Professional Documents
Culture Documents
II/10/2013
I. POKOK PERMASALAHAN
1. Terjadi koreksi dasar pengenaan PPh 21 tahun pajak 2006 sebesar Rp
14.534.514.775 yang terdiri dari :
- Koreksi Hired Labour
- Koreksi Km-Compensations, Training dan Km-Compensations Domestic
- Koreksi biaya accrual yang PPh 21nya dipotong dan dilaporkan tahun 2007
- Koreksi Jaminan Hari Tua yang dibayarkan PT Jamsostek
- Koreksi selisih kurs
2. Perusahaan melakukan banding dengan penjelasan bahwa biaya koreksi tidak
semuanya merupakan objek pajak, yaitu :
- Pengeluaran biaya tenaga kerja outsourching merupakah obyek PPh 23
- Biaya accrual PPh 21 dipotong dan disetor tahun 2007
- Biaya tenaga kerja bukan merupakan objek PPh 21 seperti : JKK, JKM, JHT
- Terjadi perbedaan karena selisih kurs
I. POKOK PERMASALAHAN
1. Terjadi koreksi atas DPP PPh 26 dari masa pajak Januari hingga Desember
2006 atas koreksi atas Service FeeRp 1.310.582.069,00.
Dengan keterangan :
- Terjadi imbalan jasa service fee yang diterima oleh WP LN dari WP DN.
- Jasa service dan agreement fee tersebut digunakan WWP di Indonesia.
- Telah ada persetujuan penghindaran pajak berganda antara pemerintah
Indonesia dengan pemerintah Jepang.
- Telah ada persetujuan penghindaran pajak berganda antara pemerintah
Indonesia dengan pemerintah Thailand.
- Tidak ada bukti bahwa atas jasa service fee.
2. Terjadi koreksi atas DPP PPh 26 atas koreksi Marketing Research sebesar Rp
626.840.197,00.
Dengan keterangan :
- Pembayaran marketing research yang semula adalah imbalan jasa
direklasifikasikan sebagai dividen terselubung, sesuai dengan koreksi di
pajak penghasilan badan.
- Jasa marketing research digunakan WP di Indonesia.
- Telah ada persetujuan penghindaran pajak berganda antara pemerintah
Indonesia dengan pemerintah Jepang.
- Tidak ada bukti atas jasa marketing research.