You are on page 1of 17

Pengertian

Akreditasi adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh lembaga


eksternal terhadap hasil penilaian kesesuaian proses dengan
standar yang berlaku (digunakan).
Akreditasi Puskesmas dan Klinik adalah suatu pengakuan terhadap
hasil dari proses penilaian eksternal, oleh Komisioner Akreditasi
terhadap Puskesmas dan Klinik, apakah sesuai dengan standar
akreditasi yang ditetapkan.
Mengapa Perlu Akreditasi
Adanya variasi kualitas penyelenggaraan Puskesmas dan Klinik,
yang disebabkan karena perbedaan :
1. Proses Pengukuran
2. Proses Monitoring
3. Proses Pengendalian
4. Proses Pemeliharaan
5. Proses Penyempurnaan
6. Proses Pendokumentasian
Ditambah adanya perbedaan SDM dan sarana prasarana yang ada
di Puskesmas atau Klinik yang dapat menyebabkan proses
pelayanan, dan kualitas pelayanan yang berbeda.
Dengan banyaknya perbedaan tersebut maka diperlukan sebuah
proses pengukuran, proses monitoring, proses penngendalian,
proses pemeliharaan, proses penyempurnaan daan proses
pendokumentasian yang TERSTANDAR. Dengan segala sesuatu
yang terstandar maka akan dihasilkan proses yang terstandar dan
menghasilkan kualitas mutu pelayanan yang bermutu dan
terstandar.
Tujuan Akreditasi
1. Sebagai wahana PEMBINAAN peningkatan mutu kinerja melalui
perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem
manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan klinis, serta
penerapan manajemen risiko
2. Sebagai syarat recredensialing PPK 1 BPJS pada Sistem Jaminan
Kesehatan Nasiona
Manfaat Akreditasi
1. Memberikan keunggulan kompetitif
2. Memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap fasyankes
3. Menjamin diselenggarakannya pelayanan kesehatan primer kepada
pasien dan masyarakat.
4. Meningkatkan pendidikan pada staf Fasyankes primer untuk
memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat
5. Meningkatkan pengelolaan risiko baik pada pelayanan pasien baik di
Puskesmas maupun fasyankes primer lainnya, dan penyelenggaraan
upaya Puskesmas kepada masyarakat
6. Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf fasyankes primer
7. Meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban
pendokumentasian, dan konsistensi dalam bekerja
8. Meningkatkan keamanan dalam bekerja
Dokumen Akreditasi
Dokumen akreditasi :
1. Dokumen eksternal
Dasar hukum, Peraturan Perundangan, Referensi, Kebijakan
Pemerintah, dll
2. Dokumen internal
Dokumen yang merupakan milik internal Puskesmas, seperti Surat
Keputusan, Kebijakan Puskesmas, SPO, dll
Dokumen pendukung pelaksanaan akreditasi Puskesmas/Klinik :
1. Pedoman survey
2. Pedoman pendampingan
3. Pedoman penyusunan dokumen
4. Pedoman pelatihan surveiyor
5. Instrumen
6. Standar
7. Surat Keputusan
8. Standar Prosedur Operasional
9. Kerangka acuan
10. Kebijakan
11. dll
PENGERTIAN AKREDITASI PUSKESMAS DAN APA SEBENARNYA
TUJUANNYA?
Tyanstory 08:10 Add Comment PENGERTIAN AKREDITASI, TUJUAN AKREDITASI
Pengertian akreditasi Puskesmas adalah proses penilaian eksternal oleh Komisi Akreditasi dan/atau
Perwakilan di Provinsi terhadap puskesmas untuk menilai apakah system manajemen mutu dan
system penyelenggaraan pelayanan dan upaya pokok sesuai dengan standar yang ditetapkan. Jadi
yang menilai atau meng akreditasi Puskesmas merupakan komisi yang memang sudah dilatih kusus
menjadi penilai apakah sebuah puskesmas lulus akreditasi atau tidak.

ilustrasi puskesmas

Setelah anda tau pengertiannya maka tentu ada tujuan dibalik itu, berdasarkan penjabarannya tujuan
umum dari akreditasi Puskesmas adalah Meningkatkan mutu layanan Puskesmas. Sedangkang Tujuan
khususnya antara lain :

