Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155
PROSEDUR DESAIN
KETERANGAN :
: kolom bangunan
B : lebar balok
H : tinggi balok
L = 5000 mm
1 1
h= L 5000 312.5mm
16 16
ambil h = 400 mm.
2 2
b= h 400 266.67mm
3 3
sesuai pasal 21.5.1.3, maka lebar balok yang diambil adalah b = 300 mm
Sedangkan tebal minimum pelat dua arah dengan balok interior, tebal pelat dua arah dapat
ditentukan dengan pasal 9.5.3.3, yaitu sebagai berikut :
a. Untuk αfm yang sama atau lebih kecil dari 0,2, harus menggunakan 9.5.3.2;
b. Untuk αfm lebih besar dari 0,2 tapi tidak lebih dari 2,0, h tidak boleh kurang dari
fy
ln (0.8 + 1400 )
h = ≥ 125 mm
36 + 5β(αfm − 0.2)
fy
ln (0.8 + 1400 )
h = ≥ 90 mm
36 + 9β
dan tidak boleh kurang dari 90 mm;
d. Pada tepi yang tidak menerus, balok tepi harus mempunyai rasio kekakuan αf tidak
kurang dari 0,8 atau sebagai alternatif ketebalan minimum yang ditentukan Pers. (b)
atau (b) harus dinaikan paling tidak 10 persen pada panel dengan tepi yang tidak
menerus. Bagian ln dalam (b) dan (c) adalah panjang bentang bersih dalam arah
panjang diukur muka ke muka balok. Bagian β dalam (b) dan (c) adalah rasio bentang
bersih dalam arah panjang terhadap pendek pelat.
dimana :
h = tebal total pelat
ln = panjang bentang bersih terpanjang pelat
β = rasio pelat terpanjang dan terpendek
αfm = nilai rata rata α pada keempat sisi pelat.
Dengan :
Ecb Ib
α =
Ecs Is
Dimana :
Ecb = modulus elastis balok beton
Ecs = modulus elastis pelat beton
Ib = Inersia balok (gambar)
Is = Inersia pelat (gambar)
Maka perhitungan perencanaan tebal pelat dihitung terhadap pelat interior, yaitu
L/2 L/2
2 h
Hw
1
bw
(bw+2hw) ≤ (bw +2h)
L/2 L/2
Hw
bw
(ii) Untuk perhitungan Is
Dengan memasukkan nilai awal h = 120 mm, perhitungan inersia balok (Ib) adalah sebagai
berikut :
Dimensi Luas Jarak Statis Inersia Inersia
Lebar Tinggi Tampang thd Alas Momen Momen
No
B h A y A*y A*y^2 Io
2 3 4
(cm) (cm) (cm ) (cm) (cm ) (cm ) (cm4)
Dimensi Luas
Inersia
Lebar Tinggi Tampang
No
b h A Io
2
(cm) (cm) (cm ) (cm4)
Jadi, α ≥ 2.0 dan ukuran pelat terpanjang dan terpendek sama (β =1), maka tebal pelat
minimum adalah sesuai dengan persamaan berikut adalah
fy
ln (0.8 + 1400 )
h = ≥ 90 mm
36 + 9β
370
4600(0.8 + 1400 )
h = ≥ 90 mm
36 + 9β
h = 108.794 mm ( ≥ 90 mm)
karena h minimum lebih kecil daripada nilai h yang diperkirakan, maka h rencana bisa
digunakan. Jadi tebal pelat yang digunakan adalah 120 mm.
Ukuran kolom direncanakan dengan memperhitungkan jumlah kolom dan beban yang
dipikul oleh kolom. Untuk perencanaan awal, ukuran kolom diperkirakan sebagai dasar
perhitungan dan tahanan nominal tereduksi kolom akan dibandingkan terhadap beban
terfaktor. Jika tahanan nominal tereduksi kolom lebih besar, maka kolom bisa menahan
beban dan ukuran kolom bisa digunakan. Jika lebih kecil, maka ukuran kolom harus
diperbesar.
Sebagai acuan, lebar balok yang digunakan adalah 300 mm. Sesuai dengan pasal
21.5.1.4a, ukuran balok harus lebih besar daripada lebar kolom, maka taksiran awal ukuran
kolom persegi yang digunakan adalah 400 mm.
