You are on page 1of 3

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan pada

masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi

merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan

140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg. Menurut Kemenkes RI

(2013), prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur

≥18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan

Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi

hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan

sebesar 9,4%, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5%.

Penyakit hipertensi masih menempati proporsi terbesar dari seluruh penyakit tidak

menular yang dilaporkan di Provins Jawa Tengah, yaitu sebesar 57,87%.

Penyakit hipertensi ini bagi masyarakat sangat penting untuk dicegah dan diobati.

Hal ini dikarenakan dapat menjadi pencetus terjadinya stroke yaitu kerusakan pembuluh

darah di otak. Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola

makan. Gaya hidup sangat berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan seseorang

yang mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada kesehatan. Hipertensi belum

banyak diketahui sebagai penyakit yang berbahaya, padahal hipertensi termasuk penyakit

pembunuh diam-diam, karena penderita hipertensi merasa sehat dan tanpa keluhan

berarti sehingga menganggap ringan penyakitnya. Sehingga pemeriksaan hipertensi

ditemukan ketika dilakukan pemeriksaan rutin/saat pasien datang dengan keluhan lain.

Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola makan.

Gaya hidup sangat berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan seseorang yang

mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada kesehatan. Hipertensi belum banyak

diketahui sebagai penyakit yang berbahaya, padahal hipertensi termasuk penyakit

pembunuh diam-diam, karena penderita hipertensi merasa sehat dan tanpa keluhan
berarti sehingga menganggap ringan penyakitnya. Sehingga pemeriksaan hipertensi

ditemukan ketika dilakukan pemeriksaan rutin/saat pasien datang dengan keluhan lain.

Penanganan hipertensi daat dilakukan dengan cara farmakologi yaitu dengan obat-

obatan anti hipertensi atau dengan cara nonfarmakologi yaitu dengan terapi

komplementer. Penatalakasanaan nonfarmakologi salah satunya dengan pijat refleksi

kaki,dengan memijat daerah refleksi memberikan rangsangan yang diterima oleh saraf

sensorik dan langsung disampaikan oleh urat saraf motorik kepada organ yang

dikehendaki.

Pijat sebagai tindakan yang memberikan relaksasi dikarenakan saraf simpatis

mengalami penurunan aktifitas sehingga mengakibatkan penurunan tekanan darah serta

pija merupakan suatu bentuk latihan pasif yang mampu meningkatkan sirkulasi darah

pada tubuh (Safitri,2009). Rangsangan yang ditimbulkan terhadap reseptor saraf juga

mengakibatkan pembuluh darah melebar secara reflesk sehingga melancarkan aliran

darah. Dengan rangsangan yang diberikan mampu memperlancar aliran dara dan cairan

tubuh. Hasilnya penyaluran nutrisi dan oksigen ke sel-sel tubuh menjadi lancar tanpa ada

hambatan.

Sejumlah studi menunjukkan bahwa terapi pijat yang dilakukan secara teratur

dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan distolik,menurunkan kadar hormone stress

cortisol,menurunkan kecemsan sehingga tekanan darah akan turun dan fungsi tubuh

seakan membaik (Tarigan,2012). Dimana pada pijat refleksi ini terdapat titik untuk

tekanan darah titik taichong pada bagian punggung di lubang distal di persimpangan

pertama dan kedua tulang metatarsal. Aromaterapi lemon mempunyai efek menjernihkan,

meremajakan, membangitkan rasa senang dan semnagat ,juga baik untuk penanganan

pertam di gigit ular dan serangga.aroma terapi lemon dapat mengatasi msalah gangguan
pernafasan,tekanan darah tinggi ,pelupa,stress ,pikiran negatif dan rasa

takut(setiyani,2008).

Menurut penelitian Hon Lin,et al (2016) yaitu didapatkan hasil dengan sampel 80

responden mengkonsumsi obat antihipertensi dengan nilai baseline systolic BP dalam

kelompok eksperimen (164,98 ± 16,72 mmHg) secara signifikan (� <0,05) lebih tinggi

dari pada kelompok kontrol (154,80 ± 14,99 mmHg). Dengan efektifitas pijat dapat

dievaluasi setelah 15 dan 30 menit. Penelitian lain oleh Alikin,dkk(2014) menyatakan

bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian back massage dengan aromaterapi

lavender terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi dengan hasil pada

kelompok perlakuan p sistolik = 0.007 dan hasil nilai p diastolik = 0.031 sedangkan pada

kelompok pembanding diperoleh hasil nilai p sistolik = 0.482 dan hasil nilai p diastolik =

0.048.

Dari ulasan tersebut peneliti ingin meneliti mengenai “pijat refleksi kaki taichong

dengan minyak aromaterapi lemon terhadap penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi”

You might also like