You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan tempat fasilitas pelayanan umum,tempat
berkumpulnya orang sehat, sakit maupun yang sudah meninggal. Pelayanan
rumah sakit tidak hanya ditujukan kepada orang sehat dan sakit saja tetapi juga
pelayanan di tujukan kepada orang yg sudah meninggal di rumah sakit.
Kejadian penularan penyakit atau kuman pada jenazah sama besarnya
dengan penularan kuman pada pasien atau orang sehat lainnya. Sehingga
diperlukan manajemen yang baik guna mencegah terjadinya penularan kuman
kepada petugas, keluarga dan masyarakat di lingkungan rumah sakit.
Upaya pengelolaan kamar jenazah dilakukan secara terstandar, sehingga
pelayanan kamar jenazah juga dapat ikut serta mencegah terjadinya infeksi
silang dan memberikan rasa aman dan nyaman terhadap petugas, keluarga dan
masyarakat sekitar rumah sakit.

2. TUJUAN UMUM
Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada jenazah dan
keluarganya di Rumkital Samuel J. Moeda

3. TUJUAN KHUSUS
Tersedianya pelayanan yang terstandar pada kamar jenazah Rumkital
Samuel J. Moeda

4. RUANG LINGKUP PELAYANAN


a. Administrasi
b. Perawatan jenazah
c. pengantaran/pelayanan mobil jenazah.

1
5. BATASAN OPERASIONAL
1. Administrasi adalah serangkaian kegiatan administrasi mulai dari registrasi
jenazah masuk dan surat menyurat sampai jenazah keluar/pulang.
Menyusun, mengembangkan, merevisi dan melengkapi kembali pedoman,
standar dan prosedur pelayanan kamar jenazah yang pernah disusun.
2. Perawatan jenazah adalah Segala kegiatan mulai dari pengambilan jenasah
dari ruangan, memandikan, mengkafani/membungkus kantong jenazah,
menyimpan jenazah di kamar jenazah
3. Pelayanan Mobil jenazah adalah segala pelayanan pengantaran jenazah ke
rumah duka, alamat duka atau merujuk ke RS lain.

6. LANDASAN HUKUM
Landasan hokum pelayanan linen di rumah sakit adalah :
a. UU No.44 tahun 2009 tentangRumah sakit.
b. Standar kamar jenazah, Dirjend YanMed.Depkes RI. 2004

2
BAB ll
STANDAR KETENAGAAN

7. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Sumber Daya Manusia yang ada di kamar jenazah terdiri dari :
a. SMU sederajat
b. SMP sederajat.

8. DISTRIBUSI KETENAGAAN

a. 1 (satu) orang kepala urusan kamar jenazah.


b. 1 (satu) orang Penanggung jawab Administrasi.
c. 1 (satu) orang Penanggung jawab Sopir mobil jenazah.
d. 1 (satu) orang Penanggung jawab perawatan jenazah.

9. PENGATURAN JAGA.
Pengaturan jaga diatur oleh Kepala Urusan (Kaur) kamar jenazah.

3
BAB III
STANDAR FASILITAS

10. DENAH RUANG

Tempat mandi jenazah


Tempat
Semayam
sementara Pintu
keluar

Pintu
masuk

11. SARANA FISIK


a. Ruang tunggu
b. Tempat perawatan jenazah
c. Tempat penitipan jenazah
d. Mobil jenazah
12. PRASARANA
a. APD
b. Wastafel
c. Brankart
d. Baskom
e. Plester kedap air
f. Kapas
g. Sisir dan sikat
h. Pewangi
i. Wadah barang berharga

4
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

13. URUSAN ADMINISTRASI


a. Mendata jenazah yang masuk ke buku registrasi.
b. Mengecek apakah sudah ada surat kematiannya ( Kalau belum, memberitahu
keluarga untuk segera mengurus surat kematian dari dokter ruangan)
c. Apabila kamar jenazah menerima jenazah dari ruangan dengan dengan
kematian tidak wajar maka disarankan lapor polisi dan diuruskan surat rujukan
ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas forensik.

