Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Rezy Kurnia
1210342029
Pembimbing :
drg. Dedi Sumantri, MDSc
A. DATA PASIEN
Nama Pasien : Surma Adnan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jati Rawang
No RM : 12726
B. HASIL PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Subjektif
a. Chief Complain (CC)
Pasien datang dengan keluhan gigi paling belakang kanan bawah sering sakit saat
mengunyah makanan dan ingin dicabut.
b. Present Illnes (PI)
Pasien pernah mengeluhkan sakit saat mengunyah makanan sejak 1 tahun yang
lalu. Pasien juga sering merasakan makanan menyangkut di gigi tersebut. Kadang-
kadang pasien juga merasakan ngilu ketika minum yang dingin.
c. Past Dental History (PDH)
Pasien belum pernah ke dokter gigi sebelumnya. Pasien menyikat gigi 2 kali
sehari (pagi setelah makan dan malam sebelum tidur), menyikat lidah dan tidak
menggunakan obat kumur. Pasien memiliki kebiasaan mengunyah sebelah sisi (kiri)
sejak + 3 tahun yang lalu.
d. Past Medical History (PMH)
Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan dan obat jenis apapun,
tidak pernah mengkonsumsi obat jangka panjang, tidak pernah dirawat di rumah sakit
dan tidak dicurigai memiliki riwayat penyakit sistemik. Pasien pernah menderita
gejala tipus + 24 tahun yang lalu
e. Family History (FH)
Ayah dan Ibu tidak memiliki riwayat penyakit sistemik. Nenek dari ibu memiliki
riwayat penyakit darah tinggi
f. Social History (SH)
Pasien seorang dosen yang sudah menikah dan bekerja di FKG Unand. Pasien
bekerja dari jam 7.30-16.00. Pasien tidak tidur larut malam (jam 10 malam),
konsumsi air putih 8 gelas/hari, rutin mengkonsumsi buah dan sayuran, tidak
memiliki kebiasaan minum teh atau kopi, tidak ada riwayat konsumsi alkohol dan
narkoba.
2. Pemeriksaan Objektif
a. Pemeriksaan Ekstra Oral
Kelenjar Limfe :
Kiri : Tidak teraba, tidak sakit
Kanan : Tidak teraba, tidak sakit
TMJ : Normal
Pola bukaan mulut : Normal
b. Pemeriksaan Intra Oral
c. Pemeriksaan Penunjang
C. DIAGNOSA
Impaksi gigi 48 dengan posisi mesioangular kelas IA (Winter, Pell & Gregory)
D. PROGNOSA
Good prognosis karena pasien kooperatif dan tidak memiliki penyakit sistemik.
E. RENCANA PERAWATAN
Rencana perawatan untuk kasus ini adalah odontektomi pada gigi 48
F. ALAT DAN BAHAN
ALAT : BAHAN :
Diagnostic set Handscoon steril
Spuit 3 cc dan 1 cc Masker
Scalpel Povidone iodine
Rasparatorium Anastetikum
Handpiece lowspeed Kain kasa
Bur tulang Blade
Bur diamond Tampon
Bein Benang 3-0 silk
Cryer Aquadest
Tang M3 rahang bawah Spongeostan
Tang radiks Ampul adrenalin
Knabel tang
Kuret
Bone file
Pinset Jaringan
Suction
Gunting jaringan
Needle holder
Needle
Gunting benang
Nierbeken
G. PROSEDUR BEDAH
1. Pemeriksaan keadaan umum pasien
2. Pengisian informed consent
3. Pengukuran tekanan darah sebelum dilakukan tindakan odontektomi
4. Desinfeksi area kerja pada posterior kanan rahang bawah dengan kapas yang sudah
dibasahi dengan povidone iodine
5. Anastesi
Pada kasus ini dilakukan 2 anastesi, yaitu anastesi blok mandibularis (nervus alveolaris
inferior dan nervus lingualis) serta anastesi lokal infiltrasi (nervus bukalis)
a. Anastesi blok mandibula yang digunakan adalah teknik indirect (fisher)
- Jari telunjuk diletakkan dibelakang gigi terakhir mandibula, geser kelateral untuk
meraba linea oblique ekterna, kemudian telunjuk digeser kemedian untuk mencari
linea oblique interna, ujung lengkung kuku berada di linea oblique interna dan
permukaan samping jari berada dibidang oklusal gigi rahang bawah
- Posisi I : Jarum diinsersikan dipertengahan lengkung kuku, dari sisi rahang yang
tidak dianastesi yaitu region premolar
- Posisi II : Spuit digeser kesisi yang akan dianastesi, sejajar dengan bidang oklusal
dan jarum ditusukkan sedalam 5 mm, lakukan aspirasi bila negative keluarkan
anastetikum sebanyak 0,5 ml untuk menganastesi N. Lingualis
- Posisi III : Spuit digeser kearah posisi I tapi tidak penuh (region C) lalu jarum
ditusukkan sambil menyelusuri tulang sedalam kira-kira 10-15 mm. Aspirasi dan
bila negative keluarkan anastetikum 1 mm untuk menganastesi N. Alveolaris
inferior. Setelah selesai spuit ditarik kembali.
