You are on page 1of 8

GROWING ATTITUDE OF DISCIPLINE AND CITIZENSHIP RESPONSIBILITIES IN STUDENTS

THROUGH TEACHING CIVIC EDUCATION AND TEACHER EXEMPLARY


1
Cahyono, 2Deni Zein Tarsidi, 3lili Sukarliana, 4Dadang Mulayana,
1
cahyono@unpas.ac.id, 2denizein@unpas.ac.id, 3lilisukarliana@unpas.ac.id, 4dadangmulyana@unpas.ac.id
PPKn, Pasundan University

ABSTRACT

Discipline is very influential towards increasing student learning achievement. This study aims to explore information
about the influence of student discipline on student achievement in Civics at Vocational School in Subang. Using the
theory of discipline, the responsibility of citizens. By using a quantitative method approach. Data collection with
questionnaires and interviews. The study sample was 108 students and 2 teachers civic education. The results showed
that civic education learning and exemplary attitudes of the teacher had a significant influence on the growth of
discipline and civic responsibility towards students, which was actually 0, 832. It can be concluded that the civic
education learning process is good, and the exemplary attitude of good teachers can be foster discipline and
responsibility of citizens to students.

Key Words: Discipline, Citizen Responsibility, Citizenship Education, Teacher Exemplary

MENUMBUHKAN SIKAP DISIPLIN DAN TANGGUNGJAWAB WARGA NEGARA PADA PESERTA


DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN CIVIC EDUCATION DAN KETELADANAN GURU

GROWING ATTITUDE OF DISCIPLINE AND RESPONSIBILITIES OF COUNTRIES IN STUDENTS


THROUGH TEACHING CIVIC EDUCATION AND TEACHERS

ABSTRAK

Disiplin sangat berperanguh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menggali
informasi tentang pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMK
Pasundan 1 Subang. Dengan menggunakan teori kedisiplinan (Maman Rachman dan A. Kosasih Djahiri),
tanggungjawab warga negara (Bronson). Dengan menggunakan pendekatan mixmetode. Pengumpulan data dengan
angket dan wawancara. Sampel penelitian sebanyak 108 orang peserta didik dan 2 orang guru PKn. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pembelajaran PKn dan sikap teladan guru memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
tumbuhnya sikap disiplin dan tanggungjawab warga negara pada peserta didik yaitu sebenar 0, 832. Dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran PKn dengan baik, dan pemberian sikap teladan guru yang baik dapat
menumbuhkan sikap disiplin dan tanggungjawab warga negara pada peserta didik.

Key Words: Disiplin, Tanggungjawab Warga Negara, Pendidikan Kewarganegaraan, Keteladanan Guru

