya tidak dijamin sebagaimana diatur dalam Pasal 1
angka 11 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 Tentang
Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.
Efek dengan Transaksi Dipisahkan
Penyelesaian Transaksi Bursa berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh
Bursa Efek Lembaga Kliring dan Penjaminan atau atas perintah Otoritas Jasa
Keuangan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Angka 10 Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan Penyelesaian
Transaksi Bursa.
Kriteria Untuk Efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan yang berlaku
saat ini adalah sebagai berikut:
1) Pola Transaksi
2) Volume Transaksi
3) Frekuensi Transaksi
4) Fluktuasi Harga
5) Konsentrasi kepemilikan efek
6) Informasi lain yang bersifat material
J. Biaya Transaksi
Anggota Bursa Efek wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa (tidak
termasuk biaya kliring dan settlement) sebagai kontribusi atas penyediaan fasilitas
oleh Bursa kepada Anggota Bursa Efek. Ketentuann ini tetap berlaku bagi Anggota
Bursa Efek dalam keadaan suspensi atau Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB)
dibekukan. Biaya dihitung berdasarkan nilai per transaksi Anggota Bursa Efek yang
bersangkutan sebagai berikut:
1) Untuk transaksi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai sebesar 0,018% (nol koma
nol satu delapan perseratus) dari nilai per transaksi, atau minimum
Rp20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) per bulan
2) Untuk transaksi di Pasar Negosiasi berdasarkan kebijakan Bursa;
3) Untuk biaya transaksi jasa kliring penjaminan efek Indonesia adalah sebesar
0,009% (nol koma nol nol sembilan perseratus) dari nilai per transaksi.
4) Untuk biaya transaksi setelmen kepada KSEI adalah sebesar 0,003% (nol
koma nol nol tiga perseratus) dari nilai per transaksi.
5) PPN dan PPH diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan SE-06/PJ4/1997
Dirjen Pajak Tanggal 20 Juni 1997 Perihal Pelaksaan pemungutan Pajak
Penghasilan atas Penghasilan Penjualan saham di Bursa Efek.

K. Penghentian Perdagangan
Dalam rangka menjaga terlaksananya perdagangan efek yang teratur, wajar dan
efisien, bursa dapat melakukan:
1) Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan efek di bursa, dalam hal:
a. Permasalahan teknis pada JATS dan atau sistem Remote trading yang
diakibatkan oleh:
 Data application / system error
 Kapasitas mesin perdagangan penuh
 Rusak mesin perdagangan
 Terputusnya jaringan Remote trading
 Permasalahan teknis pada JATS dan dan infrastruktur
pendukungnya
b. Terjadinya permasalahan teknis pada sistem kliring dan penjaminan
KPEI dan atau sistem penyimpanan dan penyelesaian KSEI yang
mengakibatkan tidak dapat dilakukan proses penjaminan dan atau
penyelesaian Transaksi Bursa;
c. Terjadinya kepanikan pasar dalam melakukan transaksi jual dan atau
beli yang mengakibatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
mengalami penurunan yang sangat tajam paling lama 1 (satu) sesi
perdagangan. Dalam hal penghentian melebihi 1 (satu) sesi
perdagangan, maka Bursa akan melakukan penghentian sementara
setelah mendapat persetujuan Bapepam dan LK
d. Bencana, antara lain: gempa bumi, banjir, kebakaran
e. Terjadinya gangguan keamanan, sosial dan politik, antara lain:
pemberontakan, ledakan bom, kerusuhan, huru-hara, sabotase,
pemogokan dan epidemic
f. Terjadinya gangguan pada infrastruktur sosial seperti jaringan listrik,
telekomunikasi dan transportasi
2) Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan atas suatu Efek tertentu di
Bursa apabila terjadi pergerakan harga yang tidak wajar atas Efek tersebut
3) Jika penghentian sementara terjadi, maka transaksi Bursa yang sudah terjadi
sebelum dihentikannya perdagangan tetap berlaku kecuali apabila terdapat
inkonsistensi data, kesalahan data dan atau hilangnya data Transaksi Bursa
pada JATS yang disebabkan karena tidak berfungsinya JATS
4) Bursa menghentikan sementara perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu dan atau Waran apabila perdagangan saham yang mendasari
diterbitkannya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan atau Waran
tersebut dihentikan sementara
5) Untuk menjaga kelangsungan perdagangan Efek di Bursa, maka Bursa
dapat menerapkan sistem dan tata cara perdagangan lainnya sesuai dengan
rencana kelangsungan usaha (business continuity plan) yang telah
memperoleh persetujuan OJK
SIMPULAN

