You are on page 1of 15

TUGAS MAKALAH KELOMPOK

“Penilaian Internal”

Mata Kuliah Manajemen Strategi

Oleh :
Kelompok 1

Anggota:

Romi Alfikri (1610531020)


Fitri Ramadhani L. Tobing (1610531036)
Arby Saadli Vitma (1610531040)
Jefri Zarali Putra (1610532016)
Roviresa Arista Adel (1610532034)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kekuatan sebuah perusahaan yang tidak dapat dengan mudah ditandingi atau ditiru oleh
para pesaing dinamakan komperensi khusus (distinctive competences). Membagun
keunggulan kompetitif melibatkan kemampuan untuk memanfaatkan kompetensi khusus
dalam penelitan dan pengembangan untuk memproduksi beragam produk yang inovatif.
Strategi sebagian dirancang untuk memperbaiki kelemahan perusahaan, mengubahnya
menjadi kekuatan. Beberapa peneliti menekankan pentingnya audit internal sebagai bagian
dari proses manajemen strategis, yaitu membandingkan dengan audit eksternal. Robert
Grand dalam buku David (2009) menyimpulkan bahwa audit internal lebih penting. Dalam
dunia dimana preferensi konsumen sangat dinamis, identitas konsumen berubah, dan
teknologi yang dimaksudkan untuk melayani kebutuhan konsumen terus-menerus
berkembang. Orientasi yang terfokus secara eksternal tidak akan memberi sebuah landasan
yang aman bagi perumusan jangka panjang. Ketika lingkungan eksternal berubah,
sumberdaya dan kapabilitas perusahaan sendiri kiranya merupakan landasan yang lebih
stabil untuk mendefinisikan identitasnya.
Untuk melakukan audit internal dibutuhkan usaha pengumpulan, penyesuaian,dan
pengevaluasian informasi mengenai operasi perusahaan. Faktor-faktor keberhasilan
mencakup kekuatan maupun kelemahan. Kegagalan untuk menyadari dan memahami
hubugan antar area fungsional bisnis dapat menghambat manajemen strategis, dan jumlah
produk atau jasa yang ditawarkan produk atau jasa yangditawarkan perusahaan. Perusahaan
milik pemerintah dan nirlaba secara tradisional tidak memberikan penekanan yang cukup
pada hubungan pada fungsi bisnis.
Penilaian Internal menurut Fred R. David yaitu Semua organisasi memiliki kekuatan
dan kelemahan dalam area fungsional bisnis dan tidak ada perusahaan yang sama kuatnya
atau lemahnya dalam semua area. Kekuatan/kelemahan internal digabungkan dengan
peluang/ancaman eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk
menetapkan tujuan dan strategi. Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud
memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini antara lain:
1. Apakah hakikat audit internal?
2. Bagaimana pandangan berbasis sumber daya (Resource Based View)?
3. Bagaimana mengintegrasikan strategi dan budaya?
4. Apa saja termasuk dalam fungsi bisnis?
5. Apakah tujuan dari analisis rantai nilai?
6. Bagaimanakah strategi pemeriksaan (Audit Strategic)?
7. Apakah tujuan evaluasi faktor internal dan bagaimana langkah-langkah membuat
matriks evaluasi faktor internal?

C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca
mengenai penilaian internal perusahaan, termasuk didalamnya hakikat audit internal,
pandangan berbasis sumber daya (RBV), mengintegrasikan strategi dan budaya, fungsional
bisnis, rantai nilai, strategi pemeriksaan (audit strategic), dan matriks evaluasi faktor
internal.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT AUDIT INTERNAL

Kekuatan/kelemahan internal digabungkan dengan ancaman/peluang eksternal dan


misi perusahaan yang jelas, menjadi dasar penetapan tujuan dan strategi. Hal ini dilakukan
untuk memanfaatkan kekuatan internal & mengatasi kelemahannya.
Kekuatan sebuah perusahaan yang tidak dapat dengan mudah ditandingi atau ditiru oleh
pesaing dinamakan kompetensi khusus (distinctive competencies). Robert Grant
menyimpulkan bahwa audit internal itu lebih penting dengan mengatakan:

“Dalam dunia di mana preferensi konsumen sangat dinamis, identitas konsumen


berubah, dan teknologi yang dimaksudkan untuk melayani kebutuhan konsumen terus-
menerus berkembang; orientasi yang terfokus secara eksternnal tidak akan memberi
sebuah landasan yang aman bagi perumusan strategi jangka panjang. Ketika
lingkungan eksternal terus-menerus berubah, sumber daya dan kapabilitas perusahaan
sendiri kiranya merupakan landasan yang lebih stabil untuk mendefinisikan
identitasnya.”