14. URUSAN MOBIL JENAZAH


Pelayanan pengantaran jenazah mulai keluar kamar jenazah rumah sakit
sampai rumah duka atau merujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas
forensik.
15. URUSAN PERAWATAN JENAZAH
Segala kegiatan mulai dari pengambilan jenasah dari ruangan, memandikan,
mengkafani/membungkus kantong jenazah, menyimpan jenazah di kamar
jenazah
a. Pelayanan jenazah di ruangan
1) Gunakan Alat pelindung diri (APD).
 Masker, disposable.
 Celemek plastik, disposable.
 Baju khusus, jika dibutuhkan untuk pasien dengan penyakit menular.
 Sarung tangan plastik atau sarung tangan karet untuk pasien dengan
penyakit menular seperti HIV/AIDS, disposable (mencuci tangan
sebelum dan sesudah memakai sarung tangan )
2) Luruskan tubuh, tutup mata, telinga dan mulut dengan kapas( atur pada
posisi anatomis).
3) Jika mata tidak bisa tertutup, bisa menggunakan kapas basah atau di
plester.
4) Jika mulut tidak tertutup, katupkan rahang kemudian ikat dan letakkan
gulungan handuk dibawah dagu.
5) Singkirkan pakaian atau alat tenun.
6) Lepaskan alat kesehatan yang terpasang ( Oleh perawat ).
5
7) Setiap luka harus di plester rapat.
8) Tutup semua lubang tubuh dengan kapas(plester kedap air utk infeksius/
HIV/AIDS).
9) Posisikan kedua tangan di atas abdomen dan ikat pergelangannya.
10) Tutup jenazah dengan selimut.
11) Pasang label identitas jenazah pada kaki.
12) Keluarga /kerabat di beri kesempatan untuk melihat.
13) Serah terima kepada petugas kamar jenazah.

b. Perawatan jenazah di kamar jenazah


1) Gunakan Alat pelindung diri (APD).
 Masker, disposable.
 Celemek plastik, disposable.
 Baju khusus, jika dibutuhkan untuk pasien dengan penyakit menular.
 Sarung tangan plastik atau sarung tangan karet untuk pasien dengan
penyakit menular seperti HIV/AIDS, disposable (mencuci tangan sebelum
dan sesudah memakai sarung tangan )

2) Alat /Bahan.
 Gunting kuku, untuk memotong kuku jenazah.
 Gunting, untuk membuka pakaian dan keperluan lain.
 Kapas, untuk membersihkan tubuh jenazah.
 Kain kasa, untuk membersihkan dan menutup luka pada jenazah jika
perlu.
 Plester/hipafix, untuk menutup luka pada tubuh jenazah jika ada.
 Kapas tangkai/cotton buds, untuk membersihkan bagian tubuh jenazah.
 Karet gelang, untuk mengikat rambut pada jenazah wanita.
 Sisir, untuk menyisir rambut jenazah. Gunakan sisir bergigi jarang.
 Saringan plastik, untuk membantu menaburkan kapur barus bubuk.
 Popok/diaper, sebagai pengganti cawat.
 Under pads, untuk mengalasi tubuh jenazah atau menutup luka yang lebar
pada tubuh jenazah.
 Plastik lebar, untuk lapisan dibawah kain kafan pertama, untuk mencegah
perembesan cairan dari tubuh jenazah.