I. INTRODUCTION

Kedisiplinan dan tanggungjawab merupakan dua hal yang sangat penting dalam menumbuhkan generasi muda
yang berkualitas. Dalam pendidikan disiplin menjadi sarana yang sangat penting untuk membantu para peserta didik
agar berprestasi. Dalam mendidik, disiplin memiliki pernan yang sangat penting dalam mempengaruhi, mendorong,
mengendalikan dan mengubah, serta membentuk perilaku peserta didik agar sesuai dengan nilai-nilai yang
ditanamkan. Disiplin di sini diartikan sebagai bentuk ketaatan pada peraturan sekolah. Dari sini semuanya bermula,
sebelum disiplin diterapkan perlu dibuat peraturan atau tata tertib yang benar-benar realistik. [1]
Kebiasaan disiplin marupakan kebiasaan yang positif yang harus dikembangkan dalam berbagai lingkungan
kehidupan, baik lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu lingkungan yang efektif
dalam membentuk kedisiplinan peserta didik yaitu dilingkungan sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Maman [2],
yang mengemukakan bahwa tujuan disiplin sekolah adalah: (1) memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang
tidak menyimpang, (2) mendorong peserta didik melakukan yang baik dan benar, (3) membantu peserta didik
memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang
oleh sekolah, dan (4) peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta
lingkungannya.
[3] Penumbuhan terhadap generasi muda menjadi warga negara yang baik menjadi perhatian utama, tidak ada
tugas yang lebih penting dari pengembangan warga negara yang bertanggungjawab, efktif dan terdidik. Pendapat
sangat factual dengan kondisi dan bangsa Indonesia saat ini. Generasi bangsa saat ini membutuhkan penumbuhan
dalam sikap dan kepribadian guna menumbuhkan pribadi yang demokratis, bertanggungjawab, dan toleran dengan
diimbangi sikap dan akhlak yang mulia. Hal tersebut jelas bahwa pendidikan dan penumbuhan generasi muda sangat
penting dalam mewujudkan cita-cita pendidikan guna menyiapkan generasi emas di masa yang akan datang. [4].
Sekolah merupakan salah satu tempat untuk menanamkan nilai-nilai kedisiplinan dan tanggungjawab kepada
seluruh elemen sekolah, terutama peserta didik. Hal ini tentunya sudah menjadi salah satu fungsi dan peran sekolah
guna menghasilkan peserta didik yang memiliki kepirbadian yang baik, disiplin, dan tanggungjawab sebagai salah
satu wujud kepribadian dan karakter bangsa Indonesia. [5] Sekolah merupakan tempat atau wadah untuk
mengembangkan atau membentuk karakter warga negara atau (Civic Disposition) peserta didik. Dengan terbentuknya
karakter warga negara (civic disposition) yang salah satunya adalah memiliki sikap kedisiplinan pada diri peserta
didik, akan memudahkan para peserta didik dalam meraih pretasi baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan
masyarakat.
Peran guru dalam menumbuhkan sikap disiplin dan tanggungjawab peserta didik sangat besar. Guru dapat
memberikan kontribusi yang sangat besar dalam menumbuhkan sikap kedisiplinan dan tanggungjawab peserta didik
melalui proses pembelajaran dan metode suriteladan. Artinya selain guru menanamkan nilai-nilai kedisiplinan dan
tanggungjawab dalam proses pembelajaran, guru juga harus mampu memberikan contoh dan teladan kedispilinan serta
tanggungjawab terhadap peserta didik, agar peserta didik dapat meneladani sikap dan kepribadian seorang guru
terutama sikap disiplin dan tanggungjawabnya. Guru memainkan peranan penting dalam mengesan kebolehan,
kemajuan dan pencapaian murid. Guru menentukan hasil pembelajaran yang hendak dinilai, merancang dan membina
instrumen penilaian, menganalisis maklumat penilaian, melapor dan membuat tindakan susulan. Selain itu, Melalui
aktiviti penilaian, guru dapat memastikan perkembangan potensi secara menyeluruh dan bersepadu dari aspek intelek,
rohani, emosi dan jasmani selaras dengan Falsafah Pendidikan Kebangsaan [6]
Salah satu guru yang dapat mencapai hal tersebut yaitu guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn). Selain konten-konten dalam mata pelajaran PPKn, sikap tauladan guru PPKn sangat
penting dalam menanamkan sikap disiplin dan tanggungjawab terhadap peserta didik. Mata pelajaran PPKn sudah
jelas memiliki fungsi dan peran sangat penting dalam menumbuhkan karakter dan kepribadian warga negara yang
baik. [7] Tujuan negara mengembangkan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah ...agar setiap warga negara
menjadi warga negara yang baik (to be good citizens), yakni warga yang memiliki kecerdasan (Civic Intelligence)
baik intelektual, emosional, sosial, maupun spiritual; memiliki rasa bangga dan tanggung jawab (Civic Responsibility);
dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara (Participation skill) agar tumbuh rasa
kebangsaan dan cinta tanah air.
Berdasarkan penjelasan di atas, jelas bahwa secara umum yang menjadi tujuan dari penulisan artikel ini adalah
untuk mengetahui bagaimana kontribusi mata pelajaran PPKn dan sikap tauladan guru PPKn dalam menumbuhkan
sikap kedisiplinan dan tanggungjsawab warga negara terhadap peserta didik.
1) Disiplin
Disiplin menurut [8] yaitu “Suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi
tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati”. Kedisiplinan sangat erat kaitannya dengan
ketertiban dan kepatuhan terhadap peraturan yang ada disekitarnya yang disertai dengan kesadaran yang tinggi untuk
