You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidup berkeluarga adalah fitrah setiap manusia. Setiap agama dengan
kesempurnaan ajarannya mengatur tentang konsep keluarga yang di bangun di
atas dasar perkawinan.Melalui perkawinan dapat diatur hubungan laki-laki dan
wanita (yang secara fitrahnya saling tertarik) dengan aturan yang khusus. Dari
hasil pertemuan ini juga akan berkembang jenis keturunan sebagai salah satu
tujuan dari perkawinan tersebut. Dan dari perkawinan itu pulalah terbentuk
keluarga yang diatasnya didirikan peraturan hidup khusus dan sebagai
konsekuensi dari sebuah perkawinan.
Keharmonisan keluarga merupakan syarat penting dalam mengarungi
kehidupan rumah tangga agar mereka mampu menghadapi berbagai goncangan
dan hempasan badai dalam rumah tangga. Oleh karena itu, pemahaman terhadap
konsep keharmonisan keluarga sangat diperlukan karena kebanyakan keluarga
yang gagal adalah keluarga yang tidak mmahami akan pentingnya keharmonisan
keluarga.
1.2 Rumusan Masalah
1. Menyebutkan hakikat cinta dan fitrah manusya untuk menikah
2. Mengikuti tuntunan agama dalam mencari calon pendamping hidup
3. Berkomitmen untuk menjaga kesucian diri (‘iffah) dengan tidak
berpacaran dan tidak berzina
4. Menjelaskan tujuan dan urgensi nikah
5. Mengikuti teladan Nabi dalam mewujudkan keluarga yang penuh berkah
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memahami makna cinta dan fitrah manusia untuk menikah
2. Mengikuti syariat dalam mencari pendamping hidup
3. Memahami ikhtiar untuk mewujudkan keluarga yang penuh berkah

1
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Cinta dan Fitrah Manusia untuk Menikah


1. Cinta dan Pernikahan
Menurut para ahli, cinta merupakan kesenangan jiwa, pelipur hati,
membersihkan akal, dan menghilangkan rasa gundah gulana. Pengeruhnya
membentuk elok rupa, membuat manis kata-kata, menumbuhkan perilaku mulia,
dan memperhalus perasaan (Al-Mukaffi, 2004:96). Namun sebaliknya, ia yang
sedang “mabuk cinta” emosinya bergejolak. Dirinya diliputi rasa senang, takut,
sedih, cemburu, dan kuatir yang campur aduk tidak karuan. Cinta juga bisa
membuat pikiran tidak bekerja dengan benar. (Sarwono,1983:154).
Menurut (Q.S. al-rum:21)
ٍ ‫َو ِم ْن آيَاتِ ِه أ َ ْن َخلَقَ لَ ُك ْم ِم ْن أ َ ْنفُ ِس ُك ْم أَ ْز َوا ًجا ِلت َ ْس ُكنُوا إِلَ ْي َها َو َجعَ َل َب ْينَ ُك ْم َم َودَّةً َو َرحْ َمةً إِ َّن فِي ذَلِكَ آليَا‬
‫ت ِلقَ ْو ٍم‬
َ‫يَت َ َف َّك ُرون‬
Artinya : “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya
di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” [Ar-Rum 21].
Cinta seorang laki-laki kepada wanita dan sebaliknya adalah perasaan yang
manusiawi yang bersumber dari fitrah yang diciptakan Allah SWT di dalam jiwa
manusia, yaitu kecenderungan kepada lawan jenis ketika ia telah mencapai
kematangan pikiran dan fisiknya. Cinta bisa bernilai negatif ataupun bernilai
positif tergantung penyalurannya. Oleh sebab itu islam memberikan aturan agar
cinta bisa memberikan dampak positif bagi manusia.
Diluar pernikahan semua bnetuk hubungan natar laki-laki fdan perempuan
dilarang. Termasuki juga kategori cinta yang dilarang oleh islam adalah hubungan
cinta yang sesama jenis atau biasa disebut lesbi atau homo atau dalam bahasa arab
disebut liwath. Perilaku homo seksual dipandang sangat menjijikkan dan
bertentangan dengan kodrat dan tabiat manusia, cinta dan hubungan yang sesama
jenis ini di larang dan diharamkan dalam agama islam seperti yang sudah di
jelaskan dalam (Q.S. Al- A’raf:80-84)
“(80) Dan (Kami juga Telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah)
tatkala dia Berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan
faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini)
sebelummu?” (81)Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan
nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu Ini adalah kaum
yang melampaui batas. (82). Jawab kaumnya tidak lain Hanya mengatakan:
“Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; Sesungguhnya
mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri.” (83).

