Professional Documents
Culture Documents
PANDUAN
PENGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
i
2016
ii
KATA PENGANTAR
Dengan Rahmat Allah Swt, kami mengucapkan puji syukur kehadiratNya. Yang telah
memberikan kekuatan dan bimbingan serta hidayah dalam menyelesaikan Panduan
Penggunaan Alat Pelindung Diri.
Panduan Penggunaan Alat Pelindung Diri adalah sebagai bahan acuan dan tolok ukur
kita dalam melaksanakan pelayanan pasien dalam melindungi pemberi layanan kesehatan
secara optimal dan berdaya guna. Sehingga kita bisa melakukan pelayanan terbaik di Rumkital
Samuel J. Moeda.
Dengan mengacu pada Panduan Penggunaan Alat Pelindung Diri para teman sejawat
dan para medis dapat memahami tata laksana penggunaan alat pelindung diri dalam
memberikan pelayanan kesehatan di lingkungan Pelayanan Rumkital Samuel J. Moeda.
Dengan ini saya juga menyampaikan terima kasih atas bantuan pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan Panduan Penggunaan Alat Pelindung Diri.
Ditetapkan di Kupang
Pada tanggal 8 Agustus 2016
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
DEFINISI
1. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
2. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar
pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
3. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan, yang
bisa menimbulkan kesakitan, kecacatan, kesedihan, kematian dan kerugian material
maupun psikis.
4. Lingkungan kerja adalah tempat dilaksanakannya pekerjaan baik didalam maupun diluar
ruang bangunan, bisa didarat, atas air bawah air maupun di udara.
5. Keselamatan kerja adalah upaya-upaya yang dilakukan secara teknis terhadap
lingkungan kerja dan cara-cara kerja agar terhindar dari bahaya kecelakaan kerja.
6. Bahaya kerja adalah faktor-faktor yang menimbulkan resiko terjadinya kecelakaan kerja
maupun penyakit akibat kerja.
7. Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja
untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari adanya kemungkinan potensi
bahaya atau kecelakaan kerja (Budiono, 2003).
BAB II
RUANG LINGKUP
1
8. Ruang Lingkup Panduan. Ruang lingkup Panduan Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) terdiri dari:
a. Syarat – syarat Alat Pelindung Diri menurut Suma’mur (1996) yang baikantara
lain :
1)Alat pelindung diri harus enak di pakai.
2)Alat pelindung diri harus tidak boleh mengganggu pekerjaannya.
3)Memberikan perlindungan yang efektif terhadap bahaya yang dihadapinya.
b. Ketentuan Penggunaan Alat Pelindung Diri menurut Budiono, dkk (2003), alat
pelindung yang telah dipilih hendaknya memenuhi ketentuan – ketentuan sebagai
berikut :
1) Harus memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya yang spesifik atau
bahaya yang akan dihadapi pekerja.
2) Beratnya harus seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan
yang berlebihan.
3) Harus dapat dipakai secara fleksibel.
4) Bentuknya harus cukup menarik.
5) Tidak mudah rusak.
6) Tidak menimbulkan bahaya – bahaya tambahan bagi pemakainya.
7) Suku cadangnya harus mudah diperoleh sehingga pemeliharaan alat pelindung diri
dapat dilakukan dengan mudah.
8) Memenuhi ketentuan dari standar yang ada.
9) Pemeliharaannya mudah.
10)Tidak membatasi gerak.
11) Rasa “tidak nyaman” tidak berlebihan (rasa “tidak nyaman” tidak mungkin hilang
sama sekali, namun diharapkan masih dalam batas toleransi). Oleh karena itu
pemeliharaan dan kontrol terhadap alat pelindung diri penting karena alat pelindung
diri sensitive terhadap perubahan tertentu, punya masa kerja tertentu dan APD dapat
menularkan beberapa jenis penyakit jika secara bergantian.
2
Fungsinya mencegah jatuhnya microorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala
petugas terhadap alat – alat daerah steril dan juga sebaliknya dan untuk melindungi
petugas dari percikan cairan tubuh dari pasien.
2) Alat Pelindung muka dan mata (face shield).
a) Kaca mata biasa.
b) Goggles.
c) Masker.
Fungsinya mengantisipasi kemungkinan terkena percikan saat kontak dengan darah
dan cairan tubuh, mukosa membran mata, hidung, mulut, dari percikan selama
prosedur tindakan aktivitas perawatan pasien.