I. Proses Penawaran Umum, terdiri dari Tahap Persiapan, Tahap Pengajuan Pernyataan
Pendaftaran, Tahap Penawaran Saham, dan Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek
II. Pencatatan untuk Efek Selain Saham seperti reksa dana, SPEI, Surat Utang, Sukuk, dan
EBA. Hal tersebut harus dilaporkan selambat-lambatnya 8 Hari Bursa dan membayar
Biaya Pencatatan Awal selambat-lambatnya 3 Hari Bursa sebelum tanggal pencatatan.
Bursa akan mengumumkan pencatatan 1 Hari Bursa sebelum tanggal pencatatan.
III. Pasar perdangan efek terdiri dari pasar perdana yaitu pasar dimana perusahaan-
perusahaan yang membutuhkan dana menjual atau menawarkan efek, baik berupa
saham, surat utang atau efek lainnya, secara langsung kepada para calon pemodal dan
pasar sekunder yaitu pasar tempat terjadinya transaksi perdagangan efek di antara para
investor setelah efek yang dijual atau ditawarkan pada Pasar Perdana dicatatkan pada
bursa efek tertentu.
IV. Sistem perdagangan yang digunakan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah Jakarta
Automated Trading System atau biasa disebut JATS yang berfungsi untuk
mengotomasi perdagangan efek secara real time berdasarkan time priority dan price
priority atau biasa juga disebut dengan continous auction atau lelang
berkesinambungan selama waktu perdagangan.
V. Mekanisme perdagangan efek di BEI didasarkan pada sistem order yang dilakukan
dengan membuat perjanjian tertulis dan membuka Rekening Efek atas namanya.
Perusahaan sekuritas kemudian menjalankan order yang diminta nasabah. Proses &
Prosedur Jual Beli Efek berawal dari Menjadi nasabah di Perusahaan Efek dan
melakukan pelaksanaan Order Nasabah, kemudian dilanjutkan dengan Pelaksanaan
Pesanan Nasabah oleh Anggota Bursa Efek, kemudian Segmen Pasar Di Bursa dan
PenyelesaianTransaksi Bursa.
Referensi :
Modul TICMI – Mekanisme Perdagangan Efek

You might also like

  • Wa0011
    Wa0011
    Document12 pages
    Wa0011
    Umul fatdillah
    No ratings yet
  • KLP 4
    KLP 4
    Document45 pages
    KLP 4
    Pradnyadevi Utami
    No ratings yet
  • AKL - Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan
    AKL - Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan
    Document63 pages
    AKL - Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan
    Pradnyadevi Utami
    No ratings yet
  • CG Sap 13
    CG Sap 13
    Document7 pages
    CG Sap 13
    Pradnyadevi Utami
    No ratings yet
  • Bab 19
    Bab 19
    Document8 pages
    Bab 19
    Pradnyadevi Utami
    No ratings yet
  • Bab 17
    Bab 17
    Document15 pages
    Bab 17
    Pradnyadevi Utami
    No ratings yet
  • Sia
    Sia
    Document25 pages
    Sia
    Pradnyadevi Utami
    No ratings yet
  • KWU
    KWU
    Document18 pages
    KWU
    Pradnyadevi Utami
    No ratings yet
  • SIA
    SIA
    Document29 pages
    SIA
    Pradnyadevi Utami
    No ratings yet