menghormati dan mentaatinya. Disiplin lebih mengarah kepada kesadaran yang datang dari dalam diri dan bukan
karena paksaan untuk melaksanakan tata tertib atau kaidah-kaidah yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat [9] yang
menyatakan bahwa “disiplin merupakan ketaatan atau kepatuhan, yaitu ketaatan seseorang terhadap tata tertib atau
kaidah kaidah hidup lainnya”.
Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa disiplin erat kaitannya dengan tertib atau melaksanakan
ketertiban. Artinya, suatu keadaan di mana perilaku seseorang mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan
terlebih dahulu misalnya, apabila seseorang meminjam sesuatu pada orang lain, maka dia harus mengembalikan
sesuatu itu pada waktu yang telah ditentukan [10]. Orang yang hidup terbiasa dengan disiplin akan memiliki manfaat
yang sangat besar dalam berbagai aspek kegiatan termasuk belajar peserta didik guna mencapai prestasi belajar yang
lebih baik. Ketika belajar, peserta didik harus membiasakan hidup disiplin baik disiplin diri maupun disiplin sekolah,
dan disiplin lingungani karena semua kegiatan yang dilakukan peserta didik akan terarah, tertib dan teratur apabila
mereka membiasaakan untuk hidup berdisiplin. Selain itu, dengan disiplin semua kegiatan yang ada hubungannya
dengan tugas belajar bisa dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Bahkan dengan disiplin itu pula, kegiatan belajar
yang sedang berlangsung memberikan suasana yang menyenangkan dan merangsang aktivitas belajar sehingga belajar
tidak akan terasa membosankan [11].
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar merupakan salah satu upaya dan perbuatan belajar
untuk meningkatkan kualitas belajar guna mencapai prestasi belajar yang lebih baik. Hal-hal yang ada hubungannya
dengan belajar dilaksanakan dengan tertib dan teratur sehingga menghasilkan prestasi belajar yang baik [12]. Sikap
disiplin pada dasarnya dimulai dari diri sendiri dan berawal dari lingkungan keluarga, masyarakat, teman bermain,
dan lingkungan sekolah. Di dalam lingkungan keluarga, anak pertama kali memperoleh pendidikan, baik melalui
keteladanan maupun nasihat atau pembinaan kebiasaan oleh kedua orang tua. Anak yang sejak kecil sudah berdisiplin,
maka dimasa dewasanya akan tetap memiliki sikap disiplin yang tinggi karena sudah terbiasa dengan hidup taratur,
dan tertib, sehingga kebiasaan itu akan merembet terhadap pola belajar dan sikap belajarnya disekolah. Hal tersebut
akan memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik [13]. Disiplin merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari norma-norma yang berlaku, baik di lingkungan keluarga, sekolah, atau lingkungan
masyarakat. Orang yang mempunyai sikap disiplin tentunya dapat dibedakan dengan orang yang tidak berdisiplin.
Karena itu, disiplin harus diterapkan dan dibiasakan kepada para peserta didik [14], hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh [15] untuk membiasakan peserta didik disiplin dalam belajar, ada beberapa kegiatan yang dilakukan
peserta didik melalui kebiasaan-kebiasaan sebagai berikut;
a. Membiasakan diri masuk kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
b. Membiasakan diri melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan petunjuk guru dan peraturan sekolah.
c. Membiasakan diri melaksanakan kebersihan kelas, halaman sekolah sebelum proses pembelajaran dimulai.
d. Membiasakan menjalankan tugas piket, untuk melatih tanggung jawab.
e. Membiasakan minta izin jika meninggalkan kelas untuk sesuatu keperluan.
f. Membiasakan diri mengirim surat kepada wali kelas jika berhalangan hadir atau tidak masuk sekolah.
g. mengucapkan salam kpada guru dan teman bila bertemu.
h. Membiasakan diri melakukan K3 setiap saat.
i. Pelaksanaan upacara bendera atau hari-hari nasional dengan tertib merupakan penerapan disiplin yang paling
penting sebab pada upacara mengandung beberapa disiplin di antaranya tertib berbaris, terikat akan aturan-aturan
tata upacar bendera, membiasakan taat atau mematuhi aturan, melakukan dengan khidmat, melakukan tugas atau
komando dengan tepat, menahan diri dan perasaan dengan terikat dan sikap bebas, dan mendengarkan dan
menyimak isi amanat atau uraoan yang disampaikan pada waktu upacara.
2) Tanggungjawab
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.
Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul
jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menaggung akibatnya. Tanggung jawab adalah
kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Hal ini sesuai
dengan apa yang disampaikan oleh [16], yang menyatakan bahwa Kesadaran secara pribadi untuk bertanggungjawab
sesuai ketentuan, bukan karena keterpaksaan atau pengawasan dari luar, menerima tanggungjawab akan konsekuensi
dan tindakan yang diperbuat dan memenuhi kewajiban moral dan legal sebagai anggota masyarakat demokratis. Sikap
dan karakter tanggungjawab peserta didik, tidak muncul begitu saja, melainkan harus melalui serangkaian latihan atau
penumbuhan melalui pembiasaan mengerjakan tugas-tugas baik tugas individu, maupun tugas kelompoknya.
Sehingga mereka dapat menyadari akan pentingnya jiwa dan sikap tanggungjawab dalam menyelesaikan tugas-
tugasnya, baik tugas individu maupun kelompoknya. Dengan demikian sikap tanggungjawab dapat terbentuk dan
tertanam dalam diri peserta didik melalui penumbuhan dan pembiasaan pengerjaan tugas-tugasnya dengan baik dan