2
Kemudian kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya; dia
termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). (84). Dan kami turunkan
kepada mereka hujan (batu); Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-
orang yang berdosa itu.”
Diterangkan dalam ayat tersebut bahwasanya azab yang sangat dahsyat
ditimpakan kepada umat Nabi Luth yang berperilaku homo seksual.
2. Fitrah Manausia untuk Menikah
Secara bahasa, kata nikah berarti berhimpun. Secara sinonim Al-Qur’an
juga menggunakan kata zawwaja yang bermakna menjadikan berpasangan.
Menikah atu lebih tepatnya “berpasangan” adalah naluri seluruh makhluk,
termasuk manusia. Setiap manusia, laki-laki maupun perempuan, wajar
menginginkan memiliki pasangan. Dorongan untuk berpasangan dan memiliki
pasangan biasanya sangat kuat saat sesorang mencapai kedewasaannya dan
menyalurkannya ke dalam berbagai bentuk hubungan. Agar dorongan
berpasangan yang kuat ini dapat tersalurkan dengan benar dan berdampak positif,
maka islam mensyariatkan dijalinnya keberpasangan tersebut dalam bingkai
pernikahan. Dari bentuk hubungan yang sah inilah kemudian akan muncul rasa
tentram atau sakinah pada laki-laki dan perempuan, sebagai mana disebutkan
dalam (Q.S Al-Rum:21).
Adapun hukum menikah dalam islam ada lima macam. Walaupun hukum aslinya
adalah sunnah, tapi hal ini bisa berubah tergantung pada kondisi sang calon
mempelai. Berikut adalah hukum menikah dalam islam:
1. Wajib
Hukum nikah menjadi wajib bagi seseorang jika dia termasuk orang yang
mempunyai libido yang sangat tinggi, sehingga tidak dapat menahan hawa
nafsunya. Jika tidak segera menikah, dikhawatirkan akan sangan memungkinkan
dia berzinah. Hal lain yang menyebabkan hukum nikah menjadi wajib adalah
apabila memiliki nazar untu menikah.
2. Sunnah
Hukum nikah menjadi sunnah bagi seorang muslim jika dia memenuhi dua
syarat. Yang pertama, jika dia mempunyai keinginan untuk menikah. Dan yang
kedua, jika dia mempunyai bekal yang cukup untuk menikah. Bekal yang cukup
ini dalam arti dia mempunyai mahan atau mas kawin untuk istrinya dan mampu
menafkahi istrinya.
3. Makruh
Hukum nikah dalam islam menjadi makruh apabila dia tidak memiliki
keinginan untuk menikah serta tidak memiliki bekal yang cukup.
4. Khilaful aula
Hukum perkawinan dalam islam bisa jadi khilaful aula jika memenuhi
salah satu syarat yang telah ddisebutkan pada nomer dua. Menurut ulama
muta’khirin arti khilaful aula adalah sesuatu yang dianjurkan untuk ditinggalkan,
namun tidak berdasarkan larangan yang jelas. Sedangkan ulama mutaqaddimin
menyamakan khilaful aula itu sama dengan makruh.