Proses menjalankan audit internal, antara lain:


1. Proses audit internal melibatkan unit-unit yang ada di dalam perusahaan, sama
dengan unit-unit yang terlibat pada audit eksternal.
2. Audit internal lebih memberikan peluang bagi unit-unit perusahaan lebih mengerti
bagaimana peranan mereka dalam perusahaan, sehingga mereka lebih memahami
dampak yang mereka berikan bagi perusahaan.
3. Menjalankan audit internal membutuhkan pengumpulan, asimilasi dan evaluasi
tentang operasi perusahaan.
4. Melalui keterlibatan menjalankan audit internal, unit-unit yang berbeda dalam
perusahaan dapat memahami sifat dan pengaruh unit lain bagi perusahaan.
5. Kegagalan menyadari hubungan antar unit dalam perusahaan membahayakan
karena makin banyak bagian perusahaan yang harus dikelola dan dibenahi.

4
6. Analisis rasio keuangan menunjukkan kompleksitas hubungan antar unit usaha
dalam perusahaan yang biasanya disebabkan karena kegiatan pemasaran yang
gagal, kebijakan manajemen tidak tepat & sistem informasi yang tidak efektif.

B. PANDANGAN BERBASIS SUMBER DAYA (RESOURCE BASED VIEW)

Sebuah sumber daya adalah aset, kompetensi, proses, keterampilan, atau pengetahuan
yang dikendalikan oleh perusahaan. Sumber daya meliputi pengetahuan tentang konsep
analisis dan teknik prosedural umum untuk masing-masing daerah serta kemampuan orang-
orang di daerah masing-masing untuk menggunakannya secara efektif. Jika digunakan
dengan benar, sumber daya ini berfungsi sebagai kekuatan untuk kegiatan nilai tambah dan
mendukung keputusan strategis.
Memperoleh popularitas pada tahun 1990-an dan terus berlanjut sampai sekarang,
pendekatan Pandangan Berbasis Sumber Daya (Resource-Based View – RBV) terhadap
keunggulan kompetitif menyakini bahwa sumber daya internal lebih penting bagi
perusahaan daripada berbagai faktor eksternal dalam upaya untuk meraih serta
mempertahankan keunggulan kompetitifnya. Berkebalikan dengan teori I/O, para penganut
pandangan RBV percaya bahwa kinerja organisasional akan sangat ditentukan oleh
beragam sumber daya internal yang dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori luas yakni:
1. Sumber daya fisik
Contoh: seluruh pabrik dan perlengkapannya, lokasi, teknologi, bahan mentah, mesin
2. Sumber daya manusia
Contoh: seluruh karyawan, pelatihan, pengalaman, inteligensi, pengetahuan,
keterampilan, kemampuan
3. Sumber daya organisasional
Contoh: struktur perusahaan, proses perencanaan, sistem informasi, paten, merek
dagang, hak cipta, basis data dan semacamnya.

Agar bernilai, suatu sumber daya hendaknya memenuhi salah satu indikator-indikator
empiris berikut:
1. Sumber daya langka ialah sumber daya yang tidak dengan mudah dimiliki pesaing.
2. Sumber daya yang sulit ditiru menjadikannya semakin langka.
3. Sumber daya tidak dapat dengan mudah dicarikan penggantinya (barang substitusi).
C. MENGINTEGRASIKAN STRATEGI DAN BUDAYA
5
Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai sebuah pola perilaku yang telah
dikembangkan sebuah organisasi manakala organisasi belajar untuk mengatasi persoalan
adaptasi eksternal dan integrasi internal dan yang telah terbukti cukup berhasil untuk
dianggap sah dan diajarkan kepada para anggota baru sebagai cara yang benar untuk
memandang, berpikir, dan merasa. Budaya perusahaan harus mendukung komitmen
kolektif untuk mencapai tujuan bersama supaya kompetensi dan antusiasme anggota
meningkat. Budaya perusahaan secara signifikan mempengaruhi keputusan bisnis dan
dengan demikian harus dievaluasi selama audit internal.
Kekuatan dan kelemahan internal yang diasosiasikan budaya perusahaan terkadang
tidak terlihat karena sifat yang interfungsional dan menjadi penting karena keberhasilan
perusahaan ditentukan oleh budaya dan strategi perusahaan menghadapi perubahan.