benar.
Makna dari tanggung jawab itu sendiri ialah siap menerima kewajiban atau tugas. Dalam artian di sini bahwa
ketika seseorang diberikan kewajiban atau tugas, seseorang tersebut akan menghadapi suatu pilihan yaitu menerima
dan menghadapinya dengan dedikasi atau menunda dan mengabaikan tugas atau kewajiban tersebut. Dan
tanggungjawab dalam penelitian ini adalah jiwa tanggungjawab terhadap penyelesaian tugas-tugas kinerjanya, dan
terampil dalam mempertanggungjawabkan hasil tugas-tugasnya. Berdasarkan uraian di atas, maka jelas bahwa
kinerjabertanggungjawab sangat dibutuhkan sebagai salah satu wujud dan upaya menjadi warga Negara yang baik.
Sikap dan kepribadian tanggungjawab ini harus ditanamkan sejak dini kepada para generasi muda melalui berbagai
macam sarana yang ada. Salah satunya melalui jalur pendidikan, baik pendidikan formal, maupun pendidikan non
formal.
Sikap tanggungjawab harus dimiliki oleh setiap warga Negara. Baik tanggungjawab terhadap dirinya,
keluarganya, masyarkat, bangsa dan negaranya serta terhadap agama dan Tuhannya. Bentuk dan perwujudan sikap
tanggungjawab ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-harinya. [17] menuliskan contoh bentuk dan perwujudan
warga Negara yang mencerminkan sikap dan perilaku tanggungjawab terhadap bangsa, dan Negara adalah sebagai
berikut:
1. Memahami dan mengamalkan ideologi bangsa kita, yakni ideologi pancasila dalam kehidupan sehari-hari dari
semua bidang kehidupan, baik bidang ekonomi, sosial, budaya, politik dan keamanan.
2. Menjaga dan memelihara nama baik bangsa di mata internasional, dan selalu menjaga harkat dan marbat bangsa
yang merdeka, berdaulat, beperadaban dan bermartabat
3. Menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dengan menghindari perilaku yang diskriminatif
4. Membina solidaritas sosial sebagai sesame anggota warga Negara Indonesia
5. Meningkatkan wawsan kebangsaan agar senantiasa meningkatkan rasa kebangsaan, paham kebangsaan, semangat
kebangsaan pada setiap diri warga Negara
Sedangkann wujud sikap tanggung jawab warga negara (citizen responsibility/civic responsibilities) menurut [18]
diataranya dapat dicontohkan sebagai berikut:
1. Melaksanakan aturan hukum;
2. Menghargai hak orang lain;
3. Memiliki informasi dan perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakatnya;
4. Melakukan kontrol terhadap para pemimpin yang dipilihnya dalam melaksanakan tugas – tugasnya;
5. Melakukan komunikasi dengan para wakil di sekolah, pemerintah lokal, pemerintah nasional;
6. Memberikan suara dalam suatu pemilihan;
7. Membayar pajak;
8. Menjadi saksi di pengadilan;
9. Bersedia untuk mengikuti wajib militer, dsb.
Berdasarkan pemaparan di atas, sikap tanggungjawab warga Negara ini memang sangat dibutuhkan untuk
penumbuhan kehidupan Negara yang aman tentram, adil makmur sejahtra dan demokratis. Sikap tanggungjawab
warga Negara ini tidak muncul begitu saja dalam diri setiap warga Negara, melainkan harus dilatih dan dibentuk
dengan cara dan system yang benar dan ditanamkan sejak dini. Salah satu cara untuk membentuk sikap tanggungjawab
warga Negara ini tersebut adalah melalui jalur pendidikan di sekolah. Mata pelajaran PPKn merupakan salah satu
mata pelajaran yang salah satunya bertujuan untuk membentuk warga Negara yang bertanggungjawab. Selain dari
aspek pembelajaran penilaiannyapun bertujuan untuk membentuk sikap tanggungjawab warga Negara.
Sikap tanggungjawab peserta didik yang diharapkan dapat dilihat dari sisi sikap dan perbuatannya yang mampu
mereka pertanggungjawabkan dengan baik. Bukan hanya mereka terampil mengerjakan dan melakukan sesuatu tugas
atau pekerjaan saja, melainkan merekapun harus mampu terampil mempertanggungjawabkan hasil tugas dan
pekerjaannya di hadapan orang banyak yakni guru dan teman-temannya. Dalam [19] terdapat format penilaian kinerja
mata pelajaran PPKn yang dapat diringkas bahwa sikap yang mencerminkan tanggungjawab, secara rinci dapat dilihat
dari aktivitas peserta didik sebagai berikut:
1. Taat dan patuh pada ajaran agama yang dianutnya
2. Datang dan pulang sekolah tepat waktu
3. Selalu mentaati segala peraturan sekolah, rumah, masyarakat, dan negaranya
4. Membantu temannya yang kesusahan
5. Taat dan hormat pada guru, dan orang tua
6. Belajar dengan baik dan tidak pernah bolos sekolah
7. Selalu mengerjakan tugas sekolah dengan tepat waktu
8. Aktiv dalam kegiatan diskusi kelompok
9. Menghormati dan menghargai pendapat orang lain dan tidak pernah memaksakan kehendaknya kepada orang
lain
10. Mengerjakan tugas-tugasnya dengan teliti, cermat, kreatif dan tepat waktu
11. Bertanggungjawab terhadap tugas, fungsi dan pernanannya dalam kelompoknya
12. Selalu berpartisipasi aktiv dalam kegiatan kelompok
13. Mampu bekerja sama dengan anggota kelompoknya, dan teman-temannya
14. Antusias dalam mengerjakan tugas-tugasnya
15. Selalu berkoordinasi dengan teman atau kelompoknya sebelum melakukan sesuatu pekerjaan dalam penyelesaian
tugas-tugasnya.
16. Tidak menjiplak, menyontek, dan meniru hasil tugas-tugas orang lain atau kelompok lain baik dalam satu kelas
maupun kelas lain
17. Siap menerima perintah
18. Memiliki rasa toleransi terhadap teman-temannya
19. Selalu menyertakan sumber informasi dalam pengerjaan tugas-tugasnya
20. Mampu menampilkan hasil tugas-tugasnya dengan baik di depan guru dan teman-temannya.