3
5. Haram
Hukum nikah bisa menjadi haram apabila dia tidak memiliki kemapuan
untuk melaksanakan hak-hak istri jika menikah. Nikah juag menjadi haram
hukumnya apabila kedua mempelai merupakan pasangan yang tidak boleh dan
dilarang untuk dinikahi, menikahi yang buka muslim atau muslimah, atau juga
menikah dengan niat untuk meceraikan dan nikah kontrak (nikah mut’ah).

3. Hikmah Pernikahan
Pernikahan memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Memelihara keberlangsungan manusia
Pernikahan berfungsi sebagai sarana untuk memelihara keberlangsungan
gen manusia, alat reproduksi, dan regenerasi dari masa ke masa. Dengan
pernikahan manusia dapat memakmurkan hidup dan melaksanakan tugas sebagai
khalifah Allah SWT. Nabi SAW menganjurkan nikah bagi orang yang
mengharapkan keturunan.
b. Pernikahan adalah tiang keluarga yang teguh dan kokoh
Jiwa manusia cenderung bersifat mudah bosan dan jauh dari kebenaran
jika bertentangan denga karakternya. Jiwa menjadi durhaka dan melawan jika
selalu dibebani secara paksa. Akan tetapi, jika jiwa disenangkan dengan
kenikmatan dan kelezatan di sebagaian waktu, ia menjadi kuat dan semangat.
Kasih sayang dan bersenang-senang dengan istri atau suami akan menghilangkan
rasa sedih dan menghibur hati.
c. Mengontrol hawa nafsu
Nikah sebagai saran menyalurkan nafsu manusia dengan carayang benar,
melakukan kebaikan kepada orang lain dan melaksanakan hak istri dan anak-anak
dan mendidik mereka. Nikah dapat menjaga dan membentengi diri manusai dan
menjauhkannya dari pelanggaran yang diharamkan agama, karena dengan
menikah hajat biologis dapat dilakukan oleh pasangan suami istri dengan halal
dan mubah.

2.2. Kriteria Pendamping Hidup dan Ikhtiar Mencarinya


1. Kriteria ideal pendamping hidup
Rasulullah SAW bersabda :
“barang siapa yang kawin dengan perempuan karena hartanya, maka Allah akan
menjadikannya fakir. Barang siap yang kawin dengan perempuan karena
ketururnannya, maka Allah akan menghinakannya. Tetapi barang siapa
yang kawin dengan tujuan agar lebih dapat menundukkan pandangannya,
membentengi nafsungan atau untuk menyambung tali persaudaraan, maka Allah
akan memberikan barokahkepadanya dengan perempuan itu dan kepada si
perempuan juga diberikan barokah kerenannya”(H.R. Daruquthni).