1. Memacu puskesmas untuk memenuhi standar yang ditetapkan


2. Menetapkan strata akreditasi puskesmas yang telah memenuhi standar yang
ditentukan
3. Memberikan jaminan kepada petugas puskesmas bahwa pelayanan yang diberikan
telah memenuhi standar yang ditetapkan
4. Memberikan jaminan kepada pelanggan/masyarakat bahwa pelayanan yang diberikan
oleh puskesmas telah sesuai standar
5. Terbinanya puskesmas dalam rangka memperbaiki sistem pelayanan, mutu dan
kinerja
kalau dilihat dari tujuan khusus dan tujuan umumnya memang sangat mulia sekali, bisa dikatakan ini
sebagai perbaikan lini pelayanan kesehatan pertama yang berhadapan dengan masyarakat, karena saat
ini Puskesmas masih menjadi tempat layanan umum yang disepelekan oleh masyarakat luas. Semoga
dengan adanya akreditasi ini akan membuat kelas Puskesmas sendiri menjadi naik pamor. Bukan
karena peralatannya saja, melainkan juga pelayanan kepada masyarakat dan orientasi terhadap
kepuasan pelanggannya.
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokterdan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi yang selanjutnya disebut Akreditasi adalah
pengakuan yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara Akreditasi yang
ditetapkan oleh Menteri setelah memenuhi standar Akreditasi.
Melihat definisi yang disebutkan dalam PERMENKES bahwa ada kata – kata “ setelah
memenuhi standar akreditasi “ artinya bahwa di dalam penilaian dan pemenuhan elemen –
elemen akreditasi wajib memenuhi semua standar elemen penilaian yang ada. Dalam memenuhi
elemen penilaian yang ada sebetulnya puskesmas di haruskan melaksanakan apa yang ada di
dalam elemen penilaian. Ada dokumen dan prosesimplementasi yang wajib dilakukan guna
mencapai akreditasi dan peningkatan mutu.
Pelanggan atau selanjutnya disebut masyarakat adalah salah satu sasaran dalam akreditasi ini.
Kepuasan terhadap pelanggan dalam setiap pelayanan di puskesmas menjadi titik tumpu dalam
ruhnya akreditasi dan peningkatan mutu. Kepuasan pelanggan di rancang seiring dengan
peningkatan mutu pelayanan di Puskesmas.

5 Elemen input dalam akreditasi puskesmas adalah sebagai berikut :

1. Harapan pelanggan
Ada keterlibatan masyarakat dalam pemenuhan elemen pelayanan yang ada di dalam puskesmas.
Masyarakat menyampaikan usulan dan harapannya terhadap kegiatan yang ada di puskesmas.
Intinya adalah masyarakat punya peran dalam peningkatan mutu pelayanan puskesmas.

2. Pemenuhan : sarana, prasarana, alat, SDM, dana dan obat


Seiring dalam peningkatan mutu pelayanan puskesmas instrumen sarana, prasarana, alat, SDM,
dana dan obat menjadi bagian yang tidak tepisahkan dalam pemenuhan implementasi akreditasi
puskesmas.

3. Pelaksanaan manajemen puskesmas


Bila 2 hal di atas sudah masuk dalam implementasi puskesmas maka penguatan manajemen
puskesmas menjadi hal yang tidak terpisahkan. Fungsi kunci kepala puskesmas adalah bagian
dari bagaimana kepala puskesmas mengatur atau me menej staf nya di puskemas.
4. Standar, pedoman dan SOP.
Standar, pedoman dan SOP digunakan dalam setiap imlementasi kegiatan puskesmas.

Demikian sekilas mengenai pengertian Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat


Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi serta elemen input akreditasi
puskesmas.
Apa manfaat akreditasi puskesmas ?

Tentu saja setiap kebijakan yang di terapkan guna peningkatan mutu pelayanan puskesmas ada
manfaat yang di dapat. Adapun manfaat akreditasi puskesmas dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. Manfaat bagi Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten kota.
sebagai wahana pembinaan peningkatan mutu kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan
terhadap sistem manajemen, sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan
klinis, serta penerapan manajemen risiko.

2. Manfaat bagi FKTP.


 Memberikan keunggulan kompetitif
 Menjamin pelayanan kesehatan primer yang berkualitas
 Meningkatkan pendidikan pada staf
 Meningkatkan pengelolaan risiko
 Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf
 Meningkatka reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban pendokumentasian dan konsistensi
dalam bekerja.
 Meningkatkan keamanan dalam bekerja
3. Manfaat bagi masyarakat atau pelanggan ( pengguna jasa ).
 Memperkuat kepercayaan masyarakat.
 Adanya jaminan kualitas pelayanan
 Bagi BPJS kesehatan : Sebagai syarat recredensialing Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
Sebetulnya perlu kita fahami bersama bahwa inti daripada akreditasi adalah upaya bersama
dalam peningkatan mutu Puskesmas dan peningkatan kapasitas pegawai puskesmas yang
bermuara pada perbaikan pelayanan kepada pelanggan.
2. Tahapan Persiapan akreditasi puskesmas : Workshop
by MPUTRAKUSUMA on JUNE 14, 2016

# 2. Tahapan Persiapan akreditasi puskesmas : Workshop


Definisi workshop ini adalah tim pendamping akreditasi puskesmas memandu dalam memahami
standar dan instrumen penilaian. Di dalam elemen penilaian terdapat 42 standar, 168 kriteria dan
776 elemen penilaian ( EP ). Tetapi tentunya tidak semuanya di bahas di dalam workshop ini
tetapi tim pendamping cukup membahas beberapa EP lalu memberikan teknik dan trik dalam
menyelesaikan setiap EP yang ada.