b. Anastesi infiltrasi bukal
- Retraksi mukosa bukal untuk melihat batas mukosa bergerak dan tidak bergerak
(fornik)
- Insersikan jarum dengan bevel jarum menghadap ke gigi pada fornik 1-1,5 cm, lalu
aspirasi dan bila negative, keluarkan anastetikum/deponeer 0,5 ml
- Cabut jarum berlahan dan hati-hati
- Pijat daerah yang dianastesi untuk memaksimalkan difusi anastetikum
- Tunggu lebih kurang 5 menit sampai anastesi berjalan sebelum dilakukan tindakan.
6. Pembuatan Flap
Flap mandibula yang sering digunakan adalah envelope.
a. Insisi dibuat di daerah distal M2 sampai ke ramus mandibula. Insisi horizontal tegak
lurus pada pinggir oklusal tulang alveolar dan ramus.
b. Dari distal M2, kemudian dibuat insisi semi vertikal di sebelah bukal M2 sampai ke
forniks/ apeks M1.
Setelah kedua insisi dibuat dengan baik sampai ke tulang, maka flap dibuka
menggunakan rasparatorium.
7. Pengambilan tulang
Pengambilan tulang menggunakan bur low speed dengan straight handpiece dan diirigasi
dengan aquadest, pengurangan tulang alveolar dengan mengurangi tulang di bagian bukal
di teruskan ke arah distal M3 yang terpendam sehingga membentuk suatu parit, untuk
bisa mendapatkan jalan masuk yang cukup ke permukaan akar yang akan dipotong.
Untuk perluasannya dapat menggunakan bur fissur dengan batasan sampai terlihat area
bifurkasi gigi M3 untuk dilakukan pemotongan.
8. Pemotongan (separasi) gigi
Setelah membuat parit di sekitar gigi M3 dan terlihat bifurkasi, lakukan separasi gigi. Bur
fissure diletakkan pada garis servikal mengikuti axis bifurkasi dengan gerakan seperti
menggergaji atau menyikat.
9. Pencabutan gigi
Setelah gigi terbelah, gunakan bein, kemudian gigi bagian distal dikeluarkan (dapat juga
menggunakan tang radiks). Setelah bagian distal dikeluarkan, sisa gigi impaksi didorong
ke arah celah yang terbentuk sebelumnya menggunakan bein lurus.
10. Setelah gigi dikeluarkan, dilakukan pembersihan wound (soket) dari semua debris yang
mungkin ada dari pecahan tulang dan lainnya. Pembersihan dengan irigasi larutan
aquadest dan pembersihan mekanis dengan periapikal kuretase. Tepi tulang yang runcing
harus dihaluskan menggunakan knabel tang dan bone file.
11. Irigasi soket dengan menggunakan larutan povidone iodine
12. Bila sudah bersih, flap dikembalikan ke tempatnya dan lakukan penjahitan dengan
interrupted suture
13. Pasien diintruksikan untuk mengigit tampon yang telah diolesi povidone iodine selama
± 30 menit
14. Pasien diitruksikan pasca bedah dan kontrol seminggu setelah odontectomi, jika tidak ada
masalah jahitan dapat dibuka.
H. PASCA BEDAH
1. Alternatif Medikasi
a. Antibiotik
1. R/ Tab Amoxicillin 500 mg No. XV
s.t.t.d tab I
2. R/ Tab Ciprofloxacin 500 mg No. X
Sbdd tab I ac
3. R/ Capl Lincomycin 500 mg No. XV
Stdd tab I ac