D. FUNGSIONAL BISNIS

1. MANAJEMEN
Fungsi-fungsi manajemen, antara lain:
Perencanaan. Perencanaan terdiri atas semua aktivitas yang terkait dengan persiapan
masa depan. Pekerjaan spesifik mencakup peramalan, penetapan sasaran, formulasi
strategi, pengembangan kebijakan dan penetapan tujuan.
Pengorganisasian. Pengorganisasian mencakup semua aktivitas manajerial yang
menghasilkan struktur pekerjaan dan hubungan otoritas. Area ini mencakup desain
organisasi, spesialisasi pekerjaan, deskripsi pekerjaan, rentang pengendalian, kesatuan
komando, koordinasi, desain pekerjaan dan analisis pekerjaan.
Pemberian motivasi. Pemberian motivasi melibatkan usaha untuk membentuk
perilaku. Topik spesifiknya mencakup kepemimpinan, komunikasi, kelompok kerja,
modifikasi perilaku, delegasi wewenang, kepuasan kerja, perubahan organisasi serta
moral karyawan dan manajerial.
Pengelolaan staf. Pengelolaan staf difokuskan pada staf saja. Yang masuk di
dalamnya adalah administrasi gaji dan upah, fasilitas karyawan, wawancara, proses
rekrutmen sampai pemutusan hubungan kerja, keselamatan kerja, serikat pekerja,
penelitian personel hingga hubungan masyarakat.
Pengendalian. Pengendalian mengacu pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan
untuk memastikan hasil aktual konsisten dengan hasil yang direncanakan. Area
6
perhatian utamanya adalah kontrol kualitas, kontrol penjualan, kontrol persediaan,
kontrol biaya, varians, imbalan hingga sanksi.

2. PEMASARAN
Pemasaran dapat dideskripsikan sebagai proses pendefinisian, pengantisipasian,
penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa.
Ada tujuh pokok fungsi pemasaran yaitu:
a. Analisis Konsumen
Analisis konsumen-pengamatan dan evaluasi kebutuhan, hasrat dan keinginan
konsumen-melibatkan pengadaan survei konsumen, penganalisisan informasi
konsumen, pengevaluasian strategi pemosisian pasar, pengembangan profil
konsumen, dan penentuan strategi segmentasi pasar yang optimal. Organisasi yang
berhasil terus-menerus memonitor pola belanja konsumen saat ini dan konsumen
potensial.
b. Penjualan Produk/Jasa
Penjualan meliputi banyak aktivitas pemasaran, seperti iklan, promosi
penjualan, publisitas, penjualan perorangan, manajemen tenaga penjualan,
hubungan konsumen, dan hubungan dealer. Aktivitas-aktivitas ini sangat penting
ketika perusahaan menjalankan strategi penetrasi pasar.
c. Perencanaan Produk/Jasa
Perencanaan produk dan jasa meliputi berbagai aktivitas seperti uji pemasaran;
pemosisian produk dan merek; pemanfaatan garansi; pengemasan; penentuan
pilihan produk; fitur produk; kualitas produk; penghapus produk lama; dan
penyediaan layanan konsumen. Perencanaan produk dan jasa terutama pentng jika
perusahaan melakukan pengembangan atau diversifikasi produk.
d. Penetapan Harga
Kadang, sebuah organisasi akan menjalankan strategi integrasi ke depan untuk
meraih pengendalian yang lebih baik atas harga yang dibebankan kepada
konsumen. Para penyusun strategi harus melihat harga baik dari perspektif jangka
pendek maupun jangka panjang, karena pesaing dapat menyalin perubahan harga
dengan mudah.