6
 Aseton, untuk membersihkan cutex, jika ada.
 Alkohol, untuk membersihkan sisa plester pada tubuh jenazah jika ada.
 Baby oil, untuk membersihkan sisa make up.
 Cairan antiseptic untuk dicampurkan ke air mandi jika dikhawatirkan tubuh
jenazah mengeluarkan cairan yang dapat menular. Perbandingan air 1
ember besar (30-50 liter) dengan 3 tutup antiseptik..
 Sabun cair/batang, untuk memandikan jenazah.
 Shampo, untuk mencuci rambut jenazah.
 Kapur barus bubuk, sebagian dicampur pada air mandi, sebagian
ditaburkan di kain kafan.
 Ember plastic besar minimal 2 buah, untuk menampung air.
 Ember kecil, untuk mencampur air dengan sabun, air dengan kapur barus
bubuk.Tempat sampah 2 buah, dilapisi tas kresek/ plastik, 1 untuk tempat
pakaian jenazah, 1 untuk tempat sampah medis.
 Gayung 2 buah, untuk mengguyurkan air saat memandikan jenazah.
 Pakaian penutup tubuh jenazah yang telah disediakan, bukan kain polos,
tidak bergambar/bermotif mahluk hidup (tumbuhan boleh), agar
menyamarkan tubuh/aurat jenazah.
 Handuk, boleh lebih dari 2 jika tubuh jenazah besar, untuk mengeringkan
tubuh jenazah.
 Wash lap, untuk memandikan jenazah.

3) Tata cara memandikan jenazah.


a. Kenakan APD.
b. Siapkan air untuk memandikan jenazah.
c. Letakkan jenazah pada tempat mandi dengan posisi kepala lebih tinggi
dari badan.
d. Lepaskan pakaian jenazah, jika tubuh sudah kaku bisa dengan bantuan
gunting.
e. Bersihkan kuku dari sisa cutex dengan kapas yang dibasahi dengan
aseton jika ada dan potong kuku jenazah, jika perlu.

7
f. Bersihkan dubur dengan tangan kiri menggunakan kapas dengan air
sabun, 1 usapan lalu buang kedalam tempat sampah medis, ulangi hingga
dubur tidak mengeluarkan kotoran lagi.
g. Bersihkan qubul, dengan cara yang sama seperti membersihkan dubur.
h. Cuci tangan/sarung tangan perawat dengan sabun atau gantilah sarung
tangan dengan yang baru sebelum merawat bagian tubuh yang lain.
i. Bersihkan mulut jenazah, menggunakan kapas basah sampai batas
mulutnya bisa dibuka, hati-hati jangan sampai air masuk kedalam mulut.
Jika mulut tidak dapat dibuka, cukup dibersihkan bagian bibir dari arah
kanan ke kiri.
j. Bersihkan hidung jenazah dengan cara memasukkan jari telunjuk sebelah
kiri yang telah dibungkus dengan kasa/kain kemudian diputar perlahan
untuk membersihkan lubang hidungnya, dahulukan lubang hidung sebelah
kanan kemudian sebelah kiri.
k. Bersihkan mata sebelah kanan kemudian sebelah kiri dengan
menggunakan kapas basah.
l. Bersihkan daun telinga janazah, dimulai dari sebelah kanan lalu yang kiri,
bisa menggunakan cotton buds.
m. Bersihkan wajah jenazah dari make up dengan menggunakan kapas yang
terlebih dahulu dibasahi dengan baby oil.
n. Bersihkan tubuh jenazah dari bekas plester dengan mengunakan kapas
dan alcohol
o. Periksa kembali, apakah tubuh jenazah telah bersih dari kotoran sebelum
dilakukan mandi besar.
p. Mandi besar, dahulukan bagian kanan ( untuk yang muslim )
 Cuci telapak dan pergelangan tangan jenazah 3 kali.
 Cuci mulut jenazah 3 kali, jaga agar air tidak masuk ke dalam mulut,
cukup diusap saja.
 Cuci hidung jenazah 3 kali, jaga agar air tidak masuk ke dalam hidung.
 Cuci muka 3 kali.
 Cuci tangan hingga siku 3 kali.
 Basuh kepala hingga rambut ke belakang, kembali ke depan sekaligus
mengusap telinga 1 kali.