3) Peran Mata Pelajaran PPKn


Salah satu mata pelajaran yang sangat erat kaitanya dengan aspek penanaman sikap dan kepribadian serta sikap
tanggungjawab adalah mata pelajaran PPKn. Selain itu, mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) yang dipersiapkan dalam menghadapi persaingan hidup di masyarakat dan umunya persaingan global [20].
Hal tersebut senada dengan apa yang menjadi tujuan Pendidikan Kewarganegaraan menurut [21], yaitu sebagai
berikut:
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama bangsa-bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara lansung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
Tujuan pembelajaran PPKn yang menitikberatkan pada aspek penanaman sikap dan kepribadian peserta didik
agar menjadi warga negara yang baik, yakni baik kepada Tuhannya, baik kepada negaranya dan baik terhadap
sesamanya dengan mampu menunjukan salah satu sikap tanggungjawab sebagai warga negara (civic responsibility)
dan memiliki kinerjawarga negara yang baik (civic skill) dalam bentuk kinerjapartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan (partisipation skill) [22]. Hal ini sesuai dengan pendapat [23], menyatakan bahwa tujuan negara
mengembangkan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah ...agar setiap warga negara menjadi warga negara yang
baik (to be good citizens), yakni warga yang memiliki kecerdasan (Civic Intelligence) baik intelektual, emosional,
sosial, maupun spiritual; memiliki rasa bangga dan tanggung jawab (Civic Responsibility); dan mampu berpartisipasi
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara (Participation skill) agar tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