3) Pakaian Kerja. Pakaian kerja khusus untuk pekerjaan dengan sumber – sumber
bahaya tertentu seperti :
a) Terhadap radiasi panas.
b) Terhadap radiasi mengion.
c) Terhadap cairan dan bahan – bahan kimia.
Pakaian pelindung dipakai pada tempat kerja tertentu misalnya Apron terbuat dari karet
atau plastik, merupakan penghalang tahan air untuk sepanjang bagian depan tubuh
petugas. Fungsinya melindungi petugas dari kontaminasi mikroba selama tindakan
dan menghindari resiko adanya tumpahan darah, cairan tubuh atau sekresi.
4) Sarung Tangan. Fungsinya untuk melindungi tangan dan jari – jari dari kontak dengan
darah, semua jenis caian tubuh,sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh, selaput lendir
pasien dan benda terkontaminasi.
Jenis sarung tangan :
a) Sarung tangan bersih.
b) Sarung tangan steril.
c)Sarung tangan rumah tangga.
5) Pelindung kaki. Fungsinya untuk melindungi kaki petugas dari tumpahan/ percikan
darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan tusukan benda
tajam atau kejatuhan alat kesehatan.
Jenis pelindung kaki :
a) Sepatu karet atau,
b) Plastik yang menutupi seluruh ujung dan telapak kaki.
3
c. Sarung tangan, Masker, Penutup Kepala dan baju apron untuk dokter dan perawat
yang menangani pasien Infeksius. Seperti penanganan Pasien HIV/AIDS, TB,
Hepatitis, Dipteri, Morbilicacar air (varicella), herpes zooster, dan measles (rubella)
d. Sarung tangan, Masker, Penutup Kepala dan baju apron untuk petugas ruang
jenasah.
e. Masker I, Masker II, Penutup kepala, Goggles, Sarung tangan I, sarung tangan II,
baju bedah, baju luar (skort plastik), sepatu untung pelindung kaki untuk petugas
Ruang OK Bedah.
4
BAB III
TATA LAKSANA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
5
4) Masker dengan efesiensi tinggi merupakan jenis masker khusus yang
direkomendasikan, misalnya N95 dapat melindungi dari partikel dengan ukuran<
5 mikron yang di bawa udara.
e. Tata Laksana Penggunaan Goggle/ Pelindung mata. Gunakan peralatan untuk
melindungi mata jika terjadi semprotan atau cipratan darah atau cairan tubuh :
1) Selama prosedur operasi bedah- dianjurkan agar semua pengawak mengenakan
kacamata.
2) Ruang pemulihan - selama merawat pasien (kalau perlu).
3) Kamar bersalin.
4) Tindakan perawatan :
a) Selama mengeluarkan drain tube, menangani intravena (IV), infusan.
b) Set (blood lines).
c) Menganti balutan.
d) Merawat pasien pasca bedah mulut atau gigi.
e) Endotracheal suction.
f) Mengenakan prosedur invasive yang steril.
f. Tata Laksana Penggunaan Pelindung Kaki.
1) Sepatu pelindung harus digunakan selama didalam ruang operasi dan tidak
boleh di pakai keluar.
2) Bisa di gunakan boot dari bahan karet atau kulit sekaligus menghindari
terselip/ terpeleset.
3) Sepatu harus bersih dan sepenuhnya menutup kaki sehingga dapat
melindungi petugas kesehatan.
4) Sandal, sepatu terbuka dan telanjang kaki tidak dianjurkan.
10. Langkah – langkah melepas Alat Pelindung Diri pada Isolasi Ketat.
a. Desinfeksi sarung tangan bagian luar dan desinfeksi sepatu boot.
b. Setelah sarung tangan desinfeksi, sarung tangan dapat dilepaskan di lanjutkan
melepas masker bagian luar dengan melepas tali masker, jangan memegang tengah
masker.
6
c. Lepaskan apron, lalu lepaskan kaca mata / goggle.
d. Lepaskan tutup kepala, lepaskan masker bagian dalam dan terakhir lepaskan sarung
tangan bagian dalam.
c. Resiko Tinggi :
1) Kemungkinan terpajan darah dan kemungkinan terciprat.
2) Perdarahan massif.
Contoh :
a) Tindakan bedah mayor.
b) Bedah mulut.
c) Persalinan pervagina.
Pemilihan Alat Pelindung Diri : Sarung tangan ganda, Apron, pakaian
pelindung, Kaca mata pelindung, masker, dan Sepatu bot.
7
BAB IV
DOKUMENTASI