8
 Guyurkan air pada bagian tubuh sebelah kanan depan sebanyak 3 kali,
bagian kanan belakang 3 kali dengan memiringkan tubuh jenazah ke
kiri, dilanjutkan dengan mengguyur tubuh bagian kiri depan dan kiri
belakang dengan memiringkan tubuh jenazah ke kanan masing-masing
sebanyak 3 kali.
 Selanjutnya cuci kaki kanan lalu kiri masing-masing 3 kali
q. Mandikan tubuh jenazah dengan campuran air dan sabun yang telah
disiapkan menggunakan wash lap, dimulai dari wajah, bagian depan tubuh,
bagian belakang tubuh, kaki. Selalu dahulukan sebelah kanan dan jaga
agar aurat tetap tertutup. Gosok tubuh jenazah secara keseluruhan. Dalam
waktu bersamaan keramasi rambut jenazah, usahakan rambutnya dapat
terurai dan dicuci dengan sempurna, jika ada rambut yang kusut dan
susah diuraikan boleh dipotong dan buang potongannya kedalam tempat
sampah medis.
r. Siramkan air ke atas tubuh jenazah untuk menghilangkan sisa sabun
sebanyak 1, 3, atau lebih dengan hitungan ganjil hingga tubuh jenazah
benar-benar bersih dari sisa sabun.
s. Terakhir siramkan campuran air dan kapur barus ke seluruh tubuh
jenazah.
t. Keringkan tubuh jenazah dengan handuk dibawah kain penutup.
u. Ganti kain penutup yang asah dengan kain penutup yang kering dengan
cara bentangkan kain pengganti diatas tubuh jenazah lalu tarik kain dan
handuk ke arah bawah, jaga agar aurat tidak nampak.
v. Balut tubuh jenazah dengan kain penutup, usahakan seluruh tubuhnya
tertutup agar pada saat diangkat untuk dikafani tidak tersentuh kulit yang
mengangkat.
w. Jika rambut jenazah panjang (wanita) dapat dibalut dengan handuk, tidak
dibiarkan terurai.
x. Jenazah siap di kafani ( untuk yang muslim )

4) Tata cara mengkafani jenazah


Siapkan kain kafan 3 atau 5 lembar, tali sebanyak 5 atau 7 buah
terbuat dari bahan yang sama dengan kain kafan. Ukuran kain 2,5 x 2 m,
jika jenazah bertubuh besar, kain kafan dapat disambung, boleh dijahit

9
atau hanya disusun silang, asalkan tubuh jenazah dapat tertutup dengan
sempurna.
1. Susun kain kafan dengan urutan sebagai berikut:
a) Tali, perkirakan untuk bagian kepala, lengan, perut, paha dan kaki,
jika tubuh jenazah besar dan tinggi letakkan tali di bagian kepala,
lengan, perut atas, pinggang, paha, betis, kaki.
b) Bentangkan kain kafan bergaris diatas tali, kemudian kain kafan
kedua, dst. Sebelum kain kafaan terakhir, bentangkan plastik selebar
kain kafan, kemudian bentangkan kafan terakhir.
c) Taburkan kapur barus bubuk ke atas kain kafan dengan bantuan
saringan agar merata dan tidak menggumpal
d) Diatas kain kafan terakhir dapat di letakkan under padsepanjang
tubuh jenazah.
e) Letakkan jenazah diatas kain kafan.
f) Tutup luka dengan kasa/under pad dan plester/hipafix.
g) Sisir rambut jenazah, rapikan. Untuk jenazah wanita, rambut
dikepang 3 bagian tengah, kanan dan kiri ikat jadi satu dengan karet
gelang, rapikan ditengkuk.
h) Pasangkan diaper untuk menggantikan cawat dan menghindari
perembesan cairan/kotoran yang dikhawatirkan keluar setelah
jenazah disucikan.
i) Tutupkan kain kafan ke tubuh jenazah dengan cara lipat kain kafan
bagian kanan hingga menutupi bagian tubuh sebelah kiri, lipat kain
kafan sebelah kiri hingga menutupi bagian tubuh sebelah kanan,
sebelum dirapikan, tarik kain penutup dari arah bawah. Lanjutkan
untuk lapisan kain berikutnya, pastikan jenazah terbungkus dengan
rapi
j) Ikat tubuh jenazah dengan ikatan berada di bagian kiri tubuh
jenazah.
Jika masih dikehendaki wajah jenazah untuk dilihat, ikatan di kepala
tidak perlu dilakukan dulu. Lipat ikatan bagian kepala dengan rapi,
untuk jenazah wanita dapat dilipat menyerupai jilbab dengan
menggunakan kain kafan terdalam, sedangkan yang lainnya dilipat
rapi disekitar kepala jenazah. Tutup wajah jenazah dengan kain putih
tipis.
10
k) Rapikan ikatan di kepala dan kaki, tidak perlu terlalu panjang dan
membentuk pocong, cukup terbungkus rapi saja.
l) Tutup tubuh jenazah dengan kain polos berwarna tanpa ada tulisan
apapun.
m) Jenazah siap disholatkan.