Peserta : seluruh staf puskeskas terlebih lagi tim yang sudah di bentuk pada saat lokakarya.
Waktu pelaksanaan : 2 hari. Disampaikan juga materi tentang tatalaksana Self Assesment, audit
internal dan pasien safety dan K3.
Tindaklanjut :

1. Pembagian tim untuk Self Assesment. Tim untuk pelaksanaan elf assesment ini berlaku
silang. Misalnya tim UKM melakukan assesment ke timUKP begitu juga sebaliknya. Tidak
boleh timnya sendiri melakukannya untuk timnya sendiri ( baca pada teknis Self Assesment ).
2. Persiapan Self Assesment. Persiapan tekhnis Self Assesment.
3. Tim masing-masing pokja di berikan tugas ( pada hari pertama ). Tugas nya berupa
menyelesaikan EP yang ada dengan membuat tabel apa yang dikerjakan dan dokumen apa
yang harus disiapkan.
Tahapan Persiapan akreditasi puskesmas : Self Asessment
by MPUTRAKUSUMA on JUNE 14, 2016

# 3. Tahapan Persiapan akreditasi puskesmas : Self


Asessment
Pengertian self asessment adalah menilai diri sendiri. Dalam hal ini puskesmas menilai dirinya
sendiri berdasarkan elemen penilaian yang ada. Setiap elemen penilaian diberikan skor sesuai
dengan kondisi yang ada. Teknisnya adalah setiap pokja tidak boleh menilai dirinya sendiri.
Harus cross. Misal, pokja UKM menilai pokja UKP atau sebaliknya.
Berikut ini beberapa fungsi atau manfaat dilakukannya Self Assesment di puskesmas akreditasi
adalah

1. Menganalisis kondisi awal Puskesmas. Melihat kondisi atau memotret kondisi awal
puskesmas berdasarkan instrumen akreditasi. Berapa skor real yang di dapat puskesmas.
Kuncinya adalah berikan nilai serendah rendahnya agar mendapat rekomendasi dan
perbaikan.
2. Menemukan fakta-fakta & rekomendasi untuk perbaikan terkait kelengkapan persyaratan
akreditasi. Setelah menemukan fakta yang ada seyogya nya diberikan rekomendasi perbaikan
atau kelengkapan dalam setiap elemen penilaian yang bernilai 0 ( nol ) dan 5 ( lima ).
3. Setelah mendapat rekomendasi perbaikan hendaknya di lakukan pembahasan setiap
pokja yang ada dipimpin oleh ketua tim mutu.
4. Kemudian mapping dokumen yang belum ada atau yang belum tersedia agar dilengkapi.
5. Penyusunan rencana aksi Misalnya ada rapat per pokja atau rapat internal tim mutu.
4. Tahapan Persiapan akreditasi puskesmas : Penyusunan
Dokumen
by MPUTRAKUSUMA on JUNE 14, 2016

# 4. Tahapan Persiapan akreditasi puskesmas :


Penyusunan Dokumen
Sampai pada tahapan penyusunan dokumen ini. Tim pendamping akreditasi dapat menyampaikan
panduan atau cara dalam pembuatan Surat Keputusan ( SK ), standar operasional prosedur ( SOP
), kerangka acuan kerja ( KAK ), pedoman dan dokumen manual mutu puskesmas. Tim
pendamping dapat memberikan contoh dokumen yang sudah ada.
Dalam tahapan ini pula hendaknya di identifikasi dokumen yang di butuhkan dalam
menyelesaikan setiap elemen penilaian, penyiapan tata naskah, sarana dan prasarana, penyiapan
dokumen internal dan external, penataan dokumen lalu di tindaklanjuti dengan pengendalian
dokumen dan perbaikan sistem yang ada di puskesmas.

Akan ada banyak rapat pada tiap-tiap pokja dalam menyelesaikan penyusunan dokumen.

Saran saya : hendaknya setiap anggota tim mutu dapat membaca kembali setiap EP yang ada.
Jadi bila ada dalam EP tersebut dapat di satukan. Maka hendaknya kegiatan penyiapan
dokumennya di satukan saja guna menghemat waktu dan daya upaya puskesmas.