e. Distribusi

7
Beragam entitas pemasaran bertindak selaku perantara; mereka memiliki
banyak nama seperti penjual, grosir, peritel, pialang, fasilitator, agen, vendor-atau
sekadar distributor. Distribusi menjadi sangat penting tatkala sebuah perusahaan
berusaha menerapkan strategi pengembangan pasar atau integrasi ke depan.
Organisasi yang berhasil mengidentifikasi dan mengevaluasi cara-cara alternatif
untuk menggapai pasar akhir mereka.
f. Riset Pemasaran
Riset pemasaran adalah pengumpulan, pencarian dan penganalisisan data yang
sistematis mengenai berbagai persoalan yang terkait dengan pemasaran barang dan
jasa. Aktivitas riset pemasaran mendukung semua fungsi bisnis yang pokok dari
sebuah organisasi. Organisasi yang mempunyai keterampilan riset pemasaran yang
bagus memiliki kekuatan besar untuk menjalankan strategi generik.
g. Analisis Peluang
Analisis peluang melibatkan penilaian atas biaya, manfaat dan resiko yang
terkait dengan keputusan pemasaran. Tiga langkah diperlukan untuk membuat
analisis biaya-manfaat:
1. Menghitung biaya yang terkait dengan suatu keputusan
2. Memperkirakan total manfaat dari keputusan tersebut
3. Membandingkan total biaya dengan total manfaat

3. KEUANGAN/AKUNTANSI
Kondisi keuangan sering kali dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik bagi
posisi kompetitif perusahaan dan daya tariknya bagi investor. Menurut James Van
Horne, fungsi keuangan/akuntansi terdiri atas 3 keputusan:
1. Keputusan investasi (anggaran modal), yaitu alokasi dan realokasi sumber daya
untuk berbagai proyek, produk, aset dan divisi suatu organisasi. Begitu strategi
dirumuskan, keputusan penganggaran dibutuhkan untuk menerapkan strategi agar
berhasil.
2. Keputusan pembiayaan, yaitu menentukan struktur modal terbaik dari perusahaan
dan meliputi usaha mencermati beragam metode yang digunakan perusahaan untuk
mengumpulkan modal.
3. Keputusan dividen, yaitu menentukan jumlah dana yang ada dalam perusahaan
dibandingkan dengan jumlah yang dibayarkan kepada pemegang saham.
4. PRODUKSI/OPERASI
8
Fungsi produksi terdiri atas semua aktivitas yang mengubah input menjadi output.
Manajemen produksi berhubungan erat dengan input, transformasi, dan output yang
bervariasi antar industri dan pasar.

Fungsi-fungsi dasar manajemen produksi:

Fungsi Penjelasan
Proses Keputusan proses berkaitan dengan rancangan sistem produksi fisik.
Berbagai keputusan spesifiknya mencakup pilihan teknologi, tata letak
fasilitas, analisis alur proses, lokasi fasilitas, perimbangan lini,
pengendalian proses, dan analisis transportasi.
Kapasitas Keputusan kapasitas berkaitan dengan penentuan tingkat output optimal
bagi organisasi-tidak terlalu banyak dan juga tidak terlampau sedikit.
Keputusan-keputusan spesifiknya meliputi peramalan, perencanaan
fasilitas, perencanaan agregat, penjadwalan, perencanaan kapasitas dan
analisis antrean.
Persediaan Keputusan persediaan menyangkut pengelolaan tingkat bahan mentah,
proses pengerjaan, dan barang jadi. Keputusan-keputusan spesifiknya
mencakup apa yang perlu dipesan, kapan dipesan, seberapa banyak
pesanannya, dan penanganan bahan-bahan
Angkatan kerja Keputusan angkatan kerja berkaitan dengan pengelolaan tenaga kerja
terampil, tidak terampil, klerikal, dan manajerial. Berbagai keputusan
spesifiknya meliputi rancangan kerja, pengukuran kerja, pengayaan kerja,
standar kerja, dan teknik-teknik motivasi.
Kualitas Keputusan kualitas bertujuan untuk memastikan bahwa barang dan jasa
berkualitas tinggilah yang diproduksi. Keputusan-keputusan spesifiknya
meliputi pengendalian (kontrol) kualitas, penentuan sampel, pengujian,
penjaminan kualitas, dan pengendalian biaya.

5. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


Organisasi berinvestasi pada litbang karena mereka percaya bahwa investasi
semacam itu akan menghasilkan produk atau jasa yang superior dan yang memberi
mereka keunggulan kompetitif. Anggaran litbang diarahkan untuk mengembangkan

9
produk-produk baru sebelum pesaing melakukannya, untuk meningkatkan kualitas
produk atau untuk memperbaiki proses produksi sehingga dapat menekan biayanya.
Empat pendekatan untuk menentukan alokasi anggaran litbang yang lazim
digunakan adalah:
a. Pembiayaan sebanyak mungkin proposal proyek.
b. Penggunaan metode presentase penjualan.
c. Penganggaran yang kurang lebih sama dengan yang dikeluarkan pesaing untuk
litbang.
d. Penentuan berapa banyak produk baru yang berhasil yangn dibutuhkan untuk
memperkirakan investasi litbang yang diperlukan.

Litbang dalam organisasi memiliki 2 bentuk dasar, yaitu:


a. Litbang internal, dimana sebuah organisasi menjalankan departemen litbangnya
sendiri
b. Litbang kontak, di mana perusahaan merekrut para peneliti independen atau lembaga
independen untuk mengembangkan produk-produk tertentu. Satu pendekatan yang
banyak digunakan untuk mendapatkan bantuan litbang luar adalah melakukan usaha
patungan dengan perusahaan lain

6. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


Sistem informasi menurut Davis & Olson (1987), adalah suatu
sistem mesin/orang yang terintegrasi untuk menghasilkan informasi untuk
mendukung fungsi-fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam
suatu organisasi ( Eko Nugroho, 1994).
Sistem informasi mempunyai berbagai macam potensi dasar. Potensi-potensi
inilah yang harus dimanfaatkan oleh perusahaan untuk meraih keunggulan didalam
bersaing. Potensi dasar yang dimiliki seuatu sistem informasi antara lain :
a. Kemampuan untuk melaksanakan perhitungan dengan cepat, teliti dan andal.
b. Kemampuan untuk menyimpan dan mengolah data dalam jumlah yang besar
c. Kemampuan untuk melakukan komunikasi data dan informasi dari jarak jauh
d. Kemampuan untuk dapat bekerja dengan sistem self-controlled (otomatis)
e. Potensi-potensi lain yang muncul akibat dimanfaatkannya potensi dasar yang
sudah disebutkan diatas.

10
Tujuan sistem informasi manajemen adalah meningkatkan kinerja sebuah bisnis
dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajemen. Dengan demikian,
sistem informasi manajemen yang efektif mengumpulkan, mengkodekan,
menyimpan, menyintesis, dan menyajikan informasi demikian rupa sehingga
mampu menjawab berbagai pertanyaan operasi strategi. Inti sistem informasi adalah
basis data yang berisi beragam segmen dan data yang penting bagi manajer.

E. RANTAI NILAI

Semua perusahaan memiliki rantai nilai yang meliputi mendapatkan bahan mentah,
mendesain produk, membangun fasilitas produksi, mengembangkan perjanjian kerja sama,
dan menyediakan layanan bagi pelanggan. Analisis rantai nilai mengacu pada proses
dimana suatu perusahaan menentukan biaya yang berhubungan dengan penyediaan bahan,
proses produksi sampai proses pemasaran produk jadi.
Value Chain Analysis-VCA bertujuan untuk mengidentifikasi keunggulan atau
kelemahan biaya rendah yang ada di sepanjang rantai nilai mulai dari bahan mentah sampai
aktivitas pelayanan konsumen.
Langkah awal untuk menerapkan prosedur ini adalah dengan membagi operasi suatu
perusahaan ke dalam berbagai aktivitas atau proses bisnis yang spesifik. Kemudian, analis
berusaha untuk mengenakan biaya pada setiap aktivitas, biaya tersebut bisa dalam bentuk
waktu dan uang. Terakhir, analis mengubah data biaya itu menjadi informasi dengan
mencari kekuatan dan kelemahan biaya kompetitif yang mungkin menghasilkan
keunggulan atau kelemahan kompetitif.

Penentuan Tolak Ukur (benchmarking)

Penentuan tolak ukur adalah alat analitis yang digunakan untuk menentukan apakah
aktivitas-aktivitas rantai nilai sebuah perusahaan kompetitif bila dibandingkan dengan
pesaing dan, dengan begitu, kondusif serta memenangkan pangsa pasar. Tolak ukur
melibatkan penaksiran aktivitas rantai nilai secara lintas industri untuk menentukan
“praktik terbaik” di antara perusahaan-perusahaan yang bersaing dengan maksud untuk
menduplikasi atau mengoptimalkan praktik terbaik tersebut.