11
BAB V

LOGISTIK

16. DANA
a. Pembiayaan operasional kamar jenazah adalah dari anggaran operasional bagian
urdal/ Ur Tu yang disusun dan ditetapkan pada setiap tahun anggaran
b. Rencana anggaran tahunan diusulkan ke bagian urdal/ Ur Tu.

12
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

17. LATAR BELAKANG

Upaya kesehatan kerja menurut UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan


khususnya pasal 23 tentang kesehatan kerja,menyatakan bahwa kesehatan kerja
harus diselenggarakan disemua tempat kerja,khususnya tempat kerja yang berisiko
bahaya kesehatan,mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan lebih dari
sepuluh.
Pekerja yang berada di sarana kesehatan sangat berfariasi baik jenis maupun
jumlahnya,sesuai fungsi sarana kesehatan tersebut,semua pekerja dirumah sakit
dalam melaksanakan tugasnya selalu berhubungan dengan bahaya potensial yang
tidak ditanggulangi dengan baik dan benar dapat menimbulkan dampak negative
terhadap keselamatan dan kesehatan,yang pada akhirnya akan menurunkan
produktivitas kerja.
Pada hakekatnya kesehatan kerja merupakan penyerasian antara kapasitas
kerja,beban kerja dan lingkungan kerja,bila bahaya dilingkungan kerja tidak diantisipasi
dengan baik akan menjadi beban tambahan bagi pekerjanya.Khusus untuk petugas
rumah sakit di instansi pencucian menerima ancaman kerja potensial dari lingkungan
bila keselamatan kerja tidak diperhatikann dengan cepat.

18. PRINSIP DASAR USAHA KESEHATAN KERJA

Keselamatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan


pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara/metode
kerja dan kondisi yang bertujuan untuk :

a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja di kamar jenazah


b. Mencegah tibulnya gangguan kesehatan pada anggota kamar jenazah yang
diakibatkan keadaan/kondisi lingkungan kerja.
c. Memberikan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya yang disebabkan
oleh factor yang membahayakan kesehatan.