4
Remaja atau orang dewasa memilih pendamping hidup didasari
pertimbangan dan variabel tertentu. Orang-orang cenderung memilih kekayaan,
kedudukan, atau fisik rupawan sebagai prioritas utama dalam menentukan
pendamping hidup mereka. Cara pandang matrealistik untuk maeraih kebahagiaan
pernikahan yang seperti ini ditentang oleh Islam. Dalam ajaran islam variabel
yang pertama dan diutamanakan adalah agama yang satu paket dengan akhlak
yang baik, karena agama dan akhlak yang baik akan membawa ketenangan dan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat bagi pasangan dan anak-anaknya. Selain
variabel agama, hendaklah seorang muslim juga mempertimbangkan latar
belakang keluarga masing-masing. Sebab pernikahan tidak hanya menyatukan dua
diri yang berbeda, melainkan juga dua keluarga yang berbeda.
Menurut islam wanita yang haram dan tidak boleh untuk dinikahi (Q.S. An-
Nisa:22-23)
‫ت َعلَ ْي ُك ْم‬ ْ ‫) ُح ِر َم‬22( ‫يًل‬ ً ِ‫سا َء َسب‬ َ ‫شةً َو َم ْقتًا َو‬
َ ‫اح‬ ِ َ‫ف إِ َّنهُ َكانَ ف‬ َ ْ‫اء إِ ََّل َما قَد‬
َ َ‫سل‬ ِ ‫س‬ ِ َ‫َو ََل ت َ ْن ِك ُحوا َما نَ َك َح آَبَا ُؤ ُك ْم ِمن‬
َ ‫الن‬
‫ض ْعنَ ُك ْم َوأَخ ََوات ُ ُك ْم‬َ ‫الًلتِي أَ ْر‬ َّ ‫ت َوأ ُ َّم َهات ُ ُك ُم‬ِ ‫َاَلت ُ ُك ْم َوبَنَاتُ ْاْلَخِ َو َبنَاتُ ْاْل ُ ْخ‬
َ ‫أ ُ َّم َهات ُ ُك ْم َوبَنَات ُ ُك ْم َوأَخ ََوات ُ ُك ْم َو َع َّمات ُ ُك ْم َوخ‬
‫الًل ِتي دَخ َْلت ُ ْم ِب ِه َّن فَإ ِ ْن لَ ْم ت َ ُكونُوا دَخ َْلت ُ ْم‬ َّ ‫سا ِئ ُك ُم‬
َ ‫ور ُك ْم ِم ْن ِن‬
ِ ‫الًل ِتي ِفي ُح ُج‬ َ ‫ضا َع ِة َوأ ُ َّم َهاتُ ِن‬
َّ ‫سا ِئ ُك ْم َو َر َبا ِئبُ ُك ُم‬ َ ‫الر‬ َّ َ‫ِمن‬
َ‫َّللاَ َكان‬َّ ‫ف ِإ َّن‬ َ َ‫سل‬ ُ َ
َ ْ‫ص ًَل ِب ُك ْم َوأ ْن تَجْ َمعُوا بَيْنَ ْاْل ْختَي ِْن ِإ ََّل َما قَد‬ َ َّ َ
ْ ‫ِب ِه َّن فَ ًَل ُجنَا َح َعلَ ْي ُك ْم َو َح ًَلئِ ُل أ ْبنَا ِئ ُك ُم الذِينَ ِم ْن أ‬
)23( ‫ورا َر ِحي ًما‬ ُ
ً ‫َغف‬
Artinya:
22- Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu,
terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji
dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).
23- Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang
perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu
yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak
perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari
saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara
perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang
dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu
belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak
berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak
kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan
yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
2. Ragam ikhtiar mencari pendamping hidup
Dalam islam, cara mencari jodoh ang disyariatkan adalah ta’aruf. Secara
bahasa,ta’aruf adalah perkenalan. Dalam istilah agama, ta’aruf adalah proses
pertemuan atau perkenalan seorang pria dan wanita dalam suasana terhormat
ditemani pihak ketiga dengan tujuan pendamping hidup. Dalam proses ta’aruf itu
sendiri pihak pria dan wanita dipersilahkan saling menanyakan berbagai hal yang
yang ingin diketahui, terutama terkait dengan keinginan masing-masing nanti saat

5
menjalani pernikahan. Agar tidak menimbulkan kekecewaan di lain hari, masing-
masing pihak diharuskan berkata jujur. Saat ta’aruf masing-masing pihak
diperbolehkan bahkan dianjurkan untuk melihat wajah calon pedamping dengan
seksama untuk menimbulkan kemantapan pada mereka. Apabila kedua belah
pihak terdapat dan merasa adannya kecocokan, maka perlu ditentukan tanggal
pernikahannya. Dan apabila kedua belah pihak tidak ada kecocokan maka mereka
dapat dan diperbolehkan menghentikan perjodohan.
Metode dalam menetukan dan mencari pendamping hidup yang jelas halal
dan dianjurkan oleh agam islam adalah ta’aruf. Adapun metode lain seperti
pacaran tidak perlu dipilih karena jelas di haramkan oleh agama islam.

