You are on page 1of 11

Bahasa Indonesia

PENGERTIAN BAHASA BAKU DAN NON BAKU, FUNGSI

BAHASA INDONESIA BAKU, KONTEKS PEMAKAIANNYA

DAN CIRI-CIRI BAHASA INDONESIA BAKU

OLEH:

1. KHAIRUN FADHILAH (4173131019)


2. TATI JUSTIKA GEA (4173131041)

PENDIDIKAN KIMIA BILINGUAL 2017

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
kasih karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Tujuan pembuatan makalah ini agar mahasiswa mengetahui pengertian dari


bahasa baku dan non baku, konteks pemakaian bahasa baku, fungsi dari bahasa
baku, ciri-ciri dari bahasa baku serta mahasiswa mampu berbahasa Indonesia yang
baik dan benar.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk menyempurnakan
makalah ini. Terutama dari Dosen Pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia.

Medan, Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................2
Bab 2 Pembahasan................................................................................................3
2.1 Pengertian Bahasa Baku dan Nonbaku..................................................3
2.2 Fungsi Bahasa Indonesia Baku..............................................................4
2.3 Konteks Pemakaian Bahasa Indonesia Baku.........................................5
2.4 Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku............................................................5
Bab 3 Penutup......................................................................................................7
3.1 Simpulan................................................................................................7
3.2 Saran...................................................................................... ................7
.

Daftar Pustaka...........................................................................................................8

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun
pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehemsif
konsep dan makna istilah bahasa baku itu. Mereka tidak mampu membedakan
antara bahasa yang baku dan non baku. Pateda (Alwi, 1997:30 dalam Deswati,
2016) mengatakan bahwa, “Kita berusaha agar dalam situasi resmi kita harus
berbahasa yang baku. Begitu juga dalam situasi yang tidak resmi kita berusaha
menggunakan bahasa yang baku.”

Slogan “Pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar”, tampaknya


mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan itu hanyalah suatu retorika
yang tidak berwujud nyata, sebab masih diartikan bahwa di segala tempat kita harus
menggunakan bahasa baku. Demikian juga, masih ada cibiran bahwa bahasa baku
itu hanya buatan pemerintah agar bangsa ini dapat diseragamkan dalam bertindak
dan berbahasa. “Manakah ada bahasa baku, khususnya bahasa Indonesia baku?”
“Manalah ada bahasa Indonesia lisan baku?” “Manalah ada masyarakat atau orang
yang mampu menggunakan bahasa baku itu, sebab mereka berasal dari daerah.”
Atau mereka selalu dipengaruhi oleh bahasa daerahnya jika mereka berbahasa
Indonesia secara lisan.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa itu bahasa baku?

1.2.2 Apa itu bahasa nonbaku?

1.2.3 Apa fungsi dari bahasa baku?

1.2.4 Bagaimana konteks pemakaian bahasa baku?

1.2.5 Apa saja ciri- ciri bahsa baku?

1
1.3 Tujuan

1.3.1 Memahami arti dari bahasa baku

1.3.2 Memahami arti dari bahasa nonbaku

1.3.3 Mengetahui fungsi dari bahasa baku

1.3.4 Mengetahui konteks pemakaian dari bahasa baku

1.3.5 Mengetahui ciri-ciri dari bahasa baku

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahasa Baku dan Nonbaku

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya Poerwadarminta (Barus


dkk., 2019:3) diterangkan sebagai berikut.

Baku I

(Jawa), (1) yang menjadi pokok, yang sebenarnya: (2) sesuatu yang dipakai sebagai
dasar ukuran (nilai, harga, standar),

Baku II

saling

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:123 dalam Barus


dkk., 2019:3-4) kata baku dijelaskan sebagai berikut.

Baku I

(1) pokok, utama; (2) tolak ukur yang berlaku untuk kuantitas atau kualitas dan
yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan; standar;

Baku II

saling

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya Badudu dan Zain (Barus
dkk., 2019:4) diterangkan sebagai berikut.