Beberapa dokumen diantaranya perlu disiapkan selain dokumen yang diminta oleh setiap EP,
sebagai berikut :

1. Dokumen internal, meliputi : kebijakan, manual mutu, rencana lima tahunan, perencanaan
tingkat puskesmas ( PTP ) tahunan, pedoman atau panduan, kerangka acuan kerja program,
standar operasional prosedur ( SOP ), rekam implementasi.
2. Dokumen external, meliputi : peraturan perundangan dan pedoman-pedoman yang
diberlakukan oleh kemenkes, dinkes prop/kab/kota dan organisasi profesi yang merupakan
acuan bagi FKTP dalam menyelenggarakan administrasi manajemen.
5. Tahapan Persiapan Akreditasi Puskesmas : Implementasi
by MPUTRAKUSUMA on JUNE 15, 2016

# 5. Tahapan Persiapan akreditasi puskesmas :


Implementasi
Tahapan yang ke 4 ( empat ) adalah implementasi. Ini merupakan tahapan pelaksanaan dalam
setiap elemen penilaian yang ada. Tahapan menentukan untuk proses akreditasi puskesmas. Jadi
yang terdapat dalam elemen penilaian wajib dilakukan atau dikerjakan. Sembari melakukan
kegiatan dalam elemen penilaian sekaligus penyiapan dokumen. Lama waktu pelaksanaan
implementasi ini adalah 3 – 4 bulan.

Implementasi ini dilakukan sesuai dengan kebijakan, manual mutu, pedoman, kerangka acuan
dan SOP yang sudah di rencanakan dalam setiap elemen penilaian yang ada.
Ringkasaannya dalam implementasi adalah dilakukan sosialisasi standar sesuai dengan elemen
penilaian di tiap pokja, pelaksanaan kegiatan sesuai standar, berjalannya monitoring proses dan
evaluasi.

Dan sebagai tindaklanjutnya dapat pula dilakukan rapat tinjauan manajemen ( RTM ), tindakan
perbaikan dan pencegahan dan inovasi pelayanan.

5 Nilai yang wajib dimiliki oleh Ketua Tim Mutu


Akreditasi Puskesmas

3. by MPUTRAKUSUMA on JUNE 16, 2016

4.
5. simbol kerjasama tim
6. 5 Nilai yang wajib dimiliki oleh Ketua Tim Mutu Akreditasi Puskesmas
7. Setelah dilakukan lokakarya ( tahapan awal akreditasi ) dan akan menentukan tim mutu
akreditasi puskesmas, maka kepala puskesmas mempunyai hak prerogatif dalam
menentukan struktur tim mutu. Karena tim ini lah yang nanti akan bekerja sama dengan
fasilitator atau pengelola program puskesmas dalam menyukseskan akreditasi pada
puskesmas tersebut.
Setidaknya tim mutu ini terdiri dari 4 tokoh kunci utama yang menjadi motor dalam penyiapan
dokumen, implementasi dan pemikir dalam menyelesaikan setiap elemen penilaian yang ada.
Adapun ke 4 ( empat ) tokoh kunci tersebut adalah :
1. Ketua Tim Mutu
2. Ketua Pokja ADMEN
3. Ketua Pokja UKM
4. Ketua Pokja UKP
5. Dari ke 4 ( empat ) masing – masing ketua ini nantinya akan di bantu lagi oleh wakil
ketua, masing – masing penanggung jawab BAB yang akan membantu dalam
mempermudah menyelesaikan elemen penilaian yang ada.

Nah, sebagai kepala Puskesmas dalam memilih 4 tokoh kunci ini paling tidak masing – masing
ketua ini mempunyai kompetensi sebagai berikut :

1. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik. Ini wajib karena nanti akan membuat SK, SOP,
Pedoman, KAK yang semuanya menggunakan bahasa resmi atau bahasa baku.
2. Komitmen. Komitmen menjadi penting karena melatar belakangi
keberlangsungan penyusunan dokumen. Karena memakan waktu, fikiran, tenaga serta jam
kerja opsional sesuai kebutuhan.
3. Sinergi. Sikap ini sebagai arahan dari bagaimana bisa memanajemen tim dan bekerja dalam
tim. Sinergitas yang tinggi di tuntut dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul.
4. Inovatif. Banyak hal yang dapat di modifikasi dalam menyelesaikan setiap elemen penilaian
( EP ), maka strategi inovasi dan kiat mempermudah penyelesaian pekerjaan lah yang
dibutuhkan. Beragam inovasi mestinya muncul sehingga pekerjaan dapat terselesaikan
dengan sempurna.
5. Bertanggung jawab. Sikap tanggung jawab merupakan salah satu orientasi bahwa ada niat
yang kuat dalam merampungkan semua yang di minta dalam elemen penilaian.
Mungkin masih banyak lagi tetapi pada prinsipnya ada tanggungjawab, sinergi, komitmen dan
inovasi dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut. Semoga dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam menentukan masing – masing Ketua Tim.
6 Cara Efektif Menyelesaikan Elemen Penilaian Dalam
Akreditasi Puskesmas
by MPUTRAKUSUMA on JUNE 20, 2016