2.3. Menjaga Kesucian Diri dengan Tidak Pacaran dan Berzinah


1. Katakan “tidak” pada pacaran
Pacaran dalam pandangan penulis adalah akivitas cinta kasih yan
dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa ikatan pernikahan. Dalam rangka
memberi penilaian yang obyektif tentang pacaran, perlu dibhas terlebih dahulu
keuntungan dan kerugian pacaran. Berikut ini adalah keuntungan dan kerugian
pacaran.
a. Keuntungan pacaran
1. Belajar mengenal karakter lawan jenis.
2. Mendapatkan perhatian lebih dari orang lain, yakni pacar.
3. Mudah menemukan tempat untuk menyampaikan keluhan, dan
permasalahn yang sedang dihadapi kepada pacar.
4. Memiliki tempat untuk berbagi dalam keadaan suka maupun duka.
5. Tidak merasa kesepian karena ada yang menemani dimanapun dan
kapanpun.
6. Ada yang mentrkatir makan, minum dan sebagainya.
7. Antar-jemput gratis.
8. Saran untuk mencari pendamping hidup agar mengenal dia dan tidak
salah pilih.
9. Senang, dan bahagia karena dapat menyalurkan rasa cinta dan dicintai.
10. Menimbulkan motivasi dan semangat hidup.
11. Saran untuk menyalurkan “hasrat” atau nafsu seksual.

Apabila dikaji lebih lanjut, keuntungan pacaran sesungguhnya tidak sepenuhnya


berlaku pada sepasang pacar. Malah bisa jadi keuntungan si pacar malah menjadi
kerugian bagi pacaranya.

6
b. Kerugian pacaran
1. Mengurangi waktu untuk diri sendiri.
2. Menghambat kinerja otak, karena hanya memikirkan satu obyek (pacar).
3. Mendorong orang untuk berbohong.
4. Menghabiskan uang.
5. Menghambat cita-cita.
6. Sarana untuk mengumpulkan dosa.
7. Hati menjadi tidak tenang dan resah.
8. Perasaan cemburu dan gelisah karena takut ditinggal oleh sang pacar.
9. Memicu timbulnya fitnah.
10. Bisa jadi hilangnya kesucian diri.
11. Menimbulkan aib bagi keluarga apabila berzinah dan sampai hamil.
12. Menunda pernikahan karena keasyikan berpacaran.
13. Menimbulkan efek sakit hati.
14. Membatasi pergaulan dan wawasan karena dilarang oleg pacar.
15. Memungkinkan terjadinya kekerasan secara fisik maupun psikis.
16. Menyebabkan konflik dengan orang tua.
17. Mengganggu studi dan kuliah.
Ditinjau dari sudut pandang ajaran islam, aktivitas pacaran pra nikah dengan
beragam gayanya adalah haram alias tidak bisa dibenarkan. Apapun gaya
pacarannya apanila dilakukan sebelum menikah hukumnya terlarang.
2. Pacaran dan Perilaku Seksual Remaja.
Dampak pacaran yang sangat mengkhawatirkan adalah seks dan pergaulan
bebas. Dalam perkembangan zaman saat ini yang dimana segala informasi tentang
seks dan pergaulan bebas dapat diakses dengan mudah dan cepat, kontrol yang
lemah dari orang tua dan kurangnya iman yang membentengi diri dari pengaruh
negatif dari perkembangan zaman menyebabkan remaja zaman sekarang rentan
untuk mencoba hal-hal yang baru yang cenderung negatif. Hal ini menyebabkan
para muda-mudi banyak yang menyalurkan hasrat seksual kepada orang yang
seharusnya mereka lindungi dan jaga kehormatannya, yakni pacar.
Dampak dari perilaku pacaran yang semacam ini amat merugikan idividu
dan masyarakat. Dalam konteks individu, pacaran yang bernuansa seks ini
menyebabkan hilanyanya keperawanan dan kesucian, keperjakaan, penyakit
kelamin, kanker, hamil diluar nikah, aborsi, pernikahan dini dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam konteks masyarakat, pacaran semacam ini berdampak pada
munculnya kasus pembuangan atau pembunuhan bayi, nikah hamil, membuat
malu keluarga, anak lahir tanpa pernikahan, rusaknya tatanan masyarakat
menipisnya budaya malu dan sebagainya.
Dalam islam pelaku zina di bagi menjadi dua yakni Zina muhsan, yakni
pelakunya sudah menikah atau pernah menikah dan diancam dengan hukuman
rajam sampai mati. Zina ghair muhsan, yakni zina yang dilakukan oleh orang
yang dilakukan oleh orang yang belum pernah menikah, hukumannya adalah
dicambuk sebanyak 100 kali dan diasingkan selama satu tahun.