4) Keteladan Guru Mata Pelajaran PPKn


Keteladanan guru yang baik akan membentuk karakter siswa yang baik. Karakter baik tersebut ditunjukkan dalam
perbuatan dan tingkah laku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Tingkah laku yang baik tersebut akan menarik
simpati orang lain terhadap dirinya. Tingkah laku yang baik juga akan membuat seseorang mudah untuk mendapatkan
teman dalam berinteraksi. Tingkah laku yang baik seorang siswa membuat hubungan atau interaksi yang baik dengan
teman-temannya. Interaksi seorang siswa dengan teman-temannya akan berpengaruh terhadap kepribadian atau
karakter siswa tersebut [24]
Mengacu pada buku Pedoman Sekolah Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, keteladanan
dalam dunia pendidikan sering melekat pada seorang guru sebagai pendidik. Keteladanan dalam dunia pendidikan
dapat diartikan sebagai perilaku dan sikap guru dan tenaga pendidik dilingkungan sekolah maupun luar sekolah yang
dijadikan contoh oleh para siswanya.
Guru dikatakan sebagai guru teladan erat kaitannya dengan guru yang baik dan profesional. Menjadi guru yang
baik dan profesional harus memenuhi kriteria dan syarat-syarat menjadi guru. Syaratsyarat untuk menjadi guru yaitu
seseorang harus memiliki ijazah, sehat jasmani dan rohani, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkelakuan baik,
bertanggung jawab dan berjiwa nasional [25]. Pernyataan tersebut telah menyatakan dengan jelas mengenai syarat
dan ketentuan untuk menjadi seorang guru yang baik dan profesional. Pernyataan tersebut juga menyebutkan tindakan-
tindakan yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam mengajar, seperti berkelakuan baik, bertanggung jawab dan
berjiwa nasional. Guru yang bersikap baik dan professional sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar dan
suasana lingkungan sekolah [26].
Sikap baik guru dalam mengajar dapat dijadikan contoh bagi siswa-siswanya. Sikap baik guru dapat ditunjukkan
dengan bersikap adil pada semua siswa, percaya dan suka kepada murid-muridnya, bersikap sabar dan rela berkorban
untuk kepentingan pembelajaran, beribawa dihadapan siswa, bersikap baik terhadap guru-guru lainnya, bersikap baik
terhadap masyarakat umum, benar-benar menguasai mata pelajaran yang diajarkannya, menyukai mata pelajaran yang
diajarkannya dan berpengetahuan luas [27]. Sikap baik guru berpengaruh pada jalannya proses pembelajaran. Proses
pembelajaran yang kondusif dan suasana sekolah yang baik berpengaruh pada perbuatan dan tingkah laku warga
sekolah khususnya siswa. Tingkah laku siswa dilingkungan sekolah terbawa dalam kehidupan sehari-hari dan
berpengaruh pada karakter siswa tersebut [28].

II. METHOD
Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dengan
menggunakan teknik angket, dan ditunjang dengan wawancara, studi dokumentasi, serta studi pustaka. Dengan
populasi sebanyak 432 orang peserta didik, dan 2 orang guru. Sampel dalam penelitian ini diambil 25% dari jumlah
populasi yaitu sebanyak 108 orang peserta didik dan 2 orang guru.

III. RESULT AND DISCUSSION


Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini dapat dikatakan pengaruh pembelajaran PPKn dan
keteladanan guru dalam menumbuhkan sikap kedisiplinan dan tanggungjawab peserta didik dapat dikategorikan tinggi
yaitu sebesar 0, 832. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran PPKn
dan keteladanan guru dengan tumbuhnya sikap disiplin dan tanggungjawab warga negara pada peserta didik.
Sebagaimana ditampilkan dalam tabel dan gambar di bawah ini:

Tabel
Korelasi antara Variabel X dengan Y

X Y
X Pearson Correlation 1 .832**
Sig. (2-tailed) .000
N 108 108
Y Pearson Correlation .832** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 108 108
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Gambar
Pengaruh Pembelajaran PPKn dan Teladan Guru dalam
Menumbuhkan Sikap Disiplin dan Tanggungjawab

(X) (Y)
r = 0, 832
Pembelajaran PPKn dan Disiplin dan Tanggungjawab
Keteladanan Guru Warga Negara