Baku I

(Jawa), (1) yang menjadi pokok; (2) yang utama; standar

Baku II

saling

3
Baku dalam bahasa baku di dalam tiga kamus di atas bermakna sama dengan
Baku I. Oleh karena itu, bahasa baku adalah bahasa yang menjadi pokok, yang
menjadi dasar ukuran, atau yang menjadi standar.

Dengan demikian bahasa nonbaku adalah bahasa yang tidak menjadi pokok,
yang tidak menjadi dasar ukuran, atau yang tidak menjadi standar.

2.2 Fungsi Bahsa Indonesia Baku

Bahasa Indonesia baku mempunyai empat fungsi yang secara satu per satu
dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pertama, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai pemersatu. Bahasa


Indonesia baku mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek
bahasa itu. Bahasa Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi satu
masyarakat bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia baku mengikat kebhinekaan
rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia dengan mengatasi batas-batas
kedaerahan. Fungsi pemersatu ini ditingkatkan melalui usaha memberlakukannya
sebagai salah satu syarat atau ciri manusia Indonesia modern.

Kedua, bahwa bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda kepribadian.


Bahasa Indonesia baku merupakan ciri khas yang membedakannya dengan bahasa-
bahasa lainnya. Bahasa Indonesia baku memperkuat perasaan kepribadian nasional
masyarakat bahasa Indonesia baku. Dengan bahasa Indonesia kita mengatakan
identitas kita.

Ketiga, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penambah wibawa.


Pemilikan bahasa Indonesia baku akan membawa serta wibawa atau prestise.
Fungsi pembawa wibawa berkaitan dengan usaha mencapai kesederajatan dengan
peradaban lain yang dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku. Di samping itu,
pemakai bahasa yang mahir berbahasa Indonesia baku “dengan baik dan benar”
memperoleh wibawa di mata orang lain. Fungsi yang menyangkut kewibawaan itu
juga terlaksana jika bahasa Indonesia baku dapat dipautkan dengan hasil teknologi
baru dan unsur kebudayaan baru.

4
Keempat, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan. Hal ini
dapat berfungsi dengan adanya norma atau kaidah yang dikodifikasi secara jelas.
Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku menjadi tolak ukur pemakaian bahasa
Indonesia baku secara benar.

2.3 Konteks Pemakaian Bahasa Indonesia Baku

Bahasa Indonesia baku dipakai di dalam beberapa konteks. Pertama, dalam


komunikasi resmi, yaitu dalam surat-menyurat resmi atau dinas, pengumuman-
pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan,
penamaan, dan penelitian resmi. Kedua, dalam wacana teknis, yaitu dalam laporan
resmi atau karya ilmiah berupa makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan hasil
penelitian. Ketiga, dalam pembicaraan di depan umum, yaitu ceramah, kuliah, dan
khotbah. Keempat, dalam pembicaraan dengan orang yang dihormati, yaitu atasan
dengan bawahan di dalam kantor, siswa dan guru di kelas atau di sekolah, guru dan
kepala sekolah di pertemuan-pertemuan resmi, mahasiswa dan dosen di ruang
perkuliahan.

2.4 Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku

Secara umum dapat diketahui bahwa bahasa Indonesia baku mempunyai tiga
ciri, yaitu (1) memiliki keunggulan wilayah dan waktu penggunaan, (2) kemantapan
dinamis, dan (3) cendekia. Dalam hal ini, kemantapan dinamis berarti bahwa kaidah
bahasa Indonesia baku relatif tetap serta tidak berubah setiap saat. Ciri cendekia
berarti bahwa bahasa Indonesia baku mencerminkan cara berpikir yang teratur,
logis, dan sistematis.

Secara lebih spesifik 14 ciri bahasa Indonesia baku sebagai hasil sintesis dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh Harimarti Kridalaksana, Anto M. Muliono, dan
Suwito (Barus dkk., 2019:7-9), yakni sebagai berikut.