7
3. Manajemen Hati Agar tidak Berpacaran
Pacaran diakukan oleh seseorang atas dasar cinta, oarng yang sedang jatuh cinta
umumnya ingin menyalurkan gelora rasa cinta tersebut kepada orang yang dia
cintai antara lain dengan cara ngobrol berdua, berpegangan, berdekatan,
berpelukan.
Mungkin saja bagi pelajar muslim yang sedang di landa gelora cinta yang sangat
besar dan tidak menyalurkan perasaan tersebut kedalam bentuk pacaran. Berikut
ini beberapa cara yang dapat dilakukan :
1. Menyadari bahwa pacaran hukumnya haram dan mendatangkan dosa.
2. Menyadari beragam dampak negatif dari pacaran yang terjadi di sekitar kita.
3. Meyakini bahwa jodoh kita sudah ditentukan oleh Allah SWT, dan
menjalankan perintah Allah untuk tidak pacaran.
4. Diniati untuk puasa pacaran, menahan diri sampai menikah.
5. Fokuskan segala pikiran, usaha dan tenaga untuk studi dan mencapai cita-cita.
6. Bertekad untuk membahagiakan orang tua.
7. Bertemanlah dengan banyak orang yang baik.

2.4. Meraih Keluarga Berkah dalam Bingkai Pernikahan


Dalam bahasa Arab, barokah atau berkah bermakna tetapnya sesuatu, dan bisa
juga bermakna bertambah atau berkembangnya sesuatu. Sebuah kenikmtan
dipandang berkah apabila meningkatkan kebaikan orang yang memiliki nikmat
tersebut.
1. Ciri keluarga berkah
Keluarga berkah adalah keluarga yang baik, yang membawa kebaikan
kepada pada diri mereka dan orang lain. Merujuk kepada (Q.S Ar-Rum:21),
keluarga berkah adalah keluarga yang sakinah (tenang, tentram),
mawaddah (penuh cinta), rahmah (diliputi kasih). Intinya, keluarga berkah
membuat semua anggotanya menjadi tenang, nyaman dan bahagia.
Keluarga berkah ditandai dengan meningkatnya keiamanan anggota
keluarga. Yang menjadikan kualitas pribadi-pribadi dalam keluarga tersebut
berkembang menuju kebaikan; sikap semakin matang, bertambah bijak dan
bertambah wawasan, akhlak akan semakin baik.anak yang soleh dan solehah
adalahciri dari keluarga berkah.

8
2. Upaya Meraih Keluarga Berkah
a. Sebelum menikah
1. Menata niat menikah untuk mencari ridho Allah SWT
2. Tidak berpacaran
3. Memilih calon pendamping hidup yang sesuai dengan pedoman
pandangan islam
4. Menyiapkan diri secara fisik dan psikis
5. Bermusyawarah dengan orang tua agar meperoleh restu atau dukungan

