You are on page 1of 6

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan

Kontrasepsi IUD Bagi Akseptor KB Di Wilayah


Kerja Puskesmas Sungai Lansek Tahun 2014
Fatmi Arma1, Alber Tanjung 2, Zurita Idyar Maisa3, M.Arifin4, dan Milya Novera 5
1
Poltekes KEMENKES Padang
Email: fatmi.a@yahoo.com
2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang
Email: stikes_alifah@yahoo.com
3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang
Email: stikes_alifah@yahoo.com
4
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang
Email: stikes_alifah@yahoo.com
4
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang
Email: stikes_alifah@yahoo.com
Abstract – Preliminary studies the researcher did unknown number of acceptors were 1.819 inhabitiants, but were used IUD contraseption (1,97%). Based on
the result of interview with 10 people acceptors Non IUD contraseption in Sungai Lansek Health Center region found 4 people have a negative attitude
toword IUD, 4 people have low knowledge about IUD contraseption , 2 people atten the aged between 20-35 years old and are not allowed to used IUD
contraseption by their husband. The purpose of this study to determine the factors associated with the selection Intra Uterine Device (IUD) contraseption for
the acceptors KB in region of Sungai Lansek Health Center, Streams Kamang Baru Countries Sijunjung Province West Sumatera on 2014. The types of this
research is descriptive analytic with Cross Sectional approach. The population in this research were all participants in the active KB in Sungai Lansek Health
Center region which total of number 1.819 people with 106 people as sample. The sampling technique is simple random sampling. This study was conducted
from June 28 - July 12, 2014. The data collected by distributing questionnaires. Analysis of the data using univariate and bivariate, analysis statistic chi-
square test with confidance level 95% ( p< 0,05 ). Univariate results obtained 45,3% of respondents age 20-35 years old, 49,1% of respondents have low
knowledge level, 45,3% of respondents with a negative attitude, 49,1% of respondents did not support from their husband. As Statistic get that there is a
relationship between aged, level of knowledge, attitude and their husband support to selection of IUD contraception. The results of this research it can be
concluded that there is a relationship between aged, level of knowledge, attitude and their husband support to selection of IUD contraception. Suggested to
the health works to improve family planning counseling and services on IUD.

