Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
a. Memori Segera
Pemanggilan setelah rentang waktu beberapa detik, seperti pada pengulangan
derertan angka
b. Memori Baru (recent) Jangka Pendek
Memori baru mengacu pada kemampuan pasien untuk mengingat kejadian
yang baru terjadi, kejadian sehari hari (misalkan mengingat tanggal, hari,
bulan dll.). Lebih tegas lagi, memori baru ialah kemampuan untuk mengingat
1
materi yang baru dan menjemput materi tersebut setelah interval beberapa
menit, jam, atau hari.
c. Memori Rimot (Jangka Panjang)
Memori rimot digunakan bagi kemampuan mengumpulkan fakta atau kejadian
yang terjadi bertahun tahun sebelumnya, seperti nama guru atau nama teman
sekolah dulu.
2
BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA
Otak Anda mengendalikan semua fungsi tubuh Anda. Otak merupakan pusat
dari keseluruhan tubuh Anda. Jika otak Anda sehat, maka akan mendorong kesehatan
tubuh serta menunjang kesehatan mental Anda. Sebaliknya, apabila otak Anda
terganggu, maka kesehatan tubuh dan mental Anda bisa ikut terganggu.
3
Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Cerebrum (Otak Besar)
2. Cerebellum (Otak Kecil)
3. Brainstem (Batang Otak)
4. Limbic System (Sistem Limbik)
4
Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan
rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan
interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata.
Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi menjadi
dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan itu
terhubung oleh kabel-kabel saraf di bagian bawahnya. Secara umum, belahan otak
kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh.
Otak kanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri
untuk logika dan berpikir rasional
5
melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan
mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan
sebagainya. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan
gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak
terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke
dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.
6
Limbic System (Sistem Limbik)
Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat
kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak
ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga sering disebut dengan
otak mamalia. Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala,
hipocampus dan korteks limbik. Sistem limbik berfungsi menghasilkan
perasaan, mengatur produksi hormon, memelihara homeostasis, rasa haus,
rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori
jangka panjang.
7
II.2.2 Etiologi8
Gegar otak terjadi dari pergerakan tiba-tiba atau guncangan otak dan dapat
menyebabkan jejas multiple yang bervariasi derajatnya. Gegar otak ringan mungkin
tidak disadari (subklinik) sampai yang berat dapat menyebabkan kehilangan
kesadaran sesaat dengan pre dan/ post traumatic amnesia.
Kerusakan unilateral pada struktur atau sirkuit regulasi yang membentuk
memori dapat menimbulkan deficit memori “terlaterisasi” : lesi sisi kiri mengganggu
memori verbal, lesi sisi kanan mengganggu memori visual, dan lesi bilateral
mengganggu keduanya.
II.2.3 Klasifikasi11
Tipe retrograde didefinisikan oleh Catridge dan Shaw sebagi hilangnya kemampuan
secara total atau parsial untuk mengingat kejadian yang telah terjadi dalam angka
waktu sesaat sebelum trauma kapitis. Lamanya amnesia retrograde biasanya akan
menurun secara progresif.
Tipe anterograde, suatu deficit dalam membentuk memori baru setelah kecelakaan,
yang menyebabkan penurunan atensi dan persepsi yang tidak akurat. Memori
anterograde merupakan fungsi terakhir yang paling sering kembali stelah sembuh
dari hilangnya kesadaran.
Menurut onsetnya amnesia pasca trauma dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
< 1 jam = mild injury
1 - 24 jam = moderate Injury
1 - 7 hari = severe injury
1 - 4 minggu = very severe injury
> 4 minggu = extremely severe injury
II.2.4 Patofisiologi7,10
Dasar patologi dari amnesia paska trauma masih tidak jelas, meski korelasinya
terhadap MRI mengindikasikan sesuatu yang bersal dari hemisfer dibanding dengan
8
diencephalic. Trauma kapitis dapat bersifat primer maupun sekunder. Cedera primer
dihasilkan oleh tekanan akselerasi dan deselerasi yang merusak kandungan
intracranial oleh karena pergerakan yang tidak seimbang dari tengkorak dan otak.