13
19. POTENSI BAHAYA PADA KAMAR JENAZAH
1. Prinsip dalam perawatan jenazah
a. Selalu menerapkan kewaspadaan universal ( memperlakukan setiap cairan
tubuh, dan jaringan tubuh manusia sebagai bahan infeksius ).
b. Pastikan jenazah sdah di diamkan selama 4 jam sebelum di lakukan
perawatan jenazah. Ini diperlukan untuk memastikan kematian seluler
(matinya seluruh sel dalam tubuh )
c. Tidak mengabaikan budaya dan agama yang di anut keluarga.
d. Tindakan petugas mampu mencegah penularan
2. Ketentuan umum penanganan jenazah :
a. Semua petugas yang menangani jenazah seaiknya telah mendapatkan
vaksinasi Hepatitis B sebelum melaksanakan perawatan jenazah
b. Hindari kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh lainnya
c. Luka atau bekas suntikan pada jenazah diberikan desinfektan
d. Semua lubang tubuh ditutup dengan kapas absorben dan diplester kedap
air
e. Adan jenazah harus bersih dan kering
f. Jenazah yang sudah terbungkus tidak boleh dibuka kembali (jenazah
yang infeksius)
3. Kewaspadaan universal petugas :
Kewaspadaan universal adalah tindakan pengendalian infeksi
sederhanan yang digunakan oleh seluruh petugas dalam rangka
mengurangi risiko penyebaran penyakit
Secara umum kewaspadaan universal meliputi :
a. Pengelolaan alat kesehatan habis pakai
b. Cuci tangan dengan sabun guna mencegah infeksi silang
c. Penggunaan APD
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
f. Desinfeksi dan sterilisasi untuk alat yang digunakan ulang
g. Pengelolaan linen
4. Penangan alat-alat yang sudah terkontaminasi :
4.1 dekontaminasi alat
14
dekontaminasi adalah suatu tindakan yang dilakukan agar alat-alat
kesehatan dapat ditangani secara aman oleh petugas pemersi alat medis
(sesuai SPO dekontaminasi alat habis pakai)
4.2 pencucian dan pemilasan
pencucian alat-alat kesehatan adalah proses secara fisik untuk
menghilangkan darah, cairan tubuh atau benda-benda asing (debu atau
kotoran). Setelah dicuci dengan deterjen, alat kesehatan dibilas dengan air
bersih.
4.3 Sterilisasi
Pelaksaan sterilisasi di lakukan di unit sterilisasi

15
BAB VIII
PENUTUP

Pedoman kerja kamar jenazah Rumkital Samuel J. Moeda telah disusun dan
ditetapkan sebagai acuan dan pedoman bagi anggota kamar jenazah dalam
melaksanakan pengelolaan jenazah di Rumkital Samuel J. Moeda.
Pedoman ini merupakan pokok-pokok yang perlu dikembangkan agar dapat
dijadikan pegangan oleh semua petugas unit kerja Rumkital Samuel J. Moeda yang
terkait.
Guna mewujudkan maksud tersebut pedoman dilengkapi dengan SPO
perawatan jenazah Rumkital Samuel J. Moeda, dengan harapan unit kerja dapat
melaksanakan sesuai dengan visi, misi, falsafah dan tujuan.
Pedoman dapat diperbaiki sesuai kebutuhan dan perkembangan di Rumkital
Samuel J. Moeda untuk itu diterapkan partisipasi semua pihak bagi
penyempurnaannya.
Harapan kami semoga pedoman ini dapat menjadi salah satu sarana bagi Rumkital
Samuel J. Moeda dalam upaya meningkatkan kinerja layanan melalui KAMAR
JENAZAH.
Semoga Tuhan senantiasa memberkati dan menyertai pelayanan kita Rumkital
Samuel J. Moeda.

