You are on page 1of 12

PANGKALAN UTAMA TNI AL VII

RUMKITAL SAMUEL J. MOEDA

PANDUAN
PENGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

RUMKITAL SAMUEL J. MOEDA LANTAMAL VII


KUPANG

i
2016

ii
KATA PENGANTAR

Dengan Rahmat Allah Swt, kami mengucapkan puji syukur kehadiratNya. Yang telah
memberikan kekuatan dan bimbingan serta hidayah dalam menyelesaikan Panduan
Penggunaan Alat Pelindung Diri.
Panduan Penggunaan Alat Pelindung Diri adalah sebagai bahan acuan dan tolok ukur
kita dalam melaksanakan pelayanan pasien dalam melindungi pemberi layanan kesehatan
secara optimal dan berdaya guna. Sehingga kita bisa melakukan pelayanan terbaik di Rumkital
Samuel J. Moeda.
Dengan mengacu pada Panduan Penggunaan Alat Pelindung Diri para teman sejawat
dan para medis dapat memahami tata laksana penggunaan alat pelindung diri dalam
memberikan pelayanan kesehatan di lingkungan Pelayanan Rumkital Samuel J. Moeda.
Dengan ini saya juga menyampaikan terima kasih atas bantuan pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan Panduan Penggunaan Alat Pelindung Diri.

Ditetapkan di Kupang
Pada tanggal 8 Agustus 2016

Kepala Rumkital Samuel J. Moeda,

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul Panduan


Kata Pengantar…………………………………………………………………………….............. i
Daftar Isi……………………………………………………………….......................................... ii
Keputusan Karumkital Samuel J. Moeda………………………………………………………... iii
Lampiran Keputusan Karumkital Samuel J. Moeda..……………….………………………….. iv
BAB I DEFINISI …………………………………………………………………………... 1
BAB II RUANG LINGKUP ……………………………………………………………..… 2
6. Ruang Lingkup Kegiatan………..…………………..................................... 2
BAB III TATA LAKSANA………………………………………..………………………... 6
9. Tata Laksana Penggunaan APD………………………............................... 6
BAB IV DOKUMENTASI………………………………………………………..…………. 9

ii
BAB I
DEFINISI

1. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
2. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar
pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
3. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan, yang
bisa menimbulkan kesakitan, kecacatan, kesedihan, kematian dan kerugian material
maupun psikis.
4. Lingkungan kerja adalah tempat dilaksanakannya pekerjaan baik didalam maupun diluar
ruang bangunan, bisa didarat, atas air bawah air maupun di udara.
5. Keselamatan kerja adalah upaya-upaya yang dilakukan secara teknis terhadap
lingkungan kerja dan cara-cara kerja agar terhindar dari bahaya kecelakaan kerja.
6. Bahaya kerja adalah faktor-faktor yang menimbulkan resiko terjadinya kecelakaan kerja
maupun penyakit akibat kerja.
7. Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja
untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari adanya kemungkinan potensi
bahaya atau kecelakaan kerja (Budiono, 2003).