Akan tetapi, factor yang paling penting pada cedera otak traumatik adalah shearing
yang berupa tekanan rotasi yang cepat dan berulang terhadap otak segera setelah
trauma kapitis. Gegar otak mengakibatkan tekanan shearing yang singkat dan
penyembuhan komplet.
Jika tekanan shearing lebih banyak dan berulang, keruskan akson pun
menjadi lebih banyak, durasi hilangnya kesadaran lebih panjang dan penyembuhan
melambat. Dalam praktek, gambaran klinisnya adalah koma yang diikuti dengan
amnesia paska trauma . Oleh karena itu, tingkat keparahan trauma kapitis tertutup
dapat dinilai dengan durasi koma dan amnesia paska trauma. Sedangkan suatu
contusion adalah suatu trauma yang lebih luas terhadap otak dimana robekan jaringan
yang memperlihatkan tekanan shearing dengan gangguan akson yang disebabkan oleh
axonal shearing dan injury terhadap otak dengan dampak ke permukaan tulang :
bagian medial, ujung dan dasar lobus frontalis dan bagian anterior dari lobus
temporalis paling sering terlibat. Area yang rusak berbentuk kerucut dengan dasar
pada permukaan otak, terutama mengenai lapisan pertama dari korteks.
II.2.5 Diagnosis7
a. Anamnesis
Amnesia paska trauma dikarakteristikkan dengan satu atau lebih keluhan berikut :
- Disorientasi dan/ kebingungan
- Tidak dapat beristirahat, keinginan untuk tahu
- Agresi atau agitasi
- Berteriak, memanggil, kebiasaan seperti ana kecil
- Tidak dapat ditekan atau kebiasaan social yang tidak biasa
- Takut atau paranoia
- Terlalu sensitive cahaya
9
- Lemah
- Penurunan perhatian dan. Kesadaran
- Kehilangan memori secara kontinyu
- Halusinasi
- Pergerakan atau pemikiran yang berulang-ulang
- Gangguan siklus bangun tidur
- Impulsif
- Kehilangan kemampuan memecahkan masalah.
b. Pemeriksaan Fisik
Penting untuk memastika bahwa semua penyebab kehilangan kesadaran harus
diperhatikan untuk mendiagnosis pasien dengan trauma kepala. Penyebab lain
termasuk obat, intoksikasi, syok, epilepsy, gangguan metabolic, infeksi, hipoksia
serebral, dan gangguan psikiatri
Uji diagnostic memori jangka pendek yaitu pasien diminta untuk mendengarkan,
dan mengulangi sederetan angka yang diucapkan dengan jumlah digit yang semakin
banyak. Seorang individu normal dapat mengulangi tujuh, kurang atau lebih dua
angka yang diberikan dengan cara sperti ini. Pemeriksaan memori ini sangat cepat
hilang dan gagal untuk memasuki memori jangka panjang.
Sebaliknya memori jangka panjang dapat dinilai dengan memberikan stimulus
tertentu (misalnya deretan istilah atau pasangan objek) dan meminta subjek untuk
mengingat selama beberapa waktu, dan kemudian untuk mengenali atau
mengulanginya kembali beberapa waktu kemudian. Ini merupakan penilaian recall
volunteer memori yang disadari.
Skala amnesia paska trauma yaitu Abbreviated Westmead PTA scale (A-WPTAS)
dikembangkan untuk identifikasi awal gangguan kognitif yang mengikuti trauma
kepala dan merupakan penilaian objektif untuk mengukur amnesia paska trauma..
Skala ini mengombinasikan GCS standar ditambah 3 pertanyaan memori untuk
menilai pembelajaran dan orientasi pasien serta kemampuan untuk menerima
informasi baru. Skala ini hanya bias digunakan pada 24 jam pertama. Tes harus
10
dilakukan setiap jam dan pasien memiliki 4 jam untuk mendapatkan 4 jam nilai
sempurna 18/18 lalu diperhatikan ada tidaknya gejala amnesia paska trauma. Sebagai
contoh pasien dapat mencapai skor 18/18 dalam 2 jam dan dianggap bebas amnesia
paska trauma. Ketika skor pasien 18/18 dapat dipertimbangkan untuk keluar. Skala
ini hanya merupakan alat screening dan diperlukan pemeriksaan selanjutnya jika
ditemukan hal yang meragukan. Jika pasien tidak dapat mencapai skor 18/18 lebih
dari 4 jam dari pemeriksaan perlu dipertimbangkan untuk dipindahkan ke
Occupational Therapy untuk pemeriksaan lanjutan.