F. STRATEGI PEMERIKSAAN (AUDIT STRATEGIC)

11
Terdapat berbagai macam teknik yg dapat digunakan oleh manajemen perusahaan
untuk melakukan analisis lingkungan. Beberapa diantaranya:
1. External Factor Evaluation (EFE) matrix dan Internal Factor Evaluation (IFE) matrix.
(SWOT Analysis).
2. Environment Scanning, ada 3 bentuk utama :
a. Irregular Scanning Systems: system ini digunakan jika terjadi krisis lingkungan
dimana focus utamanya ditujukan pada hal-hal yang sudah terjadi. Ditekankan
untuk mengatasi krisis jangka pendek.
b. Regular Scanning Systems: Sistem ini menjalankan analisa regular atas
lingkungan yang signifikan. Biasanya analisis ini terjadwal per semester dalam
suatu review.
c. Continuous Scanning Systems : Sistem ini secara konstan memonitor komponen
lingkungan.
3. Environmental Forecasting : teknik ini merupakan proses penentuan kondisi-kondisi
apa yang mungkin muncul dalam lingkungan organisasi pada masa yang akan datang.

 Matriks TOWS/SWOT

Matriks Threats-Opportunities-Weaknesses-Strengths (TOWS) merupakan


matching tool yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe
strategi. Keempat tipe strategi yang dimaksud adalah: Strategi SO (Strength-
Opportunity), Strategi WO (Weakness-Opportunity), Strategi ST (Strength-Threat),
dan Strategi WT (Weakness-Threat).

 Internal Factors Strategic – (IFAS).

Internal Factor Evaluation (IFE Matrix) merupakan langkah terakhir dalam


melaksanakan audit manajemen strategis internal. IFE Matrix menyediakan informasi
penting bagi perumusan strategi. Alat perumusan strategi ini meringkas dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area-area fungsional bisnis, dan
juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan di antara
area tersebut.

G. MATRIKS EVALUASI FAKTOR INTERNAL

12
Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE), digunakan untuk mengetahui faktor-faktor
internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting.
Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional
perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem
informasi, produksi dan operasi.
Matriks Evaluasi Faktor Internal dapat dikembangkan dalam 5 langkah:
1. Buat daftar faktor-faktor internal utama. Masukkan 10 sampai 20 faktor internal,
termasuk kekuatan maupun kelemahan organisasi. Daftar terlebih dulu
kekuatannya, kemudian kelemahannya. Buat sespesifik mungkin dengan
menggunakan presentase, rasio, perbandingingan jika dimungkinkan.
2. Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting)
sampai 1,0 (semua penting). Bobot yang diberikan pada suatu faktor tertentu
menandakan signifikansi relatif faktor tersebut.
3. Berilah peringkat antara 1 sampai 4 pada setiap untuk mengindikasikan apakah
faktor tersebut sangat lemah (peringkat = 1), lemah (peringkat = 2), kuat (peringkat
= 3) atau sangat kuat (peringkat = 4)
4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot bagi
masing-masing variabel
5. Jumlahkan skor rata-rata untuk masing-masing variabel guna menentukan skor
bobot total untuk organisasi.

BAB III

PENUTUP

13
A. Kesimpulan
Kesimpulan makalah ini terlihat jelas dari pengertian penilaian internal menurut Fred
R. David, yaitu semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional
bisnis dan tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area.
Kekuatan/kelemahan internal digabungkan dengan peluang/ancaman eksternal dan
pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk menetapkan tujuan dan strategi. Tujuan
dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi
kelemahan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, sebaiknya setiap organisasi atau perusahaan
mengetahui dengan jelas apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
suatu organisasi atau perusahaan tersebut, sehingga kekuatan yang ada dapat dimanfaatkan
dengan baik dan kelemahan dapat diatasi.

DAFTAR PUSTAKA

David,Fred R. 2011. Manajemen Strategis (Strategic Management) Buku 1 Edisi 12. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat

14
https://liarpp.wordpress.com/2012/11/10/analisis-swot-dan-matriks-ife-efe-garuda-indonesia/
Wheelen Thomas L and J David Hunger, 2003, Strategic Management and Business Policy, 8th
Edition, New Jersey, Prentice Hall.

15

You might also like