Keywords : Key Words : Level of Knowledge, Attitude and Family Support

I. PENDAHULUAN peserta KB aktif yaitu 626.414, dengan pemakaian IUD


sebanyak 61.340 akseptor (9,79%) (BKKBN, 2012).
Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi akan Sedangkan pada tahun 2013 peserta KB aktif sebanyak
berpengaruh kepada tingkat kehidupan dan kesejahteraan 620.932, dimana pemakaian IUD sebanyak 66.119
penduduk. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah akseptor (10,64%).
telah mencanangkan program kependudukan dan Menurut data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan
keluarga berencana (KKB) sebagai program nasional dan Keluarga Berencana (PPr dan KB) Kab. Sijunjung
yang bertujuan pada pengendalian penduduk dan pada tahun 2011, jumlah peserta KB aktif tercatat 30.605
penyelenggaraan Keluarga Berencana dalam mendukung akseptor dengan pemakaian IUD sebanyak 1.047 akseptor
Pembangunan Nasional yang berwawasan kependudukan ( 3,4%). Sedangkan pada tahun 2012 jumlah peserta KB
dan keluarga kecil bahagia sejahterah. Hal ini diperkuat aktif tercatat 31.199 , dimana pemakaian kontrasepsi IUD
dengan Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang mengalami peningkatan yaitu sebanyak 1.114 (3,6%)
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan (Dinas PPr dan KB Sijunjung, 2012). Pada tahun 2013
Keluarga (BKKBN, 2013). peserta KB aktif tercatat 30.168, pemakaian kontrasepsi
Pada Program Keluarga Berencana Nasional IUD sebanyak 1170 (3,9%) (Dinas PPr dan KB
diharapkan terwujudnya “ Keluarga Berkualitas 2015 “, Sijunjung, 2013).
yaitu keluarga yang sejahtera, sehat, maju, memiliki Wilayah kerja Pusekesmas Sungai Lansek terdiri dari
jumlah anak ideal, berpendidikan dan bertaqwa kepada 4 nagari. Jumlah peserta KB aktif tahun 2013 adalah
Tuhan Yang Maha Esa (BKKBN, 2013). 1819, yang menggunakan kontrasepsi IUD hanya 36
Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) merupakan orang (1,97%) angka ini sangat rendah sekali bila
salah satu jenis alat kontrasepsi non hormonal dan dibandingkan dengan akseptor yang menggunakan alat
termasuk alat kontrasepsi jangka panjang yang ideal kontrasepsi lainnya.
dalam upaya menjarangkan kehamilan. Keuntungan Berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan di
pemakaian IUD yakni hanya memerlukan satu kali wilayah kerja Puskesmas Sungai Lansek Kabupaten
pemasangan untuk jangka waktu yang lama dengan biaya Sijunjung terhadap 10 akseptor KB yang merupakan
yang relatif murah, aman karena tidak mempunyai peserta KB Non IUD, didapatkan 4 orang memiliki sikap
pengaruh sistemik yang beredar keseluruh tubuh, tidak negatif terhadap IUD karena merasa malu serta takut
mempengaruhi produksi ASI (BKKBN, 2013). sakit pada saat pemasangan. 4 orang memiliki
Di Indonesia tahun 2011, peserta KB aktif tercatat pengetahuan rendah karena tidak mengetahui banyak
34.872.054 akseptor, untuk pemakaian kontrasepsi IUD tentang kontrasepsi tersebut, mereka hanya tahu bahwa
sebanyak 3.933.631 akseptor (11,28%) (Depkes RI, IUD adalah kontrasepsi yang efektif dapat mencegah
2011). Pada tahun 2012 jumlah peserta KB aktif yaitu kehamilan, tanpa mereka tahu tentang keuntungan dan
33.713.115 orang, dimana pemakaian IUD sebanyak efek samping kontrasepsi IUD tersebut. 2 orang berusia
4.132.672 akseptor (11,53%) ( Depkes, RI 2012). antara 20-35 dan tidak diperbolehkan suami
Berdasarkan laporan BKKBN Sumatera Barat tahun menggunakan KB IUD. Jadi, rendahnya cakupan KB
2011 peserta KB aktif sebanyak 611.415 akseptor, dengan IUD di wilayah kerja Puskesmas Sungai Lansek karena
pemakaian kontrasepsi IUD sebanyak 54.166 akseptor masih kurangnya pengetahuan responden tentang IUD,
(8,86%) (BKKBN, 2011). Pada tahun 2012 jumlah sikap negatif terhadap IUD dan dukungan suami yang
juga masih rendah sehingga akseptor kurang Sub PPKBD diberikan pelatihan mengenai pengisian
memberikan respon terhadap IUD. Berdasarkan angket yang benar.
permasalahan di atas tujuan penelitian ini mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan alat III. HASIL
kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) bagi akseptor KB A. Analisis Univariat
di wilayah kerja Puskesmas Sungai Lansek Kecamatan 1. Distribusi Frekuensi Usia Responden
Kamang Baru Kabupaten Sijunjung Tahun 2014.
Tabel 4.1
II. METODE PENELITIAN Distribusi Frekuensi Usia Responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Sungai Lansek Tahun 2014
Penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Analitik.
Desain yang digunakan adalah Cross sectional, yaitu Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 106
Tingkat Frekuensi Persentasi responden terdapat 58 responden (54,7%) termasuk kelompok usia
20-35 tahun .
Pengetahuan
2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden
Rendah 52 49,1