= 23 x (4.14)
= 95.22 ton
b. Beban mati akibat berat balok
= 5000 – 400 mm
= 4600 mm
= 23 x (1.325)
= 30.475 ton
= 5107.05 kg
= 5.107 ton
= 24576 kg
= 24.576 ton
3 0.15 200 30
2 0.3 141.45 42.435
1 0.3 141.85 42.435
Total 114.87
Jadi berat beban mati tambahan total yang dipikul bangunan adalah 114.87 ton
g. Beban angin
Lokasi gedung adalah SIBOLGA (daerah tepi laut), maka sesuai dengan PPIUG
1983, untuk daerah tepi laut diambil tekanan tiup angin minimal 40 kg/m2. Dalam
perencanaan ini digunakan tekanan tiup angin 50 kg/m2. Atap yang digunakan datar,
sehingga sudut kemiringan atap adalah 0o. Dari PPIUG 1983, diperoleh koefisien
tekanan angin sebesar :
C1 = +1.2
C2 = +0.4
Maka, dengan memperkirakan kolom, berat beban yang dipikul tiap lantai adalah
= 697.976 ton
Ww = 14.4 ton
Maka, ukuran kolom 400 x 400 mm dapat memikul beban maksimum bangunan. Dengan
ukuran kolom 400 mm x 400 mm, maka ditentukan besar tulangan yang diperlukan
berdasarkan SNI 2847-2013, yaitu:
1. Pasal 10.9.1 mensyaratkan rasio tulangan longitudinal (ρ) adalah 0.01 ≤ ρ ≤ 0.08.
dimana rasio tulangan adalah :
Ast
ρ = Ag
2. Pasal 10.9.2 mensyaratkan jumlah tulangan minimum yang harus dipasang pada
kolom persegi adalah minimal 4 tulangan pada kolom dengan sengkang persegi atau
sengkang cincin.
3. Pasal 7.10.5.1 mensyaratkan ukuran tulangan lateral pada kolom
a. D ≥ 10 mm jika D longitudinal ≤ 32 mm
b. D ≥ 13 mm jika D longitudinal ≥ 32 mm
4. Pasal 7.10.5.2 mensyaratkan spasi vertikal tulangan (S) lateral pada kolom
a. S ≤ 16 db (db untuk tulangan longitudinal)
b. S ≤ 48 db (db untuk tulangan lateral)
c. S ≤ ukuran kolom terkecil
Untuk kolom persegi dengan menggunakan tulangan sengkang ikat, r = 0.8, ϕ = 0.65.
jadi :
Jika menggunakan tulangan D29 ulir. Maka jumlah tulangan longitudinal yang digunakan:
Ast 4800
n = = = 7.27 = 8 buah
AD29 660.185
Pemeriksaan Po :
= 0.52 x 5241916.15 N
= 272,58 ton
Nilai Po akan diperiksa terhadap kolom yang memikul beban paling besar yaitu kolom yang
berada pada tengah bangunan dan memikul beban tangga.
Tangga
1. Berat sendiri
Wk = Ak x hk x γbeton
= 0.16 x 12 x 2400
= 4608 kg
= 4.608 ton
2. Berat balok per lantai dan atap
Wb lantai = 2 x Ab x (L-Sk) x γbeton
= 2 x 0.3 x 0.4 x (5 – 0.4) x 2400
= 2649.6 kg
= 2.65 ton
3. Berat pelat lantai 2 dan 3 (kecuali ruangan tangga)
Wlantai = Al x tl x γbeton (Al = Ag - Ak - Ad)
Alantai = (12.5 – (0.5 x 0.16) - ( 3 x 0.075 x (2.5 - 0.15) )
= 11.171 m2
Maka, Wlantai = 11.171 x (0.12 x 2400 + 0.02 x 2100 x 24)
= 11.171 x 354
= 3954.534 kg
= 3.955 ton
4. Berat Tangga
Wt = 6.8 ton
Wpelat = 5.107 ton
5. Berat atap
Wa = Aa x ta x γbeton (Aa = Ag)
Aa = 25 m2
Maka, Wa = 25 x (0.12 x 2400 + 0.02 x 2100 x 24)
= 25 x 354
= 8850 kg
= 8.85 ton
6. Berat dinding per lantai
Wd = Ad x 3 x γbata Ad dihitung di tiap sisi kolom
Ad = (h – hb) x 0.5 (L – Sk))
Aa = 3.6 x 2.3 = 8.28 m2
Maka, Wa = 3 x Ad x γbata
= 3 x 8.28 x 250
= 6210 kg
= 6.21 ton
7. Beban hidup tambahan lantai dan atap (LL)
= 4.468 ton
= 25 x 100 = 2500 kg
= 2.5 ton
= 5.027 ton
= 25 x 150 = 3750 kg
= 3.75 ton
Po ≥ Wu (AMAN)
maka , kolom 400 mm x 400 mm bisa menahan beban paling besar dan dapat digunakan
sebagai ukuran kolom rencana.
Maka, r = 8.66 cm
k x Lu 0.7 x 4
𝜆= = = 32.33 ≤ 40
r 8.66
𝜆 ≤ 40, maka kolom termasuk kolom pendek dan tidak mengalami tekuk.