6 Cara Efektif Menyelesaikan Elemen Penilaian


Dalam Akreditasi Puskesmas

Seperti kita ketahui bahwa dalam elemen penilaian ( EP ) akreditasi puskesmas terdapat total 776
EP seperti terlampir dibawah ini :
ADMINISTRASI DAN
BAB I,II,III 10 STANDAR, 212 EP
MANAJEMEN
UKM BAB IV,V,VI 11 STANDAR, 183 EP
UKP BAB VII,VIII,IX 21 STANDAR, 381 EP
JUMLAH 9 BAB 42 STANDAR, 776 EP

Nah, dari 776 Elemen penilaian yang ada tentunya tidak semuanya dapat di selesaikan dengan
mudah. Setidaknya ada elemen penilaian yang membutuhkan diskusi panjang dalam
menyelesaikannya. Dibawah ini beberapa cara efektif dalam menyelesaikan apa yang di minta
oleh Elemen Penilaian .

1. Baca dahulu dengan teliti standar, kriteria serta pokok pikiran dari kriteria tersebut.
2. Pokok pikiran yang tertera dalam sebuah kriteria menunjukkan inti penilaian dari kriteria
tersebut.
3. Setelah memahami pokok pikiran dari kriteria, lanjutkan ke elemen penilaian yang
dipersyaratkan dalam satu kriteria.
4. Tiap-tiap elemen penilaian mempunyai dokumen telusur dan sasaran telusur yang mengacu
pada pokok pikiran kriteria.
5. Untuk dokumen yang diminta sebaiknya disiapkan setelah proses dijalankan.
6. Yang terpenting adalah proses nya di jalankan sehingga ketika di telusur dapat tersinergi
antara dokumen dan prosesnya.
7. 6 Kendala Akreditasi Puskesmas dan solusinya
8. Sejak pertama kali di tunjuk sebagai salah satu tim pendamping ( tim pendamping UKM )
saya telah memikirkan beberapa kendala konvensional dalam pelaksanaan akreditasi
puskesmas di wilayah kerja saya. Ini tercermin dalam beberapa kali diskusi saya dengan
teman sekantor dan beberapa orang kepala Puskesmas. Kendala yang paling dominan
adalah dalam hal keuangan. Beberapa pertanyaan sempat terlintas misalnya , darimana
anggaran perlengkapan akreditasi puskesmas ? dan berapa besar anggaran tersebut ?

2 pertanyaan di atas sepertinya selalu diutarakan teman – teman puskesmas dalam konteks
akreditasi puskesmas. Nah, di bawah ini ada 6 kendala dalam penerapan akreditasi puskesmas
yang saya rangkum dalam berbagai diskusi. Silahkan disimak.
1. Keuangan dan anggran. Ini kendala yang mendasar yang selalu di utarakan oleh teman-
teman puskesmas. Misalnya, biaya ATK untuk print out SOP dan dokumen .Tidak ada
anggaran untuk mempercantik puskesmas (membuat bingkai SOP, membuat bingkai Motto,
makan minum rapat dan lain sebagainya ).Solusi : sebagian anggaran dapat di gunakan
anggaran kapitasi, anggaran BOK dan anggaran dari APBD kabupaten yang sudah di
persiapkan sebelumnya. Boleh juga menggunakan anggaran CSR sesuai ketentuan yang
berlaku.
2. Sulit mencari tokoh kunci. Tokoh kunci yang dimaksud adalah sebagai ketua tim mutu dan
ketua masing-masing pokja. Di beberapa puskesmas saya jumpai di pilih yang senior tetapi di
tengah perjalanan beberapa darinya mengundurkan diri. Jadi sebaiknya dipilih yang benar-
benar mau bekerja dan memiliki daya pacu kerja yang menguasai seluk beluk manajemen
puskesmas.Solusi : bisa di pilih dokter puskesmas atau tenaga kesehatan lainnya.
3. Minim motivasi dan dukungan. Selayang pandang dari akreditasi puskesmas adalah
menambah beban kerja. Ini di anggap sebagai “ nambah kerjaan “ tetapi sebetulnya sudah
waktunya puskesmas menambah kapabilitas, profesionalisme, memiliki sistem kerja yang
baik, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Nah, peran motivasi dari pimpinanlah yang
mestinya memberikan dukungan moril kepada seluruh pegawai puskesmas. Tidak mesti
dalam bentuk ceramah, bisa juga dalam bentuk reward yang disesuaikan dengan kemampuan
puskesmas.
4. Bersikap apatis. Sikap ini tentunya sering kita jumpai di puskesmas. Sikap acuh tak acuh
saat mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Tetapi tidak semua staf yang bersikap
begini. Telaah dan saring staf-staf yang apatis terhadap perubahan.
5. Tidak disiplin. Ini sepertinya sudah menjadi bagian dari karakter setiap manusia. Ada yang
disiplin ada juga yang tidak disiplin. Apalagi soal jam kerja. Solusinya adalah melakukan
perubahan terhadap sistem absensi dan penerapan buku kerja serta membagi tugas-tugas
terhadap masing-masing staf puskesmas sehingga jelas tugas dan fungsinya.
6. Malas membaca. Dalam konteks akreditasi, banyak membaca tentunya mejadi sarana
gerbang ilmu dalam menambah wawasan guna menyelesaikan elemen penilaian yang ada.
Puskesmas dapat membuat pepustakaan mini dalam menambah wawasan staf puskesmas dan
fasilitas Wifi.
6 hal di atas adalah berbagai macam kendala yang sering saya jumpai pada saat pendampingan
akreditasi puskesmas. Tentunya kendala-kendala tersebut bervariasi pada masing-masing
puskesmas.
Cara Strategis Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan
Masyarakat
by MPUTRAKUSUMA on SEPTEMBER 5, 2016