BAB II
RUANG LINGKUP

1
8. Ruang Lingkup Panduan. Ruang lingkup Panduan Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) terdiri dari:
a. Syarat – syarat Alat Pelindung Diri menurut Suma’mur (1996) yang baikantara
lain :
1)Alat pelindung diri harus enak di pakai.
2)Alat pelindung diri harus tidak boleh mengganggu pekerjaannya.
3)Memberikan perlindungan yang efektif terhadap bahaya yang dihadapinya.
b. Ketentuan Penggunaan Alat Pelindung Diri menurut Budiono, dkk (2003), alat
pelindung yang telah dipilih hendaknya memenuhi ketentuan – ketentuan sebagai
berikut :
1) Harus memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya yang spesifik atau
bahaya yang akan dihadapi pekerja.
2) Beratnya harus seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan
yang berlebihan.
3) Harus dapat dipakai secara fleksibel.
4) Bentuknya harus cukup menarik.
5) Tidak mudah rusak.
6) Tidak menimbulkan bahaya – bahaya tambahan bagi pemakainya.
7) Suku cadangnya harus mudah diperoleh sehingga pemeliharaan alat pelindung diri
dapat dilakukan dengan mudah.
8) Memenuhi ketentuan dari standar yang ada.
9) Pemeliharaannya mudah.
10)Tidak membatasi gerak.
11) Rasa “tidak nyaman” tidak berlebihan (rasa “tidak nyaman” tidak mungkin hilang
sama sekali, namun diharapkan masih dalam batas toleransi). Oleh karena itu
pemeliharaan dan kontrol terhadap alat pelindung diri penting karena alat pelindung
diri sensitive terhadap perubahan tertentu, punya masa kerja tertentu dan APD dapat
menularkan beberapa jenis penyakit jika secara bergantian.

c. Kelemahan Penggunaan Alat Pelindung Diri.


1) Kemampuan pelindung yang tidak sempurna.
2) Memakai alat pelindung diri yang tidak sempurna.
3) Cara memakai alat pelindung diri yang salah.
4) Alat pelindung diri yang dipakai tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan.
5) Alat pelindung diri tidak enak dipakai.

d. Jenis – jenis Alat Pelindung Diri yang digunakan.


1) Alat Pelindung Kepala.
a) Topi pengaman (safety helmet).
b) Topi/ tudung.
c) Tutup Kepala.

2
Fungsinya mencegah jatuhnya microorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala
petugas terhadap alat – alat daerah steril dan juga sebaliknya dan untuk melindungi
petugas dari percikan cairan tubuh dari pasien.
2) Alat Pelindung muka dan mata (face shield).
a) Kaca mata biasa.
b) Goggles.
c) Masker.
Fungsinya mengantisipasi kemungkinan terkena percikan saat kontak dengan darah
dan cairan tubuh, mukosa membran mata, hidung, mulut, dari percikan selama
prosedur tindakan aktivitas perawatan pasien.
3) Pakaian Kerja. Pakaian kerja khusus untuk pekerjaan dengan sumber – sumber
bahaya tertentu seperti :
a) Terhadap radiasi panas.
b) Terhadap radiasi mengion.
c) Terhadap cairan dan bahan – bahan kimia.
Pakaian pelindung dipakai pada tempat kerja tertentu misalnya Apron terbuat dari karet
atau plastik, merupakan penghalang tahan air untuk sepanjang bagian depan tubuh
petugas. Fungsinya melindungi petugas dari kontaminasi mikroba selama tindakan
dan menghindari resiko adanya tumpahan darah, cairan tubuh atau sekresi.
4) Sarung Tangan. Fungsinya untuk melindungi tangan dan jari – jari dari kontak dengan
darah, semua jenis caian tubuh,sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh, selaput lendir
pasien dan benda terkontaminasi.
Jenis sarung tangan :
a) Sarung tangan bersih.
b) Sarung tangan steril.
c)Sarung tangan rumah tangga.
5) Pelindung kaki. Fungsinya untuk melindungi kaki petugas dari tumpahan/ percikan
darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan tusukan benda
tajam atau kejatuhan alat kesehatan.
Jenis pelindung kaki :
a) Sepatu karet atau,
b) Plastik yang menutupi seluruh ujung dan telapak kaki.

6. Penggunaan Alat Pelindung Diri.


a. Sarung tangan untuk dokter dan paramedis bersifat rutin melihat kondisi pasien dan
jenis tindakan.
b. Sarung tangan dan masker untuk dokter gigi, pemeriksaan pasien dengan resiko
penularan melalui udara.