Ditetapkan di Kupang
pada tanggal 8 Agustus 2016

Kepala Rumkital Samuel J. Moeda,

16
PANGKALAN UTAMA TNI AL VII
RUMKITAL SAMUEL J. MOEDA

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR JENAZAH

RUMKITAL SAMUEL J. MOEDA


KUPANG
2016
DAFTAR ISI

Halaman Judul Pedoman organisasi……….………………………………….. i


Daftar isi…………………………………………………………………………… ii
Keputusan Kepala Rumkital Samuel J. Moeda ………………………………. iii
Kata pengantar………………………………………..…………………............ iv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
1. Latar Belakang………………………………………………… 1
2. Tujuan Umum…………………………………………………. 1
3. Tujuan Khusus………………………………………………... 1
4. Ruang lingkup pelayanan................................................... 1
5. Batasan operasional ......................................................... 2
6. Landasan hukum ............................................................... 2
BAB II STANDAR KETENAGAAN ................................................... 3
7. Kualifikasi sumber daya manusia....................................... 3
8. Distribusi ketenagaan ……………………………................ 3
9. Pengaturan jaga............................................................... 3
BAB III STANDAR FASILITAS …………………………………............ 4
10. Denah ruang ...................................................................... 4
11. Sarana Fisik...... ……..……………………………………..... 4
12. Prasarana ......................................................................... 4
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ........................................... 5
13. Urusan Administrasi………………………………………………… 5
14. Urusan Mobil jenazah……………………………………………….. 5
15. Urusan perawatan jenazah…………………………………………. 5
BAB V LOGISTIK………………………………………………………………. . 12
16. Dana…………………………………………………………………… 12
BAB VI KESELAMATAN KERJA................................................................. 13
17. Latar belakang............................................................................ 13
18. prinsip dasar usaha keselamatan kerja..................................... 13
19. potensi bahaya kamar jenazah.................................................. 14
BAB VII PENUTUP....................................................................................... 16

ii
PANGKALAN UTAMA TNI AL VII
RUMKITAL SAMUEL J. MOEDA

KEPUTUSAN KEPALA RUMKITAL SAMUEL J. MOEDA


Nomor Kep/ 14 / VIII /2016
tentang
KEBIJAKAN PELAYANAN KAMAR JENAZAH
RUMKITAL SAMUEL J. MOEDA

KEPALA RUMKITAL SAMUEL J. MOEDA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumkital


Samuel J. Moeda, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan
Kamar jenazah yang baik;
b. bahwa agar pelayanan Kamar jenazah di Rumkital Samuel J.
Moeda dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan
Kepala Rumkital Samuel J. Moeda sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan Kamar jenazah di Rumkital Samuel J.
Moeda;
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan
Kebijakan Pelayanan Kamar jenazah Rumkital Samuel J. Moeda
dengan Keputusan Kepala Rumkital Samuel J. Moeda.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


Tentang Rumah Sakit;
2. Standar kamar jenazah, Dirjend YanMed.Depkes RI. 2004

iii
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA RUMKITAL SAMUEL J. MOEDA TENTANG


KEBIJAKAN PELAYANAN KAMAR JENAZAH RUMKITAL SAMUEL J.
MOEDA.

KESATU : Kebijakan Pelayanan Kamar jenazah Rumkital Samuel J. Moeda


sebagaimana dimaksud dalam Diktum, sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Kebijakan Pelayanan Kamar jenazah sebagaimana dimaksud dalam


Diktum Kesatu, harus dijadikan acuan dalam menyelenggarakan
pelayanan Kamar jenazah Rumkital Samuel J. Moeda.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Kupang
Pada tanggal 8 Agustus 2016

Kepala Rumkital Samuel J. Moeda,

iv
KATA PENGANTAR

Dengan Rahmat ALLAH SWT , kami mengucapkan puji syukur kehadiratNya. Yang
telah memberikan kekuatan dan bimbingan serta hidayah dalam menyelesaikan
pedoman pelayanan kamar jenazah.

Pedoman pelayanan kamar jenazah adalah sebagai bahan acuan dan tolok
ukur kita dalam melaksanakan pelayanan pasien dalam mencegah terjadinya infeksi
nosokomial serta mengendalikan infeksi secara optimal dan berdaya guna. Sehingga
kita bisa melakukan pelayanan terbaik di bidang pengendalian dan pencegahan infeksi
di Rumkit Samuel J. Moeda

Dengan mengacu pada Pedoman pelayanan kamar jenazah para teman


sejawat dan para medis dapat memahami tugas serta tata laksana di bagian masing-
masing di lingkungan Pelayanan Rumkital Samuel J. Moeda

Dengan ini saya juga menyampaikan terima kasih atas bantuan pihak-pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman pelayanan kamar jenazah

Ditetapkan di Kupang
Pada tanggal 8 Agustus 2016

Kepala Rumkital Samuel J. Moeda,

v
vi

You might also like