You are on page 1of 8

MENYELAMATKAN CALON GENERASI EMAS DARI PERGAULAN

BEBAS DAN SEKS BEBAS DENGAN EDUKASI SEJAK DINI DARIPADA


SEKEDAR MEMBLOKIR SITUS PORNO

Tepatnya pada Senin (6/2/2012) Menkominfo mengkonfirmasi bahwa


pihaknya telah melakukan pemblokiran terhadap 983.000 situs Porno dan akan terus
bertambah mengingat jumlah pemakai internet di Indonesia mencapai 55 juta
pengguna. Menurut Tifatul (Menteri Komunikasi dan Informatika), di Indonesia
memang bisa mensensor situs porno, tetapi bila anak kita kuliah di Singapura, dan
negara lainnya tidak ada sensor situs porno. "Nah kalau kita tidak membekali anak-
anak di pikiran dan juga di hati mereka bisa jadi anak tersebut ingin melihat situs
porno," katanya (Sumber : kominfo.go.id).

Rentannya kalangan pemuda dan anak dibawah umur untuk menyaring informasi
yang diterimanya merupakan salah satu faktor atau alasan Menkominfo melakukan
pemblokiran terhadap situs-situs yang dianggap membahayakan “calon generasi
emas”.

Tapi, apakah langkah yang dilakukan oleh Menkominfo efektif?


Mengingat semakin berkembangnya Teknologi kita tidak perlu pergi ke luar negeri
untuk sekedar membuka situs-situs yang telah di blokir oleh Kominfo, banyak
Developers yang menyediakan aplikasi untuk membuka situs-situs yang telah diblokir
salah satunya adalah VPN. Dari pengalaman pribadi saya sendiri, tidak cukup sulit
untuk membuka situs yang telah di blokir oleh Kominfo, cukup mendownload
aplikasinya dari Playstore/Appastore lalu tinggal kita aktifkan.

Saat Indonesia genap berusia 100 tahun, menjadi salah satu alasan munculnya ide,
wacana dan gagasan tentang Generasi Emas 2045. Istilah ini digaungkan bukan tanpa
sebab, pasalnya ada satu harta karun yang sejatinya bisa menjadi modal untuk
kelangsungan bangsa dan negara ini kedepannya, bernama bonus demografi. Pada
tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk
Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30%
merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65
tahun) pada periode tahun 2020-2045.

Berbicara tentang efektif atau tidak langkah yang dilakukan Menkominfo


pasti berbeda tergantung dengan sudut pandang orang tersebut, menurut saya sendiri
langkah yang dilakukan Menkominfo dengan memblokir ratusan ribu situs porno
yang saya yakin memerlukan dana yang tidak sedikit bagi saya kurang efektif.

Lalu apa inovasi saya sebagai pemuda Indonesia dalam menyelamatkan


“Calon Generasi Emas” terhadap Pergaulan Bebas dan Seks.

Edukasi Tentang Pergaulan Bebas dan Seks se-Dini Mungkin


Di Indonesia masih banyak yang berpikir bahwa membicarakan tentang seks
masih dianggap tabu, apalagi membicarakan dengan mereka yang secara umur
masih belum dewasa. Banyak orang tua yang bingung menjawab jika anaknya
bertanya tentang sesuatu yang berhubungan dengan seks. Apa yang harus
dikatakan dan kapan?
Edukasi Seks sebenarnya berarti pendidikan seksualitas yaitu suatu pendidikan
mengenai seksualitas dalam arti luas. Seksualitas sendiri meliputi berbagai aspek
yang berkaitan dengan seks, yaitu aspek biologic, orientasi, nilai sosiokultur dan
moral serta perilaku. Tujuan dari Edukasi seks sendiri saya bagi menjadi dua,
yaitu :

a. Bertujuan agar anak mengerti identitas dirinya dan terlindung dari


masalah seksual yang dapat berakibat buruk bagi anak.
b. Melindungi remaja dari berbagai akibat buruk karena persepsi dan
perilaku seksual yang keliru atau menyimpang.
Pendidikan seksual selain menejelaskan tentang aspek anatomis dan biologis
juga harus menjelaskan tentang aspek psikologis dan moral. Pendidikan
seksual yang benar harus memasukkan unsure-unsur hak asasi manusia juga
nilai-nilai kultur dan agama yang diikutsertakan.
Remaja sendiri harus mempelajari pola-pola perilaku seksual yang diakui oleh
lingkungan serta nilai-nilai social sebagai pegangan dalam memilih teman
hidup. Remaja juga harus belajar untuk memainkan peran sesuai dengan jenis
kelamin. Edukasi seks yang comprehensive dapat mengurangi resiko
kehamilan, perbuatan tidak senonoh ataupun penyakit menular seksual.

Bagaimana orang tua tetap berbicara tentang seks sampai anak dewasa?
Orangtua pada tahap ini harus ingat bahwa anak-anak benar-benar
membutuhkan dan menginginkan anda (orangtua).

“Remaja bukan anak dewasa yang berbedan kecil. Mereka masih


membutuhkan orang dewasa sebagai sumber pembimbing.”