Pasien dengan cedera kepala maka criteria dibawah ini perlu diperiksa dengan
menggunakan AWPTAS dalam 24 jam pertama:
o Kesadaran awal GCS 13-15
o Penurunan kesadaran tiba-tiba
o Bingung dan disorientasi
o Amnesia anterograde dan retrograde
II.2.6 Penatalaksanaan7,11
Terapi dan penatalaksanaan agitasi pasien amnesia paska trauma belum
didukung oleh bukti literature. Pasien yang agitasi perlu dirawat karena berisiko
terhadap diri sendiri, keluarga, dan staff. Perilaku agitasi termasuk pembicaraan yang
tidak jelas, intoleransi terhadap terapi medis ( sperti plaster, infuse, dan sonde) dan
marah (agresi fisik dan verbal)
Terapi lini pertama untuk pasien agitasi :
- Nilai resiko pasien
- Periksa apabila agitasi bertambah
- Minta bantuan asisten jika ada indikasi
Penting untuk mengidentifikasi alasan medis akut yang menyebabkan agitasi
atau perubahan mental (misalnya hydrocephalus, perdarahan intracranial/ hematom).
Selain itu, penting untuk mengetahui adanya factor lingkungan yang mengiritasi
11
seperti stimulasi berlebih, nyeri, infeksi, obat, maupun alcohol, hipoksia, maupun
dehidrasi atau keinginan ke toilet).
Pengobatan psikiatri dapat dipertimbangkan apabila ada gangguan berat dimana
dibutuhkan rekomendasi dosis pengobatan antipsikosis. Modifikasi lingkungan
penting untuk pengobatan amnesia paska trauma. Jika diperlukan sedasi dapat
digunakan untuk mengurangii kemunculan gangguan perilaku .
Pengekangan terhadap paisien harus dihindari jika memungkinkan karena dapat
mengarah pada agitasi yang lebih besar. Perilaku dapat diterapi dengan lingkungan
yang memadai. . Selain itu, dibutukan peran dari tim multidisiplin untuk
mengedukasi dan menyiapkan dukungan untuk keluarga.
II.2.7 Prognosis7
Amnesia paska trauma berhubungan erat dengan hasil Glasgow Coma Scale
jangka panjang pada 6 sampai 12 bulan setelah trauma. Hal ini juga menunjukkan
adanya deficit kognitif kronik pada 6 sampai 12 bulan setelah trauma, gangguan
psikiatri dan kemampuan untuk kembali bekerja. Amnesia paska trauma diperkirakan
memiliki sisa deficit kognitif pada 1 tahun setelah trauma. Faktor Pre-injury seperti
usia tua berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan perburukan hasil dan
riwayat trauma berulang, pengguna alcohol, sosioekonomi rendah dan status
pendidikan berhubungan dengan perburukan penyembuhan.
12
BAB III. PENUTUP
III.1. KESIMPULAN
Amnesia umumnya melukiskan defek pada fungsi memori. Rentang waktu
amnesia dapat sesingkat beberapa detik sampai selama beberapa tahun. Kejadian ini
paling sering dijumpai pasca trauma kepala, tapi dapat juga terjadi setelah jejas otak
mayor (misalnya strok).
Terapi dan penatalaksanaan agitasi pasien amnesia paska trauma belum
didukung oleh bukti literature. Pasien yang agitasi perlu dirawat karena berisiko
terhadap diri sendiri, keluarga, dan staff. Perilaku agitasi termasuk pembicaraan yang
tidak jelas, intoleransi terhadap terapi medis ( sperti plaster, infuse, dan sonde) dan
marah (agresi fisik dan verbal).
13
DAFTAR PUSTAKA
14