b. Saat akad nikah


1. Menjaga agar niat tetap lurus
2. Minta di doakan oleh orang tua dan orang-orang yang soleh
3. Memenuhi syarat dan rukun pernikahan
a. Syarat sahnya nikah :
1. Masing-masing kedua mempelai telah ditentukan, baik dengan
isyarat, nama atau sifat atau semacamnya
2. Kerelaan kedua mempelai
3. Yang melakukan akad bagi pihak wanita adalah walinya.
4. Adanya saksi dalam akad nikah. Syarat untuk wali adalah
berakal, baligh, merdeka, islam
5. Adil, bukan fasik
6. Laki-laki
7. Bijak
b. Rukun akad nikah :
1. Adanya kedua mempelai yang tidak memiliki penghalang
keabsahan nikah
2. Adanya penyerahan (ijab), yang diucapkan wali
3. Adanya penerimaan (qabul)
4. Adanya dua orang saksi
5. Adanya mahar

c. Saat Menjalani Kehidupan Rumah Tangga


1. Mempertahakan motivasi menjalankan pernikahan untuk tujuan
beribadah.
2. Menjadikan ridho Allah sebagai pedoman dalam berumah tangga.
3. Nafkah yang halal.
4. Suami istri yang menjalankan tugas dan kewajiban dengan baik.
5. Memperlakuakan pasangan dengan baik.
6. Saling membantu dalam mengerjakan urusan rumah tangga.
7. Bersikap toleran terhadap pasangan.
8. Membiasakan bersikap sabar dan syukur.
9. Berbuak adil dan bijak.
10. Bermusyawarah dalam memutuskan permasalahan.

9
2.5. Ragam Pernikahan Kontroversial
1. Poligami : Menikahi banyak istri
(QS. 4;3)
Artinya : “Dan jika kalian khawatir tidak akan dapat berlaku adil terhadap hak-
hak perempuan yatim (bilamana kalian menikahinya), maka nikahilah wanita-
wanita lain yang kalian senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kalian
khawatir tidak dapat berlaku adil maka nikahilah seorang wanita saja atau
budak-budak perempuan yang kalian miliki. Yang demikian itu lebih dekat untuk
kalian tidak berlaku aniaya.”
Ayat ini tidak mewajibkan pligami atau menganjurkannya, ayat tersebut
hanya menjelaskan tentang bolehnya poligami dan itupun merupakan pintu kecil
yang dapat dilalui oleh yang amat mebutuhkan dan dengan syarat yaang tidak
ringan.
Al-quran tidak membuat peraturan tentang poligami, karena poligami telah
dikenal dan dilaksanakan oleh penganut berbagai syariat agama serta adat istiadat
masyarakat sebelum turunnya ayat ini.
Menurut islam seorang laki-laki yang mmebutuhkan dan sudah memenuhi
syarat untuk berpoligami dalam arti yang sudah siap secara fisik dan psikis,
terdapat batas yang tidak boleh untuk dilalui, laki-laki hanya boleh memiliki 4
istri, dengan syarat adil dalam hal nafkah fisik. Jika laki-laki masih belum bisa
adil maka laki-laki hanya diperbolehkan menikahi seorang wanita.

2. Nikah Mut’ah
Nikah mut’ah adalah pernikahan yang memiliki jangka waktu atau yang
biasa kita sebut dengan “kawin kontrak”. Imam-imam madzhab sepakat bahwa
nikah mut’ah adalah haram hukumnya. Dinamakan mut’ah karena laki-laki hanya
memanfaatkan dan menikmati perkawinan hanya untuk bersenang-senang hingga
tempo waktu yang telah disepakati. Selain menyalahgunakan fungsi pernikahan
yang utuk beriadah dan mengharap ridho Allah nikah jenis ini juga jelas sangat
merugikan pihak wanita. Dalam perkawinan ini tidak memiliki hukum sebagiman
yang tercantum dalam al-qur’an tentang perkawinan, talak, iddah, dan warisan.
3. Pernikahan Beda Agama
Wanita muslim tidak halal kawin dengan laki-laki bukan muslim, karena
seorang lelaki mempunyai hak kepemimpinan bagi istrinya dan istri wajib taat
kepadanya, maka tidak boleh orang kafir atau musyrik menjadi pemimpin dan
menguasai wanita muslimah.