3
c. Sarung tangan, Masker, Penutup Kepala dan baju apron untuk dokter dan perawat
yang menangani pasien Infeksius. Seperti penanganan Pasien HIV/AIDS, TB,
Hepatitis, Dipteri, Morbilicacar air (varicella), herpes zooster, dan measles (rubella)
d. Sarung tangan, Masker, Penutup Kepala dan baju apron untuk petugas ruang
jenasah.
e. Masker I, Masker II, Penutup kepala, Goggles, Sarung tangan I, sarung tangan II,
baju bedah, baju luar (skort plastik), sepatu untung pelindung kaki untuk petugas
Ruang OK Bedah.

7. Tempat Pemakaian Alat Pelindung Diri.


a. Sarung tangan dipakai untuk dokter dan perawat di ruang rawat jalan, ruang rawat
inap dan IGD melihat kondisi pasien dan jenis tindakan.
b. Sarung tangan, masker secara rutin dipakai untuk dokter, perawat dan petugas non
medis lainnya (Cleaning Servise) di ruang rawat inap yang resiko terkontaminasi
melalui udara, dan dipakai petugas di ruang khusus/ isolasi.
c. Sarung tangan dari bahan Pb Masker Baju kerja Appron dari bahan Pb Film badge
( dosimeter )dipakaiuntukpetugasRadiologi/ Radioterapi.
d. Sarung tangan, Masker, Penutup Kepaladan baju luar (skort plastik) untuk petugas
ruang jenasah.
e. Sarung tangan, Masker, Penutup Kepala dan Aprondi pakai untuk petugas di ruang
Isolasi ketat seperti ICU Anastesi, ICU IGD, ICCU Jantung.
f. Masker I, Masker II, Penutup kepala, Goggles, Sarung tangan I, sarung tangan II,
baju bedah, baju luar (skort plastik), sepatu untung pelindung kaki untuk petugas
Ruang OK Bedah.

4
BAB III
TATA LAKSANA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

8. Tata Laksana Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).


a. Petugas Penanggung Jawab.
1) Dokter, Perawat, petugas laboratorium dan petugas kesehatan lainnya.
2) Petugas kamar jenasah dan Cleaning Service.
b. Perangkat Kerja. Alat Pelindung Diri (APD).
c. Tata Laksana Pemakaian Sarung Tangan.
1) Lakukan kebersihan tangan atau Hand Hygiene.
2) Pakai sarung tangan pada kedua tangan sebelum melakukan tindakan.
3) Ganti sarung tangan bila tampak rusak/ bocor.
4) Segera lepas sarung tangan jika telah selesai tindakan.
5) Buang sarung tangan ketempat pembuangan sampah sesuai prosedur.
6) Lakukan Kebersihan tangan atau hand hygiene.
a) Dianjurkan menggunakan sarung tangan yang tidak mengandung
bahan bubuk latex.
b) Segera mencuci tangan setelah melepas sarung tangan.
c) Sarung tangan baru dalam menangani tiap pasien berbeda, demikian
juga jika bekerja dalam ruang lingkup yang berlainan.
d. Tata Laksana Penggunaan Masker.
1) Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu
dan rambut pada wajah (jenggot).
2) Masker di pakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas
berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau cairan
tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas.
3) Ketika melepas masker, pegang bagian talinya karena bagian tengah
merupakan bagian yang banyak terkontaminasi.