Tinggi 54 50,9 Tabel 4.2


Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden di
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Tahun 2014
Jumlah 106 100
suatu penelitian di mana variabel independen (usia,
tingkat pengetahuan, sikap dan dukungan suami) dan
Sikap Frekuensi Persentasi
variabel dependen (pemilihan kontrasepsi IUD)
Negatif 48 45,3
diobservasi sekaligus pada waktu yang sama,
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta
Positif 58 54,7
KB aktif di wilayah kerja Puskesmas Sungai Lansek
yang berjumlah 1.819 orang dengan jumlah sampel 106 Jumlah 106 100
0rang.
Pengumpulan data dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Sungai Lansek dari tanggal 28 Juni – 12 Juli
2014.
Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 106
menggunakan rumus estimasi proporsi suatu populasi responden terdapat 52 responden (49,1%) berpengetahuan
Z 1α /2 P(1−P) rendah.
n=
d2 3. Distribusi Frekuensi Sikap Responden

Keterangan z_(1 α⁄2) = Nilai Z pada derajat kemaknaan ( pada Tabel 4.3
penelitian ini mengambil derajat kemaknaan 95% = 1,96 ). P = Distribusi Frekuensi Sikap Responden diWilayah Kerja
Proporsi dalam populasi 0,50. d = Derajat penyimpangan terhadap Puskesmas Sungai Lansek Tahun 2014
pupulasi (dalam penelitian ini menggunakan derajat
penyimpangan yaitu 10% = 0,1). Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 106
responden terdapat 48 responden (45,3%) dengan sikap
Besar sampel berdasarkan perhitungan di atas adalah negatif.
( 1,96 )2 x 0,5 x 0,5
n= = 96 orang 4. Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Responden
( 0,1)2
Setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh besar
Tabel 4.4
sampel 96 orang, untuk menghindari terjadinya drop out
Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Responden di
maka ditambah 10% menjadi 106.
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Lansek Tahun 2014
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah Simple Random Sampling terhadap seluruh Dukungan Suami Frekuensi Persentasi
peserta KB aktif yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tidak Mendukung 52 49,1
Sungai Lansek Tahun 2013. Pengambilan sample di
setiap nagari dibuat secara proporsional. Mendukung 54 50,9
Peneliti mengumpulkan data dengan cara
membagikan angket yang berupa kuesioner kepada
responden atau sampel. Pengambilan sampel masing- Jumlah 106 100
masing Nagari dipilih berdasarkan nomor urut rumah Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 106
akseptor KB aktif yang diambil secara acak. responden terdapat 52 responden (49,1%) tidak mendapat
Pengumpulan data dibantu oleh PPKBD / Sub PPKBD dukungan suami memilih kontrasepsi IUD.
dan PLKB di Kec. Kamang Baru . Sebelum angket
dibagikan kepada responden terlebih dahulu PPKBD dan 5. Distribusi Frekuensi berdasarkan Pemilihan Kontrasepsi
IUD dan Non IUD
Usia Frekuensi Persentasi
Tabel 4.5
20-35 tahun 58 54,7 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pemilihan
Kontrasepsi IUD dan Non IUD di Wilayah Kerja
>35 tahun 48 45,3 Puskesmas Sungai Lansek Tahun 2014

Jumlah 106 100


Pemilihan Frekuensi Persentasi
Berdasarkan data pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa
dari 106 responden terdapat 89 responden (84%) memilih Kontrasepsi
kontrasepsi Non IUD. Non IUD 89 86

IUD 17 14

Jumlah 106 100


B. Analisis Bivariat 3. Hubungan Sikap dengan Pemilihan Kontrasepsi
1. Hubungan Usia dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD IUD

Tabel 4.6 Tabel 4.8


Hubungan Usia Responden dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD Hubungan Sikap Responden dengan Pemilihan
di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Lansek Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas
Tahun 2014 Sungai Lansek Tahun 2014
Pemilihan Jumlah
Pemilihan Kontrasepsi Jumlah
Kontrasepsi IUD
IUD
Sikap
Usia
Non IUD IUD
Non IUD IUD

