Professional Documents
Culture Documents
Dari contoh contoh tersebut merupakan suatu bukti bahwa geologi sangat berperan dalam
kegiatan pembangunan. Dengan keadaan saat ini kemajuan infrastruktur yang sangat pesat.
Sehingga geologi dapat berperan sebagai dasar pembuatan infrastruktur.
Seorang geologi teknik harus memiliki kemampuan atau dasar geologi yang baik sebelum
menerapkan ilmu nya untuk berbagai kegiatan rekayasa yang akan dilakukan nantinya. Seorang
geologi teknik dapat mentransformasikan data dan informasi geologi yang ada untuk
mendukung rekayasa yang baik. Lalu apa saja yang bisa dilakukan seorang geologi dalam
bidang rekayasa. Peran batu dan tanah dapat digolongkan kedalam tiga bagian. Pertama batu
dan tanah menopang satu jenis menopang satu kegiatan konstruksi, yang dalam hal ini ketika
konstruksi di letakan di atas batu dan tanah akan menghasilkan daya dukung atau bearing
capacity. Daya dukung batu dan tanah sangat dipengari oleh ospek geologi. Kedua, batu dan
tanah dijadikan bagian dari konstruksi, contoh nya bagaimana membuar konstruksi di bawah
tanah. Ketiga, yaitu bagaimana batu dan tanah bisa digunakan untuk material industri yang
tentunya membutuhkan aspek geologi untuk memikirkan kualitas material pada bahan industri.
Dalam suatu kegiatan konstruksi, dan investigasi. Dalam investigasi ada dua hal yang perlu
diperhatikan. Yang pertama seorang geologi bisa menetapkan bahwa investigasi ini dapat
bersifat kompleks atau sederhana. Yang kedua harus memperhitungkan aspek dari konstruksi
itu sendiri. Hal yang penting adalah dalam kegiatan investigasin biasa mengungkapan sesuatu
yang tidak terlihat atau unforresen. Dari sesuatu yang tidak terlihat ini dapat menimbulkan
masalah yaitu geokimia.
Kegiatan investigasi dalam rekayasa yaitu deskripsi batuan, karena deskripsi yang baik akan
menimbulkan data data yang empiris sehingga kita dapat mengetahui kekuatan didalam tersebu
kemudian dapat digunakan untuk perkutan lereng dan yang lainnya. Kita harus mencermati
segala aspek yang nantinya akan berpengaruh kedalam kegiatan konstruksi. Di daerah
Indonesia biasa yang di cermati adalah pelapukan karena dapat mempengaruhi atau
menurunkan perkuatan baik kuat tekan, kuat geser maupun kuat Tarik yang nantinya dapat
berpengaruh kedalam kegiatan konstruksi.
Salah satu hal yang perlu di perhatikan atau dicermati adalah aspek bahaya geologi yaitu gempa
bumi, gunung api, tsunami dan gerakan tanah. Dalam aspek rekayasa hal tersebut harus sangat
diperhatikan. Karena gedung atau konsturksi yang tidak memperhatikan aspek bahaya geologi
yang dapat menyebabkan korban didalamnya.
Contoh contoh konstruksi didaerah Indonesia yaitu pembangunan elevated road di Maros,
Sulawesi Selatan. Hal yang dijumpai didaerah tersebut adanya karstifikasi yang biasanya
terjadi di batugamping dan yang kedua adalah bidang bidang lemah yang biasanya bidang
diskontinuitas serta dapat mempengaruhi kestabilan lereng. Hal menarik ditemukan didalam
konstruksi ini adalah adanya gua gua yang diakibatkan oleh karstifikasi batuan karbonat.
Contoh yang kedua yaitu kelok Sembilan yang memiliki permaasalahan pada diskontinuitas
atau bidang bidang lemah yang harus diwaspadai dan pengontrol ketidakstabilan lereng. Pola
pola diskontinuitas mempengaruhi kestabilan lerenng.
Kemudian contoh berikutnya yaitu konstruksi tol semarang solo yang menarik perhatian yaitu
adanya paleolandslide atau longsoran tua pada saat pembuatan jalan tol dan juga terjadi pada
tahun 1974. Konstruksi pada jalan tol ini tidak menguntungkan karena terdapat kontak antara
batu lempung dengan batuan volkanik. Kemudian diidentifikasi dan diketahui karakteristik dari
NAMA: CHRISDIANTORO NABABAN NIM:12016025
batuan. Batuan dalam sejarah geologi dapat mengalami retakan retakan dan biasanya disebut
stress rebound, dan swelling processes yang biasa terjadi pada batulempung dan biasanya
adalah monmorilonite pada formasi kerek. Sehingga konstruksi jalan tol kelok Sembilan sering
mengalami hambatan didalamnya. Kemudian bagaimana kita melakukan karakterisasi
terhadap diskontinuitas atau bidang bidang lemah di batuan, sebagai contoh yaitu pada tawaii
dan Tomini di Teluk Palu. Dari daerah tersebut sangat banyak diskontinuitas yang kemudian
harus ditentukan yaitu karakteristik diskontinuitas. Parameter didalamnya yaitu terdapat jenis
diskontinuitas dan parameter lainnya.
Contoh lain pembuatan RMT di Jakarta, terdapat masalah di dalamnya karena dibuat di dalam
bawah tanah. Parameter yang harus diperhatikan adalah bagaimana kondisi hidrogelogi dan
parameter lain.
Di Indonesia ini terdapat beberapa tantangan dalam kegiatan rekayasa yaitu Kereta Cepat
Jakarta Bandung, Pembangunan Bendungan dan PLTA, pembangunan Jalan Tol dan Jembatan
Bentang Panjang, Kereta Trans Papua, dan Jembatan atau terowongan Selat Sunda.
“HARMONI WITH NATURE”