5
4) Masker dengan efesiensi tinggi merupakan jenis masker khusus yang
direkomendasikan, misalnya N95 dapat melindungi dari partikel dengan ukuran<
5 mikron yang di bawa udara.
e. Tata Laksana Penggunaan Goggle/ Pelindung mata. Gunakan peralatan untuk
melindungi mata jika terjadi semprotan atau cipratan darah atau cairan tubuh :
1) Selama prosedur operasi bedah- dianjurkan agar semua pengawak mengenakan
kacamata.
2) Ruang pemulihan - selama merawat pasien (kalau perlu).
3) Kamar bersalin.
4) Tindakan perawatan :
a) Selama mengeluarkan drain tube, menangani intravena (IV), infusan.
b) Set (blood lines).
c) Menganti balutan.
d) Merawat pasien pasca bedah mulut atau gigi.
e) Endotracheal suction.
f) Mengenakan prosedur invasive yang steril.
f. Tata Laksana Penggunaan Pelindung Kaki.
1) Sepatu pelindung harus digunakan selama didalam ruang operasi dan tidak
boleh di pakai keluar.
2) Bisa di gunakan boot dari bahan karet atau kulit sekaligus menghindari
terselip/ terpeleset.
3) Sepatu harus bersih dan sepenuhnya menutup kaki sehingga dapat
melindungi petugas kesehatan.
4) Sandal, sepatu terbuka dan telanjang kaki tidak dianjurkan.

9. Langkah - langkah Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Isolasi Ketat.


a. Gunakan sepatu boot sebagai pelindung kaki,kemudian gunakan masker I.
b. Gunakan tutup kepala dilanjutkan dengan pakaian pelindung/ apron.
c. Gunakan sarung tangan ke I dan kaca mata/ goggle.
d. Gunakan sarung tangan ke II dan masker ke II (gambar terlampir).

10. Langkah – langkah melepas Alat Pelindung Diri pada Isolasi Ketat.
a. Desinfeksi sarung tangan bagian luar dan desinfeksi sepatu boot.
b. Setelah sarung tangan desinfeksi, sarung tangan dapat dilepaskan di lanjutkan
melepas masker bagian luar dengan melepas tali masker, jangan memegang tengah
masker.

6
c. Lepaskan apron, lalu lepaskan kaca mata / goggle.
d. Lepaskan tutup kepala, lepaskan masker bagian dalam dan terakhir lepaskan sarung
tangan bagian dalam.

11. Persiapan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).


a. Alat pelindung diri sebainya selalu tersedia disetiap ruangan dalam keadaan siap
dipakai.
b. Umumnya sekali pakai atau dipakai terpisah untuk setiap pasien.
c. Setiap alat pelindung yang terkontaminasi harus disingkirkan dan segera diganti.
d. Alat pelindung diri yang kotor di tempatkan dalam tempat penampungan sementara
tanpa mencemari lingkungan.
e. Alat tersebut diproses dengan dekontaminasi, pencucian dan sterilisasi atau di buang.

12. Pemilihan Alat Pelindung Sesuai Jenis Pajanan.


a. Resiko Rendah.
1) Kontak dengan kulit.
2) Tidak terpajan darah langsung.
Contoh : Injeksi, perawatan luka ringan.
Pemilihan Alat Pelindung Diri : Sarung tangan.
b. Resiko Sedang : Kemungkinan terpajan darah namun tidak ada cipratan.
Contoh :
1) Pemeriksaan pelvis.
2) Insersi IUD.
3) Melepas IUD.
4) Pemasangan Kateter intra vena.
5) Penanganan spesimen laboratrium.
6) Perawatan luka berat.
7) Ceceran darah.
Pemilihan Alat Pelindung Diri : Sarung tangan, Apron atau pakaian pelindung.

c. Resiko Tinggi :
1) Kemungkinan terpajan darah dan kemungkinan terciprat.
2) Perdarahan massif.
Contoh :
a) Tindakan bedah mayor.
b) Bedah mulut.
c) Persalinan pervagina.
Pemilihan Alat Pelindung Diri : Sarung tangan ganda, Apron, pakaian
pelindung, Kaca mata pelindung, masker, dan Sepatu bot.

7
BAB IV
DOKUMENTASI

14. Sosialisasi Penggunaan Alat Pelindung Diri


15. Pengecekan Kepatuhan Petugas dalam hal memakai Alat Pelindung diri bekerjasama
dengan Petugas K3 dan Kesling dilakukan saat Ronda Komite PPI.

Kupang, 8 Agustus 2016


Karumkital Samuel J. Moeda

You might also like