F % f % F %
f % F % F %
Negatif 46 95,8 2 4,2 48 100
20-35 tahun 43 74,1 15 25,9 58 100
Positif 43 74,1 15 25,9 58 100
>35 tahun 46 95,8 2 4,2 48 100
Jumlah 89 84 17 16 106 100
Jumlah 89 84 17 16 106

xxx
p= 0,003
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa
responden yang memilih kontrasepsi Non IUD lebih
rendah pada usia 20-35 tahun sebanyak 74,1%,
dibandingkan usia >35 tahun sebanyak 95,8%. Hasil uji
statistik diperoleh nilai p= 0,003 (p<0,05) maka dapat
disimpulkan adanya hubungan yang bermakna usia
dengan pemilihan kontrasepsi IUD.

2. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pemilihan


Kontrasepsi
p = 0,003
Tabel 4.7 Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa
Hubungan Tingkat Pengetahuan Responden dengan Pemilihan respondenyang memilih kontrasepsi Non IUD lebih
Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Lansek tinggi pada sikap negatif sebanyak 95,8%, dibandingkan
Tahun 2014 sikap positif sebanyak 74,1%. Hasil uji statistik diperoleh
nilai p= 0,003 (p<0,05) maka dapat disimpulkan adanya
Pemilihan Jumlah hubungan yang bermakna sikap dengan pemilihan
kontrasepsi IUD.
Tingkat Kontrasepsi IUD
4. Hubungan Dukungan Suami dengan Pemilihan
Pengetahuan Non IUD IUD Kontrasepsi IUD

f % f % F % Tabel 4.9
Hubungan Dukungan Suami Responden dengan
Rendah 49 94,2 3 5,8 52 100 Pemilihan Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja
Tinggi 40 74,1 14 25,9 54 100 Puskesmas Sungai Lansek Tahun 2014.
Jumlah 89 84 17 16 106 100
p = 0, 01
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa responden yang
memilih kontrasepsi Non IUD lebih tinggi pada tingkat
pengetahuan rendah sebanyak 94,2% dibandingkan tingkat
pengetahuan tinggi sebanyak 74,1%. Hasil uji statistik diperoleh
nilai p= 0,01 (p<0,05) maka dapat disimpulkan adanya hubungan
yang bermakna tingkat pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi
IUD.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat
Pemilihan Jumlah dilihat bahwa dari 106 responden terdapat 48 responden
Kontrasepsi IUD (45,3%) dengan sikap negatif.
Dukungan Dalam menentukan pemilihan alat kontrasepsi yang
Non IUD IUD akan dipilih, sikap seseorang terhadap alat kontrasepsi tersebut
Suami merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Maka akan
dapat diartikan apabila seseorang memiliki sikap baik terhadap
F % f % F % KB maka mereka akan cenderung memilih atau memakai alat
kontrasepsi begitu pula sebaliknya apabila seseorang tidak
Tidak 50 96,2 2 3,8 52 100
memiliki sikap baik terhadap KB maka mereka cenderung
untuk tidak memilih bahkan memakai alat kontrasepsi. Secara
Mendukung
teoritis seseorang yang memiliki sikap positif terhadap suatu
Mendukung 39 72,2 15 27,8 54 100
objek maka orang tersebut cenderung untuk bertindak terhadap
Jumlah 89 84 17 16 106 100 objek tersebut.