Cara Strategis Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan


Masyarakat

Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh puskesmas terutama dalam kegiatan UKM ( Usaha
Kesehatan Masyarakat ) tentunya mengacu pada panduan atau pedoman yang sudah ada pada
masing – masing program UKM sesuai dengan kebijakan program tersebut. Kegiatan yang
dilakukan yang objeknya masyarakat atau pelanggan guna memacu peran serta masyarakat.
Disamping mengacu pada pedoman yang sudah ada. Puskesmas tentunya harus berinovasi untuk
mendapatkan masukan yang lebih rasional untuk menciptakan kegiatan yang berorientasi pada
kebutuhan masyarakat yang menjadi sasaran program – programnya.
Pada instrumen penilaian akreditasi puskesmas hal diatas tertuang dalam BAB IV standar 4.1
kriteria 4.1.1 dan elemen penilaian 1 sampai 7.

Dalam hal menampung masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat hendaknya puskesmas
menggunakan berbagai metode aspiratif untuk mengkompilasinya. Berikut beberapa metode
strategis untuk mengatasi hal tersebut :

1. Memanfaatkan rapat – rapat perangkat desa yang dilaksanakan pada setiap desa pada
wilayah kerja puskesmas tersebut.
2. Mengikuti rapat dengar pendapat yang biasanya dilaksanakan di tingkat kecamatan dimana
setiap kepala desa berkumpul pada acara tersebut.
3. Memanfaatkan temu kader kesehatan.
4. Kotak saran juga dapat di gunakan untuk menampung aspirasi masyarakat ( dengan
membuat SOP ).
5. Melakukan survey aspirasi kebutuhan masyarakat ( bisa dilakukan dengan metode terbuka
atau metode tertutup dengan sudah kita siapkan pertanyaannya ).
6. Temu pamong dan tokoh masyarakat dalam acara adat juga dapat di manfaatkan dengan
meminta waktu khusus.
7. Grup diskusi internal yang memanfaatkan komunitas – komunitas kecil dalam masyarakat.
Hasil identifikasi tersebut di catat dan di rangkum serta di analisis sesuai dengan kapasitas dan
kemampuan puskesmas.
Semakin banyak puskesmas menampung aspirasi masyarakat maka semakin dapat mendekati
harapan dan kebutuhan masyarakat. Puskesmas dapat mengidentifikasi secara rasional dan
mengkomparasinya dengan anggaran dan pedoman yang sudah ada. Tentunya tidak semua
kebutuhan masyarakat dapat di penuhi oleh puskesmas, skala prioritas menjadi tolak ukur dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut.

Setelah rangkuman hasil identifikasi kebutuhan masyarakat tersebut di analisis oleh tim
puskesmas dan di dapati prioritas kegiatannya selanjutnya kepala puskesmas menetapkan
kegiatan tersebut dalam rencana kerja puskesmas yang nantinya akan di sinkronkan dengan
anggaran puskesmas baik itu bersumber dari APBD maupun dari sumber lain seperti BOK dan
CSR.

Langkah selanjutnya adalah puskesmas menginformasikan kegiatan – kegiatan tersebut ke


masyarakatnya berikut jadwal kegiatan, sasaran, waktu pelaksanaan dan implikasi dari kegiatan
tersebut.