(1) Pelafalan sebagai bahagian fonologi bahasa Indonesia baku adalah pelafalan
yang relatif bebas dari atau sedikit diwarnai bahasa daerah atau dialek.

5
(2) Bentuk kata yang berawalan me- dan ber-, dan lain-lain sebagai bahagian
morfologi bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tepat
di dalam kalimat.
(3) Konjungsi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara
jelas dan tepat di dalam kalimat.
(4) Partikel –kah, -lah, dan –pun sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia
baku ditulis secara jelas dan tepat dalam kalimat.
(5) Preposisi atau kata depan sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku
dituliskan secara jelas dan tepat dalam kalimat.
(6) Bentuk kata ulang atau reduplikasi sebagai bahagian morfologi bahasa
Indonesia baku ditulis secara jelas dan tepat sesuai dengan fungsi dan
tempatnya di dalam kalimat.
(7) Kata ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bahagian morfologi bahasa
Indonesia baku ditulis secara jelas dan tepat.
(8) Pola kelompok kata kerja aspek + agen + kata kerja sebagai bahagian kalimat
bahasa Indonesia baku ditulis dan diucapkan secara jelas dan tepat di dalam
kalimat.
(9) Konstruksi dan bentuk sintesis sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia
baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tepat di dalam kalimat.
(10) Fungsi gramatikal (subjek, predikat, objek) sebagai bahagian kalimat bahasa
Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tepat di dalam kalimat.
(11) Struktur kalimat, baik tunggal maupun majemuk, ditulis atau diucapkan
secara jelas dan tepat sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku di
dalam kalimat.
(12) Kosakata sebagai bahagian semantik bahasa Indonesia baku ditulis atau
diucapkan secara jelas dan tepat dalam kalimat.
(13) Ejaan resmi sebagai bahagian bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan
tepat, baik kata, kalimat maupun tanda-tanda baca sesuai dengan Ejaan
Bahasa Indonesia.
(14) Peristilahan baku sebagai bahagian bahasa Indonesia baku dipakai sesuai
dengan Pedoman Peristilahan. Penulisan istilah yang dikeluarkan oleh
pemerintah melalui Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

6
BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan

Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan. Dengan


bahasa manusia dapat menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain. Pada bahasa
terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa nonbaku. Bahasa baku
merupakan bahasa standar atau pokok yang digunakan oleh masyarakat pada suatu
negara. Sedangkan bahasa nonbaku adalah bahasa yang berbeda dengan struktur
atau gaya baku, dan biasanya digunakan pada lingkungan atau keadaan tidak resmi.

Bahasa Indonesia juga memiliki bahasa baku dan non baku. Bahasa Indonesia
baku pada umumnya sesuai dengan pola SPOK dan biasanya dipelajari di sekolah
dan digunakan pada lingkungan dan keadaan yang resmi. Begitupun dengan bahasa
Indonesia nonbaku. Masing-masing bahasa baku dan nonbaku memiliki fungsi dan
ciri yang berbeda. Baik itu bahasa Indonesia baku dan nonbaku sebaiknya
digunakan dengan benar.

3.2 Saran

Sebaiknya kita lebih peka dalam menggunakan bahasa Indonesia agar sesuai
dengan kaidah yang berlaku. Di samping mempertahankan kaidah bahasa Indonesia
yang berlaku, juga sebagai bahasa kebanggaan kita karena mampu menyatukan
ribuan pulau dan etnis dari Sabang sampai Merauke.

7
DAFTAR PUSTAKA

Barus, S. dkk. 2019. Pendidikan Bahasa Indonesia Edisi Revisi. Medan: Unimed
Press

Deswita, R. 2016, 1 Oktober. Makalah Bahasa Baku dan Tidak Baku. Diperoleh 13
Februari 2019, dari http://rinades123.blogspot.com/2016/10/makalah-
bahasa-baku-dan-tidak-baku.html

You might also like