4. Diketahuinya Distribusi Frekuensi Dukungan Suami


Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat
dilihat bahwa dari 106 responden terdapat 52 responden
p = 0,001 (49,1%) tidak mendapat dukungan suami memilih kontrasepsi
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa IUD.
responden yang memilih kontasepsi Non IUD lebih tinggi Hartanto pada tahun 2010 mengemukakan bahwa
pada suami yang tidak mendukung sebanyak 96,2% kontrasepsi tidak dapat dipakai oleh seorang istri tanpa kerja
dibandingkan yang mendukung sebanyak 72,2%. Hasil sama dan saling percaya. Keadaan ideal bahwa pasangan suami
uji statistik diperoleh nilai p= 0,001 (p<0,05) maka dapat istri harus memilih secara bersama metode kontrasepsi yang
disimpulkan adanya hubungan yang bermakna dukungan terbaik, saling kerja sama dalam pemakaian, membayar biaya
suami dengan pemilihan kontrasepsi IUD. untuk pemakaian alat kontrasespi dan harus saling
memperhatikan tanda bahaya pemakaian.
Dalam penelitian ini lebih dari separuh responden yang
Non IUD menganggap suami tidak mendukung dalam
pemilihan kontrasepsi IUD. Peran suami dalam keluarga sangat
dominan dan memegang kekuasaan dalam pengambilan
keputusan apakah istri akan menggunakan kontrasepsi atau
IV PEMBAHASAN tidak, karena suami dipandang sebagai pelindung, pencari
nafkah dalam rumah tangga dan pembuat keputusan. Beberapa
A. Analisis Univariat pria mungkin tidak menyetujui pasangan untuk menjadi
1. Diketahuinya Distribusi Frekuensi Usia Responden akseptor KB karena mereka belum mengetahui dengan jelas
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat cara kerja berbagai alat kontrasepsi yang ditawarkan dan suami
dilihat bahwa dari 106 responden terdapat 58 responden akan khawatir tentang kesehatan istrinya.
(54,7%) termasuk kelompok usia 20-35 tahun.
Menurut asumsi peneliti bahwa banyaknya responden 5. Diketahuinya Distribusi Frekuensi Pemilihan
yang menggunakan kontrasepsi berusia antara 20-35 tahun Kontrasepsi IUD
karena secara fisik kesehatan reproduksinya sudah lebih Jumlah akseptor yang dijadikan sampel dalam
matang dan merupakan tolak ukur tingkat kedewasaan penelitian ini adalah 106 akseptor . dari hasil univariat
seseorang. Makin bertambahnya usia seseorang maka dapat didapatkan akseptor yang menggunakan IUD sebanyak 17
dikatakan makin matangnya pemikiran seseorang baik dalam orang (16%) dan yang tidak menggunakan IUD sebanyak
berpikir, berprilaku maupun bertindak. 89 orang (84%).
Menurut asumsi peneliti rendahnya pemakaian
2. Diketahuinya Distribusi Frekuensi Tingkat kontrasepsi Intra Utering Device (IUD) di wilayah kerja
Pengetahuan Puskesmas Sungai Lansek karena masih adanya akseptor
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat KB yang kurang tahu dengan KB IUD, merasa takut pada
dilihat bahwa dari 106 responden terdapat 52 responden saat pemasangan KB IUD serta masih kurangnya dukungan
(49,1%) berpengetahuan rendah. dari suami.
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang B. Analisis Bivariat
dimilikinya (Notoatmodjo, 2010. Prilaku seseorang yang 1. Hubungan Usia dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD
didasari pengetahuan akan lebih baik dibandingkan prilaku Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa
yang tidak didasari pengetahuan. responden yang memilih kontrasepsi Non IUD lebih rendah
Menurut asusmi peneliti pengetahuan merupakan salah pada usia 20-35 tahun sebanyak 74,1% dibandingkan usia
satu faktor yang mempengaruhi prilaku seseorang, dimana >35 tahun sebanyak 95,8%.
pengetahuan seseorang akan mempengaruhi prilaku seseorang Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,003 (p<0,05)
dalam pemilihan kontrasepsi. Orang yang berpengetahuan maka dapat disimpulkan adanya hubungan yang bermakna
tinggi akan memlih kontrasepsi yang memiliki manfaat banyak usia dengan pemilihan kontrasepsi IUD.
