You are on page 1of 2

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put. 32663/PP/M.

IX/11/2011

I. POKOK PERMASALAHAN
Terjadi pengenaan pajak PPh Pasal 22 Masa Pajak Januari sampai Desember
sebesar Rp 2.651.939.667,00 yang belum dipungut oleh KUD. Menurut fiskus, KUD
seharusnya dipungut PPh Pasal 22 karena dianggap sebagai pedagang pengumpul atas
pembelian Tandan Buah Segar (TBS) yang merupakan Objek PPh Pasal 22. Pemohon
melakukan banding karena belum pernah dikukuhkan sebagai pemungut Pajak Penghasilan
Pasal 22, transaksi pembelian juga bukan kepada pengepul tetapi bermitra dengan KUD,
dimana koperasi mempunyai tanah dan dibagi 2 dengan Pemohon Banding, hasilnya
sebagian milik Pemohon Banding dan sebagian milik koperasi, dan hasil dari milik koperasi
tersebut dijual ke Pemohon Banding. Pemohon Banding bekerjasama dengan koperasi
dimana koperasi menyediakan lahan, bibit dan pupuk, lahan tersebut ditanami oleh
Pemohon Banding dan hasilnya dibagi dua antara Pemohon Banding dan koperasi, tetapi
hasil untuk koperasi ini nantinya juga dijual kepada Pemohon Banding.

II. ALTERNATIF MANAJEMEN PAJAK


Manajemen pajak yang dilakukan dengan melakukan banding sudah benar. Dalam
ketentuan PPh Pasal 22, yang dapat ditunjuk sebagai pemungut pajak adalah: badan-badan
tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta, berkenaan dengan kegiatan di bidang
impor atau kegiatan usaha di bidang lain, seperti kegiatan usaha produksi barang tertentu
antara lain otomotif dan semen, bahwa menurut pemohon banding pengertian ”dapat
ditunjuk” dalam UU PPh Pasal 22 tersebut tidak secara implisit ditunjuk, tetapi melalui
penunjukkan terlebih dahulu, dan pemohon banding telah menerima hasil konfimasi dari KPP
terkait dan untuk Tahun Pajak 2003 memang tidak ada surat penujukkan sebagai Pemungut
PPh Pasal 22 atas nama pemohon banding.
Pemohon banding juga dapat menunjukkan bukti perjanjian kerjasama antara
pemohon banding dengan KUD. Kerjasama kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit dimana
pihak KUD menyediakan lahan, bibit, pupuk dan pihak pemohon banding menanami kelapa
sawit sampai menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS), selanjutnya jika telah menghasilkan
TBS kedua belah pihak sepakat membagi dua hasil TBS, dan hasil TBS bagian dari KUD
tersebut dijual ke pabrik pemohon banding, dan pabrik wajib membeli TBS dari KUD, dengan
demikian hubungan jual beli TBS dari KUD kepada pemohon banding adalah termasuk pola
kerjasama kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit. Kegiatan KUD mengumpulkan hasil
perkebunan berupa TBS dari para anggota koperasi adalah tidak benar, karena hubungan
antara KUD dengan anggota adalah antara badan hukum dengan anggotanya menjadi satu
entitas hukum berdasarkan ketentuan perundang-undangan perkoperasian, tidak termasuk
pedagang pengumpul yang kegiatannya mengumpulkan TBS hasil dari anggotanya, karena
setiap TBS hasil anggotanya adalah juga hasil KUD itu sendiri, dengan demikian TBS tersebut
adalah merupakan hasil kebun sendiri sehingga keputusan sidang adalah majelis
mengabulkan seluruhnya permohonan banding dengan PPh Pasal 22 kurang bayar sebesar
Rp 0.

You might also like