Artikel Behubungan ( wajib di baca )

7 Cara Sederhana Agar Kegiatan UKM Berjalan Maksimal


by MPUTRAKUSUMA on SEPTEMBER 10, 2016

7 Cara Sederhana Agar Kegiatan Ukm Berjalan Maksimal

Dalam melaksanakan kegiatan di puskesmas tentunya kita memperhatikan kebutuhan dan


harapan masyarakat, kelompok masyarakat maupun individu yang menjadi sasaran kegiatan
UKM puskesmas. Melihat tujuan mulia diatas tentunya kerjasama tim di puskesmas sangat
diperlukan menimbang semua sektor terkait di dalam elemen-elemen pokok kegiatan puskesmas.

Konsultasi dan arahan serta bimbingan dari pimpinan puskesmas menjadi penting karena ini
adalah bagian dari motivasi pimpinan kepada pelaksana yang nantinya akan melaksanakan
kegiatan tersebut di lapangan. Apapun kegiatan itu perencanaan adalah satu tolak ukur
keberhasilan.
Berikut 7 cara sederhana menurut Saya agar kegiatan UKM dapat berjalan secara maksimal
dilapangan :

1. Mengiventarisir semua kegiataan yang masuk dalam pokja UKM. Dalam perannya pokja
UKM terbagi dalam 2 bagian ( permenkes 75 tahun 2014 ). Ada yang esensial dan
pengembangan. Sebaiknya inventarisir dahulu kegiatan yang esensial barulah yang
pengembangan. Diantaranya yang esensial adalah Promkes, Kesling, KAI dan IKB, Gizi,
Pencegahan dan pengendalian penyakit dan UKM pengembangan : upaya yang sifatnya
inovatif dan / bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan sesuai prioritas masalah
pelayanan dan potensi sumber daya di wilayah kerjanya.
2. Membagi habis tugas yang ada sesuai dengan kapasitas dan kemampuan pengelola
program. Tidak ada satu orang pelaksana pun dalam pokja UKM yang tidak kebagaian tugas
dalam menyelesaikan kegiatan UKM. Semua staf mendapat tugas yang sesuai dengan
program dan kapasitas tanggung jawabnya. Ini memang sedikit sulit menimbang di beberapa
puskesmas masih kekurangan SDM. Tetapi setidaknya bisa mensiasati dengan frekuensi
waktu dan jadwal kegiatan yang berimbang.
3. Membuat jadwal kegiatan sesuai dengan agenda dalam rencana kegiatan induk
puskemas. Jadwal kegiatan menjadi penting mengingat kelompok sasaran kita adalah
masyarakat dengan beragam aktifitas. Penjadwalan disesuaikan dengan sasaran yang ada.
Misal, untuk sasaran ibu-ibu bisa dilakukan pada sore hari seperti kelas ibu hamil. Untuk
sasaran penyuluhan bisa dilaksanakan pada malam hari ( seperti yang dilakukan di
Puskesmas Kelapa Kabupaten Bangka Barat ). Pola penjadwalan ini juga tentunya di buat
serinci mungkin sampai pada tempat dan siapa PJ nya.
4. Informasikan ke masyarakat ( bukti sosialisasi ). Setelah jadwal dibuat lalu sampaikan
jadwal tersebut kepada sasaran yang akan dituju berikut dengan kontak person PJ UKM nya.
Karena bila terjadi perubahan jadwal akan dengan mudah mengkonfirmasi nya. Teknis
informasi jadwal ini bisa melalui surat kemudian sarankan di tempel pada papan
pengumuman desa atau kantor desa setempat. Gunakan sistem informasi radio untuk
disiarkan secara berkala.
5. Laksanakan kegiatan sesuai arahan program. Dalam pelaksanaan kegiatan apapun
tentunya ada kerangka acuan dan SOP nya. Maka kerjakan sesuai dengan petunjuknya. Pun
bila dilapangan terjadi hal-hal diluar panduan sebaiknya di kondisikan semaksimal mungkin
sesuai jalur. Catat semua kendala dalam pelaksanaan guna dibahas dalam evaluasi kegiatan.
6. Rekap semua bukti pelaksanaan pokja UKM ( dokumentasikan ). Setelah kegiatan
berjalan. Dokumentasikan semuanya secara menyeluruh. Seperti bila ada pertemuan
hendaknya dilengkapi dengan surat undangan ( siapkan pula bukti tanda terima undangan ),
daftar hadir, notulen rapat, jadwal agenda tentatif dan foto-foto kegiatan. Ini sebagai bukti
otentik guna memenuhi elemen penilaian yang ada.
7. Evaluasi pelaksanaannya. Tahap akhir pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi. Sebetulnya
evaluasi masih masuk dalam rangkaian kegiatan yang tidak dapat di pisahkan dari kegiatan
pokoknya. Bahas semua kendala yang timbul dan langsung temukan solusi efektifnya guna
perbaikan pelaksanaan kegiatan yang akan datang.
Demikianlah cara sederhana dan sistematis agar pelaksanaan kegiatan UKM dapat berjalan
semaksimal mungkin. Memang paparan ini sepertinya mudah tetapi dalam aplikasinya tentunya
mengalami kendala. Setidaknya sudah menjadi tolak ukur yang sistematis, tersusun dan terarah
guna efektifitas kegiatan UKM.