Edukasi tentang seks harus menyertakan beberapa hal penting (menurut saya)
yaitu :

1. Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik,


mental dan proses kematangan emosional yang berkaitan dengan
masalah seksualitas pada remaja.
2. Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan
perkembangan dan penyesuaian seksual (peran, tuntutan dan tanggung
jawab)
3. Membentuk sikap dan memberikan pengertian terhadap seks dalam
semua manifestasi yang bervariasi
4. memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan
seksual agar individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi yang
dapat mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya.
5. Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat membuat individu
melakukan aktivitas seksual secara efektif dan kreatif dalam berbagai
peran, misalnya sebagai istri atau suami, orang tua, anggota
masyarakat. Jadi tujuan pendidikan seksual adalah untuk membentuk
suatu sikap emosional yang sehat terhadap masalah seksual dan
membimbing anak dan remaja ke arah hidup dewasa yang sehat dan
bertanggung jawab terhadap kehidupan seksualnya. Hal ini
dimaksudkan agar mereka tidak menganggap seks itu suatu yang
menjijikan dan kotor. Tetapi lebih sebagai bawaan manusia, yang
merupakan anugrah Tuhan dan berfungsi penting untuk kelanggengan
kehidupan manusia, dan supaya anak-anak itu bisa belajar menghargai
kemampuan seksualnya dan hanya menyalurkan dorongan tersebut
untuk tujuan tertentu (yang baik) dan pada waktu yang tertentu saja.
Dalam memberikan pendidikan seks pada anak jangan ditunggu
sampai anak bertanya mengenai seks. Sebaiknya pendidikan seks
diberikan dengan terencana, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
anak. Sebaiknya pada saat anak menjelang remaja dimana proses
kematangan baik fisik, maupun mentalnya mulai timbul dan
berkembang kearah kedewasaan.
Kita juga harus memperhatikan beberapa hal penting dalam memberikan
sebuah edukasi seksual, seperti yang telah diuraikan oleh Singgih D.
Gunadarsa (1995) berikut ini :

1. Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, jangan terlihat


ragu-ragu atau malu
2. Isi uraian yang disampaikan harus obyektif, namun jangan
menerangkan yang tidak-tidak, seolah-olah bertujuan agar anak tidak
akan bertanya lagi, boleh mempergunakan contoh atau simbol seperti
misalnya : proses pembuahan pada tumbuh-tumbuhan, sejauh
diperhatikan bahwa uraiannya tetap rasional
3. Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikan dengan
kebutuhan dan dengan tahap perkembangan anak. Terhadap anak umur
9 atau 10 tahun t belum perlu menerangkan secara lengkap mengenai
perilaku atau tindakan dalam hubungan kelamin, karena
perkembangan dari seluruh aspek kepribadiannya memang belum
mencapai tahap kematangan untuk dapat menyerap uraian yang
mendalam mengenai masalah tersebu
4. Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas
sempitnya pengetahuan dengan cepat lambatnya tahap-tahap
perkembangan tidak sama buat setiap anak. Dengan pendekatan
pribadi maka cara dan isi uraian dapat disesuaikan dengan keadaan
khusus anak.
5. Pada akhirnya perlu diperhatikan bahwa usaha melaksanakan
pendidikan seksual perlu diulang-ulang (repetitif) selain itu juga perlu
untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu pengertian baru dapat diserap
oleh anak, juga perlu untuk mengingatkan dan memperkuat
(reinforcement) apa yang telah diketahui agar benar-benar menjadi
bagian dari pengetahuannya.
KESIMPULAN

Terjadinya seks bebas di kalangan remaja dan siswa-siswi dikarenakan


banyak faktor, yang paling utama adalah pesatnya perkembangan jaman, hal tersebut
membuat pergaulan menjadi bebas, sehingga banyak remaja dan pelajar yang bergaul
tanpa batasan dan etika. Salah satu contohnya dalam berpacaran. Para remaja dan
siswa-siswi berpacaran tidak mempunyai batasan serta etika sehingga dalam
berpacaran lebih banyak dampak negative dibandingkan dampak positif seperti
halnya seks bebas. Persepsi yang salah tentang seks bebas menyebabkan mereka
berfikir bahwa melalui seks bebaslah tersalurnya cinta dan kasih sayang. Pergaulan
remaja yang bebas sebenarnya dikarenakan oleh segala macam perkembangan yang
di salah artikan oleh remaja itu sendiri maupun lingkungannya. Seks bebas
menyebabkan para remaja kehilangan bangku sekolahnya, sama halnya juga para
mahsiswa yang terpaksa berhenti kuliah karna hamil diluar nikah. Selain itu, hamil
diluar nikah dapat berujung pada pengguguran janin, baik melalui aborsi ataupun
bunuh diri karena tidak siapnya menerima kenyataan (hamil diluar nikah) tersebut.

Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan


dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma
yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua dalam
memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan
pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh sebab itu
permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali. Usaha
untuk pencegahan sudah semestinya terus dilakukan untuk menyelamatkan generasi
muda kita. Agar lebih bermoral, agar lebih bisa diandalkan untuk kebaikan negara ke
depan.
DAFTAR PUSTAKA

https://kominfo.go.id/

https://www.vemale.com/tags/edukasi-seksual/

https://lifestyle.kompas.com/read/2016/04/20/094500123/
Pentingnya.Pendidikan.Seks.Sejak.Dini
BIODATA

NAMA LENGKAP : ALDO DWI KRISTIAN


NAMA PANGGILAN : ALDO
T.T.L. : KEDIRI, 6 SEPTEMBER 2000
ALAMAT RUMAH : JL.GAJAHMADA NO.27 – SEMANDING, RT 66, RW 19,

PARE, KEDIRI, JAWA TIMUR


HOBY : MEMBACA, MENULIS, MAKAN
AGAMA : KRISTEN
EMAIL : ALDODKRIS@GMAIL.COM
CITA-CITA : DOKTER
NO. (HP) : 0822 3084 9585

You might also like