Berdasarkan hasil analisis data angket maupun hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa sikap dan
disiplin dan tanggungjawab peserta didik cukup tinggi. Proses pembelajaran yang baik yang dilakuan oleh guru dan
sikap teladan guru yang baik dapat meningkatkan sikap disiplin peserta didik, hal ini telah tercermin pada perilaku
siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah, membiasakan disiplin dalam belajar, dan kebiasaan hidup dalam
lingkungan keluarga, dan tercermin dalam aktivitasnya selama proses pembelajaran disekolah. Semakin baik proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan semakin baik sikap serta teladan guru, maka semakin baik pula sikap
disiplin dan tanggungjawab peserta didik, baik dikelas, lingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat.
Pelaksanaan disiplin yang tercermin dalam melaksanakan tata tertib sekolah merupakan bukti konkret bahwa
peserta didik patuh terhadap peraturan yang telah ditentukan. Dalam hal ini peserta didik melaksanakan tata tertib
tanpa adanya paksaan, melainkan benar-benar tulus untuk dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Dengan adanya tata
tertib sekolah, peserta didik mempunyai sikap dan perilaku yang baik sehingga aktif dan kreatif dalam belajar yang
pada akhirnya dapat mengerjakan tugas-tugas, ujian akhir semester dan ujian kenaikan kelas serta ujian sekolah dan
ujian nasional dapat dilakukan dengan baik. Hal ini dilakukan penuh dengan tanggungjawab dan tanpa ada paksaan.
Untuk mencapai mencapai sikap disiplin dan tanggungjawab yang baik, peserta didik perlu dibiasakan dan
dilatihan melalui proses pembelajaran PPKn dan guru harus mampu memberikan teladan yang baik terhadap siswa.
Keteladanan guru dapat berupa sikap yang ramah, ceria, menyenangkan, sabar, tepat waktu dan konsisten. Hal tersebut
sebagaimana yang disampaikan oleh [29], yang menyatakan bahwa sikap baik guru dapat ditunjukkan dengan bersikap
adil pada semua siswa, percaya dan suka kepada murid-muridnya, bersikap sabar dan rela berkorban untuk
kepentingan pembelajaran, beribawa dihadapan siswa, bersikap baik terhadap guru-guru lainnya, bersikap baik
terhadap masyarakat umum, benar-benar menguasai mata pelajaran yang diajarkannya, menyukai mata pelajaran yang
diajarkannya dan berpengetahuan luas. Artinya, dengan belajar yang baik, teratur, tertib, nyaman dan penuh tanggung
jawab serta dengan dilandasi dengan kesadaran yang tinggi, maka akan berpengaruh terhadap kelancaran dalam
melaksaksanakan berbagai tugas yang berikan oleh guru. Selain itu, dengan disiplin belajar yang tinggi pula, maka
peserta didik akan lancar dalam melaksanakan ujian akhir semester dan ujian kenaikan kelas sehingga dapat mencapai
nilai yang sangat baik.
Bentuk disiplin dan tanggungjawab dalam lingkungan keluarga merupakan aplikasi dari pembinaan moral di
sekolah dan dukungan pendidikan keluarga serta begitupun sebaliknya. Hal tersebut sangat erat kaitannya dengan
sikap dan perilaku yang perlu dilakukan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, pelaksanaan disiplin
dan tanggungjawab oleh peserta didik di lingkungan sekolah harus diterapkan pula di luar lingkungan sekolah sebagai
perwujudan bahwa pelaksanaan disiplin dan tanggungjawab bukan karena paksaan, melainkan karena kesadaran
sendiri, dan begitupun sebaliknya kebiasaan hidup disiplin dan tanggungjawab dirumahpun harus mampu
diaplikasikan di dalam lingkungan sekolah, sehingga terjadi sinergitas antara pembinaan kedisiplinan dan
tanggungjawab peserta didik dilingungan keluarga dengan pembinaan kedisiplinan dan tanggungjawab peserta didik
dilingkungan sekolah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disiplin dan tanggungjawab yang tinggi dalam
lingkungan keluarga berpengaruh terhadap kegiatan belajar sehingga ada hubungan antara disiplin dalam keluarga
dengan prestasi belajar yang dicapai peserta didik di sekolah.
Menumbuhkan sikap tanggungjawab warga negara merupakan salah satu visi dan misi dari mata pelajaran PPKn.
Di mana pada aspek penanaman sikap tanggungjawab warga negara ini tergolong kedalam jenis civic disposition atau
watak kewarganegaraan. Sikap tanggungjawab merupakan salah satu watak warga negara yang baik yang harus
dikembangkan dan ditanamkan sejak dini kepada para peserta didik dengan berbagai cara yang mampu dilakukan oleh
para guru. Salah satunya dilakukan pada aspek penilaian.
Sikap tanggungjawab atau civic responsibility merupakan bagian dari civic disposition yang harus dikembangkan
dan dimiliki oleh para peserta didik sebagai generasi penurus untuk menghasilkan warga negara yang baik. Secara
konseptual civic disposition meliputi sejumlah karakteristik kepribadian, yakni: “Civility (respect and civil discourse),
individual responsibility, self discipline, civic-mindedness, open-mindedness (openness, skepticism, recognition of
ambiguity), compromise (conflict of principles, compassion, enerosity, and loyalty to the nation and its principles”
[30]. Maksud semua itu adalah kesopanan yang mencakup penghormatan dan interaksi manusiawi, tanggung jawab
individual, disiplin diri, kepedulian terhadap masyarakat, keterbukaan pikiran yang mencakup keterbukaan, skeptisme,
pengenalan terhadap kemenduaan, sikap kompromi yang mencakup prinsip-prinsip konflik dan batas-batas kompromi,
toleransi pada keragaman, kesabaran dan keajegkan, keharuan, kemurahan hati, dan kesetiaan terhadap bangsa dan
segala prinsipnya.