3 Prinsip Dalam Penyusunan Dokumen Akreditasi Puskesmas


by MPUTRAKUSUMA on JUNE 20, 2016

3 Prinsip Dalam Penyusunan Dokumen AkreditasiPuskesmas


Apa itu dokumen akreditasi ? adalah Semua dokumen yang harus disiapkan dalam pelaksanaan
akreditasi.
Dalam akreditasi puskesmas tentunya tidak terlepas dari adanya dokumen yang harus disiapkan.
Secara total terdapat 776 elemen penilaian yang perlu diselesaikan baik itu dokumennya dan
proses telusurnya. Tanpa adanya dokumen yang disiapkan maka akreditasi puskesmas tidak dapat
dinilai secara keseluruhan. Maka ada 3 prinsip dasar dalam penyusunan dokumen akreditasi
puskemas yaitu :
1. Kerjakan apa yang di tulis. Tugas-tugas yang dilakukan di puskesmas tentunya harus
dikerjakan sepenuh hati sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Dikerjakan secara maksimal dan
sempurna. Sebelum mengerjakan pekerjaan tersebut sudah tentu ada perencanaan. Nah dari
apa yang di rencanakan ini hendaknya dikerjakan sesuai dengan apa yang sudah di tulis dan
di catat.
2. Tulis apa yang dikerjakan. Setelah mengerjakan tugas-tugas tersebut hendaknya di catat, di
arsipkan sehingga terdokumentasi dengan baik. Sehingga ketika di telusur bukti dokumennya
terarsipkan dengan baik.
3. Bisa dibuktikan serta dapat ditelusur dengan buktinya. Ini adalah kombinasi dari 2 poin
di atas serta dapat dibuktikan sampai pada telusur paling akhir.
Demikian prinsip-prinsip dasar dalam penyusunan dokumen akreditasi puskesmas.

Panduan Lengkap Cara Pembuatan SOP Dalam Akreditasi


Puskesmas
by MPUTRAKUSUMA on OCTOBER 15, 2016

Panduan Lengkap Cara Pembuatan SOP Dalam Akreditasi Puskesmas


Dalam pelaksanaan implementasi akreditasi puskesmas kita tidak akan lepas dari yang nama nya
SOP yang singkatan dari standar operasional prosedur. SOP ini menjadi panduan dalam berbagai
kegiatan dalam akreditasi puskesmas. Tanpa adanya SOP akreditasi puskesmas di anggap belum
berjalan sesuai dengan rel yang ada.

Disamping itu adanya dokumen SOP juga menjadi elemen penilaian untuk akreditasi puskesmas.
Nah di bawah ini saya lampirkan panduan lengkap pembuatan SOP sehingga dapat di
implementasikan dalam pembuatan dokumen akreditasi puskesmas. Kita mulai dari :
 Pengertian SOP :
1. SOP adalah Serangkaian instruksi tertulis yg dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan dimana dan oleh
siapa dilakukan . (Permenpan No. 035 tahun 2012).
2. Istilah yg digunakan pada Pedoman Akrediatsi FKTP adalah Standar Operasional Prosedur
(SOP) sesuai Permenpan No. 35 tahun 2012
 Tujuan SOP :
1. Agar proses kerja rutin terlaksana efisien, efektif, konsisten & aman
2. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yg berlaku.
 Manfaat :
1. Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas
2. Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
3. Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan pekerjaannya ( SOP
pemberian informasi, SOP pemasangan infus, SOP pemindahan pasien, dll)
KOP SOP
Komponen SOP

Syarat penyusunan SOP :


1. SOP ditulis oleh mereka yang melakukan pekerjaan/unit kerja tersebut.
2. Merupakan flow charting dari suatu kegiatan.
3. Harus jelas siapa melakukan apa, dimana, kapan dan mengapa.
4. Jangan menggunakan kalimat majemuk. Subyek, predikat, objek harus jelas.
5. Menggunakan kalimat perintah/instruksi bagi pelaksana, bahasa mudah dikenali.
6. Jelas, ringkas, mudah dilaksanakan.
Demikian penjelasan tentang cara pembuatan SOP. Ingat bahwa masing-masing SOP pada tiap-
tiap puskesmas berbeda kecuali SOP teknis. Misal SOP cara penyuntikan, pasti di setiap
puskesmas sama. Tetapi SOP yang berkaitan dengan lintas sektor atau sasaran akan berbeda-
beda. Jadi jangan asal mencontek SOP yang sudah ada. Esensi dari SOP adalah pekerjaan kita
sesuai panduan dan kita ikuti panduan tersebut.

You might also like