untuk kesehatannya, sedangkan orang yang berpengetahuan Hasil penelitian yang dilakukan Johana D. Bernadus,
rendah cenderung memilih kontrasepsi berdasarkan dkk tahun 2013 di Puskesmas Jailolo tentang faktor-faktor
kemudahanya saja atau pengaruh dari orang lain, tanpa yang berhubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi dalam
mempertimbangkan efek samping yang akan muncul bagi rahim mendapatkan “ bahwa hasil penelitian tersebut terdapat
tubuhnya jika tidak sesuai dengan kondisi tubuhnya. hubungan yang bermakna antara usia dengan pemilihan
AKDR bagi akseptor KB (p value = 0,000). Hasil penelitian
3. Diketahuinya Distribusi Frekuensi Sikap ini hampir sama dengan yang peneliti lakukan di wilayah
kerja Puskesmas Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru
Kabupaten Sijunjung tahun 2014.
Dalam penelitian ini responden yang menggunakan setuju tidak setuju, baik tidak baik dan sebagainya)
kontrasepsi IUD berusia antara 20-35 tahun karena secara fisik (Notoatmodjo, 2010).
kesehatan reproduksinya sudah lebih matang dan merupakan Dalam SDKI (2007), dimana sepasang suami istri akan
tolak ukur tingkat kedewasaan seseorang. Selain itu dalam mau memakai alat kontrasepsi apabila mereka mempunyai
usia muda akseptor lebih mendapat peluang dalam memilih sikap positif terhadap kontrasepsi tersebut. Sikap positif
alat kontrasepsi yang baik dan cocok untuk akseptor itu sendiri. tersebut dapat dipengaruhi oleh pengetahuan yang mereka
Usia antara 20-35 tahun merupakan masa menjarangkan dan miliki tentang kontrasepsi.
mencegah kehamilan sehingga pilihan kontrasepsi lebih Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan
ditujukan pada kontrasepsi jangka panjang. yang tinggi tentang IUD maka akan menjadi dasar untuk
penilaian yang baik terhadap kontrasepsi IUD yang dapat
2. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pemilihan dilihat sebagian besar responden IUD memiliki sikap positif
Kontrasepsi IUD terhadap kontrasepsi IUD dan sebagian besar responden Non
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa IUD memiliki sikap Negatif terhadap kontrasepsi IUD.
bahwa responden yang memilih kontrasepsi Non IUD lebih Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan sikap negatif
tinggi pada tingkat pengetahuan rendah sebanyak 94,2% yang muncul terhadap kontrasepsi IUD dikalangan pemakai
dibandingkan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 74,1%. kontrasepsi Non IUD adalah rasa takut sakit pada saat
Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,007 (p<0,05) maka pemasangan serta rasa malu pada saat pemasangan kontrasepsi
dapat disimpulkan adanya hubungan yang bermakna tingkat IUD tersebut.
pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi IUD.
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau 4. Hubungan Dukungan Suami dengan Pemilihan
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang Kontrasepsi IUD
dimilikinya (Notoatmodjo, 2010). Penginderaan itu sendiri Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa
terjadi melalui panca indera yang dimiliki manusia yaitu indera responden yang memilih kontasepsi Non IUD lebih tinggi pada
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. suami yang tidak mendukung sebanyak 96,2% dibandingkan
Sebagian besar informasi atau pengetahuan yang diperoleh yang mendukung sebanyak 72,2%.
responden diperoleh melalui indera penglihat yaitu mata dan Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,001 (p<0,05) maka
indera pendengar yaitu telinga (Notoatmodjo, 2010). Prilaku dapat disimpulkan adanya hubungan yang bermakna dukungan
seseorang yang didasari pengetahuan akan lebih baik suami dengan pemilihan kontrasepsi IUD.
dibandingkan prilaku yang tidak didasari pengetahuan. Hasil penelitian yang dilakukan Nurbaiti di Wilayah