IV. Discution
Semakian baik dan menarik proses pembelajaran PPKn di kelas, semakin baik pula sikap disiplin dan
tanggungjawab peserta didiik. Semakin baik sikap dan kepribadian guru, semakin baik pula sikap dan kepribadian
peserta didik.

V. Cunclution
Berdasarkan hasil analisis data dan pemaparan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran PPKn dan sikap keteladanan guru dalam mengajar dapat memberikan pengaruh yang sangat baik
terhadap tumbuhnya sikap disiplin dan tanggungjawab warga negara pada peserta didik. Hal ini ditandai dengan
adanya perubahan sikap dan perilaku peserta didik yang sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran PPKn di
persekolahan, yaitu disiplin, tanggungjawab, demokratis dan cinta tanah air.

VI. Referensi
1. [6] Branson, M.S. (1998). The Role of Civic Education. Calabasas : Center for Civic Education.

2. [16] Branson, M.S. (1999). Making the Case for Civic Education: Where We Stand at the End of the 20th
Centure. Washington: CCE

3 [21] BSNP. (2007). Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Dan
Teknologi.http://dikmenum.go.id/dataapp/kurikulum/3.%20PANDUAN%20 PENILAIAN
%20KEL%205%20MAPEL/C_Panduan_Kel_Mapel_Ipteks.pdf (diakses tanggal 17 February
2019)
4 [3] Budimansyah, D dan Suryadi, K. (2010). PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung. Universitas
Pendidikan Indonesia

5 [19] Buku Guru PPKn Kelas XI (2014). Buku Pegangan Guru Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI
SMA/SMK. Jakarta : Depdiknas

6 [4] Cahyono. (2015). Kontribusi penilaian kinerja mata pelajaran ppkn dalam menumbuhkan
[17] tanggungjawab warga negara. Jurnal CISOC FKIP UNINUS. Vol. 2 No. 2.
[20]
[22]
[30]
7 [18] Center for Indonesia Civic Education/CICED (1999). Democratic Citizens in a Civic society: Report of
the Conference on Civic Education for Civic Society, Bandung: CICED.

8 [7] Maftuh, B dan Sapriya. (2005). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pemetaan
[23] Konsep. Jurnal Civicus 1, (5), 319-321.

9 [27] Purwanto. (2009). Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.
[29]
10 [25] Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

11 [2] Rachman M.(2014) dalam http://indeksprestasi.blogspot.com/2014/09/tujuan-penerapan-disiplin-di-


sekolah.html. Diaksen tanggal 17 February 2019.

12 [24] Raharjo, A.S. (2013). Pengaruh Keteladanan Guru Dan Interaksi Teman Sebaya Terhadap Karakter
[26] Siswa. Jurnal Eprint UNY. 2013
[28]
13 [5] Susanto, Erwin, (2015). Pengaruh Pembelajaran Habituasi dan Ekstrakurikuler Terhadap
Pembentukan Civic Disposition Siswa SMA Negeri Se-Kota Bandar Lampung. Jurnal Mimbar
Demokrasi. (10) hlm. 66-69.

14 [9] Thabrani Rusyan. (1996). Memasyarakatkan Dsiisplin dan Mendisiplinkan Masyarakat. Jawa Barat:
[15] Suara daerah 309. PD TK I.

You might also like