Professional Documents
Culture Documents
SINTESIS DIAZOAMINOBENZEN
I. Tujuan Percobaan
Formula : C12H11N3
Berat Molekul : 197,26
Kimia : Senyawa organik turunan benzena-nitrida
Penampilan : Kristal kuning keemasan, berbau khusus
Titik Lebur (oC) : 98-99
Titik Didih (oC) : >100
Garam diazonium adalah senyawa organik yang diperoleh dari reaksi suatu
amina aromatik primer yang dilarutkan atau disuspensikan dalam suatu
larutan asam mineral dalam air, kemudian direaksikan dengan kalium nitrit
dalam keadaan dingin. Jika ditinjau dari sudut pandang sintesis senyawa
organik, garam diazonium mempunya arti penting karena dari senyawa
tersebut dapat dibuat berbagai senyawa aromatik. Pembuatan garam
diazonium disebut dengan reaks diazotisasi/diazotasiUntuk pembuatan garam
diazonium diperlukan tiga macam pereaksi, yaitu suatu amina aromatik
primer, suatu asam mneral, dan garam natrium nitrit. Reaksi pebuatan garam
diazonium dilakukan dalam keadaan dingin dengan cara mempertahankan
suhu reaksi di bawah 5oC (Kurnia, 2012).
Garam diazonium adalah senyawa dengan bentuk umum Ar-N N + X-, mana
Ar mewakili sebuah cincin benzena pengganti dan X - ion Halida seperti
klorida. Diazonium garam tidak stabil dan bahan peledak dalam bentuk
kering. Mereka digunakan untuk memproduksi banyak senyawa organik yang
berbeda, termasuk azo pewarna. Garam diazonium merupakan senyawa yang
bermanfaat karena dapat diubah menjadi beragam gugus fungsi, umumnya
menjadi reaksi kunci untuk mendapatkan benzena tersubtitusi dan juga dapat
digunakan dalam reaksi kupling diazonium (Anonim, 2015).
Gugus diazonium mudah digeser selaku N2 oleh ion halida (F-, Cl-, Br-, atau
I-) atau ion sianida (-CN). Reaksi-reaksi ini memberikan rute aril fluorida,
iodida, dan nitril (ArCN), yang tak satu pun dapat diperoleh langsung dengan
substitusi elektrofilik. Meskipun aril bromida dan aril klorida dapat disintesis
dengan reaksi substitusi elektrofilik, produk-produknya sering tercemar
dengan produk sampingan terdisubstitusikan. Penggantian diazonium
menghasilkan senyawa monokloro atau monobromo murni, tak
terkontaminasikan oleh produk disubstitusi (Fessenden, 1986).
Amina merupakan senyawa organik dan gugus fungsional yang isinya terdiri
dari senyawa nitrogen atom dengan pasangan sendiri. Amino merupakan
derivatif amoniak. Biasanya dipanggil amida dan memiliki berbagai kimia
yang berbeda. Yang termasuk amino ialah asam amino, amino biogenik,
trimetilamina, dan anilina (Anonim, 2013).
Menurut Sunarya dan Setiabudi (2009), amina adalah turunan amonia yang
satu atau lebih atom hidrogennya digantikan oleh gugus alkil atau senyawa
karbon mengandung nitrogen. Terdapat tiga jenis amina sesuai dengan jumlah
atom H yang dapat digantikan oleh gugus alkil, yaitu amina primer (R–NH 2),
amina sekunder (R2–NH), dan amina tersier (R3–N).
Alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain erlenmeyer 250 mL,
gelas kimia 300 mL, gelas ukur 50 mL, corong buchner, pompa vakum,
magnetik stirer, neraca analitik, sendok zat, lemari asam, corong kaca,
batang pengaduk, cawan petri, batang pengaduk, melting point, pipet
tetes, botol semprot dan baskom.
III.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain anilin, HCl pekat,
natrium nitrit, natrium asetat, benzene, aquades, es batu dan kertas saring.
V. Hasil Pengamatan
No. Perlakuan Hasil
37,5 mL aquadest + 10 mL HCl pekat + Larutan berwarna
1.
7 mL anilin + serpihan es batu coklat tua
Ditanya :
Jumlah bahan = ...?
Rendemen crude = ...?
Penyelesaian :
Jumlah bahan = berat HCl pekat + berat anilin + berat NaNO3 + berat
CH3COONa
= 1 gram + 7 gram + 2,6 gram + 10,5 gram
= 30,1 gram
Berat endapan
Rendemen crude diazoaminobenzen (%) = Berat jumlah bahan x
100%
4,858 gram
= 30,1 gram x 100%
= 16,1395 %
Pada percobaan ini, mekanisme reaksi yang terjadi yaitu reaksi antara anilin
dengan asam klorida akan membentuk amina terprotonkan (Aril NH 3).
Kemudian, pada penambahan natrium nitrit, natrium nitrit bereaksi dengan
asam klorida membentuk asam nitrit dan natrium klorida. Selanjutnya
terjadi protonasi antara asam nitrat dan kation asam klorida membentuk
kation asam nitrat (H+HNO2) yang selanjutnya melepaskan molekul air dan
ion nitronium (NO+). Selanjutnya terjadi proses diazotasi. Pada proses ini,
terjadi serangan nukleofilik dari amina primer pada ion nitronium, yang
diikuti dengan pelepasan proton dan nitrosamine primer. Kemudian terjadi
pelepasan molekul air, menghasilkan kation diazonium aromatik (kation
arildiazonium). Selanjutnya, pada penambahan natrium asetat, kation
diazonium aromatik yang mengandung gugus diazonio (-N 2+) akan
digantikan oleh nukleofilik ion asetat (CH 3COO-), menghasilkan aril asetat
dan gas N2. Namun karena reaksi dalam suhu dingin, maka gas N 2 tidak
hilang sehingga dapat terikat dengan cincin aromatik yang melepas ion
asetat (CH3COO-), membentuk kation diazonium aromatik. Ion ini
kemudian bereaksi dengan anion anilin, membentuk diazoaminobenzen dan
asam klorida.
IX. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia Organik, Edisi Ketiga, Jilid 1. Erlangga.
Jakarta.
Ridhay. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Organik Sintesis. FMIPA Untad. Palu.
Sunarya, Y. dan A. Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 3: Untuk
Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan.
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
LEMBAR ASISTENSI
No
Hari/Tanggal Keterangan Paraf
.