Berdasarkan pertanyaan yang diberikan sebagian besar Kerja Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Pidie Jaya Tahun
responden (62,3%) menjawab dengan benar pengertian 2013 mengenai faktor –faktor yang mempengaruhi
kontrasepsi IUD. Dan 91,5% menjawab dengan benar manfaat penggunaan alat kontrasepsi IUD menunjukkan hasil uji
kontrasepsi IUD. Sedangkan pada pertanyaan kapan waktu statistik ada pengaruh yang signifikan antara dukungan suami
yang baik menggunakan IUD setelah melahirkan 60,1% dengan penggunaan IUD ( p value = 0,032 ). Hasil penelitian
menjawab salah dan pada pertanyaan pelayanan KB mandiri ini hampir sama dengan yang peneliti lakukan di wilayah kerja
59,4% menjawab salah. Puskesmas Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru
Menurut asumsi peneliti masih banyaknya responden Kabupaten Sijunjung tahun 2014.
yang menjawab salah pada pertanyaan dimana tempat Program KB dapat terwujud dengan baik apabila ada
pelayanan KB IUD mandiri dikarenakan persepsi responden dukungan dari pihak-pihak tertentu. Menurut Pinem (2009),
yang menganggap tempat pelayanan KB IUD mandiri hanya suami dan isteri membicarakan / mempertimbangkan secara
bisa dilakukan di rumah sakit atau puskesmas saja. Sedangkan bersama-sama untuk memilih kontrasepsi terbaik yang
pada pertanyaan kapan waktu yang tepat untuk pemasangan disetujui bersama, saling berkerja sama dalam penggunaan
kontrasepsi IUD setelah melahirkan dikarenakan masih kontrasepsi, memperhatikan tanda-tanda bahaya penggunaan
rendahnya pengetahuan responden tentang kontrasepsi IUD. kontrasepsi dan menanggung biaya untuk penggunaan
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kontrasepsi.
pengetahuan akseptor KB adalah meningkatkan pelayanan KB Berdasarkan pernyataan tentang dukungan suami
dengan cara memberikan informasi tentang jenis kontrasepsi, sebagian besar (74,5%) suami tidak mengizinkan
keuntungan, kerugian dan efek samping sebelum akseptor menggunakan IUD, tidak mengingatkan jadwal kontrol dan
memakai kontrasepsi tidak membantu mencari apabila terjadi efek samping dalam
penggunaan kontrasepsi IUD, 59,4% suami menyediakan
3. Hubungan Sikap dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD waktu untuk mendampingi memasang alat serta mengantar ke
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh responden tempat pelayanan kesehatan. Dan sebagian besar( 94,3%)
yang memilih kontrasepsi Non IUD lebih tinggi pada sikap suami memberikan biaya untuk memasang kontrasepsi.
negatif sebanyak 95,8% dibandingkan sikap positif sebanyak Menurut asumsi peneliti dukungan dari suami dalam
74,1%. penggunaan kontrasepsi sangat diperlukan karena tanpa adanya
Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,003 (p<0,05) maka dukungan dari suami rasa nyaman dalam menggunakan
dapat disimpulkan adanya hubungan yang bermakna sikap kontrasepsi tidak akan didapatkan, Metode kontrasepsi tidak
dengan pemilihan kontrasepsi IUD. dapat dipaksakan, pasangan suami istri harus bersama memilih
Menurut hasil penelitian Asmawahyunita, Hubungan metode kontrasepsi yang terbaik, saling kerjasama dalam
Sikap Ibu tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim dengan pemakaian, membiayai pengeluaran kontrasepsi, dan
Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di RSIA memperhatikan tanda dan bahaya dalam pengganaan
Kumalasiwi Pecangaan Kabupaten Jepara tahun 2010 kontrasepsi tersebut.
menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap ibu dengan
pemilihan AKDR ( p value = 0,045). Hasil penelitian ini V KESIMPULAN DAN SARAN
hampir sama dengan yang peneliti lakukan di wilayah kerja
Puskesmas Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru A. Kesimpulan
Kabupaten Sijunjung tahun 2014.
Sikap (attitude) adalah respon tertutup seseorang terhadap 1. Sebagian besar 89 responden (84%) memilih kontrasepsi
stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor Non IUD.
pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang tidak senang, 2. Lebih dari dari 50% responden termasuk kelompok usia 20-
35 tahun.
3. Kurang dari 50% responden berpengetahuan rendah Depertemen Kesehatan RI. 2012. Profil Kesehatan RI Tahun
4. Kurang dari 50% responden dengan sikap negatif. 2011. Jakarta.
5. Kurang dari 50% responden tidak mendapat dukungan
suami memilih kontrasepsi IUD Dinas Pemberdayaan perempuan dan Keluarga Berencana
6. Adanya hubungan yang bermakna usia akseptor KB Sijunjung. 2011. Laporan Peserta KB Aktif Tahun
dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja 2011. Sijunjung.
Puskesmas Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru
Kabupaten Sijunjung tahun 2014 dengan p value = 0.003. Dinas Pemberdayaan perempuan dan Keluarga Berencana
7. Adanya hubungan yang bermakna tingkat pengetahuan Sijunjung. 2012. Lapora Peserta KB Aktif Tahun
akseptor KB dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD di Di 2012. Sijunjung.
wilayah kerja Puskesmas Sungai Lansek Kecamatan
Kamang Baru Kabupaten Sijunjung tahun 2014 dengan p Dinas Pemberdayaan perempuan dan Keluarga Berencana
value = 0,007. Sijunjung. 2013. Laporan Peserta KB Aktif Tahun
8. Adanya hubungan yang bermakna sikap akseptor KB 2013. Sijunjung.
dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja
Puskesmas Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Hartanto, Hanafi. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.
Kabupaten Sijunjung tahun 2014 dengan p value = 0.003. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
9. Adanya hubungan yang bermakna dukungan suami
akseptor KB dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD di Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan
wilayah kerja Puskesmas Sungai Lansek Kecamatan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Kamang Baru Kabupaten Sijunjung tahun 2014 dengan p
value = 0,001. Nurbaiti. Faktor-faktor yang Mempengaruhi penggunaan Alat
Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) di Wilayah
B. Saran Kerja Puskesmas Simpang Tiga kabupaten Pidie
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan Tahun 2013. (Jurnal). Banda Aceh: STIkes
informasi ilmiah yang bermanfaat dalam U’Budiyah.
mengembangkan pembelajaran khususnya tentang faktor-
faktor yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi.
IUD. Jakarta: CV. Trans Info Media
2. Meningkatkan jumlah akseptor KB IUD, dapat dilakukan
pemberian informasi lengkap tentang IUD saat kunjungan
pertama klien untuk menentukan pilihan berkontrasepsi
dan memotivasi setiap calon akseptor KB baru untuk
menggunakan KB IUD.
3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar melakukan
penelitian dengan metode penelitian dan variabel yang
berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Asmawahyunita. 2010. Hubungan Sikap Ibu tentang Alat


Kontrasepsi Dalam Rahim dengan Pemilihan Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim Di RSIA Kumalasiwi
Pecangaan Kabupaten Jepara tahun 2010. AKBID
Islam Al Hikmah Jepara.

Bernadus, Johana D, dkk. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan


dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) Bagi Akseptor KB di Puskesmas Jailolo
Tahun. (Jurnal). e-Ners Volume 1 Nomor 1

BKKBN. 2013. Buku Saku Materi Komunikasi Informasi dan


Edukasi Program BKKBN bagi Klinik KB. Padang:
BKKBN.

. Provinsi Sumatera Barat. 2011. Pembinaan PUS dan


Kesertaan Ber-KB. Padang: BKKBN.

. Provinsi Sumatera Barat. 2012. Pembinaan PUS dan


Kesertaan Ber-KB. Padang: BKKBN.

. Provinsi Sumatera Barat. 2013. Pembinaan PUS dan


Kesertaan Ber-KB. Padang: BKKBN.

BPS. 2008. Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta

Depertemen Kesehatan RI. 2011. Profil Kesehatan RI Tahun 2010.


Jakarta.

You might also like