10
Seorang laki-laki muslim juga dilarang untuk menikahi wanita yang bukan
muslim atau berbeda agama. Menurut (QS. Al –Baqarah:221) :
Artinya : “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-
orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) hingga mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia
menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga
dan ampunan dengan izinNya. Dan Allah menerangkan ayat-ayatNya (perintah-
perintahNya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (QS. Al-
Baqarah : 221).
“janganlah kamu menikah dengan perempuan-perempuan musyrik, kecuali
mereka telah beriman” ayat ini menunjukkan di haramkannya menikah dengan
perempuan kafir atau musyrik.

11
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Menikah atu lebih tepatnya “berpasangan” adalah naluri seluruh makhluk,
termasuk manusia. Setiap manusia, laki-laki maupun perempuan, wajar
menginginkan memiliki pasangan. Hidup berkeluarga adalah fitrah setiap
manusia. Setiap agama dengan kesempurnaan ajarannya mengatur tentang konsep
keluarga yang di bangun di atas dasar perkawinan Jiwa manusia cenderung
bersifat mudah bosan dan jauh dari kebenaran jika bertentangan denga
karakternya. Akan tetapi, jika jiwa disenangkan dengan kenikmatan dan kelezatan
di sebagaian waktu, ia menjadi kuat dan semangat. Kasih sayang dan bersenang-
senang dengan istri atau suami akan menghilangkan rasa sedih dan menghibur
hati. Dan dari perkawinan itu pulalah terbentuk keluarga yang diatasnya didirikan
peraturan hidup khusus dan sebagai konsekuensi dari sebuah perkawinan.
Keluarga berkah ditandai dengan meningkatnya keiamanan anggota
keluarga. Yang menjadikan kualitas pribadi-pribadi dalam keluarga tersebut
berkembang menuju kebaikan; sikap semakin matang, bertambah bijak dan
bertambah wawasan, akhlak akan semakin baik.anak yang soleh dan solehah
adalahciri dari keluarga berkah.

12
DAFTAR RUJUKAN
http://farisahnur1411.blogspot.co.id/2015/09/pernikahan-ikhtiar-mewujudkan-
keluarga.html
http://farisahnur1411.blogspot.co.id/2015/09/pernikahan-ikhtiar-mewujudkan-
keluarga.html

13
TUGAS KONSTEKTUAL
1. Identifikasi akibat negatif pacaran pra nikah yang dilakukan muda-mudi di
lingkungan sekitarmu!
a. Boros waktu, tenaga, pikiran, dan materi untuk hal yang tidak penting
b. Menambah dosa dengan berbuat maksiat
c. Terjerumus dalam perzinaan
d. Kurang fokus pada hal lain yang seharusnya lebih diprioritaskan
e. Melemahkan iman
f. Melatih kemunafikan
2. Lakukan investigasi kepada teman-teman anda yang berpacaran mengenai
alasan sesungguhnya mereka berpacaran!
a. Merasa telah bertemu dengan jodoh yang pas
b. Menemukan seseorang yang dapat menjadi teman curhat sekaligus
tempat berkeluh kesah
c. Termotivasi untuk selalu memberikan yang terbaik dan tidak
mengecewakan pasangan
d. Ingin memiliki seseorang yang dapat membantu memenuhi kebutuhan
hidupnya
e. Agar bisa saling mengenal lebih dekat sebagai bahan pertimbangan
untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius
3. Buatlah studi kasus perceraian dan lakukan analisis terhadap
penyebabnya!
a. Sang suami tidak dapat memberi nafkah yang cukup kepada
keluarganya, baik secara lahir maupun batin
b. Ada salah satu yang berselingkuh
c. Tidak dapat menyatukan berbagai perbedaan
d. Adanya tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

14

You might also like